• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ILMIAH POPULER SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ILMIAH POPULER SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDUNG."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI

CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS TEKS ILMIAH POPULER

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDUNG

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Bahasa Indonesia

WIDANINGSIH

NIM 1204626

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENERAPAN STRATEGI

CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS TEKS ILMIAH POPULER

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDUNG

Oleh Widaningsih S.Pd IKIP Bandung, 1994

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Widaningsih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI CURIOSITY BASED LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ILMIAH POPULER

Widaningsih

Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa pembelajaran menulis di sekolah belum optimal, menantang, dan bermakna bagi tumbuhnya keterampilan menulis yang diharapkan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Strategi yang digunakan guru belum sesuai dengan kebutuhan pelatihan menulis bagi peserta didik. Peserta didik kesulitan menulis karena keringnya ide dan tiadanya bahan/informasi faktual, konseptual, atau prosedural dalam wawasan berpikirnya. Penelitian ini bertujuan menemukan strategi yang cocok untuk mengatasi masalah pembelajaran menulis tersebut.

Metode yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode eksperimen kuasi the matching-only pretest-posttest control group design terhadap peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Bandung. Sampel penelitian dua kelas dengan masing-masing kelas sebanyak 32 peserta didik (64 orang). Data dikumpulkan melalui tes menulis karangan, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, wawancara, dan angket respon peserta didik untuk memperoleh data proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah curiosity based learning.

Setelah dilakukan analisis data, diperoleh hasil rata-rata nilai pda pascates kelas eksperimen meningkat cukup besar, yaitu dari nilai rata-rata prates 41,78 meningkat pada pascates menjadi 71,41. Selanjutnya data ini diuji compare means paired sample test dan diperoleh thitung (12,396) > t tabel (1,696) dan df

(n-1 = 3(n-1) dengan interval kepercayaan 95% atau nilai Sig (0,000) < α (0,050) maka menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal menulis teks ilmiah populer dari kelas eksperimen sebelum diberi tindakan dengan kemampuan setelah dilakukan tindakan. Selanjutnya, selisih rata-rata kedua kelompok eksperimen dan kontrol dihitung efektivitasnya dengan Independent Sample Test dan diperoleh angka thitung (

7,342) > ttabel (1,696) df (n-2=62) atau nilai Sig (0,000) < α (0,05) dengan interval

95%. Ini berarti penerapan strategi curiosity based learning sangat efektif.

(5)

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

APPLICATION THE CURIOSITY BASED LEARNING TO

WRITING POPULER SCIENTIFIC TEXT

Widaningsih

Based on the results of preliminary studies show that learning to write in school is unoptimal, unchalleng , and unmeaning to the expected growth of writing skills , both in quality and quantity . Strategies that teachers use not in accordance with the training needs of writing for students . Learners have difficulty writing ideas dryness and lack of material / information factual , conceptual , procedural knowledge or thinking . This study aims at finding suitable strategies to address the problem of learning to write .

The method used to solve the problem is the method of quasi-experimental matching -only pretest - posttest control group against class VII student of SMP Negeri 3 Bandung . The research sample of two classes with each class by 32 students ( 64 people ) . Data collected through the essay writing test , observation sheets learning implementation , interviews , and questionnaire responses of learners to acquire the learning process data writing popular science texts . Learning strategy used was based learning curiosity .

After the data of the obtained results anlisis the average post-test score pda experimental classes increased substantially , from an average value of 41.78 pre-test post-test be increased to 71.41 . Furthermore, the data is tested compare means of paired sample test and obtained t ( 12.396 ) > t table ( 1.696 ) and df ( n - 1 = 31 ) with 95% confidence intervals or the Sig ( 0,000 ) < α ( 0.050 ) then reject Ho and accept Ha . This means that there are significant differences between initial ability to write popular scientific text from the experimental class before being given the ability to act after the act . Furthermore, the average difference both experimental and control groups was calculated by the Independent Sample Test effectiveness and obtained the numbers of t ( 7.342 ) > t table ( 1.696 ) df ( n - 1 = 31 ) or the Sig ( 0,000 ) < α ( 0.05 ) with interval of 95 % . This means the application of curiosity -based learning strategy is very effective .

(6)
(7)

Yang Maha Pengasih. Yang telah mengajarkan Al quran. Dia menciptakan manusia, mengajarinya pandai berbicara. Tidak ada

balasan kebaikan selain kebaikan. Maka nikmat Tuhanmu yang

manakah yang kamu dustakan? (QS. Arrahman: 1-4, 60-61)

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Berkat

rahmat dan rido-Nya tesis yang berjudul “Penerapan Strategi Curiosity Based

Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer di Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurahkan

selalu kepada teladan sepanjang zaman Nabi Muhammad SAW yang selalu

menjadi inspirator dalam perjalanan belajar dan mengajar penulis. Semoga

penulis bisa istiqomah.

Tesis yang mengambil masalah tentang pembelajaran ini penulis

persembahkan bagi dunia pendidikan yang menjadi tempat penulis mengabdi dan belajar bersama teman sejawat dan “tunas-tunas bangsa” tercinta. Metodologi pembelajaran selalu berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan zaman. Ini

pula yang menjadi sebab penulis mengambil masalah penelitian tentang

pembelajaran agar bisa belajar dan mengambil pelajaran. Semoga manfaat yang

ada di dalamnya bisa berkontribusi dalam mengatasi sebagian kecil permasalahan

yang terjadi dalam dunia pendidikan.

Dengan memilih judul Penerapan Strategi Curiosity Based Learning

dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer, penulis mencoba sumbang pemikiran dengan menghadirkan salah satu metodologi pembelajaran berbasis

riset/penemuan, yang disarankan dalam standar proses pendidikan, Permendikbud

RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah (lihat Salinan Lampiran Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Bab II tentang Karakteristik

Pembelajaran). Semoga sumbangan kecil ini dapat bermanfaat.

Tak ada gading yang tak retak, tesis ini belumlah sempurna. Oleh sebab

itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis berharap tesis yang ada

di tangan pembaca berdaya guna bagi berkembangnya belajar dan pembelajaran,

(9)

utamanya bagi penulis sendiri sebagai pendidik, unit kerja di mana penulis

mengabdi, dan guru model yang membantu terwujudnya penelitian ini. Kalaupun

ada manfaat lebih dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan

alhamdulillahirabbilalamin.

Bandung, 6 Januari 2013

Widaningsih

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Dzat Yang

Mahatinggi, Yang Mahakasih, Allah Swt. Sungguh hanya karena rahmat dan

rido-Nya penulis dapat menuntaskan tesis yang berjudul Penerapan Curiosity Based

Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer di Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung ini. Salawat dan salam semoga terlimpahkan selalu untuk manusia teladan, yang selalu ingin penulis teladani dalam kehidupan ini, nabi

yang mulia Nabi Muhammad SAW.

Dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini penulis banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Bantuan-bantuan itu sungguh sangat

berarti sehingga tesis ini dapat selesai tepat pada waktunya. Bantuan tersebut tidak

hanya saat penulis menyelesaikan penelitian dan penulisan laporan, namun sejak

penulis memulai menempuh pendidikan di Pascasarjana UPI Bandung, Oleh

karena itu, sudah selayaknya penulis sampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala bantuan yang amat berharga

tersebut. semoga Allah Swt. membalas dengan pahala yang berlipat.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya penulis

sampaikan kepada:

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui

Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) Dikdas,

Bapak Sumarna Surapranata Phd. dan staf, yang telah menfasilitasi penulis

memperoleh beasiswa pendidikan peningkatan kualifikasi S2 untuk PTK

SMP;

2. Pemerintah Kota Bandung melalui Badan Kepegawaian Daerah yang telah

memberikan kelancaran pendidikan penulis dengan keluarnya surat tugas

belajar bagi penulis;

3. Dinas Pendidikan Kota Bandung yang telah memudahkan jalan bagi penulis

memperoleh beasiswa ini;

(11)

4. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia melalui Direktur Pascasarjana UPI

Bandung, Prof. Dr.H. Didi Suryadi, M.Ed. yang secara akademis dan

administrasi selalu memberi pelayanan yang baik bagi penulis dan rekan

penerima beasiswa kerjasama P2TK;

5. Ketua Prodi Bahasa Indonesia Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti dan Dr.

Sumiyadi, M.Hum. yang sangat memperhatikan, membantu, dan

membimbing penulis dalam menempuh pendidikan dan penyelesaian tesis ini,

baik secara akademis maupun administrasi;

6. Pembimbing I, Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. yang senantiasa memiliki waktu

untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam mengatasi kesulitan

yang ditemui dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan tesis ini;

7. Pembimbing II sekaligus Pembimbing Akademik, Dr. Hj. Vismaia S.

Damaianti, M.Pd. yang menjadi inspirasi dan penyemangat penulis dalam

menyelesaikan tugas belajar ini, masukan-masukan beliau sungguh sangat

membantu kebuntuan daya pikir penulis;

8. penimbang instrumen penelitian Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd. dan Dr. Dadang

Anshori, M.Pd. yang telah membantu melakukan timbangan instrumen yang

penulis gunakan;

9. para dosen pengampu mata kuliah di Prodi Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Oong

Komar, M.Pd. dengan segala inspirasi pedagogiknya, Dr. Kusnendi, M.Pd.

dengan ilmu statistik yang membuat kening berkerut tetapi menyenangkan,

dan para dosen lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam

lembar kertas ini dengan segala ilmu dan pengalaman yang diberikan;

10. Penanggung Jawab MGMP SMP Bahasa Indonesia Kota Bandung Dra.

Nunung Kuraesin, M.M.Pd. yang telah andil memberi jalan bagi penulis

menempuh pendidikan S2;

11. Kepala SMP Negeri 14 Bandung, Dani Ramdani, S.Pd. M.M.Pd. pimpinan di

mana penulis bertugas, terima kasih atas izin belajar yang diberikan.

12. Kepala SMP Negeri 3 Bandung, Dra.Hj. Elia Suganda, M.Pd. yang telah

memberikan izin bagi penulis melakukan penelitian;

(12)

13. guru model penelitian Dra. Hj. Mulyati, M.Pd. sahabat seperjuangan di

MGMP SMP Bahasa Indonesia Kota Bandung yang tulus membantu menjadi

guru model;

14. siswa Kelas VII-1 dan VII-4 SMPN 3 Bandung, yang telah belajar bersama

penulis dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol;

15. teman-teman sejawat di SMP Negeri 14 Bandung, terima kasih doa dan rasa

kekeluargaan yang diberikan, yang menjadi motivasi penulis menyelesaikan

pendidikan;

16. teman seperjuangan di kelas kerja sama P2TK Dikdas dan

teman-teman satu angkatan penerima beasiswa P2TK;

17. pihak-pihak lainnya yang tak dapat penulis tuliskan satu per satu namanya,

terima kasih yang setulus-tulusnya.

Semoga segala bantuan (waktu, bimbingan,biaya, pemikiran, dan lain-lain)

tersebut menjadi amal ibadah dan dibalas dengan pahala yang berlipat dan

seberkah-berkahnya oleh Allah Swt. Amin.

Bandung, 6 Januari 2014

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah Penelitain ... B. Identifikasi Masalah Penelitian ... C. Rumusan Masalah Penelitian ... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Anggapan Dasar Penelitian ... G. Hipotesis Penelitian ... H. Definisi Operasional Penelitian ...

1

BAB II STRATEGI CURIOSITY BASED LEARNING, KETERAMPILAN MENULIS TEKS ILMIAH POPULER,

A. Keterampilan Menulis Teks Ilmiah Populer 1. Keterampilan Menulis

1.1 Pengertian Keterampilan Menulis ... 1.2 Kemampuan Menulis ... 1.3 Tujuan Keterampilan Menulis ... 1.4 Manfaat Keterampilan Menulis ... 1.5 Tahapan Menulis ... 2. Teks Ilmiah Populer

2.1 Pengertian Teks Ilmiah Populer ... 2.2 Parameter Keterampilan Menulis Teks Ilmiah Populer ... 3. Teks Ilmiah Populer dalam Kurikulum 2013 ...

22

B. Strategi Curiosity Based Learning

1. Pengertian Strategi Curiosity Based Learning ... 2. Landasan Strategi Curiosity Based Learning ...

46 51

(14)

3. Karakteristik Strategi Curiosity Based Learning ... 4. Tujuan Strategi Curiosity Based Learning ... 5. Langkah-langkah Strategi Curiosity Based Learning

... 6. Unsur-unsur Strategi Curiosity Based Learning ... 7. Manfaat Meningkatnya Curiosity ...

52 A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian ... 2. Desain Penelitian ...

64 65 B. Prosedur Penelitian ... 67

C. Teknik Pengumpulan Data 71

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penilaian Tes Menulis... 2. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ... 3. Pedoman Observasi Proses Belajar Peserta Didik

... 4. Angket Respon Peserta Didik ... 5. Pedoman Wawancara dengan Pendidik ... 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...

72

E. Teknik Pengolahan Data Penelitian 82

F. Populasi Penelitian

1. Populasi ... 2. Sampel ...

84 85

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Profil Kemampuan Menulis Teks Ilmiah

Populer ... 86 B. Deskripsi Profil Pembelajaran Menulis Teks ilmiah

populer ... 88 C. Deskripsi Pelaksanaan Strategi Curiosity Based Learning

(CBL) dalam Pembelajaran Menulis teks Ilmiah Populer 1. Aspek Pembelajaran ... D. Deskripsi Hasil Menulis Teks llmiah Populer Peserta

Didik Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung ... 106

(15)

1. Deskripsi Hasil Prates Menulis Teks Ilmiah Populer 1.1 Prates Kelas Eksperimen ... 1.2 Prates Kelas Kontrol ... 1.3 Rekapitulasi Nilai Prates ... 2. Deskripsi Hasil Pascates Menulis Teks Ilmiah Populer

3.1 Pascates Kelas Eksperimen ... 3.2 Pascates Kelas Kontrol ... 3.3 Rekapitulasi Nilai Pascates ...

107 E. Keefektifan Penerapan Strategi Curiosity Based Learning

(16)

DAFTAR BAGAN

Halaman

1.

