FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
MAHASISWA AKUNTANSI TENTANG PROFESIONALISME DOSEN
AKUNTANSI
(Studi kasus pada Mahasiswa Akuntansi Univer sitas Pembangunan Nasional “VETERAN” J awa Timur)
SKRIPSI
Diajukanoleh :
LEONARDUS SATRIA P 0913010005/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Akuntansi
Diajukanoleh :
LEONARDUS SATRIA P 0913010005
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TENTANG PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI (StudikasuspadaMahasiswaAkuntansiUniver sitas Pembangunan Nasional
“VETERAN” J awaTimur)
yangdiajukan
LEONARDUS SATRIA P 0913010005
disetujuiuntukUjianLisanoleh
PembimbingUtama
Dr. Gideon SetyoBudiwitjaksono, M.Si Tanggal : …………...
NPTY. 26706950243
Mengetahui
WakilDekan I FakultasEkonomi
DisusunOleh : LEONARDUS SATRIA P
0913010005/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J ur usan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur padatanggal 31 Mei 2013
Pembimbing Utama Tim Penguji
Ketua
Dr. Gideon SetyoBudiwitjaksono, M.Si Dr s. Ec. Eko Riyadi, M.Aks
NPTY. 26706950243 NIP. 195705011991091001
Sekr etaris
Dr. Gideon SetyoBudi W, M.Si NPTY. 26706950243
Anggota
Dr s. Ec. Tamadoy Thamr in, MM NIP. 196305241988031001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Tuhan yang maha esa
yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “ Faktor -faktor yang
mempengar uhi per sepsi ma hasiswa a kuntansi tenta ng pr ofesionalisme dosen
akuntansi(Studi kasus pada maha siswa a kuntansi Univer sitas Pembanguna n
Nasional “Vetera n” J awa Timur ) ”, guna memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung baik
dalam bentuk dukungan, doa, maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus
penulis dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Dhani
Ichsanudin Nur, SE., MM. selaku dekan fakultas ekonomi atas kesempatan kepada
penulis untuk .
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak selaku ketua program studi akuntansi
yang telah meluangkan waktu dan mengarahkan penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi
mahasiswa.
6. Kedua orang tua (bapak dan ibu) tercinta, yang senantiasa mendukung,
memeotivasi dan mendoakan penulis sampai saat ini.
7. Titis Ari Asmoro yang telah mendukung, memotivasi dan membantu
memperlancar penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman di Akuntansi serta di HMAK yang telah mendukung dan
membantu memperlancar penyelesaian skripsi ini.
Penulis sadar bahwa dalam menyusun skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga hasil
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, mei 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI.. ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 10
2.2 Landasan Teori ... 14
2.2.1 Akuntansi Keprilakuan ... 14
2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keprilakuan... 15
2.2.1.2 Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keprilakuan dan Akuntansi Keperilakuan ... 17
2.2.1.3 Tujuan Auntansi Keprilakuan ... 19
2.2.1.4 Dimensi Akuntansi Keprilakuan ... 19
2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa
Tentang Profesionalisme Dosen ... 21
2.2.3 Profesi Dan Profesional ... 22
2.2.4 Teori Persepsi ... 25
2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi ... 27
2.2.5.1 Pengaruh IPK Mahasiswa Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Profesinalisme Dosen Akuntansi ... 27
2.2.5.2 Pengaruh Penghasilan Orang Tuan Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang profesinalisme Dosen Akuntansi ... 28
2.2.5.3 Pengaruh Pendidikan Orang Tua Mahasiswa Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi 28 2.3 Kerangka Pemikiran ... 29
2.4 Hipotesis ... 29
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30
3.1.1 Definisi Operasional ... 30
3.1.2 Pengukuran Variabel ... 31
3.2 Teknik Penetuan Sampel ... 33
3.2.1 Populasi ... 33
3.2.2 Sampel ... 33
3.3.1 Jenis Data ... 35
3.3.2 Sumber Data ... 35
3.3.3 Pengumpulan Data ... 35
3.4 Uji Kualitas Data... 36
3.4.1 Uji Validitas ... 36
3.4.2 Uji Reabilitas ... 36
3.4.3 Uji Normalitas ... 37
3.5 Teknik Analisis ... 37
3.6 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.6.1 Uji Auto Korelasi ... 39
3.6.2 Uji Multikolinieritas ... 39
3.6.3 Uji Heterokedastisitas... 39
3.7 Uji Hipotesis ... 40
3.7.1 Uji Kesesuaian Model F ... 40
3.7.2 Uji t ... 41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 42
4.1.1 Berkaitan Dengan Pertanyaan Mengenai IPK Mahasiswa X1 ... 43
4.1.2 Berkaitan dengan Pertanyaan Mengenai Penghasilan Orang Tua Mahasiswa X2 ... 44
4.1.4 Berkaitan Dengan Pertanyaan Mengenai Persepsi Mahasiswa
Tentang Profesinalisme Dosen Akuntansi Y ... 46
4.2 Hasil Analisis Data... 47
4.2.1 Uji Validitas ... 47
4.2.2 Uji Reliabilitas ... 49
4.2.3 Uji Normalitas ... 49
4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 50
4.3.1 Konstanta β 0 ... 51
4.3.2 Koefisien β 1 Untuk Variabel IPK Mahasiswa X1 ... 51
4.3.3 Koefisien β 2 Untuk Variabel Pengasilan Orang Tua Mahasiswa X2 52 4.3.4 Koefisien β 3 Untuk Variabel Pendidikan Orang Tua Mahasiswa X3 52 4.4 Uji Asumsi Klasik ... 53
4.4.1 Multikolinieritas ... 53
4.4.2 Heterokedastisitas ... 54
4.5 Uji Hipotesis ... 55
4.5.1 Uji Kesesuaian Model F ... 55
4.5.2 Uji t ... 56
4.5.2.1 Pengaruh IPK Mahasiswa (X1) Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi (Y) ... 57
4.5.2.3 Pengaruh Pendidikan Orang Tua Mahasiswa (X3)
Terhadap Persepsi Mahasiswa tentang Profesionalisme
Dosen Akuntansi (Y) ... 58
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
4.6.1 Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 62
4.6.2 Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan
Dan Manfaat Penelitian ... 62
4.6.3 Keterbatasan Penelitian ... 63
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Penghasilan Orang Tua
Mahasiswa (X2) ... 44
Tabel 4.3 Rekapitulasi jawaban Responden Mengenai : Pendidikan Orang Tua Mahasiswa (X3) ... 45
Tabel 4.4 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Mengenai : Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi (Y) ... 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Profesionalisme Dosen Akuntansi (Y) ... 47
Tabel 4.6 Hasil uji Reabilitas ... 49
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 50
Tabel 4.8 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda... 51
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ... 53
Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 54
Tabel 4.11 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model ... 55
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi (R square / R2) ... 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Uji Validitas dan Uji reliabilitas Variabel Profesionalisme Dosen (Y)
Lampiran 3 : Uji Normalitas
Lampiran 4 : Uji Multikolinieritas dan Uji Heterokedastisitas
Lampiran 5 : Analisis Regresi Linier Berganda
Lampiran 6 : Tabulasi Data Variabel X1
Lampiran 7 : Tabulasi Data Variabel X2
Lampiran 8 : Tabulasi Data Variabel X3
Oleh
Leonar dus Satr ia P Abstr aksi
Suatu perguruan tinggi dalam kiprahnya sebagai pencetak SDM yang berkualitas tidak terlepas dari konsep kualitas pengajaran yang memadai, untuk itu perlu profesionalisme dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan. Berdasarkan hasil survey pendahuluan dengan jumlah responden 32 mahasiswa jurusan akuntansi menunjukan adanya kesenjangan diantaranya misalnya dalam hal pemberian materi,bimbingan dan perhatian terhadap mahasiswa dinilai mahasiswa kurang intens, karena sebagian besar dosen hanya menunjukan kemampuannya memberikan materi, namun dosen kurang berperan dalam membimbing mahasiswa terhadap kesulitan yang dihadapi mahasiswa terhadap kesulitan yang di hadapi oleh mahasiswa. Dari fenomena tersebut mahasiswa beranggapan bahwa sedikit sekali dosen yang dapat di jadikan sebagai dosen teladan, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh IPK mahasiswa, penghasilan orang tua dan pendidikan terakir orang tua mahasiswa terhadap persepsi mahasiwa tentang profesinalisme dosen akuntansi Universitas Pembangnan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Sempel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 59 responden (Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Angkatan 2009). Sedangkan sumber data yang di gunakan berasal dari jawaban kuesioner yang di sebar pada 59 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS 16.0
Dari hasil analisis dapat di simpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa di duga IPK mahasiswa, penghasilan orang tua mahasiswa dan pendidikan orang tua mahasiswa tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap profesinalisme dosen akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
FACTORS AFFECTING STUDENTS PERCEPTION OF PROFESSIONALISM LECTURER ACCOUNTING (Case Study in National Development University
Accounting student " VETERAN" East Java) By difficult ies t he difficulties faced by st udents in t he face by a st udent . Of the phenomenon of st udent s assume that very few lecturers t hat can be made as an exemplary teacher, this st udy aims to empirically examine the effect of GPA st udent , parental incom e and parental last educat ion student to st udent perceptions of account ing facult y professionalism Nat ional Universit y Nat ional Devolepment "Vet eran" East Java.
Sempel t hat is used in this st udy w ere 59 respondent s (Facult y of Economics, Department of Accounting Students Force 2009). While the source of t he data used are derived from responses to quest ionnaires in the scat terplot on 59 respondent s. The data obtained were analyzed by using mult iple linear regression analysis w it h the comput er too l, w hich using SPSS 16.0
From the analysis it can be concluded that t he hypothesis t hat st udent s in expect ed GPA, parental incom e and parent al education student st udent s do not significant ly affect the accounting facult y prof essionalism Universit y Nat ional Development " Vet eran" East Java
1.1 Latar Belakang
Negara kita Indonesia adalah negara yang sedang berkembang maka
diperlukan tenaga yang ahli dan terampil di bidangnya untuk membangun
bangsa dan negara, maka bidang pendidikan menempati prioritas utama
dalam tahapan yang akan dilaksanakan sehingga untuk memperoleh
sumber daya yang berkualitas maka dibutuhkan sistem pendidikan dan
tenaga kerja yang mampu berkinerja tinggi, itu merupakan tugas yang
berat dan merupakan tuntutan yang tidak dapat di hindari lagi bagi tenaga
pengajar kususnya bagi perguruan tinggi.
Kerjasama yang baik antara dosen, mahasiswa serta karyawan dan
adanya prasarana yang baik akan menunjang terciptanya kondisi yang
nyaman dan baik yang nantinya akan menghasilkan output yang
berkualitas. Sistem pendidikan yang tertata adalah tantangan yang harus di
hadapi karena kondisi yang berbeda seperti sosial ekonomi,budaya yang
nantinya mempengaruhi kualitas output yang dihasilkan.
Dengan dipisahkanya PP No 19 tahun 2005 tentang standart nasional
pendidik UU tentang guru dan dosen, tuntutan professionalisme bagi
sosok pendidik pada setiap jenjang pendidikan semakin ketat. Perguruan
undang-2
dan kepakaran yang relevan. Dosen professional yang tersertifikasi itu
minimal berijazah S-1 dan telah menempuh 6 semester bidang pendidikan.
Profesi dan pendidikan akuntansi menghadapi perjalanan yang
memerlukan perhatian yang serius karena adanya perubahan lingkungan
bisnis dan perkembangan profesi akuntan publik sendiri, yang
mengakibatkan perlunya pembaharuan dalam praktek dan sistem
pendidikan akuntansi, di sebuah perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Suatu perguruan tinggi dalam kiprahnya sebagai pencetak SDM yang
berkualitas, tidak terlepas dari konsepkualitas pengajaran yang memadai
untuk menghasilkan output yang diharapkan, untuk itu perlu
profesionalisme dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan, dosen
memiliki profesionalisme tinggi akan berusaha meningkatkan kualitas
layanan yang diberikan kepada mahasiswa. Salah satu bentuk layanan itu
dapat diukur dari kualitas pengajaran dosen terhadap mahasiswa pada saat
dosen memberikan pelajaran. Kerjasama yang baik antara dosen,
mahasiswa dan karyawan , serta adanya kondisi yang nyaman dan baik
yang nantinya juga akan menghasilkan output yang berkualitas.
Peran pendidikan menurut safford dan Kershaw (dalam machfoed
,1999) mengemukaan bahwa pendidikan perguruan tinggi harus
melakukan transformasi secara structural maupun sistemik dengan
melakukan pelatihan dan cara-cara lain untuk meningkatkan
profesionalisme, baik terhadap staf akademik maupun nonakademik. Di
pendidikan akuntansi ketinggalan bila dibandingkan dengan
Negara-negara di kawasan ASEAN lainya (Foo,1998) dan proses tersebut baru
dimulai akhir abad ini. Ujian sertifikasi yang terstruktur dengan baik baru
dimulai akhir tahun 1998 dan pendidikan profesi di perguruan tinggi
dimulai tahun 2000 (mas’ud machfoed 1999:7) kenyataan inilah yang
banyak mengundang keprihatinan terhadap profesionalisme bagi dosen
akutansi pada perguruan tinggi.
Semua upaya tersebut adalah dalam rangka meningkatkan
profesionalisme tenaga kerja pengajar (dosen), terutama menghadapi
persaingan global abad XXI. Untuk dapat disebut dosen yang professional
menurut Novindan Tucker (mas’ud machfoed,1999) maka harus
memenuhi 3 hal yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan
karakteristik (character) . seseorang dosen akuntansi sangat memerlukan
profesionalisme yang cukup karena merupakan penguasaan ilmu dan
teknologi yang sangat mendalam tentang sesuatu bidang pekerjaan
sehingga tugas-tugas dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Proses
peningkatan profesionalisme diharapkan berpengaruh bagi mahasiswanya.
Mahasiswa yang mempunyai kelemahan seperti hanya belajar di kelas
tanpa menambah bekal keprofesionalismenya di luar kelas karena
dipengaruhi kekakuan pengajaran, tidak berkembangnya sistem belajar
mengajar dan aturan yang kaku sehingga akuntansi sulit berubah dengan
4
Masalah lain yang lebih menarik di abad XXI ini adalah perguruan
tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tinggi juga
menghadapi persaingan dan tantangan diantara perguruan tinggi yakni
semakin banyaknya perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi swasta
yang menawarkan bidang pendidikan jurusan akuntansi dengan biaya yang
semakin mahal tanpa diimbangi dengan kualitas yang mencukupi.
(Sofina,2008)
Mahasiswa dituntut untuk peka dan memiliki persepsi yang kritis
terhadap keadaan yang berkembang pada proses belajar mengajar di
perguruan tinggi. Dengan adanya persepsi yang kritis tersebut diharapkan
para dosen khususnya jurusan akuntansi dapat meningkatkan kualitas
profesionalnya yang nantinya dapat diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar sehingga mahasiswa dapat memiliki keahlian yang kemampuan
dan keahlian yang professional pada saat lulus nanti. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap profesionalisme dosen
akuntansi terdiri dari tingkat IPK mahasiswa, tingkat pendidikan orang tua
mahasiswa dan tingkat penghasilan orang tua
mahasiswa.(machfoedz,1999:14)
Menurut penelitian yang dilakukan sofina (2008), bahwa faktor IPK
mahasiswa berpengaruh secarasignifikan, sedangkan faktor pendidikan
dan penghasilan orang tua tidak mempengaruhi persepsi.
Dari hasil survey pendahuluan dengan jumlah responden 32
Jawa Timur angkatan 2009, mengenai persepsi mahasiswa tentang
profesionalisme Dosen Akuntansi dapat disajikan pada tabel 1.1, sebagai
berikut :
6
Tabel : 1.1 Hasil Sur vei Pendahuluan
Persepsi Mahasiswa Tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi (Y)
Berdasarkan hasil survei pendahuluan dengan jumlah responden 32
mahasiswa jurusan akuntansi mengenai persepsi mahasiswa angkatan
2009 tentang profesionalisme dosen akuntansi nilai rata-rata terendah
dicapai pada nilai 3,87 pada item pertanyaan ke 4 “seberapa besar
perhatian dosen terhadap mahasiswa yang memiliki masalah dalam belajar
ataupun masalah lainya?” rata-rata responden memberikan jawaban jarang
memberikan perhatian pada item pertanyaan ke 4, artinya mahasiswa
akuntansi UPN JATIM berpendapat bahwa responden tidak mendapatkan
perhatian dosen atas masalah belajar yang mereka hadapi karena
kebanyakan dosen hanya menunjukan pengetahuan dan kemampuan
mereka dalam mengajar tanpa memberikan perhatian tentang masalah
belajar yang dihadapi mahasiswa akuntansi, sedangkan nilai rata-rata
tertinggi ditunjukan pada nilai 5,37 pada item pertanyaan ke 6 “Seberapa
sering dosen hadir dalam perkuliahan?” rata-rata responden memberikan
jawaban sering hadir memberikan materi perkuliahan. Maka, dapat ditarik
kesimpulan sementara bahwa professionalisme dosen akuntansi di
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur dinilai oleh
responden kurang sebab meskipun dosen sering hadir dalam perkuliahan
akan tetapi dosen tidak memberikan perhatian terhadap masalah belajar
yang dihadapi oleh mahasiswa.
Dari uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul
8
pr ofesionalisme dosen akuntansi (Studi kasus pada universitas
pembangunan nasional “VETERAN” J awa Timur)“.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah IPK mahasiswa, penghasilan orang
tua dan pendidikan orang tua mahasiswa mempengaruhi persepsi
mahasiswa tentang profesionalisme dosen akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “VETRAN” Jawa Timur”.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh IPK
mahasiswa, penghasilan orang tua mahasiswa dan pendidikan orang tua
mahasiswa tentang profesionalisme dosen akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak–pihak yang
berkepentingan, antara lain:
a. Bagi Obyek
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan yang
bermanfaat bagi Universitas dalam melaksanakan kegiatan yang
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan sekaligus
menerapkan ilmu pengetauan yang selama ini diperoleh di universitas.
c. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
referensi dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti yang akan
dating mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan
penelitian sekarang adalah:
1. Mas’ud mahfoedz (1999)
a. Judul
“Studi persepsi mahasiswa terhadap profesionalisme dosen
akuntansi perguruan tinggi negeri”
b. Rumusan Masalah
Mengenai tingkat profesionalisme dosen di jawa dan luar jawa.
c. Hasil Penelitian
Tingkat profesionalisme dosen akuntansi di perguruan tinggi di
jawa secara signifikan lebih tinggi daripada dosen akuntansi di luar
jawa.
2. Widyastuti ,dkk (2003)
a. Judul
“pengujian empiris profil kebutuhan profesionalisme dosen
akuntansi di jawa “Semarang”.
b. Rumusan masalah
Apakah ada perbedaan profil kebutuhan profesional atas
(praktek/nonpraktek) hirarki (pimpinan/ ketua dengan non ketua),
gender (pria/wanita)
c. Hasil Penelitian
a) Hasil analisis menunjukan bahwa profil kebutuhan professional
dalam diri dosen akuntansi ternyata dapat timbul dari diri
dosen, dan sebagian di picu oleh tuntutan atau tanggung jawab
prfesionalismenya atas peran yang dilakukan dalam organisasi.
b) Kebutuhan prestasi dosen akuntnsi tidak di pengaruhi oleh
lingkungan kerjanya, melainkan timbul karena tanggung jawab
profesionalnya, sedangkan kebutuhan kekuasaan afiliasi dapat
timbul karena adanya pengaruh dari lingkungan kerjanya
seperti hirarki dan praktek sebagai akuntan karena tuntutan
peran dalam orgaisasi seperti halnya pimpinan, maka
kebutuhan kekuasaan ternyata berbeda secara signifikan
sebagai dosen biasa.
3. Sofina (2008)
a. Judul
“persepsi mahasiswa jurusan akuntansi terhadap profesionalisme
dosen akuntansi perguruan tinggi Surabaya”
b. Rumusan masalah
a) Mengenai tingkat IPK mahasiswa, tingkat pendidikan orang tua
12
universitas airlangga Surabaya dan universitas pembangunan
nasional “Veteran” jatim
b) Mengenai perbeda persepsi antara mahasiswa universitas
airlangga Surabaya dengan mahasiswa universitas
pembangunan nasional “Veteran” jatim.
c. Hasil Penelitian
a) IPK mahasiswa berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
profesionalisme dosen akuntansi.
b) Tigkat pendidikan orang tua mahasiswa tidak ada pengaruh
secara signifikan terhadap tingkat profesionalisme dosen
akuntansi.
c) Tingkat penghasilan orang tua mahasiswa tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat profesionalisme dosen.
4. Moc. Ali Taufan (2010)
a. Judul
“faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang
profesionalisme dosen akuntansi ( studi pada universitas
pembangunan nasional “veteran” jatim)
b. Rumusan masalah
Apakah IPK mahasiswa, penghasilan orang tua dan tingkat
pndidikan orang tua mahasiswa akan mempengaruhi persepsi
mahasiswa tentang profesionalisme dosen akuntansi universitas
c. Hasil Penelitian
a) Berdasarkan hasil uji kesesuaian model dan uji t dapat
membuktikan bahwa IPK mahasiswa penghasilan orang tua
mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa
berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi mahasiswa
terhadap profesionalisme dosen akuntansi universitas
pembangunan nasional “veteran” jatim, sehingga hipotesis
yang diajukan terbukti kebenaranya.
b) Selanjutnya berdasarkan dari hasil uji parsial juga dapat di
ketahui penghasilan orang tua mahasiswa mempengaruhi
persepsi mahasiswa tentang proesionalisme dosen akuntansi
universitas pembangunan nasional “veteran” jawa timur.
Adapun persamaan pada penelitian yang di lakukan sekarang ini
dengan penelitian terdahulu adalah dari segi variabel yaitu IPK
mahasiswa, penghasilan orang tua dan pendidikan orang tua, sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah di lakukan
sebelumnya adalah subyek dan obyeknya, pada penelitian yang dilakukan
sekarang subyek dan obyeknya adalah mahasiswa akuntansi angkatan
14
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu
akuntansi yang semakin berkembang dalam 25 tahun belakangan ini. Hal
ini ditandai dengan lahirnya sejumlah jurnal dan artikel yang berkenaan
dengan keperilakuan ( behavioral ), dan semakin menjamurnya buku–buku
teks berbahasa asing yang membahas tentang akuntansi keperilakuan.
Sal;ah satu jurnal paling populer yang mengangkat permasalahan
akuntansi keperilakuan adalah Behaviour Research in Accounting yang
diterbitkan oleh American Accounting Association. Di Amerika Serikat
sendiri, mata kuliah mengenai akuntansi keperilakuan semakin banyak
ditawarkan. Perkembangan ini juga didukung oleh semakin bertumbuhnya
riset – riset para mahasiswa akuntansi dan pengajar mereka yang berfokus
pada dimensi akuntansi keperilakuan. Awal perkembangan riset akuntansi
keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen, khususnya
penganggaran (budgeting), namun dominan dalam hal ini terus
berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi
akuntansi, dan audit. Dalam audit, riset akuntansi keperilakuan telah
berkembang, tinjauan literatur telah menjadi spesialisasi dengan lebih
memfokuskan diri pada atribut keperilakuan spesifik seperti proses
kognitif atau riset keperilakuan pada satu topik khusus seperti audit
Perkembangan yang pesat dari akuntansi keperilakuan lebih
disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan
ilmu-ilmu sosial secara menyeluruh. Mengenai bagaimana perilaku manusia
memengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis, serta bagaimana
akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia selalu
dicari jawabannya. Pada gilirannya, akuntansi keperilakuan diyakini dapat
menjadi suatu terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan
informasi, yang memungkinkan para direktur eksekutif (CEO), direktur
keuangan (CFO), dan pembuat rencana strategis lainnya untuk
mengoptimalkan keputusan yang diambil, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. ( Iksan dan Ishak, 2005: 4 )
2.2.1.1Pengertian Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi
keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses
pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut memberikan
petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan
sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun
pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek–
aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian,
akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta
16
sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring
dengan perkembangan lingkungan akuntansi, agar dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. ( Iksan dan Ishak, 2005: 1 ).
Menurut Iksan dan Ishak (2005: 10) riset akuntansi keperilakuan
merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan dengan
perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap
perilaku akuntan dan perilaku dari nonakuntan telah banyak dipengaruhi
oleh fungsi akuntansi dan laporan. Riset akuntansi keperilakuan meliputi
masalah yang berhubungan dengan:
a. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
b. Pengaruh dari fungsi akuntansi, seperti partisipasi dalam penyusunan
anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap
perilaku, baik karyawan, manajer, investor, maupun wajib pajak.
c. Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan
penggunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
Menurut Siegel dan Marconi ( 1989 ), istilah ilmu keperilakuan adalah
penemuan yang relatif baru. Konsep tersebut begitu luasnya sehingga lebih
baik lingkup dam isinya digambarkan dari awal. Ilmu keperilakuan
mencakup bidang riset manapun yang mempelajari, baik melalui metode
eksperimentasi maupun observasi, perilaku dari manusia dalam
lingkungan fisik maupun sosial. Tujuan dari ilmu keperilakuan adalah
sampai pada generalisasi yang ditetepkan mengenai perilaku manusia yang
didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan secara impersonal melalui
produser yang terbuka untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat
diversifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik. Dengan demikian, ilmu
keperilakuan mencerminkan observasi sistematis atas perilaku manusia
dengan tujuan untuk menginformasikan hipotesis tertentu secara
eksperimental melalui referensi terhadap perubahan perilaku yang dapat
diobservasi. ( Iksan dan Ishak, 2005: 25 ).
Akuntansi keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi
adalah untuk memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi tindakan
yang diinginkan. Pengenalan hubungan timbal balik antara alat akuntansi
dan perilaku telah memunculkan modifikasi atas definisi akuntansi
konvensional. Definisi akuntansi terbaru dalam lingkaran professional
akademis menyiratkan komunikasi dan pengukuran data ekonomi untuk
berbagai pengambilan keputusan serta hasil keprilakuan lainnya. ( Iksan
dan Ishak, 2005: 27 )
2.2.1.2Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keprilakuan dan Akuntansi
Keperilakuan
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi
keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara
18
perubahan perubahan atas cara akuntansi dilakasanakan dan bagaimana
prosedur laporan akuntansi dapat difunakan lebih efektif untuk memebantu
individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya. ( Iksan dan Ishak,
2005: 27 ).
Sementara ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial,
akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan
pengetahuan keperilakuan. Oleh karena itu, ilmuawan keperilakuan terlibat
dalam riset terhadap aspek – aspek teori motivasi, kepuasan sosial,
maupun bentuk sikap. Sementara para akuntan keperilakuan menerapkan
unsur – unsur khusus dari riset atau teori tersebut untuk menghasilkan
hubungan dengan situasi akuntansi yang ada. ( Iksan dan Ishak, 2005:28 ).
Akuntansi keperilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan riset
ilmu keperilakuan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia.
Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip, dan pendekatan dari
disiplin ilmu lainnya untuk meningkatkan kegunaannya. Suatu pertanyaan
yang beralasan adalah apakah seorang akunatan keperilakuan dalam
kenyataannya merupakan seorang ilmuwan keperilakuan terapan? Adalah
benar bahwa pekerjaan para akuntan keperilakuan dan ilmuwan
keperilakuan terapan saling tumpang – tindih dalam beberapa bidang.
Kedua kelompok tersebut menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi
untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi. Namun, terdapat
perbedaan penting antara kedua golongan tersebut dalam hubungannya
masing. Akuntansi adalah suatu profesi, dan adalah sangat diinginkan agar
para akuntan menjadi terlatih untuk memikirkan tindakan secara
professional. Pelatihan ini berbeda dari pengalaman yang dilihat oleh para
ilmuwan (Iksan dan Ishak, 2005: 28).
2.2.1.3Tujuan dan Manfaat Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan tidak sama dengan akuntansi tradisional yang
hanya melaporkan data keuangan. Akuntansi keperilakuan menggunakan
metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran
informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang
mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Manfaat utama dari
akuntansi keperilakuan ini adalah menyediakan informasi bisnis yang
memungkinkan para direktur eksekutif, direktur keuangan, dan perencana
strategis lainnya untuk mengukur dan memengaruhi variabel – variabel
secara konvensional tidak dapat diukur tetapi sangat menentukan bisnis
mereka, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan mereka (Iksan
dan Ishak, 2005: 4).
2.2.1.4Dimensi Akuntansi Keprilakuan
Akuntansi keperilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional
yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat, dan melaporkan
20
informasi yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan
mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan sistem
akuntansi, mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu
organisasi (Iksan dan Ishak, 2005: 23).
Secara umum, akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang
besar (Iksan dan Ishak, 2005: 24):
1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan
penggunaan sistem akuntansi. Bidang ini berkaitan dengan sikap dan
filosofi manajemen yang mempengaruhi sifat dasar pengendalian
akuntansi yang berfungsi dalam organisasi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang ini
berkenaan dengan bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi
motivasi, produktifitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, serta
kerja sama.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku
manusia. Bidang ini berhubungan dengan cara sistem akuntansi
digunakan sehingga mempengaruhi perilaku.
2.2.1.5Hubungan dengan akuntansi perilaku
Persepsi mahasiswa tentang profesionalisme dosen akuntansi
merupakan proses untuk mempelajari perilaku manusia dengan rancangan
akuntansi perilaku lebih menfokuskan pada hubungan antar manusia dan
sistem akuntansi. (Siegel dan Marconi, 1989: 3)
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme dosen perguruan tinggi
diperlukan cara kerja dosen atau efektifitas dosen secara kualitatis
berkaitan dengan kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yang
efektif. Karena komponen mahasiswa dan dosen tidak dapat dipisahkan.
Dimana keberhasilan dosen dalam menyampaikan materi dalam pelajaran
sangat dipengaruhi oleh perhatian mahasiswa demikian pula perhatian
mahasiswa dalam belajar juga harus didukung oleh figure guru yang
memiliki kompetensi tertentu.(Sofina, 2008)
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Per sepsi Mahasiswa tentang
Pr ofesionalisme Dosen
Menurut Mas’ud Machfoedz (1999), persepsi mahasiswa tentang
profesionalisme dosen di pengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mahasiswa
2. Penghasilan orang tua mahasiswa
3. Pendidikan orang tua mahasiswa
Faktor lingkungan dan keuangan sangat mempengaruhi mahasiswa,
karena keluarga merupakan kelompok social pertama dimana mahasiswa
berinteraksi lingkungan keluarga yang ikut mempengaruhi adalah
22
keadaan orang tua. Sedangkan keuangan adalah mengenai keadaan
ekonomi mahasiswa tersebut.
Di dalam lingkungan keluarga dan perkembangan mahasiswa, orang
tua ikut mempengaruhi perkembangan dalam pendidikan keluarga yang
sangat bervariasi antara lain bebas, keras atau mempengaruhi
perkembangan dalam pendidikan keluarga yang sangat bervariasi antara
lain bebas, keras atau demokrasi keuangan dan keluargga merupakan
penunjang studi mahasiswa yang dipengaruhi faktor sosial ekonomi.
Mahasiswa yang pandai dan dari keluarga terdidik atau dari keluarga
dengan tingkat ekonomi tertentu mempunyai keinginan terhadap engajar
yang professional. Jadi bisa di katakana mahasiswa yang mempunyai IPK
tinggi akan lebih memperdulikan bagaimana dosenya mengajar. Demikian
juga tentang pendidikan dan penghasilan orang tua, makin baik pendidikan
orang tua maka diharapkan makin baik persepsi mahasiswa tentang
profesionalisme dosenya dan keluarga dari ekonomi yang lebih besar
diharapkan memberkaj persepsi lebih baik terhadap dosennya.
(Machfoedz, 1999: 24)
Studi tentang tingkat profesionalisme pada bidang pendidikan
setidaknya dilakukan untuk akademik. Namun demikian di sadari
sepenuhnya bahwa profesionalisme merupakan suatu keharusan untuk
mampu bertahan di abad XXI. Persaingan yang sangat tajam di segala
bidang, salah satu cara yang harus di lakukan adalah peningkatan
2.2.3 Pr ofesi dan Profesional
Profesi ialah sekumpulan orang-orang yang terlibat dalam
aktifitas-aktifitas serupa yang menjadi prasyarat-prasyarat tertentu. Menurut Laura
(2008: 17) dalam disertasinya yang berjudul “ Studi Perbandingan antara
Akuntansi Amerika dan Belanda dan Pengaruhnya terhadap Profesi di
Indonesia”. Menulis prasyarat-prasyarat profesi sebagai berikut:
1. Bahwa ini harus berdasarkan suatu disiplin pengetahuan khusus.
2. Bahwa diperlukan suatu proses pendidikan tertentu untuk
memperoleh pengetahuan itu.
3. Bahwa harus ada standart-standart kualifikasi yang mengatur jika
memasukinya dan harus ada pengakuan formil mengenai statusnya.
4. Bahwa harus ada suatu norma perilaku yang mengatur hubungan
antara profesionalime dengaan langganan, teman sejahwat dan ada
publik maupun penerimaan tanggungjawab yang tercakup dalam
suatu pekerjaan.
5. Bahwa harus ada suatu organisasi yang mengabadikan diri untuk
memajukan kewajiban-kewajibanya terhadap masyarakat di
samping untk kepentingan-kepentingan kelompok ini.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
dari para anggotanya tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang
tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan
24
dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu maupun setelah
menjalankan suatu profesi.
Sebenarnya tidak ada dalam kenyataan tetapi menyediakan suatu
model status pekerjaan yang bisa di peroleh bila pekerjaan itu telah
mencapai profesionalisme dengan penuh. Dengan kata lain istilah profesi
menunjuk kepada suatu model yang abstrak dari sekelompok pekerjaan
yang telah mencapai profesionalisme dengan penuh, sedang istilah
profesionalisme menunjukan kepada proses dimana suatu pekerjaan
sedang mengubah sifat-sifatnya yang esensial mendekati model profesi
sesungguhnya.
Sedangkan dalam kamus besar ilmu pengetahuan (dagun,2006:893)
profesi memiliki arti bidang pekerjaan atau jabatan yang memerlukan
pendidikan khusus untuk mendapatkanya. Walaupun begitu, ada terdapat
kesepakatan mengenai jumlah sifat yang saling berkaitan memadai profesi
ideal. Citra tentang profesi ideal ini terdiri dari sejumlah ide tentang jenis
dan sifat pekerjaan yang dijalankan oleh profesi sungguh. Fungsi
pengetahuan spesialisasi dalam pelaksanaan pelayanan professional
menyangkut hubungan antara para anggota kelompok profesi dengan klien
dan masyarakat, sifat kewenangan yang di miliki oleh kelompok profesi
dan cara pengambilan (rekruitmen) calon serta jenis pendidikan yang di
perlukan bagi pekerjaannya. Jadi profesionalisasi ialah suatu perubahan
dalam status suatu pekerjaan dari non profesi atau semi profesi kearah
2.2.4 Teori Persepsi
Teori ini menganggap orang mengembangkan sikap berdasarkan
mereka mengamati dan mengimplementasikan perilaku mereka sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari masusia sering mengadakan persepsi
terhadap segala sesuatu yang dilihat,didengar, dan dirasa oleh panca indra
yang di miliki. Persepsi ini bukan hanya pada benda, tetapi dapat pula
berupa peristiwa atau kejadian dilingkungan atau nilai-nilai yang di anut
oleh suatu kelompok masyarakat. (Sofina,2008)
Persepsi merupakan factor psikologis yang mempengaruhi perilaku
seseorang. Persepsi adalah bagaimana individu melihat dan menafsirkan
objek. Individu akan bertindak berdasarkan persepsi merka tanpa
memperhatikan apakah persepsi menggambarkan realitas yang sebenarnya.
Proses persepsi di mulai dari panca indera yaitu proses di terimanya
stimulus melalui alat reseptornya, kemudian di teruskan ke pusat susunan
syaraf yaitu otak, akan terjadi proses psikologis sehingga individu
memahami dan menyadari apa yang di alaminya dan di katakana ia
mengalami persepsi. (Yeni,2001: 492-493)
Jadi persepsi adalah sesuatu proses pemberian arti kepada stimulus
untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya dengan jalan
menyeleksi dan mengorganisir masukan-masukan serta
menginterprestasikanya, karena setiap orang memiliki arti kepada stimulus
26
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 863)
mendefinisikan “persepsi sebagai tanggapan (penerima) langsung dari
suatu serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal mengenai
inderanya”.
Menurut Robins (2002: 46) persepsi adalah proses dimana individu
mengorganisasi dan menginterprestasikanya kesan sensori mereka untuk
memberi arti kepada lingkungan mereka.
Sedangkan menurut Toha (1992: 141) menyatakan bahwa persepsi
adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami
informasi tentang linkunganya, baik lewat pendengaran, pengelihatan,
penghayatan, perasaan dan penerimaan.
Persepsi didefinisikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari
sesuatu atau merupakan hasil memlalui panca inderanya. Dalam arti yang
sempit persepsi adalah pengelihatan, bagaimana cara seseorang melihat
sesuatu sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian yaitu
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
(Leavitt,1992: 27).
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa persepsi
merupakan proses pemahaman, penerimaan (tanggapan) dalam diri
seseorang terhadap suatu obyek yang dilihat, didengar,dan dirasakan oleh
panca indera yang di milikinya, kemudian di simpulkan sehingga akan
menimbulkan penelitian terhadap obyek yang bersangkutan (dalam
diukur oleh IPK mahasiswa, pendapatan orangtua dan pendidikan orang
tua yang akan mempengaruhi profesionalisme dosen dalam perguruan
tinggi negeri maupun swasta. (Machfoedz,1999).
Dengan adanya teori persepsi ini mahasiswa dapat meningkatkan
pestasinya berdasarkan kemampuan pribadinya dan saingan antara
mahasiswa yang dapat di ukur dengan tingkat IPK sehingga adanya
persaingan antar mahasiswa di harapkan akan menjadi lebih rajin dan giat
mengikuti perkuliahan untuk dapat meningkatkan IPKnya. Sedangkan
pendapatan dan pendidikan orangtua juga mempengaruhi keinginan
mahasiswa untuk berprestasi lebih baik lagi dan sikap orang tua dapat
membantu mengembangkan sikap dari anaknya berdasarkan bagaimana
dia mengamati anaknya dan mengajarkan pada anaknya agar berperilaku
lebih baik (Machfoedz,1999).
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Per sepsi Mahasiswa tentang
Pr ofesionalisme Dosen Akuntansi
2.2.5.1Pengaruh IPK terhadap Per sepsi Mahasiswa tentang Profesionalisme
Dosen Akuntansi
Analisis yang biasa dikemukakan adalah bahwa mahasiswa yang
mempunyai IPK lebih tinggi akan lebih konsentrasi bagaimana melihat
dosennya megajar. Secara intuitif bisa di kemukakan bahwa para
28
mempunyai suatu harapan bahwa dosen yang profesional akan
memberikan lebih banyak kontribusi pada para mahasiswa.
(Machfoedz,1999: 24).
2.2.5.2Pengaruh Penghasilan Orang Tua terhadap Per sepsi Mahasiswa
tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi
Mahasiswa dari keluarga ekonomi yang lebih tinggi di harapkan
memberikan persepsi yang lebih baik terhadap profesionalisme dosen.
Analisis tentang penghasilan orang tua menerangkan bahwa mahasiswa
yang berasal dari keluarga mampu, pada umunya, mempunyai banyak
fasilitas dan pengalaman. Misalnya dengan membaca media masa atau
melihat program-program televisi. Dengan demikian mereka akan
meminta lebih banyak pada dosenya tentang profesionalisme ini di
banding mahasiswa yang kurang mampu. (Machfoedz, 1999:25).
2.2.5.3Pengaruh Pendidikan Orang Tua terhadap Persepsi Mahasiswa
tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi
Makin baik pendidikan orang tua maka di harapkan makin baik
persepsi mahasiswa tentang profesionalisme dosen akuntansi (Machfoedz,
2.3Kerangka Pemikiran
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
kerangka pemikiran dari penelitian ini nampak pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Diagram kerangka pikir
Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
2.4Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang dapat dirumuskan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut bahwa diduga IPK mahasiswa,
penghasilan orang tua mahasiswa dan pendidikan orang tua mahasiswa
mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang profesionalisme dosen Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
IPK M ahasisw a
(X1)
Penghasilan Orang Tua
M ahasisw a (X2)
Pendidikan Orang Tua
M ahasisw a (X3)
Persepsi M ahasisw a
t entang Profesionalisme
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang di berikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikan kegiatan ataupun
memberikan suatu operasional yang di lakukan untuk mengukur variabel
tersebut (Nazir,2005: 126)
Berkaitan dengan permasalahan dan hipotesis yang ada maka variabel
yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah IPK
mahasiswa (X1), penghasilan orang tua (X2) dan tingkat pendidikan orang
tua (X3) sedangkan variabel dependen adalah persepsi mahasiswa akuntansi
terhadap profesionalisme dosen akuntansi (Y).
1. Variabel bebas (X), yaitu:
1) IPK Mahasiswa (X1)
Adalah Merupakan indeks prestasi komulatif mahasiswa yang
merupakan nilai hasil studi dari seluruh mata kuliah yang telah
2) Penghasilan Orang Tua (X2)
Adalah suatu yang diterima seseorang dalam bentuk upah atau gaji
atas dasar prestasi kerjanya ataupun disesuaikan dengan jabatanya.
3) Tingkat Pendidikan Orang Tua (X3)
Adalah merupakan tingkat pengetahuan seseorang yang diukur
dengan studi akhir yang telah ditempuh untuk bangku sekolah atau
bangku kuliah.
2. Variabel Terikat (Y)
Persepsi mahasiswa terhadap profesionalisme dosen akuntansi
adalah merupakan tanggapan secara langsung dari seseorang
mahasiswa mengenai beberapa hal melalui panca inderanya tentang
seorang pengajar atau kelompok tertentu yang dianggap mempunyai
keterampilan,keahlian, punya komitmen moral, tanggung jawab,
disiplim dan tekun dalam menjalankan pekerjaan (profesinya).
3.1.2Pengukuran Variabel
Adapun teknik pengukuran untuk setiap variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
1. Variabel Independen (X)
a) IPK Mahasiswa (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dengan satuan
32
b) Penghasilan Orang Tua Mahasiswa (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dengan satuan
rupiah.
c) Pendidikan Orang Tua Mahasiswa (X3)
Variabel ini merupakan pendidikan terakhir orang tua mahasiswa
yang di ukur dengan menggunakan skala rasio dengan satuan poin.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dengan
teknik pengukuran semantic deferential. Menurut Nazir (2005: 131)
skala interval yaitu suatu pemebrian nagka kepada set objek yang
mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain,
yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval memperhatikan
jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Dalam teknik
semantik differensial ini responden di minta untuk menilai suatu
objek dengan menggunakan skala 7 (tujuh) poin dengan pola sebagai
berikut :
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti respoden cenderung sangat
tidak setuju dengan pertanyaan yang di berikan , sedangkan nilai 4
pertanyaan yang diberikan dan jawaban 5 sampai 7, berarti responden
cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang di berikan.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1Populasi
Unit populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Strata satu (S1) program studi Akuntansi UPN “VETERAN” Jawa Timur,
dikarenakan keterbatasan data yang diperoleh dari objek penelitian maka
yang dijadikan populasi adalah mahasiswa Strata satu (S1) program studi
akuntansi UPN “VETERAN” Jawa Timur Angkatan 2009 yang masih aktif
mengikuti perkuliahan dan tidak sedang cuti kuliah sebanyak 146 orang
mahasiswa. Diasumsikan bahwa mahasiswa angkatan 2009 telah mengalami
proses pembelajaran yang lama dan telah berada pada semester akhir,
sehingga mereka mengerti akan karakteristik setiap dosen yang mengajar
pada jurusan akuntansi.
3.2.2Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
probability sampling dengan teknik simple random sampling yaitu teknik
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
34
memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Suharyadi dan
Purwanto, 2004: 326).
Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan
rumus (Umar, 2002:141):
(Umar, 2002: 141)
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
diinginkan
Berdasarkan perhitungan diatas jumlah anggota sampel yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 59,34 yang kemudian dibulatkan
sehingga anggota sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 59
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1J enis Data
Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah data
primer. Data primer dengan cara menggunakan kuesioner atau daftar
pertanyaan yang telah terstruktur yang akan diisi oleh responden, sedangkan
sumber data yang di gunakan berasal dari jawaban kuisioner yang di sebar
pada 59 responden.
3.3.2Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data
dalam penelitian ini adalah responden yaitu mahasiswa Strata satu (S1)
program studi akuntansi UPN “VETERAN” Jawa Timur Angkatan tahun
2009 yang menempuh studi dan tidak sedang cuti kuliah.
3.3.3 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
meliputi:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternative
yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006: 82). Dalam penelitian
36
Program Studi Akuntansi UPN “VETERAN” Jawa Timur Angkatan
Tahun 2009 yang menempuh studi dan tidak cuti kuliah.
2. Wawancara
Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara Tanya jawab
secara langsung kepada respoden yang diteliti untuk mendapatkan data
dari informasi atau keterangan.
3.4 Uji Kualitas Data
3.4.1Uji Validitas
Uji validitas di gunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuisioner.
Suatu kuisioner di katakana valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu
untuk mengungkap sesuatu yang akan di ukur oleh kuisioner tersebut
(Gozhali,2005: 45) Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing–
masing pertanyaan signifikan (ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05),
maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.
3.4.2Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang
diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan
perkataan lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran
dua kali atu lebih terhadap objek dan alat pengukur yang sama (Sumarsono,
suatu kuesioner dikatakan reliabel bila memiliki nilai cronbach alpha > 0,60
(Ghozali, 2001: 45).
3.4.3Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti
seberapa normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya adalah metode Kolmogrov Smirnov dan metode Saphiro Wilk
(Sumarsono, 2004: 40), dengan ketentuan sebagai berikut (Sumarsono,
2004: 43):
a. Jika nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 0,05 maka
distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 0,05 maka
distribusi adalah normal.
3.5 Teknik Analisis
Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian ini diatas, maka teknik
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan alasan
bahwa metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi tehadap satu
variabel dependen (Y) dengan dua variabel independen (X1 dan X2).
Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan
adalah sebagi berikut:
38
Keterangan:
Y : Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesionalisme
Dosen Akuntansi
X1 : IPK Mahasiswa
X2 : Penghasilan Orang Tua Mahasiswa
X3 : Pendidikan Orang tua mahasiswa
b0 : Konstanta/Intersep
b1, b2,b3 : Koefisien regresi variabel X1 dan X2
e : Kesalahan baku (error term)
3.6 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linear harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator) yang artinya pengambilan keputusan Uji F dan Uji t tidak boleh
bias (sesuai dengan tujuan). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi
beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik yang meliputi asumsi
autokorelasi, multikolineritas, dan heteroskedastisitas (Suliyanto, 2005:
63).
Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE, sehingga pengambilan
keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini uraian singkat
3.6.1 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi
antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu
(time series) atau ruang (cross section) (Suliyanto, 2005: 64). Dalam
penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi karena data dari serangkaian
pengamatan tidak tersusun dalam rangkaian waktu (time series data).
3.6.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan
linier antara variabel–variabel bebas dalam suatu model regresi. Salah satu
cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas
yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF,
yaitu (Ghozali, 2001: 95):
I. Jika besaran VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.
II. Jika besaran VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas.
3.6.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
40
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2001:125).
Adanya heteroskedastisitas berarti adanya varian variabel dalam model
yang tidak sama (konstan). Untuk mendiagnosis adanya
Heteroskedastisitas, salah satunya dengan melakukan pengujian rank
spearman. Jika nilai probabilitasnya > nilai alpha-nya (0,05), maka dapat
dipastikan model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas atau thitung ≤
ttabel pada alpha 0,05 (Suliyanto, 2005: 64).
3.7 Uji Hipotesis
3.7.1 Uji Kesesuaian Model F
Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan,
digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut:
1. H0 : bj = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk
mengetahui pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y).
H1 : bj ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui
pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y)
2. Dalam penelitian ini tingkat signifikan 0,05.
Kriteria kesimpulan:
H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05.
3.7.2 Uji t
Pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial variabel X1 atau X2
atau X3 terhadap Y digunakan uji t student dengan prosedur sebagai
berikut (Anonim, 2010: L-21):
1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh yang nyata X1 atau X2 atau X3
terhadap Y)
H1 : bj ≠ 0 (terdapat pengaruh yang nyata X 1 atau X2 atau X3 terhadap
Y)
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05.
Kriteria kesimpulan:
H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskr ipsi Obyek Penelitian
Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini berasal dari jawaban
kuisioner yang di sebar pada 59 responden (Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Angkatan
2009) dan kuisioner tersebut terdidiri dari 14 pertanyaan yang di bagi menjadi 4
bagian.
Untuk memperjelas uraian di atas, maka berikut adalah hasil dari jawaban
kuisioner untuk masing masing variabel, yaitu sebagai berikut:
4.1.1 Ber kaitan dengan pertanyaan mengenai “IPK Mahasiswa(X1)
IPK Mahasiswa adalah merupakan Indeks Prestasi Komulatif seorang
mahasiswa yang merupakan nilai hasil studi dari seluruh mata kuliah yang telah
(pernah) di tempuh di bangku perkuliahan.
Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai IPK mahasiswa, dapat di
lihat pada tabel 4.1 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1 Rekapitulasi jawaban responden mengenai : IPK Mahasiswa (X1)
IPK Mahasiswa
Nilai terendah 2,40
Nilai Tertinggi 3,70
Mean 3,04
Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas, dapat di ketahui bahwa nilai tertinggi IPK
dari 59 Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2009 sebesar 3,70,
sedangkan nilai IPK terendah sebesar 2,40, dan nilai rata – ratanya yaitu sebesar
3,04.
4.1.2 Ber kaitan dengan pertanyaan mengenai “Penghasilan Orang Tua(X2)
Penghasilan orang tua mahasiswa adalah merupakan sesuatu yang di terima
seseorang dalam bentuk upah atau gaji atas dasar prestasi kerjanya taupun di
sesuaikan dengan jabatanya.
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner mengenai Penghasilan Orang Tua
Mahasiswa, dapat di lihat pada tabel 4.2, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2 Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai : Penghasilan Orang
Tua Mahasiswa (X2)
Penghasilan Orang Tua Mahasiswa
Nilai Terendah 1.000.000,00
Nilai Tertinggi 40.000.000,00
Mean 4.230.508,47
Sumber : Lampiran 7
Berdasarkan dari tabel 4.2 di atas, dapat di ketahui bahwa nilai tertinggi
penghasilan orang tua mahasiswa dari 59 mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan
44
2009 yaitu sebesar Rp.40.000.000,00 sedangkan nilai terendah sebesar
Rp.1.000.000,00 dan nilai rata – ratanya yaitu sebesar Rp.4.230.508,47.
4.1.3 Ber kaitan dengan pernyataan mengenai “Pendidikan Orang Tua Mahasiswa
(X3)”
Merupakan tingkat pengetahuan seseorang di ukur dengan studi akhir yang
telah di tempuh di bangku sekolah atau bangku kuliah.
Berdasarkan dari hasil kuesioner mengenai Pendidikan orang Tua Mahasiswa,
dapat di lihat pada tabel 4.3, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.3 Rekapitulasi jawaban Responden Mengenai : Pendidikan Orang
Tua Mahasiswa (X3)
Pendidikan Orang Tua Mahasiswa %
Sarjana 27 45,77%
Non Sarjana 32 54,23%
Total 59 100%
Sumber : Lampiran 8
Berdasarkan dari tabel 4.3 di atas, dapat di ketahui bahwa Pendidikan Orang
Tua Mahasiswa dari 59 mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2009 yaitu
27 orang Tua Mahasiswa atau 45,77% berpendidikan sarjana dan 32 Orang Tua
4.1.4 Ber kaitan dengan pernyataan mengenai :Per sepsi Mahasiswa Akuntansi
Tentang Profesionalisme dosen akuntansi (Y)”
Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi
adalah merupakan tanggapan secara langsung dari seseorang mahasiswa mengenai
beberapa hal melalui panca indranya tentang seorang pengajar atau (kelompok
tertentu) yang di anggap mempunyai ketrampilan,keahlian, mempunyai komitmen
moral, bertanggung jawab, disiplin dan tekun dalam menjalankan pekerjaannya
(profesinya).
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner mengenai Persepsi Mahasiswa
Mahasiswa Akuntansi tentang Profesionalisme dosen Akuntansi, dapat dilihat
pada tabel 4.4 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.4 Rekapitulasi J awaban Kuesioner Mengenai : Per sepsi Mahasiswa
Akuntansi tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi (Y)
46
Berdasarkan dari tabel 4.4 di atas, dapat di ketahui bahwa nilai rata – rata
tertinggi berada pada skor 5 atau jawaban cukup baik yaitu sebesar 21,91, hal ini
brarti 59 responden (Mahasiswa fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Angkatan 2009) beranggapan
bahwa persepsi mahasiswa tentang profesionalisme dosen akuntansi dalam hal
belajar mengajar pada “Universitas Pembangnan Nasional “Veteran” Jawa Timur”
adalah cukup baik.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas di gunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu
kuisioner di katakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkap sesuatu yang akan di ukur oleh kuisioner tersebut (Gozhali,2005: 45)
Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing–masing pertanyaan
signifikan (ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan
bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan SPSS.16.0, dapat di lihat pada
tabel 4.5, sebagai berikut
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Profesionalisme Dosen Akuntansi (Y)