• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA DIREKTORAT SUMBER DAYA MANUSIA PT POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA DIREKTORAT SUMBER DAYA MANUSIA PT POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Dwimartina Noer Hidayah, 2012

Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dan Implikasinya Terhadap

ABSTRAK ………..

1.1 Latar Belakang Masalah………...

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah………..

1.3 Tujuan Penelitian……….

1.4 Kegunaan Penelitian………....

BAB II KERANGKA TEORITIS………...

2.1 Kajian Pustaka……….

2.1.1 Konsep Komunikasi Organisasi……….... 2.1.2 Konsep Kepuasan Kerja……….... 2.1.3 Konsep Komitmen Organisasi………... 2.1.4 Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja…… 2.1.5 Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap KomitmenOrganisasi

i

2.1.6 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi…….. 2.2 Penelitian Terdahulu………...

2.3 Kerangka Pemikiran……….

2.4 Hipotesis………...

BAB III DESAIN PENELITIAN………..

3.1 Objek Penelitian………...

3.2 Metode Penelitian………

3.3 Operasionalisasi Variabel………

3.4 Sumber Data Penelitian………...

(2)

Dwimartina Noer Hidayah, 2012

3.5 Populasi Penelitian………... 3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data……… 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian………...

3.7.1 Validitas………

3.7.2 Realibilitas……….

3.8 Teknik Analisis Data………

3.8.1 Teknik Analisis Data Deskriptif……… 3.8.2 Analisis Jalur (Path Analysis)………... 3.8.3 Method of Successive Interval……….. 3.8.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data………..

3.9 Pengujian Hipotesis………..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..

4.1 Hasil Penelitian……...

4.1.1 Profil Perusahaan………...

4.1.2 Karakteristik Responden………

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………. 4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan…………. 4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja………..

4.1.3 Hasil Pengolahan Instrumen……… 4.1.3.1 Uji Validitas………..

4.1.3.2 Uji Reliabilitas………..

4.1.4 Deskripsi Variabel………...

4.1.4.1 Variabel Komunikasi Organisasi……….

4.1.4.2 Variabel Kepuasan Kerja Pegawai………..

4.1.4.3 Variabel Komitmen Organisasi………... 4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data……….

4.1.5.1 Uji Homogenitas……….

(3)

Dwimartina Noer Hidayah, 2012

Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dan Implikasinya Terhadap 4.1.6 Analisis Jalur………...

4.2 Pembahasan………...

4.2.1 Komunikasi Organisasi……….

4.2.2 Kepuasan Kerja Pegawai………..

4.2.3 Komitmen Organisasi………

4.2.2 Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

dan Implikasinya Terhadap Komitmen Organisasi………... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………

5.1 Kesimpulan………

5.2 Saran………...

DAFTAR PUSTAKA………

LAMPIRAN-LAMPIRAN………

97

109

109

112

114

116

120

120

122

(4)

Dwimartina Noer Hidayah, 2012

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Kemangkiran (Absenteism) Pegawai………..2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………..36

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Komunikasi Organisasi……...45

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja Pegawai……….48

Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel Komitmen Organisasi……….49

Tabel 3.4 Populasi Pegawai……...53

Tabel 3.5 Kriteria Bobot Nilai Altenatif Skala Likert………55

Tabel 3.6 Model Tabel Uji Barlett……….63 Tabel 4.1 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...69

Tabel 4.2 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Usia………...69

Tabel 4.3 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan…..70

Tabel 4.4 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja………...71

Tabel 4.5 Jumlah Item Angket untuk Uji Coba………72

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi Organisasi………73

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Pegawai……….75

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi………..76

Tabel 4.9 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba……….77

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas………..78

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Komunikasi Organisasi ………....80

Tabel 4.12 Tanggapan Responden terhadap Kepuasan Kerja Pegawai……....…86

Tabel 4.13 Tanggapan Responden terhadao Komitmen Organisasi……….90 Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data………...95

Tabel 4.15 Anova Sub-Struktur 1……….98

(5)

Dwimartina Noer Hidayah, 2012

Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dan Implikasinya Terhadap

Tabel 4.17 Coefficients Sub-Struktur 1……….100

Tabel 4.18 Anova Sub-Struktur 2………...102

Tabel 4.19 Model Summary Sub-Struktur 2………...103

Tabel 4.20 Coefficient Sub-Struktur 2………104

Tabel 4.21 Rangkuman Pengaruh Komunikasi Organisasi (X) terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Y) dan Implikasinya terhadap Komitmen Organisasi (Z)…...107

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran………...42

Gambar 3.1 Diagram Jalur Lengkap Hubungan Kausal Antarvariabel………….60 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Pos Indonesia (Persero) Bandung…………68

Gambar 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Komunikasi Organisasi…………80

Gambar 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Keterbukaan.………….81

Gambar 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Empati……..………...82

Gambar 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap Mendukung…….83

Gambar 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap Positif……..…....84

Gambar 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kesetaraan……..……..85

Gambar 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai……….87

Gambar 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Moral Kerja……..…....87

Gambar 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kedisiplinan………...88

Gambar 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Prestasi Kerja……….89

Gambar 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Komitmen Organisasi91 Gambar 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Affective Commitment….91 Gambar 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Indikator ContinuanceCommitment.92 Gambar 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Normative Commitment....93

Gambar 4.16 Struktur Pengaruh X, Y, dan Z………...………97

Gambar 4.17 Sub-Struktur 1……….……....97

Gambar 4.18 Sub-Struktur 2 beserta Koefisien Jalur………..106

Gambar 4.19 Sub Struktur 2………....101

(6)

Dwimartina Noer Hidayah, 2012

Gambar 4.21 Struktur Pengaruh X, Y, dan Z beserta Koefisien Jalur…………107

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat-Surat Penelitian……….126

Lampiran 2 Angket Penelitian………...127

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas………....128

Lampiran 4 Tabulasi Skor Jawaban Responden………....129

Lampiran 5 Tabel Frekuensi………..130

Lampiran 6 Succesive Interval Variabel………131

Lampiran 7 Uji Homogenitas Variabel………..132

Lampiran 8 Uji Linieritas Variabel………....133

Lampiran 9 Lembar Bimbingan……….134

(7)

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan tertentu. Pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh berbagai unsur dan

salah satu unsur yang sangat penting adalah sumber daya manusia. Pandangan ini

ada kaitannya dengan cakupan bidang kerja dalam manajemen perkantoran, salah

satunya adalah kepegawaian kantor/personalia kantor. Charles O. Libbey

menyatakan bahwa cakupan bidang kerja dalam manajemen perkantoran

(www.id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_admperkantoran.com), yaitu sebagai

berikut:

Ruang perkantoran (office space), komunikasi (communications), kepegawaian kantor (office personnel), perabotan dan perlengkapan kantor (furniture and equipment), peralatan dan mesin (appliance and machine), perbekalan dan alat tulis (supplies and stationery), metode (methods), tata warkat (records), kontrol pejabat pimpinan (executive controls).

