• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rohmat Setiawan. Nim : Pembimbing : Dr. Sayekti.M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rohmat Setiawan. Nim : Pembimbing : Dr. Sayekti.M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGATASI PERILAKU MENGOMPAS PADA 3 SISWA KELAS VIII TERHADAP ADIK KELASNYA DI SMP NEGERI 2 JATIYOSO

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Rohmat Setiawan Nim : 11500080

Pembimbing : Dr. Sayekti .M.Pd Prodi BK FKIP UNSIRI

ABSTRAK

Rohmat Setiawan. 11500080. KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGATASI PERILAKU MENGOMPAS PADA 3 SISWA TERHADAP ADIK KELASNYA DI SMP NEGERI 2 JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta.Februari 2015.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “bagaimana efektifitas konseling kelompok untuk mengatasi perilaku mengompas siswa kelas VIII terhadap adik kelasnya di SMP Negeri 2 Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015?”

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015, dengan paradigma penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Teknik observasi bertujuan mengetahui secara langsung efektifitas konseling kelompok untuk mengatasi perilaku pengompasan : wawancara untuk mengetahui latar belakang penyebab dan berapa jauh hasil pemberian layanan konseling kelompok yang telah diterapkan. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Jatiyoso Karanganyar yang berjumalah 3 siswa. Keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasisumber dan triangulasi teknik, sedang untuk menganalisis datanya digunakan diskriptif kualitatif dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa anak didik setelah pemberian layanan konseling kelompok selama satu bulan, ada perubahan ke arah yang lebih baik, terbukti dengan berkurangnya perilaku mengompas dan pengendalian emosi diri siswa yang tidak mudah tersinggung, beralih keperpustakaan untuk membaca buku atau novel, bisa menjaga amanah.

(2)
(3)

PENDAHULUAN

Maraknya perilaku agresif dan menekan,baik dengan bentuk tindakan fisik secara langsung yang berakibatkan dalam dunia pendidikan.kita pasti menyadari bahwa perilaku pengompsan terhadap sesama siswa sekolah sangatlah tidak baik di dalam sekolah maupun luar sekolah. Pengompasan adalah perbuatan meminta uang atau benda dengan cara pemaksaan dan pengancaman dari sisi mental dan fisik.bahkan anak yang melakukan perilaku pengompasan cendenrung mengalami sulit bergaul,dan sangat di jauhi oleh siswa maupun teman temanya. Di tengah dunia yang semakin maju ini dan kurangnya pengetahuan anak sering terjerumus dalam hal-hal yang negatif dan akan membahayakan diriya sendiri maupun di lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah.pengompasan di lakuan dengan cara pemaksaan terhadap teman sekolah maupun teman luar sekolah dan lain sebagainya.perilaku pengompasan menjadi jalan pendek demi mendapatkan uang ataupun barang secara gratis yang di lakukan kepada seorang temanya ataupun orang yang merika belum kenal. Itulah alasanya kenapa mereka suka melakukan perilaku pengompasan terhadap teman-temanya. Di sisi lain pengompasan sangatlah melanggar tata tertib di sekolah dan hukum di negara.

Berdasarkan hasil pengamatan ada sebagian dari siswa kelas VIII, yang sering melakukan pengompasan terhadap adik-adik kelasnya ini akan berdampak pada perilaku anak dan sulitnya mendapatkan sahabat. Gejala yang terlihat pada anak yang sering melakukan pengompasan adalah mudah marah,mudah tersinggung,malas berkerja,dan malas dalam mengerjakan tugas dari sekolah,melakuakan tindak pengompasan pada teman sebayanya maupun adik kelasnya serta kurangnya konsentrasi serta tidak memfikirkan pelajaran.

