• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI

PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas

TK Pertiwi Pagumenganmas adalah lembaga pendidikan anak usia dini yang pertama di desa Pagumenganmas. Sekolah tersebut berdiri karena berawal dari kepedulian para masyarakat terhadap kondisi anak-anak yang pada saat itu tingkat pendidikan yang ada di desa tersebut masih rendah, masih banyak anak usia 0-6 di desa tersebut belum mengenyam pendidikan di tingkat taman kanak-kanak, hal tersebut dilatarbelakangi karena tidak tersedianya lembaga pendidikan anak usia dini di desa Pagumenganmas. Dengan latar belakang tersebut maka didirikanlah lembaga pendidikan untuk anak usia dini yang diberi nama TK Pertiwi Pagumenganmas, dengan berdirinya TK Pertiwi Pagumenganmas diharapkan agar masyarakat mampu mengenyam pendidikan di tingkat taman kanak-kanak. Dan akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1990 didirikanlah TK Pertiwi Pagumenganmas.1

1 Barokah, Kepala Sekolah dan guru kelas B di TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Selasa, 11 Februari 2014.

(2)

2. Letak TK Pertiwi Pagumenganmas

TK Pertiwi Pagumenganmas terlatak tepatnya di desa Pagumenganmas Kecamatan Karangdadap, berlokasikan di tepi jalan raya yang menghubungkan dengan kantor kecamatan Karangdadap.

Dengan letak tersebut, maka TK Pertiwi Pagumenganmas menempati posisi yang strategis. Di mana sebalah barat TK Pertiwi Pagumenganmas terdapat SDN Pagumenganmas yang berjarak kira- kira 100 meter, sebelah Timur terdapat rumah dinas dan SMP N 1 Karangdadap yang berjarak kira-kira 50 meter. Di sebelah selatan dan utara dibatasi oleh rumah-rumah penduduk.2

3. Visi, Misi TK Pertiwi Pagumenganmas.

Adapun dalam rangka meningkatkan kualitas dan menjalankan proses kegiatan belajar mengajar TK Pertiwi Pagumenganmas memiliki Visi dan Misi pendidikan secara spesifik sebagai berikut:

a. Visi TK Pertiwi Pagumenganmas: membentuk manusia yang beriman, bertakwa dan mencerdaskan anak bangsa.

b. Misi TK Pertiwi Pagumenganmas yaitu:

1) Meningkatkan prestasi dan kesadaran masyarakat dibidang pendidikan sejak usia dini.

2) Menyiapkan anak didik memiliki bekal kesiapan memasuki pendidikan dasar.

2 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan Senin 19 Mei 2014.

(3)

3) Menanamkan benih-benih akhlakul karimah pada anak didik sejak usia dini.

4. Struktur Kepengurusan

Struktur kepengurusan TK Pertiwi Pagumenganmas sebagai berikut:3

Tabel 3.1 Struktur Organisasi TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014

3 Dokumen TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014.

PELINDUNG KEPALA DESA

PEMBINA PENGAWAS TK

KETUA BAROKAH

GURU

Barokah Endah

Wahyuningrum.

S.Pd.AUD

Rima Melati

PENJAGA SEKOLAH Munadziroh

Nisgumalahati Zebua.

S.Pd.AUD.

(4)

5. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru TK Pertiwi Pagumenganmas

Guru sebagai tenaga pengajar di sebuah lembaga pendidikan mempunyai peranan penting untuk memperlancar proses belajar mengajar. Guru sebagai orang yang berjasa yang mendidik, membimbing dan mengajari peserta didik banyak hal, sehingga diharapkan agar peserta didik mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Selain itu, guru juga bertugas mempersiapkan peserta didik sebagai penerus bangsa yang berkualitas dan terdidik.