Dari cakupan kerja tersebut terlihat bahwa pegawai atau sumber daya

manusia memerlukan pengelolaan yang baik karena memiliki peran penting dalam

setiap kegiatan perkantoran.

SDM sebagai faktor penentu keberadaan dan keberhasilan suatu

organisasi, harus menjadi pusat perhatian dan tumpuan organisasi untuk dapat

bertahan di era globalisasi yang diiringi dengan tingkat persaingan yang semakin

ketat. Organisasi yang kuat adalah organisasi yang mempunyai sumber daya

manusia yang berkualitas serta mempunyai integritas dan sikap loyal terhadap

(8)

harus bersama-sama menciptakan kondisi yang kondusif dalam menumbuhkan

rasa komitmen pegawai terhadap organisasi.

Sebagai perusahaan besar dan sudah berdiri sejak tahun 1746, PT POS

Indonesia dituntut untuk mampu mempertahankan keberadaaanya dan berdiri

kokoh dengan segala tantangan yang muncul, baik itu yang muncul dari luar

maupun dari dalam perusahaan, diantaranya adalah perubahan lingkungan bisnis

dan perubahan selera konsumen. Sedangkan tantangan yang muncul dari dalam

perusahaan, diantaranya adalah perubahan lingkungan kerja, kebijakan perusahaan

dan perubahan dari segi sumber daya manusia.

Berdasarkan hasil observasi, ternyata ditemukan beberapa fenomena yang

mengindikasikan bahwa masih terdapat permasalahan internal yang berkaitan

dengan sumber daya manusia di Direktorat Sumber Daya Manusia PT Pos

Indonesia (Persero) Bandung; Direktorat ini adalah salah satu unit dari PT Pos

Indonesia (Persero) Bandung yang bertugas untuk mengelola SDM di PT Pos

Indonesia. Permasalahan tersebut dapat ditunjukkan dengan data-data sebagai

berikut:

TABEL 1.1

Rekapitulasi Kemangkiran (Absentism) Pegawai di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung Bulan Oktober 2011 – Januari 2012

No Unit Kerja Jumlah

Pegawai

Bulan

Okt Nov Des Jan

Sub Direktorat SDM

1 Divisi Pengembangan SDM 20 4 8 8 8

2 Divisi Pelayanan SDM 37 12 11 10 14

Sub Direktorat Umum dan Bina Lingkungan Perusahaan

1 Divisi Umum 18 3 7 5 4

2 Divisi Bina Lingkungan Perusahaan 11 5 5 7 7 3 Divisi Pengadaan Barang dan Jasa 10 2 5 4 3

Jumlah 96 26 36 45 37

(9)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat kehadiran pegawai di

Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung yang berarti kemangkiran

pegawai rata-rata mengalami kenaikan selama bulan Oktober 2011 – Januari

2012. Hal ini mengindikasikan bahwa komitmen yang dimiliki pegawai masih

rendah.

Selain dari data ketidakhadiran pegawai, data lain yang mengindikasikan

bahwa pegawai di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung memiliki

komitmen yang rendah dapat terlihat dari masih rendahnya tanggung jawab

pegawai terhadap pekerjaannya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

dengan pihak perusahaan yang menangani hukuman disiplin di Direktorat SDM

PT Pos Indonesia (Persero) Bandung pada tanggal 23 Februari 2012, yaitu Ibu

Susan Rosianna didapati bahwa masih banyak pegawai yang tidak menaati aturan

kerja, seperti datang terlambat, pulang lebih cepat, kurang disiplin terhadap waktu

istirahat, kesediaan mengisi daftar kehadiran harian pegawai yang belum efektif,

belum optimalnya dalam melayani pelanggan dan permasalahan personalia

lainnya.

Untuk menghindari terjadinya hal seperti itu, masing-masing pihak harus

dapat mengerti satu sama lain apa yang menjadi kebutuhan masing-masing pihak.

Dalam hal ini diperlukan suatu komitmen pegawai yang kuat terhadap perusahaan.

Komitmen pegawai terhadap perusahaan tersebut dinamakan komitmen

organisasi. Dengan komitmen, pegawai akan berusaha untuk tetap menjaga dan

(10)

terhadap perusahaan dimana mereka bekerja, serta setia memberikan kontribusi

yang besar demi tercapainya tujuan perusahaan.

Fred Luthan (1992:125) yang dikutip oleh Rosita (2007:46)

mengungkapkan bahwa:

...A positive relationship between organizational commitment and desirable outcomes such as low turnover”, limited tardiness, low absenteeism and enchanced job performance”. (Hubungan positif antara komitmen organisasi dengan hasil yang diinginkan antara lain: rendahnya tingkat turnover, keterlambatan kerja dibatasi, rendahnya tingkat absensi dan meningkatkan prestasi kerja).

Banyak faktor yang dapat menciptakan komitmen pegawai yang tinggi

terhadap perusahaan, salah satunya adalah dengan memenuhi kepuasan kerja

pegawai. Kepuasan kerja akan terjadi apabila terjadi titik temu antara nilai balas

jasa pegawai dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang

memang diinginkan oleh pegawai yang bersangkutan. Logikanya, seorang

pegawai yang dipahami, dilayani dan dipenuhi perasaan dan aspirasinya terutama

yang berkaitan dengan pekerjaan akan memiliki kesetiaan tulus dan berpotensi

memberikan kontribusi terbaik bagi kepentingan keberhasilan tujuan

organisasinya. Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah penelitian yang dikutip

dalam Soehardi Sigit (2003:125) bahwa “Kepuasan kerja mengakibatkan

komitmen dengan organisasi, keterlibatan dengan pekerjaan, perbaikan kesehatan

fisik dan mental, dan kualitas kehidupan yang lebih baik di luar pekerjaannya”.

