• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L) SEBAGAI BAHAN AKTIF PADA FORMULA ALAS BEDAK TABIR SURYA SKRIPSI OLEH : SOFYAN NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMANFAATAN LIMBAH KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L) SEBAGAI BAHAN AKTIF PADA FORMULA ALAS BEDAK TABIR SURYA SKRIPSI OLEH : SOFYAN NIM."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L) SEBAGAI BAHAN AKTIF PADA FORMULA ALAS BEDAK TABIR SURYA

SKRIPSI

OLEH : SOFYAN NIM.1222281

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI DIPLOMA IV

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 2016

(2)

i HALAMANPENGESAHAN

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L) SEBAGAI BAHAN AKTIF PADA FORMULA ALAS BADAK TABIR

SURYA SKRIPSI

OLEH:

SOFYAN NIM. 1222281

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi Pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

Telah Diperiksa dan Disetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Laylah, S. TP, M.Si Ernawati Jassin, S.Si, M.Si NIP. 19720717 199803 2001 NIP. 19690603 200212 2 001

Diketahui Oleh:

Ketua jurusan Ketua Program Studi

Ir. Nurlaeli Fattah, M.Si Zulfitriany Dwiyanti M., SP., MP NIP. 19680807 199803 2001 NIP. 19760810 200912 2 002

Direktur

Dr. Ir. Darmawan, MP.

NIP. 19670202 199803 1 002

Tanggal lulus : 05 September 2016

(3)

ii HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul :PemanfaatanLimbah Kulit Manggis (Garcinia mangostana L)Sebagai Bahan Aktif Pada Formula Alas Bedak Tabir Surya

Nama Mahasiswa : Sofyan

Nim :1222281

Program Studi : Agroindustri Diploma IV (S1 Terapan) Tanggal Lulus : 05 September 2016

Disahkan Oleh:

Tim Penguji

Nur Laylah, S. TP, M.Si (. . . .)

Ernawati Jassin, S. Si., M.Si (. . . .. . . . . . .. . . )

Dr. Andi Ridwan Makkulawu, ST., M.Sc (. . . . . . )

Ir. Mursida, M.Si (. . . . )

(4)

iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini Nama mahasiswa : Sofyan

Nim : 1222281

Program studi : Agroindustri Diploma IV (SI Terapan) Perguruan Tinggi : Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skirpsi yang saya tulis dengan Judul:

“Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Sebagai Bahan Aktif Pada Formula Alas Badak Tabir Surya” adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan Tugas Akhir ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Pangkep,

Yang Menyatakan

(Sofyan)

(5)

iv ABSTRAK

SOFYAN, NIM 1222281. Waste Utilization Skin Mangosteen (Garcinia Mangostana L) As Active Ingredient In Formula Rhino Foundation Sunscreen.

Supervised by Nur Laylah and Ernawati Jassin.

Mangosteen rind until now has not been used optimally and is still regarded as wastes difficult because mangosteen rind rot if left in the air for more than 30 days and not be degraded so that it can pollute the environment. This is because the content of mangosteen rind that are antioxidant and antibacterial skin of the mangosteen fruit contains compounds that function as antioxidants xhanton mempebaiki cells damaged skin caused by free radicals, moisturize and brighten the skin.

The purpose of this study is to get the concentration of the addition of mangosteen rind is best at making foundation (sunscreen), get the security level to test the chemistry and microbiology of the product base powder sunscreen active ingredient of mangosteen skin, as well as get preference level of society to foundation sunscreen use mangosteen peel powder and the use of mangosteen peel extract with organoleptic test.

Based on the research that has been done can be concluded that the foundation sunscreen active ingredient of mangosteen peel waste in total microbial test both formulas dihasikan ranged from 35,000 colonies / g for formula A and 24,000 colonies / g for formula B. These results demonstrate the microbiological test the foundation sunscreen mangosteen peel is not in accordance with the requirements of quality skin moisturizer (SNI 16-499-1996 is a maximum of 100 colonies / g). From the test results the pH is in the formula A and formula B 5.96 6.13 already meet the standard according to SNI 16-4399- 1996 ie pH 4.5 to 8. In the formula A test showed Viscosity is 45000 cps and 42,000 cps formula B and already meets standat SNI 16-4399-1996 yaiu 20000- 50000 cps.

The results of organoleptic tests showed a foundation of mangosteen peel sample B has a higher score than the formula A of all the attributes that made of 20 panelists. This is because the formula B is made from mangosteen peel extract so much smoother than a formula made from powdered bark of the mangosteen that are not too subtle way that affects the color, topical power and level of refinement in the base powder sunscreen generated.

Keywords: Waste mangosteen skin, foundation

(6)

v RINGKASAN

SOFYAN, NIM 1222281.Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Sebagai Bahan Aktif Pada Formula Alas Badak Tabir Surya.

Dibimbing oleh Nur Laylah dan Ernawati Jassin.

Kulit buah manggis sampai saat ini belum dimanfaatkan secaraoptimal dan masihdianggapsebagailimbah karena kulitbuahmanggissukar membusukjika dibiarkandiudarabebasselamalebihdari30 haridantidakakan mengalami degradasi sehingga dapat mencemari lingkungan.Halinidikarenakankandungan kulit buah manggisyang sifatnyaantioksidan danantibakterial Kulit buah manggis mengandung senyawa xhanton sebagaiantioksidan yang berfungsi mempebaiki sel-sel kulit yang rusak yang disebabkan oleh radikal bebas, melembabkan, dan mencerahkan kulit.

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi penambahan kulit buah manggis yang terbaik pada pembuatan alas bedak (tabir surya), mendapatkan tingkat keamanan dengan melakukan uji kimia dan mikrobiologi terhadap produk alas bedak tabir surya berbahan aktif dari kulit manggis, sertamendapatkan tingkat kesukaan masyarakat terhadap alas bedak tabir surya yang menggunakan bubuk kulit manggis serta yang menggunakan ekstrak kulit manggis dengan uji organoleptik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa alas bedak tabir surya berbahan aktif dari limbah kulit manggis pada uji total mikroba kedua formula yang dihasikan berkisar antara 35.000 koloni/g untuk formula A dan 24.000 koloni/g untuk formula B. Hasil ini menunjukkan uji mikrobiologi pada alas bedak tabir surya kulit manggis tidak sesuai dengan syarat mutu pelembab kulit ( SNI 16-499-1996 yaitu maksimal 100 koloni/g).Dari hasil uji pH yaitu pada formula A 5.96 dan formula B 6,13 sudah memenuhi standar menurut SNI 16-4399-1996 yaitu pH 4,5-8. Pada uji Viskositas menunjukan formula A yaitu 45000 cps, dan formula B 42000 cps dan sudah memenuhi standat SNI 16-4399-1996 yaiu 20000-50000 cps.

Hasil uji organoleptik menunjukkan alas bedak kulit manggis sampel B memiliki skor lebih tinggi dibanding formula A dari semua atribut yang dilakukan dari 20 panelis. Hal ini disebabkan karena formula B dibuat dari ekstrak kulit manggis sehingga lebih halus dibanding formula A yang dibuat dari bubuk kulit manggis yang tidak terlalu halus sehingga mempengaruhi warna, daya oles dan tingkat kehalusan pada alas bedak tabir surya yang dihasilkan.

Kata kunci: Limbah kulit manggis, alas bedak

(7)

vi KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Allah SWT, atas limpahan berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

‘’Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) Sebagai Bahan Aktif Pada Formula Alas Badak Tabir Surya”. tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untukmemperoleh gelar Sarjana Terapan di program studi Agroindustri Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda Usman dan ibunda Sumiati serta segenap keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Nur Laylah S.Tp. M.Si dan Ibu Ernawati Jassin,S.Si, M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta nasehat kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menghanturkan ucapan terima kasih kepada :

1. DR. Ir. H. Darmawan, MP Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Ir. Nurlaeli Fattah, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan dan Ketua Program Studi Agroindustri.

3. Dr. A.Ridwan Makkulau, ST, MSc dan Ir. Mursida M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan, serta saran kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh staf teknisi Laboratorium Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang telah memberikan tenaga dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

5. Ibu Nurfitriany Usdyana. A, S.Pt., M.Si selaku penasehat akademik yangtelah memberikan nasehat dan motivasi selama penulis melaksanakan studi di kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

(8)

vii 6. Dosen, staf dan pegawai diprogram studi Agroindustri Politeknik

Pertanian Negeri Pangkep.

7. Seluruh mahasiswa Agroindustri angkatan XXIV, khusunya rekan-rekan seperjuangan saya dari Enrekang Samsul, Madil, Arif, Muli, Asis, Wandi, Yus.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis sangat berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat ilmu dan informasi kepada segenap pembaca, oleh sebab itu dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan hal-hal yang bermanfaat tentang informasi mengenai pemanfaatan limbah hasil pertanian kepada masyarakat.Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh darikesempurnaan, olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi mencapai kesempurnaan laporan ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, AMIN.

Pangkep, Juli 2016

Penulis

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN BIMBINGAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

ABSTRAK ... iv

RINGKASAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian... 2

1.4 Manfaat Penelitian... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3

2.1 Morfologi Dan Klasifikasi Tanaman Manggis... 3

2.2 Kandungan Bahan Aktif Kulit Manggis... 5

2.3 Manfaat Kulit Buah Manggis ... 7

2.4 Alas Bedak ... 8

2.5 Jenis-Jenis Alas Bedak Tabir Surya ... 8

2.6 Formulasi Alas Bedak Tabir Surya ... 9

BAB III METODOLOGI ... 13

3.1 Waktu Dan Tempat ... 13

3.2 Alat Dan Bahan ... 13

3.3 Metode Penelitian ... 14

(10)

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1 Angka Lempeng Total ... 21

4.2 Derajat Keasaman (Ph) ... 22

4.3 Viskositas ... 23

4.3 Uji Organoleptik ... 24

BAB V PENUTUP... 26

5.1 Kesimpulan ... 26

5.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

LAMPIRAN... 29

RIWAYAT HIDUP ... 37

(11)

x DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman 1. Komposisi nutrisi pada buah manggis... 4 2. Konsentrasi bahan sediaan alas bedak tabir surya ... 13

(12)

xi DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Buah dan kulit buah manggis... 3

2. Diagram Alir Pembuatan Bubuk Kulit Buah Manggis ... 14

3. Diagram alir pembuatan ekstrak kulit buah manggis ... 15

4. Diagram alir pembuatan alas bedak tabir surya berbahan aktif dari limbah kulit manggis ... 16

5. Diagram Angka Lempeng Total... 21

6. Diagram hasil Rata-rata pH Alas Bedak Tabir Surya ... 22

7. Diagram Viskositas Alas Bedak Tabir Surya... 23

8. Diagram Uji Organoleptik Alas Badak Tabir Surya ... 24

(13)

xii DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman 1. Hasil Uji Kimia Pada Formula Alas Bedak Tabir Surya BerbahanAktif

Dari Limbah Kulit Manggis ... 30 2. Hasil Uji Mikobiologi Pada Formula Alas Bedak Tabir Surya Berbahan

Aktif Dari Limbah Kulit Manggis ... 31 3. Hasil penilaian panelis terhadap alas bedak tabir surya formula A ... 32 4. Hasil penilaian panelis terhadap alas bedak tabir surya formula B... 33 5. Hasil Rata-Rata Uji Organoleptik Pada Formula Alas Bedak Tabir

Surya Berbahan Aktif Dari Limbah Kulit Manggis ... 34 6. Foto dokumentasi pembuatan alas bedak tabir surya ... 35

(14)

1 I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit buah manggis sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih dianggap sebagai limbah karena kulit buah manggis sukar membusuk jika dibiarkan di udara bebas selama lebih dari 30 hari dan tidak akan mengalami degradasi sehingga dapat mencemari lingkungan. Hal ini dikarenakan kandungan kulit buah manggis yang sifatnya antioksidan dan antibakterial.

Indonesia merupakan salah satu negara tropis penghasil buah manggis terbanyak di dunia (Mardiana, 2011). Manggis yang dalam bahasa latinnya dikenal dengan nama Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara. Data dari Badan Pusat Statistika pada tahun 2011 produksi manggis di Indonesia mencapai 117,600 ton (BPS 2011). Banyaknya produksi buah manggis akan menimbulkan masalah pada lingkungan terutama yang disebabkan oleh kulit manggis yang dibuang begitu saja setelah buahnya dikonsumsi (Mardiana, 2011).

Buah manggis (Garcinia mangostana L) adalah buah tropis yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan buah buah lain. Kulit buah manggis merupakan bagian dari buah manggis yang umumnya dianggap tidak bermanfaat dan bagian kulit yang sering dibuang. Kulit buah manggis yang secara kimia mengandung unsur-unsur senyawa yang dapat menggantikan fungsi obat kimiawi untuk mengatasi jerawat pada wajah. Kandungan kimia yang terdapat dalam kulit buah manggis menurut Sitiatava (2012) yaitu xanthone sebagai zat kimia aktif yang bersifat antioksidan. Antioksidan bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel kulit yang rusak disebabkan olehradikal bebas.

Untuk menangkal radikal bebas, melembabkan kulit dan mencerahkan kulit (Fauzi:2012) .Xanthone merupakan sekumpulan molekul biologi yang sangat aktif di dalam kulit buah manggis yang berwarna ungu (Putra dkk :2012).

Xanthone menurut (Putra dkk 2012) berfungsi menetralkan radikal bebas, menyembuhkan peradangan, membantu menyembuhkan luka, menghilangkan

(15)

2 penyakit kulit dan sebagai anti peradangan.

Dengan berbagai kandungan kimia yang terdapat dalam xanthone sebagai sumber zat antioksidan yang tinggi dalam kulit manggis, maka dimungkinkan kulit buah manggis dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat alas bedak untuk kulit wajah.

1.2 Rumusan masalah

Kulit buah manggis merupakan salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambah pada pembuatan alas bedak. Diduga senyawa xanthone yang terkandung dalam kulit buah manggis dapat berfungsi sebagai antioksidan pada kulit wajah.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan konsentrasi penambahan kulit buah manggis yang terbaik pada pembuatan alas bedak (tabir surya).

2. Mendapatkan tingkat keamanan dengan melakukan uji kimia dan mikrobiologi terhadap produk alas bedak tabir surya berbahan aktif dari kulit manggis.

3. mendapatkan tingkat kesukaan masyarakat terhadap alas bedak tabir surya yang menggunakan bubuk kulit manggis serta yang menggunakan ekstrak kulit manggis dengan uji organoleptik.

1.4 Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi penting bagi pelaku industri, mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat luas tentang pemanfaatan limbah kulit manggis dan mengetahui kandungan aktif dalam kulit buah manggis yang baik untuk kesehatan kulit wajah.

(16)

3 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Dan klasifikasi Tanaman Manggis

Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk tanaman pohon yang berasal dari hutan tropis di kawasan asia tanggara. Tinggi pohon mencapai 7–25 meter. Batang tanaman manggis berbentuk pohon berkayu. Kulit batangnya tidak rata dan berwarna kecoklatan Daun manggis berbentuk bulat telur sampai bulat panjang, tumbuhnya tunggal dan bertangkai pendek sekali (Cronquist,1981).

Buah manggis (Garcinia mangostana.L) merupakan salah satu buah- buahan tropis yang diyakini berasal dari Indonesia, tepatnya dikepulauan Sunda dan Maluku.Rasanya yang nikmat dan penampilannya yang unik membuat manggis kerap disebut sebagai ratunya buah dan dikabarkan menjadi buah favorit RatuVictoria. Manggis juga sering dianggap sebagai buah dewa karena mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Penggunaan manggis untuk pengobatan bahkan telah dimulai sejak abad ke-18. Nutrisi dalam manggis tersebar mulai dari daging buah sampai kulitnya. Tak heran jika akhir- akhir ini sedang booming suplemen dari kulit manggis yang menawarkan berbagai khasiat kesehatan. Gambar buah dan kulit buah manggis dapat di lihat pada gambar 1.

Gambar 1.Buah Dan Kulit Buah Manggis

(17)

4 Taksonomi tanaman manggis menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut :

Kelas : Magnoliopsida Subkelas :Dilleniidae Ordo :Theales Familia : Clusiaceae Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L.

Manggis termasuk tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat mencapai puluhan tahun. Susunan tubuh tanaman manggis terdiri atas organ vegetatif dan generatif. Organ vegetatif tanaman manggis meliputi akar, batang, dan daun yang berfungsi sebagai alat pengambil, pengangkut, pengolah, pengedar, dan penyimpanan makanan. Dari beberapa penelitian, dapat diketahui komposisi nutrisi dari buah manggis per 100 gram-nya dapat dilihat pada tabel 1.

Komposisi nutrisi pada buah manggis per 100 gram Kadar air (%) 80,2 – 84,9

Energi (kal) 60 – 63

Protein (g) 0,5 – 0,6

Lemak (g) 0,1 – 0,6

Karbohidrat (g) 14,3 – 15,6

Serat (g) 5 – 5,1

Kalsium (mg) 0,01 – 8

Fosfor (mg) 0,02 – 12

Besi (mg) 0,2 – 12

Vitamin B1(mg) 0,03

Vitamin B2(mg) 0,03

Vitamin B5(mg) 0,03

Vitamin C (mg) 4,2

Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1981

(18)

5 2.2 Kandungan Bahan Aktif Kulit Manggis

a. Xanthone

Xanthone merupakan sekumpulan molekul biologi yang sangat aktif di dalam kulit buah manggis yang berwarna ungu (Putra: 2011). Xanthone menurut Putra(2011) berfungsi menetralkan radikal bebas, membantu menyembuhkan luka, menghilangkan penyakit kulit dan sebagai anti peradangan.

Di alam semesta terdapat lebih dari 200 xanthone, dan sebanyak 40 xanthone terdapat di dalam kulit buah manggis. Komponen kimia dalam xanthone yaitu BR- xanthoen A, BR-xanthoen B, calabaxanthone, garcinone (A, B, C), garcimangosone (A, B, C), 1-isomangostin, 3- isomangostin, 1- isomangostin hydrate, 3-isomangostin hydrate, gartanin, demethylacabaxanthone, maclurin, mangostenone, mangostanin, mangostano, mangostin, mangostinone (A, B), α-mangostin, β-mangostin, γ- mangostin, mangostanol, norathiol, tovophylli (A, B), trapezifilixanthone, cathecins, vitamin C, garcinidon (A, B, C), bezoquinon atrovirinnon (Putra: 2011).

Komponen – komponen kimia yang terdapat dalam kulit buah manggis memiliki manfaat bagi kecantikan adalah anti peradangan, anti-aging (anti penuaan), anti-oxidant (buang toxic/ racun dalam badan), anti-viral (membunuh kuman), anti-biotic (modulates bacterial infections), anti- fungal (infeksi oleh jamur), anti-seborrheaic (mempercantik kulit), anti-virus dan mencegah kegelisahan (Putra:2012).

Telah dilakukan ekstraksi zat antioksidan dan pembuatan ekstrak dan bubur dari kulit buah manggis. Ekstraksi zat antioksidan xanthone dilakukan dengan menggunakan pelarut alkohol, sedangkan bubur dibuat dengan menggunakan blender. Hasil uji Laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak yang dihasilkan mengandung antioksidan xanthone 0,2,46 %, sedangkan pada bubur yang dihasilkan mengandung xanthone 1,46 %. Juga dideteksi pada ektrak maupun bubur kulit manggis positif memiliki aktivitas antibakteri.

b. Tanin

(19)

6 Tanin, senyawa lain yang terkandung dalam kulit buah Manggis, memiliki aktifitas antioksidan yang mampu menghambat enzim seperti DNA topoisomerase, anti-diare, hemostatik, anti-hemoroid, dan juga menghambat pertumbuhan tumor. Tanin sendiri mampu membentuk kompleks kuat dengan protein sehingga dapat menghambat penyerapan protein dalam pencernaan.

Dengan kata lain bisa disebut anti-nutrisi.Oleh sebab itu, kadar tanin dalam produk-produk pangan patut diperhatikan dan diformulasikan secara cermat supaya kadarnya aman untuk pencernaan manusia.

c. Antosianin

Antosianin juga memiliki kemampuan sebagai anti-oksidan yang baik dan memiliki peranan yang cukup penting dalam mencegah beberapa penyakit seperti kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan neuronal. Antosianin merupakan kelompok pigmen yang terdapat dalam tanaman dan biasanya banyak ditemukan dalam bunga, sayuran maupun buah-buahan seperti manggis, stroberry, rasberry, apel, dan lainnya.

d. Anti-Inflamasi (Peradangan)

Kulit buah Manggis memiliki kemampuan sebagai anti-inflamasi (anti- peradangan). Untuk membuktikan hal itu, penelitian yang dilakukan adalah dengan memakai mangostin dari ekstrak etanol 40% yang memiliki aktifitas penghambatan terhadap pelepasan nistamin dan sintesis prostagladin E2 sebagai perantara inflamasi. Kandungan ekstrak etanol dalam kulit buah Manggis mampu meredam radikal bebas secara kuat.

e. Anti-Kanker

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kandungan xanthone dalam kulit buah Manggis mampu berperan sebagai senyawa anti-kanker. Kulit buah Manggis memiliki sifat antiproliferasi untuk bisa menghambat pertumbuhan sel kanker, selain juga mampu menghancurkan sel kanker.

f. Anti-Mikroba

Kulit buah Manggis juga dikenal memiliki daya anti-mikroba terhadap beberapa bakteri seperti Staphylococcus aureus. Bakteri ini sangat resisten terhadap anti-biotik metisilin.

(20)

7 2.3 Manfaat Kulit Buah Manggis

a. Menjaga kesehatan kulit

Fungsi anti bakteri dalam manggis juga bermanfaat dalam menjaga kesehatan kulit agar terhindar dari jerawat, noda, dan kulit berminyak.

Xanthone juga dapat memperbaiki sel kulit yang rusak dan melindunginya dari efek negatif radikal bebas. Seperti diketahui, radikal bebas dapat memicu penuaan dini.

3 Menjaga tekanan darah dan detak jantung tetap normal

Manggis mengandung mineral bermanfaat seperti potasium dan magnesium. Potasium berguna untuk mengontrol tekanan darah agar tetap normal. Manggis pun mampu melancarkan tekanan darah sehingga menurunkan risiko terkena atherosclerosis, penyumbatan jantung, dan sakit di bagian dada.

Magnesium juga diyakini dapat mengatur fungsi elektrik pada jantung agar detak jantung dan tekanan darah terjaga.

4 Membantu pengobatan TB

Salah satu penelitian di Thailand menunjukkan bahwa alfa mangostin, beta mangostin, dan garcinone B dapat menghambat infeksi mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TB (dulu disebut TBC). Manggis juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh yang sangat diperlukan bagi pasien penderita TB.

5 Membantu meningkatkan metabolisme

Manggis mengandung berbagai macam vitamin B kompleks termasuk tiamin, folat, dan niacin. Vitamin-vitamin tersebut bertindak sebagai kofaktor yang membantu meningkatkan metabolisme tubuh untuk mengolah karbohidrat, lemak, serta protein.

Manggis memiliki kalori yang sangat rendah, hanya 63 kalori per 100 g, dan bebas lemak jenuh maupun kolesterol. Manggis justru kaya akan serat pangan, sekitar 13% kebutuhan harian per 100 g, sehingga cocok dikonsumsi oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan.

(21)

8 2.4 Alas Bedak

Alas bedak (foundation) adalah produk yang di rancang untuk digunakan pada wajah setelah dibersihkan untuk menyediakan bahan yang sesuai untuk alas bedak dan tata rias wajah lainnya yang digunakan setelah alas bedak tersebut.

Fungsinya adalah untuk menutupi noda, flek wajah dan untuk melindungi wajah agar sinar matahari tidak langsung mengenai wajah yang dapat menyebabkan hiper pigmentasi sehingga banyak disenangi karena mudah dioleskan, mudah dibersihkan, memiliki daya penetrasi tinggi dan memberikan rasa sejuk pada kulit (Klokke, A.H. 1980)

Bahan dasar alas bedak yang baik adalah mengandung bahan emolien yang berfungsi sebagai pelembut pada kulit wajah dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit saat pemakaian. Emolien yang banyak digunakan dalam kosmetik adalah setil alkohol dan asam stearat (Fatmawati A. Et al.,2012). Setil alkohol selain sebagai emolien juga sebagai pendispersi titanium dioksida (TiO2), dimana TO2 merupakan salah satu bahan dasar alas bedak yang memiliki daya pantul sangat tinggi terhadap panjang gelombang UV.

Syarat-syarat preperat kosmetik alas bedak tabir surya menurut (Tri Novianty 2008) diantaranya sebagai berikut:

 Enak dan mudah dipakai.

 Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan.

 Bahan aktif dan bahan dasar mudah tercampur.

 Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit.

2.5 Jenis-Jenis Alas Bedak Tabir Surya Ada beberapa jenis alas bedak yaitu:

1. Water based foundation (liquid).

Alas bedak jenis ini cocok untuk wanita muda dan dewasa yang berkulit normal. Menggunakan foundation ini, kulit menjadi lembab dan akan menghasilkan riasan yang halus. Bahan dasar foundation ini adalah air, sehingga

(22)

9 penggunaannya akan lebih mudah menyerap ke dalam kulit dan lebih ringan dari minyak. Hasil akhir dari penggunaan foundation ini, riasan akan tampak lebih natural. Gunakan spons untuk mengaplikasikan liquid foundation, kemudian kenakan dengan cara ditekan untuk menutupi pori-pori dan rongga kulit wajah.

2. Oil based foundation

Alas bedak jenis ini cocok untuk wanita dewasa dan mereka yag berkulit kering, karena foundation ini mengandung minyak dan pelembab. Alas bedak ini dapat menutup kerutan sehingga riasan lebih bagus dan rata. Apabila menggunakan Oil based foundation, sebaiknya tidak menggunakan bedak lagi, karena 124 jenis foundation ini cenderung lebih berat. Sehingga jika ingin menggunakan bedak, sebaiknya aplikasikan secara tipis. Oil based foundation dikemas dalam bentuk compact atau stick.

3. Oil free moisturizer Foundation

Kosmetika ini cocok untuk kulit berminyak dan jenis alas bedak ini mampu menyerap kelebihan minyak pada kulit, sehingga wajah tidak tampak mengkilap.

4. Concealer

Jenis foundation ini digunakan untuk menutupi bagian-bagian kulit yang memerlukan penutupan khusus seperti noda, bercak-bercak, bekas jerawat atau luka sehingga kulit wajah akan tampak bersih dan rata. Selain itu juga dapat menutupi lingkaran hitam di seputar mata.

5. Foundation krim pemutih.

Jenis alas bedak ini biasanya digunakan di bawah mata untuk memberikan efek cerah di daerah tersebut dan mampu menyamarkan kantung mata.

2.6 Formulasi Alas Bedak Tabir Surya

Formulasi alas bedak meliputi 3 face yaitu fase minyak,fase air dan fase finishing.

1. Fase minyak diantaranya:

a. Setil alkohol(C16H33OH)

(23)

10 Dalam sediaan alas bedak tabir surya, setil alkohol digunakan karena sifatnya sebagai emolien, daya absorpsinya terhadap air, dan sebagai bahan pengemulsi.Dapat meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur sediaan dan meningkatkan konsisten(Idson dan Lazarus 1994)

b. Propil paraben

Berupa kristal tidak berwarna, tidak berbau atau sedikit berbau aromatis, tidak berasa tapi tidak memberi rasa kebal pada lidah. Bersifat sangat sukar larut dalam air, mudah larut alkohol, eter, dan propilen glikol.

Berfungsi sebagai pengawat karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba dalam minyak.

c. Asam stearat (C17H35COOH) merupakan komponen faselemak yang berfungsi sebagai emulsifier untuk memperoleh konsistensi suatu produk.

Dengan penambahan asam stearat, produk bersifat lunak dan menghasilkan kilauan yang khas (Idson dan Lazarus 1994).Asam stearat diproduksi dengan mengekstraksi cairan asam dari asam lemak yang berasal dari lemak sapi.Selain itu, proses destilasi asam lemak yang berasal dari minyak kacang kedelai atau minyak biji kapas juga dapat dilakukan untuk memproduksi asam stearat (Mitsui 1997).Asam stearat mudah larut dalam kloroform, eter, etanol, dan tidak larut dalam air (Departemen Kesehatan 1993).

d. Lemak kakao merupakan raja dari semua pelembab. Di dalamnya terdapat ekstrak lemak nabati dari biji kakao.Memberikan kelembapan pada kulit, mengandung vitamin A, C dan E yang berfungsi sebagai antioksidan, Mengurangi penuaan dini. Lemak kakao merupakan produk kecantikan yang sangat diperlukan. karena terbuat dari bahan organik, cocoa butter membantu dalam mengurangi tanda-tanda penuaan dini dengan adanya kandungan ocopherol dan polyphenol yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas.

2. Face air

a. Aquadest adalah cairan jernih yang diperoleh melalui proses destilasi (penyulingan) air ledeng. Aquadest biasa digunakan sebagai pelarut pada

(24)

11 sediaan farmasi non-parenteral.

b. Metil paraben (C8H8O3) merupakan zat berwarna putih atau tidak berwarna, berbentuk serbuk halus, tidak berbau, dan rasa sedikit membakar. Zat ini dapat larut dalam etanol 95%, eter,dan air namun sukar larut dalam benzen dan karbontetraklorida (Departemen Kesehatan1993).

Metil paraben dapat digunakan dalam sediaan kosmetika dengan konsentrasi maksimum 1% (Mitsui1997). Metil paraben sering digunakan dalam skinlotion karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.

Kelemahan dari metil paraben yaitu kurang efektif terhadap bakteri gram negatif dibandingkan terhadap jamur dan ragi (Idson dan Lazarus1994).

Pengawet ini tidak bersifat toksik dan tidak menyebabkan iritasi kulit tetapi dapat menyebabkan alergi untuk kulit sensitive (Anonimd 2008).

c. Propilen glikol Berupa cairan jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau dengan rasa manis, sedikit berbau tajam mirip dengan gliserin, tetapi memiliki rasa yang lebih baik saat digunakan karena viskositasnya lebih rendah.(Tri novianty 2008)

3. Face finishing

a. Gliserin(C3H5(OH)3)

Berupa cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis dengan sensasi rasa menggigit, bau khas lemah, dan higroskopis. Gliserin dapat bercampur dengan air dan etanol, bersifat tidak larut kloroform, eter, minyak lemak, dan minyak menguap. Berfungsi sebagai humektan atau emolien dengan konsentrasi sampai 30%. (Tri novianty 2008).

b. Parfum

Pewangi ditambahkan pada alas bedak sebagai upaya meningkatkan nilai produk. Jumlah pewangi yang ditambahkan harus serendah mungkin, yaitu berkisar antara 0,1-0,5%. Pada proses pembuatan alas bedak, pewangi dicampurkan pada suhu 35oC agar tidak merusak emulsi yang sudah terbentuk.

c. Novemmer

(25)

12 Merupakan cairan kental yang berfungsi sebagai pelembut dan juga dapat menyatukan bahan fase air dan bahan fase minyak.

d. Titanium dioksida (TiO2)

TiO2 sebagai tabir surya memiliki kemampuan absorbing sinar UV yang kuat dan memiliki indeks refraksi yang tinggi. Dengan kemampuan seperti itu, TiO2 bisa memantulkan kembali Sinar UVA dan UVB sekaligus.

e. Ekstrak dan bubuk kulit buah manggis

Kandungan xanthone yang ada dalam kulit buah manggis berfungsi sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan kulit.

(26)

13 III METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Mei 2016, di Labaratorium Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, Makassar kemudian dilanjutkan pada bulan Mei sampai bulan Juni di kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Dan Kepulauan.

3.2 Alat Dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixer, kompor, termometer, baskom stainless steel, cawan petri, timbangan analitik, sendok pengaduk, gelas ukur.

Bahan bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Titanium dioksida (TiO2), asam stearat, cetil alkohol, lemak kakao, propil paraben, aquades, metil paraben, propilen glikol, novemmer, gliserin, pewangi, ekstrak kulit manggis, dan bubuk kulit manggis. Konsentrasi bahan sediaan alas bedak tabir surya dari limbah kulit manggis dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Konsentrasi bahan sediaan alas bedak kulit manggis Bahan

Konsentrasi (%) Formula

A

Formula B

Lemak kakao 2,06 2,06

Asam stearat 2,06 2,06

Cetyl alkohol 2,06 2,06

Novemmer 0,20 0,20

Gliserin 2,06 2,06

Propilen glikol 2,68 2,68

Aquadest 86,51 -

Parfum 0,10 0,10

Metil paraben 0,18 0,18

Propil paraben 0,02 0,02

Bubuk kulit manggis

2,06 -

Ekstrak kulit manggis

- 86,51

(27)

14 3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama.

1. Penelitian pendahuluan

Penelitian pendahuluan terdiri dari proses pembuatan bubuk kulit buah manggis, ekstraksi kulit buah manggis dan pembuatan sediaan alas bedak tabir surya.

a. Proses Pembuatan Bubuk Kulit Buah Manggis

Pada proses pembuatan bubuk kulit buah manggis dilakukan dengan cara mengeringkan kulit buah manggis selama 7 hari dengan metode kering angin yaitu 2-3 jam pada pagi hari sampai menjelang siang hari kemudian dipotong- potong hingga menjadi kulit buah manggis berukuran kecil dan di blender, setelah itu diayak untuk menghasilkan bubuk kulit buah manggis yang halus.

Berikut diagram alir pembuatan bubuk kulit buah manggis:

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Bubuk Kulit Buah Manggis Kulit buah manggis

Bubuk kulit buah manggis Pengeringan

Pencacahan

penghalusan

pengayakan

± 2 jam setiap pagi hari selama 7 hari

Mesh 200

(28)

15 b. Proses Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Manggis

Pada proses eksraksi kulit buah manggis dilakukan dengan cara merebus potongan-potongan kulit buah manggis sebanyak 1 kg dengan menggunakan aquades 1200 ml sampai suhu 700 C - 800C, kemudian disaring menggunakan kain saring dan di endapkan selama 24 jam kemudian pindahkan di wadah lain dengan cara pelan agar endapan tidak mengikut pada hasil ekstrakan.

Diagram alir pembuatan ekstrak kulit buah manggis dapat di lihat pada gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 3. Diagram alir pembuatan ekstrak kulit buah manggis c. Proses Pembuatan Sediaan Alas Bedak Tabir Surya Berbahan Aktif Dari

Limbah Kulit Buah Manggis

Pada proses pembuatan sediaan alas bedak tabir surya sampel (A) yaitu dengan penambahan bubuk kulit buah manggis pada penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan penimbangan bahan yang akan di gunakan pada pembuatan alas bedak tabir surya. Pada proses pembuatannya bahan dibagi atas

700C-800C

Pengendapan Pencacahan

± 2 jam setiap pagi hari selama 7 hari

24 jam Kulit buah manggis

Ekstrak Kulit buah manggis Pengeringan

Perebusan Penyaringan

(29)

16 tiga fase yaitu fase minyak, fase air, dan fase finishing. TiO2dicampur dengan gliserin hingga homogen, kemudian semua bahan yang termasuk fase minyak seperti asam stearat, cetil alkohol, lemak kakao, dan profil paraben dilebur di atas penganas air sampai suhu 700C. Fase air dibuat dengan dengan cara melarutkan semua bahan fase air yang telah di panaskan hingga suhu 700C kemudian ditambahkan propilen glikol dan suhu tetap dipertahankan 700C. Selanjutnya fase minyak di masukkan dan dicampur ke dalam fase air sedikit demi sedikit secara terus menerus. Tambahkan novemmer dan aduk selama 2 menit, dan diamkan, setelah itu aduk kembali hingga terbentuk cairan kental. TiO2 dan gliserin yang sudah dicampur dituang secara perlahan sedikit demi sedikit hingga suhu turun sampai 450 kemudian ditambahkan bubuk kulit manggis dam parfum kedalam adonan dan aduk kembali.

Pada proses pembuatan sediaan alas bedak tabir surya sampel (B) yaitu dengan penambahan ekstrak kulit buah manggis hampir sama dengan proses sampel (A) hanya aquades yang di ganti dengan hasil ekstrak kulit buah manggis dengan takaran yang sama. Berikut diagram alir Pembuatan Sediaan Alas Bedak Tabir Surya Berbahan Aktif Dari Limbah Kulit Buah Manggis:

Gambar 4. Diagram alir pembuatan alas bedak tabir surya berbahan aktif dari limbah kulit manggis.

Formula alas bedak Novemmer

Aduk hingga homogen Penambahan bubuk dan

parfum Diaduk selama

2 menit

Fase Minyak Fase Air Fase Finising

TiO2dan Gliserin dicampur hingga

homogen Metil Paraben dan

Aquadest di panaskan sampai suhu 700C lalu ditambahkan Profilen glikol dan suhu dipertahankan.

Asam streata, cetil alkohol, lemak kakao, profil paraben dicampur dan dipanaskan sampai suhu 700C

(30)

17 2. Penelitian utama (lanjutan)

Penelitian utama terdiri atas pengujian mikrobiologi, pengujian kimia dan uji organoleptik.

a. Analisa Mikrobiologi

Analisa mikrobiologi dilakukan dengan penelitian TPC (Total Plate Count) dengan tujuan menghitung jumlah mikroba yang ada pada produk alas bedak tabir surya.

Peralatan yang digunakan pada uji TPC (Total Plate count) yaitu Erlenmeyer, Penangas Air, Petridish, Lemari Pengeram, Pipet Ukur 10 mL, Alat Penghitung Koloni (Colony Counter), Tabung Reaksi, Alat Penghomogen (Vortex), Rak Tabung Reaksi, Tissue, Bunsen.Bahan yang digunakan adalah Buffered Peptone Water ( BPW ), Potatoes Dextrose Agar ( PDA ), Sampel Alas bedak , Alkohol 80 %

Prosedur kerja uji TPC (Total Plate count) adalah sebagai berikut:

Metoda cawan agar tuang/pour plate method:

 Pipet 1ml dari setiap pengenceran 10-1,10-2, dst dan masukkan ke dalam cawan petri steril. Lakukan secara duplo untuk setiap pengenceran.

 Tambahkan 12 ml - 15 ml PCA yang sudah didinginkan dalam waterbath hingga mencapai suhu 45°C ± 1°C ke dalam masing-masing cawan yang sudah berisi contoh. Supaya contoh dan media PCA tercampur sempurna lakukan pemutaran cawan ke depan ke belakang dan ke kiri-ke kanan.

Catatan:Untuk pengujian bakteri termofilik, penambahan media PCA kedalam cawan sebanyak 40 ml - 50 ml.

