• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar."

Copied!
411
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BARANG DAN JASA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR

Antonius Beni Purnawan 2015

Bahan ajar untuk menunjang pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar sangatlah penting. Pada kenyataanya ketersedian yang mencakup materi pelajaran yang relevan dengan kondisi siswa dan sekolah masih perlu diperbaiki. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan bahan ajar subtema Barang dan Jasa kelas IV sekolah dasar.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Kemp dan Borg and Gall. Metode ini digunakan untuk mengetahui (1) prosedur pengembangan, (2) kualitas produk bahan ajar subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Bahan ajar dikembangkan dengan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif. Kelebihannya adalah anak akan lebih banyak terlibat lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih kritis dalam mencermati hal-hal yang diamati dalam proses pembelajaran. Penelitian ini diujicobakan terhadap 10 orang siswa kelas IV SDN Puren Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 23-25 April tahun 2014. Prosedur pengembangan ini melalui 7 tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desin produk, (5) revisi desain produk, (6) Uji coba desain, dan (7) revisi ujicoba desain.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan ajar subtema Barang dan Jasa yang dikembangkan ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, topik, dan metodologi menurut pakar kurikulum, guru pelaksana kurikulum 2013 dan sepuluh orang siswa SDN Puren Yogyakarta memilik rerata skor 4,29 dan masuk kategori “sangat baik”. Dengan demikian, bahan ajar yang

dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Subtema Baran dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

(2)

ABSTRACT

LEARNING MATERIALS’ DEVELOPMENT BASED CURRICULUM 2013 SUBTHEME“BARANG DAN JASA”FOR ELEMENTARY SCHOOL 4TH

GRADE STUDENTS Antonius Beni Purnawan

2015

Having material to improve the teaching is important in the implementation of Curriculum 2013. In fact, the demand which includes the relevant material with the condition of students and school needs to be improved. This research was focused on

designing the teaching material with “Barang dan Jasa” as the subtheme for grade IV

of elementary school.

This research used the modification of research method by Kemp and Borg and Gall. This method was used to know (1) the procedure of the design, (2) the quality of the design product. The material was designed with scientific approach and thematic integrative approach. The benefit of the material is the students are involved more actively in learning and become more critical in observing things in the learning process. This research was done to 10 students of grade IV SDN Puren Yogyakarta in even semester academic year 2013/2014 on 23rd-25th April 2014. The procedure included in 7 steps: (1) collecting the potential and problem, (2) collecting data, (3) designing the product, (4) validating the designed product, (5) revising the designed product, (6) testing the designed product, and (7) revising the tested designed product.

The result showed that the material which was designed observed from aim and approach aspect, design and organization aspect, content, topic, and the methodology by curriculum expert, the teacher who did the 2013 curriculum and ten students of

SDN Puren Yogyakarta had average score 4.29 and categorized as “very good”. This

meant that the material which was designed was suitable to be used in learning

subtheme “Barang dan Jasa”for students grade IV elementary school.

(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BARANG DAN JASA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Antonius Beni Purnawan NIM: 101134001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BARANG DAN JASA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Antonius Beni Purnawan NIM: 101134001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk orang-orang yang telah dengan tulus mencintai kerja keras dan perjuangan saya serta mengajari saya bagaimana dapat bertahan dalam kesulitan-kesulitan yang ada, diantaranya :

1. Tuhan Yesus Kristus

2. Dosen pembimbing skripsi, Drs. Puji Purnomo, M.Si. 3. Bapak tercinta, Martinus Wahwu

4. Ibu tercinta, Christina Suciati

(8)

MOTTO

Jangan pernah menyerah dengan kesulitan yang ada, bangkit dan

berjuanglah dengan kekuatan dan senyuman karena jika kamu mengetuk

maka akan dibukakan pintu bagi mu, mintalah maka kamu akan diberi.

Antonius Beni Purnawan

Tugas dan beban hidup yang ada dipundak kita jangan dipikirkan, tetapi

dilakukan karna secara otomatis kita akan memikirkannya

(9)

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Agustus 2014 Peneliti

(10)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Antonius Beni Purnawan

Nomor Mahasiswa : 101134001

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma, dengan karya ilmiah yang berjudul:

Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademi tanpa perlu meminta ijin dari saya penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 21 Agustus 2014 Yang menyatakan

(11)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BARANG DAN JASA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR

Antonius Beni Purnawan 2015

Bahan ajar untuk menunjang pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar sangatlah penting. Pada kenyataanya ketersedian yang mencakup materi pelajaran yang relevan dengan kondisi siswa dan sekolah masih perlu diperbaiki. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan bahan ajar subtema Barang dan Jasa kelas IV sekolah dasar.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Kemp dan Borg and Gall. Metode ini digunakan untuk mengetahui (1) prosedur pengembangan, (2) kualitas produk bahan ajar subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Bahan ajar dikembangkan dengan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif. Kelebihannya adalah anak akan lebih banyak terlibat lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih kritis dalam mencermati hal-hal yang diamati dalam proses pembelajaran. Penelitian ini diujicobakan terhadap 10 orang siswa kelas IV SDN Puren Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 23-25 April tahun 2014. Prosedur pengembangan ini melalui 7 tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desin produk, (5) revisi desain produk, (6) Uji coba desain, dan (7) revisi ujicoba desain.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan ajar subtema Barang dan Jasa yang dikembangkan ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, topik, dan metodologi menurut pakar kurikulum, guru pelaksana kurikulum 2013 dan sepuluh orang siswa SDN Puren Yogyakarta memilik rerata skor 4,29 dan masuk kategori “sangat baik”. Dengan demikian, bahan ajar yang

dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Subtema Baran dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

(12)

ABSTRACT

LEARNING MATERIALS’ DEVELOPMENT BASED CURRICULUM 2013 SUBTHEME“BARANG DAN JASA”FOR ELEMENTARY SCHOOL 4TH

GRADE STUDENTS Antonius Beni Purnawan

2015

Having material to improve the teaching is important in the implementation of Curriculum 2013. In fact, the demand which includes the relevant material with the condition of students and school needs to be improved. This research was focused on designing the teaching material with “Barang dan Jasa” as the subtheme for grade IV

of elementary school.

This research used the modification of research method by Kemp and Borg and Gall. This method was used to know (1) the procedure of the design, (2) the quality of the design product. The material was designed with scientific approach and thematic integrative approach. The benefit of the material is the students are involved more actively in learning and become more critical in observing things in the learning process. This research was done to 10 students of grade IV SDN Puren Yogyakarta in even semester academic year 2013/2014 on 23rd-25th April 2014. The procedure included in 7 steps: (1) collecting the potential and problem, (2) collecting data, (3) designing the product, (4) validating the designed product, (5) revising the designed product, (6) testing the designed product, and (7) revising the tested designed product.

