AUDI
TED
TAHUN
ANGGARAN
BAGIAN ANGGARAN
JL. TMP Kalibata No.
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
ii
Kata Pengantar i i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii
Daftar Isi ii
Pernyataan Tanggung Jawab iii
Ringkasan 1
Laporan Realisasi Anggaran 3 3
Neraca 4 4
Laporan Operasional 5
Laporan Perubahan Ekuitas 6
Catatan atas Laporan Keuangan 7 5
A. Penjelasan Umum 7
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 22
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 40
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 93
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 109
F. Pengungkapan Penting Lainnya 118
Catatan atas Laporan Keuangan - 1 -
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2019 Audited telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019. Realisasi Pendapatan Negara 31 Desember 2019 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp48.159.152.042,00. Realisasi Belanja per 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp5.165.837.344.165,00 atau mencapai 96,21% dari alokasi anggaran sebesar Rp5.369.274.171.000,00.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2019. Nilai Aset per 31 Desember 2019 dicatat dan disajikan sebesar Rp3.445.960.892.066,00 yang terdiri dari: Aset Lancar
sebesar Rp407.332.895.236,00; Aset Tetap (netto) sebesar
Rp2.105.562.285.314,00; Piutang Jangka Panjang (netto) sebesar Rp31.644.572,00; dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp933.034.066.944,00. Nilai Kewajiban dan Ekuitas, masing-masing sebesar Rp7.672.671.160,00; dan Rp3.438.288.220.906,00.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk
periode sampai dengan 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp4.699.453.310,00 sedangkan jumlah beban dari kegiatan operasional adalah sebesar Rp5.291.411.329.314,00 sehingga terdapat Defisit dari
Catatan atas Laporan Keuangan - 2 - Kegiatan Operasional senilai Rp5.286.711.876.004,00. Defisit Kegiatan Non Operasional dan Defisit sebelum Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp137.597.113.807,00 dan Rp5.424.308.989.811,00 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp5.424.308.989.811,00.
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2019 adalah sebesar Rp2.911.334.247.645,00. ditambah Defisit-LO sebesar Rp5.424.308.989.811,00, ditambah dengan koreksi-koreksi sebesar Rp835.610.165.949,00 dan transaksi antar entitas senilai total Rp5.115.652.797.123,00 sehingga Ekuitas Akhir pada tanggal 31 Desember 2019 adalah senilai Rp3.438.288.220.906,00.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk 31 Desember 2019 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Catatan atas Laporan Keuangan - 3 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Dalam Rupiah)
31 Desember 2018
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN B.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1.1 520.000.000 48.159.152.042 9261,38 40.622.051.346 JUMLAH PENDAPATAN 520.000.000 48.159.152.042 9261,38 40.622.051.346 BELANJA B.2 Belanja Operasi Belanja Pegawai B.2.1 246.240.410.000 238.955.466.005 97,04 214.433.233.366 Belanja Barang B.2.2 4.766.468.147.000 4.576.078.662.626 96,01 4.972.694.878.931 Belanja Modal B.2.3 356.565.614.000 350.803.215.534 98,38 273.548.246.141 JUMLAH BELANJA 5.369.274.171.000 5.165.837.344.165 96,21 5.460.676.358.438 URAIAN CATATAN 31 Desember 2019 % Thd Angg
Catatan atas Laporan Keuangan - 4 -
II. NERACA
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
NERACA
PER 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Dalam.Rupiah)
CATATAN 2019 2018
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 500.000 16.831.000
Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 1.178.000
-Piutang Bukan Pajak C.3 551.036.448 14.895.514
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan pajak C.4 (2.522.535) (74.477)
Piutang Bukan Pajak (Netto) C.5 548.513.913 14.821.037
C.6 88.468.100 88.468.100 C.7 (442.338) (442.338) C.8 88.025.762 88.025.762 Persediaan C.9 406.694.677.561 581.713.720.524 407.332.895.236 581.833.398.323 Tanah C.10 677.750.355.000 122.404.255.697
Peralatan dan Mesin C.11 367.861.952.630 344.347.161.374
Gedung dan Bangunan C.12 579.836.981.600 329.194.678.847
Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.13 836.311.807.753 732.005.217.423
Aset Tetap Lainnya C.14 151.075.117.594 159.755.240.972
Konstruksi dalam Pengerjaan C.15 31.608.897.585 11.181.884.170
AKUMULASI PENYUSUTAN C.16 (538.882.826.848) (473.346.305.999)
2.105.562.285.314
1.225.542.132.484
Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.17 31.644.572 19.541.286 Penyisihan Piutang Tuntutan Perbedaharaan/Tuntutan Ganti Rugi - -Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Netto) 31.644.572 19.541.286
31.644.572
19.541.286 ASET LAINNYA
Aset Tidak Berwujud C.18 7.854.215.654 7.854.215.654
Aset Lain-Lain C.19 1.851.342.537.306 1.994.248.710.782
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.20 (926.162.686.016) (893.789.607.735)
933.034.066.944
1.108.313.318.701
JUMLAH ASET 3.445.960.892.066 2.915.688.849.508
Utang kepada Pihak Ketiga C.21 7.317.993.160 4.357.312.149
Pendapatan Diterima Dimuka C.22 353.000.000
-Uang Muka dari KPPN C.23 500.000 16.831.000
Utang Jangka Pendek Lainnya C.24 1.178.000
-7.672.671.160
4.374.143.149
JUMLAH KEW AJIBAN 7.672.671.160 4.374.143.149
Ekuitas C.25 3.438.288.220.906 2.911.334.247.645
JUMLAH EKUITAS 3.438.288.220.906 2.911.334.247.645
3.445.960.892.066
2.915.708.390.794
JUMLAH KEW AJIBAN DAN EKUITAS ASET
ASET TETAP ASET LANCAR
KEW AJIBAN JANGKA PENDEK
EKUITAS
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Netto)
Jumlah Aset Tetap
Jumlah Aset Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek PIUTANG JANGKA PANJANG
Jumlah Piutang Jangka Panjang Jumlah Aset Lancar
URAIAN
Catatan atas Laporan Keuangan - 5 -
III. LAPORAN OPERASIONAL
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Dalam Rupiah) CATATAN 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1 4.699.453.310 5.300.549.997 4.699.453.310
5.300.549.997
Beban Pegawai D.2 238.955.466.005 214.433.233.366 Beban Persediaan D.3 24.069.566.812 29.347.040.093 Beban Barang dan Jasa D.4 3.020.444.470.485 3.180.157.961.801 Beban Pemeliharaan D.5 36.422.097.406 34.454.741.640 Beban Perjalanan Dinas D.6 674.869.846.401 755.509.748.479 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 1.065.928.899.354 790.217.602.756 Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 230.719.375.498 243.652.441.767 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 1.607.353 (17.417.455)