Dengan demikian, apabila kepuasan kerja pegawai tinggi maka akan memicu

tumbuhnya komitmen pegawai terhadap organisasi. Begitu pun sebaliknya,

(11)

sulit muncul bahkan tidak sama sekali. Hal tersebut akan menghambat tercapainya

tujuan organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Vice President Pengembangan SDM

PT Pos Indonesia (Persero) Bandung pada tanggal 23 Februari 2012 yaitu Bpk.

Hermanto, bahwa pegawai yang masih memiliki komitmen rendah pada

perusahaan disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah karena tingkat

kepuasan pegawai yang berbeda-beda. Beliau menuturkan bahwa pegawai yang

memiliki kepuasan yang masih rendah masih merasa bahwa kesejahteraannya

belum terpenuhi, dalam hal gaji, pemberian prestasi kerja, informasi pola karir

yang belum jelas serta proses recruitment hingga penempatan posisi kerja yang

belum dapat diterapkan dengan baik. Pegawai merasa belum mendapatkan timbal

balik dari pekerjaannya, sehingga ditemukan indikasi bahwa kepuasan kerja

pegawai di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung masih rendah.

Kepuasan kerja yang masih rendah ini, tentunya disebabkan oleh beberapa hal.

Salah satunya diduga karena komunikasi atasan dengan bawahan yang belum

optimal.

PT Pos Indonesia sebagai suatu perusahaan yang besar memiliki struktur

organisasi yang cukup kompleks yang menyebabkan alur komunikasi organisasi

di perusahaan tersebut terkadang mengalami distorsi (gangguan). Salah satu

penyebab adanya distorsi ini adalah mengenai waktu penyampaian informasi.

Karena alur koordinasi di perusahaan ini melewati banyaknya tingkatan atau mata

rantai yang harus dilalui oleh suatu pesan dalam komunikasi sehingga

(12)

mudah mengalami perubahan dari maksud pesan. Hal ini sejalan dengan teori

Lewis dalam Arni Muhammad (1995:219) yang menyatakan bahwa “Hanya kira

-kira 30% pesan yang dikirim secara berantai ini yang sesuai dengan aslinya”.

Uraian tersebut mengindikasikan bahwa informasi dalam komunikasi

organisasi harus tersampaikan secara efektif dan efisien agar maksud dari

informasi/pesan tersebut sesuai dengan harapan dan tujuan pengirim. Komunikasi

yang baik tidak hanya berbicara ataupun surat-menyurat saja.

Nitisemito (1999:239), menyatakan bahwa:

Meskipun perusahaan telah menggunakan alat-alat komunikasi yang mutakhir dan memiliki pimpinan pandai berbicara yang dapat menyampaikan dengan cepat seluruh instruksi-instruksi, petunjuk, saran, dan sebagainya, akan tetapi hal ini belum menjamin bahwa komunikasi telah dilakukan dengan baik.

Hal ini sesuai dengan kenyataan di Direktorat SDM PT Pos Indonesia

(Persero) Bandung, walaupun perusahaan telah menggunakan alat komunikasi

yang canggih, tetap saja ditemukan berbagai permasalahan dalam komunikasi.

Pesan yang sudah disampaikan melalui surat, telepon, dan alat lainnya terkadang

perlu disampaikan kembali secara langsung secara bertatap muka. Hal ini

mengindikasikan komunikasi belum berjalan efektif dan walaupun perusahaan

telah menggunakan alat-alat komunikasi yang modern dan pimpinan yang pandai

berbicara dapat saja terjadi miss communication dan miss understanding, sehingga

komunikasi yang dilaksanakan di unit ini belum dapat dilaksanakan secara efektif.

Berdasarkan data dan hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya,

menunjukkan bahwa komitmen pegawai terhadap perusahaan di Direktorat SDM

(13)

rendah diduga menjadi penyebab rendahnya komitmen pegawai terhadap

perusahaaan. Sedangkan kepuasan kerja pegawai yang masih rendah diduga

disebabkan oleh komunikasi yang belum dapat dilaksanakan secara efektif.

Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang, “Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan

Kerja Pegawai dan Implikasinya Terhadap Komitmen Organisasi di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Di era globalisasi saat ini, organisasi dituntut untuk mampu menyesuaikan

diri dengan berbagai perubahan yang ada, maka pegawai yang memiliki komitmen

tinggi pada organisasi menjadi sumber daya yang tidak ternilai harganya karena

sebagai fasilitator dalam melakukan adaptasi secara cepat atas perubahan kondisi

tersebut.

Untuk menumbuhkan komitmen dalam diri pegawai, maka organisasi dan

pegawai harus berkontribusi dalam menciptakan komitmen tersebut. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Schuster (1998) dalam Suliman (2000:72) yang menyatakan

bahwa “Komitmen organisasi akan muncul jika organisasi dan pegawai (individu)

bersama-sama menciptakan kondisi yang kondusif untuk mencapai komitmen

yang dimaksud”.

Victor H.VRoom dalam Hasibuan (1996:116) menyatakan bahwa:

“Kekuatan untuk memotivasi seseorang untuk giat bekerja dalam mengerjakan

pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang karyawan

(14)

Berdasarkan teori tersebut dapat diartikan bahwa pegawai akan terdorong

mengerjakan pekerjaannya dengan baik ketika pegawai merasa puas dalam

bekerja. Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan

berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya

untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Hal itu tentu akan memupuk

berkembangnya komitmen individu tersebut terhadap organisasi. Dari uraian

tersebut terlihat bahwa kepuasan kerja dapat mempengaruhi komitmen organisasi.

Menciptakan kepuasan kerja pegawai tidaklah mudah, karena tiap pegawai

mempunyai kondisi, harapan dan keinginan yang berbeda-beda. Namun bagi

pegawai dan perusahaan, kepuasan kerja merupakan kondisi ideal yang harus

dicapai. Hal ini karena sikap dan perasaan pegawai terhadap segala aspek

lingkungan kerjanya akan mempengaruhi sikap dan perilaku dalam melaksanakan

tugas-tugas yang diberikan. Untuk itu harus diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja pegawai, agar kondisi kepuasan kerja terus dapat

diupayakan.