 Setelah agar menjadi padat, untuk penentuan mikroorganisme aerob inkubasi cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik dalam inkubator selama 48 jam ±2 jam pada suhu 22°C ±1°C (psikrofilik); 35°C (mesofilik); 45°C (termofilik).

 Untuk penentuan mikroorganisme anaerob, inkubasi cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik dalam anaerobik jar dan masukkan kedalam inkubator selama 48 jam ± 2 jam pada suhu 22 °C ±1°C (psikrofilik); 35°C (mesofilik);

(31)

18 45°C (termofilik).

Metoda cawan agar sebar /spread plate method:

 Tuang 12 ml - 15 ml PCA ke dalam cawan-cawan petri steril dan dinginkan.

Pipet 0,1 ml dari setiap pengenceran (10-1,10-2, dst) ke dalam cawan petri yang telah berisi media PCA diatas dan ratakan dengan menggunakan batang gelas bengkok. Lakukan secara duplo untuk setiap pengenceran.

Catatan: Untuk pengujian bakteri termofilik, media PCA yang dituang kedalam cawan sebanyak 40 ml - 50 ml.

 Setelah contoh meresap kedalam agar (diamkan sekurang-kurangnya 1 jam), Untuk penentuan mikroorganisme aerob inkubasi cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik dalam inkubator selama 48 jam ± 2 jam pada suhu 22°C ±1°C (psikrofilik); 35°C (mesofilik); 45°C (termofilik). Untuk penentuan mikroorganisme anaerob, inkubasi cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik dalam anaerobik jar dan masukkan kedalam inkubator selama 48 jam ± 2 jam pada suhu 22°C ± 1°C (psikrofilik); 35°C (mesofilik); 45°C (termofilik).

 Lakukan kontrol tanpa contoh dengan mencampur larutan pengencer dengan media PCA.

b. Analisa Kimia

Analisa kimia dilakukan pada kedua sampel alas bedak tabir surya yaitu pengujian viskositas dengan menggunakan viskometer. Alat yang digunakan pada uji viskositas yaitu viskometer Brookfield, spindel, wadah sampel. Adapun bahannyayaituSampel alas bedak.

Prosedur kerja uji viskositas pada alas bedak tabir surya adalah sebagai berikut:

 Sampel alas bedak sebanyak 2,7 gr dilarutkan dengan 170 ml air panas dalam beker gelas

 Setelah larut beratnya ditetapkan menjadi 180 gr, sehingga konsentrasi larutan menjadi 1,5 % (b/b). Larutan dipanaskan dalam waterbath sambil diaduk sehingga suhunya mencapai 80℃ sampel siap dianalisa

 Hidupkan power viscometer brookfield (yang berada dibelakang alat)

(32)

19

 Muncul dilayar “remove spindle,press any key”, pastikan spindle tidak terpasang ditempat

 Warming up alat viscometer brookfield (muncul dilayar autozeroing viscometer)

 Tekan tombol mana saja maka akan muncul “replace the spindle, press any key” pastikan spindle terpasang di alat, lalu tekan tombol mana saja

 Setup spindle, pilih spindle yang digunakan (kemudian tekan setup untuk meng-on-kan)

 Set up speed, kecepatan spindle yang digunakan (kemudian tekan set up untuk meng-on-kan)

 Nilai viscositas akan muncul dilayar dengan satuan cps.

Pada analisa kimia, alas bedak juga dilakukan pengujian derajat keasamannya atau pH. Berikut prosedur kerja uji ph pada alas bedak tabir surya:

 Ditimbang 10 gram sampel dan dilarutkan dalam 50 ml akuades dalam beaker glass, kemudian ditambahkan aquades hingga 100 ml lalu diaduk merata.

 Larutan diukur pH nya dengan pH meter yang sudah distandarisasi.

Standarisasi pH meter dilakukan dengan menggunakan larutan buffer pH 4 kemudian buffer pH 7. Elektroda dibilas dengan akuades kemudian elektroda dimasukkan dalam larutan sampel

 Angka yang ditunjukkan oleh pH meter dicatat.

 Elektroda diangkat dari larutan sampel, dan dibilas dengan akuades, lalu dikeringkan dengan tissue. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali (triplo).

c. Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap produk alas bedak tabir surya yang dihasilkan, kedua sampel formula alas bedak dinilai oleh 20 orang panelis. Tujuannya untuk menentukan sampel terbaik pada parameter mutu aroma, kekentalan/daya oles, warna, homogenitas, dan tingkat kehalusan. Ke 20 panelis masing-masing diberikan sampel alas bedak sebanyak dua sampel yang selanjutnya diberikan penilaian menurut skala 1-5.Penilaian panelis terhadap formula alas bedak dituliskan dalam bentuk skala hedoik 1-5 dengan tingkat kesukaan yang semakin meningkat seiring semakin tingginya

(33)

20 angka skala (1= sangat tidak suka, 2= tidak suka, 3= netral, 4= suka, 5= sangat suka).

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk robekan jalan lahir adalah dengan memberikan uterotonika setelah lahirnya plasenta, obat ini tidak boleh diberikan sebelum bayi lahir.

Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less

“Non-discriminating character of Atticus Finch in Harper Lee’s Novel To Kill A Mockingbird” , S-1 thesis, English Department Faculty of Teacher Training and Education, Widya

Data Hasil Pengukuran QoS ( Quality of Service ) Untuk Aplikasi Telegram Menggunakan Jaringan Unram Hotzone dengan titik lokasi Fakultas Teknik

Penulis berharap dengan adanya Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk) ini mampu menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6

[r]

With the help of the proposed assessment method based on information entropy, it is possible for us to quantitatively evaluate the quality of different

We are grateful to the USGS and the South African National Geospatial Information (NGI) of the Department of Rural Development and Land Reform for the provision of