5.291.411.329.314
5.247.755.352.447 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (5.286.711.876.004) (5.242.454.802.450)
Surplus/Defisit Pelepasan Aset Nonlancar (180.387.235.468) (707.939.196.549) Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 642.998.394 921.799.141 Beban Pelepasan Aset Non Lancar 181.030.233.862 708.860.995.690 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 42.790.121.661 34.143.300.262 Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 44.094.553.461 177.386.687.953 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 1.304.431.800 143.243.387.691 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL D.10 (137.597.113.807) (673.795.896.287) SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (5.424.308.989.811) (5.916.250.698.737) Pos Luar Biasa - -SURPLUS/DEFISIT LO D.11 (5.424.308.989.811) (5.916.250.698.737)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
Catatan atas Laporan Keuangan - 6 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 DAN 2018
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
31 DESEMBER 2019
31 DESEMBER 2018
EKUITAS AWAL
E.1
2.911.334.247.645
3.434.655.232.448
SURPLUS/DEFISIT LO
E.2
(5.424.308.989.811)
(5.916.250.698.737)
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
E.3.1
-
-KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
835.610.165.949
(20.399.194.336)
PENYESUAIAN NILAI ASET
E.3.2
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
E.3.3
-
26.509.500
KOREKSI ATAS REKLASIFIKASI
E.3.4
(893.522.024)
SELISIH REVALUASI ASET TETAP
E.3.5
868.499.769.093
KOREKSI NILAI ASET NON REVALUASI
E.3.6
(32.348.632.839)
(20.488.562.567)
KOREKSI LAIN-LAIN
E.3.7
352.551.719
62.858.731
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
E.4
5.115.652.797.123
5.413.328.908.270
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS
526.953.973.261
(523.320.984.803)
Catatan atas Laporan Keuangan - 7 -
A. PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2015, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, yakni:
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal, penyiapan, pembangunan permukiman, dan pengembangan kawasan transmigrasi;
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi dilingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
Catatan atas Laporan Keuangan - 8 - 6. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
pelatihan, serta pengelolaan informasi di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, pengembangan daerah tertentu,
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi;
7. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi merupakan penggabungan dari Ditjen
Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Ditjen
Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Eks-Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Ditjen PPMD dan Ditjen PKP dari Kementerian Dalam Negeri, serta Ditjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Pemukiman Transmigrasi (PKP2Trans), Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKT), dan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Untuk mewujudkan NAWACITA, khususnya Cita ke-3 yaitu: “Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan”, terdapat sembilan program yang akan menjadi prioritas kegiatan yang akan dilakukan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, yang disebut NAWAKERJA, yaitu:
a. Peluncuran “Gerakan Desa Mandiri” di 5.000 desa pada tahun 2015.
b. Pendampingan dan penguatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat desa dengan menyediakan tenaga pendamping sebanyak 84.000 orang.
c. Pembentukan dan pengembangan 5.000 BUMDes.
d. Revitalisasi Pasar Desa di 5.000 desa/kawasan perdesaan. e. Pembangunan infrastruktur jalan pendukung
pengemba-Catatan atas Laporan Keuangan - 9 - ngan produk unggulan di 5.000 Desa Mandiri.
f. Penyiapan implementasi penyaluran Dana Desa Rp1,4 miliar per desa secara bertahap.
g. Penyaluran modal bagi Koperasi/UKM di 5.000 Desa.
h. Pilot project sistem pelayanan publik jaringan koneksi online di 5.000 desa.
i. “Save villages” di daerah perbatasan dan pulau-pulau terdepan, terluar, dan terpencil melalui pembangunan dan
pengembangan kawasan perdesaan dan kawasan
transmigrasi.
Sebagai entitas pelaporan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi merupakan gabungan dari beberapa entitas pelaporan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1), yaitu:
Tabel 1 Satker UAPPA-E1
KODE
SATKER NAMA SATKER
067 02 Inspektorat Jenderal
067 03 Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
067 04 Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
067 05 Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
067 06 Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
067 07 Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan
Pembangunan Pemukiman Transmigrasi
067 08 Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
067 09 Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, serta Informasi
067 10 Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi terdiri dari 9 UKE 1 dengan jumlah satker berdasarkan aplikasi e-Rekon adalah sebanyak 205 Satker yang merupakan satker aktif dengan rincian sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan - 10 -
No Kode E1 Nama UKE 1 Total
Satker 1 06702 Inspektorat Jenderal 1 2 06703 Ditjen PPMD 34 3 06704 Ditjen PKP 1 4 06705 Ditjen PDTu 1 5 06706 Ditjen PDT 25 6 06707 Ditjen PKP2Trans 48 7 06708 Ditjen PKTrans 83 8 06709 Balilatfo 11 9 06710 Setjen KDPDTT 1 Total 205 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2019 Audited ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Entitas yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan Laporan Operasional serta laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2019 berpedoman pada
Catatan atas Laporan Keuangan - 11 - Peraturan Menteri Keuangan 222/PMK.05/2016 tentang perubahan atas PMK Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian LKKL, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat. Penyusunan Laporan Keuangan
tingkat Satker menggunakan Aplikasi SAIBA yang
selanjutnya melakukan upload dari Aplikasi SAIBA ke Aplikasi e-Rekon-LK, Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I dan Tingkat Kementerian disusun dengan mengunduh dari Aplikasi e-rekon-LK Satker.