Menurut Gilmer (As’ad, 2004:115) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja, yaitu: “Kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan

dan manajemen, pengawasan, faktor intrinsik dari pekerjaan, kondisi kerja, aspek

sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas”. Dari pendapat tersebut, terlihat

(15)

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas dan

gambaran permasalahan yang dipaparkan dalam latar belakang, maka pada

penelitian ini penulis merumuskan beberapa rumusan masalah penelitian, yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kualitas komunikasi organisasi di Direktorat

SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung ?

2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan kerja pegawai di Direktorat SDM PT

Pos Indonesia (Persero) Bandung ?

3. Bagaimana gambaran tingkat komitmen organisasi di Direktorat SDM PT Pos

Indonesia (Persero) Bandung ?

4. Bagaimana pengaruh komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai

dan implikasinya terhadap komitmen organisasi di Direktorat SDM PT Pos

Indonesia (Persero) Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan

melakukan kajian ilmiah tentang komunikasi organisasi, kepuasan kerja pegawai

dan komitmen organisasi. Analisis tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui

pengaruh komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai dan

implikasinya terhadap komitmen organisasi di Direktorat SDM PT Pos Indonesia

(Persero) Bandung. Secara terperinci tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui gambaran tingkat kualitas komunikasi organisasi di

(16)

2) Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan kerja pegawai di Direktorat

SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung.

3) Untuk mengetahui gambaran tingkat komitmen organisasi di Direktorat SDM

PT Pos Indonesia (Persero) Bandung.

4) Untuk mengetahui pengaruh komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja

pegawai dan implikasinya terhadap komitmen organisasi di Direktorat SDM

PT Pos Indonesia (Persero) Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoretik

Menambah pengetahuan tentang pengaruh komunikasi organisasi terhadap

kepuasan kerja pegawai yang akhirnya berpengaruh terhadap komitmen

organisasi. Juga sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian serupa baik

yang sudah dilakukan maupun masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

Berguna bagi organisasi dan pegawai (individu) dalam mempertahankan

kekuatan organisasi. Organisasi dan pegawai (individu) dapat meningkatkan

komunikasi guna terjalinnya hubungan yang baik sesama rekan kerja. Selain

itu, organisasi dapat mengetahui bagaimana meningkatkan kepuasan kerja

pegawai melalui komunikasi yang baik yang akhirnya berimplikasi terhadap

komitmen organisasi. Sehingga pencapaian tujuan organisasi akan mudah

(17)

BAB II I

DESAI N PENEL ITI AN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dari Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap

Kepuasan Kerja Pegawai dan Implikasinya Terhadap Komitmen Organisasi di

Direktorat Sumber Daya Manusia PT Pos Indonesia (Persero) Bandung adalah

terdiri dari variabel bebas, variabel intervening, dan variabel terikat.

Adapun yang menjadi variabel bebasnya, yaitu komunikasi organisasi

sebagai variabel X, kepuasan kerja pegawai adalah variabel intervening sebagai

variabel Y, dan variabel terikatnya adalah komitmen organisasi sebagai variabel

Z.

Berdasarkan objek penelitian di atas, maka akan dianalisis mengenai

Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai dan

Implikasinya Terhadap Komitmen Organisasi di Direktorat Sumber Daya

Manusia PT Pos Indonesia (Persero) Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2008:11). Penelitian

deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang variabel komunikasi

organisasi, kepuasan kerja pegawai, dan komitmen organisasi. Sedangkan

(18)

yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan (Suharsimi Arikunto,

2008:8). Dalam penelitian ini akan diuji apakah komunikasi organisasi memiliki

pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai serta bagaimana implikasinya terhadap

komitmen organisasi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey eksplanasi.

Konsekuensi metode survey eksplanasi ini adalah diperlukannya operasionalisasi

variabel-variabel yang lebih mendasar kepada indikator-indikatornya.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang akan diteliti yaitu komunikasi

organisasi merupakan variabel bebas (X), kepuasan kerja merupakan variabel

intervening (Y) dan komitmen organisasi sebagai variabel terikat (Z).

a. Operasionalisasi Variabel Komunikasi Organisasi

Untuk lebih jelasnya, maka penulis menggambarkan secara rinci variabel,

konsep dan indikator seperti dalam tabel berikut ini:

TABEL 3.1

Operasionalisasi Variabel Komunikasi Organisasi

Variabel Konsep Indikator Tingkat Pengukuran Skala

Komunikasi

1. Keterbukaan - Tingkat kesempatan yang

diberikan pimpinan kepada

pegawai untuk mengeluarkan

ide dan pendapatnya.

- Tingkat keterbukaan pimpinan

dalan menerima pendapat

pegawai.

- Tingkat keterbukaan pimpinan

dalam menyampaikan tujuan,

Ordinal

Ordinal

(19)

kebijakan dan strategi

perusahaan.

- Tingkat keterbukaan pimpinan

dalam menyampaikan informasi

mengenai kinerja pegawai.

- Tingkat keterbukaan pimpinan

dalam menyampaikan informasi

yang dibutuhkan pegawai untuk

menyelesaikan pekerjaan.

Ordinal

Ordinal

2. Empati - Tingkat penerimaan pengaduan

masalah dan keluhan pegawai.

- Tingkat kesediaan pimpinan

dalam memberikan solusi yang

berpihak untuk kemajuan

perusahaan dan kesejahteraan

pegawai.

- Tingkat keakraban dalam

berbagi perasaan dan

- Tingkat respon dari pegawai

terhadap perintah atau instruksi

yang diberikan oleh pimpinan.

- Tingkat respon dari pimpinan

terhadap pekerjaan yang

dilakukan pegawai.

- Tingkat pemahaman pegawai

terhadap saran-saran yang

diberikan pimpinan.

Ordinal

Ordinal

Ordinal

4. Sikap Positif - Tingkat kerjasama dan

koordinasi dengan rekan kerja

- Tingkat penghargaan yang

diberikan pimpinan dalam

Ordinal

(20)

menempatkan pegawai sebagai

garda terdepan perusahaan.

- Tingkat respon yang diberikan

pimpinan terhadap pekerjaan

pegawai.