Bagan 2.1 Model Siklus Strategi Curiosity Based

Learning

2. Bagan 3.1 Hubungan Asosiatif Variabel Penelitian

3. Bagan 3.2 Desain Penelitian The Matching-Only Pretest-Postest

Control Group

4. Bagan 3.3 Prosedur Penelitian

56

65

65

70

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Maslow

2. Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

31

54

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 2.1 Perbandingan Komponen Kemampuan Menulis

2. Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa

Indonesia Kelas VII Kurikulum 2013

3. Tabel 2.3 Perbandingan Inquiry Based Learning dan

Curiosity Based Learning

4. Tabel 2.4 Penerapan Curiosity Based Learning dalam

Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer

5. Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Menulis Teks Ilmiah Populer

6. Tabel 3.2 Pedoman Observasi Pembelajaran

7. Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik

8. Tabel 3.4 Lembar Angket Respon Siswa

9. Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru

10. Tabel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

11. Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas

12. Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Angket

13. Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Prates

14. Tabel 4.3 Persentase Tingkat Kemampuan Menulis

Berdasarkan Hasil Prates

15. Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Pascates

16. Tabel 4.5 Persentase Tingkat Kemampuan Menulis

Berdasarkan Hasil Pascates

17. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data

18. Tabel 4.7 Beda Kemampuan Awal

19. Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis

20. Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

21. Tabel 4.10 Simpulan Hipotesis Penelitian

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Soal

2. Rekapitulasi hasil Angket

3. Rekap Hasil Observasi Pembelajaran

4. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

dalam Pembelajaran

5. RPP

6. Data Set Awal

7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

8. Hasil Hitung Statistik (SPSS 21)

9. Contoh Karangan Peserta Didik

10. Hasil Penilaian Tiga Penimbang

11. Hasil Wawancara

12. SK Pembimbing

13. Izin Penelitian

14. Hasil Judger Instrumen Penelitian

15. Daftar Riwayat Hidup

(20)
(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif ekspresif.

Keterampilan ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dibandingkan dengan tiga

keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menyimak, berbicara, dan membaca.

Keterampilan berbahasa adalah keterampilan berpikir yang sangat kompleks.

Keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang sifatnya produktif

ekspresif merupakan perwujudan dari keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu

perwujudan dari keterampilan membaca dan keterampilan menyimak yang baik.

Keterampilan menulis menjadi jendela seberapa orang itu membaca dan seberapa

orang itu menyimak informasi/pengetahuan. Maka tidak salah apabila dikatakan

bahwa keterampilan menulis merupakan ciri dari orang atau bangsa yang

terpelajar. Seorang yang terampil menulis akan menampakkan sejauh mana

wawasan berpikirnya. Bangsa-bangsa yang dikatakan maju merupakan bangsa

yang memiliki sejarah literasi yang panjang dan kuat. Keterampilan menulis

menjadi muara dari keterampilan berbahasa lainnya selain berbicara. Namun,

keterampilan menulis menjadi istimewa karena jejaknya ada, berupa teks tulis,

terabadikan. Menulis adalah upaya untuk menciptakan keabadian, dalam arti

seseorang bisa meninggalkan kemanfaatan dalam jangka panjang. Masyarakat

tentunya akan tetap menikmati hasil karyanya meski zaman dan generasi telah

(22)

2

Keterampilan menulis seperti dikemukakan oleh Morsey dalam Tarigan

(2008:4) bahwa menulis dipergunakan untuk melaporkan/memberitahukan, dan

memengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti ini hanya dapat dicapai dengan

baik oleh orang-orang yang menyusun pikirannya dengan jelas, kejelasan ini

bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Rusyana dalam Syihabuddin (2008: 250)

menyatakan bahwa kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan seperti:

kemampuan menguasai gagasan yang akan dikemukakan, kemampuan

menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan bentuk karangan,

kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan dan tanda

baca. Cakupan kemampuan menulis yang dikemukakan Tarigan dan Rusyana

tersebut merupakan cakupan kemampuan ideal seorang penulis. Tentu saja untuk

mencapainya perlu tahapan dan proses yang sistematis dan berkesinambungan,

baik teori maupun praktiknya. Tarigan (2008:9) mengatakan,

“. . . bahwa keterampilan menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menuntut gagasan tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. Selanjutnya menuntut penelitian yang terperinci, observasi yang saksama, pemilihan judul, bentuk, dan gaya yang tepat. Akhirnya menuntut penulis mengoreksi tulisannya dan menyempurnakannya” (Tarigan, 2008:9)

Dua pendapat di atas menuntut keterampilan menulis secara teknis dan

penguasaan ide dalam menulis. Sedikit berbeda dengan pendapat tersebut Chaedar

berpandangan tentang menulis bukan pada cakupan kemampuan, melainkan pada

teknik mengajak peserta didik untuk mulai belajar menulis atau penekanan pada

(23)

3

“ keterampilan menulis diawali dengan penggunaan bahasa secara ekpresif imajinatif seperti lewat buku harian. Peserta didik dikenalkan dengan dunia “afektif” kemudian dibawa ber”psikomotorik” lewat kegiatan menulis. Baru kemudian peserta didik dilatih menulis menyatakan pikiran yang sifatnya kognitif” (Alwasilah, 2007: 5).

Pendapat pertama berbicara tentang muara akhir dari kemampuan menulis,

sedangkan pendapat kedua berbicara tentang awal menulis. Kedua pandangan

tersebut pada intinya mengharapkan peserta didik memiliki kemampuan menulis

yang memadai sesuai tuntutan pada jenjang pendidikan masing-masing.

Untuk sampai pada tahap kemampuan menulis ideal tersebut seorang

peserta didik harus melalui tahapan dan proses yang sistematis dan

berkesinambungan dalam teori dan praktiknya. Sampai di sini, tidak salah jika

banyak pendapat menyatakan menulis itu sulit. Di sinilah peran metodologis guru

sebagai fasilitator untuk mencari teknik pembelajaran menulis yang menarik dan

menggugah minat peserta didik untuk menulis. Pendapat Chaedar bahwa

kemampuan menulis diawali secara afektif dengan tulisan yang sifatnya ekspresif

imajinatif, baru kemudian dibawa berpsikomotorik melalui kegiatan menulis, bisa

menjadi awal yang baik bagi guru dalam merancang pembelajaran menulis yang

menarik dan menantang bagi peserta didik.

Pada era informasi sekarang yang ditandai dengan kemajuan pesat dalam

bidang komunikasi dan informasi, keterampilan menulis sangat dibutuhkan.

Sekolah sebagai laboratorium kehidupan bagi para peserta didik sudah sewajarnya

mampu membekali mereka dengan keterampilan menulis. Dengan demikian,

ketika peserta didik hidup di tengah-tengah masyarakat, mereka dapat

(24)

4

sekolah yang akan berguna bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Kelas

berperan sebagai arena workshop bagi peserta didik dan guru sebagai pelatihnya.

Saat ini keterampilan menulis sudah mendapat penghargaan yang lebih baik.

Contohnya keberhasilan Andrea Hirata sang penulis “Laskar Pelangi”, yang

menggebrak dunia tulis-menulis sekaligus dunia pendidikan di Indonesia dengan

cerita yang sangat menginspirasi dan tentu saja royalti bagi sang penulis.

Keuntungan lain keterampilan menulis seperti dikemukakan oleh Leo (2010),

yaitu membiasakan berpikir sistematis, membagikan keahlian, menyehatkan jiwa

dan pikiran, menghindarkan diri dari aktivitas negatif, dan tentu saja keuntungan

finansial. Jadi, tepat betul apabila Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun

2003 menjadikan pengembangan keterampilan menulis sebagai prinsip

penyelenggaraan pendidikan nasional di samping membaca dan berhitung.

Berbicara tentang menulis sudah pasti tidak jauh dari istilah teks. Teks

adalah satuan bahasa yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tata

organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna dalam konteks tertentu pula.

Ada dua unsur pembangun teks, yaitu konteks situasi dan konteks budaya.

Halliday (dalam Emilia, 2011) mengatakan bahwa

(25)

5

Sedangkan konteks budaya merupakan latar belakang budaya di mana teks itu

lahir atau dituturkan.

Dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan pada konteks situasi

sebagai konteks paling dekat dengan peserta didik. Sedangkan konteks budaya,

merupakan nilai-nilai yang berkembang pada masyarakat bahasa dan bersifat

global institusional, akan terbangun seiring teks itu lahir.

Konteks situasi sebagai unsur pembangun teks yang terdekat dengan

peserta didik perlu mendapat penekanan yang lebih dalam pembelajaran menulis.

Mengapa demikian? Sebuah tulisan atau teks digunakan untuk menyampaikan

ide, pesan, pikiran, atau gagasan kepada pembaca. Ide atau gagasan ini menjadi

sentral dalam keterampilan menulis. Hal ini pula yang menjadi sebab sulitnya

menulis. Ketiadaan ide, gagasan yang akan ditulis menjadi alasan utama peserta

didik atau siapa pun berhenti atau enggan menulis. Oleh karena itu, menjadi

penting bagi para pendidik untuk mempelajari teknik membangun konteks agar

pada tahap ini kuriositas peserta didik terlecutkan. Meminjam istilah Ma‟mur

Saadi (yang dikemukakan beliau pada satu kesempatan workshop yang penulis

hadiri), tumbuhkan gairah pada diri peserta didik. Setelah gairah ini bergelora,

barulah peserta didik dibawa pada kegiatan menulis tersebut. Tentu saja,

penghadiran situasi/gairah untuk menulis ini disesuaikan dengan tujuan menulis

yang akan dilatihkan.

Membangun konteks inilah yang tampaknya masih belum dipahami

dengan baik oleh para pendidik. Pembelajaran menulis menjadi tidak menarik dan

(26)

6

instruksi. Tidak tampak wajah-wajah bergairah dan penuh semangat di

ruang-ruang kelas, yang tampak adalah wajah-wajah berkerut penuh kebingungan mau

menulis apa dan bagaimana. Sedikit bantuan datang dengan hadirnya kerangka

karangan. Ini pun tampaknya bukan solusi jitu “menyenangkan dan menantang”.

Karena kerangka karangan pun menjadi instruksi berikutnya setelah peserta didik

ditugasi menentukan topik/tema karangan. Ada puisi yang menarik, yang ditulis

oleh Taufik Ismail berjudul “Pelajaran Tatabahasa dan Mengarang”. Apa yang

digambarkan penyair dalam puisinya tersebut merupakan potret nyata

pembelajaran mengarang di kelas-kelas kita. Peserta didik kehilangan ide. Ada

pula cerpen yang berjudul “ Pelajaran Mengarang” karya Seno Gumira Ajidarma.

Peristiwa yang sama terabadikan dalam cerpen ini. Peserta didik kesulitan

menuangkan ide. Sebabnya, tidak hadirnya konteks saat pembelajaran.

Di sinilah pentingnya membangun konteks atau proses membangun

pengetahuan peserta didik (building knowledge of the field). Pada proses

membangun pengetahuan ini peserta didik diajak untuk mengetahui, menggali,

menelaah topik yang akan ditulisnya. Dalam proses ini peserta didik akan

menggunakan keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu menyimak, membaca,

dan berbicara. (Emilia, 2011: 33)

Sehubungan dengan membangun konteks ini atau proses membangun

pengetahuan peserta didik tentang topik yang ditulisnya, sangat erat kaitannya

dengan kemampuan membaca. Karena seorang penulis yang baik, dia adalah

pembaca yang baik. Tentang ini Semi mengatakan bahwa hanya seorang pembaca

(27)

7

segala jenis bacaan dan memperhatikan dengan saksama bacaan yang dia hadapi.

Dia akan memperoleh pengetahuan yang luas, tidak hanya menjangkau isi tulisan

tetapi juga menyangkut teknik penulisannya (2007: 7). Hal senada juga

diungkapkan oleh Nurudin (2012: 18) bahwa seorang penulis selalu dituntut

untuk terus belajar. Ia akan mengetahui berbagai informasi. Pengetahuannya

menjadi luas. Seorang penulis akan terlatih menjadi manusia kreatif, inovatif, dan

peduli pada masalah-masalah lingkungan.

Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 amat paham bahwa

budaya membaca dan menulis itu harus dibangun dalam pendidikan negeri ini,

mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah tinggi. Bab III tentang

Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan pasal 4 ayat 4 dan 5 berbunyi: (4)

Pendidikan disenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan,

dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, (5)

Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkann budaya membaca,

menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

Berdasarkan amanat undang-undang tersebut guru harus melatihkan

keterampilan menulis dengan sebaik-baiknya sehingga akan lahir para peserta

didik yang memiliki keterampilan menulis yang merupakan produk pembelajaran

di sekolah. Pembelajaran tuntas (mastery learning) menyatakan bahwa dengan

pembelajaran yang tepat semua peserta didik dapat belajar dengan hasil yang baik

dari hampir seluruh pelajaran yang diajarkan di sekolah (Suryosubroto, 2009: 81).

Dengan demikian, setiap peserta didik yang telah menyelesaikan waktu belajar

(28)

8

mencapai tingkat kompetensi tertentu (diukur dengan ketercapaian Kriteria

Ketuntasan Minimal/KKM yang telah ditentukan guru sebelumnya). Keterampilan

menulis ini penting mengingat gagasan sebaik atau sepenting apapun tidak akan

berarti apa-apa jika sang empunya gagasan/ide tidak mampu menuangkan

gagasannya tersebut dengan baik. Dalam hal ini dituangkan secara tertulis.

Tulisan berfungsi sebagai dokumen yang akan mampu menyimpan gagasan

selama yang kita kehendaki.

Permasalahan tersebut menarik minat sejumlah peneliti untuk

mengembangkan keterampilan menulis ini dengan berbagai penerapan strategi,

model, dan teknik pembelajaran. Beberapa tesis yang penulis baca mengarahkan

penelitiannya pada peningkatan kemampuan menulis (eksposisi, deskripsi, narasi,

dan argumentasi) melalui strategi, model, metode, atau teknik tertentu. Umumnya

hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberi tindakan tertentu kemampuan

menulis peserta didik meningkat lebih baik. Seperti ditunjukkan dalam penelitian

Rumita yang berjudul “ Penerapan Model Kreatif Pemecahan Masalah Dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi, Eksperimen Kuasi terhadap siswa

Kelas VIII SMPN 2 Susukan Cirebon Tahun 2006-2007”, (UPI: 2007).

Kemampuan siswa menulis teks argumentasi meningkat signifikan setelah

diterapkan model kreatif pemecahan masalah. Dengan teknik yang tepat dalam

membangun konteks melalui model kreatif pemecahan masalah pada topik yang

akan ditulis telah membantu peserta didik mengembangkan ide menulis karangan

argumentasi. Jika penelitian Rumita menggunakan pembangun konteks menulis

(29)

9

berjudul “ Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Metode

Pengelompokkan Ide (Clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi, Studi Kuasi

terhadap Siswa Kelas VII SMP Ganesha Bandung tahun 2010/2011, pembangun

konteksnya menggunakan media gambar fotografi.

Menilik dan menimbang berbagai hasil penelitian seperti yang

diungkapkan di atas dihubungkan dengan penerapan Kurikulum 2013 yang mulai

diterapkan pemerintah, peneliti memandang masih perlu ada penelitian yang dapat

mendukung penggunaan metodologi pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan menulis. Pada Kurikulum 2013 ini keterampilan menulis menjadi

capaian akhir dari keterampilan berbahasa menyimak, membaca, dan berbicara,

sebagai konsekuensi dari pembelajaran integratif berbasis genre/teks. Selain itu,

pendekatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan

ilmiah (scientific) dan pembelajaran berbasis penelitian (inkuiri/discovery) perlu

metodologi pembelajaran yang variatif dengan tetap mengacu pada pendekatan

ilmiah. Menelaah Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 pada KI 3 tentang

pengetahuan yang berbunyi: memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata, jelas sekali pengaktifan

atau penumbuhan rasa ingin tahu siswa menjadi penting untuk dipahami dan

dterapkan guru dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut peneliti menetapkan

satu strategi pembelajaran yang berbasis penelitian (research based learning/

(30)

10

Kurikulum 2013, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Strategi curiosity based learning (CBL) ini memberikan ruang bagi

keingintahuan siswa dalam proses menemukan informasi untuk bahan menulis.

Mengapa dengan keingintahuan? Setiap manusia sudah dibekali dengan sifat ini,

curiosity menjadi motivasi internal yang akan menjadi energi besar bagi peserta

didik mengatasi ketidaknyamanan belajar yang disebabkan faktor luar/eksternal.

Menurut Danim, curiosity adalah rasa inin tahu yang tidak pernah merasa puas

akan apa yang diketahuinya sekarang. Rasa ingin tahu ini dipenuhinya dengan

caranya sendiri dan sebagian lagi dipenuhi dengan bertanya kepada guru atau

orang dewasa. (2011:17). Dengan menerapkan strategi ini (CBL) maka

diharapkan pembelajaran menjadi tempat yang menyenangkan bagi tumbuhnya

rasa ingin tahu peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, terutama

pada hal pengetahuan yang sifatnya faktual, konseptual, dan prosedural.

Rasa ingin tahu atau curiosity merupakan energi untuk memperoleh

ilmu-ilmu lain yang bertebaran untuk dipelajari. Ada nasihat berharga tentang

keingintahuan ini, bahwa “ Yang penting adalah untuk tidak berhenti bertanya ...

Jangan pernah kehilangan rasa ingin tahu yang dahsyat ini”, (Albert Einstein).

Keingintahuan membuat peserta didik dinamis, kreatif dengan ide-ide baru

(inovatif), dan rasa penasaran yang membuatnya masuk pada petualangan yang

tidak terduga. Rasa ingin tahu adalah cahaya bagi perjalanan menjelajahi dunia

belajar yang penuh dengan petualangan dan tantangan (pengetahuan yang faktual,

(31)

11

yang diperoleh berdasarkan rasa ingin tahu tersebut akan menjadi modal bagi

peserta didik mengembangkan kemampuan menulisnya. Oleh karena itu,

keterampilan menulis yang akan penulis teliti adalah kemampuan menulis teks

ilmiah populer. Teks ilmiah populer akan dapat mengukur sejauh mana peserta

didik melakukan eksplorasi pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tersebut.

Isi teks ilmiah populer yang ditulis peserta didik akan memberikan gambaran

tentang hal tersebut.

Strategi curiosity based learning (CBL) akan mendorong keingintahuan

peserta didik terhadap ilmu pengetahuan dan akan menjadi pendorong bagi

peserta didik mengeksplorasi bahan menulis. Strategi ini peneliti lengkapi dengan

penggunaan berbagai media, sebagai sarana mencari bahan atau ide penulisan,

sekaligus sebagai media untuk menarik minat dan kuriositas peserta didik.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Prinsip strategi curiosity based learning (CBL) memandang bahwa setiap

peserta didik secara bawaan dan alamiah mempunyai rasa ingin tahu sehingga

peserta didik harus bisa menemukan sendiri fakta ilmu pengetahuan. Sistem

instruksional pada strategi curiosity based learning (CBL) mengarahkan pada

pengaktifan peserta didik/rasa ingin tahunya untuk menemukan sendiri fakta atau

konsep keilmuan.

Rasa ingin tahu ini (curiosity) menyediakan bahan bakar motivasi belajar

pada setiap langkah proses pendidikan. Jika rasa ingin tahu ini berkembang

(32)

12

dipenuhi rasa ingin tahu akan pengetahuan maka ia akan terus mencari cara

menjawab rasa ingin tahu itu. Selanjutnya peserta didik yang demikian akan

menjadi pembelajar yang mandiri dan mampu menghadapi rintangan dalam

belajarnya.

Metode terbaik yang digunakan guru adalah metode pengajaran yang

mengembangkan sistem instruksional yang merangsang rasa ingin tahu masalah

(ide atau konsep baru), merangsang berpikir, dan merangsang pengembangan.

Strategi curiosity based learning (CBL) ini merupakan model yang mengaktifkan

peserta didik untuk menjadi senang belajar, lebih penasaran, dan membantu

peserta didik terlibat dalam diskusi, dan menjadikan siswa pembelajar yang

handal.

Media adalah wasilah/medium untuk mencapai tujuan tertentu.

Pembelajaran memiliki tujuan yang jelas. Maka pembelajaran yang memanfaatkan

media akan menjadi pembelajaran yang tidak biasa. Untuk tidak membatasi ranah

pencarian peserta didik menemukan/mengungkap fakta pengetahuan, penelitian

ini memanfaatkan media belajar yang ada di sekeliling peserta didik. Peneliti

berasumsi bahwa setiap peserta didik memiliki gaya/modus belajar yang

berbeda-beda. Selain itu, peserta didik akan dapat belajar maksimal dengan memanfaatkan

berbagai media yang tersedia. Media-media yang sesuai dengan minat peserta

didik ini dipandang akan dapat menjawab rasa ingin tahu peserta didik dan

memotivasi peserta didik untuk mencari dan menemukan fakta, konsep, prosedur

(33)

13

Kemampuan menulis pada kurikulum 2013 menjadi capaian akhir dari

keterampilan berbahasa. Ketiga aspek keterampilan berbahasa menjadi alat untuk

berkembangnya kemampuan menulis peserta didik. Mulai dari membaca yang

baik, mendengar yang baik, bertanya tentang hal-hal yang ingin diketahui akan

mendorong kemampuan peserta didik mengambangkan tulisan maka peserta

didik menjelma menjadi penulis yang baik.

Pada Kurikulum 2013 ini pemerintah dalam hal ini Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan telah mendampingi implementasi Kurikulum 2013

dengan Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah untuk Kurikulum 2013 yang berisi panduan bagi pelaksana,

pengelola, dan pengawas pendidikan dalam melaksanakan proses pendidikan

berdasarkan kriteria pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan

menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.

Kriteria yang dimaksud dijelaskan secara lebih terperinci dalam Salinan

lampiran Permendikbud RI No. 65. Strategi pembelajaran yang disarankan untuk

dilaksanakan dalam proses pembelajaran adalah strategi pembelajaran berbasis

penelitian/berbasis projek termasuk di dalamnya pembelajaran berbasis inquiry,

discovery, dan berbasis pemecahan masalah. Adapun strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi curiosity based learning, yang satu arah

(34)

14

C. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah profil kemampuan menulis teks ilmiah populer pada peserta

didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?

2. Bagaimanakah profil proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer

pada peserta didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?

3. Bagaimanakah proses penerapan strategi curiosity based learning (CBL)

dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer di Kelas VII SMPN 3

Kota Bandung?

4. Apakah strategi curiosity based learning (CBL) efektif dalam

meningkatkan kemampuan menulis faktual peserta didik di Kelas VII

SMPN 3 Kota Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan secara umum dan khusus, yaitu sebagai

berikut.

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dirancang dengan tujuan umum: menemukan alternatif

strategi pembelajaran yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran,

menulis teks ilmiah populer khususnya dan materi bahasa Indonesia

umumnya; melengkapi strategi pembelajaran berbasis projek yang

disarankan digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada

Kurikulum 2013; memberikan gambaran bahwa perlu ada pengondisian

(35)

15

sebelum masuk pada instruksi pembelajaran; memberikan gambaran

adanya kebermaknaan penggunaan berbagai media pembelajaran.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh gambaran

tentang profil proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer di Kelas

VII SMPN 3 Kota Bandung; profil kemampuan menulis teks ilmiah

populer peserta didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung; proses

penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran

menulis teks ilmiah populer di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung; dan

keefektifan penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam

meningkatkan kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik

Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. sekolah

Sekolah dapat memperoleh manfaat dalam meningkatkan mutu dan

kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, lebih

khusus lagi pada pembelajaran menulis teks ilmiah populer;

2. guru

a. Guru dapat memperoleh alternatif strategi pembelajaran yang akan

meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk

(36)

16

b. Guru dapat menggunakan berbagai media yang menarik minat peserta

didik;

c. Guru dapat memperoleh alternatif strategi pembelajaran yang

menarik, menumbuhkan motivasi belajar, dan penuh makna bagi

peningkatkan kemampuan menulis.

3. peserta didik

a. Peserta didik menjadi termotivasi dan percaya diri untuk

mengembangkan kemampuan menulis;

b. Peserta didik menjadi terbiasa menuangkan gagasan, pikiran, dan

perasaannya dalam tulisan;

c. Peserta didik termotivasi untuk menyebarluaskan informasi, ilmu, atau

ide yang dimilikinya melalui tulisan;

d. Peserta didik menjadi pembelajar mandiri yang berprinsip ia bisa

belajar di mana saja, kapan saja melalui banyak sumber.

F. Anggapan Dasar Penelitian

Anggapan dasar yang menjadi acuan bagi penulis melakukan penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan membantu dan

memudahkan peserta didik ke arah tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Strategi curiosity based learning akan meningkatkan kemampuan peserta

(37)

17

langkah dalam pembelajaran CBL pemerolehan melalui penemuan,

penyelidikan, dan pencarian informasi (konseptual, faktual, dan

prosedural) merupakan langkah utama penumbuhan keingintahuan.

3. Kehadiran media yang multisumber dalam pembelajaran sangat penting.

Media dapat membantu guru menyederhanakan bahan yang sulit menjadi

mudah, yang abstrak menjadi konkret. Dengan demikian, peserta didik

akan lebih mudah mencerna materi ajar yang harus dikuasainya. Media

juga dapat memperkaya sumber bahan peserta didik belajar.

4. Kemampuan menulis teks akan berkembang dengan baik jika guru

menggunakan strategi yang tepat dan memanfaatkan berbagai media.

5. Strategi curiosity based learning (CBL) merupakan strategi yang

mengarahkan sistem instruksional pada pengaktifan peserta didik mencari

dan menemukan sendiri fakta, konsep, dan prinsip yang dibutuhkan

melalui tahap observasi, investigasi, mencari dari sumber lain, kategorisasi

pengetahuan, melaporkan, dan me-review hasil. Karakter strategi ini

menjadi pintu masuk bagi pengembangan kemampuan menulis, dalam hal

ini menulis teks ilmiah populer. Kemampuan menulis akan berkembang

jika peserta didik memiliki rasa ingin tahu terhadap pengetahuan yang

bertebaran di sekelilingnya melalui tahap observasi (pembaca dan

pendengar yang baik), investigasi melalui belajar dari lingkungan terdekat,

belajar dari berbagai sumber, kemudian menyusun konsep yang diperoleh

(38)

18

memperoleh sumber informasi akan menjadi bekal bagi pengembangan

kemampuan menulis (menulis teks ilmiah populer).

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan anggapan dasar tersebut penulis menetapkan jawaban

sementara atas masalah penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah:

Ho : = 0, penerapan strategi curiosity based learning tidak efektif

meningkatkan kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik kelas

VII SMPN 3 Kota Bandung.

Ha : ≠ 0, penerapan strategi curiosity based learning efektif meningkatkan

kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik kelas VII SMPN 3

Kota Bandung.

Taraf signifikansi yang digunakan peneliti adalah 0,05 atau tingkat

kepercayaan 95%. Artinya, strategi curiosity based learning (CBL) ini efektif jika

hipotesis kerja (Ha) ≠ 0 dengan tingkat keyakinan 95% atau taraf signifikan

sebesar 0,05.

H. Definisi Operasional Penelitian

Persamaan sudut pandang pada sebuah penelitian sangat penting agar tidak

terjadi bias dalam memahami variabel penelitian yang akan dilakukan. Penelitian

ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

bebas penelitian ini adalah strategi pembelajaran curiosity based learning (CBL)

(39)

19

definisi istilah dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai

berikut.

1. Strategi curiosity based learning(CBL) adalah perancangan pembelajaran dari

berbagai aspek pembentukan sistem instruksional yang mengarah pada

pengaktifan rasa ingin tahu (curiosity) peserta didik untuk mencari dan

menemukan fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan melalui tahap

observasi, investigasi, aquire (pencarian informasi) dari berbagai sumber,

kemudian hasil penemuan, pencarian, dan penyelidikan tersebut ditampilkan

secara lisan dan atau tulisan (komunikasi yang baik) sesuai pendekatan yang

dipilih, dan mereview/memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman

atau guru. Tahapan penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam

pembelajaran menulis teks ilmiah populer adalah sebagai berikut.

a. Tahap observasi, mengamati berbagai peristiwa/benda yang disajikan guru

dan menulis hasil pengamatan Tujuan: menumbuhkan kesadaran peserta

didik bahwa mereka mempunyai rasa ingin tahu/curiosity.

b. Tahap investigasi, melakukan penyelidikan terhadap hasil pengamatan

teman. Tujuan: mengembangkan cara berpikir bahwa melalui mengamati

hal yang sama bisa timbul berbagai sudut pandang yang berbeda.

c. Tahap menemukan (acquire) informasi dari sumber lain untuk melengkapi

informasi yang diperoleh pada tahap observasi melalui media pandang

dengar, misalnya internet untuk menulis teks yang lebih dalam, lengkap

dan menarik. Tujuan: Memperluas jangkauan pengetahuan peserta didik

(40)

20

d. Tahap kategorisasi dan visualisasi pengetahuan melalui berbagai

pendekatan sesuai minat dan kemampuan peserta didik. Tujuan:

mengembangkan teks dengan berbagai pendekatan yang diminati.

e. Tahap komunikasi verbal dan visual di depan teman, menampilkan teks

yang ditulis di depan teman-teman untuk dikomentari. Tujuan:

memberikan pengalaman kepada peserta didik berbicara di depan umum

mengkomunikasikan hasil tulisannya dan mempertanggungjawabkan isi

tulisannya.

f. Tahap review, peserta didik memeriksa hasil tulisan dan memperbaikinya.

Tujuan: memperoleh tulisan yang baik sesuai perbaikan dan komentar dari

teman atau guru.

2. Kemampuan menulis menurut Syihabuddin (2008: 254) adalah salah satu

keterampilan berbahasa yang terpadu atau integratif yang ditujukan untuk

menghasilkan suatu tulisan. Kemampuan yang harus diperhatikan dalam

membuat karangan , yaitu:

a. penguasaan bahasa tertulis yang berfungsi sebagai media tulisan, meliputi

kosakata, struktur, ejaan, dan pragmatik;

Penggunaan bahasa tulis dalam menulis teks ilmiah populer pada dasarnya

sama dengan bentuk tulisan lainnya, ketepatan ejaan, struktur, ejaan

menjadi syarat sebuah tulisan layak dimuat. Adapun dari sisi pragmatik,

sebuah wacana/teks harus memiliki kesatuan ide, kelengkapan/kejelasan,

(41)

21

b. penguasaan isi tulisan sesuai dengan topik yang akan ditulis;

Adapun kemampuan menulis dengan baik menurut Stephen Wade

(2007: 3) harus memiliki tiga kemampuan dasar, yaitu:

a. keterampilan penelitian yang baik, keterampilan ini meliputi kemampuan

mengkonfirmasi atau mencari tahu pengetahuan/informasi secara rinci

kepada teks/referensi atau ahli,

b. keseimbangan hiburan dan fakta, ini keterampilan langka, penulis harus

pandai mengutip fakta dengan baik, untuk memberikan ruang bagi

pembaca menyerap fakta tersebut selingi tulisan dengan anekdot yang

menarik atau contoh dari kehidupan nyata, dan mampu menempatkan

suspen/ketegangan kepada pembaca dengan baik.

c. „angel‟ yang ramah untuk dibaca.

3. Teks ilmiah populer, pada dasarnya jenis tulisan ini merupakan teks yang berisi

informasi ilmu pengetahuan yang dikemas secara populer, informatif, ringan,

dan menghibur.

Kedua pendapat ahli tentang kemampuan menulis tersebut peneliti

gabungkan sehingga menjadi seperti berikut : “kemampuan menulis meliputi

keterampilan penguasaan bahasa tulis (struktur, kosa kata, dan ejaan), penguasaan

ini sesuai dengan topik, dan penguasaan penelitian (mengonfirmasi/ mencari tahu

(42)

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Desain eksperimen yang digunakan adalah quasi experimental designs

(eksperimen semu). Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi

jalannya eksperimen (Sugiyono, 2012:77). Desain yang dipilih peneliti adalah the

matching-only pretest-posttest control group design. Pada desain ini sampel kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak ditentukan secara random.

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttescontrol group design, hanya pada

desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random (Sugiyono, 2012:79).

Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu metode penelitian

kuantitatif yang menguji seberapa efektif penerapan variabel bebas dalam

variabel terikat.Varibel bebas adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya

perubahan pada variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

penerapan strategi curiosity based learning (CBL), sedangkan variabel terikat

dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis teks ilmiah populer. Hubungan

(43)

65

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experimental.

Desain yang akan digunakan oleh peneliti berupa desain the matching-only

pretest-posttest control group. Sampel pada desain ini tidak melalui random.

Menurut Frenkel, the M in this design means that the subjects in each group have

been matched (on certain variables) but not randomly assigned to the groups (Fraenkel,2007:275). Arti M pada desain ini berarti subjek setiap grup ditentukan

(pada variabel tertentu) dan tidak dilakukan random grup. Berikut

gambaran penelitian desain the matching-only pretest-posttest control group.

Treatment group M O X O Control group M O C O

Bagan 3.2

(Fraenkel dan Wallen, 2007: 275)

Dalam desain, kedua kelompok/grup diberi pretest untuk mengetahui

keadaan awal. Selanjutnya, kelompok eksperimen diberi perlakuan

khusus/treament berupa pembelajaran dengan strategi curiosity based learning

(CBL) kemudian diberi posttest, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi

perlakuan.

Strategi Curiosity Based Learning (CBL)

Keterampilan Menulis Teks Ilmiah Populer

(44)

66

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada desain penelitian seperti bagan di atas akan terdapat dua kali

analisis. Analisis pertama adalah menguji kemampuan awal menulis teks ilmiah

populer antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian

menggunakan t-test. Hasil yang diharapkan tidak terdapat perbedaan kemampuan

awal menulis teks ilmiah populer kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol.

Analisis kedua adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hipotesis

penelitian ini adalah “Penerapan strategi curiosity based learning efektif

meningkatan kemampuan menulis teks ilmiah populer”. Teknik statistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik t-test untuk sampel

independen atau Mann Whitney U Test jika data tidak berdistribusi normal. Yang

diuji adalah hasil tes (pascates) kemampuan menulis teks ilmiah populer kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Jika terdapat perbedaan kemampuan antara kedua

kelompok tersebut, di mana kemampuan kelas eksperimen lebih besar daripada

kemampuan kelas kontrol maka penerapan strategi CBL efektif, dan jika

sebaliknyamaka penerapan CBL tidak efektif.

Peneliti menggunakan desain penelitian ini dengan tujuan mengujicobakan

penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran menulis

teks ilmiah populer. Jika hasil penerapan strategi CBL ini efektif meningkatkan

kemampuan menulis maka direkomendasi digunakan dalam pembelajaran

(45)

67

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Prosedur Penelitian

Langkah pertama yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah

menemukan masalah, baik masalah yang dialami peneliti sendiri atau guru lain

pada umumnya. Masalah-masalah yang ada kemudian dipilih mana yang paling

menarik minat peneliti dan kebermanfaatan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan, utamanya di bidang yang peneliti geluti selama ini sebagai pendidik.

Oleh karena itu, fokus utama penelitian ini berkisar pada perencanaan, proses, dan

evaluasi pembelajaran.

Langkah kedua yang peneliti lakukan adalah studi pendahuluan. Studi

pendahuluan berguna untuk mengetahui lebih jauh tentang permasalahan yang

akan diteliti. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan berupa kajian teori/pustaka

untuk mengungkap kemungkinan masalah yang diteliti sudah diteliti oleh peneliti

lain dan mengungkap hasil penelitian tersebut. Studi pustaka ini juga dapat

menguatkan masalah yang akan diteliti dan menemukan hal-hal lain yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Selain itu, peneliti juga melakukan

studi pendahuluan ke sekolah untuk menelaah hal-hal yang tidak peneliti temukan

ketika kajian pustaka.

Muatan proses pembelajaran adalah kurikulum. Kurikulum inilah yang

menjadi objek kajian peneliti selanjutnya. Kajian dilakukan dengan menelaah

kompotensi inti dan kompetensi dasar bahasa Indonesia kelas VII sekolah

menengah pertama. Secara kebetulan proses kajian kurikulum ini bertepatan

(46)

68

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013 yang berbasis genre teks. Dari hasil kajian terhadap Kurikulum 2013 ini

diperoleh materi pokok yang relevan dengan masalah yang peneliti temukan,

yaitu menulis teks ilmiah populer. Selanjutnya, peneliti menelaah indikator

pencapaian hasil belajar menulis teks ilmiah populer dihubungkan dengan

penilaian keterampilan menulis menurut teori yang relevan.

Dengan memformulasikan masalah yang ditemukan, yaitu rendahnya

keterampilan menulis teks ilmiah populer, strategi yang digunakan guru selama

ini, strategi yang diasumsikan dapat memperbaiki hasil belajar menulis, dan

berbagai media yang dapat dimanfaatkan untuk mensaranai pembelajaran yang

sesuai maka dirumuskanlah suatu rancangan pembelajaran menulis teks ilmiah

populer melalui penerapan strategi curiosity based learning (CBL).

Langkah ketiga, peneliti menyusun instrumen tes dan nontes yang akan

digunakan dalam pelaksanan penelitian. Instrumen yang telah disusun kemudian

ditimbang oleh ahli. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen

penelitian yang valid dan reliabel baik secara konten maunpun konstruk. Uji

instrumen dilakukan dengan timbangan ahli dan uji statistik validitas dan

reliabilitas.

Langkah keempat pelaksanaan proses pembelajaran yang akan peneliti

lakukan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut.

1) Peneliti melakukan prates, baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas

(47)

69

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ilmiah populer kelas eksperimen dan kelas kontrol. Alat tes yang

digunakan adalah perintah menulis teks ilmiah populer.

2) Peneliti melaksanakan pembelajaran menulis teks ilmiah populer dengan

menggunakan strategi curiosity based learning (CBL) pada kelas

eksperimen sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran

menggunakan strategi pembelajaran yang selama ini digunakan guru/

strategi terlangsung. Selama kegiatan berlangsung peneliti melakukan

observasi yang cermat menggunakan pedoman observasi pembelajaran

yang telah dibuat sebelumnya, memberikan angket kepada peserta didik

untuk mengetahui respon peserta didik tentang pembelajaran tersebut, dan

mengadakan wawancara dengan guru model tentang pembelajaran yang

telah dilaksanakan dibandingkan dengan strategi pembelajaran

sebelumnya.

3) Peneliti melakukan pascates terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol

untuk mengetahui hasil kemampuan menulis teks ilmiah populer

pascatindakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah analisis hasil belajar dan hasil

tindakan penerapan curiosity based learning (CBL) dengan langkah kegiatan

seperti berikut.

1) Menganalisis hasil belajar menulis teks ilmiah populer peserta didik dari

(48)

70

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan lembar pedoman penilaian menulis teks ilmiah populer

untuk memperoleh data kuantitatif.

2) Menganalisis hasil observasi, wawancara, dan angket untuk memperoleh

gambaran tentang kualitas pembelajaran yang diterapkan untuk

memperoleh data kualitatif. Selanjutnya, data hasil angket dan observasi

dipersentase.

3) Menguji secara statistik data kuantitatif hasil penelitian.

4) Menyimpulkan hasil penelitian dan membuat rekomendasi berdasarkan

hasil penelitian tersebut.

Berikut prosedur penelitian yang peneliti lakukan dari awal sampai selesai

(penulisan laporan penelitian).

Studi Pendahuluan

Kajian Kurikulum Kajian Teori

Kuriositas/ Curiosity Based Learning Perumusan Masalah

Penyusunan Rancangan Penerapan Strategi Curiosity Based Learning)

Penyusunan Instrumen Tes dan Uji Validitas dan Reliabilitas Tes

Prates Kelas Kontrol Prates Kelas eksperimen

Pembelajaran menulis teks ilmiah

Pascates Kelas Kontrol Pascates Kelas Eksperimen

Analisis Data

(49)

71

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.3

Prosedur Penelitian Pembelajaran Menulis Teks ilmiah populer Melalui Penerapan Strategi Curiosity Based Learning (CBL)

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu tes tertulis

membuat teks ilmiah populer dan nontes (wawancara, angket, dan observasi).

Dengan alat tes tersebut akan diperoleh data yang lengkap tentang efektivitas

penerapan curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran menulis teks

ilmiah populer.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah

sebagai berikut.

1) Observasi

Peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas untuk melihat profil

proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Observasi dilakukan

secara terstruktur dengan menggunakan pedoman yang telah disusun

sebelumnya. Dalam melakukan pencatatan peneliti membatasi pada

(50)

72

Widaningsih, 2014

Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

luar kerangka kerja tidak dicatat. Observasi dilakukan terhadap guru dan

peserta didik selama proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer

2) Wawancara digunakan untuk mengetahui kendala dan kebutuhan yang

dihadapi peserta didik dan guru serta kebutuhan peserta didik dan guru

dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Wawancara dilakukan

kepada guru secara terstruktur.

3) Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar menulis teks ilmiah populer

yaitu:

a. tes awal, tes yang diberikan sebelum proses pembelajaran menulis

teks ilmiah populer dilaksanakan, dilakukan kepada dua kelompok

sampel.

b. tes akhir, diberikan setelah pembelajaran menulis teks ilmiah populer

diberikan, pada kelompok eksperimen dilakukan perlakuan dengan

strategi curiosity based learning(CBL) dan kepada kelompok kontrol.

4) Angket

Angket merupakan serangkaian daftar pertanyaan tertulis yang diajukan

kepada peserta didik mengenai masalah-masalah tertentu untuk mendapat

tanggapan dari peserta didik (Nurgiyantoro, 2009: 54). Angket diberikan

untuk mengetahui respon siswa setelah diberi perlakuan dengan penerapan

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Komponen Kemampuan Menulis
gambaran penelitian desain the matching-only pretest-posttest control group.
gambaran tentang kualitas
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Menulis Teks ilmiah populer Berdasarkan Strategi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,

Gus Dur tidak memcampur adukkan keimanan antar pemeluk agama, karna selain bertentangan dengan dogma ajaran agama Islam hal itu tentunya pasti di tolak oleh semua agama

Demikian permohonan saya, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

PENERAPAN MODEL INQUIRY LEARNING BERFORMAT PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SENAM AEROBIK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 BANDUNG..

Variabel biaya pinjaman yang harus dibayar oleh petani penggarap berpengaruh nyata terhadap keputusan yang akan diambil dalam berpartisipasi pada suatu pola bagi hasil..

An Analysis Of Character Values In Narrative Texts In A Bse/Buku Sekolah Elektronik (Electronic Textbook) Of English For Senior High School.. Universitas Pendidikan Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG. UNIT

Penerapan dan pengembangan IT Governance Bank BTN mengacu kepada penerapan manajemen risiko sesuai ketentuan BI untuk penggunaan teknologi informasi yang wajib