• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Anak (Studi Di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Anak (Studi Di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan) Chapter III V"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

60

BAB III

PANTI ASUHAN ADE IRMA SURYANI NASUTION MEDAN SEBAGAI

YAYASAN BERBADAN HUKUM

A. Tinjauan Umum Tentang Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution

Medan

Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan didirikan atas anjuran Bapak Menteri Sosial yang datang berkunjung ke Kantor Dinas Sosial Tk. II pada Juli 1958. Bapak Menteri sangat terkejut pada masa itu, didapatkannya keberadaan 9 (sembilan) orang bayi di Kantor Dinas Sosial Tk. II Medan. Secara langsung Menteri bertanya kepada Bapak Kepala Dinas sebab keberadaan bayi tersebut.

Kepala Dinas Sosial pada saat itu, (Bapak Bahran Tais) menceritakan bahwa bayi-bayi tersebut dihantarkan oleh polisi dan masyarakat dikarenakan tidak adanya keluarga atau sanak family yang berkenan memelihara mereka. Dalam kesempatan yang sama Bapak Kepala Dinas Sosial mengeluh atas kesulitan yang dihadapi. Kesulitan mendasar yang sangat dirasa yaitu untuk mengurusi atau merawat bayi-bayi ini sembari memohon petunjuk atas solusi permasalahan yang ada.

(2)

Organisasi Wanita dijajaran Sumatera Utara. Apa yang diharapkan dalam hal ini adalah, bahwa ketika pelaksanaan Yayasan dilakukan langsung oleh para ibu, maka diyakini anak-anak tidak akan merasa kehilangan kasih sayang dari seorang ibu.

Instruksi ini ditindak lanjuti langsung oleh Gubernur Sumatera Utara dengan pelaksanaan pada waktu itu ada 2 (dua) orang anggota Komisi Kesra DPRD Tk. I Sumatera Utara (Nyonya Rasimah Ilyas dan Nyonya Tobing) pada 14 Agustus 1958 persis belakang 3 hari pada tanggal 17 Agustus 1958 Yayasan dimaksud sudah selesai dibentuk dan diberi nama pertama kali pada saat itu adalah Yayasan Perawatan Peinitipan Bayi Sumatera Utara berdomisili di Medan dan telah selesai diaktekan pada tanggal 30 September 1958. Berdasarkan hasil rapat pengurus pada tanggal 05 Februari 1966 diubah menjadi Yayasan Perawatan dan Penitipan Bayi “ADE IRMA SURYANI NASUTION”.

Yayasan ini didirikan diatas sebidang tanah Hak Guna Bangunan seluas 11.396 m2 (sebelas ribu tiga ratus sembilan puluh enam meter persegi) di Jalan Teuku Cik Ditiro No. 110 Medan, Sumatera Utara. Kemudian Yayasan ini berkembang menjadi Panti Asuhan bagi anak-anak yang terlantar yang sampai saat ini memiliki anak asuh sebanyak 62 orang dengan perincian usia sebagai berikut:

(3)

62

Dengan rincian tingkat pendidikan sebagai berikut: a. TK : -

b. SD : 32 orang c. SMP : 8 orang d. SMA : 8 orang

Dengan sejumlah bangunan yang didirikan yaitu: Gambar sketsa:

Keterangan:

A. Kantor Yayasan; B. Gudang;

C. Ruang Makan; D. Kamar Bayi; E. Ruang Belajar; F. Kamar anak asuh; G. Musholla;

Lantai 2 beberapa kamar anak asuh.

G

B

C

LANTAI 2 F E

D

(4)

2. Visi, Misi dan Tujuan

Panti Asuhan merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Sosial yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak terlantar agar mereka dapat tumbuh kembang secara wajar baik rohani, jasmani maupun sosialnya. Panti Asuhan diharapkan mampu melaksanakan kuasa asuh atas anak yang diartikan sebagai kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan menumbuh kembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan kemampuan, bakat, serta minatnya. Sehingga dalam kehadirannya suatu Panti Asuhan diharapkan mampu memberikan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan demi perkembangan jiwa yang baik bagi para anak asuhnya. Untuk menciptakan suasana tersebut dibutuhkan suatu program kerja tertentu dalam menjalankan sebuah Panti Asuhan.

Berangkat dari niatan baik atas permasalahan yang dihadapi sosial masyarakat khususmya di Medan Sumatera Utara, didirikanlah Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution ini dengan tujuan:

1. Turut serta berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan umum, membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan khususnya memelihara dan merawat bayi-bayi terlantar, fakir miskin dan yatim piatu. 2. Turut serta berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara terutama

dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang makmur baik dalam material maupun spiritual serta berbudi pekerti luhur.

(5)

64

Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution memiliki beberapa kegiatan pokok diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menyantuni anak asuhan.

2. Memberikan pendidikan formal dan keterampilan di luar jam sekolah. 3. Memberikan bimbingan rohani.

4. Melatih untuk bisa melayani sesama.

Berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang ada, Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution memiliki beberapa fungsi antara lain:

a. Pusat pelayanan kesejahtaraan sosial. 1. Penyantunan.

Upaya untuk mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak asuh agar tercapai pemeliharaan fisik, penyesuaian sosial dan psikologis. Mencakup kombinasi berbagai disiplin (keahlian), teknik, metode dan fasilitas pelayanan. Bersifat komprehensif meliputi penyuluhan sosial dan bimbingan kepribadian, latihan kerja serta upaya penempatan. 2. Perlindungan.

Upaya untuk menghindarkan anak asuh dari keterlambatan perkembangan pribadi, perlakuan kejam dari pihak lain maupun ekspoitasi oleh orang tua atau para pihak yang tidak bertanggung jawab.

3. Pencegahan.

(6)

mengembangkan pola-pola tingkah laku yang wajar. 4. Pengembangan.

Upaya pendayagunaan peranan anak asuh, peranan dan tanggung jawab pengasuh pada anak asuh orang lain. Menekankan pada pengembangan potensi dan kemampuan anak asuh untuk mengembangkan diri sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan.

5. Penunjang program nasional.

Upaya untuk mengisi celah-celah program nasional, agar pelaksanan program lebih berdayaguna karena didukung oleh berbagai sektor baik intra maupun inter sektoral.

b. Pusat pengembangan kepribadian, potensi dan pembinaan kesetiakawanan sosial.

1. Pengembangan kepribadian.

a) Menumbuhkan kepribadian percaya diri.

1) Panti Asuhan harus mampu membekali anak asuh menjadi manusia yang cerdas, terampil dan berbudi.

2) Jiwa Pancasila harus mempribadi pada diri pembina, pengasuh dan anak asuh baik dalam tutur kata, sikap, tingkah laku dan tindakan. 3) Pembina harus dibekali ilmu pekerjaan sosial agar bermental pekerja

sosial pejuang, maka dapat diukur tingkat kualitas pengabdiannya terhadap orang lain.

(7)

66

asuh yang dapat berkarya dan mandiri di tengah-tengah masyarakat dan mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

b) Menegakkan disiplin dan kewibawaan.

1) Menumbuhkan sikap hidup efektif dan efisien, menghargai pentingnya waktu.

2) Menanamkan kepatuhan dan ketaatan serta memegang teguh terhadap aturan yang telah ditetapkan, baik kepada pembina, pengasuh, pelaksana teknis dan administratif maupun kepada anak yang diasuh. 3) Menampilkan kewibawaan dalam pergaulan bermasyarakat dengan

tanpa mengurangi sikap keterbukaan pelayanan kesejahteraan sosial agar dapat menarik simpati masyarakat akan keberadaan Panti Asuhan sebagi lembaga yang potensial memecahkan masalah kesejahteraan sosial anak terlantar.

c) Menciptakan budaya hidup bersih, sehat dan indah.

1) Melibatkan secara aktif anak asuh dalam kegiatan kebersihan lingkungan misalnya tidak membuang sampah di sembarang tempat dalam rangka menciptakan suasana asrama dan lingkungan yang nyaman, bersih dan sedap.

2) Mengusahakan lingkungan yang hijau, sejuk, indah dan bermanfaat. 3) Menciptakan suasana anak asuh, pembina dan pengasuh serta aparat

yang lain merasa kerasan karena suasana terasa sejuk, asri, indah dan nyaman.

(8)

5) Menumbuhkan kebiasaan hidup sehat yang dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi.

6) Mengusahakan adanya kegiatan olah raga, kesenian dan

7) Rekreasi yang terprogram agar membudaya di lingkungan Panti Asuhan.

3. Hak dan Kewajiban Pengurus Yayasan Panti Asuhan Ade Irma

Suryani Nasution Medan

Yayasan ini memiliki struktur organisasi sebagai berikut, yaitu: PEMBINA : 1. Ibu Hj. Tursina Darwis

2. Ibu Hj. Rustina Adenin

KETUA : Ibu Hj. Hendrati, S.H. SEKRETARIS : Ibu Hj. Nursiah Abdullah WAKIL SEKRETARIS : Ibu Iriana.OK.R

BENDAHARA : Ibu Hj. Cut Aisyah

PENGAWAS : 1. Bapak Febriansyah Mirza, S.H. 2. Bapak Drs. Yusran Idris Harahap PEGAWAI : 1. Ibu Tuti Suryani

2. Ibu Wulandari Harahap, AMF.

3. Ibu Zulfida

(9)

68

Dalam pengelolaan fisik Panti Asuhan, Ketua Panti Asuhan dibantu oleh tenaga yang mengatur bidang rumah tangga/ asrama, gizi dan kesehatan, ketertiban dan keamanan dan tata usaha. Sedangkan dalam pembinaan anak-anak asuh Ketua Panti Asuhan dibantu oleh tenaga pengasuh, tenaga pendidik/ ahli dan pekerja sosial. Mekanisme kerja yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Ketua Panti Asuhan yang mengetuai seluruh kegiatan di Yayasan dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan sosial di dalam Panti Asuhan.

2. Sekretaris Panti Asuhan mengurusi bagian tata usaha dan bertanggung jawab untuk melaksanakan urusan kepegawaian, serta urusan administrasi termasuk mengurus surat yang masuk dan keluar Panti Asuhan.

3. Bendahara mengurusi dan bertanggung jawab atas segala hal keuangan yang masuk dan keluar di Panti Asuhan.

4. Pengawas yang bertugas untuk mengawasi jalannya kegiatan di Panti Asuhan, termasuk kondisi anak-anak, apakah ada masalah hukum atau tidak.

(10)

B. Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan Sebagai Yayasan Berbadan Hukum

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yang dimaksud dengan Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Berdasarkan pengertian tersebut, sudah jelas bahwa undang-undang menyatakan dengan tegas yayasan adalah badan hukum. Dengan ketentuan tersebut, status badan hukum yayasan yang semula diperoleh dari sistem terbuka penentuan suatu badan hukum (het Open system van Rechtspersonen), beralih berdasarkan sistem tertutup (de Gesloten system van Rechtspersonen). Artinya, sekarang yayasan menjadi badan hukum karena undang-undang atau berdasarkan undang-undang, bukan berdasarkan sistem terbuka, yang berlandaskan pada kebiasaan, doktrin, dan ditunjang oleh yurisprudensi.67

Mengenai kapan saat diperolehnya status badan hukum bagi yayasan, menurut Pasal 11 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2004 yaitu setelah akta pendirian yayasan memperoleh pengesahan dari Menteri. Hal ini berbeda dengan ketentuan sebelum Undang-Undang Yayasan diterbitkan, dimana ada yang menyatakan status badan hukum yayasan lahir setelah akta pendirian ditandatangani di hadapan Notaris, atau setelah anggaran dasarnya didaftarkan di Pengadilan Negeri, atau setelah Yayasan memperoleh izin usaha dari Instansi yang terkait dengan usaha Yayasan.

67

(11)

70

Aktivitas yayasan dalam hal kegiatan sosial meliputi: a. pendidikan formal dan non formal;

b. panti asuhan, panti jompo, panti wreda; c. rumah sakit, poliklinik, dan laboratorium; d. pembinaan olahraga;

e. penelitian di bidang ilmu pengetahuan; f. studi banding.

Dapat dilihat bahwa salah satu bentuk kegiatan sosial yayasan adalah panti asuhan, seperti Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, panti asuhan adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim piatu dan sebagainya. Di dalam Pedoman Panti Asuhan Anak, Departemen Sosial Republik Indonesia memberikan pengertian panti asuhan adalah sebuah lembaga yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan kepada anak terlantar serta melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti atau perwalian anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai yang diharapkan, sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita banga dan sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam pembangunan nasional.

(12)

tersebut terus diasuh oleh yayasan tersebut, dan pada akhirnya menjadi semakin banyak anak yang diasuh oleh yayasan tersebut sehingga berkembang menjadi panti asuhan. Sebagai sebuah Yayasan yang berbadan hukum, Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan didirikan dengan Akte pendirian yang telah didaftarkan dan ditandatangani di hadapan Notaris dan di sahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.

(13)

72

BAB IV

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENITIPAN ANAK DI YAYASAN PANTI

ASUHAN ADE IRMA SURYANI NASUTION MEDAN

A. Konstruksi Hukum Perjanjian Penitipan Anak Di Yayasan Panti Asuhan

Ade Irma Suryani Nasution

Dalam Buku III KUHPerdata diatur mengenai perjanjian penitipan barang dan perjanjian untuk melakukan jasa tertentu sebagaimana yang telah diuraikan terdahulu. Jika dilihat dari unsur-unsur yang ada dalam perjanjian penitipan anak, dapat diketahui apakah perjanjian penitipan anak termasuk dalam perjanjian penitipan barang atau termasuk dalam perjanjian untuk melakukan jasa tertentu, ataukah merupakan perjanjian tersendiri yang tidak diatur dalam Buku III KUHPerdata.

Berdasarkan data di lapangan di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan, bahwa perjanjian penitipan anak adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu yaitu orangtua menitipkan anaknya kepada pihak lain yaitu penerima titipan anak dengan syarat bahwa ia akan mengasuh dan mengurus anak tersebut dan berhak menerima upah atas jasanya itu dan akan mengembalikan anak tersebut kepada orangtuanya setelah habis masa penitipannya.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur dari perjanjian penitipan anak adalah:

a. jasa untuk mengasuh anak yang dititipkan; b. menerima upah atas jasa tersebut;

(14)

Dilihat dari unsur-unsur tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam perjanjian penitipan anak yang diperjanjikan mengenai adanya jasa, yaitu jasa untuk mengasuh dan mengurus anak serta bahwa perjanjian penitipan anak itu baru dapat terjadi setelah anak tersebut diserahkan, sehingga merupakan perjanjian rill.

Mengenai apakah perjanjian penitipan anak ini sama dengan penitipan barang, akan diulang kembali pengertian penitipan barang menurut Pasal 1694 KUHPerdata adalah penitipan adalah terjadi apabila seseorang menerima sesuatu dari seorang lain, dengan syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya dalam ujud asalnya. Selanjutnya Pasal 1707 KUHPerdata menyatakan bahwa kewajiban dari penerima titipan ini harus dilakukan lebih keras jika penerima titipan telah menawarkan dirinya untuk menyimpan barangnya; jika penerima titipan telah meminta diperjanjikannya sesuatu upah untuk menyimpan itu; jika penitipan telah terjadi sedikit banyak untuk kepentingan penerima titipan; dan jika telah diperjanjikan bahwa penerima titipan akan menanggung segala macam kelalaian.

Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat diketahui bahwa unsur-unsur dari perjanjian penitipan barang adalah:

a. menyimpan barang yang dititipkan; b. secara cuma-cuma atau dengan upah; c. terjadi setelah barang itu diserahkan;

(15)

74

barang yang diatur dalam Buku III KUHPerdata. Hal ini dikarenakan dalam perjanjian penitipan anak, yang diserahkan atau dititipkan (objeknya) adalah anak, sedangkan dalam perjanjian penitipan yang diserahkan atau dititipkan (objeknya) adalah barang. Dengan demikian perjanjian penitipan anak berbeda dengan perjanjian penitipan barang.

Mengenai apakah perjanjian penitipan anak termasuk dalam perjanjian untuk melakukan jasa tertentu maka akan diulang kembali pengertian perjanjian untuk melakukan jasa tertentu adalah perjanjian di mana pihak yang satu menghendaki dari pihak yang lainnya dilakukannya suatu pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan dan untuk itu ia bersedia membayar upah.

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa unsur-unsur dari perjanjian untuk melakukan jasa tertentu adalah:

a. jasa untuk melakukan pekerjaan; b. upah atas jasa tersebut;

c. terjadi setelah adanya kesepakatan antara para pihak (merupakan perjanjian konsensual).

(16)

tetapi harus diikuti dengan perbuatan nyata yaitu adanya penyerahan anak tersebut. Dengan demikian terbukti bahwa perjanjian penitipan anak berbeda dengan perjanjian untuk melakukan jasa tertentu.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa konstruksi hukum perjanjian penitipan anak yang dilaksanakan di Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan ini tidak tergolong dengan perjanjian penitipan barang maupun perjanjian untuk melakukan jasa tertentu. Perjanjian penitipan anak ini merupakan perjanjian tersendiri, yaitu perjanjian tidak bernama (innominaat) yang tidak diatur dalam KUHPerdata dan lahir sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Tetapi dengan dianutnya asas kebebasan berkontrak, walaupun perjanjian penitipan anak ini tidak diatur oleh Undang-Undang, perjanjian ini tidak dilarang atau dengan kata lain diperbolehkan untuk dilaksanakan dalam praktek kehidupan bermasyarakat.

B. Bentuk Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Anak Di Yayasan Panti

Asuhan Ade Irma Suryani Nasution

Perjanjian penitipan anak di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution ada dua jenis, yaitu:

(17)

76

2. Perjanjian penitipan anak yang dilakukan oleh Pemerintah kota Medan dan sekitarnya atau penitipan anak permanen, yaitu penitipan anak yang dilakukan oleh pemerintah setempat seperti Dinas Sosial, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan sebagainya yang biasanya terhadap anak-anak yang terlantar yang tidak ada dan/atau tidak tahu siapa orangtuanya dengan jangka waktu yang cukup lama.68

1. Perjanjian Penitipan Anak yang Dilakukan oleh Masyarakat Kota

Medan dan Sekitarnya

Pada perjanjian penitipan anak jenis ini, sudah berlangsung mulai dari didirikannya Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan, yaitu sejak tahun 1958. Tetapi 3 tahun belakangan ini yaitu sejak tahun 2013, sudah tidak ada lagi dilakukannya perjanjian penitipan anak oleh masyarakat setempat. Walaupun demikian, penulis akan mengkaji pelaksanaan perjanjian penitipan anak di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan yang dilakukan oleh masyarakat setempat atau lebih singkatnya perjanjian penitipan anak sementara. Berikut adalah hasil wawancara saya dengan Pengurus Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan.

Sebelum anak dititipkan di Panti Asuhan dan Pengurus Panti Asuhan menerima anak yang akan dititipkan, orangtua anak tersebut wajib mengisi formulir pendaftaran. Formulir ini yang berfungsi sebagai perjanjian diantara para pihak, yang tercantum hak dan kewajiban para pihak. Formulir ini yang dianggap sebagai perjanjian. Pada tahap pelaksanaan perjanjian, para pihak

68

(18)

harus melaksanakan apa yang telah diperjanjikan atau apa yang telah menjadi kewajiban dalam memenuhi apa yang dijanjikan dalam perjanjian tersebut.

Adapun yang menjadi syarat untuk melakukan perjanjian penitipan anak sementara antara lain:

a. Usia anak yang akan dititipkan maksimal 3 tahun;

b. Membayar biaya jasa titip satu hari sejumlah Rp. 20.000,-; c. Membayar biaya administrasi sejumlah Rp. 350.000,-; d. Membayar biaya bulanan sejumlah Rp. 700.000,-; e. Melengkapi syarat administrasi berupa:

-Fotocopy Kartu Keluarga -Fotocopy KTP Suami dan Istri

-Fotocopy Akte Kelahiran Anak yang akan dititipkan f. Mengisi formulir pendaftaran yang terdiri dari:

-Nama Orangtua

-Nama Anak dan Usia Anak -Alamat Lengkap

-No. HP Orangtua

-Membuat pernyataan bahwa orangtua si anak ikhlas menitipkan anaknya di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan, setelah itu tanda tangan oleh orangtua selaku penitip anak, dan Pengurus Panti Asuhan selaku penerima titipan anak.

(19)

78

07.00 WIB dan menitipkan anaknya sampai dengan ia selesai bekerja biasanya pukul 18.00 WIB, ia datang kembali untuk menjemput anaknya. Pada penitipan anak seperti ini, orangtua anak tetap harus menyediakan segala keperluan anaknya seperti: pakaian ganti, handuk, susu, makanan, minyak kayu putih, bedak dan lain-lain. Pengurus Panti Asuhan hanya menjaga si anak selama orangtuanya bekerja dan mengasuh si anak seperti memberi makan atau susu dan juga memandikannya. Tetapi orangtua si anak tidak perlu membayar biaya administrasi ataupun biaya bulanan, hanya membayar biaya titip anak tersebut satu hari sejumlah Rp. 20.000,-.

Selanjutnya ada juga penitipan anak selama 24 jam. 24 jam disini maksudnya adalah si anak menginap di Panti Asuhan. Misalnya, orangtua anak menitipkan anaknya pada pagi hari dan si anak akan dijemput kembali pada besok paginya. Penitipan ini tidak banyak berbeda dengan penitipan yang harian, hanya saja biaya jasa titipnya 2 kali lipat dari titipan harian yaitu Rp. 40.000,-. Pada penitipan seperti ini, bisa berlanjut sampai dengan keesokan harinya lagi dan seterusnya. Dengan maksimal selama 7 hari, orangtua anak tidak berkewajiban membayar biaya administrasi, hanya membayar biaya jasa penitipan dikalikan dengan jumlah hari anak dititipkan. Tetapi apabila lebih dari 7 hari, maka akan dikenakan biaya administrasi sejumlah RP. 350.000,-.

(20)

beberapa keperluan si anak seperti pakaian, handuk dan lain-lain, tetapi untuk makanan dan susu si anak sudah ditanggung oleh Panti Asuhan, termasuk untuk mencuci pakaian si anak. Mengenai pakaian si anak, masing-masing anak hanya akan memakai pakaian yang dibawa oleh orangtuanya. Misalnya, pakaian bayi A hanya untuk bayi A, dan tidak akan dipakaikan ke bayi B dan seterusnya.

Contoh keadaan lainnya yaitu, orangtua anak berlangganan untuk menitipkan anaknya selama sebulan (30 hari), dengan keadaan orangtua anak paginya menitipkan anaknya, lalu sorenya datang menjemput anaknya dan keesokan paginya menitipkan anaknya kembali dan begitu seterusnya selama sebulan, maka orangtua anak tersebut tetap membayar biaya administrasi dan biaya jasa penitipan Rp. 20.000,- x 30 hari, dan keadaan ini dapat berlanjut dibulan-bulan selanjutnya. Pada penitipan anak seperti ini, jika orangtua anak sudah memenuhi semua persyaratan dan membayar segala biaya untuk menitipkan anaknya selama sebulan, hingga sampai lewat jangka waktunya sebulan kemudian tetapi orang tua anak tidak kunjung datang menjemput anaknya, maksimal 3 bulan setelah habisnya jangka waktu penitipan anak, maka anak tersebut akan menjadi anak asuh Panti Asuhan.

(21)

80

sanggup untuk membayar semua biaya keperluan si anak selama setahun, Pengurus Panti Asuhan tetap akan mengembalikan anak tersebut kepada orangtuanya dengan ikhlas karena keadaan ekonomi orangtua si anak memang tidak mampu.

Tetapi pada umumnya, orangtua yang akan menitipkan anaknya adalah orangtua yang mampu dan telah membayar segala biaya baik administrasi, perawatan dan sebagainya kepada Panti Asuhan. Karena Panti Asuhan baru akan menerima anak tersebut apabila orangtua si anak sudah melunasi segala biayanya. Biasanya, sebelum menitipkan anaknya, orangtua si anak sudah datang terlebih dahulu untuk survei atau bertanya kepada pengurus panti asuhan, lalu keesokan harinya datang untuk menitipkan anaknya dan langsung melunasi biayanya.

Sebagaimana yang telah disinggung diatas, bahwa penitipan anak sementara ini sudah 3 tahun terakhir tidak terlaksana lagi. Salah satu faktor yang menyebabkan sudah tidak ada lagi penitipan anak sementara di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution karena babysitternya rata-rata lebih memilih bekerja di perusahaan atau pabrik, sehingga Panti Asuhan kekurangan tenaga kerja untuk mengasuh anak. Adapun yang melamar untuk menjadi babysitter di Panti Asuhan, pihak Panti Asuhan sangat berhati-hati memilih

(22)

medis di Panti Asuhan sering menjadi tempat diselenggarakannya kegiatan imunisasi pada anak secara besar-besaran.

Pengurus Panti Asuhan mengatakan bahwa dulu ada 5 babysitter yang bekerja di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution dan masing-masing babysitter memiliki tugas dan peran yang berbeda-beda. Misalnya babysitter A mengurus bayi usia 3-6 bulan, babysitter B mengurus bayi usia

6-12 bulan dan seterusnya.

Para babysitter saat ini lebih memilih bekerja di perusahaan atau pabrik karena mereka menganggap bekerja sebagai babysitter seperti pembantu. Padahal pihak Panti Asuhan melarang babysitter yang bekerja pada waktu itu untuk mencuci, menyetrika dan sebagainya, hanya menjaga dan mengurus anak-anak saja. Tetapi mereka merasa seperti pembantu, karena rata-rata mereka masih gadis dan merasa malu sehingga mereka lebih memilih bekerja di perusahaan atau pabrik.

(23)

82

Hal tersebut dikarenakan para orangtua menganggap fasilitas di PAUD ataupun TPA lebih lengkap untuk anak-anak mereka karena anak mereka bisa sambil bermain dibandingkan dengan Panti Asuhan yang fasilitasnya terbatas. Selain itu, dikarenakan orangtua takut untuk menitipkan anaknya yang masih bayi karena masih sangat sensitif, dan baru akan menggunakan jasa penitipan anak setelah anak mereka berusia 3 tahun ke atas. Sementara Panti Asuhan hanya menerima penitipan anak yang berusia maksimal 3 tahun, hal ini karena pihak Panti Asuhan mengatakan bahwa usia 3 tahun ke atas sudah usianya sekolah bagi anak dan di Panti Asuhan ini kurang fasilitasnya untuk pendidikan anak, karena peran Panti Asuhan hanya sekedar menjaga dan mengurus anak yang dititipkan di Panti Asuhan. Oleh karena itu, para orangtua lebih memilih untuk menitipkan anaknya di PAUD ataupun TPA.

Pengurus Panti Asuhan juga menyinggung sedikit tentang pengeluaran per anak. Seperti untuk susu anak, terhadap anak usia 0-3 bulan, anak laki-laki membutuhkan susu 60 cc setiap kali minum dan biasanya untuk satu bulan membutuhkan 6 atau 7 kotak susu dengan berat 700 gram. Sedangkan untuk anak yang perempuan membutuhkan 5 atau 6 kotak dalam satu bulan. Mengenai harganya relatif dengan harga yang berlaku saat itu. Belum lagi untuk pengeluaran yang lainnya, jika dihitung dengan biaya penitipan selama satu bulan Rp. 700.000,- dirasa juga masih kurang untuk semua keperluan anak.

(24)

akan diberitahukan kepada orangtua si anak melalui telefon. Sedangkan untuk penitipan anak yang harian, akan ditanya dahulu ke orangtua si anak karena pada sore hari anaknya akan di jemput kembali oleh orangtuanya, apakah pengurus Panti Asuhan yang membawa anak tersebut ke rumah sakit atau orangtuanya saja, jadi tergantung dari izin orangtua anak tersebut. Karena kondisi bayi yang sensitif, seringkali bayi demam dan Pengurus Panti Asuhan akan langsung melapor kepada orangtuanya. Biasanya untuk penitipan yang harian, orangtua anak yang dilaporkan sakit akan langsung datang menjemput anaknya yang sakit. Pada dasarnya, Panti Asuhan sudah menyediakan obat dasar untuk pertolongan pertama pada anak, seperti obat demam, flu, betadine, dan sebagainya. Anak baru dibawa ke rumah sakit kalau tergolong cukup parah. Untuk biaya pengobatannya, diluar dari biaya titip anak yang sudah dibayarkan diawal. Biasanya Pengurus Panti Asuhan akan membayar dahulu biaya pengobatannya, lalu nanti akan minta ganti kepada orangtua si anak. Hal ini juga sudah diperjanjikan sebelumnya. Pengurus Panti Asuhan juga mengatakan bahwa selama Panti Asuhan ini menyediakan jasa penitipan anak, tidak pernah ada anak yang meninggal ketika sedang dititipkan.

(25)

84

yang mana orangnya dan nanti yang menjemput dapat diwakilkan oleh orang yang diunjuk oleh orangtua tersebut.

Perlu diketahui juga bahwa pada saat menitipkan anaknya, para orangtua harus datang berdua yakni ayah dan ibu si anak harus ikut saat menitipkan anaknya. Tetapi apabila salah satu dari orangtua tidak bisa, misalnya dikarenakan kerja di luar kota, sudah bercerai atau sudah meninggal dunia, maka dibuat surat keterangannya tersebut. Hal ini dikarenakan Pengurus Panti Asuhan pernah mengalami suatu keadaan dimana orangtua anak yang dititipkan sudah bercerai, dan yang menjadi wali si anak adalah bapaknya. Bapak si anak kemudian menitipkan anaknya ke Panti Asuhan, lalu pada siang harinya datang seseorang yang mengaku sebagai ibu kandung si anak dengan maksud mau menjemput anak tersebut. Tetapi, Pengurus Panti Asuhan tidak mengizinkan untuk mengambil anak tersebut, karena hanya bapaknya yang dapat menjemput anaknya kembali. Walaupun si ibu memaksa dan memang benar bahwa ia adalah ibu kandungnya, Pengurus Panti Asuhan tetap tidak mengizinkan dan meminta kepada bapak si anak untuk yang datang menjemput barulah pihak Panti Asuhan akan menyerahkan anak tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti penculikan.

2. Perjanjian Penitipan Anak yang Dilakukan oleh Pemerintah Kota

Medan dan Sekitarnya

(26)

terhadap anak-anak terlantar yang tidak mempunyai orangtua (yatim piatu), ataupun yang tidak mempunyai tempat tinggal. Pemerintah dalam hal ini yang selalu menitipkan anak ke Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan adalah Dinas Sosial Kota Medan dan sekitarnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah Sumatera Utara, dan juga bisa dari kantor kepolisian.

Anak-anak yang dititipkan oleh Pemerintah di Panti Asuhan juga sama halnya dengan penitipan sementara (yang dilakukan oleh masyarakat), yaitu anak yang berusia 0-3 tahun saja. Karena Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan khusus dan satu-satunya Panti Asuhan yang merawat dan mengurus bayi. Tetapi, khusus untuk penitipan permanen ini, karena anak-anak tersebut sudah tidak mempunyai orangtua atau tempat tinggal, maka pengurus Panti Asuhan akan terus merawat mereka sampai tamat SMA atau telah berusia 18 tahun. Tetapi, biasanya setelah berusia 18 tahun, anak tersebut tetap akan tinggal di Panti Asuhan karena tidak tahu akan pergi kemana. Mereka akan membantu pengurus panti untuk mengurus adik-adik yang ada di Panti Asuhan sambil bekerja mencari uang agar dapat hidup mandiri dan tidak bergantung lagi terhadap Panti Asuhan.

(27)

86

Sampai pada saat ini, sudah ada 15 anak yang dititipkan oleh Pemerintah ke Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan dan semua biaya anak-anak tersebut ditanggung oleh Panti Asuhan tanpa diberi dana bantuan dari pemerintah. Bukan hanya Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan saja yang demikian, begitu juga dengan semua Panti Asuhan yang ada khususnya di kota Medan, tidak ada bantuan dari pemerintah setempat.

Adapun dana bantuan dari Kementrian Sosial Republik Indonesia yaitu sejumlah Rp. 1.000.000,- untuk satu anak per tahunnya. Tentu saja bantuan tersebut tidak cukup untuk menanggung semua keperluan satu orang anak selama setahun. Walaupun demikian, selalu ada rezeki yang datang dan banyak donatur dan para dermawan yang membantu memberikan dana dan keperluan lainnya untuk anak-anak di Panti Asuhan.

(28)

Panti Asuhan selaku penerima titipan hanya bertanggungjawab untuk mengurus anak tersebut sementara saja.

Anak-anak yang dititipkan oleh Pemerintah kepada Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan tidak dibuat dalam suatu perjanjian tertulis dan menjadi perjanjian yang tidak langsung, dimana anak tersebut menjadi tanggungjawab Panti Asuhan sepenuhnya. Yang ada hanya berita acara serah terima anak tersebut. Berita acara serah terima anak yang dilakukan oleh Pemerintah kepada pengurus Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan akan di lampirkan pada bagian terakhir skripsi ini.

Pengurus Panti Asuhan juga menyampaikan keluhan dalam menjalankan penitipan anak permanen ini, yaitu seperti ketika akan mengurus kartu keluarga dan akte kelahiran anak-anak yang dititipkan oleh Pemerintah, Pengurus Panti Asuhan dipersulit oleh dinas yang bersangkutan, walaupun mereka tahu bahwa anak tersebut adalah anak Panti Asuhan. Padahal Panti Asuhan sudah membantu negara dengan merawat dan mengurus anak-anak yang terlantar, tetapi untuk mengurus keperluan administrasi si anak tetap dipersulit. Seperti halnya mengurus BPJS untuk anak-anak tersebut juga sangat sulit. Sehingga anak-anak yang ada di Panti Asuhan tidak ada yang mempunyai BPJS.

C. Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penitipan Anak

(29)

88

anak di Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan ini juga terdapat beberapa wanpretasi diantaranya sebagai berikut:

1) Terhadap perjanjian penitipan anak yang sementara, orangtua yang telah menitipkan anaknya, baik harian, mingguan ataupun bulanan, jika tidak datang untuk mengambil anaknya pada waktu yang diperjanjikan, paling lama 3 bulan setelahnya maka anak tersebut akan menjadi anak asuh milik Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan. Cara penyelesaiannya yaitu jika orangtua wanpretasi dan anak tersebut sudah menjadi milik Panti Asuhan, lalu di kemudian hari orangtua si anak tersebut datang dan hendak mengambil anaknya kembali maka orangtua si anak tersebut harus mengganti semua biaya selama anak itu dititipkan dan dirawat oleh Pengurus Panti Asuhan. Panti Asuhan akan menyelesaikannya secara kekeluargaan tanpa sanksi yang berat dan hanya meminta orangtua untuk memenuhi kewajibannya dengan melunasi semua biaya yang telah dikeluarkan oleh Panti Asuhan. Kecuali, apabila keadaan orangtua si anak yang benar-benar tidak mampu untuk melunasinya maka Panti Asuhan akan tetap mengembalikan anak tersebut kepada orangtuanya. Karena mau bagaimanapun Panti Asuhan tidak boleh memisahkan antara anak dan orangtuanya.

(30)

meminta biaya tambahan atau memberikan sanksi apapun dan dapat diberikan toleransi atau kelonggaran kepada orangtua tersebut sehingga tidak perlu ada penyelesaian terhadap wanprestasi ini. Kecuali jika orangtua anak tersebut baru datang menjemput keesokan harinya, yang berarti anaknya menginap di Panti Asuhan, maka orangtua si anak akan diminta membayar biaya tambahan menitip anaknya satu hari lagi.

(31)

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Anak di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konstruksi hukum perjanjian penitipan anak tidak tergolong dengan perjanjian penitipan barang yang diatur dalam KUHPerdata, karena objek atau yang diserahkan dalam perjanjian penitipan anak adalah anak itu sendiri sedangkan dalam perjanjian penitipan barang yang diserahkan atau objeknya adalah barang. Begitu juga dengan konstruksi hukum perjanjian penitipan anak tidak tergolong dengan perjanjian untuk melakukan jasa tertentu yang diatur dalam KUHPerdata, karena pada perjanjian untuk melakukan jasa tertentu adalah perjanjian konsensual yaitu perjanjian terjadi begitu adanya kata sepakat, sedangkan pada perjanjian penitipan anak adalah perjanjian rill yaitu perjanjian tidak semata-mata terjadi karena sepakat, tetapi baru terjadi jika adanya penyerahan anak tersebut. Yang berarti bahwa perjanjian penitipan anak adalah perjanjian tersendiri yaitu perjanjian tidak bernama (innominaat) yang tidak diatur dalam KUHPerdata.

(32)

a) Perjanjian Penitipan Anak yang Dilakukan oleh Masyarakat Kota Medan dan Sekitarnya atau perjanjian penitipan anak sementara. Pada perjanjian jenis ini bervariasi, yang meliputi perjanjian penitipan anak harian, mingguan, ataupun bulanan. Penitipan anak sementara dibebankan biaya jasa penitipan sejumlah Rp. 20.000,- per hari. Penitipan anak sementara ini sudah tidak berlangsung selama 3 tahun terakhir dikarenakan kurangnya tenaga asuh dan penjaga anak (baby sitter) serta para orangtua yang lebih memilih untuk menitipkan

anaknya di Lembaga Swasta seperti Taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Tempat Penitipan Anak (TPA).

b) Perjanjian Penitipan Anak yang Dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dan Sekitarnya atau perjanjian penitipan anak permanen. Perjanjian jenis ini tidak dibuat secara tertulis dan hanya perjanjian tidak langsung. Anak-anak yang dititipkan oleh Pemerintah adalah anak-anak terlantar yang sudah tidak mempunyai orangtua (yatim piatu) atau tempat tinggal. Pada perjanjian jenis ini tidak dibebankan biaya apapun, dan semua biaya ditanggung oleh Pengurus Panti Asuhan.

(33)

92

yang datang terlambat menjemput anaknya beberapa jam tidak dikenakan sanksi dan dapat ditoleransi.

B. Saran

Dari permasalahan dan kesimpulan yang telah disebutkan diatas, maka penulis mencoba untuk mengutarakan saran sebagai berikut:

1. Mengenai konstruksi hukum perjanjian penitipan anak, penulis memberikan saran agar pembuat undang-undang membuat suatu peraturan yang mengatur tentang konstruksi hukum perjanjian penitipan anak ini, karena perjanjian penitipan anak tidak diatur di dalam KUHPerdata dan sebaiknya dibuat peraturannya tersendiri di luar KUHPerdata.

(34)

Gambar

Gambar sketsa:

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode pengukuran kinerja Human Resources Scorecard di Taman Lalu Lintas- Ade Irma Suryani Nasution Bandung, akan mengukur praktek-praktek manajemen

Ashari Imam Wicaksono, NIM. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Anak Asuh Di Yayasan Syamsu Dhuhana Panti Asuhan Adhsa Kartasura. Universitas Sebelas Maret, 2017. Tujuan

Selain itu Disporbudpar telah membuat desain baru dengan dibuatnya maket tentang penataan kembali objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution yang lebih menarik.

Seberapa besar pengaruh atribut produk wisata dan experiential marketing terhadap kepuasan wisatawan di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution. 1.3 Maksud

3. Tahap pembinaan kemandirian, berupa pembinaan keterampilan yang diberikan kepada anak-anak panti, sehingga mampu menciptakan dan membentuk anak yang dapat hidup

Dari hasil perhitungan diatas khususnya dilihat pada tingkat derajat kejenuhan (DS) dan panjang antrian (QL) pada simpang Jalan AH. Sudirman – Jalan Ade Irma

Didalam Panti Asuhan Yayasan Amal-Sosial Al-Washliyah Medan Johor, anak-anak asuhan diberi tempat tinggal berupa kamar besar seperti asrama, untuk anak laki-laki dan perempuan

Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah terealisasinya target dari pelaksanan kegiatan bantuan sosial bagi anak-anak yatim piatu di Panti Asuhan Yayasan