- Tingkat kepercayaan pimpinan

terhadap pegawai dalam

melaksanakan pekerjaan.

- Tingkat kepatuhan terhadap

perintah atau instruksi dari

pimpinan.

- Tingkat pemberian motivasi

kepada pegawai untuk

mengembangkan rasa memiliki

tugas.

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

5. Kesetaraan - Tingkat keakraban dalam

menjalin komunikasi.

- Tingkat saling berbagi

informasi mengenai pekerjaan.

- Tingkat kesadaran mengenai

keberartian masing-masing

pihak sama-sama berharga dan

bernilai bagi perusahaan.

- Tingkat kesediaan untuk

membantu menyelesaikan

konflik diantara rekan kerja.

Ordinal

Ordinal

Ordinal

(21)

b.Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja Pegawai

Untuk lebih jelasnya, maka penulis menggambarkan secara rinci variabel,

konsep dan indikator seperti dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja

Variabel Konsep Indikator Tingkat pengukuran Skala

Kepuasan Kerja

1. Moral Kerja - Tingkat komitmen pegawai

terhadap perusahaan

- Tingkat dedikasi atau

pengabdian terhadap

perusahaan

- Tingkat loyalitas terhadap

perusahaan

- Tingkat semangat yang tinggi

dalam melaksanakan tugas

- Tingkat ketulusan yang tinggi

dalam melaksanakan pekerjaan

2. Kedisiplinan - Tingkat kehadiran di

perusahaan

- Tingkat ketaatan terhadap

peraturan

- Tingkat ketaatan pada standar

kerja

- Tingkat kerja sama dengan

atasan

- Tingkat kerja sama dengan

rekan kerja

3. Prestasi Kerja - Tingkat kreativitas terhadap

pekerjaan

(22)

- Tingkat inisiatif terhadap

pekerjaan

- Tingkat ketepatan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan.

- Tingkat tanggung jawab

terhadap pekerjaan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

c. Operasionalisasi Variabel Komitmen Organisasi

Untuk lebih jelasnya, maka penulis menggambarkan secara rinci variabel,

konsep dan indikator seperti dalam tabel berikut ini:

TABEL 3.3

Operasionalisasi Variabel Komitmen Organisasi

Variabel Konsep Indikator Tingkat Pengukuran Skala

Komitmen

- Tingkat kesediaan untuk

bekerja keras untuk

kemajuan perusahaan

- Tingkat keinginan untuk

(23)

dalam Fred

Luthan

(2006:249)

- Tingkat kesadaran rasa

ikut memiliki perusahaan

- Tingkat kesediaan untuk

mengerjakan tugas di luar

jam kerja

- Tingkat kesediaan untuk

mengerjakan pekerjaan

sebaik mungkin

- Tingkat penyelesaian

pekerjaan dengan efisien

dan lebih baik dari

sebelumnya

- Tingkat kesempatan

untuk tetap berkarier di

perusahaan

- Tingkat tanggung jawab

terhadap perusahaan

Ordinal

Ordinal

(24)

- Tingkat kebanggaan

menjadi bagian

perusahaan

- Tingkat kesadaran akan

kewajiban untuk tetap

bekerja di perusahaan

- Tingkat kesadaran merasa

bersalah jika

meninggalkan perusahaan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan

tentang data. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder. Menurut Husein Umar (2003:64), “Data primer adalah

data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku

langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan

data tertentu”.

Data sekunder menurut Husein Umar (2003:64), “Data yang diperoleh dari

pihak lain atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia

sebelumnya yang diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literature,

artikel dan jurnal ilmiah”. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adaalah

data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui sumber data yang digunakan

(25)

a) Sumber Data Primer

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah pegawai di

Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung yang masih aktif bekerja

sampai penelitian dilakukan.

b) Sumber Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

3.5 Populasi Penelitian

Wilayah keseluruhan objek atau subjek penelitian yang diambil untuk

diteliti dan kemudian menghasilkan suatu kesimpulan disebut populasi.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Riduan (2004:55) bahwa “populasi adalah

keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek

penelitian”.

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan yang jelas mengenai

populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran, yaitu

populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam

sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika peneltian

kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai

pegawai di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung. Tabel berikut

(26)

TABEL 3.4

Populasi Pegawai di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung

No Unit Kerja Jumlah Pegawai

Sub Direktorat SDM

1 Divisi Pengembangan SDM 20

2 Divisi Pelayanan SDM 37

Sub Direktorat Umum dan Bina Lingkungan Perusahaan

1 Divisi Umum 18

2 Divisi Bina Lingkungan Perusahaan 11

3 Divisi Pengadaan Barang dan Jasa 10

Jumlah 96

Sumber: Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung

Sedangkan Suharsimi Arikunto (2002:107) mengemukakan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau dengan 20%-25%.

Mengingat jumlah populasi di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero)

Bandung berjumlah sebanyak 96 orang, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan seluruh populasi di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero)

Bandung.

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan

informasi atau keterangan mengenai suatu objek penelitian. Dalam

mengumpulkan data yang diperlukan mengenai permasalahan penelitian, maka

penulis menggunakan teknik yang dapat digunakan sebagai pengumpul data,

(27)

1. Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2005:162). Angket tersebut ditujukan

kepada seluruh pegawai di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero)

Bandung mengenai variabel-variabel yang diteliti, yaitu komunikasi organisasi,

kepuasan kerja pegawai dan komitmen organisasi.

Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam penulisan angket adalah

sebagai berikut :

a. Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang akan

ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori.

b. Menetapkan bentuk angket.

c. Membuat kisi-kisi butir angket dalam bentuk matriks yang sesuai

dengan indikator setiap variabel.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban

yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi

butir angket yang telah dibuat.

e. Menetapkan kriteria penilaian untuk setiap alternatif jawaban serta

bobot penilaiannya. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor

daftar pernyataan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang/sekelompok

orang tentang kejadian sosial (Riduan, 2005:86). Alat pengukuran ini

berbentuk kuesioner dengan tingkat pengukuran ordinal. Kategori

(28)

pada tiap-tiap pertanyaan angket/kuesioner tersebut diberi skor dari

nilai 1 sampai 5, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Bobot Nilai Alternatif Skala Likert

Pilihan Jawaban Bobot Pernyataan Positif Sangat Terbuka/Sangat Baik/Sangat Jelas/Sangat

Lengkap/Sangat Akrab/Sangat Setuju/Sangat Tinggi/Sangat Taat/Sangat Puas/Sangat Bangga/Selalu

5

Terbuka/Baik/Jelas/Lengkap/Akrab/Setuju/Tinggi/Taat/Pua

s/Bangga/Sering 4

Cukup Terbuka/Cukup Baik/Cukup Jelas/Cukup Lengkap/Cukup Akrab/Ragu-Ragu/Sedang/Cukup Taat/Kurang Puas/Cukup Bangga/Kadang-Kadang

3

Tertutup/Tidak Baik/Tidak Jelas/Tidak Lengkap/Tidak Akrab/Tidak Setuju/Rendah/Tidak Taat/Tidak Puas/Tidak Bangga/Pernah

2

Sangat Tertutup/Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Jelas/Sangat Tidak Lengkap/Sangat Tidak Akrab/Sangat Tidak Setuju/Sangat Rendah/Sangat Tidak Taat/Sangat Tidak puas/Sangat Tidak Bangga/Tidak Pernah

1

Sumber: Diadaptasi dari Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:38)

2. Studi Dokumentasi dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada

dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rekapitulasi absensi di Direktorat SDM PT Pos

Indonesia (Persero) Bandung yang dicantumkan pada latar belakang masalah.

3. Studi kepustakaan, yaitu suatu teknik untuk mendapatkan landasan teoritis dari

para ahli melalui sumber bacaan yang berhubungan dan menunjang terhadap

variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai komunikasi

organisasi, kepuasan kerja pegawai dan komitmen organisasi.

4. Wawancara, yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengadakan tanya jawab, secara bertatap muka dengan sumber data.

Penulis melakukan wawancara langsung kepada Vice President Pengembangan

(29)

Februari 2012. Alat pengumpulan data dalam wawancara pedoman atau

schedule wawancara, yaitu daftar pertanyaan yang telah disusun peneliti untuk

ditanyakan kepada responden dalam suatu wawancara yang pengisiannya

dilakukan oleh pewawancara. Teknik wawancara dilakukan untuk mengetahui

komunikasi organisasi, kepuasan kerja pegawai, dan komitmen organisasi yang

dijelaskan pada latar belakang masalah.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Validitas dan reliabilitas data sangat penting sehubungan dengan

penggunaan analisis jalur karena berdasarkan asumsi penggunaan analisis jalur

menyebutkan bahwa variabel yang dianalisis merupakan variabel yang dapat

diukur secara langsung padahal dalam kenyataan bahwa variabel tidak diukur

secara langsung yang diukur, yang diukur secara langsung adalah instrumen

penelitian yang merupakan penjabaran dari indikator-indikator variabel tersebut.

Dalam analisis jalur, data yang digunakan adalah berupa skor total atau skor

rata-rata yang mengasumsikan tidak terdapat kesalahan dalam pengukuran, sehingga

instrumen harus benar-benar telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

3.7.1 Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:144), “ Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.

Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah”.

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang

(30)

dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah Product Moment Correlation

(Suharsimi Arikunto:2008:146) dengan formula sebagai berikut:

�= ∑ − (∑ )(∑ )

{[ (∑ 2)− ∑�)2 [ ∑ 2 − ∑ )2 }

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Z = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ 2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑ 2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N = Banyaknya responden

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini

adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang

divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama.

Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf

signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor

kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut:

t = r −2

1−�2 ; db = n-2 (Suharsimi Arikunto, 2002:157)

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf kesalahan dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga dengan dk = n-2 dan taraf kesalahan α =

0,05

2. Jika ℎ� maka soal tersebut valid

(31)

3.7.2 Realibilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid juga harus reliabel (dapat

dipercaya), yaitu memiliki nilai ketepatan. Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas

menunjukkan tingkat keterandalan tetentu (Suharsimi Arikunto: 2006:178).

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1-5

menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:

(Suharsimi Arikunto, 2002:171)

Keterangan:

� = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal

∑�2 = total varians butir �2 = total varians

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap

butir, kemudian jumlahkan.seperti berikut ini:

(32)

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika koefisien internal seluruh item �ℎ� ≥ � dengan tingkat kesalahan

5%, maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika kofisien internal seluruh item �ℎ� ≤ � dengan tingkat kesalahan

5%, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Perhitungan validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan

Microsoft Excel. Dihasilkan output, apakah data tersebut valid serta reliabel

atau tidak dengan membandingkan data hitung dengan data tabel.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data deskriptif. Uep dan Sambas (2011:159) menyatakan bahwa:

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan masalah yang

mengarah kepada bagaimana gambaran variabel yang diteliti, yakni untuk

mengetahui gambaran komunikasi organisasi, kepuasan kerja pegawai dan

komitmen organisasi di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung.

Yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain frekuensi

(dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik), ukuran tendensi sentral (mean,

(33)

Dalam penelitian ini, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor

angket yang diperoleh dari responden dan menyajikan tabel distribusi frekuensi

dan grafik untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian.

3.8.2 Analisis Jalur (Path Analysis)

Untuk meneliti pengaruh diantara variabel penelitian komunikasi

organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai dan implikasinya pada komitmen

organisasi, menggunakan data hasi tabulasi yang diterapkan pada pendekatan

penelitian, yaitu dengan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur ini digunakan

untuk menentukan besarnya pengaruh variabel eksogen (X) terhadap variabel

endogen (Y dan Z), baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk dapat

melihat hubungan antar variabel secara lengkap digambarkan pada diagram jalur

berikut ini:

PYX PZY

GAMBAR 3.1

DIAGRAM JALUR LENGKAP HUBUNGAN KAUSAL ANTARVARIABEL

Gambar 3.1 menyatakan bahwa diagram jalur terdiri dari dua persamaan

struktural. X sebagai variabel eksogen, Y dan Z sebagai variabel endogen.

Adapun persamaan struktural dari model tersebut dapat disusun sebagai berikut:

Y = � X + �1

Z = � Z +�2

Z

Y

X

å

(34)

Persamaan pertama menyatakan hubungan kausal dari X ke Y dan

persamaan kedua menyatakan hubungan kausal dari Y ke Z. Selanjutnya, untuk

memudahkan pengolahan data digunakan bantuan program komputer SPSS versi

17 (Juanim, 2004;73-77), yang meliputi:

1. Pengujian koefisien jalur substruktur 1

2. Pengujian secara simultan/keseluruhan substruktur 1 3. Pengujian koefisien jalur substruktur 2

4. Pengujian secara simultan/keseluruhan substruktur 2

5. Pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total.

3.8.3 Method of Successive Interval

Penggunaan analisis statistik, khususnya statistik parametrik berlaku

bahwa skala pengukuran sekurang-kurangnya data dalam bentuk interval.

Sedangkan data yang didapat melalui kuesioner berbentuk angket. Agar analisis

ini sesuai dengan prosedur pengujian statistik parametrik, maka skala ordinal

harus ditransformasikan ke skala interval.

Teknik analisis jalur memerlukan syarat data yang mempunyai tingkat

pengukuran sekurang-kurangnya interval, maka untuk ketiga variabel tersebut

yaitu komunikasi organisasi, kepuasan kerja pegawai dan komitmen organisasi

yang memiliki tingkat pengukuran ordinal harus diubah menjadi skala interval

menggunakan method of successive interval. Menurut Sugiyono (2010:70) untuk

mengubah data ordinal menjadi interval dapat menggunakan bantuan Microsoft

Excel. Langkah-langkah untuk mentransformasikan data tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. b. Klik “Analize” pada Menu Bar.

(35)

d. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

e. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list ( ) Input Label in first

now.

f. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. g. Masih pada Option, check list ( )Display Summary.

h. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan

ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.

Data penelitian yang sudah berskala interval, selanjutnya menyiapkan

pasangan data variabel eksogen dengan variabel endogen serta ditentukan

persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

3.8.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data a. Uji Homogenitas Data

Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel

memiliki varians yang homogen. Untuk menguji kehomogenitasan suatu data

maka penulis menggunakan uji Burlett. Nilai hitung diperoleh dengan rumus:

Ating dan Sambas (2006:294)

Dimana:

Si2 = Varians tiap kelompok

dbi = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Burlett = (Log S2gab)(∑dbi)

S2gab = Varians gabungan = S2gab = Σ� .�2

Σ

Ating dan Sambas (2006:295) mengemukakan bahwa langkah-langkah yang

dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

χ2

(36)

TABEL 3. 6

MODEL TABEL UJI BARLETT

Sampel Db= n-1 S12 LogS12 db.LogSi2 db.Si2

Sumber : Ating dan Sambas (2006:295)

3. Menghitung varians gabungan dengan rumus:

db

4. Menghitung log dari varians gabungan 5. Menghitung nilai barlett

6. Menghitung nilai

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0.05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator.

8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :

 Nilai hitung < nilai tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan

homogen).

 Nilai hitung ≥ nilai tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan tidak

homogen).

b. Uji Linieritas Data

Uji Linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat

dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran

regresi. Pengujian kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol,

bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.

Selanjutnya model persamaan tersebut dilakukan uji linearitas dengan

langkah-langkah sebagai berikut (Ating dan Sambas Ali Muhidin, 2006:297-298):

1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

JKReg[a] =

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus:

JKReg[b\a] =

(37)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan rumus:

RJKReg[a] = JKReg[a]

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKReg[b\a]) dengan rumus:

RJKReg[b\a] = JKReg[b\a]

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus:

RJKRes =

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

JKE=

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKRes–JKE

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC =

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

RJKE =

k n

JKE

12.Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

Fhitung =

14.Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel 15.Membuat kesimpulan.

 Jika Fhitung< Ftabel maka data dinyatakan berpola linier.

Jika Fhitung≥ Ftabel makadata dinyatakan tidak berpola linear

3.9 Pengujian Hipotesis

Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:83),

pengujian hipotesis untuk penelitian populasi (sensus) dapat dilakukan dengan

memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Nyatakan hipotesis statistik (�0 dan �1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.

(38)

�0: � = 0 : Tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y dan

implikasinya terhadap Z

�1:� ≠ 0 : Ada pengaruh variabel X terhadap Y dan

implikasinya terhadap Z

2. Menentukan taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance

α).

3. Menghitung nilai koefisien tertentu, sesuai dengan teknik analisa data yang digunakan.

4. Tentukan nilai kritis dan daerah kritis (daerah penolakan) �0. 5. Perhatikan apakah nilai hitung koefisien jatuh di daerah

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Gambaran kualitas komunikasi organisasi ditunjukkan oleh hasil penelitian

bahwa komunikasi organisasi yang terdiri dari indikator keterbukaan, empati,

sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan berada pada kategori tinggi.

Hal ini memberikan informasi bahwa sebagian besar tanggapan responden

mengenai pelaksanaan komunikasi organisasi di Direktorat SDM PT Pos

Indonesia (Persero) Bandung sudah dapat dikatakan berjalan dengan efektif.

Berdasarkan indikator yang dijadikan kajian pada variabel komunikasi

organisasi tersebut, indikator kesetaraan memiliki skor jawaban responden

tertinggi. Hal ini memberikan arti bahwa keyakinan akan kepentingan kedua

belah pihak (pimpinan dan pegawai) sangat mendukung dalam menimbulkan

komunikasi organisasi yang efektif. Sedangkan indikator keterbukaan

memiliki skor jawaban responden terendah yang berarti menurut persepsi

pegawai, bersikap terbuka dalam menjalin komunikasi kepada pimpinan atau

sesama pegawai memiliki dukungan yang masih rendah dalam menimbulkan

komunikasi organisasi yang efektif.

2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja pegawai yang

terdiri dari indikator moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja berada pada

(40)

pegawai di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung sudah

merasa tingkat kepuasan terhadap pekerjaannya tinggi. Adapun skor jawaban

responden tertinggi terhadap indikator kepuasan kerja terdapat pada indikator

kedisiplinan. Sedangkan indikator moral kerja memiliki skor jawaban

responden terendah. Artinya, indikator kedisiplinan merupakan indikator yang

paling mendukung dalam menimbulkan kepuasan kerja. Begitu pun

sebaliknya, menurut responden moral kerja memiliki dukungan yang masih

rendah dalam menimbulkan kepuasan kerja.