Mulai tahun 2016 sesuai Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-5568/PB/2016 tanggal 14 Juli 2016 tentang Pedoman Rekonsiliasi tidak lagi dilakukan proses Rekonsiliasi antara UAPA dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Proses rekonsiliasi hanya dilakukan oleh satker dengan KPPN setempat.
Basis Akuntansi
A.3. Basis Akuntansi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Catatan atas Laporan Keuangan - 12 - Dasar
Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2019 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini
adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Di samping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan - 13 -
Pendapatan-LRA
(1) Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan-LO
(2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal adalah sebagai berikut:
o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara
proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat
dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja
(3) Belanja
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,
Catatan atas Laporan Keuangan - 14 - pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban
(4) Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset
(5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Lainnya.
Aset Lancar
a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: a). Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendahara
an/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
Catatan atas Laporan Keuangan - 15 - b). Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila
terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan
didukung dengan naskah perjanjian yang
menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal.
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Kualitas
Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan
s.d. tanggal jatuh tempo 0,5%
Kurang Lancar
Satu bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan
Pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan
Kedua tidak dilakukan
pelunasan
50%
Macet
1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak
dilakukan pelunasan 100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
Catatan atas Laporan Keuangan - 16 - harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan
pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.
Aset Tetap
b. Aset Tetap
Aset tetap meliputi seluruh aset berwujud yang
dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk
kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.
Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan Peralatan dan Mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang
nilainya sama dengan atau lebih dari
Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai beban kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Pada Tahun 2017 dan 2018, Pemerintah melakukan penilaian kembali (revaluasi) berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah
dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan
Penilaian Kembali Barang Milik Negara. Revaluasi dilakukan terhadap aset tetap berupa Tanah, Gedung dan Bangunan serta Jalan, Jaringan, dan Irigasi berupa
Catatan atas Laporan Keuangan - 17 - Jalan, Jembatan dan Bangunan Air pada Kementerian Negara/Lembaga sesuai kodefikasi Barang Milik Negara yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015. Termasuk dalam ruang lingkup objek revaluasi adalah aset tetap pada Kementerian Negara/Lembaga yang
sedang dilaksanakan pemanfaatan. Pelaksanaan
penilaian dalam rangka revaluasi dilakukan dengan pendekatan data pasar, pendekatan biaya, dan/atau pendekatan oleh Penilai Pemerintah di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan. Berdasarkan pertimbangan efisiensi anggaran dan waktu penyelesaian, pelaksanaan penilaian kembali dilakukan dengan survei lapangan untuk objek penilaian berupa berupa Tanah dan tanpa survei lapangan untuk objek penilaian kembali selain Tanah.
Pada tahun 2019, atas hasil penilaian kembali tahun 2017 dan 2018 terdapat perbaikan/koreksi yang dilakukan untuk penyempurnaan hasil penilaian kembali agar diperoleh nilai Aset Tetap yang lebih akurat, andal, dan wajar.
Berdasarkan Surat Anggota BPK Nomor 50/S/IV-XV/01/2020 tanggal 6 Januari 2020 hal Tanggapan atas Penyelesaian Tindak Lanjut Perbaikan Penilaian Kembali Barang Milik Negara Tahun 2017-2018 dinyatakan bahwa Pemerintah dapat menyajikan seluruh hasil penilaian kembali BMN tahun 2017-2018 beserta perbaikannya dalam LKPP tahun 2019 Audited sesuai mekanisme yang berlaku.
Nilai Aset Tetap hasil penilaian kembali menjadi nilai perolehan baru dan nilai akumulasi penyusutannya adalah nol. Dalam hal ini nilai Aset Tetap hasil revaluasi lebih tinggi dari nilai buku sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai penambah ekuitas pada Laporan Keuangan. Namun, apabila nilai Aset Tetap hasil revaluasi lebih rendah dari nilai buku sebelumnya maka
Catatan atas Laporan Keuangan - 18 - selisih tersebut diakui sebagai pengurang ekuitas pada Laporan Keuangan.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan
penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN.
Penyusutan Aset Tetap
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap
dilakukan setiap akhir semester tanpa
memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Catatan atas Laporan Keuangan - 19 - berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Aset Tetap Lainnya (Alat Musik
Modern) 4 tahun
Piutang Jangka Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang
diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Aset Lainnya
e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak
Catatan atas Laporan Keuangan - 20 - terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Manfaat Masa
(tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
10 Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten
Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim.
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan,
Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan 25
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak
Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak
Ekonomi Produser Fonogram.
