• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

22

Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam penelitian, hipotesis, subyek penelitian, teknik sampling, alat ukur penelitian dan prosedur penelitian.

3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis

3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional

Variabel merupakan pengelompokan logis dari dua atau lebih atribut objek yang diteliti (Noor, 2011). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu terdiri dari:

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab dari variabel lain (Sedarmayanti & Hidayat, 2011). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional. Definisi operasional dari kecerdasan emosional adalah keterampilan seorang individu untuk menyadari diri, mengatur diri, memotivasi diri, berempati kepada orang lain, dan memiliki keterampilan sosial.

b. Variabel terikat

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sedarmayanti & Hidayat, 2011).

Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektivitas kerja karyawan cleaning service. Definisi operasional dari efektivitas kerja karyawan cleaning service adalah kemampuan karyawan cleaning service untuk menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan kuantitas, kualitas dan waktu yang sudah ditentukan

(2)

3.1.2 . Hipotesis

Hipotesis merupakan hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran dalam Noor, 2011). Adapun hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang berisi demikian:

o Hipotesis nol (H0) :

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosional terhadap efektivitas kerja karyawan cleaning service di Universitas Bina Nusantara Jakarta – Kebon Jeruk.

o Hipotesis alternatif (Ha) :

Terdapat pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosional terhadap efektivitas kerja karyawan cleaning service di Universitas Bina Nusantara Jakarta – Kebon Jeruk.

3.2 Subyek Penelitian dan Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik subjek penelitian

a. Individu bekerja sebagai cleaning service.

b. Karyawan cleaning service yang bekerja di Universitas Bina Nusantara, Jakarta - Kebon Jeruk.

c. Batasan usia 15 tahun ke atas. Sesuai dengan ketentuan usia produktif yang digunakan pada sensus penduduk 2010, yaitu usia 15-64 tahun.

d. Memiliki latar belakang pendidikan minimal SMP. Penentuan batas minimal pada tingkat pendidikan akhir bertujuan agar subjek dapat memahami dan mengerti maksud dari pernyataan-pernyataan pada lembaran kuesioner.

(3)

e. Memiliki pengalaman kerja sebagai cleaning service minimal selama kurang lebih 3 bulan. Penentuan batas minimal pengalaman bekerja pada subjek ditujukan agar subjek dapat mengisi lembaran kuesioner sesuai dengan pengalamannya dalam bekerja.

3.2.2 Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan anggota populasi disebut dengan elemen populasi (Indriantoro & Supomo, 2002). Pengertian lain dari populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu (Sedarmayanti & Hidayat, 2011). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan cleaning service yang bekerja di Universitas Bina Nusantara, Jakarta - Kebon Jeruk yaitu berjumlah 124 karyawan.

3.2.3 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari elemen-elemen populasi, dan anggota dari sampel disebut dengan subyek (Indriantoro & Supomo, 2002). Pengertian lain dari sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel (Sedarmayanti & Hidayat, 2011). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari karyawan cleaning service yang bekerja di Universitas Bina Nusantara, Jakarta - Kebon Jeruk. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Noor, 2011) :

Keterangan

n : jumlah sampel yang dibutuhkan N : jumlah populasi responden

α : taraf siginifikansi (menggunakan 0,05)

(4)

Dengan jumlah populasi responden sebesar 124 karyawan, maka perhitungan jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

n = 124 / (1 + 124*0,0025) = 124 / 1,31

= 94, 65 (dibulatkan ke atas)

= 95 responden

Dengan demikian jumlah sampel minimal yang harus diambil pada Universitas Bina Nusantara, Jakarta - Kebon Jeruk adalah sebanyak 95 karyawan cleaning service.

Pada penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 99 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini memiliki 4 responden lebih banyak dibandingkan batas minimum jumlah sampel dari perhitungan rumus Slovin (95 orang).

Dengan demikian jumlah responden yang mengikuti penelitian ini sudah cukup mewakili populasi karyawan cleaning service yang bekerja di Univ. Bina Nusantara, Jakarta - Kebon Jeruk.

3.2.4 Teknik sampling

Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau probability sampling.

Maksud dari probability sampling adalah setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama sebagai sampel (Sedarmayanti & Hidayat, 2011). Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik simpel random sampling yaitu tiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai anggota.

Anggota sampel dipilih secara acak (Noor, 2011).

(5)

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode non- eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah kausalitas yaitu desain penelitian untuk menguji hipotesis (Sedarmayanti & Hidayat, 2011).

3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat ukur

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pernyataan tersebut (Noor, 2011). Untuk memperoleh data mengenai kecerdasan emosional karyawan cleaning service, peneliti menyusun kuesioner yang diadaptasi dari dimensi-dimensi kecerdasan emosional yang dipopulerkan oleh Goleman, yaitu terdiri dari kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Untuk memperoleh data mengenai efektivitas kerja karyawan cleaning service, peneliti menyusun kuesioner dengan landasan teori dari 3 dimensi efektivitas kerja oleh Sedarmayanti, yaitu terdiri dari kualitas, kuantitas dan waktu yang juga disesuaikan dengan lingkup kerja cleaning service.

Alat ukur pada penelitian ini menggunakan teknik penskalaan Likert Summated Ratings yaitu teknik yang mengukur sikap, dimana subjek diminta

untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan subjek terhadap masing-masing pernyataan (Noor, 2011). Sehingga pilihan jawaban pada alat ukur ini terdiri dari “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “setuju”,

“sangat setuju”.

Berikut draft kuesioner yang dikonstruk berdasarkan dimensi dari kecerdasan emosional dan dimensi dari efektivitas kerja:

(6)

Tabel 3.1 Draft Kuesioner Alat Ukur Domain Indikator

Perilaku

Penjelasan Inti Item

Kecerdasan Emosional

Kesadaran diri - Mengetahui apa yang dirasakan pada saat itu, sehingga dapat memandu dalam pengambilan keputusan - Memiliki penilaian

yang realistis mengenai kemampuan diri sendiri dan rasa yang cukup beralasan dalam kepercayaan diri.

1. kemampuan mengenali perasaan marah.

2. kemampuan mengenali perasaan sedih.

3. manfaat yang dirasakan setelah mengenali perasaan.

4. kemampuan mengetahui kemampuan diri.

5. kesadaran akan dampak dari perasaan marah.

Pengaturan diri – pengontrolan diri

- Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol emosi diri.

- pengontrolan tersebut dapat lebih mendukung dan membantu kegiatan yang sedang dilakukan.

- Dapat bangkit dengan baik dari emosional distress.

1. kemampuan mengontrol emosi saat atasan sedang marah.

2. kemampuan mengontrol fokus kerja dalam situasi menjenuhkan.

3. kemampuan menyesuaikan diri dengan peraturan di tempat kerja.

4. kemampuan mengontrol rasa malas.

5. kemampuan mengontrol emosi dalam menghadapi permasalahan.

Motivasi - Dorongan dalam diri untuk mencapai tujuan

1. perasaan bersemangat dalam bekerja.

2. kemampuan untuk menyelesaikan tantangan pekerjaan.

3. kemampuan untuk bangkit dari kegagalan bekerja.

4. kemampuan untuk bekerja di keadaan yang menjenuhkan.

5. kemampuan untuk masuk kerja dengan giat.

Empati - Kemampuan untuk merasakan yang dirasakan oleh orang lain

1. kemampuan untuk

mengetahui perasaan orang lain.

2. perasaan senang menjadi tempat curahan hati orang lain.

3. kemampuan untuk mengerti orang lain yang sedang sedih.

4. kemampuan untuk turut merasakan kebahagiaan orang lain.

5. kemampuan untuk mudah memberikan pertolongan pada orang lain.

Keterampilan sosial

- Mampu

mengendalikan emosi di dalam suatu hubungan dengan baik dan dapat

1. kemampuan untuk menangani permasalahan agar tidak menggangu pergaulan.

2. kemampuan untuk mudah

(7)

secara cepat dan akurat membaca keadaan sosial dan jaringannya.

berinteraksi dengan orang lain.

3. kemampuan untuk mudah berkenalan dengan teman baru.

4. kemampuan untuk membaur dalam lingkungan baru.

5. keterampilan untuk menyapa orang lain terlebih dahulu.

Efektivitas Kerja

Ketepatan waktu

Waktu merupakan suatu ukuran yang diberikan sebagai patokan dalam menyelesaikan tugas

1. kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

2. kemampuan masuk kerja tepat waktu.

3. kemampuan untuk disiplin waktu dalam mengerjakan sesuatu.

4. kemampuan untuk pulang kerja sesuai waktu yang ditentukan.

5. kemampuan menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang diberikan.

Kualitas Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh persyaratan, spesifikasi, dan harapan telah dipenuhi.

1. intensitas mendapatkan pujian atas pekerjaan yang telah dilakukan.

2. kemampuan membersihkan lantai hingga bersih.

3. kemampuan membersihkan toilet hingga bersih.

4. kemauan untuk membersihkan sampah- sampah yang berserakan.

5. kemampuan untuk menjaga meja westafel tetap kering.

Kuantitas Kuantitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa banyak tugas yang telah dipenuhi

1. kemampuan mengerjakan tugas sesuai jumlah yang ditentukan.

2. kemampuan mengerjakan tugas melampaui tugas sesuai jumlah yang ditentukan.

3. kemampuan untuk stabil dalam menyelesaikan target dari perusahaan.

4. kemampuan menghasilkan pekerjaan sebanyak mungkin pada jam kerja.

5. kemampuan untuk meningkatkan pekerjaan secara teratur.

(8)

3.4.2 Validitas dan reliabilitas alat ukur

Pada sub bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai proses dan hasil try out dari alat ukur, yang meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.

3.4.2.1 Uji validitas alat ukur

Pada uji validitas alat ukur, dilakukan 3 uji validitas yaitu face validity, content validity (validitas isi), dan item validity (validitas butir).

1. Face validity

Pertama-tama untuk mengetahui face valdity dari kuisioner, peneliti melakukan uji keterbacaan pada 5 karyawan cleaning service di salah satu tempat pusat perbelanjaan di Pamulang. Pengujian face validity dilakukan untuk menguji keterbacaan dari pernyataan-

pernyataan yang ada pada lembar kuesioner. Setelah dilakukan uji face validity kepada 5 karyawan cleaning service, beberapa

pernyataan pada lembaran kuesioner mendapat masukan dan saran agar maksud dari pernyataan tersebut dapat mudah dimengerti.

2. Content Validity / Validitas Isi

Pengujian validitas isi dibantu oleh 2 expert judgment. Expert judgement yang pertama oleh Ibu Cornelia Istiani yang berperan

dalam konstruksi alat ukur. Kemudian expert judgement yang kedua dibantu oleh supervisor cleaning service, sebagai ahli yang mengetahui job desk dari karyawan cleaning service. Setelah dilakukan expert judgement, terdapat beberapa item yang dirubah dalam struktur kata-kata atau struktur kalimatnya, hal ini dilakukan agar subjek atau responden yang berprofesi sebagai karyawan cleaning service dapat mengerti maksud dari masing-masing pernyataan yang ada pada koesioner. Kemudian melalui proses

(9)

expert judgment, diketahui bahwa secara garis besar isi dari

kuesioner sudah mewakili variabel-variabel kecerdasan emosional dan efektivitas kerja karyawan cleaning service.

3. Item validity / Validitas butir

Setelah dilakukan pengujian face validity, content validity dan setelah dilakukan perbaikan pada beberapa pernyataan, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran validitas butir. Dalam menguji validitas butir, peneliti melakukan pengujian awal pada 30 responden cleaning service. Kemudian data hasil pengujian awal diolah melalui

alat bantu SPSS 20.0, batasan bila item tersebut valid adalah apabila

“item correct correlation” memiliki nilai lebih dari sama dengan 0,3 (Sugiyono dalam Sujianto, 2009). Melalui tahapan ini, akan ada butir yang perlu dibuang dan diperbaiki. Perhitungan validitas dari sebuah instrumen dapat menggunakan rumus korelasi Pearson, adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba X = skor tiap item

Y = skor seluruh item responden uji coba

(10)

Validitas Item-item Kecerdasan Emosional

Pada kuesioner kecerdasan emosional yang terdiri dari 50 item, terdapat 6 item yang direvisi dan 10 item yang dieliminasi karena item tersebut memiliki nilai koefisien validitas yang berada di bawah 0,3. Berikut gambaran item yang di eliminasi berdasarkan masing-masing dimensi:

Tabel 3.2 Item-item kecerdasan emosional Dimensi kecerdasan

emosional

Item-item

Kesadaran diri 1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41, 46.

Pengaturan / pengontrolan diri

2, 7, 12, 17, 22, 27, 32, 37, 42, 47.

Motivasi 3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38, 43, 48.

Empati 4, 9, 14, 19, 24, 29, 34, 39, 44, 49.

Keterampilan sosial 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50.

Keterangan: item direvisi item dieliminasi.

Pada tabel 3.2 dapat diketahui bahwa terdapat 6 item yang direvisi dalam struktur kata, hal ini dikarenakan item-item tersebut memiliki skor “correct item correlation” yang mendekati 0,3. selain itu item-item tersebut tidak dieliminasi dari alat ukur, agar kestabilan item-item dari tiap dimensi dapat terjaga. Kemudian terdapat 2 item yang dieliminasi dari masing-masing dimensi, sehingga masing-masing dimensi memiliki 8 item. Secara keseluruhan jumlah total item pada kuesioner kecerdasan emosional adalah sebanyak 40 item.

(11)

• Validitas Item-item Efektivitas Kerja cleaning service

Pada kuesioner efektivitas kerja cleaning service yang terdiri dari 30 item, terdapat 2 item yang direvisi dan 10 item yang harus dieliminasi. Item - item tersebut direvisi dan juga dieliminasi karena memiliki nilai koefisien validitas yang berada di bawah 0,3. Berikut gambaran item yang dieliminasi berdasarkan masing-masing dimensi:

Tabel 3.3 Item-item efektivitas kerja cleaning service Dimensi produktivitas Item-item produktivitas Ketepatan waktu 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 27.

Kualitas 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 29.

Kuantitas 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 28, 30.

Keterangan: item direvisi item dieliminasi.

Pada tabel 3.3 diketahui bahwa terdapat 2 item yang direvisi dalam struktur kata, hal ini dikarenakan item-item tersebut memiliki skor “correct item correlation” yang mendekati 0,3. selain itu item-item tersebut tidak dieliminasi dari alat ukur, agar kestabilan item-item dari tiap dimensi dapat terjaga. Kemudian pada dimensi ketepatan waktu terdapat 4 item yang di eliminasi. Dimensi kualitas terdapat 2 item yang harus di eliminasi. Dimensi kuantitas terdapat 4 item yang di eliminasi. Sehingga secara keseluruhan terdapat 10 item yang dieliminasi pada koesioner efektivitas kerja, dan total item efektivitas kerja menjadi berjumlah 20 item.

(12)

3.4.2.2 Uji reliabilitas alat ukur

Reliabilitas alat ukur adalah kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner (Noor, 2011). Dalam menguji reliabilitas alat ukur, dapat dilakukan dengan pengujian awal pada 30 responden cleaning service. Kemudian data hasil pengujian awal diolah melalui alat bantu SPSS 20.0, batasan bila item tersebut reliabel adalah apabila “cronbach alpha” memiliki nilai lebih dari sama dengan 0,60 (Noor, 2011). Perhitungan reliabilitas dari sebuah instrumen dapat menggunakan rumus cronbach alpha¸ adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

• Hasil Reliabilitas Alat Ukur Kecerdasan Emosional

Berikut hasil reliabilitas dari pengujian alat ukur, sebelum dan sesudah dilakukan eliminasi pada item yang tidak valid:

Tabel 3.4 Reliabilitas Kuesioner Kecerdasan Emosional Cronbach’s

Alpha

Cronbach’s Alpha Based in Standardized

Items

Jumlah Item Sebelum

eliminasi item

0,871 0,876 50

Sesudah eliminasi item tidak valid

0,907 0,912 40

Sumber : pengolahan statistik 20.0

Pada tabel reliabilitas di atas, diketahui nilai Cronbach’s Alpha dari kuesioner kecerdasan emosional adalah 0,907. Dengan demikian item

(13)

kecerdasan emosional memiliki reliabilitas yang baik karena nilai Cronbach’s Alpha kecerdasan emosional lebih besar dari koefisien reliabilitas 0,60 (Noor, 2011).

• Hasil Reliabilitas Alat Ukur Efektivitas Kerja cleaning service

Berikut hasil reliabilitas dari pengujian alat ukur, sebelum dan sesudah dilakukan eliminasi pada item yang tidak valid:

Tabel 3.5 Reliablitias Kuesioner Efektivitas Kerja cleaning service Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha

Based in Standardized Items

Jumlah Item Sebelum

eliminasi item

0,878 0,854 30

Sesudah eliminasi item tidak valid

0,924 0,921 20

Sumber : pengolahan statistik 20.0

Pada tabel reliabilitas di atas, diketahui nilai Cronbach’s Alpha dari kuesioner efektivitas kerja cleaning service adalah 0,924. Dengan demikian item efektivitas kerja cleaning service memiliki reliabilitas yang baik karena nilai Cronbach’s Alpha efektivitas kerja, lebih besar dari koefisien reliabilitas 0,60 (Noor, 2011).

3.4.2.3 Kesimpulan alat ukur

Sesuai dengan data yang diperoleh, mengenai uji reliabilitas dan uji validitas maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini (alat ukur kecerdasan emosional dan efektivitas kerja karyawan cleaning service) memiliki reliabilitas dan validitas yang baik.

Karena dalam proses pembuatan alat ukur sudah melewati tahapan yang terstruktur, dan terdapat beberapa item dari alat ukur yang sudah dilakukan

(14)

proses revisi dan eliminasi. Finalisasi alat ukur yang digunakan dalam penelitian terlampir pada “lembar Lampiran A”.

3.5 Prosedur

3.5.1 Persiapan penelitian

Sebelum memulai penelitian ini, peneliti terlebih dahulu memilih masalah yang menarik untuk diteliti dan mengumpulkan studi terdahulu yang sejalan dengan topik penelitian ini. Setelah didapat kajian dan informasi yang cukup, peneliti mulai untuk merumuskan masalah dan tujuan penelitian.

Selanjutnya peneliti mulai merumuskan hipotesis, mencari teori-teori yang mendukung, kemudian mulai menyusun dan menentukan instrumen penelitian.

3.5.2 Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai saat peneliti mengkonstruk alat ukur, melakukan uji terhadap alat ukur / try out, field, analisa data dan laporan penelitian. Berikut penjelasan detail dari pelaksanaan penelitian:

Tabel 3.6 Pelaksanaan penelitian

Kegiatan Tanggal Keterangan

Konstruk alat ukur

Mei 2012 Penyusunan alat ukur terdiri dari pembuatan pernyataan item berdasarkan teori dan revisi kata-kata dalam pernyataan item.

Try out Juni 2012 Proses pengujian alat ukur dilakukan di salah satu gedung perkantoran di daerah Cinere.

(15)

field Juni 2012 Proses pelaksanaan field dilakukan selama 2 hari.

Pada hari pertama, pelaksanaan field dilakukan di gedung Anggrek.

• Pada hari kedua, pelaksanaan

field dilakukan di gedung Syahdan dan Kijang.

Analisis data Juni – Juli 2012 Analisis data terdiri dari input data dan pengolahan data dengan alat bantu SPSS versi 2.0.

Laporan penelitian

Maret – Juli 2012 Penulisan laporan penelitian terdiri dari penulisan dan penyusunan dari bab 1 hingga bab 5.

3.5.3 Teknik Pengolahan Data

Dalam mengolah data yang ada, peneliti menggunakan alat bantu SPSS versi 20. guna mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Teknik statistik yang digunakan adalah analisis regresional.

3.5.3.1 Persamaan regresi

Model pengukuran regresi sederhana / persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan: Y = variabel terikat / dependent variabel X = variabel bebas / independent variabel a = Konstanta

b = Koefisien regresi.

(16)

Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Efektivitas CS = a + b(EQ)

Keterangan: Efektivitas CS = efektivitas kerja karyawan cleaning service EQ = Emotional Quotient / Kecerdasan Emosional a = Konstanta

b = Koefisien regresi.

3.5.3.2 Uji Regresional

Sebelum dilakukan uji regresional, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, uji linieritas, dan analisis korelasional.

1. Uji normalitas

Uji normalitas data adalah uji untuk mengukur normalitas distribusi data sehingga data dapat dipakai dalam statistika parametrik (Sujianto, 2009). Data yang mempunyai distribusi normal merupakan salah satu syarat dilakukannya parametric-test. Sebuah data memiliki distribusi data yang normal apabila nilai Asym. Sig. (2-tailed) > taraf signifikasi yang digunakan. Pada penelitian ini taraf signifikasi yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05.

2. Uji linieritas

Uji linearitas dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis regresi liniear.

Uji linieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (kecerdasan emosional) dan variabel terikat (efektivitas kerja cleaning service) memiliki hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Dua variabel memiliki hubungan yang linear apabila signifikansi (Linearity) kurang dari taraf signifikansi yang digunakan (dalam penelitian

(17)

ini menggunakan taraf signifikansi 0,05). Dengan demikian kedua variabel dalam penelitian ini (kecerdasan emosional & efektivitas kerja cleaning service) memiliki hubungan yang liniear apabila signifikansi (liniear) kurang dari 0,05.

3. Analisis korelasional

Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi antara dua variabel. Dalam penelitian ini metode korelasi sederhana (bivariate correlation) yang digunakan adalah Pearson Correlation karena data dalam penelitian ini berskala interval.

Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, bila nilai semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan antara dua variabel semakin kuat.

Bila nilai semakin mendekati angka 0 maka hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (bila X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun).

Menurut Sujianto (2009) nilai korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

0,00 – 0,20 korelasi keeratan sangat lemah 0,21 – 0,40 korelasi keeratan lemah

0,41 – 0,70 korelasi keeratan kuat

0,71 – 0,90 korelasi keeratan sangat kuat 0,91 – 0,99 korelasi keeratan sangat kuat sekali

1 berarti korelasi keeratan sempurna.

(18)

4. Uji Regresi Sederhana

Regresi sederhana bertujuan mempelajari hubungan antara dua variabel (Sujianto, 2009). Dua variabel tersebut dibedakan menjadi variabel bebas (kecerdasan emosional) dan variabel terikat (efektivitas kerja cleaning service). Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikat, dapat dilihat melalui koefisien determinansi (R square). Koefisien determinansi dapat dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (r). Koefisien determinansi (R square) berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka dari koefisien determinansi (R square) maka semakin lemah hubungan kedua variabel tersebut, begitu pula sebaliknya (Sujianto, 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pada itu ketika Ki Go-thian harus menghindarkan diri lagi dari suatu serangan si orang aneh yang dipandangnya paling tangguh diantaranya tiga lawan itu, diluar dugaan

[r]

Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar

Belum Melakukan Kreativitas Strategi Pemasaraan 0% 50% 25% 25% Penjualan Naik Naik Turun Stabil Turun.. Pada gambar di atas terlihat bahwa meskipun telah melaksanakan inovasi

Ketika daya yang dihasilkan generator tidak mencapai/kurang dari daya yang dibutuhkan maka akan dilakukan pengulangan tahap mencari debit dan head pada lokasi lain,

Tim Teknis akan dibekali dengan Form 7 (yang disiapkan dalam sistem) untuk Verifikasi Lapangan dalam melakukan Survey dan data seluruh usulan kegiatan hasil Rembuk

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Suhir, Suyadi dan Riyadi (2014) melalui data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner

Pendugaan protein tubuh dapat dilakukan melalui konsentrasi kreatinin, karena pada individu yang sama terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi bobot badan dan kandungan