3) Sebagaimana gambaran komunikasi organisasi dan kepuasan kerja pegawai,

hasil penelitian menunjukkan pula bahwa tingkat komitmen organisasi yang

terdiri dari indikator affective commitment, continuance commitment, dan

normative commitment berada pada kategori tinggi. Hal ini memberikan

informasi bahwa sebagian besar tanggapan responden mengenai komitmen

pegawai terhadap perusahaannya di Direktorat SDM PT Pos Indonesia

(Persero) Bandung tinggi. Berdasarkan indikator yang dijadikan kajian pada

variabel komitmen organisasi tersebut, indikator affective commitment

memiliki skor jawaban responden tertinggi. Artinya, anggota yang ingin terus

bekerja di perusahaan tersebut akan memiliki komitmen yang tinggi terhadap

perusahaan. Adapun indikator yang memiliki skor jawaban responden

terendah adalah indikator normative commitment. Artinya, kesadaran akan

keharusan untuk terus menjadi anggota dalam perusahaan masih rendah dalam

(41)

4) Pengaruh komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai dan

implikasinya terhadap komitmen organisasi di Direktorat SDM PT Pos

Indonesia (Persero) Bandung ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa

komunikasi organisasi membawa pengaruh positif terhadap kepuasan kerja

pegawai di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung.

Selanjutnya, pengaruh antar kedua variabel tersebut, berimplikasi pula

terhadap komitmen organisasi, baik secara langsung maupun tidak langsung di

Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero) Bandung.

5.2.Saran

1) Berdasarkan indikator yang dijadikan kajian pada variabel komunikasi

organisasi, indikator keterbukaan memiliki skor jawaban responden terendah.

Merujuk kepada hasil tersebut, kedua belah pihak (pimpinan dan pegawai)

sebaiknya dapat lebih bersikap terbuka dalam menjalin komunikasi organisasi.

Hal tersebut dapat diwujudkan dengan dapat menerima masukan dari

pimpinan maupun pegawai dan berkenan menyampaikan informasi penting

kepada kedua belah pihak tersebut.

2) Pada variabel kepuasan kerja pegawai, indikator moral kerja memiliki skor

jawaban responden terendah. Berdasarkan hasil tersebut, pihak perusahaan

sebaiknya dapat memperbaiki moral pegawai dalam bekerja, seperti

menumbuhkan semangat dalam bekerja dan memberikan motivasi dalam

berdedikasi tinggi terhadap perusahaan. Karena pegawai dengan moral kerja

(42)

puas dalam pekerjaannya. Sehingga akan berimplikasi terhadap komitmen

organisasi yang tinggi pula.

3) Merujuk kepada hasil penelitian bahwa indikator normative commitment

memiliki skor jawaban responden terendah pada komitmen organisasi, maka

pihak perusahaan sebaiknya dapat lebih memberikan dorongan kepada

pegawai untuk memiliki perasaan keterikatan untuk terus berada dalam

perusahaan, karena pegawai dengan normative commitment yang tinggi akan

tetap bertahan dalam organisasi karena merasa adanya suatu kewajiban atau

tugas.

4) Dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut, disarankan untuk menggunakan

metode lain salah satunya dengan menggunakan metode kualitatif. Selain itu

untuk penelitian yang berkaitan dengan komunikasi organisai, kepuasan kerja

pegawai dan komitmen organisasi dapat dikaji dari berbagai faktor yang lebih

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Anatan, Lina & Lena Ellitan. (2009). Manajemen Kinerja.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

As’ad, Moh. (2002). Psikologi Industri (Seni dan Ilmu Sumber Daya Manusia). Yogyakarta: Liberty.

Effendy, Onong U. (1992). Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong U. (2004). Ilmu Komunikas (Teori dan Praktek). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hasibuan, Malayu S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P. (2010). Manajemen Sumnber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Juanim. (2004). Analisis Jalur dalam Riset Pemasaran, Teknik Pengolahan Data SPSS & LISREL. Bandung: Fakultas Ekonomi UNPAS.

Komala, Lukiati. (2009). Ilmu Komunikasi. Bandung: Widya Padjajaran.

Luthan, Fred Luthan. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Martoyo, S. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Muhammad, Arni. (1995). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Nirmalasari, Dewi (2008). Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Komitmen Organisasi PT Pikiran Rakyat Bandung (Kantor Pusat). Skripsi Manajemen FPEB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

NN. Cakupan Bidang Kerja dalam Manajemen Perkantoran. [Online]. Tersedia: www.id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_admperkantoran.com).

Riduwan. (2005). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

(44)

Rivai, Veithzal. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Robbins, Stephen P. & Marry Coulter. (2010). Manajemen (Alih Bahasa Bob Sabran dan Devri Barnadi Putera). Jakarta: Erlangga.

Rosita. (2007). Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Komitmen Organisasi Pada Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Barat. Skripsi Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. Bandung. Tidak Diterbitkan.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sontani, Uep T & Sambas Ali M. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama

Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis, New Edition. Bandung: Alfabeta.

Suranto Aw. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Usman, Husaini. (2010). Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 4.21 Struktur Pengaruh X, Y, dan Z beserta Koefisien Jalur…………107
TABEL 1.1  Rekapitulasi Kemangkiran (Absentism) Pegawai di Direktorat SDM PT Pos Indonesia (Persero)
TABEL 3.1 Operasionalisasi Variabel Komunikasi Organisasi
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suatu peusahaan, audit sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu langkah perushaan dalam mengevaluasi program – progam sumber daya manusia yang telah

Pos Indonesia (Persero) di Bandung (Studi Pada Karyawan Divisi Pelayanan Sumber Daya Manusia)” ini beserta seluruh isinya benar-benar hasil karya saya.. sendiri dan

TAPM yang berjudul "Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi me1alui Independensi terhadap Kinerja Pegawai Inspektorat Kota Sibolga" adalah hasil karya sendiri,

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Studi Persepsional pada Karyawan Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum.

Dalam suatu peusahaan, audit sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu langkah perushaan dalam mengevaluasi program – progam sumber daya manusia yang telah

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuesioner, studi pustaka dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi

Oleh karena itu saran yang diberikan kepada pimpinan perusahaan untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik dengan mengadakan pelatihan secara rutin, memfasilitasi

Analisis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signikan antara pengaruh komunikasi organisasi dengan efektivitas kinerja pegawai ditandai dengan