50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban
(6) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Catatan atas Laporan Keuangan - 21 - Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas
(7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan atas Laporan Keuangan - 22 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan Tahun 2019, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal sebanyak 6 kali. Hal ini disebabkan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian Perubahan Anggaran Setelah Revisi Per Jenis Pendapatan dan Jenis Belanja
Tahun 2019
(Dalam Rupiah)
ANGGARAN ANGGARAN
AWAL SETELAH REVISI
Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN 520.000.000 520.000.000 Pendapatan Bunga - -Pendapatan iuran dan denda - -Pendapatan Lain-lain - -Jumlah Pendapatan 520.000.000 520.000.000 Belanja Belanja Pegawai 217.617.011.000 246.240.410.000 Belanja Barang 3.755.751.747.000 4.766.468.147.000 Belanja Modal 352.296.973.000 356.565.614.000
Belanja Bantuan Sosial
-Jumlah Belanja 4.325.665.731.000 5.369.274.171.000
2019 Uraian
Adapun rincian Perubahan Anggaran Belanja Setelah Revisi per Program Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Rincian Perubahan Revisi Anggaran Belanja Per Program Tahun 2019
(Dalam Rupiah) P ro g ra m A n g g a ra n B e la n ja A n g g a ra n B e la n ja
s e t e la h R e v is i
P ro gra m P e nga wa s a n da n P e ningka ta n Akunta bilita s Apa ra tur Ke m e nte ria n De s a , P DT da n Tra ns m igra s i
57.047.436.000,00
62.399.420.000,00
P ro gra m P e m ba nguna n da n P e m be rda ya a n M a s ya ra ka t De s a
2.175.133.778.000,00
3.122.359.088.000,00 P ro gra m P e m ba nguna n Ka wa s a n P e rde s a a n 315.277.856.000,00 315.277.856.000,00 P ro gra m P e nge m ba nga n Da e ra h te rte ntu 215.470.572.000,00 215.470.572.000,00 P ro gra m P e rc e pa ta n P e m ba nguna n Da e ra h
Te rtingga l
280.858.139.000,00
280.858.139.000,00 P ro gra m P e nyia pa n Ka wa s a n da n
P e m ba nguna n P e rm ukim a n Tra ns m igra s i
390.161.145.000,00
390.118.518.000,00 P ro gra m P e m ba nguna n da n P e nge m ba nga n
Ka wa s a n Tra ns m igra s i
403.257.449.000,00
403.257.449.000,00 P ro gra m P e ne litia n da n P e nge m ba nga n,
P e ndidika n da n P e la tiha n da n info rm a s i
234.020.013.000,00
251.532.934.000,00
P ro gra m Dukunga n M a na je m e n da n P e la ks a na a n Tuga s Te knis La innya KDP DTT
254.439.343.000,00
328.000.195.000,00
Catatan atas Laporan Keuangan - 23 - Sumber dana program kegiatan berasal dari rupiah murni, pinjaman luar negeri, dan hibah luar negeri. Adapun rincian perubahan revisi anggaran belanja berdasarkan sumber dana dijelaskan sebagai berikut:
Rincian Perubahan Revisi Anggaran Belanja berdasarkan Sumber Dana Tahun 2019
(Dalam Rupiah) ANGGARAN ANGGARAN AW AL SETELAH REVISI Rupiah Murni 4.305.665.731.000 4.305.623.104.000 (42.627.000) Pinjaman Luar Negeri 20.000.000.000 1.062.182.638.000 1.042.182.638.000 Hibah Luar Negeri - 1.468.429.000 1.468.429.000
Jumlah Anggaran Belanja 4.325.665.731.000 5.369.274.171.000 1.043.608.440.000 2019 Uraian KENAIKAN (PENURUNAN) ANGGARAN BELANJA
Berdasarkan tabel rincian di atas, terdapat penghematan anggaran dari Rupiah Murni sebesar Rp42.627.000,00; dan penambahan anggaran dari Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp1.042.182.638,00; serta Hibah Luar Negeri sebesar Rp1.468.429.000,00; sehingga pada tahun 2019 terdapat penambahan anggaran sebesar Rp1.043.608.440.000,00. Adapun penghematan anggaran rupiah murni terdapat pada program penyiapan kawasan dan pembangunan permukiman
transmigrasi sebesar Rp42.627.000,00. Penambahan
anggaran pinjaman luar negeri sebesar Rp1.042.182.638,00 digunakan untuk program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya KDPDTT sebesar Rp73.560.852.000,00; Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KDPDTT sebesar Rp5.351.984.000,00; Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa sebesar Rp945.756.881.000,00; serta Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi sebesar Rp17.512.921.000,00. Kemudian, penambahan anggaran dari hibah luar negeri sebesar Rp1.468.429.000,00 digunakan untuk program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Secara keseluruhan anggaran yang berasal dari pinjaman dan hibah luar negeri hanya diperuntukkan untuk belanja barang.
Catatan atas Laporan Keuangan - 24 -
Realisasi Pendapatan Rp48.159.152.042,00
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan Negara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp48.159.152.042,00 atau mencapai 9.261,38 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp520.000.000,00. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan tahun 2019 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan Tahun 2019
(Dalam Rupiah)
No Uraian Akun Estimasi
Pendapatan
Realisasi Pendapatan
% Realisasi Anggaran
1 Pendapatan Penjualan Hasil
Produksi Non Litbang Lainnya 520.000.000 520.320.700 100,06 2 Pendapatan dari Penjualan
Peralatan dan Mesin - 631.948.394 -3 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya 11.050.000 -4 Pendapatan Sew a Tanah,
Gedung, dan Bangunan - 2.100.550.388 -5 Pendapatan Jasa Lembaga
Keuangan (Jasa Giro) - 5.960.863 -6 Pendapatan Denda Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah 2.233.094.312 -7
Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Pegaw ai Negeri Bukan Bendahara
11.296.714
-8 Penerimaan Kembali Belanja
Pegaw ai TAYL - 1.349.968.003 -9 Penerimaan Kembali Belanja
Barang TAYL 38.582.632.056
-10 Penerimaan Kembali Belanja
Modal TAYL 2.702.552.084
-11 Penerimaan Kembali
Persekot/Uang Muka Gaji 998.138 -12 Pendapatan Anggaran Lain-lain 8.780.390
-520.000.000 48.159.152.042 9.261,38
Jumlah
Realisasi Pendapatan TA 2019 sebagian besar berasal dari Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL, Penerimaan
Kembali Belanja Modal TAYL, Pendapatan denda
penyelesaian pekerjaan pemerintah, serta Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan. Hal ini dikarenakan adanya pengembalian atas temuan BPK pada tahun sebelumnya.
Catatan atas Laporan Keuangan - 25 - Selanjutnya, Realisasi Pendapatan untuk periode TA 2019 dibandingkan dengan TA 2018 terdapat kenaikan sebesar 18,55 persen. Hal ini disebabkan karena meningkatnya Pendapatan Lain-lain yang sebagian besar berasal dari
Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL akibat
pengembalian temuan BPK tahun sebelumnya.
Perbandingan Realisasi Pendapatan Tahun 2019 dan 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2019 dan 2018
(Dalam Rupiah)
URAIAN REALISASI T.A. 2019 REALISASI T.A. 2018
NAIK (TURUN)
%
Pendapatan dari Pengelolaan BMN 3.263.869.482 2.919.862.736 11,78 Pendapatan Bunga, Pengelolaan
Rekening Perbankan, dan 17.257.577 123.488.023 (86,02) Pendapatan Iuran dan Denda 2.233.094.312 3.288.787.100 (32,10) Pendapatan Lain-lain 42.644.930.671 34.289.913.487 24,37
Jumlah 48.159.152.042 40.622.051.346 18,55
Realisasi Anggaran Pendapatan per Unit Kerja Eselon I lingkup Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Realisasi Anggaran Pendapatan Per Unit Kerja Eselon I Tahun 2019
(Dalam Rupiah)
Kode Eselon I Estimasi Realisasi %Realisasi
Anggaran 067.02 Inspektorat Jenderal - 369.848.241 -067.03 Ditjen PPMD - 22.709.605.881 -067.04 Ditjen PKP - 3.965.800.856 -067.05 Ditjen PDTu - 3.545.978.038 -067.06 Ditjen PDT - 1.936.624.368 -067.07 Ditjen PKP2TRans - 3.920.078.511 -067.08 Ditjen PKTrans - 2.271.690.377 -067.09 Balilatfo 520.000.000 2.862.989.310 550,57 067.10 Sekretariat Jenderal - 6.576.536.460 -JUM LAH 520.000.000 48.159.152.042 9.261,38
Rincian Jenis Pendapatan sesuai Akun Pendapatan Tahun 2019 dan 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan - 26 - Rincian Jenis Pendapatan Sesuai Akun
TA 2019 dan 2018
(Dalam Rupiah)
Pendapatan Penjualan Hasil Produksi Non Litbang Lainnya 520.320.700 542.063.595 -Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin 631.948.394 909.849.141 -Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 11.050.000 11.950.000 (7,53) Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 2.100.550.388 1.456.000.000 44,27
3.263.869.482
2.919.862.736 11,78 Pendapatan Bunga, Pengelolaan Rekening Perbankan, dan
Pendapatan Bunga Lainnya - 308.951 (100,00) Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 5.960.863 13.333.385 -Pendapatan dari Penutupan Rekening - 50.322 Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara terhadap Pegawai Negeri Bukan
Bendahara 11.296.714 28.095.455 Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Pihak Ketiga 81.699.910
-17.257.577
123.488.023 (86,02) Pendapatan Denda Penyelesaian Pekerjaan 2.233.094.312 3.288.787.100 (32,10)
2.233.094.312
3.288.787.100 (32,10) Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 1.349.968.003 942.030.162 43,30 Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 38.582.632.056 31.223.238.463 23,57 Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL 2.702.552.084 2.008.883.740 34,53 Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 998.138 - -Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain TAYL - 66.405.000 -Pendapatan Setoran dari Sisa Utang Non TP/TGR Pensiunan PNS - 49.348.900 -Pendapatan Anggaran Lain-lain 8.780.390 7.222 121.478,37
42.644.930.671 34.289.913.487 24,37 48.159.152.042 40.622.051.346 18,55 TAHUN 2019 TAHUN 2018 % NAIK (TURUN) URAIAN Pendapatan PNBP Lainnya Jumlah Jumlah Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Iuran dan Denda
Jumlah Pendapatan Iuran dan Denda
Pendapatan Lain-Lain
Jumlah Pendapatan Bunga
Pendapatan dari Penjualan, Pengelolaan BMN, Iuran Badan Usaha
Jumlah Pendapatan dari Pengelolaan BMN
Realisasi Belanja
Rp5.165.837.344.165,00
B.2. BELANJA
Realisasi Belanja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi per 31 Desember 2019 sebesar Rp5.165.837.344.165,00 atau 96,21 persen dari anggaran belanja sebesar Rp5.369.274.171.000,00. Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2019
(Dalam Rupiah)
Anggaran Realisasi Realisasi%
Belanja Pegawai 246.240.410.000 239.047.002.917 97,08 Belanja Barang 4.766.468.147.000 4.588.346.393.296 96,26
Belanja Modal 356.565.614.000 351.024.960.505 98,45
Total Belanja Kotor 5.369.274.171.000 5.178.418.356.718 96,45
Pengembalian Belanja - 12.581.012.553
-Total Belanja 5.369.274.171.000 5.165.837.344.165 96,21
Uraian 2019
Terdapat Pengembalian Belanja sebesar Rp12.581.012.553,00 berasal dari:
1. Pengembalian Belanja Gaji Pokok PNS sebesar Rp22.305.540,00
Catatan atas Laporan Keuangan - 27 - 2. Pengembalian Belanja Pembulatan Gaji PNS sebesar
Rp99.026,00
3. Pengembalian Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS sebesar Rp1.974.900,00
4. Pengembalian Belanja Tunjangan Anak PNS sebesar Rp427.422,00
5. Pengembalian Belanja Tunjungan Struktural PNS sebesar Rp9.165.000,00
6. Pengembalian Belanja Tunjungan Fungsional PNS sebesar Rp1.930.000,00
7. Pengembalian Tunjangan Beras PNS sebesar
Rp579.360,00
8. Pengembalian Uang Makan PNS sebesar Rp490.000,00
9. Pengembalian Tunjangan Umum PNS sebsesar
Rp22.610.000,00
10. Pengembalian Uang Lembur sebesar Rp57.000,00
11. Pengembalian Belanja Pegawai (Tunjangan
Khusus/Kegiatan) sebesar Rp31.898.664,00
12. Pengembalian Belanja Keperluan Perkantoran sebesar Rp12.416.172,00
13. Pengembalian Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat sebesar Rp37.000,00
14. Pengembalian Belanja Honor Operasional Satuan Kerja sebesar Rp9.445.000,00
15. Pengembalian Belanja Bahan sebesar Rp2.277.500,00 16. Pengembalian Belanja Honor Output Kegiatan sebesar
Rp55.604.000,00
17. Pengembalian Belanja Barang Non Operasional Lainnya sebesar Rp2.857.244.513,00
18. Pengembalian Belanja Jasa Konsultan sebesar
Rp8.925.000,00
19. Pengembalian Belanja Sewa sebesar Rp79.339.637,00
20. Pengembalian Belanja Jasa Profesi sebesar
Rp235.160.000,00
Catatan atas Laporan Keuangan - 28 - Rp990.936.753,00
22. Pengembalian Belanja Perjalanan Biasa sebesar Rp3.084.939.375,00
23. Pengembalian Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota sebesar Rp4.050.000,00
24. Pengembalian Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota sebesar Rp2.744.533.073,00
25. Pengembalian Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota sebesar Rp957.520.077,00
26. Pengembalian Perjalanan Biasa-Luar Negeri sebesar Rp510.304.840,00
27. Pengembalian Perjalanan Lainnya-Luar Biasa sebesar Rp27.743.600,00
28. Pengembalian Belanja Gedung dan Bangunan untuk
diserahkan kepada masyarakat sebesar
Rp100.000.000,00
29. Pengembalian Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan untuk
diserahkan kepada masyarakat sebesar
Rp132.515.554,00
30. Pengembalian Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat sebesar Rp8.616.375,00 31. Pengembalian Belanja Gedung dan Bangunan untuk
diserahkan kepada masyarakat (dalam bentuk uang) sebesar Rp241.286.688,00
32. Pengembalian Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan untuk diserahkan kepada masyarakat (dalam bentuk uang) sebesarRp149.915.548,00
33. Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat sebesar Rp4.919.965,00
34. Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah sebesar
Rp50.000.000,00
35. Pengembalian Belanja Modal Gedung dan Bangunan sebesar Rp156.323.871,00
Catatan atas Laporan Keuangan - 29 - Rp4.654.905,00
37. Pengembalian Belanja Modal Irigasi sebesar
Rp14.800.000,00
38. Pengembalian Belanja Penambahan Nilai Jalan dan Jembatan sebesar Rp42.350.877,00
39. Pengembalian Belanja Penambahan Nilai Jaringan sebesar Rp3.615.318,00.
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Sedangkan Rincian Anggaran dan Realisasi belanja berdasarkan program untuk Tahun Anggaran 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian Anggaran dan Belanja Berdasarkan Program Tahun Anggaran 2019
(Dalam Rupiah) Anggaran Realisasi
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
62.399.420.000
61.644.989.399
Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
3.122.359.088.000
2.987.464.451.000
Program Pembangunan Kawasan 315.277.856.000 301.283.931.773 Program Pengembangan Daerah Tertentu 215.470.572.000 210.478.716.011 Program Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal
280.858.139.000
265.544.953.797
Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
390.118.518.000
381.191.419.310
Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
403.257.449.000
392.465.417.310
Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan informasi
251.532.934.000
246.490.641.102
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KDPDTT
328.000.195.000
319.272.824.463
Jumlah 5.369.274.171.000 5.165.837.344.165
Catatan atas Laporan Keuangan - 30 - Realisasi Belanja pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 5,40 persen dibandingkan tahun 2018. Hal ini disebabkan adanya penurunan anggaran belanja pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018 terutama pada anggaran belanja barang.
Rincian perbandingan Realisasi Belanja Netto per jenis Belanja TA. 2019 dan 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian Perbandingan Realisasi Belanja Netto per jenis Belanja
Tahun Anggaran 2019 dan 2018
(Dalam Rupiah) URAIAN REALISASI T.A. 2019 REALISASI T.A. 2018 NAIK (TURUN) %
Belanja Pegawai 238.955.466.005 214.433.233.366 11,44 Belanja Barang 4.576.078.662.626 4.972.694.878.931 (7,98) Belanja Modal 350.803.215.534 273.548.246.141 28,24 Jumlah 5.165.837.344.165 5.460.676.358.438 (5,40) Belanja Pegawai Rp238.955.466.005,00 B.3. Belanja Pegawai
Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Realisasi Belanja Pegawai per 31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing sebesar Rp238.955.466.005,00 dan Rp214.433.233.366,00 atau terjadi kenaikan sebesar 11,44 persen dari tahun 2018. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan pegawai baru (CPNS) serta kenaikan Tunjangan Kinerja Pegawai Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dari 47% menjadi 60% pada Tahun 2019. Realisasi belanja pegawai pada tahun 2019 mencapai 97,04 persen dari anggaran belanja sebesar Rp246.240.410.000,00.
Adapun Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2019 per Unit Kerja
Catatan atas Laporan Keuangan - 31 - Eselon I dapat dilihat pada tabel berikut:
Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai Per Unit Kerja Eselon I Tahun 2019
(Dalam Rupiah)
Kode Esel on I Estimasi Anggaran Real isasi %
Real isasi 067.02 Inspektorat Jenderal 14.521.765.000 14.319.345.016 98,61 067.03 Ditjen PPMD 23.200.000.000 21.560.827.118 92,93 067.04 Ditjen PKP 19.601.844.000 18.368.531.410 93,71 067.05 Ditjen PDTu 17.691.775.000 16.972.980.157 95,94 067.06 Ditjen PDT 18.446.630.000 17.825.061.893 96,63 067.07 Ditjen PKP2TRans 29.768.645.000 29.536.784.012 99,22 067.08 Ditjen PKTrans 27.407.954.000 26.292.407.836 95,93 067.09 Balilatfo 59.117.027.000 58.351.836.984 98,71 067.10 Sekretariat Jenderal 36.484.770.000 35.727.691.579 97,92 JUM LAH 246.240.410.000 238.955.466.005 97,04
Perbandingan rincian realisasi Belanja Pegawai Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2019 dan 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Perbandingan Rincian Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2019 dan 2018 (Dalam Rupiah) URAIAN REALISASI TA 2019 REALISASI TA 2018 NAIK (TURUN) %
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 135.667.198.884 118.760.366.820 14,24 Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat
Negara 144.375.000 183.750.000 (21,43)
Belanja Lembur 3.569.042.732 4.240.446.324 (15,83) Belanja Tunjangan Khusus & Pegawai
Transito 99.666.386.301 91.413.197.619 9,03
Jumlah Belanja Kotor 239.047.002.917 214.597.760.763 11,39
Pengembalian Belanja Pegawai 91.536.912 164.527.397 (44,36) Jumlah Belanja 238.955.466.005 214.433.233.366 11,44
Belanja Barang
Rp4.576.078.662.626,00
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2019 dan 2018
masing-masing sebesar Rp4.576.078.662.626,00 dan
Rp4.972.694.878.931,00 atau terjadi penurunan sebesar 7,98 persen dibandingkan pada tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah anggaran belanja pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018 yang diikuti dengan menurunnya realisasi belanja tahun 2019. Realisasi Belanja Barang pada Tahun 2019 mencapai 96,01 persen dari
anggaran belanja barang Tahun 2019 sebesar
Catatan atas Laporan Keuangan - 32 - Belanja Barang Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2019 per Unit Kerja Eselon I dapat dilihat pada tabel berikut:
Anggaran dan Realisasi Belanja Barang per Eselon I Tahun Anggaran 2019
(Dalam Rupiah)
Kode Esel on I Estimasi Anggaran Real isasi Real isasi %
067.02 Inspektorat Jenderal 46.379.586.000 45.829.992.295 98,82 067.03 Ditjen PPMD 3.098.159.088.000 2.964.907.077.982 95,70 067.04 Ditjen PKP 293.813.918.000 281.063.586.863 95,66 067.05 Ditjen PDTu 197.659.545.000 193.505.735.854 97,90 067.06 Ditjen PDT 259.859.111.000 245.208.192.204 94,36 067.07 Ditjen PKP2TRans 168.729.478.000 164.050.718.315 97,23 067.08 Ditjen PKTrans 238.510.568.000 230.173.782.620 96,50 067.09 Balilatfo 181.279.160.000 177.051.181.268 97,67 067.10 Sekretariat Jenderal 282.077.693.000 274.288.395.225 97,24 JUM LAH 4.766.468.147.000 4.576.078.662.626 96,01
Adapun perbandingan Belanja Barang Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2019 dan 2018 per jenis belanja dapat dilihat pada tabel berikut:
Perbandingan Rincian Belanja Barang per Jenis Belanja Tahun 2019 dan 2018 (Dalam Rupiah) URAIAN REALISASI TA 2019 REALISASI TA 2018 NAIK (TURUN) %
Belanja Barang Operasional 101.703.775.192 106.178.672.666 (4,21) Belanja Barang Non Operasional 642.972.303.541 629.366.817.697 2,16 Belanja Barang Persediaan 23.887.472.779 26.010.603.358 (8,16) Belanja Jasa 2.278.232.271.332 2.449.842.831.130 (7,00) Belanja Pemeliharaan 36.386.904.006 34.461.957.688 5,59 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 678.444.661.547 766.094.285.312 (11,44) Belanja Perjalanan Luar negeri 2.676.119.203 3.679.401.879 (27,27) Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masy. 553.062.423.990 797.260.790.834 (30,63) Belanja Fisik dan Penunjang Dana Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan 425.056.000 - 100,00 Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada
masyarakat 270.555.405.706 179.631.651.030 50,62
Jumlah Belanja Kotor 4.588.346.393.296 4.992.527.011.594 (8,10)
Pengembalian Belanja 12.267.730.670 19.832.132.663 (38,14) Jumlah Belanja 4.576.078.662.626 4.972.694.878.931 (7,98)
Berdasarkan sumber dana kegiatan, adapun realisasi belanja barang tahun 2019 sebesar Rp4.576.078.662.626,00
bersumber dari anggaran rupiah murni sebesar
Rp3.590.390.188.257,00; pinjaman luar negeri sebesar Rp984.220.045.369,00; serta hibah luar negeri sebesar Rp1.468.429.000,00.
Catatan atas Laporan Keuangan - 33 - Adapun rincian belanja yang menggunakan anggaran dari dana pinjaman luar negeri antara lain berupa:
1. Belanja Keperluan Perkantoran sebesar Rp33.707.857,00 2. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat sebesar
Rp7.730.500,00
3. Belanja Bahan sebesar Rp6.460.582.525,00
4. Belanja Honor Output Kegiatan sebesar
Rp347.047.500,00
5. Belanja Barang Non Operasional Lainnya sebesar Rp434.654.167.665,00
6. Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi sebesar Rp140.847.000,00
7. Belanja Jasa Konsultan sebesar Rp13.894.812.376,00 8. Belanja Sewa sebesar Rp2.211.392.893,00
9. Belanja Jasa Profesi sebesar Rp1.485.980.000,00 10. Belanja Jasa Lainnya sebesar Rp295.420.823.765,00 11. Belanja Perjalanan Biasa sebesar Rp23.568.138.878,00 12. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota sebesar
Rp19.500.000,00
13. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota sebesar Rp43.932.753.690,00
14. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota sebesar Rp17.380.403.992,00
15. Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya yang memiliki
Karakteristik Bantuan Pemerintah sebesar
Rp144.662.156.728,00.
Adapun anggaran yang berasal dari hibah luar negeri
digunakan untuk belanja jasa lainnya sebesar
Rp1.468.429.000,00.
Belanja Modal
Rp350.803.215.534,00
B.5 Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2019 dan 2018
masing-masing sebesar Rp350.803.215.534,00 dan
Rp273.548.246.141,00 atau mengalami kenaikan sebesar 28,24 persen dibandingkan Tahun 2018 disebabkan oleh
Catatan atas Laporan Keuangan - 34 - adanya penambahan belanja modal untuk Tanah, Gedung dan Bangunan, serta Jalan, Irigasi, dan Jaringan. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Realisasi Belanja Modal pada Tahun 2019 mencapai 98,38
persen dari anggaran tahun 2019 sebesar
Rp356.565.614.000,00.
Adapun Rincian Belanja Modal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2019 per Unit Kerja Eselon I dapat dilihat pada tabel berikut:
Anggaran dan Realisasi Modal per Unit Kerja Eselon I Tahun 2019
(Dalam Rupiah) Kode Unit Kerja Esel on I Anggaran Real isasi i Anggaran%Real isas
067.02 Inspektorat Jenderal 1.498.069.000 1.495.652.088 99,84 067.03 Ditjen PPMD 1.000.000.000 996.545.900 99,65 067.04 Ditjen PKP 1.862.094.000 1.851.813.500 99,45 067.05 Ditjen PDTu 119.252.000 - 0,00 067.06 Ditjen PDT 2.552.398.000 2.511.699.700 98,41 067.07 Ditjen PKP2TRans 191.620.395.000 187.603.916.983 97,90 067.08 Ditjen PKTrans 137.338.927.000 135.999.226.854 99,02 067.09 Balilatfo 11.136.747.000 11.087.622.850 99,56 067.10 Sekretariat Jenderal 9.437.732.000 9.256.737.659 98,08 JUM LAH 356.565.614.000 350.803.215.534 98,38
Perbandingan Rincian Realisasi Belanja Modal Per Jenis Belanja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2019 dan 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Perbandingan Rincian Realisasi Belanja Modal per Jenis Belanja Tahun 2019 dan 2018 (Dalam Rupiah) URAIAN REALISASI T.A. 2019 REALISASI T.A. 2018 NAIK (TURUN) %
Belanja Modal Tanah 7.150.883.889 - -Belanja Modal Peralatan dan Mesin 32.048.166.914 38.839.716.714 (17,49) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 114.234.813.156 80.953.317.543 41,11 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 197.036.464.546 153.048.517.947 28,74 Belanja Modal Lainnya 554.632.000 790.046.000 (29,80)
Jumlah Belanja Kotor 351.024.960.505 273.631.598.204 28,28
Pengembalian 221.744.971 83.352.063 166,03
Catatan atas Laporan Keuangan - 35 -
Terdapat pengembalian Belanja Modal sebesar
Rp221.744.971,00 yang berasal dari pengembalian Belanja Modal Gedung dan Bangunan sebesar Rp156.323.871,00 dan pengembalian Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan sebesar Rp65.421.100,00.
Belanja Modal
Tanah
Rp7.150.883.889,00
B.5.1 Belanja Modal Tanah
Realisasi Belanja Modal Tanah untuk periode per 31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing sebesar Rp7.150.883.889,00 dan Rp0,00. Realisasi Belanja Modal Tanah per 31 Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 100 persen dibandingkan periode 31 Desember 2018. Belanja modal tanah ini bukan merupakan pembelian tanah kavling tetapi belanja tersebut merupakan pemeliharaan berupa pengurukan, pemadatan, dan pembersihan lahan sehingga tidak bisa dikategorikan sebagai aset tanah yang terjadi pada satker-satker milik Ditjen PKP2Trans.
Belanja Modal
Peralatan dan
Mesin
Rp32.048.166.914,00
B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31
Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar
Rp32.048.166.914,00 dan Rp38.839.716.714,00. Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 17,49 persen dibandingkan Tahun 2018. Hal ini disebabkan adanya pengadaan peralatan dan mesin yang tidak disetujui saat pengajuan RKBMN sehingga tidak adanya realisasi belanja modal peralatan dan mesin pada Ditjen PDTu serta menurunnya kebutuhan belanja modal peralatan dan mesin.
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2019 per Unit Kerja Eselon I dapat dilihat pada tabel berikut: