• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Lama. Terletak di Jalan Ciledug Raya No. 65, Jakarta Selatan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Lama. Terletak di Jalan Ciledug Raya No. 65, Jakarta Selatan,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama. Terletak di Jalan Ciledug Raya No. 65, Jakarta Selatan, 12250.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara kesadaran wajib pajak, pelayanan pajak, pengawasan pajak, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

C. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Populasi di dalam penelitian ini adalah semua wajib pajak yang tercatat di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama. Sampel penelitian yang akan digunakan penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010) metode purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan yaitu antara lain :

1. Wajib Pajak Orang Pribadi.

2. Wajib Pajak dengan pendidikan minimal SMA/sederajat karena menjadi kualifikasi minimal dalam pekerja.

Dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑒

2

(2)

n = ukuran sampel N = Ukuran Populasi

e = kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (10%) Karena populasinya sebesar 72.682 Wajib Pajak maka :

𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁𝑒

2

𝑛 = 72.682 1 + 72.682(0,1)

2

𝑛 = 99,962603 (dibulatkan menjadi 100)

Jadi, besarnya sampel pada penelitian ini dibulatkan menjadi 100 sampel atau reponden.

D. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer. Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang telah diisi langsung dari para responden terpilih, responden tersebut yaitu WPOP yang memiliki NPWP yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuisoner yang disebarkan kepada wajib pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama dan yang memenuhi kriteria sampel yang sudah ditentukan melalui platform google form.

Prosedur penyebaran kuisoner pada wajib pajak KPP Jakarta Kebayoran Lama :

(3)

1. Peneliti memberikan link google form yang berisi kuisoner penelitian ini kepada petugas pajak.

2. Petugas pajak memilih responden yang akan diteliti yaitu wajib pajak orang pribadi.

3. Petugas pajak menyebarkan link kuisoner kepada wajib pajak orang pribadi.

4. Peneliti menunggu pengisian kuisoner oleh wajib pajak hingga memenuhi target sampel penelitian.

F. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel

Pada definisi operasional ini peneliti menjabarkan definisi tentang variabel- variabel yang digunakan secara jelas serta indikator pengukur yang digunakan.

Pengukuran terhadap indikator-indikator variabel menggunakan likert scale yang berdimensi 5 skala, yaitu:

1. Skala (1) Sangat Tidak setuju 2. Skala (2) Tidak Setuju 3. Skala (3) Netral 4. Skala (4) Setuju, dan 5. Skala (5) Sangat Setuju.

1. Variabel Dependen

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak.

Definisi dari kepatuhan wajib pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak

memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakan. Menurut

Tiraada (2013) Kepatuhan Wajib Pajak merupakan upaya wajib pajak dalam

(4)

memenuhi kewajiban membayar pajak sebagai kontribusi bagi pembangunan Negara.

Berikut indikator kepatuhan wajib pajak yang digunakan :

a. Paham dan berusaha memahami UU Perpajakan. (PPh pasal 21) tentang cara menghitung, membayar dan melaporkan pajaknya.

b. Selalu mengisi formulir pajak dengan benar.

c. Selalu menghitung pajak dengan benar.

d. Selalu membayar pajak tepat pada waktunya.

e. Selalu tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).

f. Selalu membayar pajak sesuai dengan tarif yang dibebankan.

g. Wajib pajak tidak melakukan penunggakan dalam membayar pajak.

2. Variabel Independen a. Kesadaran Wajib Pajak

Muliari dan Setiawan (2010), menyatakan bahwa kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi di mana wajib pajak mengetahui, memahami, dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. Berikut indikator pengukuran yang digunakan dalam variabel kesadaran wajib pajak :

1) Mengetahui bahwa pajak adalah iuran rakyat untuk dana pengeluaran umum pelaksanaan fungsi dan tugas Pemerintah.

2) Kesadaran bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar.

3) Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara.

4) Kesukarelaan wajib pajak dalam membayar kewajibannya.

5) Kesadaran bahwa pajak ditetapkan Undang-Undang dan dapat dipaksakan.

(5)

b. Pelayanan Pajak

Pelayanan pajak dapat diartikan sebagai upaya DJP dalam memberikan kepuasan dan kemudahan kepada wajib pajak dengan harapan dapat memenuhi kewajiban dalam membayar pajak. Pelayanan pajak pada penelitian ini berfokus pada pelayanan secara online, antara lain pelayanan E-Filing, E-Billing dan EFIN. Berikut indikator pengukuran yang digunakan dalam pelayanan pajak secara online :

1) Wajib pajak mendapat kemudahan dalam menyampaikan SPT masa 2) Wajib pajak mendapat kemudahan dalam menyampaikan SPT tahunan

3) Wajib pajak mendapat kemudahan dalam membuat surat setoran elektronik serta mendapat kode billing untuk membayar pajak

4) Wajib pajak mendapat kemudahan dalam mengakses sistem pajak online dengan EFIN

c. Pengawasan Pajak

Pengawasan pajak dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan DJP dalam menyelidiki, mengetahui atau untuk menguji kepatuhan wajib pajak. Untuk melaksanakan pengawasan DJP menerbitkan surat permintaan penjelasan atas data dan atau keterangan (SP2DK). Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2015) SP2DK adalah surat yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk meminta penjelasan atas data dan/atau keterangan kepada Wajib Pajak terhadap dugaan belum dipenuhinya kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Berikut indikator pengukuran yang digunakan dalam pengawasan pajak melalui SP2DK :

1) Pengawasan terhadap kewajiban penyetoran dan/atau pelaporan SPT masa

2) Pengawasan terhadap kewajiban penyetoran dan/atau pelaporan SPT tahunan

(6)

3) Pengawasan terhadap kebenaran pengisian formal dan material SPT masa 4) Pengawasan terhadap kebenaran pengisian formal dan material SPT tahunan d. Sanksi Perpajakan

Menurut Mardiasmo (2011) sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Berikut indikator pengukuran yang digunakan dalam sanksi perpajakan :

1) Sanksi dibentuk untuk menuntut wajib pajak patuh membayar pajak

2) Sanksi dibentuk untuk menuntut wajib pajak menyampaikan SPT tepat waktu 3) Sanksi dibentuk untuk menuntut wajib pajak agar jujur dalam mengisi SPT 4) Sanksi digunakan sesuai penerapan yang berlaku dalam perpajakan

5) Sanksi dikenakan kepada wajib pajak yang melanggar norma perpajakan 6) Sanksi dibentuk untuk memberi efek jera pada pelaku pelanggaran pajak G. Teknik Analisis Data

Data di analisis menggunakan perhitungan 5 poin skala likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS dalam kuesioner yang diisi setiap responden, kemudian dihitung dan diolah dengan menggunakan program Software Statistical Product and Service Solution (SPSS) untuk menghasilkan perhitungan yang menunjukan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Adapun teknik analisis yang digunakan antara lain uji instrumen (kuisioner), uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

1. Uji Instrumen

Sebelum kuisioner didistribusikan perlu dilakukan pengujian agar data

memperoleh hasil yang akurat. Uji yang dilakukan yaitu uji validitas dan uji

reliabilitas.

(7)

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sudah sesuai untuk penelitian ini. Kuesioner dikatakan valid jika pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jika nilai r hitung korelasi lebih besar dari r tabel maka indikator pertanyaan dalam kuesioner dapat dinyatakan valid (Ghozali, 2018).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Pada penelitian ini pengukuran riliabilitas dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja, suatu variabel pada kuesioner dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha’s > 0,70 (Ghozali, 2018).

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada supaya dapat menentukan model analisis yang tepat. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan terdistribusi normal atau tidak. Uji yang menunjukkan hasil normal berarti data yang digunakan telah mewakili populasi yang digunakan. Suatu data akan terdistribusi normal jika grafik histogram menunjukkan kurva lonceng yang tidak menceng (skweness) ke kanan maupun ke kiri dan berkumpul di satu titik (Ghozali, 2018).

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji statistik

(8)

Komogorov-Smirnov untuk uji normalitas atau bisa melihat dari hasil gambar P-Plot yang meningkuti garis diagonal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan.

Penyimpangan yang dimaksud disini adalah adanya hubungan linear atau keterkaitan antar variabel indipenden. Jika menggunakan analisis linear berganda maka hasil uji ini harus menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas (tidak ada hubungan). Uji multikolenearitas dilakukan dengan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independent dengan mengguankan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance value ≥ 0,1 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas (Ghozali, 2018).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Metode pengujian yang digunakan adalah Uji Glejser. Jika nilai signifikan pada residual > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

Regresi Linier Berganda

Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah regresi

linier berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

signifikan antara satu atau lebih variabel independen (bebas) terhadap variabel

dependen (terikat) baik secara parsial maupun simultan (Siregar, 2013). Analisis

(9)

regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4

Keterangan: Y : Variabel terikat

𝑋1 : Variabel bebas pertama

𝑋2 : Variabel bebas kedua

𝑋3 : Variabel ketiga

𝑋4 : Variabel keempat

𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏1,b2,𝑏3 serta 𝑏4 : Konstanta

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol sampai satu (Ghozali, 2006). Nilai R

2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

b. Uji F

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk

melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama

terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat

(10)

baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Model penelitian akan dilakukan dengan uji F. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, apabila nilai F hitung lebih besar daripada F tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 terdapat pengaruh antara variabel bebas pada variabel terikat dan sebaliknya, jika nilai F hitung lebih kecil daripada F tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas pada variabel terikat (Ghozali, 2018).

c. Uji t

Uji t untuk sampel independen merupakan prosedur uji t untuk sampel bebas dengan membandingkan rata-rata dua kelompok kasus. Kasus yang diuji bersifat acak.

Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang menggunakan

distribusi t sebagai uji statistik. Tabel pengujian disebut tabel t-student. Uji t dilakukan

untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variasi variable dependen. (Ghozali, 2018)

Referensi

Dokumen terkait

Definisi operasionalisasi menjelasakan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

Model ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variabel dependen yaitu kinerja ROA, NPM, EPS, dan PER terhadap return saham

Metode sampel yang diterapkan adalah metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik agar dapat diketahui bahwa beberapa variabel independen yang ada dalam

Data sekunder ini mengolah kembali informasi yang didapatkan oleh peneliti agar lebih mudah untuk dipahami, sehingga nantinya dapat memberikan informasi yang diinginkan

Variabel bebas yaitu variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

Dalam penelitian ini, variabel IFR diukur dengan menggunakan metode perhitungan yang digunakan oleh (Khan &amp; Ismail, 2011) yang cara perhitungannya sama

Sumber data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data primer, data primer adalah data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan langsung