The result showed that the material which was designed observed from aim and approach aspect, design and organization aspect, content, topic, and the methodology by curriculum expert, the teacher who did the 2013 curriculum and ten students of

SDN Puren Yogyakarta had average score 4.29 and categorized as “very good”. This

meant that the material which was designed was suitable to be used in learning

subtheme “Barang dan Jasa” for students grade IV elementary school.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari selesainya skripsi ini tidak lepas dari campur tangan orang-orang di sekitar yang peduli dalam bentuk bimbingan, bantuan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut serta membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dari proses penyusunan hingga terselesainya skripsi ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampikan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang memberkkati setiap proses yang dilalui peneliti. 2. Rohandi, Ph.D. selaku dekan Sakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Selaku Kaprodi PGSD 4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD

(14)

6. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., Selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

7. Suyadi, S.Pd. SD selaku kepala sekolah SD Negeri Puren Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian disekolah.

8. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator kurikulum yang telah memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian pengenbangan ini.

9. Sujarno Hadi Saputro, S.Pd. dan Rasimin, S.Pd. validator guru pelasana kurikulum 2013 yang telah memberikan kontribusi dan dukungannya dalam penelitian dan pengembangan ini.

10. Sepuluh orang siswa kelas IV SD Negeri Puren Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang telah memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerjasama selama penelitian berlangsung.

11. Kedua orang tua peneliti Martinus Wahwu dan Christina Suciati yang selalu memberi dukungan doa, semangat, dan dana.

12. Kedua kakak ku Anastasia Susana Wati dan Bonaventura Bowo Kusmanto yang telah memberi semangat dan doanya.

13. Teman-teman seperjuangan dalam skripsi payung pengembangan bahan ajar mengacu kurikum 2013 yang bersama-sama dalam suka dan duka.

(15)

Penulis sadar seperti pribahasa “tak ada gading yang tak retak” tentunya

banyak kekurangan dalam penelian ini. Saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan menuju sempurnanya sekripsi ini. Semoga sekripsi ini bermanfaat untuk pendidikan.

Peneliti

(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

(17)

BAB II LANDASAN TEORI... 7

2.1 Kajian Teori ... 7

2.1.1 Pendekatan Tematik Integratif ... 7

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif... 7

2.1.1.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik integratif ... 8

2.1.1.3 Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Integratif... 9

2.1.1.4 Model-model Pembelajaran Tematik Integratif ... 10

2.1.1.5 Tahap-tahap pendekatan tematik Integratif... 12

2.1.2 PendekatanScientific ... 13

2.1.2.1 Kriteria Pembelajaran dengan PendekatanScientific... 13

2.1.2.2 PendekatanScientificdalam Pembelajaran Tematik Integratif... 14

2.1.3 Penilian Otentik... 17

2.1.3.1 Hakikat Penilian Otentik ... 17

2.1.3.2 Karakteristik Penilian Otentik... 18

2.1.3.3 Macam-macam Penilaian Otentik ... 20

2.1.4 Pendidikan Karakter... 22

2.1.4.1 Hakikat Pendidikan Karakter ... 22

2.1.4.2 Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar ... 24

2.2 Penelitian yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berfikir... 29

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 30

(18)

3.2 Prosedur Pengembangan ... 30

3.2.1 Potensi dan Masalah... 33

3.2.2 Pengumpulan data ... 34

3.2.3 Desain Produk ... 34

3.2.4 Validasi Produk... 35

3.2.5 Revisi Desain ... 35

3.2.6 Uji Coba Desain ... 35

3.2.7 Revisi Desain ... 35

3.3 Uji Coba Produk... 36

3.4 Instrumen Penelitian... 36

3.4.1 Jenis Data Uji Coba... 36

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 37

3.6 Teknik Aanalisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41

4.1 Analisis Kebutuhan ... 41

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan Guru ... 41

4.1.2 Data Analisi Dokumen... 42

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 42

4.2.1 Silabus ... 43

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 43

(19)

4.2.3.2. Isi... 44

4.2.3.3 Glosarium ... 45

4.2.3.4. Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban... 45

4.2.3.5 Daftar Pustaka ... 46

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 46

4.3.1. Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk... 46

4.3.2 Data Validasi Guru dan Revisi Produk ... 47

4.3.3 Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk... 50

4.3.4 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Lapangan... 54

4.4. Kajian Produk Akhir ... 55

4.4.1 Bahan Ajar ... 56

4.4.1.1. Sampul ... 56

4.4.1.2 Isi... 57

4.4.1.3 Glosarium... 58

4.4.1.4. Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban... 58

4.4.1.5. Daftar Pustaka ... 58

4.5 Pembahasan... 58

BAB V PENUTUP... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 63

5.3 Saran... 63

(20)

DAFTAR GAMBAR

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 37

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima ... 39

Tabel 3. Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ... 40

Tabel 4. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 46

Tabel 5. Komentar Guru 1 dan Revisi ... 48

Tabel 6. Komentar Guru 2 dan Revisi ... 49

Tabel 7. Instrumen Validasi Lapangan ... 53

Tabel 8. Komentar 10 Siswa SD Negeri Puren dan Revisi... 55

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

(23)
(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

(25)

Kenyataan yang terjadi, sistem pendidikan Indonesia pada tahun 2012 masuk dalam urutan terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan firma pendidikan person yang menempatkan sistem pendidikan Indonesia pada posisi paling bawah bersama Meksiko dan Brazil (Kompas, 27 November 2012). Fakta lain menunjukkan bahwa pelajar, pemuda, dan mahasiswa terlibat dengan narkoba, pelecehan seksual, kekerasan, geng motor, dan perjudian (Mulyasa, 2013: 14). Fakta-fakta tersebut memperlihatkan kemerosotan kualitas pendidikan di Indonesia.

Kualitas pendidikan yang merosot tersebut dapat diperbaiki dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Lebih konkritnya dengan kurikulum pembelajaran yang tepat di sekolah. Berdasarkan sejarah, kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari Kurikulum 1947 sampai dengan kurikulum 2006. Hal tersebut menunjukan usaha peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

(26)

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam kurikulum. Menurut Panin dan Purwanto (2001: 67) bahan ajar merupakan materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pada pelaksanaan kurikulum 2013 guru dan siswa melakukan proses pembelajaran berdasarkan buku panduan siswa dan buku sumber yang telah disiapkan pemerintah (Mulyasa, 2013: 80). Meskipun begitu guru masih harus melakukan pengembangan dengan melihat sumber lain agar materi lebih mendalam hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh guru kelas IV SDN Babarsari Yogyakarta.

(27)

Berdasarkan beberapa hal di atas serta hasil wawancara dengan guru kelas IV SD pelaksana uji coba Kurikulum 2013, peneliti akan mengembangkan buku siswa mengacu Kurikulum 2013 dalam sebuah bahan ajar. Pengembangan bahan ajar ini terbatas pada Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Bahan ajar yang akan dikembangkan dalam satu bubtema terdiri dari 6 pertemuan selama satu minggu.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema Barang dan Jasa siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk pengembangan bahan ajar mengacu kurikulun 2013 Subtema Barang dan Jasa siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan bahan ajar subtema Barang dan Jasa mengacu kurikulum 2013 siswa kelas IV sekolah dasar.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk pengembangan bahan ajar subtema Barang dan Jasa mengacu kurikulun 2013 siswa kelas IV sekolah dasar.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa

(28)

1.4.2 Bagi Guru

Guru Sekolah Dasar memdapatkan referensi tambahan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.3 Bagi Sekolah

Sekolah memperoleh tambahan bahan ajar lain mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa Kelas IV Sekolah Dasar yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolah.

1.4.4 Bagi Prodi PGSD

Mahasiswa serta dosen PGSD memiliki kemampuan dalam hal mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah instrument input yang dipersiapkan pemerintah untuk mewujudkan siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakter yang kuat untuk kepentingan sendiri, maupun hubungannya dengan lingkungan.

1.5.2 Bahan ajar adalah sekumpulan materi yang terangkai dalam kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dalam suatu subtema yang dilaksanakan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dan kompetensi inti dalam Kurikulum 2013.

(29)

1.5.4 Penilaian otentik adalah penilian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek pengetahuan, aspek ketermpilan dan aspek sikap yang besifat alami dan apa adanya, mulai dai masukan (Input), proses, sampai keluaran (output).

1.5.5 Pendekatan saintifik adalah langkah pembelajaran dengan cara berfikir induktif yang terdiri kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan.

1.5.6 Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai karakter kepada warga sekolah agar individu dapat tumbuh dan berkembang dalam menghayati kebebasan dalam hubungannya dengan sesama manusia dan Tuhan.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang akan dihasilakan dalam pengembangan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan sains.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1. Pendekatan Tematik Integratif

2.1.1.1. Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif

Pendidikan telah mengalami banyak perubahan baik dari segi sistem, pelaksanaannya, dan komponen-komponen pembelajarannya. Pendidikan yang berpusat pada kegiatan siswa merupakan ciri dari Kurikulum 2013. Konsekuensi dari pemberlakukan (lebih tepatnya uji coba implementasi) Kutikulum 2013 adalah dengan menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran tematik integratif dapat menciptakan pembelajaran bermakna. Hal itu sesuai dengan cara pandang anak dalam mempelajari segala peristiwa yang terjadi disekitarnya sebagai satu kesatuan (holistik) bukan secara parsial atau terpisah-pisah. Oleh karena itu, diyakini dengan pembelajaran tematik integratif, peserta didik dalam hal ini siswa sekolah dasar, dapat berkembang sesuai dengan kodratnya (Hernawan 2007: i).

(31)

pembelajaran tematik integratif merancang pembelajaran berdasarkan tema tertentu sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran integratif dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang dipadukan dalam satu tema untuk memberikan pengalaman bermakana bagi peserta didik.

2.1.1.2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Integratif

Penerapan pendekatan tematik integratif di sekolah dapat disebut sebagai suatu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Terutama dalam penjejalan isi dari kurikulum yang dapat membuat siswa terbebani dengan aktivitas dan tugas-tugas yang berlebihan sehingga anak kehilangan sesuatu yang seharusnya mereka kerjakan. Pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif memliki keunggulan untuk memperbaiki kualitas pendidikan.

(32)

pengalaman langsung; pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; bersifat fleksibel; menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996) dalam Trianto (2007: 13-14) pembelajaran tematik integratif sebagai suatu proses, memiliki beberapa karakteristik yaitu holistik, bermakna, otentik, dan aktif. (1) otentik merupakan pembelajaran integratif memungkinkan peserta didik untuk mengalami fenomena dari segala sisi. (2) Bermakna, merupakan tebentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan. (3) otentik, merupakan bentuk pembelajaran secara langsung. (4) Aktif merupakan pembelajran menekankan pada keaktifan siswa baik secara fisik, mental, dan intelektual guna mencapi hasil yang obtimal sesuai dengan hasrat, minat dan kemampuan siswa.

Dari karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendekatan tematik integratif adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik, (2) pelajaran memberikan pengalaman langsung karena mereka belajar dari hasil pemahaman sendiri, (3) pembelajaran mengaitkan beberapa mata pelajaran dengan kesamaan konsep atau keterkaitan konsep, (4) mata pelajaran tidak ketara dalam pembelajaran karena sudah dalam satu kesatuan, (5) pembelajaran bersifat fleksibel karena guru dapat mengaitkan dengan berbagai objek, dan (6) menggunakan perinsip belajar sambil bermain serta menyenangkan.

2.1.1.3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Integratif

(33)

tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar. Hal tersebut dikarenakan materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Sehingga dalam belajar siswa dapat berfikir secara logis.

Tujuan pembelajaran tematik integratif adalah: (1) mudah dalam memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu. (2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama. (3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. (4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik. (5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain. (6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas. (7) Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan. (8) Budipekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budipekerti sesuai dengan situasi dan kondisi (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 8).

2.1.1.4. Model-Model Pembelajaran Tematik Integratif

(34)

tersebut adalah model penggalan, model keterhubungan, model sarang, model urutan atau rangkaian, model bagian, model jaring laba-laba, model galur, model keterpaduan, model celupan, dan model jaringan. Pertama adalah model penggalan ataufragmented, model ini memiliki ciri pemaduan terbatas satu mata pelajaran. Materi yang diajarkan terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.

Kedua adalah model keterhubungan atau connected yang dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan dalam materi pelajaran tertentu.Ketigaadalah model sarang atau model (Nested) dimana model ini pemaduan dilakukan dalam bentuk penguasan konsep ketermpilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Keempat adalah model urutan/rangkaian atau model sequenced yang merupakan pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda-beda secara paralel. Kelima adalah model bagian atau model

shared, model merupakan bentuk pemaduan akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.

Model yang keenam adalah model jarring laba-laba atau webbed, model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Ketujuh adalah model gualar atau model threaded, model ini memadukan bentuk keterampilan yang berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum. Kedelapan adalah model keterpaduan atau integrated, model ini merupakan pemaduan sejumlah topik mata pelajaran yang berbeda tetapi memiliki esensi yang sama dalam topik tertentu. Kesembilan adalah model celupan atau

(35)

networked, merupakan model pemaduan pembelajaran yang memungkinkan pemecahan masalah, pengubahan konsepsi atau pun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah melakukan studi lapangan dengan situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.

2.1.1.5. Tahap-Tahap Pendekatan Tematik Integratif

Pendekatan tematik memiliki beberapa tahapan pembelajaran. Menurut Hadisubroto 2000: 21 (dalam Trianto 2007: 15) ada empat tahapan dalam merancang pembelajaran terpadu. Keempat tahapan tersebut yaitu: (1) Menentukan tujuan, (2) Menentukan materi/media, (3) Menyusun skenario KBM, dan (4) Menentukan evaluasi.

Trianto (2007: 17-18) menyebutkan bahwa pendekatan temtik integratif memiliki tiga tahapan. Ketiga tahapan tersebut diantaranya: (1) Tahap perencanaan, (2) Tahap pelaksanaan, dan (3) tahap evaluasi. Hal pertama yang dilakukan dalam perencanaan adalah menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang akan dipadukan. Kedua ialah memilih kajian materi, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator. Ketiga ialah menentukan sub keterampilan yang akan dipadukan. Keempat, merumuskan indikator hasil belajar dan yang terakhir adalah menentukan langkah-langkah pembelajaran. Tahapan perencanaan ini guru tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun karena sekecil apapun kesalahan dalam perencanaan akan terbawa keproses selanjutnya (Hajar 2013: 83)

Tahap pelaksanaan pembelajaran terpadu memiliki tiga perinsip meliputi:

(36)

individu maupun kelompok harus jelas disetiap tugas yang diberikan.Ketiga,guru perlu sebagai perantara terhadap ide-ide. Menurut Muclas (2002: 7) pembelajaran tunggal tidak cocok untuk topik dalam pembelajaran tematik integratif.

Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi. Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Sementara menurut Prabowo 2000 (dalam Trianto 2007: 17-18) evaluasi pembelajaran meliputi: evaluasi proses yang terdiri dari ketepatan hasil pengamatan (ketepatan penyusunan alat dan bahan serta ketepatan me nganalisis data), evaluasi hasil belajar, dan evaluasi psikomotorik.

2.1.2. Pendekatan Scientific

Pendekatan Scientific adalah pembelajaran yang mendorong dan memacu anak untuk melakukan keterampilan-ketermpilan ilmiah (Kemendikbud 2013: 9). Keterampilan ilmiah yang dimaksud ialah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Kelima keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013. Pada pembelajaran dengan pendekatan scientific anak harus melakukan keterampilan-ketrampilan di atas.

2.1.2.1 Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific

(37)

Pembelajaran dapat mendorong siswa berfikir kritis, analitis, dan tepat. Mendorong dan menginspirasi siswa berfikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan dan hubungan materi yang dipelajari. Pembelajaran mendorong siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir rasional dan objektif. Pembelajaran berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria yang terakhir tujuan pembelajaran, jelas, sederhana, dan menarik (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan).

2.1.2.2 Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran dengan pendekatan Scientific memiliki lima langkah pembelajaran yang meliputi: mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan (Penduan Teknis Pembelajaran Kemendigbud 2013: 9). Kelima langkah tersebut terlaksana pada kegiatan inti yang mengintegrasikan beberpa muatan pembelajaran. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan scientific menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013:

1. Mengamati

(38)

Menentukan bagaimana pengumpulan data yang paling efektif dan efisian, dan (5) Menentukan cara pencatatan data pengamatan.

Kegiaatan mengamati akan melibatkan siswa secara langsung. Pada kegiatan pengamtan guru sebagai fasilitator harus bentuk keterlibatan peserta didik. Ada tiga bentuk keterlibatan dalam kegiatan mengamati yaitu pengamatan biasa, pengamatan partisipasif, dan pengamatan terkendali. Pengamatan biasa peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan objek pengamatan. Pengamatan terkendali memiliki kesamaan dengan pengamatan bisa hanya saja pengamatan ditempatkan pada ruang khusus yang dikendalikan. Pengamatan terakhir adalah pengamatan parsitipasif dimana peserta didik terlibat langsung dengan objek yang diamati (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 9).

Pada kegiatan pengamatan ada bebrapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dan siswa selama melakukan pengamatan. Pertama adalah cermat, objektif, dan jujur serta fokus pada objek yang diamati untuk kepentingan pembelajaran. Kedua adalah membuat kesepakatan antara guru dan peserta didik tentang cara dan prosedur pengamatan (Kementiran Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 9).

2. Menanya

(39)

tertentu. Kegiatan bertanya baik dilakukan secara terus menerus sehingga dapat melatih siswa mengajukan pertanyaan yang mengakibatkan rasa ingin tahu.

Bertanya adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh tanggapan verbal. Kegiatan bertanya memiliki fungsi yang beragam dalam pembelajaran. Beberpa fungsi bertanya adalah sebagai berikut: (1) membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik, (2) mendorong dan menginspirasi siwa untuk aktif belajar, (3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus mencari solusinya, (4) membangkitkan keterampilan berbicara peserta didik, (5) mendorong partisipasi peserta didik, (6) membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat, (7) membiasakan peserta didik berfikir spontan, cepat dan sigap dalam merespon persoalan, dan (8) melatih kesantunan berbicara dan membangkitkan empati satu sama lain (Kemetrian Pendidiakn dan Kebudayaan 2013: 10).

3. Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan Informasi adalah tindak lanjut setelah menanya. Setelah kegiatan menanya siswa diharapkan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan mencari dari berbagai sumber belajar. Sumber informasi didapat dari membaca berbagai buku, memperhatikan fenomena atau objek lebih teliti dan bahkan melakukan eksperimen sebagai bahan berfikir kritis (Panduan Teknis Penyusunan RPP 2013: 14).

4. Mengasosiasikan

(40)

dimaksud dapat berupa keterkaitan antara informasi yang satu dengan informasi yang lainnya. Dari keterkaitan informasi-informasi tersebut dapat ditemukan pola yang kemudian dijadikan acuan untuk membuat beberapa kesimpulan (Kementian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 10-11).

5. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan adalah tidak lanjut dari kegiatan mengasosiasikan. Kegiatan mengasosiasikan dapat berupa menuliskan atau menceritakan. Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah mempersentasikan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh dikomentari guru atau siswa untuk kemudian dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik baik kelompok maupun individu (Panduan Teknis Penyusunan RPP 2013: 15).

2.1.3 Penilaian Otentik

2.1.3.1 Hakikat Penilaian Otentik

(41)

penilaian kompetensi dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tingkat prestasi peserta didik (Muslich 2010: 2). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kunandar 2013 tentang penilaian otentik bahwa penilaian menekankan pada apa yang seharusnya dinilai baik prosesnya maupun hasilnya. Menurut Mueller dalam Ismet Basuki (2014: 168) penilaian otentik sebagai suatu bentuk penilaian yang mengharuskan siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan aplikasi yang bermakna dari suatu pengetahuan atau keterampilan.

Penilaian otentik dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran sehingga dapat disebut penilaian berbasis kelas atau PBK. Penilaian dapat berupa pengumpulan kerja peserta didik (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), dan tes tertulis (peper and pencil). Guru bertugas menilai kompetensi dan hasil belajar peserta didik yang didasarkan pada pencapainnya (Muslich, 2010: 2).

2.1.3.2 Karakteristik Penilaian Otentik

Penilaian otentik pada praktiknya memiliki karakteristik yang membedakan dengan penilaian lain. Penilaian otentik memiliki empat karakteristik. Keempat karakteristik tersebut ialah bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran dikelas. merupakan cerminan dunia nyata, menggunakan banyak ukuran/metode/kriteria, dan bersifat komperhensif serta holistik (Muslich 2010: 3).

(42)

penilaian otentik merupakan cerminan dunia nyata bukan sebagai kerja sekolah yang semata-mata memecahkan masalah. Ini berarti semua kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu harus diarahkan pada kegiatan yang kontekstual atau tidak mengada-ada.

Ketiga, penilaian otentik menggunakan banyak ukuran/metode/kriteria. Pengertian tersebut berarti guru diberi keleluasaan memilih metode/ukuran/kriteria yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

Kempat, penilaian otentik bersifat komperhensif dan holistik. Holistik dan komperhensif nampak pada penilaian yang melibatkan berbagai ranah kompetensi baik pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Muslich 2010: 3).

[image:42.595.106.505.301.698.2]

Keempat karakteristik tesebut dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Empat Karateristik Penilian Autentik KARAKTERISTIK PENILAIAN

AUTENTIK

Bagian tak terpisahkan dari

pembelajran dikelas

Besifat

komprehensif

dan holistik

Merupakan

cerminan dunia nyata

(43)

2.1.3.3 Macam-Macam Penilaian Otentik

Penilaian otentik memiliki berbagai macam penilaian. Menurut Muslich (2010: 70-77) ada lima macam penilaian otentik.Pertama,ialah penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan bebagai bentuk tugas untuk memperoleh ketercapian sebuah program. Pemantuan didasarkan pada kinerja yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas. Hasil yang diperolah merupakan hasil unjuk kerja. Ada tiga komponen utama dalam penilaian kinerja yaitu (1) tugas kinerja adalah tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. (2) Rubrik performasi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen performa dan deskriptor dari setiap komponen. (3) cara penilaian hasil kinerja yang terdiri dari holistic scoring (skor berdasarkan penilaian secara umum dari performansi ), analitic scoring (skor terhadap aspek yang berkontribusi terhadap performasi), primary tratis scoring(pemberian sekor terhadap beberapa unsur yang dominan).

(44)

Ketiga, ialah penilaian esai. Menurut Muslich (2010: 74) Penilain esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan, merumuskan dan menemukan sendiri jawabnya. Hal tersebut berarti siswa tidak memilih jawaban melainkan dengan memberikan jawaban sendiri dengan kata-kata sendiri secara bebas. Tes esai terdiri dari dua bentuk yaitu jawaban terbuka dan jawaban terbatas. Jawaban terbuka menuntut peserta didik bebas menentukan jawaban yang sesaui dengan permasalahan yang ditanyakan. Sedangkan jawaban terbatas peserta didik menjawab dengan batasan-batasan tertentu.

Keempat, adalah penilaian portofolio. Portofoloi adalah sekumpulan bukti karya/kegiatan/data yang menunjukkan perkembangan pencapaian suatu program. Penilaian portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu (1) sampel karya peserta didik, (2) evaluasi diri, dan (3) kriteria penilaian yang jelas dan terbuka. Karya pesrta didik menunjukkan perkembangan dari waktu kewaktu. Karya tersebut bisa berupa tulisan/karangan, audio atau video, laporan, problematika, maupun eksperimen. Seperti dijelaskan di atas evaluasi diri dapat membuat peserta didik lebih bertanggung jawab terhadap proses dan pencapaian tujuan. Penilaian portofolio paling komprehensif karena menggabungkan jenis penilaian lain seperti penilaian kinerja dan esai. Kriteria penilaian yang jelas dan terbuka dapat disosialisasikan kepada pesera didik secara jelas sehingga mempermudah proses penilaian.

(45)

memberikan tugas pada peserta didik. Fase pertengahan peserta didik mulai bekrja mencari, berdiskusi berlatih dan sebaginya. Fase akhir peserta didik menampilkan hasil kerja mereka misalnya sebuah drama (Muslich 2010: 75).

2.4.1 Pendidikan Karakter

2.1.4.1 Hakikat Pendidikan Karakter

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997: 259) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Salah satu pemikir hebat Indonesia dalam hal karakter adalah Ki Hahjar Dewantara. Beliau membahas secara tuntas hal-hal yang berkaitan dengan karakter. Menurut Hajar Pramuji 2012 (dalam Sayudi 2013: 3) hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara sudah melahirkan 9 gelar doktor, delapan diantaranya dari Malaysia dan satu dari Indonesia. Lebih dari itu Kemndiknas justru berkiblat pada Thomas Lickona dengan alasan ia adalah tokoh pertama yang mengenalkan pendididkan karater (zuchdi 2011 dalam Suyadi 2013: 3).

Ada pertanyaan yang kemudian muncul berkaitan dengan pendidikan karakter. Yangpertamaadalah apakah orang yang berkarakter buruk dapat diubah melalui pendidikan? Pertanyaan kedua adalah apakah orang yang dilahirkan berkarakter buruk akan tetap buruk meskipun diproses dalam pendidikan? Dan yang ketiga adalah apakah pendidikan tidak terpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang?

(46)

Rasa meyatakan anak seperti kertas yang dilukis denga karakter baik dan buruk.

Kedua, menurut Lambroso dan Scopenhauer degan teori Nativisme yang menyatakan bahwa setiap karakter seseorang tidak dapat diubah karena bersifat genetis. Ketiga, menurut Wiliam Stren dengan teori Konvergensi yang menyatakan bahwa karakter seseorang dipengaruhi bawaan atau genetika dan lingkungan atau pendidikan (Suyadi 2013: 4).

Terlepas dari pernyataan di atas, pendidikan Indonesia mengusung semagat baru dengan obtimisme untuk membangun bangsa yang bermartabat. Dengan begitu membangun karakter harus mengambil posisi yang jelas, bahwa karakter seseorang dibangun melalui pendidikan. Pendidikan seperti apa yang dapat membangun karakter, jawabannya adalah pendidikan karakter.

1. Pendidikan

(47)

membangun jati diri bangsa yang utuh. Hal tersebut dapat dicapai dengan pendidikan nasional yang bermutu.

2. Karakter

Secara epistimologis kata karakter dalam bahasa Inggris characterberasal dari bahasa Yunani eharassein yang berarti “to engrave” yang dapat diterjemahkan menjadi mengkir, melukis, memahatkan, atau mengireskan (Echols dan Shadily 1995 dalam Suyadi, 2013: 5). Berbeda dengan bahasa Inggris karakter dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budiperketi yang membedakan orang yang satu dengan yang lain. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2008: 682) karakter artinya orang yang berkepribadian, berprilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak tertentu dengan watak yang membedakan dirinya dengan orang lain. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal prilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan yang bedasarkan norma-norma.

2.1.4.2 Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

(48)

mengasilkan pribadi peserta didik yang baik dan menjalar kepribadi bangsa yang baik. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan karakter. Menurut Adisusilo 2012 tujuan pendidikan karakter adalah terwujudnya kesatuan esensial si subjek dengan perilaku dan sikap/nilai hidup yang dimilikinya. Jadi pendidikan karakter dapat dilakukan dengan pendidikan nilai.

Menurut Elkind & Sweet 2004 (dalam Kemendiknas 2010: 121), “character

education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be

right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.

Menurut Dono Baswardono (2010: 13) nilai karakter ada dua macam yaitu nilai-nilai karakter asli dan niliai karater turunan. Sebagai contoh adalah nilai karakter kejujuran yang tidak akan berlaku sepanjang zaman. Sedangkan niliai turunan dari nilai karakter kejujuran sifatnya lebih fleksibel. Contoh nilai turunan dari nilai karakter kejujuran adalah pendidikan anti korupsi dan kantin kejujuran yang semuanya berdasar pada karakter jujur.

(49)

2.2 Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini terdapat tiga penelitian yang relevan yang pertama

oleh Domingos de Araujo (2013) tentang Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa bahan ajar keterampilan menulis yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Bahan ajar yang disusun oleh peneliti tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas IV mengenai pendidikan karakter yang terintegrasi dengan keterampilan menulis bahasa Indonesia.

Peneliti menggunakan satu instrumen untuk melakukan analisi kebutuhan yaitu dengan wawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahuai kebutuhan siswa mengenai nilai-nilai karakter. Nilai-nilai karakter tersebut kemudian diintegrasikan dengan pembelajaran menulis bahasa Indonesia.

Peneliti menggunakan hasil wawancara untuk menghasilkan produk yang disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan pengembangan karakter dan budaya bangsa disekolah. Materi pembelajaran disesuaikan dengan SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar).

(50)

sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu yang diintegrasikan dengan karakter religius dan demokratis.

Peneliti kedua ialah Agnes Arinjani Puspa Ningrum (2013) dengan judul

Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter

Untuk Ketermpilan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas

IV Semester Gasal. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa bahan ajar keterampilan membaca yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Bahan ajar yang disusun oleh peneliti tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas IV mengenai pendidikan karakter yang terintegrasi dengan keterampilan membaca Bahasa Indonesia.

Peneliti menggunakan satu instrumen untuk melakukan analisi kebutuhan yaitu dengan wawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahuai kebutuhan siswa mengenai nilai-nilai karakter. Nilai-nilai karakter tersebut kemudian diintegrasikan dengan pembelajaran membaca Bahasa Indonesia.

Peneliti menggunakan hasil wawancara untuk menghasilkan produk yang disesuaikan degan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan pengembangan karakter dan budaya bangsa di sekolah. Materi pembelajaran disesuaikan dengan SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar).

(51)

kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai yang diintegrasikan dengan karakter ingin tahu, mandiri dan menghargai karya orang lain.

Ketiga, jurnal artikel ilmiah yang ditulis oleh Yulius Abidin dengan judul

Model Penilian Otentik dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Berorientasi

Pendidikan Karakter”. Peneliti menjelaskan bahwa dalam membentuk karakter meningkatkan kemampuan membaca. Pengembangan dilakukan dengan tiga saluran penerapan pendidikan karakter, diantaranya melalui bahan ajar, model pembelajaran, dan penilan otentik. Peneliti mengatakan pada penilaian otentik perlu adanya pengkreasian aktivitas belajar sehingga pada penilian, mampu mendapatkan gambaran kemampuan siswa secara nyata. Bahan ajar, model pembelajaran dan penilaian otentik saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

(52)

melakukan penilaian yang otentik. Peneliti mengembangkan bahan ajar yang mengacu kurikulim 2013 subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan pemaparan teori-teori di atas, peneliti mencoba melakukan pengembangan bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013 dengan kerangka berfikir sebagai berikut: Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003).

(53)

menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas 1 sampai kelas 6.. Seharusnya dalam Kurikulum 2013 bahan ajar dapat mengintegrasikan ragkaian kegiatan dengan baik sehingga memberikan pengalaman bermakna. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan dari hasil kajian dokumen mengenai kurikulum 2013, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, karakter berdasarkan budaya lokal dan dari penelitian yang relevan, maka peneliti akan mengembangkan produk bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013 subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2.4 Pertanyaan Peneliti

Berdasarkan penjabaran teori di atas, maka dirumuskan pertanyaan peneliti sebagai berikut:

2.4.1 Bagaimana langkah-langkah mengembangankan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum? 2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang

dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru kelas IV SD? 2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian pengembangan digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Jenis penelitian ini dipilih karena peneliti akan mengembangkan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013, dengan Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar yang kemudian akan diuji keefektifannya kepada siswa kelas IV Sekolah dasar.

3.2 Prosedur Pengembangan

(55)
[image:55.595.97.494.187.661.2]

pembelajaran, cara penyampian, sumber/bahan dan evaluasi., (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Prosedur pengembangan disajikan dalam bentuk bagan. Bagan prosedur pengembangan dapat dilihat pada gambar 2.

(56)

Gambaran langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar dijelaskan berikut ini:

3.2.1. Potensi dan Masalah

[image:56.595.105.514.286.748.2]

Pada tahap potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan guru kelas IV Sekolah Dasar terhadap kebutuhan bahan ajar Kurikulum 2013. Untuk menganalisis kebutuhan yang ada di lapangan, peneliti melakukan wawancara dengan guru SDN Babarsari. Wawancara mengenai pandangan guru terhadap Kurikulum 2013 dan pelaksanaannya, bahan ajar yang disediakan oleh Tim Pengembang Kurikulum, pelaksanaan pembelajaran menggunakan bahan ajar yang tersedia dan kelebihan serta kekurangan bahan ajar yang tersedia untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas. Instrumen wawancara dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan

No. Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara

1

Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terhadap Kurikulum SD 2013?

2 Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan pendekatan sains dalam pembelajaran?

3 Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan penilaian otentik? 4 Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu

terkait dengan pendidikan karakter? 5 Kesulitan-kesulitan apa yang

Bapak/Ibu alami dalam melaksanakan Kurikulum SD 2013? Mengapa? 6 Menurut Bapak/Ibu apakah bahan ajar

Kurikulum SD 2013 masih perlu disempurnakan? Mengapa?

(57)

8 Apakah Bapak/Ibu mampu mengembangkan secara mandiri bahan ajar sesuai dengan Kurikulum SD 2013?

9 Apakah bahan ajar Kurikulum SD 2013 sesuai dengan budaya lokal sekolah?

10 Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional?

11 Saran apa yang dapat Bapak/Ibu berikan terkait dengan bahan ajar Kurikulum SD 2013 yang sudah tersedia!

3.2.2. Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara terstruktur dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD. SD yang digunakan untuk analisis kebutuhan adalah SD yang telah ditunjuk dinas untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 di tahun ajaran 2013/ 2014. Kuesioner digunakan untuk memvalidasi bahan ajar, validasi dilakukan oleh pakar kurikulum, guru kelas yang telah melaksanakan Kurikulum 2013, dan siswa. 3.2.3. Desain Produk

(58)

pedoman pembuatan desain bahan ajar. Produk yang dikembangkan mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa dengan spesifikasi produk yang telah diterangkan.

3.2.4. Validasi Produk

Desain produk awal sebelum diuji cobakan divalidasi terlebih dahulu. Validasi desain produk akan dilakukan oleh satu pakar Kurikulum, dua guru kelas IV yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 di SD tempat mengajar. Validasi dilakukan dengan memberikan desain produk bahan ajar dan lembar kuesioner kepada pakar yang ditunjuk.

3.2.5. Revisi Desain

Berdasarkan validasi dari pakar kurikulum dan guru kelas IV SD, peneliti melakukan revisi. Revisi dilakukan berdasarkan kritik dan masukan yang diberikan oleh pakar kurikulum dan dua guru kelas IV Sekolah Dasar yang telah melaksanakan Kurikulum 2013.

3.2.6. Uji Coba Desain

Desain produk yang telah direvisi kemudian diujicobakan kepada 10 siswa kelas IV SD. Uji coba desain produk bahan ajar bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai kualitas produk bahan ajar dan keefektifannya untuk kegiatan pembelajaran. Pada akhir pelaksanaan uji coba lapangan, siswa diminta mengisi lembar kuesioner mengenai produk.

3.2.7. Revisi Desain

(59)

yang mengacu kurikulum 2013 sekolah dasar subtema Barang dan Jasa untuk Kelas IV sekolah dasar.

3.3 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dan keefektifan produk pengembangan bahan ajar. Data hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki produk bahan ajar. Sebelum bahan ajar diujicobakan, dilakukan validasi. Validasi dilakukan oleh pakar Kurikulum dan dua guru kelas IV yang telah melaksanakan Kurikulum 2013. Subjek uji coba produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 pada penilitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Puren Yogyakarta. Uji coba melibatkan 10 siswa kelas IV SD Negeri Puren tahun ajaran 2013/ 2014 sebagai sampel dalam uji coba produk.

3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Jenis Data Uji Coba

Jenis data yang yang diperoleh di dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari kritik dan saran pakar Kurikulum serta guru kelas IV SD yang telah melaksanakan Kurikulum 2013, dan siswa . Kritik dan saran yang diberikan digunakan untuk revisi produk bahan ajar. Data kuantitatif berupa nilai yang diperoleh dari kuesioner.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

(60)

memberi kritik serta saran. Nilai yang diperoleh dari penilaian pakar kurikulum, guru kelas IV Kurikulum 2013, dan siswa digunakan untuk mengetahui seberapa baik produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 yang dikembangkan. Sedangkan kritik serta saran digunakan untuk merevisi produk bahan ajar.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dan pengembangan ini adalah wawancara dan kuesioner. Pengumpulan data awal dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara dilakukan menggunakan lembar pertanyaan wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Tujuan dari wawancara adalah untuk mengetahui data awal mengenai bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD N Babarsari sebagai SD yang telah ditunjuk dinas untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran.

Kuesioner digunakan untuk memvalidasi produk bahan ajar yang dikembangakan peneliti. Melalui penilaian di dalam kuesioner, diketahui kualitas serta keefektifan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa. Kritik serta saran dalam kuesioner digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk bahan ajar.

3.6 Teknik Analisis Data

(61)
[image:61.595.96.510.180.744.2]

skala lima. Konversi data mengacu pada pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP), dapat dilihat pada tabel berikut ini (Sukardjo, 2008: 101).

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Interval Kategori

X > + 1,80 Sbi Sangat Baik

+ 0,60 Sbi < X≤ + 0,06 Sbi Baik

- 0,60 Sbi < X≤ + 0,60 Sbi Cukup Baik - 1,80 Sbi < X≤ - 0,60 Sbi Kurang Baik

X≤ - 1,80 Sbi Sangat Kurang Baik

Keterangan:

: Rerata ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Sbi : Simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal–skor minimal ideal) X : Skor aktual

Skala dala kuesioner yang digunakan untuk penilaian bahan ajar diberikan lima pilihan. Lima pilihan tersebut yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Berikut ini perhitungan rumus konversi untuk mengetahui kualitas pengembangan bahan ajar.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

(62)

Ditanya:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawab:

Kategori sangat baik = X > + 1,80 Sbi = X > 3 + (1,80 x 0,67) = X > 4,21

Kategori baik = + 0,60 Sbi < X≤ + 1,80 Sbi = 3 + (0,60 x 0,67) < X≤3 + (1,80 x 0,67) = 3 + (0,40) < X≤3 + (1,21)

= 3,40 < X≤4,21

Kategori cukup baik = - 0,60 Sbi < X≤ + 0,60 Sbi

= 3–(0,60 x 0,67) < X≤3 + (0,60 x 0,67) = 3–0,40 < X≤3 + 0,40

= 2,60 < X≤3,40

Kategori kurang baik = - 1,80 Sbi < X≤ - 0,60 Sbi

= 3–(1,80 x 0,67) < X≤3 + (0,60 x 0,67) = 3–1,21 < X≤3 + 0,40

= 1,79 < X≤2,60 Kategori sangat kurang baik = X≤ - 1,80 Sbi

= X≤3–(1,80 x 0,67) = X≤3–1,21

(63)
[image:63.595.98.515.178.600.2]

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui konversi data kuantitatif nilai bahan ajar menjadi data kualitatif kualitas bahan ajar. Berikut ini data kualitatif skala lima dari hasil perhitungan.

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

4,22-5,00 Sangat Baik

3,41-4,21 Baik

2,61-3,40 Cukup Baik

1,80-2,60 Kurang Baik

1,00-1,79 Sangat Kurang Baik

Setelah hasil validasi dari pakar kurikulum 2013, guru kelas IV SD, dan siswa kelas IV SD dihitung, dapat dilihat hasil kualifikasinya berdasarkan tabel kriteria skor skala lima. Jika skor yang diperoleh 4,22-5,00kategori “sangat baik”. Skor diperoleh 3,41-4,21 kategori “baik”. Skor diperoleh 2,61-3,40 “cukup”.

(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV SDN Babarsari Yogyakarta. Wawancara dilakukan untuk mengetahui ketersediaan bahan ajar yang ada di sekolah dan berbagai kekurangan yang ada dalamnya serta hal-hal apa yang perlu dilengkapi dari buku yang sudah ada. Wawancara dilakukan pada tanggal 13 September 2013.

4.1.1. Data Analisis Kebutuhan Guru

(65)

Dari hasi wawancara yang dapat dilihat pada lampiran 2, guru membutuhkan bahan ajar kelas 4 kurikulum 2013 dengan kegiatan yang lebih terintegrasi serta dengan sedikit pengembangan dari buku lain. Oleh karena itu, perlu adanya bahan ajar kelas 4 yang mengacu pada kurikulum 2013 yang lebih terintegrasi dengan berbagai mata pelajaran.

4.1.2.Data Analisis Dokumen

Anaisis dokumen kurikulum 2013, terhadap kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahsa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Kompetensi inti dan Kometensi dasar yang dimaksud adalah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada pada semester satu dari ketujuh mata pelajaran yang disebutkan di atas, yang diintegrasikan pada subtema barang dan jasa.

4.2. Deskripsi Produk Awal

(66)

4.2.1.Silabus

Silabus disusun secara sistematis sesuai dengan kompetensi inti dari muatan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Komponen-komponen yang ada disilabus yaitu (1) identitas yang berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan kompetensi inti, (2) kompetensi dasar, (3) materi pokok, (4) indikator, (5) pengalaman belajar, (6) penilaian, meliputi jenis, bentuk instrumen, dan contoh soal penilaian, (7) alokasi waktu dan (8) sumber bahan atau alat. Pendekatan yang digunkan adalalah pendekatan karakter dan pendekatan saintifik.

4.2.2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana melaksanakan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang ada pada kompetensi inti yang terjabarkan dalam silabus. Penyusunan RPP akan memasukkan nilai-nilai karakter. Komponen yang terdapat RPP yaitu: (1) identitas RPP, (2) kompetensi inti, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi ajar, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) langlah-langah kegiatan, (9) sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

4.2.3.Bahan Ajar

Bahan ajar dibuat menggunakan program Microsoft Office World 2010

(67)

subtema barang dan jasa. Pemilihan warna disesuaikan dengan karakter perkembangan siswa kelas IV SD. Komponen bahan ajar dalam bentuk buku yang terdiri dari: sampul, isi, panduan penilaian guru, kunci jawaban dan daftar pustaka.

4.2.3.1. Sampul

Sampul didesain dengan menggunakan CorelDRAW dengan tulisan judul

“Berbagai Pekerjaan Subtema 2 Barang dan Jasa”, Subtema 2, nama penulis, kelas

dengan mengunakan huruf dari aplikasi corel draw.Beberapa gambar yang ada di sampul adalah kegiatan yang ada di pelabuhan, alat transportasi, huruf, angka, buku, gunting, laptop dan buah apel yang mewakili kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan yang ada dalam bahan ajar.

4.2.3.2. Isi

Isi dari bahan ajar terdiri dari 120 halaman. Urutan isi pada bahan ajar mulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan ke lima (a) motivasi berupa permainan/lagu dan mengulang materi sebelumnya, (b) uraian materi dan latihan, (c) glosarium, (d) evaluasi, (e) refleksi dan (f) pekerjaan rumah. Pertemuan ke enam ada sedikit perbedaan dengan pertemuan sebelumnya karena pada evaluasi dan pekerjaan rumah diganti dengan evaluasi selama satu minggu.

(68)

Refleksi digunakan untuk menggali pemahaman siswa dan pengalaman yang di peroleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan berkaitan dengan karakter seperti kedisiplinan, teliti, kepedulian, kebersamaan, mau memahami, dll. Rangkuman merupakan rincian hal-hal penting yang dipelajari dan dibuat oleh siswa selama proses belajar. Pekerjaan rumah merupakan kegiatan yang diberikan kepada siswa dengan tujuan pemantapan materi yang telah dipelajari atau persiapan untuk pertemuan sebelumnnya.

4.2.3.3. Glosarium

Glosarium merupakan bagian dari bahan ajar yang digunakan untuk mengetahui pengertian mengenai kata-kata sukar yang terdapat dalam bahan ajar.. Pengertian dari kata-kata sukar tersebut dicari dalam buku besar bahasa Indonesia. 4.2.3.4. Pedoman Penilaian dan Kuci Jawaban

Pedoman penilaiaan merupakan bagian dari bahan ajar. Pedoman tersebut dapat membantu guru dalam melakukan penilaian. Pedoman penilaian terdiri dari instrumen penilaian aspek pengetahuan, keterampilan, sikap spiritual dan sikap sosial, yang disertai dengan pedoman skoring pada masing-masing aspek. Kunci jawaban merupakan jawaban dari soal-soal yang terdapat dalam bahan ajar.

4.2.3.5. Daftar Pustaka

(69)

4.3. Data Uji Coba dan Revisi Produk

Produk bahan ajar awal yang telah disusun diberikan kepada pakar ahli, dan dua guru yang telah mengajar dengan kurikulum 2013 untuk divalidasi. Tujuan dari validasi adalah untuk mengetahui seberapa baik produk bahan ajar yang dikembangkan. Pedoman ini menggunakan skala tiga yang terdiri dari kategori layak tidak perlu direvisi, layak perlu direvisi dan tidak layak tidak perlu direvisi.

4.3.1.Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk

Pakar kurikulum yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah Pak R produk ini divalidasi sebayak satu kali oleh pakar Kurikulum. Validasi dilakukan pada tanggal 20 Maret 2014. Aspek yang dinilai dalam bahan ajar adalah (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi. Berdasarkan hasil validasi, kualitas bahan ajar dinilai dari kelima aspek yang ada memperoleh rata-rata 4,27 dengan kategori “Layak dan perlu

direvisi”. Penilaian dengan kategori tersebut ada beberapa hal yang perlu

diperbaiki. Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki dapat dilihat dalam tabel 4 . Produk yang telah divalidasi oleh pakar kemudian direvisi sesuai dengan masukan, komentar dan saran yang diberikan. Revisi produk yang dilakukan oleh peneliti difokuskan pada bagian yang disarankan oleh pakar pembelajaran, yaitu pada bagian, (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi. Masukan komentar dan saran dari pakar serta revisi dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Komentar Pakar Kurikulum dan Revisi

(70)

2.7 Tampilan fisikbackground sering membuat tulisan tidak nampak

Menganti, membenahi background

yang membuat tulisan tidak nampak. 2.8 Tanda baca dan kata yang baku

perlu diperhatikan.

Memperbaiki tanda baca dan kata-kata yang tidak baku.

3 Isi

3.2 Keterpaduan antar muatan pelajaran masih terkesan terpisah-pisah/ hanya digabungkan saja.

Memadukan muatan pelajaran dengan rangkaian yang baik dan perpindahannya datar/landai.

3.5 Teknik penilaian nontes perlu diperbaiki dengan memperhatikan indikator.

Memperbaiki penilaian nontes dengan memperhatikan indikator. 3.10 Bahan ajar belum nampak

mengandung contoh-cont

Gambar

Gambar 1. Empat Karateristik Penilian Autentik
gambar 2.Gambar 2. Modifikasi Langkah Kemp dan Borg and Gall
Tabel 3. Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan
Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema menjadi alat pemersatu materi yang

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dilakukan dari penggabungan model di atas adalah (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk,

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik

1. Perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 dikembangkan dengan langkah penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model pengembangan

Bahan ajar juga memiliki kualitas baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 di kelas IV sekolah dasar berdasarkan validasi

Di Sekolah Dasar proses pembelajarannya menggunakan tematik dan terpadu, (6) Penilaian, dalam penerapan kurikulum 2013 terdapat perubahan dalam penerapan penilaian pada

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran engan mata pelajaran yang lainnya, bahkan

pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya), (3) pembelajaran