(4)

Melihat kenyataan tersebut maka perlu segera adanya upaya konseling untuk mengatasi perilaku pengompasan siswa kelas VIII terhadap 3 siswa di SMP NEGERI 2 JATIYOSO agar siswa tidak kehilangan masa depan mereka karena kurang pedulinya kita dan kurangkefahaman siswa dalam bergaul di sekolah maupun luar sekolah.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “konseling kelompok untuk mengatasi perilaku mengompas pada3 siswa kelas VIII terhadap adik kelasnya di SMP Negeri 2 Jatiyoso tahun pelajaran 2014/2015”.

Kerangka berpikir

Perilaku pengompasan adalah perilaku yang sangat berbahaya dan sangat fatal jika tidak segera di atasi karena akan mengakibatkan perubahan tingkah laku baik pada diri-sendiri maupun di keluarga,sekolah dan masarakat.selain itu, siswa yang melakukan perilaku pengompasan juga akan mengalami penurunan akhlak dan nilai-nilai kehidupanya di masa depan nanti, sehingga sangatlah penting untuk kita segera mengatasinya.

Dengan demikian untuk mengatsi perilaku pengompasan di sekolah siswa kelas VIII akan di berikan layanan konseling kelompok yang sebelumnya melakuan penelitian dengan mengumpulkan data dari wawancara,observasi partisipan dan non partisipasi serta studi dokumentasi. Semua ini di lakukan guna untuk mengentaskan peserta didik dari masalah-maslahnya sehingga siswa dapat kembali dalam lingkungan yang baik serta melanjutkan tugas-tugasnya tampa hambatan yang berarti.

(5)

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 2 Jatiyoso, kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar, penelitian ini di laksanakan pada bulan Januari 2015 sampai bulan Februari 2015.

Bentuk dan Strategi Penelitian

Menurut Lexy. J. Moleong ( 2002 : 27 ) bentuk penelitian secara kualitatif adalah metode penelitian yang naturalistik dimana penelitian yang di lakukan pada kondisi yang alamiah dan nyata; di sebut juga dengan metode penelitian etnographi,karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian antropologi budaya ; dapat di sebut juga sebagai metode kualitatif karena data yang di kumpulkan dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Menurut Sugiyono ( 2009 : 337 ) analilis penelitian kualitatif di lakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum cukup memuasakan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu,diperoleh data yang dianggap kredibel.

Menurut Miles and Huberman ( 1984), dalam bukunya Sugiyono yang berjudul metode penelitian pendidikan di halaman ( 337 ) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktifdan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Sesuai dengan tujuan yang akan di capai dalam penelitian ini adalah konseling kelompok untuk mengatasi perilaku mengompas kelas VIII dengan mengikuti penelitian

(6)

secara deskriptif kualitatif. Untuk mengatasi hal ini peneliti harus melakukan penelitian secara wawancara, observasi partisipasif, dan studi dokumentasi untuk mengetahui efektifitas di dalam konseling kelompok.

Dalam penelitian ini sagatlah bergantung pada hasil yang di jalankan dalam konseling kelompok di mana peneliti harus ternjun langsung dan harus melakukan observasi partisipatif, karena dalam eksplorasi kasus yang nyata dan siswa yang termasuk dalam perilaku pengompasan. Karena hal ini sangatlah penting untuk mengadakan analisis data, maka dalam penelitian ini adalah penelitian yang di golongkan dalam penelitian evaluasi.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulakan data yang obyektif dan falid maka peneliti memerlukan teknik pengumpulan data yang sangat relevan sehingga data yang di peroleh bisa relevan dengan pokok permaslahan yang akan di teliti. Dalam menjalakna penelitian ini ada beberapa teknik untuk mengumpulkan data,anatar lain : 1) Teknik Observasi, 2) Teknik Wawancara, 3) Studi Dokumentasi.

Teknik Observasi

Dalam observasi merupakan salah satu metode khusus untuk mendapatkan fakta,apa yang dimaksud dengan observasi ini dapat di lihat yang di kemukakan oleh Paule V.Young ( 1975 ) sebagai berikut :

Jadi observasi merupakan suatu penelitian yang di jalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera( terutama mata ) atas kejadian –kejadian yang langsung dapat di tangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Oleh karena observasi di lakukan dengan menggunakan alat indera maka observasi dapat berhasil dengan baik,salah satu hal yang harus terpenuhi ialah bahwa alat indera dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

(7)

Jenis Observasi

Dalam observasi di kenal bermacam-macam jenis di antaranya.

Observasi yang berpartisipasi ( participant observation ) dalam hal ini observer

( pembimbing ) turut mengambil bagian di dalam bagian peri kehidupan atau situasi dari orang-orang yang di observasinya (observees).

Observasi non partisipasi ( non participant observation ). Jenis observasi ini merupakan kebalikan dari teknik sebelumnya

Menguasai partisipasi, dimana dalam observasi itu seolah-olah observer ikut serta berpatisipasi. Jadi sebenarnya hanya pura-pura saja turut ambil bagian dalam bagian kehidupan pihak yang diobservasi

Teknik wawancara

Menurut Bimo Walgito ( 2004 : 80 ) : Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang anak atau individu lain dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan ( face to face ralation ).

Keabsahan Data

William Wiersma dalam Sugiyono ( 2005 : 372 ) :”Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai penegecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.” Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,triangulasi terknik,triangulasi pengumpulan data dan waktu.

Triangulasi Sumber

Dalam triangulasi sumber keabsahan data yang di lakuakan dengan cara mengecek data yang sudah di peroleh melalui beberapa sumber yang di gunakan untuk menguji keabsahan data dan perilaku yang di alami murid, dalam pengumpulan data dan pengujian yang telah di lakukan oleh guru BK,dan orang tua murid.

(8)

Triangulasi Teknik

Dalam triangulasi teknik untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data tersebut kepada sumber yang sama dan dengan teknik yang berbeda. Data yang sudah di peroleh dari hasil wawancara, dan di cek dengan observasi serta dokumentasi.

Triangulasi Waktu

Waktu juga sangat berpengaruh terhadap kredibilitas data yang di ambil.Data yang di kumpulkan dengan teknik wawancara pada nara sumber yang sedang rileks, maka akan memeberikan data yang valid sehingga lebih kredibel

Temuan Study di Lingkungan Sekolah dan di Lapangan Kondisi Realitas Anak di Sekolah

Di dalam hasil pengamatan yang di lakukan guru BK dan wali kelas maka dapat memeperoleh data siswa bahwa anak tersebut sering melakukan pengompasan di sekolah dari adik kelasnya maupun teman satu kelasnya yang sebaya. Anak yang tidak pernah jera ketika di berikan bimbingan dan konseling saat di kantor BK di sekolah.

Di antara kelas yang lain, kelas VIII merupakan kelas yang cukup banyak melakukan pelanggaran di sekolah dan mempunyai masalah – masalah di kelas maupun di lingkungan sekolah. Dari 62 laki – laki di kelas VIII terdapat 3 siswa yang menjadi perhatian lebih dari guru bimbingan dan konseling maka dijadikan penelitian karena mereka sama – sama melakukan pengompasan terhadap temanya dan adik kelasnya.

Di dalam deskripsi yang di sajikan dalam penelitian bab ini mencangkup dua kondisi siswa selama di sekolah. Kondisi yang pertama adalah siswa sebelum di berikan layanan konseling kelompok. Kondisi yang kedua adalah siswa yang

(9)

sesudah di berikan layanan konseling kelompok. Dari dua kondisi tersebut ditemukan melalui metode pengumpulan data yaitu dengan melakukan observasi partisipan dan wawancara. Wawancara di lakukan kepada guru BK di SMP Negeri 2 jatiyoso dan wali kelas serta orang tua siswa. Sedang observasi partisipan merupakan pengamatan yang secara langsung dan peneliti ikut berperan dalam proses konseling kelompok.

Kegiatan pada kondeling kelompok ini di mulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari tahun 2015. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa subyek penelitian memiliki perilaku dan sikap yang berbeda dengan teman – temanya yang tidak di jadikan sebagai bahan penelitian. Observasi yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan atau kemajuan yang di gapai selama proses pelaksanaan konseling kelompok

HASIL KONSELING KELOMPOK DAN SARAN

Setelah melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara maupun dengan cara dokumentasi kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis. Dari hasil analisis tersebut dapat di simpulkan bahwa sebelum di berikannya layanan konseling kelompok siswa sering melakukan perilaku mengompas terhadap teman-temanya dan adik kelasnya, kurangnya menjaga amanah, mudah marah, berkata tidak sopan, dan beberapa mempunyai minat belajar yang rendah. Setelah diberikannya layanan konseling kelompok selama satu bulan, maka ada perubahan kearah yang lebih baik.

(10)

saran

Kepada Guru Bimbingan dan Konseling

Sebaiknya guru BK memberikan layanan konseling terkait dengan perilaku pengompasan yang di lakukan siswa.

Hendaknya guru BK dapat melakukan Need Assesment terkait dengan perilaku mengompas pada siswa

Kepada Orang Tua

Hendaknya orang tua memberikan uang saku/ jajan yang secukupnya kepada siswa. Kepada Peserta Didik

Hendaknya Siswa Segera melaporkan kepada guru BK di sekolah kalau mendapatkan perilaku pengompasan dari teman atau kakak kelasnya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Andi Mappiare 1992. pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta; PT Rajagrafindo Persada.

Bimo Walgito 2004, 2005. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta ; CVAndi Offset.

Hamzah B. Uno, Herminarto Sofyan, dan Sutardjo Atmowidjojo. 2004. Landasan Pembelajaran (Teori dan Praktek). Nurul Jannah : Gorontalo.

Mohamad Ali.1987. Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung : Angkasa. M. Edi Kurnanto. 2007. Konseling Kelompok. Bandung; CV. Alfabeta.

Mohamad Surya, Psikologi Konseling. Bandung : CV.Pustaka Bani Quraisy.

Moleong . LJ, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung ; PT . Remaja Rosdakarya. Prayitno, Erman Amti, 2004. Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :PT.Rineka

Cipta.

Sugiyono, 2005. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,Kualitatif,dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sayekti dan Sri Hartini. 2012. Bimbingan dan Konseling Kelompok Jilid I. UNISRI : Surakarta.

Sugiyono .2009 . Metode Penelitian Pendidikan ; Bandung ; CV . Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

W.S. Winkel & M.M.Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling ; Yogyakarta ; PT Grasindo Media Abadi .

Yalom Irvin D. 1985 . The Theory and Practice of Group Psychotherapy. Basics Books. Publishers

Thohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya Program Kerja Pengurus LSMI merupakan penjabaran dari program umum LSMI jangka panjang untuk jangka waktu kedepan 2006 – 2007 dalam rangka mencapai tujuan HMI,

Adapun strategi yang dilakukan dalam upaya mencapai sasaran tersebut yaitu meningkatkan akses layanan air limbah individual (tangki septik) bagi MBR Perkotaan &

Scholar merupakan salah satu digital repository yang dapat digunakan oleh para peneliti di lingkungan pendidikan tinggi seperti Politeknik Keuangan Negara STAN sebagai wadah

BEBERAPA CIRI KETUA KELOMPOK YANG BEWPENGARUM TERNADAP PRBDUKTIVITAS KELOMPBK

Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan, maka ibu hamil dengan anemia perlu ditangani segera dengan asupan nutrisi yang baik sesuai dengan kebutuhan antara lain makanan

Pelatihan Microsoft Office yang meliputi Microsoft Word, Microsoft Excel dan Microsoft Powerpoint diberikan untuk menambah pengetahuan tenaga pendidik dalam

Dibawah adalah Judul, dan Cover Novel Amurwabhumi sebelumnya yaitu Candi Murca yang terbit sebagai novel Tetralogi. Alasan penulis ingin merubah desain dan illustrasi

1 ) mematuhi ketentuan operasional sebagaimana telah diatur dalam Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 14 Tahun 2020 sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran