PENERAPAN STRATEGI
CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS TEKS ILMIAH POPULER
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDUNG
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Bahasa Indonesia
WIDANINGSIH
NIM 1204626
PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENERAPAN STRATEGI
CURIOSITY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS TEKS ILMIAH POPULER
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDUNG
Oleh Widaningsih S.Pd IKIP Bandung, 1994
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Widaningsih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENERAPAN STRATEGI CURIOSITY BASED LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ILMIAH POPULER
Widaningsih
Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa pembelajaran menulis di sekolah belum optimal, menantang, dan bermakna bagi tumbuhnya keterampilan menulis yang diharapkan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Strategi yang digunakan guru belum sesuai dengan kebutuhan pelatihan menulis bagi peserta didik. Peserta didik kesulitan menulis karena keringnya ide dan tiadanya bahan/informasi faktual, konseptual, atau prosedural dalam wawasan berpikirnya. Penelitian ini bertujuan menemukan strategi yang cocok untuk mengatasi masalah pembelajaran menulis tersebut.
Metode yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode eksperimen kuasi the matching-only pretest-posttest control group design terhadap peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Bandung. Sampel penelitian dua kelas dengan masing-masing kelas sebanyak 32 peserta didik (64 orang). Data dikumpulkan melalui tes menulis karangan, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, wawancara, dan angket respon peserta didik untuk memperoleh data proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah curiosity based learning.
Setelah dilakukan analisis data, diperoleh hasil rata-rata nilai pda pascates kelas eksperimen meningkat cukup besar, yaitu dari nilai rata-rata prates 41,78 meningkat pada pascates menjadi 71,41. Selanjutnya data ini diuji compare means paired sample test dan diperoleh thitung (12,396) > t tabel (1,696) dan df
(n-1 = 3(n-1) dengan interval kepercayaan 95% atau nilai Sig (0,000) < α (0,050) maka menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal menulis teks ilmiah populer dari kelas eksperimen sebelum diberi tindakan dengan kemampuan setelah dilakukan tindakan. Selanjutnya, selisih rata-rata kedua kelompok eksperimen dan kontrol dihitung efektivitasnya dengan Independent Sample Test dan diperoleh angka thitung (
7,342) > ttabel (1,696) df (n-2=62) atau nilai Sig (0,000) < α (0,05) dengan interval
95%. Ini berarti penerapan strategi curiosity based learning sangat efektif.
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
APPLICATION THE CURIOSITY BASED LEARNING TO
WRITING POPULER SCIENTIFIC TEXT
Widaningsih
Based on the results of preliminary studies show that learning to write in school is unoptimal, unchalleng , and unmeaning to the expected growth of writing skills , both in quality and quantity . Strategies that teachers use not in accordance with the training needs of writing for students . Learners have difficulty writing ideas dryness and lack of material / information factual , conceptual , procedural knowledge or thinking . This study aims at finding suitable strategies to address the problem of learning to write .
The method used to solve the problem is the method of quasi-experimental matching -only pretest - posttest control group against class VII student of SMP Negeri 3 Bandung . The research sample of two classes with each class by 32 students ( 64 people ) . Data collected through the essay writing test , observation sheets learning implementation , interviews , and questionnaire responses of learners to acquire the learning process data writing popular science texts . Learning strategy used was based learning curiosity .
After the data of the obtained results anlisis the average post-test score pda experimental classes increased substantially , from an average value of 41.78 pre-test post-test be increased to 71.41 . Furthermore, the data is tested compare means of paired sample test and obtained t ( 12.396 ) > t table ( 1.696 ) and df ( n - 1 = 31 ) with 95% confidence intervals or the Sig ( 0,000 ) < α ( 0.050 ) then reject Ho and accept Ha . This means that there are significant differences between initial ability to write popular scientific text from the experimental class before being given the ability to act after the act . Furthermore, the average difference both experimental and control groups was calculated by the Independent Sample Test effectiveness and obtained the numbers of t ( 7.342 ) > t table ( 1.696 ) df ( n - 1 = 31 ) or the Sig ( 0,000 ) < α ( 0.05 ) with interval of 95 % . This means the application of curiosity -based learning strategy is very effective .
“
Yang Maha Pengasih. Yang telah mengajarkan Al quran. Dia menciptakan manusia, mengajarinya pandai berbicara. Tidak adabalasan kebaikan selain kebaikan. Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan? (QS. Arrahman: 1-4, 60-61)
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Berkat
rahmat dan rido-Nya tesis yang berjudul “Penerapan Strategi Curiosity Based
Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer di Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurahkan
selalu kepada teladan sepanjang zaman Nabi Muhammad SAW yang selalu
menjadi inspirator dalam perjalanan belajar dan mengajar penulis. Semoga
penulis bisa istiqomah.
Tesis yang mengambil masalah tentang pembelajaran ini penulis
persembahkan bagi dunia pendidikan yang menjadi tempat penulis mengabdi dan belajar bersama teman sejawat dan “tunas-tunas bangsa” tercinta. Metodologi pembelajaran selalu berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan zaman. Ini
pula yang menjadi sebab penulis mengambil masalah penelitian tentang
pembelajaran agar bisa belajar dan mengambil pelajaran. Semoga manfaat yang
ada di dalamnya bisa berkontribusi dalam mengatasi sebagian kecil permasalahan
yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Dengan memilih judul Penerapan Strategi Curiosity Based Learning
dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer, penulis mencoba sumbang pemikiran dengan menghadirkan salah satu metodologi pembelajaran berbasis
riset/penemuan, yang disarankan dalam standar proses pendidikan, Permendikbud
RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah (lihat Salinan Lampiran Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Bab II tentang Karakteristik
Pembelajaran). Semoga sumbangan kecil ini dapat bermanfaat.
Tak ada gading yang tak retak, tesis ini belumlah sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis berharap tesis yang ada
di tangan pembaca berdaya guna bagi berkembangnya belajar dan pembelajaran,
utamanya bagi penulis sendiri sebagai pendidik, unit kerja di mana penulis
mengabdi, dan guru model yang membantu terwujudnya penelitian ini. Kalaupun
ada manfaat lebih dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan
alhamdulillahirabbilalamin.
Bandung, 6 Januari 2013
Widaningsih
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Dzat Yang
Mahatinggi, Yang Mahakasih, Allah Swt. Sungguh hanya karena rahmat dan
rido-Nya penulis dapat menuntaskan tesis yang berjudul Penerapan Curiosity Based
Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer di Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung ini. Salawat dan salam semoga terlimpahkan selalu untuk manusia teladan, yang selalu ingin penulis teladani dalam kehidupan ini, nabi
yang mulia Nabi Muhammad SAW.
Dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Bantuan-bantuan itu sungguh sangat
berarti sehingga tesis ini dapat selesai tepat pada waktunya. Bantuan tersebut tidak
hanya saat penulis menyelesaikan penelitian dan penulisan laporan, namun sejak
penulis memulai menempuh pendidikan di Pascasarjana UPI Bandung, Oleh
karena itu, sudah selayaknya penulis sampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala bantuan yang amat berharga
tersebut. semoga Allah Swt. membalas dengan pahala yang berlipat.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya penulis
sampaikan kepada:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui
Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) Dikdas,
Bapak Sumarna Surapranata Phd. dan staf, yang telah menfasilitasi penulis
memperoleh beasiswa pendidikan peningkatan kualifikasi S2 untuk PTK
SMP;
2. Pemerintah Kota Bandung melalui Badan Kepegawaian Daerah yang telah
memberikan kelancaran pendidikan penulis dengan keluarnya surat tugas
belajar bagi penulis;
3. Dinas Pendidikan Kota Bandung yang telah memudahkan jalan bagi penulis
memperoleh beasiswa ini;
4. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia melalui Direktur Pascasarjana UPI
Bandung, Prof. Dr.H. Didi Suryadi, M.Ed. yang secara akademis dan
administrasi selalu memberi pelayanan yang baik bagi penulis dan rekan
penerima beasiswa kerjasama P2TK;
5. Ketua Prodi Bahasa Indonesia Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti dan Dr.
Sumiyadi, M.Hum. yang sangat memperhatikan, membantu, dan
membimbing penulis dalam menempuh pendidikan dan penyelesaian tesis ini,
baik secara akademis maupun administrasi;
6. Pembimbing I, Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. yang senantiasa memiliki waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam mengatasi kesulitan
yang ditemui dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan tesis ini;
7. Pembimbing II sekaligus Pembimbing Akademik, Dr. Hj. Vismaia S.
Damaianti, M.Pd. yang menjadi inspirasi dan penyemangat penulis dalam
menyelesaikan tugas belajar ini, masukan-masukan beliau sungguh sangat
membantu kebuntuan daya pikir penulis;
8. penimbang instrumen penelitian Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd. dan Dr. Dadang
Anshori, M.Pd. yang telah membantu melakukan timbangan instrumen yang
penulis gunakan;
9. para dosen pengampu mata kuliah di Prodi Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Oong
Komar, M.Pd. dengan segala inspirasi pedagogiknya, Dr. Kusnendi, M.Pd.
dengan ilmu statistik yang membuat kening berkerut tetapi menyenangkan,
dan para dosen lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam
lembar kertas ini dengan segala ilmu dan pengalaman yang diberikan;
10. Penanggung Jawab MGMP SMP Bahasa Indonesia Kota Bandung Dra.
Nunung Kuraesin, M.M.Pd. yang telah andil memberi jalan bagi penulis
menempuh pendidikan S2;
11. Kepala SMP Negeri 14 Bandung, Dani Ramdani, S.Pd. M.M.Pd. pimpinan di
mana penulis bertugas, terima kasih atas izin belajar yang diberikan.
12. Kepala SMP Negeri 3 Bandung, Dra.Hj. Elia Suganda, M.Pd. yang telah
memberikan izin bagi penulis melakukan penelitian;
13. guru model penelitian Dra. Hj. Mulyati, M.Pd. sahabat seperjuangan di
MGMP SMP Bahasa Indonesia Kota Bandung yang tulus membantu menjadi
guru model;
14. siswa Kelas VII-1 dan VII-4 SMPN 3 Bandung, yang telah belajar bersama
penulis dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol;
15. teman-teman sejawat di SMP Negeri 14 Bandung, terima kasih doa dan rasa
kekeluargaan yang diberikan, yang menjadi motivasi penulis menyelesaikan
pendidikan;
16. teman seperjuangan di kelas kerja sama P2TK Dikdas dan
teman-teman satu angkatan penerima beasiswa P2TK;
17. pihak-pihak lainnya yang tak dapat penulis tuliskan satu per satu namanya,
terima kasih yang setulus-tulusnya.
Semoga segala bantuan (waktu, bimbingan,biaya, pemikiran, dan lain-lain)
tersebut menjadi amal ibadah dan dibalas dengan pahala yang berlipat dan
seberkah-berkahnya oleh Allah Swt. Amin.
Bandung, 6 Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah Penelitain ... B. Identifikasi Masalah Penelitian ... C. Rumusan Masalah Penelitian ... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Anggapan Dasar Penelitian ... G. Hipotesis Penelitian ... H. Definisi Operasional Penelitian ...
1
BAB II STRATEGI CURIOSITY BASED LEARNING, KETERAMPILAN MENULIS TEKS ILMIAH POPULER,
A. Keterampilan Menulis Teks Ilmiah Populer 1. Keterampilan Menulis
1.1 Pengertian Keterampilan Menulis ... 1.2 Kemampuan Menulis ... 1.3 Tujuan Keterampilan Menulis ... 1.4 Manfaat Keterampilan Menulis ... 1.5 Tahapan Menulis ... 2. Teks Ilmiah Populer
2.1 Pengertian Teks Ilmiah Populer ... 2.2 Parameter Keterampilan Menulis Teks Ilmiah Populer ... 3. Teks Ilmiah Populer dalam Kurikulum 2013 ...
22
B. Strategi Curiosity Based Learning
1. Pengertian Strategi Curiosity Based Learning ... 2. Landasan Strategi Curiosity Based Learning ...
46 51
3. Karakteristik Strategi Curiosity Based Learning ... 4. Tujuan Strategi Curiosity Based Learning ... 5. Langkah-langkah Strategi Curiosity Based Learning
... 6. Unsur-unsur Strategi Curiosity Based Learning ... 7. Manfaat Meningkatnya Curiosity ...
52 A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian ... 2. Desain Penelitian ...
64 65 B. Prosedur Penelitian ... 67
C. Teknik Pengumpulan Data 71
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penilaian Tes Menulis... 2. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ... 3. Pedoman Observasi Proses Belajar Peserta Didik
... 4. Angket Respon Peserta Didik ... 5. Pedoman Wawancara dengan Pendidik ... 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...
72
E. Teknik Pengolahan Data Penelitian 82
F. Populasi Penelitian
1. Populasi ... 2. Sampel ...
84 85
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Profil Kemampuan Menulis Teks Ilmiah
Populer ... 86 B. Deskripsi Profil Pembelajaran Menulis Teks ilmiah
populer ... 88 C. Deskripsi Pelaksanaan Strategi Curiosity Based Learning
(CBL) dalam Pembelajaran Menulis teks Ilmiah Populer 1. Aspek Pembelajaran ... D. Deskripsi Hasil Menulis Teks llmiah Populer Peserta
Didik Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung ... 106
1. Deskripsi Hasil Prates Menulis Teks Ilmiah Populer 1.1 Prates Kelas Eksperimen ... 1.2 Prates Kelas Kontrol ... 1.3 Rekapitulasi Nilai Prates ... 2. Deskripsi Hasil Pascates Menulis Teks Ilmiah Populer
3.1 Pascates Kelas Eksperimen ... 3.2 Pascates Kelas Kontrol ... 3.3 Rekapitulasi Nilai Pascates ...
107 E. Keefektifan Penerapan Strategi Curiosity Based Learning
DAFTAR BAGAN
Halaman
1.
Bagan 2.1 Model Siklus Strategi Curiosity BasedLearning
2. Bagan 3.1 Hubungan Asosiatif Variabel Penelitian
3. Bagan 3.2 Desain Penelitian The Matching-Only Pretest-Postest
Control Group
4. Bagan 3.3 Prosedur Penelitian
56
65
65
70
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Maslow
2. Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
31
54
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 2.1 Perbandingan Komponen Kemampuan Menulis
2. Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa
Indonesia Kelas VII Kurikulum 2013
3. Tabel 2.3 Perbandingan Inquiry Based Learning dan
Curiosity Based Learning
4. Tabel 2.4 Penerapan Curiosity Based Learning dalam
Pembelajaran Menulis Teks Ilmiah Populer
5. Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Menulis Teks Ilmiah Populer
6. Tabel 3.2 Pedoman Observasi Pembelajaran
7. Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik
8. Tabel 3.4 Lembar Angket Respon Siswa
9. Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru
10. Tabel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
11. Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas
12. Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Angket
13. Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Prates
14. Tabel 4.3 Persentase Tingkat Kemampuan Menulis
Berdasarkan Hasil Prates
15. Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Pascates
16. Tabel 4.5 Persentase Tingkat Kemampuan Menulis
Berdasarkan Hasil Pascates
17. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data
18. Tabel 4.7 Beda Kemampuan Awal
19. Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
20. Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
21. Tabel 4.10 Simpulan Hipotesis Penelitian
DAFTAR LAMPIRAN
1. Instrumen Soal
2. Rekapitulasi hasil Angket
3. Rekap Hasil Observasi Pembelajaran
4. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik
dalam Pembelajaran
5. RPP
6. Data Set Awal
7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
8. Hasil Hitung Statistik (SPSS 21)
9. Contoh Karangan Peserta Didik
10. Hasil Penilaian Tiga Penimbang
11. Hasil Wawancara
12. SK Pembimbing
13. Izin Penelitian
14. Hasil Judger Instrumen Penelitian
15. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif ekspresif.
Keterampilan ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dibandingkan dengan tiga
keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menyimak, berbicara, dan membaca.
Keterampilan berbahasa adalah keterampilan berpikir yang sangat kompleks.
Keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang sifatnya produktif
ekspresif merupakan perwujudan dari keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu
perwujudan dari keterampilan membaca dan keterampilan menyimak yang baik.
Keterampilan menulis menjadi jendela seberapa orang itu membaca dan seberapa
orang itu menyimak informasi/pengetahuan. Maka tidak salah apabila dikatakan
bahwa keterampilan menulis merupakan ciri dari orang atau bangsa yang
terpelajar. Seorang yang terampil menulis akan menampakkan sejauh mana
wawasan berpikirnya. Bangsa-bangsa yang dikatakan maju merupakan bangsa
yang memiliki sejarah literasi yang panjang dan kuat. Keterampilan menulis
menjadi muara dari keterampilan berbahasa lainnya selain berbicara. Namun,
keterampilan menulis menjadi istimewa karena jejaknya ada, berupa teks tulis,
terabadikan. Menulis adalah upaya untuk menciptakan keabadian, dalam arti
seseorang bisa meninggalkan kemanfaatan dalam jangka panjang. Masyarakat
tentunya akan tetap menikmati hasil karyanya meski zaman dan generasi telah
2
Keterampilan menulis seperti dikemukakan oleh Morsey dalam Tarigan
(2008:4) bahwa menulis dipergunakan untuk melaporkan/memberitahukan, dan
memengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti ini hanya dapat dicapai dengan
baik oleh orang-orang yang menyusun pikirannya dengan jelas, kejelasan ini
bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Rusyana dalam Syihabuddin (2008: 250)
menyatakan bahwa kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan seperti:
kemampuan menguasai gagasan yang akan dikemukakan, kemampuan
menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan bentuk karangan,
kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan dan tanda
baca. Cakupan kemampuan menulis yang dikemukakan Tarigan dan Rusyana
tersebut merupakan cakupan kemampuan ideal seorang penulis. Tentu saja untuk
mencapainya perlu tahapan dan proses yang sistematis dan berkesinambungan,
baik teori maupun praktiknya. Tarigan (2008:9) mengatakan,
“. . . bahwa keterampilan menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menuntut gagasan tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. Selanjutnya menuntut penelitian yang terperinci, observasi yang saksama, pemilihan judul, bentuk, dan gaya yang tepat. Akhirnya menuntut penulis mengoreksi tulisannya dan menyempurnakannya” (Tarigan, 2008:9)
Dua pendapat di atas menuntut keterampilan menulis secara teknis dan
penguasaan ide dalam menulis. Sedikit berbeda dengan pendapat tersebut Chaedar
berpandangan tentang menulis bukan pada cakupan kemampuan, melainkan pada
teknik mengajak peserta didik untuk mulai belajar menulis atau penekanan pada
3
“ keterampilan menulis diawali dengan penggunaan bahasa secara ekpresif imajinatif seperti lewat buku harian. Peserta didik dikenalkan dengan dunia “afektif” kemudian dibawa ber”psikomotorik” lewat kegiatan menulis. Baru kemudian peserta didik dilatih menulis menyatakan pikiran yang sifatnya kognitif” (Alwasilah, 2007: 5).
Pendapat pertama berbicara tentang muara akhir dari kemampuan menulis,
sedangkan pendapat kedua berbicara tentang awal menulis. Kedua pandangan
tersebut pada intinya mengharapkan peserta didik memiliki kemampuan menulis
yang memadai sesuai tuntutan pada jenjang pendidikan masing-masing.
Untuk sampai pada tahap kemampuan menulis ideal tersebut seorang
peserta didik harus melalui tahapan dan proses yang sistematis dan
berkesinambungan dalam teori dan praktiknya. Sampai di sini, tidak salah jika
banyak pendapat menyatakan menulis itu sulit. Di sinilah peran metodologis guru
sebagai fasilitator untuk mencari teknik pembelajaran menulis yang menarik dan
menggugah minat peserta didik untuk menulis. Pendapat Chaedar bahwa
kemampuan menulis diawali secara afektif dengan tulisan yang sifatnya ekspresif
imajinatif, baru kemudian dibawa berpsikomotorik melalui kegiatan menulis, bisa
menjadi awal yang baik bagi guru dalam merancang pembelajaran menulis yang
menarik dan menantang bagi peserta didik.
Pada era informasi sekarang yang ditandai dengan kemajuan pesat dalam
bidang komunikasi dan informasi, keterampilan menulis sangat dibutuhkan.
Sekolah sebagai laboratorium kehidupan bagi para peserta didik sudah sewajarnya
mampu membekali mereka dengan keterampilan menulis. Dengan demikian,
ketika peserta didik hidup di tengah-tengah masyarakat, mereka dapat
4
sekolah yang akan berguna bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Kelas
berperan sebagai arena workshop bagi peserta didik dan guru sebagai pelatihnya.
Saat ini keterampilan menulis sudah mendapat penghargaan yang lebih baik.
Contohnya keberhasilan Andrea Hirata sang penulis “Laskar Pelangi”, yang
menggebrak dunia tulis-menulis sekaligus dunia pendidikan di Indonesia dengan
cerita yang sangat menginspirasi dan tentu saja royalti bagi sang penulis.
Keuntungan lain keterampilan menulis seperti dikemukakan oleh Leo (2010),
yaitu membiasakan berpikir sistematis, membagikan keahlian, menyehatkan jiwa
dan pikiran, menghindarkan diri dari aktivitas negatif, dan tentu saja keuntungan
finansial. Jadi, tepat betul apabila Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun
2003 menjadikan pengembangan keterampilan menulis sebagai prinsip
penyelenggaraan pendidikan nasional di samping membaca dan berhitung.
Berbicara tentang menulis sudah pasti tidak jauh dari istilah teks. Teks
adalah satuan bahasa yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tata
organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna dalam konteks tertentu pula.
Ada dua unsur pembangun teks, yaitu konteks situasi dan konteks budaya.
Halliday (dalam Emilia, 2011) mengatakan bahwa
5
Sedangkan konteks budaya merupakan latar belakang budaya di mana teks itu
lahir atau dituturkan.
Dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan pada konteks situasi
sebagai konteks paling dekat dengan peserta didik. Sedangkan konteks budaya,
merupakan nilai-nilai yang berkembang pada masyarakat bahasa dan bersifat
global institusional, akan terbangun seiring teks itu lahir.
Konteks situasi sebagai unsur pembangun teks yang terdekat dengan
peserta didik perlu mendapat penekanan yang lebih dalam pembelajaran menulis.
Mengapa demikian? Sebuah tulisan atau teks digunakan untuk menyampaikan
ide, pesan, pikiran, atau gagasan kepada pembaca. Ide atau gagasan ini menjadi
sentral dalam keterampilan menulis. Hal ini pula yang menjadi sebab sulitnya
menulis. Ketiadaan ide, gagasan yang akan ditulis menjadi alasan utama peserta
didik atau siapa pun berhenti atau enggan menulis. Oleh karena itu, menjadi
penting bagi para pendidik untuk mempelajari teknik membangun konteks agar
pada tahap ini kuriositas peserta didik terlecutkan. Meminjam istilah Ma‟mur
Saadi (yang dikemukakan beliau pada satu kesempatan workshop yang penulis
hadiri), tumbuhkan gairah pada diri peserta didik. Setelah gairah ini bergelora,
barulah peserta didik dibawa pada kegiatan menulis tersebut. Tentu saja,
penghadiran situasi/gairah untuk menulis ini disesuaikan dengan tujuan menulis
yang akan dilatihkan.
Membangun konteks inilah yang tampaknya masih belum dipahami
dengan baik oleh para pendidik. Pembelajaran menulis menjadi tidak menarik dan
6
instruksi. Tidak tampak wajah-wajah bergairah dan penuh semangat di
ruang-ruang kelas, yang tampak adalah wajah-wajah berkerut penuh kebingungan mau
menulis apa dan bagaimana. Sedikit bantuan datang dengan hadirnya kerangka
karangan. Ini pun tampaknya bukan solusi jitu “menyenangkan dan menantang”.
Karena kerangka karangan pun menjadi instruksi berikutnya setelah peserta didik
ditugasi menentukan topik/tema karangan. Ada puisi yang menarik, yang ditulis
oleh Taufik Ismail berjudul “Pelajaran Tatabahasa dan Mengarang”. Apa yang
digambarkan penyair dalam puisinya tersebut merupakan potret nyata
pembelajaran mengarang di kelas-kelas kita. Peserta didik kehilangan ide. Ada
pula cerpen yang berjudul “ Pelajaran Mengarang” karya Seno Gumira Ajidarma.
Peristiwa yang sama terabadikan dalam cerpen ini. Peserta didik kesulitan
menuangkan ide. Sebabnya, tidak hadirnya konteks saat pembelajaran.
Di sinilah pentingnya membangun konteks atau proses membangun
pengetahuan peserta didik (building knowledge of the field). Pada proses
membangun pengetahuan ini peserta didik diajak untuk mengetahui, menggali,
menelaah topik yang akan ditulisnya. Dalam proses ini peserta didik akan
menggunakan keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu menyimak, membaca,
dan berbicara. (Emilia, 2011: 33)
Sehubungan dengan membangun konteks ini atau proses membangun
pengetahuan peserta didik tentang topik yang ditulisnya, sangat erat kaitannya
dengan kemampuan membaca. Karena seorang penulis yang baik, dia adalah
pembaca yang baik. Tentang ini Semi mengatakan bahwa hanya seorang pembaca
7
segala jenis bacaan dan memperhatikan dengan saksama bacaan yang dia hadapi.
Dia akan memperoleh pengetahuan yang luas, tidak hanya menjangkau isi tulisan
tetapi juga menyangkut teknik penulisannya (2007: 7). Hal senada juga
diungkapkan oleh Nurudin (2012: 18) bahwa seorang penulis selalu dituntut
untuk terus belajar. Ia akan mengetahui berbagai informasi. Pengetahuannya
menjadi luas. Seorang penulis akan terlatih menjadi manusia kreatif, inovatif, dan
peduli pada masalah-masalah lingkungan.
Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 amat paham bahwa
budaya membaca dan menulis itu harus dibangun dalam pendidikan negeri ini,
mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah tinggi. Bab III tentang
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan pasal 4 ayat 4 dan 5 berbunyi: (4)
Pendidikan disenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan,
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, (5)
Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkann budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Berdasarkan amanat undang-undang tersebut guru harus melatihkan
keterampilan menulis dengan sebaik-baiknya sehingga akan lahir para peserta
didik yang memiliki keterampilan menulis yang merupakan produk pembelajaran
di sekolah. Pembelajaran tuntas (mastery learning) menyatakan bahwa dengan
pembelajaran yang tepat semua peserta didik dapat belajar dengan hasil yang baik
dari hampir seluruh pelajaran yang diajarkan di sekolah (Suryosubroto, 2009: 81).
Dengan demikian, setiap peserta didik yang telah menyelesaikan waktu belajar
8
mencapai tingkat kompetensi tertentu (diukur dengan ketercapaian Kriteria
Ketuntasan Minimal/KKM yang telah ditentukan guru sebelumnya). Keterampilan
menulis ini penting mengingat gagasan sebaik atau sepenting apapun tidak akan
berarti apa-apa jika sang empunya gagasan/ide tidak mampu menuangkan
gagasannya tersebut dengan baik. Dalam hal ini dituangkan secara tertulis.
Tulisan berfungsi sebagai dokumen yang akan mampu menyimpan gagasan
selama yang kita kehendaki.
Permasalahan tersebut menarik minat sejumlah peneliti untuk
mengembangkan keterampilan menulis ini dengan berbagai penerapan strategi,
model, dan teknik pembelajaran. Beberapa tesis yang penulis baca mengarahkan
penelitiannya pada peningkatan kemampuan menulis (eksposisi, deskripsi, narasi,
dan argumentasi) melalui strategi, model, metode, atau teknik tertentu. Umumnya
hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberi tindakan tertentu kemampuan
menulis peserta didik meningkat lebih baik. Seperti ditunjukkan dalam penelitian
Rumita yang berjudul “ Penerapan Model Kreatif Pemecahan Masalah Dalam
Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi, Eksperimen Kuasi terhadap siswa
Kelas VIII SMPN 2 Susukan Cirebon Tahun 2006-2007”, (UPI: 2007).
Kemampuan siswa menulis teks argumentasi meningkat signifikan setelah
diterapkan model kreatif pemecahan masalah. Dengan teknik yang tepat dalam
membangun konteks melalui model kreatif pemecahan masalah pada topik yang
akan ditulis telah membantu peserta didik mengembangkan ide menulis karangan
argumentasi. Jika penelitian Rumita menggunakan pembangun konteks menulis
9
berjudul “ Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Metode
Pengelompokkan Ide (Clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi, Studi Kuasi
terhadap Siswa Kelas VII SMP Ganesha Bandung tahun 2010/2011, pembangun
konteksnya menggunakan media gambar fotografi.
Menilik dan menimbang berbagai hasil penelitian seperti yang
diungkapkan di atas dihubungkan dengan penerapan Kurikulum 2013 yang mulai
diterapkan pemerintah, peneliti memandang masih perlu ada penelitian yang dapat
mendukung penggunaan metodologi pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan menulis. Pada Kurikulum 2013 ini keterampilan menulis menjadi
capaian akhir dari keterampilan berbahasa menyimak, membaca, dan berbicara,
sebagai konsekuensi dari pembelajaran integratif berbasis genre/teks. Selain itu,
pendekatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan
ilmiah (scientific) dan pembelajaran berbasis penelitian (inkuiri/discovery) perlu
metodologi pembelajaran yang variatif dengan tetap mengacu pada pendekatan
ilmiah. Menelaah Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 pada KI 3 tentang
pengetahuan yang berbunyi: memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata, jelas sekali pengaktifan
atau penumbuhan rasa ingin tahu siswa menjadi penting untuk dipahami dan
dterapkan guru dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut peneliti menetapkan
satu strategi pembelajaran yang berbasis penelitian (research based learning/
10
Kurikulum 2013, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Strategi curiosity based learning (CBL) ini memberikan ruang bagi
keingintahuan siswa dalam proses menemukan informasi untuk bahan menulis.
Mengapa dengan keingintahuan? Setiap manusia sudah dibekali dengan sifat ini,
curiosity menjadi motivasi internal yang akan menjadi energi besar bagi peserta
didik mengatasi ketidaknyamanan belajar yang disebabkan faktor luar/eksternal.
Menurut Danim, curiosity adalah rasa inin tahu yang tidak pernah merasa puas
akan apa yang diketahuinya sekarang. Rasa ingin tahu ini dipenuhinya dengan
caranya sendiri dan sebagian lagi dipenuhi dengan bertanya kepada guru atau
orang dewasa. (2011:17). Dengan menerapkan strategi ini (CBL) maka
diharapkan pembelajaran menjadi tempat yang menyenangkan bagi tumbuhnya
rasa ingin tahu peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, terutama
pada hal pengetahuan yang sifatnya faktual, konseptual, dan prosedural.
Rasa ingin tahu atau curiosity merupakan energi untuk memperoleh
ilmu-ilmu lain yang bertebaran untuk dipelajari. Ada nasihat berharga tentang
keingintahuan ini, bahwa “ Yang penting adalah untuk tidak berhenti bertanya ...
Jangan pernah kehilangan rasa ingin tahu yang dahsyat ini”, (Albert Einstein).
Keingintahuan membuat peserta didik dinamis, kreatif dengan ide-ide baru
(inovatif), dan rasa penasaran yang membuatnya masuk pada petualangan yang
tidak terduga. Rasa ingin tahu adalah cahaya bagi perjalanan menjelajahi dunia
belajar yang penuh dengan petualangan dan tantangan (pengetahuan yang faktual,
11
yang diperoleh berdasarkan rasa ingin tahu tersebut akan menjadi modal bagi
peserta didik mengembangkan kemampuan menulisnya. Oleh karena itu,
keterampilan menulis yang akan penulis teliti adalah kemampuan menulis teks
ilmiah populer. Teks ilmiah populer akan dapat mengukur sejauh mana peserta
didik melakukan eksplorasi pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tersebut.
Isi teks ilmiah populer yang ditulis peserta didik akan memberikan gambaran
tentang hal tersebut.
Strategi curiosity based learning (CBL) akan mendorong keingintahuan
peserta didik terhadap ilmu pengetahuan dan akan menjadi pendorong bagi
peserta didik mengeksplorasi bahan menulis. Strategi ini peneliti lengkapi dengan
penggunaan berbagai media, sebagai sarana mencari bahan atau ide penulisan,
sekaligus sebagai media untuk menarik minat dan kuriositas peserta didik.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Prinsip strategi curiosity based learning (CBL) memandang bahwa setiap
peserta didik secara bawaan dan alamiah mempunyai rasa ingin tahu sehingga
peserta didik harus bisa menemukan sendiri fakta ilmu pengetahuan. Sistem
instruksional pada strategi curiosity based learning (CBL) mengarahkan pada
pengaktifan peserta didik/rasa ingin tahunya untuk menemukan sendiri fakta atau
konsep keilmuan.
Rasa ingin tahu ini (curiosity) menyediakan bahan bakar motivasi belajar
pada setiap langkah proses pendidikan. Jika rasa ingin tahu ini berkembang
12
dipenuhi rasa ingin tahu akan pengetahuan maka ia akan terus mencari cara
menjawab rasa ingin tahu itu. Selanjutnya peserta didik yang demikian akan
menjadi pembelajar yang mandiri dan mampu menghadapi rintangan dalam
belajarnya.
Metode terbaik yang digunakan guru adalah metode pengajaran yang
mengembangkan sistem instruksional yang merangsang rasa ingin tahu masalah
(ide atau konsep baru), merangsang berpikir, dan merangsang pengembangan.
Strategi curiosity based learning (CBL) ini merupakan model yang mengaktifkan
peserta didik untuk menjadi senang belajar, lebih penasaran, dan membantu
peserta didik terlibat dalam diskusi, dan menjadikan siswa pembelajar yang
handal.
Media adalah wasilah/medium untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran memiliki tujuan yang jelas. Maka pembelajaran yang memanfaatkan
media akan menjadi pembelajaran yang tidak biasa. Untuk tidak membatasi ranah
pencarian peserta didik menemukan/mengungkap fakta pengetahuan, penelitian
ini memanfaatkan media belajar yang ada di sekeliling peserta didik. Peneliti
berasumsi bahwa setiap peserta didik memiliki gaya/modus belajar yang
berbeda-beda. Selain itu, peserta didik akan dapat belajar maksimal dengan memanfaatkan
berbagai media yang tersedia. Media-media yang sesuai dengan minat peserta
didik ini dipandang akan dapat menjawab rasa ingin tahu peserta didik dan
memotivasi peserta didik untuk mencari dan menemukan fakta, konsep, prosedur
13
Kemampuan menulis pada kurikulum 2013 menjadi capaian akhir dari
keterampilan berbahasa. Ketiga aspek keterampilan berbahasa menjadi alat untuk
berkembangnya kemampuan menulis peserta didik. Mulai dari membaca yang
baik, mendengar yang baik, bertanya tentang hal-hal yang ingin diketahui akan
mendorong kemampuan peserta didik mengambangkan tulisan maka peserta
didik menjelma menjadi penulis yang baik.
Pada Kurikulum 2013 ini pemerintah dalam hal ini Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mendampingi implementasi Kurikulum 2013
dengan Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah untuk Kurikulum 2013 yang berisi panduan bagi pelaksana,
pengelola, dan pengawas pendidikan dalam melaksanakan proses pendidikan
berdasarkan kriteria pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan
menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Kriteria yang dimaksud dijelaskan secara lebih terperinci dalam Salinan
lampiran Permendikbud RI No. 65. Strategi pembelajaran yang disarankan untuk
dilaksanakan dalam proses pembelajaran adalah strategi pembelajaran berbasis
penelitian/berbasis projek termasuk di dalamnya pembelajaran berbasis inquiry,
discovery, dan berbasis pemecahan masalah. Adapun strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi curiosity based learning, yang satu arah
14
C. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah profil kemampuan menulis teks ilmiah populer pada peserta
didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?
2. Bagaimanakah profil proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer
pada peserta didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?
3. Bagaimanakah proses penerapan strategi curiosity based learning (CBL)
dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer di Kelas VII SMPN 3
Kota Bandung?
4. Apakah strategi curiosity based learning (CBL) efektif dalam
meningkatkan kemampuan menulis faktual peserta didik di Kelas VII
SMPN 3 Kota Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan secara umum dan khusus, yaitu sebagai
berikut.
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dirancang dengan tujuan umum: menemukan alternatif
strategi pembelajaran yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran,
menulis teks ilmiah populer khususnya dan materi bahasa Indonesia
umumnya; melengkapi strategi pembelajaran berbasis projek yang
disarankan digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada
Kurikulum 2013; memberikan gambaran bahwa perlu ada pengondisian
15
sebelum masuk pada instruksi pembelajaran; memberikan gambaran
adanya kebermaknaan penggunaan berbagai media pembelajaran.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh gambaran
tentang profil proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer di Kelas
VII SMPN 3 Kota Bandung; profil kemampuan menulis teks ilmiah
populer peserta didik di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung; proses
penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran
menulis teks ilmiah populer di Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung; dan
keefektifan penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam
meningkatkan kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik
Kelas VII SMPN 3 Kota Bandung?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. sekolah
Sekolah dapat memperoleh manfaat dalam meningkatkan mutu dan
kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, lebih
khusus lagi pada pembelajaran menulis teks ilmiah populer;
2. guru
a. Guru dapat memperoleh alternatif strategi pembelajaran yang akan
meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk
16
b. Guru dapat menggunakan berbagai media yang menarik minat peserta
didik;
c. Guru dapat memperoleh alternatif strategi pembelajaran yang
menarik, menumbuhkan motivasi belajar, dan penuh makna bagi
peningkatkan kemampuan menulis.
3. peserta didik
a. Peserta didik menjadi termotivasi dan percaya diri untuk
mengembangkan kemampuan menulis;
b. Peserta didik menjadi terbiasa menuangkan gagasan, pikiran, dan
perasaannya dalam tulisan;
c. Peserta didik termotivasi untuk menyebarluaskan informasi, ilmu, atau
ide yang dimilikinya melalui tulisan;
d. Peserta didik menjadi pembelajar mandiri yang berprinsip ia bisa
belajar di mana saja, kapan saja melalui banyak sumber.
F. Anggapan Dasar Penelitian
Anggapan dasar yang menjadi acuan bagi penulis melakukan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan membantu dan
memudahkan peserta didik ke arah tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Strategi curiosity based learning akan meningkatkan kemampuan peserta
17
langkah dalam pembelajaran CBL pemerolehan melalui penemuan,
penyelidikan, dan pencarian informasi (konseptual, faktual, dan
prosedural) merupakan langkah utama penumbuhan keingintahuan.
3. Kehadiran media yang multisumber dalam pembelajaran sangat penting.
Media dapat membantu guru menyederhanakan bahan yang sulit menjadi
mudah, yang abstrak menjadi konkret. Dengan demikian, peserta didik
akan lebih mudah mencerna materi ajar yang harus dikuasainya. Media
juga dapat memperkaya sumber bahan peserta didik belajar.
4. Kemampuan menulis teks akan berkembang dengan baik jika guru
menggunakan strategi yang tepat dan memanfaatkan berbagai media.
5. Strategi curiosity based learning (CBL) merupakan strategi yang
mengarahkan sistem instruksional pada pengaktifan peserta didik mencari
dan menemukan sendiri fakta, konsep, dan prinsip yang dibutuhkan
melalui tahap observasi, investigasi, mencari dari sumber lain, kategorisasi
pengetahuan, melaporkan, dan me-review hasil. Karakter strategi ini
menjadi pintu masuk bagi pengembangan kemampuan menulis, dalam hal
ini menulis teks ilmiah populer. Kemampuan menulis akan berkembang
jika peserta didik memiliki rasa ingin tahu terhadap pengetahuan yang
bertebaran di sekelilingnya melalui tahap observasi (pembaca dan
pendengar yang baik), investigasi melalui belajar dari lingkungan terdekat,
belajar dari berbagai sumber, kemudian menyusun konsep yang diperoleh
18
memperoleh sumber informasi akan menjadi bekal bagi pengembangan
kemampuan menulis (menulis teks ilmiah populer).
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan anggapan dasar tersebut penulis menetapkan jawaban
sementara atas masalah penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah:
Ho : = 0, penerapan strategi curiosity based learning tidak efektif
meningkatkan kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik kelas
VII SMPN 3 Kota Bandung.
Ha : ≠ 0, penerapan strategi curiosity based learning efektif meningkatkan
kemampuan menulis teks ilmiah populer peserta didik kelas VII SMPN 3
Kota Bandung.
Taraf signifikansi yang digunakan peneliti adalah 0,05 atau tingkat
kepercayaan 95%. Artinya, strategi curiosity based learning (CBL) ini efektif jika
hipotesis kerja (Ha) ≠ 0 dengan tingkat keyakinan 95% atau taraf signifikan
sebesar 0,05.
H. Definisi Operasional Penelitian
Persamaan sudut pandang pada sebuah penelitian sangat penting agar tidak
terjadi bias dalam memahami variabel penelitian yang akan dilakukan. Penelitian
ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas penelitian ini adalah strategi pembelajaran curiosity based learning (CBL)
19
definisi istilah dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut.
1. Strategi curiosity based learning(CBL) adalah perancangan pembelajaran dari
berbagai aspek pembentukan sistem instruksional yang mengarah pada
pengaktifan rasa ingin tahu (curiosity) peserta didik untuk mencari dan
menemukan fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan melalui tahap
observasi, investigasi, aquire (pencarian informasi) dari berbagai sumber,
kemudian hasil penemuan, pencarian, dan penyelidikan tersebut ditampilkan
secara lisan dan atau tulisan (komunikasi yang baik) sesuai pendekatan yang
dipilih, dan mereview/memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman
atau guru. Tahapan penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam
pembelajaran menulis teks ilmiah populer adalah sebagai berikut.
a. Tahap observasi, mengamati berbagai peristiwa/benda yang disajikan guru
dan menulis hasil pengamatan Tujuan: menumbuhkan kesadaran peserta
didik bahwa mereka mempunyai rasa ingin tahu/curiosity.
b. Tahap investigasi, melakukan penyelidikan terhadap hasil pengamatan
teman. Tujuan: mengembangkan cara berpikir bahwa melalui mengamati
hal yang sama bisa timbul berbagai sudut pandang yang berbeda.
c. Tahap menemukan (acquire) informasi dari sumber lain untuk melengkapi
informasi yang diperoleh pada tahap observasi melalui media pandang
dengar, misalnya internet untuk menulis teks yang lebih dalam, lengkap
dan menarik. Tujuan: Memperluas jangkauan pengetahuan peserta didik
20
d. Tahap kategorisasi dan visualisasi pengetahuan melalui berbagai
pendekatan sesuai minat dan kemampuan peserta didik. Tujuan:
mengembangkan teks dengan berbagai pendekatan yang diminati.
e. Tahap komunikasi verbal dan visual di depan teman, menampilkan teks
yang ditulis di depan teman-teman untuk dikomentari. Tujuan:
memberikan pengalaman kepada peserta didik berbicara di depan umum
mengkomunikasikan hasil tulisannya dan mempertanggungjawabkan isi
tulisannya.
f. Tahap review, peserta didik memeriksa hasil tulisan dan memperbaikinya.
Tujuan: memperoleh tulisan yang baik sesuai perbaikan dan komentar dari
teman atau guru.
2. Kemampuan menulis menurut Syihabuddin (2008: 254) adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang terpadu atau integratif yang ditujukan untuk
menghasilkan suatu tulisan. Kemampuan yang harus diperhatikan dalam
membuat karangan , yaitu:
a. penguasaan bahasa tertulis yang berfungsi sebagai media tulisan, meliputi
kosakata, struktur, ejaan, dan pragmatik;
Penggunaan bahasa tulis dalam menulis teks ilmiah populer pada dasarnya
sama dengan bentuk tulisan lainnya, ketepatan ejaan, struktur, ejaan
menjadi syarat sebuah tulisan layak dimuat. Adapun dari sisi pragmatik,
sebuah wacana/teks harus memiliki kesatuan ide, kelengkapan/kejelasan,
21
b. penguasaan isi tulisan sesuai dengan topik yang akan ditulis;
Adapun kemampuan menulis dengan baik menurut Stephen Wade
(2007: 3) harus memiliki tiga kemampuan dasar, yaitu:
a. keterampilan penelitian yang baik, keterampilan ini meliputi kemampuan
mengkonfirmasi atau mencari tahu pengetahuan/informasi secara rinci
kepada teks/referensi atau ahli,
b. keseimbangan hiburan dan fakta, ini keterampilan langka, penulis harus
pandai mengutip fakta dengan baik, untuk memberikan ruang bagi
pembaca menyerap fakta tersebut selingi tulisan dengan anekdot yang
menarik atau contoh dari kehidupan nyata, dan mampu menempatkan
suspen/ketegangan kepada pembaca dengan baik.
c. „angel‟ yang ramah untuk dibaca.
3. Teks ilmiah populer, pada dasarnya jenis tulisan ini merupakan teks yang berisi
informasi ilmu pengetahuan yang dikemas secara populer, informatif, ringan,
dan menghibur.
Kedua pendapat ahli tentang kemampuan menulis tersebut peneliti
gabungkan sehingga menjadi seperti berikut : “kemampuan menulis meliputi
keterampilan penguasaan bahasa tulis (struktur, kosa kata, dan ejaan), penguasaan
ini sesuai dengan topik, dan penguasaan penelitian (mengonfirmasi/ mencari tahu
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Desain eksperimen yang digunakan adalah quasi experimental designs
(eksperimen semu). Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen (Sugiyono, 2012:77). Desain yang dipilih peneliti adalah the
matching-only pretest-posttest control group design. Pada desain ini sampel kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak ditentukan secara random.
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttescontrol group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random (Sugiyono, 2012:79).
Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu metode penelitian
kuantitatif yang menguji seberapa efektif penerapan variabel bebas dalam
variabel terikat.Varibel bebas adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya
perubahan pada variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penerapan strategi curiosity based learning (CBL), sedangkan variabel terikat
dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis teks ilmiah populer. Hubungan
65
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experimental.
Desain yang akan digunakan oleh peneliti berupa desain the matching-only
pretest-posttest control group. Sampel pada desain ini tidak melalui random.
Menurut Frenkel, the M in this design means that the subjects in each group have
been matched (on certain variables) but not randomly assigned to the groups (Fraenkel,2007:275). Arti M pada desain ini berarti subjek setiap grup ditentukan
(pada variabel tertentu) dan tidak dilakukan random grup. Berikut
gambaran penelitian desain the matching-only pretest-posttest control group.
Treatment group M O X O Control group M O C O
Bagan 3.2
(Fraenkel dan Wallen, 2007: 275)
Dalam desain, kedua kelompok/grup diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal. Selanjutnya, kelompok eksperimen diberi perlakuan
khusus/treament berupa pembelajaran dengan strategi curiosity based learning
(CBL) kemudian diberi posttest, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi
perlakuan.
Strategi Curiosity Based Learning (CBL)
Keterampilan Menulis Teks Ilmiah Populer
66
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada desain penelitian seperti bagan di atas akan terdapat dua kali
analisis. Analisis pertama adalah menguji kemampuan awal menulis teks ilmiah
populer antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian
menggunakan t-test. Hasil yang diharapkan tidak terdapat perbedaan kemampuan
awal menulis teks ilmiah populer kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
Analisis kedua adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hipotesis
penelitian ini adalah “Penerapan strategi curiosity based learning efektif
meningkatan kemampuan menulis teks ilmiah populer”. Teknik statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik t-test untuk sampel
independen atau Mann Whitney U Test jika data tidak berdistribusi normal. Yang
diuji adalah hasil tes (pascates) kemampuan menulis teks ilmiah populer kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Jika terdapat perbedaan kemampuan antara kedua
kelompok tersebut, di mana kemampuan kelas eksperimen lebih besar daripada
kemampuan kelas kontrol maka penerapan strategi CBL efektif, dan jika
sebaliknyamaka penerapan CBL tidak efektif.
Peneliti menggunakan desain penelitian ini dengan tujuan mengujicobakan
penerapan strategi curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran menulis
teks ilmiah populer. Jika hasil penerapan strategi CBL ini efektif meningkatkan
kemampuan menulis maka direkomendasi digunakan dalam pembelajaran
67
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Prosedur Penelitian
Langkah pertama yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah
menemukan masalah, baik masalah yang dialami peneliti sendiri atau guru lain
pada umumnya. Masalah-masalah yang ada kemudian dipilih mana yang paling
menarik minat peneliti dan kebermanfaatan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, utamanya di bidang yang peneliti geluti selama ini sebagai pendidik.
Oleh karena itu, fokus utama penelitian ini berkisar pada perencanaan, proses, dan
evaluasi pembelajaran.
Langkah kedua yang peneliti lakukan adalah studi pendahuluan. Studi
pendahuluan berguna untuk mengetahui lebih jauh tentang permasalahan yang
akan diteliti. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan berupa kajian teori/pustaka
untuk mengungkap kemungkinan masalah yang diteliti sudah diteliti oleh peneliti
lain dan mengungkap hasil penelitian tersebut. Studi pustaka ini juga dapat
menguatkan masalah yang akan diteliti dan menemukan hal-hal lain yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Selain itu, peneliti juga melakukan
studi pendahuluan ke sekolah untuk menelaah hal-hal yang tidak peneliti temukan
ketika kajian pustaka.
Muatan proses pembelajaran adalah kurikulum. Kurikulum inilah yang
menjadi objek kajian peneliti selanjutnya. Kajian dilakukan dengan menelaah
kompotensi inti dan kompetensi dasar bahasa Indonesia kelas VII sekolah
menengah pertama. Secara kebetulan proses kajian kurikulum ini bertepatan
68
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2013 yang berbasis genre teks. Dari hasil kajian terhadap Kurikulum 2013 ini
diperoleh materi pokok yang relevan dengan masalah yang peneliti temukan,
yaitu menulis teks ilmiah populer. Selanjutnya, peneliti menelaah indikator
pencapaian hasil belajar menulis teks ilmiah populer dihubungkan dengan
penilaian keterampilan menulis menurut teori yang relevan.
Dengan memformulasikan masalah yang ditemukan, yaitu rendahnya
keterampilan menulis teks ilmiah populer, strategi yang digunakan guru selama
ini, strategi yang diasumsikan dapat memperbaiki hasil belajar menulis, dan
berbagai media yang dapat dimanfaatkan untuk mensaranai pembelajaran yang
sesuai maka dirumuskanlah suatu rancangan pembelajaran menulis teks ilmiah
populer melalui penerapan strategi curiosity based learning (CBL).
Langkah ketiga, peneliti menyusun instrumen tes dan nontes yang akan
digunakan dalam pelaksanan penelitian. Instrumen yang telah disusun kemudian
ditimbang oleh ahli. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen
penelitian yang valid dan reliabel baik secara konten maunpun konstruk. Uji
instrumen dilakukan dengan timbangan ahli dan uji statistik validitas dan
reliabilitas.
Langkah keempat pelaksanaan proses pembelajaran yang akan peneliti
lakukan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut.
1) Peneliti melakukan prates, baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas
69
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ilmiah populer kelas eksperimen dan kelas kontrol. Alat tes yang
digunakan adalah perintah menulis teks ilmiah populer.
2) Peneliti melaksanakan pembelajaran menulis teks ilmiah populer dengan
menggunakan strategi curiosity based learning (CBL) pada kelas
eksperimen sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran
menggunakan strategi pembelajaran yang selama ini digunakan guru/
strategi terlangsung. Selama kegiatan berlangsung peneliti melakukan
observasi yang cermat menggunakan pedoman observasi pembelajaran
yang telah dibuat sebelumnya, memberikan angket kepada peserta didik
untuk mengetahui respon peserta didik tentang pembelajaran tersebut, dan
mengadakan wawancara dengan guru model tentang pembelajaran yang
telah dilaksanakan dibandingkan dengan strategi pembelajaran
sebelumnya.
3) Peneliti melakukan pascates terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui hasil kemampuan menulis teks ilmiah populer
pascatindakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Langkah terakhir dari penelitian ini adalah analisis hasil belajar dan hasil
tindakan penerapan curiosity based learning (CBL) dengan langkah kegiatan
seperti berikut.
1) Menganalisis hasil belajar menulis teks ilmiah populer peserta didik dari
70
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan lembar pedoman penilaian menulis teks ilmiah populer
untuk memperoleh data kuantitatif.
2) Menganalisis hasil observasi, wawancara, dan angket untuk memperoleh
gambaran tentang kualitas pembelajaran yang diterapkan untuk
memperoleh data kualitatif. Selanjutnya, data hasil angket dan observasi
dipersentase.
3) Menguji secara statistik data kuantitatif hasil penelitian.
4) Menyimpulkan hasil penelitian dan membuat rekomendasi berdasarkan
hasil penelitian tersebut.
Berikut prosedur penelitian yang peneliti lakukan dari awal sampai selesai
(penulisan laporan penelitian).
Studi Pendahuluan
Kajian Kurikulum Kajian Teori
Kuriositas/ Curiosity Based Learning Perumusan Masalah
Penyusunan Rancangan Penerapan Strategi Curiosity Based Learning)
Penyusunan Instrumen Tes dan Uji Validitas dan Reliabilitas Tes
Prates Kelas Kontrol Prates Kelas eksperimen
Pembelajaran menulis teks ilmiah
Pascates Kelas Kontrol Pascates Kelas Eksperimen
Analisis Data
71
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.3
Prosedur Penelitian Pembelajaran Menulis Teks ilmiah populer Melalui Penerapan Strategi Curiosity Based Learning (CBL)
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu tes tertulis
membuat teks ilmiah populer dan nontes (wawancara, angket, dan observasi).
Dengan alat tes tersebut akan diperoleh data yang lengkap tentang efektivitas
penerapan curiosity based learning (CBL) dalam pembelajaran menulis teks
ilmiah populer.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah
sebagai berikut.
1) Observasi
Peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas untuk melihat profil
proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Observasi dilakukan
secara terstruktur dengan menggunakan pedoman yang telah disusun
sebelumnya. Dalam melakukan pencatatan peneliti membatasi pada
72
Widaningsih, 2014
Penerapan strategi curiosity based learning dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
luar kerangka kerja tidak dicatat. Observasi dilakukan terhadap guru dan
peserta didik selama proses pembelajaran menulis teks ilmiah populer
2) Wawancara digunakan untuk mengetahui kendala dan kebutuhan yang
dihadapi peserta didik dan guru serta kebutuhan peserta didik dan guru
dalam pembelajaran menulis teks ilmiah populer. Wawancara dilakukan
kepada guru secara terstruktur.
3) Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar menulis teks ilmiah populer
yaitu:
a. tes awal, tes yang diberikan sebelum proses pembelajaran menulis
teks ilmiah populer dilaksanakan, dilakukan kepada dua kelompok
sampel.
b. tes akhir, diberikan setelah pembelajaran menulis teks ilmiah populer
diberikan, pada kelompok eksperimen dilakukan perlakuan dengan
strategi curiosity based learning(CBL) dan kepada kelompok kontrol.
4) Angket
Angket merupakan serangkaian daftar pertanyaan tertulis yang diajukan
kepada peserta didik mengenai masalah-masalah tertentu untuk mendapat
tanggapan dari peserta didik (Nurgiyantoro, 2009: 54). Angket diberikan
untuk mengetahui respon siswa setelah diberi perlakuan dengan penerapan