Berdasarkan penelitian di lapangan, yaitu di TK Pertiwi Pagumenganmas terdapat 4 guru, terdiri dari 1 kepala sekolah dan 3 guru yang tercatat pada tahun 2013/2014.4 Selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3.2

Keadaan Guru di TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014

NO NAMA GURU JABATAN

1 Barokah

Kepala Sekolah dan guru 2 Nisgumalahati Zebua, S.Pd. AUD Guru 3 Endah Wahyuningrum, S.Pd. AUD Guru

4 Dokumen TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014.

(5)

4 Rima Melati Guru

b. Keadaan Siswa TK Pertiwi Pagumenganmas

Jumlah peserta didik di tahun pelajaran 2013/2014 peneliti memperoleh data sebagai berikut5:

Tabel 3.3

Keadaan Siswa di TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelompok L P Jumlah

A 6 16 22

B 18 22 40

Jumlah 24 38 62

6. Sarana dan Prasarana

Belajar merupakan suatu bagian aktivitas yang utama bagi siswa untuk mendapatkan beberapa rangkaian informasi baru yang belum mereka ketahui. Untuk itu, agar lebih memudahkan peserta didik dalam hal belajar belajar mengajar, maka diperlukan media maupun sarana dan prasarana sebagai penunjang bagi siswa agar lebih nyaman dalam melaksanakan proses pendidikannya di sekolah.

5 Dokumen TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014.

(6)

Dari hasil observasi yang didapatkan dari dokumen yang penulis lakukan di TK Pertiwi Pagumenganmas dapat diperoleh berbagai macam informasi data tentang sarana dan prasarana sekolah.

Untuk lebih jelasnya penulis kelompokkan ke dalam tabel berikut6 :

Tabel 3.4

Daftar Sarana dan Prasarana di TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014

No Nama Barang Keterangan

1 Halaman Ada

2 Alat bermaian atau APE Ada

3 Kantor 1 Ruang

4 Ruang Kelas 2 Ruang

5 Gudang 1 Ruang

6 Dapur 1 Ruang

7 Sumur atau Ledeng 1 Buah

8 Kamar Mandi 1 Ruang

9 WC 1 Ruang

10 Tempat cuci tangan (wastafel) Ada

11 Ruang Kesehatan 1 Ruang

12 Timbangan 2 Buah

6 Dokumen TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014.

(7)

13 Pengukur tinggi badan 2 Buah

14 Tempat Tidur 1 Buah

15 Almari Obat 1 Buah

16 Tempat cuci tangan 1 Buah

17 Meja Kursi 70 Buah

18 Almari 4 Buah

19 Rak 2 Buah

20 Papan Tulis 2 Buah

21 Bak Pasir 3 Buah

22 Mainan luar Ada 5 Buah

B. Upaya Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di TK Pertiwi Pagumenganmas

Guru merupakan orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru juga merupakan orang tua kedua bagi peserta didik di lingkungan sekolah, selain bertugas sebagai pendidik, guru juga mempunyai tugas untuk melatih anak didik agar mampu mandiri. Untuk itu, seorang guru harus memiliki upaya atau usaha untuk melatih kemandirian peserta didik.

Berdasarkan wawancara dan observasi, upaya yang dilakukan guru di TK Pertiwi Pagumenganmas untuk melatih kemandirian anak didiknya adalah sebagai berikut:

(8)

1. Meningkatkan rasa percaya diri dalam diri anak.

Meningkatkan rasa percaya diri pada anak, dilakukan dengan memberikan reward (penghargaan), memuji dan memberi semangat sebagai bentuk dukungan terhadap usaha yang telah dilakukan anak.

Dengan tumbuhnya rasa berharga, anak akan memiliki keparcayaan atas usaha yang dilakukannya dan anak terdorong untuk belajar lebih baik lagi.

Sebagaimana wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas bahwa:

Cara meningkatkan kepercayaan diri biasanya dengan memberi penghargaan (reward), memuji, memberi semangat sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mandiri yang dilakukan anak, terlepas dari usaha anak berhasil atau tidak, guru harus tetap memberikan pujian, penghargaan, dan memberi semangat kepada peserta didik, sehingga akan menumbuhkan perasaan berharga pada diri anak, dan anak akan memiliki kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang selanjutnya.7 Contoh kegiatan:

Pada saat pembelajaran, ketika anak didik mampu mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya tanpa bantuan dari guru atau dengan sedikit bantuan, biasanya ketika setelah selesai mengerjakan anak akan diberi penghargaan oleh guru. Penghargaan tersebut bisa berbentuk pujian seperti ”anak pintar, kamu hebat ya” dan sebagainya yang menunjukkan kalimat pujian kepada anak, atau baisanya guru juga memberikan

7Endah Wahyuningrum, Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

(9)

penghargaan berupa gambar bintang yang menandakan bahwa anak itu hebat telah berusaha untuk mandiri.8

2. Menumbuhkan motivasi intrinsik dari diri anak

Upaya menumbuhkan motivasi intrinsik bisa dilakukan dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan pada anak untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya, yang dilakukan dengan metode pembiasaan. Biasanya anak terlibat dalam berbagai akivitas walaupun hasil yang didapatkan anak belum sempurna seperti yang diinginkan oleh guru maupun orang tua. Semakin banyak kesempatan yang diberikan pada anak, maka anak akan semakin terampil mengembangkan skillnya dan motivasi dalam diri anak akan terus bangkit sehingga anak

akan berusaha lagi untuk terus mencoba agar hasil yang diperoleh bisa sempurna. Sebagaimana wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa:

Seorang anak perlu mendapat kebebasan dalam melakukan tugas perkembangannya serta kesempatan berlatih secara terus menerus atau secara berulang-ulang untuk mengerjakan sesuatu sendiri atau membiasakannya melakukan sendiri tugas-tugas yang sesuai dengan tahapan usianya walaupun hasil yang dicapai anak belum sempurna. Dengan kesempatan tersebut maka anak akan terus mencoba agar mendapatkan hasil yang maksimal. Bagi anak-anak usia dini, latihan kemandirian ini bisa dilakukan dengan cara melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di sekolah, dan mempercayakan pada anak untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya seperti melatih anak mengambil bekalnya sendiri, menyuap makanannya sendiri, mengambil peralatan belajar sendiri, merapikan mainannya

8 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa, 20 Mei 2014

(10)

sendiri setelah bermain, mengerjakan tugasnya sendiri, memakai sepatunya sendiri buang air kecil sendiri dan kegiatan itu dilakukan secara terus menerus , dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di sekolah pastinya akan terbawa oleh anak di rumah masing-masing dan anak akan memiliki sikap kemandirian.9

Contoh kegiatan pembiasaan:

Di TK Pertiwi Pagumenganmas, peserta didik diajarkan untuk dibiasakan memilih dan melakukan kegiatan sehari-hari diantaranya dibiasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, mengucap salam dan berjabat tangan ketika bertemu dengan teman, dibiasakan untuk mengambil bekalnya sendiri, untuk menyuap makanannya sendiri, mengambil peralatan belajar sendiri, merapikan mainannya sendiri setelah bermain, mengerjakan tugasnya sendiri, memakai sepatunya sendiri, buang air kecil sendiri. Dengan kebebasan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan anak di sekolah, diharapkan anak juga dapat terbiasa untuk melakukan hal-hal tersebut, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.10

3. Melatih anak agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dalam melatih kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dilakukan dengan melatih anak untuk mensosialisasikan diri sehingga anak belajar menghadapi problem sosial yang lebih kompleks. Dalam melatih sosialisasi ini biasanya dilakukan dengan

9Endah Wahyuningrum, Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

10 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa 20 Mei 2014

(11)

metode Circle Time, Circle Time adalah metode kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk membangun pemahaman bersama antara guru dengan murid mengenai topik pembahasan yang dilakukan pada saat itu, dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak, melatih keterampilan sosial anak dengan lingkungannya. Dengan kemampuan sosialnya anak akan mampu mandiri dan tidak harus ditemani orang tua saat belajar di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa:

Di TK Pertiwi Pagumenganmas dalam pembelajaan untuk melatih kemandirian dan agar anak bisa bersosialisasi dengan lingkungannya dilakukan dengan menggunakan metode Circle Time, metode ini adalah kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sejumlah anak dan guru dengan cara duduk bersama dengan tujuan untuk membangun pemahaman bersama, dalam kegiatan ini biasanya dilakukan dengan diskusi, sehingga dengan kegiatan ini dapat mengembangkan keterampilan sosial anak, agar anak dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan anak akan menjadi lebih pemberani. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk bercerita (beberapa anak disuruh untuk maju dan menyampaikan cerita mengenai tema pada hari tersebut, hal ini dilakukan agar dapat melatih keterampilan sosial anak dengan temannya), Memberikan kebebasan pada anak untuk menceritakan pengalaman pribadinya atau mengungkapkan berbagai idenya (dengan metode ini memberikan kebebasan anak untuk berekspresi, mengembangkan kemampuan berkomunikasi serta membantu anak untuk menghargai pendapat orang lain). Dengan terciptanya ketrampilan sosial yang baik dan komunikasi yang lancar dengan temannya, maka anak tersebut akan berani melepaskan diri dari orang tua sehingga berani belajar tanpa harus ditemani ibunya, sedangkan bagi anak yang memiliki jiwa sosial atau komunikasi yang kurang baik dengan temannya, maka anak tersebut cenderung malu dengan temannya, sehingga saat pembelajaran anak itu selalu minta ditemani dan tidak mau terlapas dari orang tuanya, dengan keadaan yang demikian sehingga dapat berpengaruh terhadap

(12)

kemandiriannya, anak tersebut akan lebih bergantung pada orang tuanya.11

Contoh kegiatan:

Saat pembelajaran telah dimulai, anak-anak telah berdoa. Ibu guru menanyakan kepada anak didik mengenai pembelajaran yang akan dipelajari pada hari tersebut yang telah disebutkan pada akhir pertemuan sebelumnya, seketika itu semua anak berebut menjawab pertanyaan guru, dan guru pun menunjuk satu persatu anak untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan menyuruh peserta didik untuk menceritakan pengalaman masing-masing yang berkaitan dengan tema tersebut.12

4. Melatih agar anak tidak menggantungkan diri pada orang lain

Melatih anak agar tidak menjadi anak yang bergantung dengan orang lain, diantaranya dengan pemodelan atau modeling (tentang hal- hal teladan) dan bekarja sama dengan orang tua murid.

a. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemodelan atau modeling yaitu dilakukan dengan memberikan contoh perilaku apa

yang diharapkan bisa ditirukan (teladan) oleh peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru lah yang mencontohkan segala perbuatan yang menjadi teladan dan hendaknya bisa dijadikan contoh untuk peserta didik, agar peserta didik mampu melakukan apa yang

11Barokah, Kepala Sekolah sekaligus Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin 19 Mei 2014.

12 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa 20 Mei 2014.

(13)

hendak dilakukannya dengan sendiri sehingga anak tidak menggantungkan diri pada orang lain. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa:

Keteladanan ini, biasanya guru mencontohkan tentang hal-hal yang baik kepada peserta didik, atau mencontohkan hal-hal yang terkait dengan tugas sekolah misanya seperti tentang bagaimana ara mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan dan lain-liannya, setelah itu anak diajak untuk meneladani atau meniru atas apa yang dicontohkan oleh, guru selalu memberikan contoh perilaku akhlakul karimah atau keteladanan kepada peserta didik agar anak berakhlakuk karimah sesuai dengan perintah Allah, kegiatan ini biasanya dilakukan oleh anak seperti anak diajarkan berjabat tangan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, anak dilatih untuk sabar dan antri ketika berjabat tangan dengan guru, berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dimulai dan diakhiri, anak diajarakan do’a dalam kegiatan sehari-hari dan mengamalkan langsung do’a-do’a harian, dan kegiatan- kegiatan yang lain yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Kegiatan ini biasanya dilakukan ketika guru sudah mencontohkan kegiatan-kegiatan ketaladanan tersebut, setelah guru mencontohkan (modeling) hal-hal tersebut biasanya anak meniru dan mempraktikkan langsung kegiatan tersebut kedalam kegiatan pembelajaran. Adapun tujuan dilakukannya metode tersebut agar anak didik dapat mengamalkan kagiatan-kegiatan keteladan dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus diperintah baik di sekolah, di keluarga, dan masyarakat.13

Contoh modeling (pemodelan) dan keteladanan dalam kegiatan sehari-hari:

Guru menyuruh anak untuk mengeluarkan bekal makanannya sendiri, kemudian guru bersama murid bersama-sama melakukan

13 Barokah, Kepala Sekolah sekaligus Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin 19 Mei 2014.

(14)

cuci tangan sebelum makan. Setelah itu, guru dan anak-anak menuju ke kamar mandi untuk mencuci tangan, sebelum masuk ke kamar mandi anak-anak berdoa sebelum masuk kamar mandi. Setelah selesai mencuci tangan, anak anak berdoa keluar kamar mandi, kemudian guru dan anak didik duduk bersama di dalam ruang kelas dengan sikap siap makan, dan berdoa terlebih dahulu sebelum makan pada saat kegiatan makan bersama. Setelah berdoa sebelum makan, anak diajarkan agar memasangkan serbet sendiri, kemudian anak memakan bekal yang dimilikinya dengan cara yang benar. Setelah anak selesai makan bersama, guru mencontohkan pada anak doa dan membereskan bekalnya dan anak menirukan untuk berdoa setelah makan dan mencuci tangan setelah makan.14

b. Bekerja sama dengan orang tua siswa

Selain metode tersebut dalam melatih anak agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dilakukan dengan bekerja sama dengan orang tua siswa. Karena orang tua merupakan pendamping yang paling utama bagi anak dalam proses perkembangannya, sehingga cara asuh orang tua pun berpengaruh terhadap perkembangan anak, anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang cenderung menekankan anak untuk mandiri, maka anak akan menjadi pribadi yang mandiri, namun jika anak dibesarkan

14 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa 20 Mei 2014.

(15)

di lingkungan yang cenderung memanjakannya maka anak tersebut akan menjadi anak yang manja juga. Di TK Pertiwi Pagumenganmas dalam melatih kemandirian peserta didiknya juga melakukan kerja sama dengan orang tua. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa:

Selain dari segi pembelajaran, kami juga melakukan hubungan kerja sama dengan orang tua murid ini biasanya dilakukan semisal dengan cara menjalin kerjasama dengan memberikan pengertian kepada orang tua agar orang tua tidak terlalu mencemaskan anaknya, dan jangan terus menerus membantu tugas anaknya, biarkan anaknya mengerjakan tugas semampunya sebagai orang tua sebaiknya membimbing, mengarahkan dan memperhatikan apa yang dilakukan anak, jangan mengambil alih semua pekerjaan anaknya, karena jika orang tua terus membantu tugas anaknya dan terlalu mencemaskan anaknya, maka anak tersebut cenderung akan bergantung pada orang lain, dan akibatnya anak kurang bisa mengerjakan tugasnya sehingga anak menjadi kurang mandiri.

Kasus yang ada di TK Pertiwi Pagumenganmas sebagaimana yang diutarakan oleh ibu Endah bahwa biasanya orang tua terlalu mencemaskan anak saat anaknya menangis entah ketika ditinggal orang tua saat pembelajaran atau menangis karena tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya, dengan melihat keadaan yang demikian, maka gurupun mengambil alternatif, yakni memberikan pengertian kepada orang tuanya, bahwa ketika anaknya meminta sesuatu itu sebagai orang tua jangan megiyakan semua permintaan anaknya, karena jika terlalu mengiyakan semuanya keinginan anak, maka anak akan tergantung terus menerus kepada orang tuanya, sehingga si anak akan berkembang menjadi pribadi yang kurang mandiri.15

5. Melatih anak agar mampu menentukan pilihan atau pendapatnya sendiri dan bertanggung jawab atas pilihannya.

15 Endah Wahyuningrum, Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

(16)

Salah satu cara untuk menjadikan anak mampu menentukan pilihannya sendiri dan bertanggung jawab atas pilihannya dilakukan dengan diskusi, diskusi dapat memberikan kebebasan kepada anak untuk menyampaikan pendapat atau pilihannya dan anak berlatih untuk menerima konsekuensi atau bertanggung jawab atas pilihannya. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa:

Untuk menjadikan anak mampu untuk menentukan pilihannya dilakukan dengan mengajak anak untuk berdiskusi. Berdiskusi bertujuan agar anak mampu menyampaikan pilihannya dan mereka akan mengerti tentang konsekuensi atas setiap pilihan yang mereka ambil. Hal ini akan membuat anak-anak lebih dewasa dan bertanggung jawab dalam setiap pilihan yang mereka ambil.16 Contoh Kegiatan:

Setelah usai istirahat anak bersama guru melakukan doa bersama setelah makan, sesudah guru dan anak didik duduk melingkar sembari guru tersebut bertanya kapada semua peserta didik terkait dengan kegiatan apa saja yang dilakukan saat istirahat, dan kegiatan apa yang ingin dilakukan setelah istirahat, seketika itu ada anak yang menjawab setelah itu mau bermain dengan mainan yang ada di sekolah, saat itu pula guru memberinya kesempatan pada anak dan guru menjelaskan tentang tata aturan yang hendak ditaati oleh peserta didik saat bermain, yakni anak dapat mengambil mainan sendiri sesuai dengan yang di inginkan anak,

16 Barokah, Kepala Sekolah sekaligus Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

(17)

anak anak harus merapikan mainan dan mengembalikan mainan yang digunakannya ditempat semula diambil.17

C. Faktor yang Mendukung dan yang Menghambat Upaya Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Faktor Pendukung dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di TK

Pertiwi Pagumenganmas

a. Semangat dan kesadaran guru sangat tinggi

Peranan guru dalam proses belajar mengajar tentunya mempunyai peran yang sangat besar untuk memperlancar proses belajar mengajar. Guru sebagai orang yang berjasa yang mendidik, membimbing dan mengajari peserta didik banyak hal agar peserta didik mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu, guru juga bertugas mempersiapkan peserta didik sebagai penerus bangsa yang berkualitas dan terdidik. Dengan tugas yang di miliki seorang guru tersebut maka semangat dari seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa:

Faktor yang sangat mendukung dalam upaya melatih kemandirian anak didik itu adalah semangat dan kesadaran para guru dari para guru. Dengan semangat tersebut maka dapat mempermudah guru untuk mencapai tujuan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain semangat dari guru juga karena kesadaran guru akan kemandirian itu sangat

17 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa 20 Mei 2014.

(18)

tinggi, dengan pengetahuan guru bahwa kemandirian itu adalah hal yang sangat penting yang harus dimiliki siswa maka hal itu menumbuhkan semangat bagi para guru untuk terus meningkatkan kemandirian dalam diri anak didik.18 b. Sarana prasarana yang sudah cukup memadai dan suasana

lingkungan yang kondusif

Sarana prasarana adalah segala sesuatu yang mendukung terhadap proses pembelajaran misalnya media pembelajaran, alat- alat pembelajaran, perlengkapan sekolah dan sebagainya. Dengan sarana dan prasarana yang memadai, maka dapat menciptakan suasana lingkungan yang kondusif bagi anak dalam belajar.

Suasana lingkungan yang kondusif ini dapat berupa ruang belajar yang tenang, suasana kelas yang sehat secara fisik. Dengan suasana yang kondusif dapat menciptakan kenyamanan untuk peserta didik dalam kegiatan belajar. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa:

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangatlah mendukung dalam kegiatan belajar mengajar, terutama dalam melatih kemandirian anak. Karena dengan sarana prasarana yang mendukung memudahkan guru dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga akan menciptakan suasana lingkungan pembelajaran yang kondusif dan akan menjadikan peserta didik nyaman dalam belajar sehingga memudahkan guru dalam melatih kemandirian untuk peserta didik.19

18 Endah Wahyuningrum, Guru Kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

19 Barokah, Kepala Sekolah sekaligus Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

(19)

2. Faktor Penghambat dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di TK Pertiwi Pagumenganmas

a. Orang tua yang overprotektif dan kesadaran orang tua yang rendah akan kemandirian anak

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam meningakatkan kemandirian anak didik. Mereka memiliki banyak waktu bersama anak-anaknya dibandingkan dengan guru. Sehingga mereka lebih memahami anak-anaknya. Orang tua yang peduli terhadap perkembangan kemandirian anak pasti akan membiasakan anaknya untuk bersikap mandiri sejak kecil. Kesadaran orang tua yang rendah terhadap kemandirian anak dan sikap overprotektif dari orang tua terhadap anak akan menjadikan terhambatnya kemandirian anak, sehingga mereka tidak begitu memperhatikan kemandirian anak. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa:

Kesadaran orang tua akan kemandirian anak dan sikap orang tua yang terlalu overprotektif terhadap anak adalah salah satu penghambat bagi guru dalam melatih kemandirian anak, orang tua yang kesadaran terhadap kemandirian anak masih rendah, mereka biasanya terlalu mencemaskan keadaan anaknya atau overprotektif terhadap anak, sehigga orang tua selalu menuruti apa yang diinginkan anak, atau mengambil alih pekerjaan anak.20

20 Endah Wahyuningrum, Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

(20)

b. Tingkat pendidikan yang diperoleh anak

Tingkat pendidikan yang pernah diperoleh seseorang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Seseorang yang pernah mengenyam pendidikan tentunya berbeda dengan anak yang tidak pernah mengenyam pendidikan, biasanya anak yang pernah mengenyam pendidikan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari pada anak yang tidak pernah mengenyam pendidikan, hal tersebut merupakan salah satu faktor penghambat bagi guru dalam melatih kemandirian anak didik. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa:

Salah satu faktor penghambat dalam melatih kemandirian anak salah satunya yaitu tingkat pendidikan yang di lalui peserta didik, seperti kasus yang ada di TK Pertiwi Pagumenganmas bahwa di TK tersebut ada beberapa anak yang ketika masuk TK ternyata anak tersebut belum pernah mengenyam pendidikan di tingkat dasar seperti di PAUD.

Dengan kondisi tersebut, anak langsung masuk ke TK menjadikan anak kadang canggung atau kurang komunikasi dengan yang lainnya sehingga cenderung anak itu malu sehingga menjadikan anak tersebut tergantung pada orang tuanya dan anak menjadi tidak mandiri, lain halnya dengan anak yang pernah mengenyam pendidikan di tingkat dasar di PAUD, anak itu sudah terbiasa berkomunikasi dengan anak yang lainnya, jadi rasa malu pada anak itu sedikit sudah bisa diatasi, sehingga anak itu mau ditinggal atau melapas diri saat belajar dari orang tuanya, dan anak itu sedikit mengerti tentang tugas-tugas yang ada di sekolah sehingga anak mampu mengerjakan tugasnya dengan sendiri.21

21 Barokah Kepala Sekolah sekaligus Guru Kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin 19 Mei 2014.

Gambar

Tabel 3.1 Struktur Organisasi TK Pertiwi Pagumenganmas  Tahun Pelajaran 2013/2014

Referensi

Dokumen terkait

Artinya tidak ada hubungan nyata antara frekuensi menonton Orang Pinggiran dengan empati remaja.Hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak atau sedikitnya frekuensi dalam

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 sampai dengan Mei 2015 ini ialah khasiat ekstrak akar purwoceng, dengan judul Perkembangan

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ana (2005) dan I Gusti (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan

Pada gambar di atas dapat diceritakan perbandingan yang akan diteliti dengan membandingkan kecenderungan perilaku berbudi pekerti luhur atlet pencak silat terhadap

Pada hari ini, Jumat tanggal 30 Januari 20t5, saya yang dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 22.L.7lUN3zlKPl2OL5 tanggal 22lanuari 20L5, dosen yang

Upaya yang dapat dilakukan salah satunya melalui peningkatan keterampilan berhitung pada anak usia dini melalui penggunaan kartu gambar berbagai binatang di TK Al-Fathi,

Non-native accents (ME, JE, and IE) receive much more negative attitudes; (2) Even though the native accents receive positive attitudes more than non-native accents, more than

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dipahami bahwa anjak piutang (factoring) secara syariah dapat merujuk pada Fatwa DSN Nomor 67/DSN- MUI/III/2008 yang