• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA MENARA HANOI DAN ORIGAMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA MENARA HANOI DAN ORIGAMI"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA MENARA HANOI DAN ORIGAMI

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Nama : Evani Sri Juliawati NIM : 2014820217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018

(2)

i

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Skripsi 30 Juli 2018

Evani Sri Juliawati (2014820217)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA MENARA HANOI DAN ORIGAMI Xv + 74 hal, 8 Tabel, 3 gambar,15 lampiran

ABSTRAK

Penulisan penelitian ini dilatarbelakangi karena kurangnya penggunaan media pembelajaran matematika yang efektif pada materi bangun datar, sehingga peneliti tergerak untuk meneliti bagaimana cara meningkatkan hasil belajar materi bangun datar dengan menggunakan media menara hanoi yang di modifikasi dan origami. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar materi bangun datar dengan cara menggunakan media menara hanoi dan origami. Metode yang digunakan yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dan 4 kali pertemuan pada setiap siklusnya, dengan hipotesis melalui media menara hanoi dan origami dapat meningkatkan hasil belajar bangun datar pada kelas III di SD Negeri Karang Satria 02 Bekasi. Hasil penelitian peningkatan hasil belajar bangun datar telah mencapai indikator keberhasilan, pada siklus I sebesar 70,3% dan siklus II sebesar 85,28% terjadi kenaikan sebesar 18,68%. Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan media menara hanoi dan origami dapat meningkatkan hasil belajar bangun datar siswa kelas III SDN Negeri Karang Satria 02 .

Kata kunci : hasil belajar matematika, media menara hanoi, origami Daftar Pustaka 31 (2008-2017)

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk Mamah dan Bapaku tercinta dan tersayang Tak lupa juga teman-teman seperjuangan Yang telah banyak membantu menyelesaikan skrpsi ini

(9)

viii

MOTTO

“Yang paling hebat dari seorang

guru adalah mendidik dan rekreasi yang

paling indah adalah mengajar. Ketika

melihat murid-murid yang menjengkelkan

dan melelahkan terkadang hati teruji

kesabarannya, namun hadirkanlah

gambaran bahwa diantara satu dari

mereka kelak akan menarik tangan kita

menuju Surga”.

(10)

ix

KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirohim

Allhamdulilah, segala puji bagi Allah, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta kepada ummatnya yang selalu mengikuti ajarannya.

Skripsi ini sengaja peneliti ajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari betul bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik menyangkut isi maupun penulisan, untuk itu peneliti ingin menyampaikan permohonan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini memperoleh banyak bantuan dari berbagai aspek, maka dalam kesempatan yang baik ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesain skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr.Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti studi di fakultas ini

2. Bapak Azmi Al Bahij, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

(11)

x

Muhammadiyah Jakarta yang telah memberi dorongan dan arahan kepada penliti untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu 3. Ibu Dra. Sriyanti Rahmatunnisa, M.Pd., pembimbing skripsi yang

telah mengarahkan dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini 4. Bapa Misan, S,Pd., Kepala Sekolah Dasar SD Negeri Karang Satria

02 , yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah ini.

5. Ibu Iien Nurul Khoiriyah, S.Pd.i, Guru kelas III SD Negeri Karang Satrria 02 yang telah bersedia menjadi kolabolator dalam penelitian ini

6. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa serta teman-teman yang telah banyak membantu

7. Serta teman-teman KKN Srimahi yang selalu memberikan dukungan dan doa

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada penulis dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi in Akhirnya dengan segala ketulusan hati yang iklas, peneliti berdoa semoga amal baik telah mereka berikan mendapat pahala yang berlimpah ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, Juli 2018

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

FAKTA INTEGRITAS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

(13)

xii

A. Kajian Teori ... 8

1. Hakikat Hasil Belajar Bangun Datar ... 8

2. Hakikat Media Pembalajaran ... 16

3. Hakikat Media Pembalajaran Menara Hanoi dan Origami ... 23

4. Karakteristik Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar ... 28

B. Kerangka Berfikir ... 29

C. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

1. Tempat Penelitian ... 31

2. Waktu Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian ... 32

C. Prosedur Penelitian ... 34

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 35

E. Desain dan Prosedur Tindakan ... 35

F. Teknik Pengambilan Data ... 40

G. Kisi-kisi Instrumen ... 42

H. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44

1. Data Pra Siklus ... 44

2. Data Siklus I ... 47

3. Data Siklus II ... 55

B. Pembahasan ... 63

1. Analisis Data ... 63

a. Analisis Data Pra Siklus ... 63

b. Analisis Data Siklus I ... 63

(14)

xiii 2. Interpretasi Data ... 65 BAB V PENUTUP ... 68 A. Kesimpulan ... 68 B. Implikasi ... 69 C. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 72

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Siswa ... 42

Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Pra Siklus ... 46

Tabel 4.2 Temuan-temuan yang harus diperbaiki pada siklus I ... 47

Tabel 4.3 Hasil Belajar Matematika Siklus I ... 53

Tabel 4.4 Temuan-temuan yang harus diperbaiki pada siklus II... ... 55

Tabel 4.5 Hasil Belajar Matematika Siklus II... ... 61

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Media Menara Hanoi yang di Modifikas ... 27 Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc .. 36 Gambar 4.2 Grafik Persentase Peningkatan Ketuntasan... 65

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Pedoman tes upaya peningkatan hasil belajar

matematika ... 75

Lampiran 2 Lembar Pedoman tes pra siklus ... 77

Lampiran 3 Lembar Pedoman tes Siklus I dan Siklus II ... 82

Lampiran 4 Foto Kegiatan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 87

Lampiran 5 Daftar Hadir Siswa ... 90

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ... 91

Lampiran 7 Catatan Lapangan ... 131

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian ... 146

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 147

Lampiran 10 Surat Keterangan Validitas ... 148

Lampiran 11 Kartu Bimbingan ... 149

Lampiran 12 Kartu Menyaksikan Sidang ... 151

Lampiran 13 Pasca Sidang Skripsi ... 152

Lampiran 14 Riwayat Hidup Kolabolator ... 153

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal penting dalam segala aspek kehidupan manusia karena dengan pendidikan seseorang akan lebih memahami lingkungan sekitar, menghargai orang lain dan tentunya akan lebih berguna bagi orang lain disekitarnya. Setiap manusia harus menempuh pendidikan yaitu dengan cara belajar sesuai Hadist Rasulullah SAW yang menyatakan :

“Belajarlah kamu dari dalam kandungan sampai keliang lahat.” Hadist tersebut sangat menjelaskan bahwa manusia sangat memerlukan pendidikan yaitu dengan cara belajar.

Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) peserta didik mempelajari berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah matematika. Hal ini dikarenakan, matematika merupakan ilmu yang sangat penting dipelajari karena setiap aspek kehidupan manusia memperlukan perhitungan yang terdapat dalam ilmu matematika, misalnya saja orang yang berbelanja harus menggunakan uang dan ketika membelanjakannya maka melakukan perhitungan yaitu dengan menggunakan ilmu dasar

(19)

2

matematika. Contoh lainnya ketika seseorang ingin membangun sebuah bangunan maka memperlukan perhitungan dan masih banyak lagi aspek kehidupan yang memerlukan perhitungan matematika. Hal ini dikarenakan matematika merupakan displin ilmu pengetahuan yang dalamnya terdapat penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, dan geometri seperti bentuk bangun ruang dan bentuk bangun datar yang didalamnya terdapat rumus-rumus yang kompleks. Pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun datar di SD di dalam materi bangun datar idealnya siswa kelas III sudah mengetahui sifat-sifat bangun datar, macam-macam bangun datar, menggambar bangun datar dengan bentuk sempurna dan tentunya sudah memahami penggunaan rumus dari setiap bangun datar.

Kenyataannya pada proses pembelajaran matematika, khususnya pada materi bangun datar masih menggunakan cara tradisional, yaitu ketika guru memulai membahas materi pelajaran, guru hanya menggambar bentuk dari bangun datar di papan tulis tanpa menunjukan secara langsung dari bangun datar. Oleh sebab itu, peserta didik tidak bisa meraba secara langsung bentuk dari bangun datar tersebut, sehingga peserta didik hanya bisa berandai-andai saja tanpa melihat secara langsung bentuk dari bangun datar tersebut, terlebih lagi bila guru enggan membuat media pembelajaran sehingga menyebabkan proses pembelajaran

(20)

3

kurang menarik sehingga peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal lainnya adalah sebagian peserta didik beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Hal ini, dikarenakan pelajaran matematika hanya menggunakan angka-angka dan rumus, sehingga memperlukan pemikiran yang kompleks dan matematika hanya berkutat dengan angka. Kondisi tersebut mengakibatkan sebagian peserta didik kurang menyukai dan menghindari untuk mempelajari matematika.

Apabila dilihat dalam proses tahapan perkembangan anak, peserta didik kelas 3 SD memasuki masa kanak-kanak tengah yaitu anak-anak yang berusia 7-9 tahun, pada rentan usia tersebut peserta didik sedangkan mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulisdan berhitung, serta mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, guru harus mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung untuk perlu ditunjang dengan sebuah inovasi baru dalam proses pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran tersebut menggunakan media pembelajaran yang edukatif sehingga proses pembelajaran menjadi efektif, inovatif, kreatif, berbobot dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba menggunakan salah satu media pembelajaran edukatif yaitu media menara hanoi

(21)

4

dan origami dalam materi bangun datar. Media menara hanoi yang dimodifikasi adalah papan yang terdiri dari bangun datar yaitu persegi, persegi panjang dan segitiga. Pada proses pembelajarannya peserta didik mengurutkan bentuk ketiga bangun datar tersebut dari yang terbesar sampai terkecil. Selain itu, origami digunakan sebagai media pembelajaran pada materi bangun datar. Media pembelajaran edukatif ini, diharapkan pada proses pembelajaran bangun datar tidak lagi menggunakan metode tradisional yaitu guru hanya menggambar bentuk bangun datar di papan tulis tanpa menunjukkan secara langsung dari masing-masing bentuk bangun datar tersebut. Peserta didik dapat melihat secara langsung dari bentuk bangun datar tersebut tanpa berandai-andai lagi.

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas sesuai permasalahan di lapangan dengan mengambil judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Media Menara Hanoi dan Origami”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka yang menjadi fokus penelitian adalah penerapan media pembelajaran menara hanoi dan origami dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar.

(22)

5 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Apakah media menara hanoi yang dimodifikasi dan origami dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas III C.

2. Bagaimana cara menggunakan media menara hanoi dan origami yang dimodifikasi untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas III C.

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum, penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan secara langsung dari bangun datar pada siswa kelas III melalui media menara hanoi yang dimodifikasi dan origami.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kondisi objektif hasil belajar bangun datar pada siswa kelas III.

b. Untuk mengetahui langkah-langkah penggunaan media menara hanoi yang dimodifikasi dan origami dalam meningkatkan hasil belajar bangun datar pada kelas III.

(23)

6

c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas III setelah menggunakan media menara hanoi yang dimodifikasi dan origami.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara akademis penelitian ini berguna untuk menambah teori atau mengetahui tentang fakor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar serta member informasi tentang penggunaaan media menara hanoi yang dimodifikasi dan origami dalam pembelajaran matematika khusunya materi bangun datar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Pihak Sekolah

Setelah mendapatkan pengalaman langsung dari peneliti diharapkan media pembelajaran dapat dikembangkan dan membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran.

b. Bagi Guru

Berdasarkan penulisan ini, diharapkan para guru akan lebih termotivasi dalam membuat media pembelajaran agar setiap proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

(24)

7 c. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah pembelajaran bagi adik-adik mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta yang datang, selanjutnya dapat dijadikan referensi perpustakaan di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

(25)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar Bangun Datar a. Pengertian Belajar

Belajar sebagai proses untuk mencapai prestasi yang diharapkan dari setiap proses pembelajaran. Menurut Slameto (2013:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh yang merupakan pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sejalan dengan pernyataan tersebut Kurniawan (2014:8) menyatakan belajar adalah proses aktif internal individu, dimana melalui pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang relatif permanen. Lebih lanjut Syah dalam Khairani (2017:5) mengungkapkan bahwa belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

(26)

9

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyebabkan terjadinya perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran,yang digolongkan menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Hal ini sejalan dengan pendapat Bloom dalam Kurniawan (2014:10) menyatakan bahwa hasil belajar meliputi tiga domain yaitu : 1) Hasil belajar kognitif yaitu kaitannya dengan ingatan,

kemampuan berpikir atau intelektual. Pada kategori ini hasil belajar terdiri dari enam tingkatan yang sifatnya hierarkis, yaitu : a) pengetahuan, b) pemahaman, c) aplikasi, d) analisis, e) sintesis, f) evaluasi, dan g) kreativitas.

(27)

10

2) Hasil belajar ranah afektif yaitu merujuk pada hasil belajar yang berupa kepekaan ras atau emosi, yang terdiri dari : a) kepekaan,

b) partisipasi,

c) penilaian dan penentuan sikap, d) organisasi,

e) pembentukan pola hidup.

3) Hasil belajar psikomotor meliputi gerak sederhana dan gerakan kompleks yang terbimbing hingga gerak kreativitas. Selanjutnya, hasil belajar menurut Sudjana (2009:22) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalamannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2014:23) mengenai hasil belajar meliputi tiga ranah atau matra yaitu matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing-masing matra atau domain ini dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan (level of competence). Rincian ini dapat disebutkan sebagai berikut :

a) Kognitif Domain :

(1) Knowledge (pengetahuan, ingatan)

(2) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh)

(28)

11

(4) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru)

(5) Evaluation (menilai) (6) Aplication (menerapkan) b) Affective Domain :

(1) Recieving (sikap menerima)

(2) Responding (memberikan respons) (3) Valuing (nilai) (4) Organization (organisasi) (5) Characterization (karakterisasi) c) Psychomotor Domain : (1) Initianory level (2) Pre-routine level (3) Rountinized level.

Menurut Suprijono dalam Thobrani dan Mustofa (2011:22) hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menguatkan pendapat teori sebelumnya menurut Gagne dalam Suprijono (2009:5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan, yang merujuk pada :

(29)

12

1) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis,

2) keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang, keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasikan, kemampuan analitas-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif khas,

3) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah,

4) keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani, dan

5) sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut sikap berupa kemampuan menginternalisasikan dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Berdasarkan pendapat para ahli sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

(30)

kemampuan-13

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalamannya sehingga mengakibatkan perubahan dalam tiga domain yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotorik.

c. Pengertian Matematika

Matematika merupakan displin ilmu pengetahuan yang terdiri dari penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian. Menurut Sholikhah (2016:48), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Selanjutnya Suandito (2017:17) matematika seperti definisi, teorema dan pernyataan lainnya pada umumnya berbentuk kalimat logika, dapat berupa implikasi, biimplikasi, negasi atau berupa kalimat berkuantor. Lebih lanjut menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010:1) matematika adalah bahasa simbol dan ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisir, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksimo atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

Berdasarkan pendapat para ahli sebelumnya dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan simbol yang kompleks sehingga penting

(31)

14

dipelajari karena matematika terlahir dari peradaaban manusia.

d. Pengertian Bangun Datar

Salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran matematika adalah materi bangun datar. Menurut Kesowo (2007:64) bangun datar adalah bangun geometri yang terdiri dari satu bidang datar, sedangkan menurut Prasetyono (2009:257) bangun datar adalah bidang datar yang dibentuk oleh tiga atau lebih garis yang saling terhubung satu sama lain sebagai sisinya. Tiga garis lurus apabila dihubungkan akan membentuk bidang datar segitiga. Empat garis lurus bila dihubungkan akan membentuk bidang segi empat. Selanjutnya menurut Ali ( 2011:28) setiap bangun datar memiliki sifat: 1) persegi mempunyai sifat keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku, 2) persegi panjang memiliki sifat dua pasang sisi yang berhadapan sama panjang dan keempat sudutnya siku-siki, 3) segitiga sifatnya mempunyai tiga sisi dan mempunyai tiga sudut. Menguatkan pendapat teori di atas menurut Prasetyono (2009: 275) bangun datar adalah bidang datar yang dibentuk oleh tiga atau lebih garis yang saling terhubung satu sama lain sebagai sisi-sisinya, yang terdiri dari persegi panjang dan segitiga. Persegi panjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama

(32)

15

panjang serta keempat sudutnya siku-siku dan memiliki sifat 1) sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, 2) keempat sudutnya membentuk sudut siku-siku (90º), 3) mempunyai dua buah diagonal yang sama panjang dan saling berpotongan di titik pusat persegi yang membagi diagonal menjadi dua bagian sama panjang dan 4) mempunyai dua buah sumbu simetri yaitu sumbu horizontal (mendatar) dan sumbu vertikal (tegak lurus). Lebih lanjut, menurut Roji dalam Sholikhah (2016: 48) Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung.Berdasarkan pendapat para ahli diatas sebelumnya maka dapat disimpulkan bangun datar adalah bangun geometri yang terdiri dari satu bidang dataryang terdiri dari beberapa bentuk yaitu persegi, persegipanjang dan segitiga.

Jadi, yang dimaksud hasil belajar matematika bangun datar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar bangun datar sehingga terjadinya perubahan dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dimensi hasil belajar matematika bangun datar adalah persegi, persegi panjang dan segitiga dengan indikator mengukur besar sudut persegi, menggambar bentuk persegi, menghitung keliling dan luas persegi, mengukur besar sudut persegi panjang, menggambar bentuk persegi panjang,

(33)

16

menghitung keliling dan luas persegi panjang, mengukur besar sudut segitiga, menggambar bentuk segitiga serta menghitung keliling dan luas segitiga.

2. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Menurut Djamarah dan Zain ( 2013:120) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran, selanjutnya menurut Munandi (2013 :6) kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti ‘tengah’, ‘pengantar’, atau ‘perantara’. Media dalam bahasa arab media disebut ‘wasail’ bentuk jama dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya juga ‘tengah’. Kata ‘tengah’ itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga perantara (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka pengertian media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan yakni mengantarkan atau menghubungkan pesan yang ingin disampaikan.

(34)

17 b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan serangkaian proses yang terjadi dalam kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Winkel dalam Siregar dan Nara (2010:12) pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Selanjutnya menurut Gagne dalam Siregar dan Nara (2010:12) pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Kemudian menurut Romizowski dalam Kurniawan (2014:27) menjelaskan bahwa pembelajaran itu memiliki dua ciri yaitu aktivitas yang berorientasi pada tujuan yang spesifik serta adanya sumber dan aktivitas belajar yang telah direncankan sebelumnya. Tujuan, sumber dan aktivitas belajar yang ditetapkan sebelum proses belajar mengajar terjadi inilah yang terpenting.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa yang harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan,

(35)

18

mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Tujuan, sumber dan aktivitas harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan agar tercapinya tujuan pembelajaran.

c. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat untuk mempermudah dalam proses pembelajaran. Munadi berpendapat (2013 : 7) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Lebih lanjut menurut Kurniawan (2014:176) media pembelajaran diartikan sebagai wahana yang dimuati pesan yang akan disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Selanjutnya menurut Sadiman et el ( 2010:7) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa media pembalajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan

(36)

19

dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

d. Jenis – jenis Media Pembelajaran

Menurut Djamarah dan Zain ( 2013:124) macam-macam media pembelajaran bisa di lihat dari jenisnya dan daya liputnya, yaitu :

1) Dilihat dari jenisnya, media auditif, merupakan media yang hanya mengendalikan kemampuan suara saja seperti radio, media visual, adalah media yang hanya mengendalikan indra penglihatan seperti foto, gambar dan film strip,dan media audiovisual, adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

2) Dilihat dari daya liputanya, media dibagi ke dalam media dengan daya liput luas dan serentak, penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama, contoh radio dan televisi, dan media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, media ini dalam penggunannya membutuhkan ruang dan waktu yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap. Sedangkan Taksonomi menurut Rudy Brtez dalam Sadiman (2010: 20)

(37)

20

membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga menjadi ke 8 jenis media : a) media audio visual gerak

b) media audio visual diam c) media audio semi-gerak d) media visual gerak e) media visual diam f) media semi-gerak g) media audio dan h) media cetak.

Lebih lanjut fungsi media menurut Gagne dalam Daryanto (2010:17) media digolongkan menjadi tujuh kelompok yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi dan pemberian umpan balik.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka pengertian jenis-jenis media pembelajaran adalah media yang terdiri dari media visul, media audio dan media audiovisual. Media visual yang

(38)

21

bisa berbentuk gambar yang mengandalkan indera penglihatan sedangkan media audio yang bisa mengeluarkan suara dan media audiovisual adalah segala media yang bisa menampilkan gambar dan mengeluarkan suara seperti video.

e. Fungsi Media Pembelajaran

Adapun fungsi dari media pembelajaran menurut Munadi (2013: 37) yaitu:

1) Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar 2) Fungsi semantik

3) Fungsi Manipulatif 4) Fungsi Psikologis 5) Fungsi Sosio-Kultur.

Media pembelajaran sebagai sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinnkan (memudahkan) terjadinya proses belajar, fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak-anak (tidak verbalitas), fungsi munipulatif yaitu kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, fungsi atensi yaitu media pembalajaran dapat meningktakan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar, dan fungsi sosio-kultur yakni mengatasi hambatan sosio-kultur

(39)

22

antarpeserta komunikasi pembelajaran. Lebih lanjut menurut Daryanto (2010:5) fungsi media pembelajaran antara lain : 1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas

2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra

3) menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar

4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya

5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Sedangkan menurut Sadiman (2010: 17) fungsi media pembelajaran antara lain :

a) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra c) penggunaan media pendidikan secara tepat dan

bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik

d) sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap

(40)

23

siswa,maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. 3. Media Pembelajaran Menara Hanoi dan Origami

a. Menara Hanoi

Menara hanoi dapat digunakan sebagai media pembalajaran berupa teka-teki matematika. Menurut Harahap, dkk (2008:19) menyatakan bahwa menara hanoi, ditemukan oleh ahli matematika perancis Edouard Lucas pada tahun 1883. Ide dasar teka-teki tersebut adalah diberikan sebuah menara dengan delapan cakram tersusun berurutan dari ukuran kecil ke ukuran besar pada salah satu dari tiga tiang yang tersedia. Tujuan dari teka-teki ini adalah memindahkan seluruh cakram pada tiang satu ke tiang lainnya, dengan ketentuan pindahkan hanya satu cakram pada satu satuan waktu dan tidak menempatkan cakram dengan ukuran yang lebih besar besar diatas cakram yang berukuran lebih kecil. Lebih lanjut menurut Bakti (2017:257) Menara Hanoi adalah sebuah permainan matematis atau teka-teki. Permainan ini terdiri dari tiga tiang

(41)

24

(terdiri dari tiang asal, tiang bantu, dan tiang tujuan) dan sejumlah cakram dengan ukuran berbeda-beda yang bisa dimasukkan ke tiang mana saja. Permainan dimulai dengan cakram-cakram yang tertumpuk rapi berurutan berdasarkan ukurannya dalam tiang asal, cakram terkecil diletakkan teratas, sehingga membentuk kerucut.

b. Menara Hanoi yang di Modifikasi

Menara hanoi merupakan media pembelajaran yang terbuat dari kayu yang berbentuk seperti menara dengan panjang papan 75 cm dan tinggi pasaknya 29 cm, kayu tersebut dibuat dengan bentuk bangun datar yang terdiri dari persegi, persegi panjang dan segitiga. Setiap pasak memiliki 10 buah keping bentuk gepmetri yang terdiri dari persegi, persegi panjang dan segitiga yang terdiri dari bentuk terbesar sampai terkecil. Bangun datar ditempatkan pada papan yang panjang dan diberi tiang sebagai pasak agar mempermudah peserta didik ketika melakukan kegiatan untuk mengurutkan dari bangun datar dari yang terbesar sampai yang terkecil, setiap bangun datar diberi warna selain memperindah tampilan sekaligus menegaskan tentang konsep warna.

1) Langkah-langkah Penggunaan Media Menara Hanoi

Untuk menyusun menara hanoi dengan sempurna maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

(42)

25

(a) Kelompokkan terlebih dahulu setiap bangun datar yang akan di susun dimulai dari bentuk persegi, persegi panjang dan segitiga

(b) Kemudian cari ukuran terbesar dari masing-masing bangun datar

(c) Setelah mengetahui dari ukuran masing-masing bangun datar, masukkan satu persatu kepingan bangun datar ke cakram yang sudah disediakan

(d) Selanjutnya di susun dari ukuran terbesar sampai terkecil dari setiap bangun datar

2) Kekurangan dan Kelebihan dari media menara hanoi (a) Kekurangan

- Ukurannya cukup berat - Bentuknya kecil, (b) Kelebihan

- Penampilannya menarik karena berwarna, yang terdiri dari warna kuning, hijau, merah dan biru

- Dapat dimainkan untuk beberapa siswa, sehingga memerlukan kerjasama

- Dapat merangsang motorik halus siswa ketika menyusun setiap keping dari menara hanoi

(43)

26

Gambar 2.1 Menara hanoi yang dimodifikasi c. Pengertian Origami

Origami dapat digunakan sebagai salah satu media pembalajaran yang efektif pada materi bangun datar. Menurut Imania (2017:48) Kata Origami berasal dari Bahasa Jepang yang merupakan gabungan dari kata Oru (lipat) dan Kami (kertas). Oleh sebab itu, secara sederhana, Origami dapat diartikan sebagai seni melipat kertas. Origami bisa menggunakan berbagai jenis kertas, namun demikian, ada juga beberapa purist (sebutan untuk para pengamal origami) yang memberlakukan syarat ketat pada origami, diantaranya hanya kertas berbentuk bujursangkar yang boleh digunakan, serta tidak diperkenankan menggunakan gunting dan lem. Lebih lanjut menurut Kusumaningrum (2016:21) Origami merupakan seni membuat bentuk yang tercipta dengan cara melipat kertas. Bahan yang dibutuhkan untuk berkreasi dengan origami adalah kertas. Hampir semua jenis kertas dapat digunakan untuk

(44)

27

origami. Kertas origami standard merupakan kertas tipis dengan ukuran 15cm x 15cm. Kertas tersebut memiliki suatu warna tertentu pada satu sisinya, sedangkan sisi lainnya tidak berwarna atau putih. Sebagian besar model origami dibuat dengan menggunakan kertas berbentuk bujur sangkar.

1) Kelebihan dan Kekurangan Origami (a) Kelebihan

- Media ini berwarna-warni untuk pengenalan konsep warna.

- Dapat digunakan sebagai media kertas lipat untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi bangun datar.

- Dapat membimbing siswa untuk mengenal konsep perbandingan bentuk.

- Dapat melatih motorik halus siswa, ketika siswa belajar melipat

- Dapat merangsang kreativitas siswa - Ramah lingkungan

(b) Kekurangan

- Bentuk origami yang sangat kecil sehingga susah untuk dibentuk.

- Mudah kusut dan mudah robek. - Mudah terbakar

(45)

28

4. Karakteristik Perkembangan Kelas III SD

Anak usia kelas III berada pada rentan usia antara 9-10 tahun. Menurut Yusuf (2007:178) pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat bereaksi atas rangsangan intelektual atau melaksanaan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis dan menghitung). Menurut Piaget dalam Yusuf (2007:6) anak usia 6-11 sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkinnya untuk dapat memecahkan masalah secara logis

Lebih lanjut menurut Nurihsan dan Agustin (2013:19) karakteristik masa kanak-kanak dan akhir dan anak sekolah (6-12 tahun) antara lain belajara keterampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari-hari, membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai organisme yang sedang tumbuh-kembang, belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya, belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria dan wanita, mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari, mengembangkan kata hati, moralitas atau suatu skala nilai-nilai, mencapai kebebasan pribadi dan mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-institusi sosial.

(46)

29

Selanjutnya Hapsari (2016:254) menyatakan bahwa karakteristik anak usia SD yang berada dikelas rendah antara lain, adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani (keterampilan kesehatan) dengan prestasi sekolah, bersikap tunduk pada peraturan permainan tradisional, memiliki kencendrungan untuk memuji diri sendiri, suka membandingkan dirinya dengan orang lain, terutama bila menguntungkan dirinya, anak belum mengganggap bahwa tugas itu penting, sehingga mereka belum mempersoalkan bahwa tugas atau soal harus diselesikan atau tidak, anak menginginkan nilai raport yang baik walau pun mereka tidak memperdulikan apakah prsetasinya pantas dinilai baik atau tidak baik.

B. Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan alat untuk mengukur ketercapaian dari sebuah proses pembelajaran. Khususnya pembelajaran matematika materi bangun datar pada siswa kelas III SD, masih belum menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik mengalami kejenuhan karena peserta didik tidak dapat meraba secara langsung dari bentuk bangun datar sehingga peserta didik hanya berandai-andai saja. Padahal pembuatan media pembelajaran tidak selalu rumit dan memerlukan biaya yang mahal tetapi pembuatan media pembelajaran dapat dibuat dengan barang-barang yang dianggap sudah terbuang dan dapat

(47)

30

diperbaharui kembali yaitu salah satunya dengan menggunakan media menara hanoi yang dimodifikasi yang terbuat dari kayu bekas yang sudah tidak terpakai namun dibuat dengan sekreatif dan semenarik mungkin dan ditambah dengan media lainnya yaitu origami. Peserta didik dapat meraba secara langsung bentuk dari bangun datar tersebut C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah : Melalui Media Menara Hanoi dan Origami Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Pada Siswa Kelas III di SDN Karang Satria 02.

(48)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Karang Satria 02 Jl. Satria Raya No.1 RT 05/06 Kelurahan Karangsatria Kec. Tambun Utara Kab. Bekasi Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini untuk siswa kelas III pada mata pelajaran matematika dengan materi Bangun Datar di semester II (dua), peneliti memilih SD tersebut berdasarkan observasi pada pra penelitian khususnya pada pelajaran matematika pada materi Bangun Datar yang masih menggunakan metode konvensional serta tidak menggunakan media pembelajaran pada saat kegiatan proses belajar mengajar berlangsung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018, yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2018. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah.

(49)

32 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No . Jenis kegiatan Bulan/ Minggu

April Mei Januari Februari Maret April Mei 1. Persiapan Penyusunan proposal X X X X X X Seminar proposal X Revisi proposal X X X X 2. Pelaksanaan Pelaksanaan Pra siklus dan Tindakan Siklus I X X X X Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 X X X 3. Penyusunan Laporan Penelitian Penyusunan Laporan Hasil Penelitian X X X X X X X X X X Sidang Skripsi Revisi Skripsi B. Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2008:2) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tiga pengertian. Pertama, penelitian yang menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Kedua, tindakan yaitu menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk

(50)

33

siswa. Ketiga, kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Selanjutnya menurut Hopkins dalam Kunandar (2011:41) PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang : (a) praktik-praktik kependidikian mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan, sedangkan menurut Salahudin (2015:24) PTK adalah penelitian praktis untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan bentuk reflektif berupa tindakan tertentu agar dapat memperbaiki praktik pembelajaran dikelas secara efektif dan efisien serta profesional. Selanjutnya menurut Mulyasa (2013:152) penelitian tindakan kelas adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif. Kolaborasi adalah adanya kerjasama antara berbagai displin ilmu, keahlian dan profesi dalam memecahkan masalah. Partisipatif adalah dilibatkannya

(51)

34

khalayak sasaran dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, melaksanakan kegiatan, dan melakukan penilaian akhir, menguatkan pendapat beberapa pendapat para ahli menurut Sanjaya (2009:26) penelitian tindakan kelas adalah sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Model penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model penelitian tindakan menurut Kemmis dan Taggart. Penelitian ini melalui 2 siklus dengan 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanan, pengamatan dan refleksi.

C. Prosedur Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian dirancang dalam 4 tahapan yang harus dilalui yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting). Perencanaan sebagai dasar untuk mengindentiifaksi masalah, pelaksanaan sebagai penerapan tindakan yang mengacu pada skenario tindakan, kemudian pengamatan dilakukan sebagai dasar penilaianyang dilakukan dengan observasi dengan menggunakan format penilaian dan refleksi sebagai evaluasi dari semua tindakan yang dilakukan dari setiap proses.

(52)

35 D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Menurut Tampubolon (2014:35) bahwa keberhasilan tindakan, apabila rata-rata kelas telah mencapai minimal 75%, hal ini sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan di SDN Karangsatria 02 yaitu 75. Peneliti dengan kolaborator dalam penelitian ini sepakat bahwa Kriteria Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah jika 75% mampu mengerjakan soal tes materi bangun datar. E. Desain dan Prosedur Tindakan

1. Desain Tindakan

Penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar bangun datar melalui media menara hanoi yang dimodifikasi. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengenalkan dan menerapkan penggunaan media menara hanoi yang di modifikasi dan origami dalam pembelajaran bangun datar agar peserta didik dapat dengan langsung meraba bentuk bangun datar tersebut agar peserta didik tidak berandai-andai lagi.

Penelitian dilaksanakan pada semester genap bulan Februari hingga bulan Maret 2018 di SD Negeri Karang Satria 02 dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator, guru yang mengajar kelas III. Tindakan dilakukan dengan cara perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).

(53)

36 Gambar 3.1

Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Taggart 2. Prosedur Tindakan

Peneliti membuat persiapan yang mencakup semua langkah tindakan yang terperinci yaitu mulai dari memilih Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi, memilih materi pembelajaran, menentukan alokasi waktu dalam pembelajaran, rencana pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran, menentukan model pembelajaran, menentukkan media dan menyiapkan alat pengumpulan data seperti kamera dan lain-lainnya.

Berikut tahapan tindakan yang dilakukan sesuai dengan Kemmis dan Taggart yang terdiri dari :

a. Kegiatan Pra Siklus

Sebelum melakukan penelitian dalam siklus 1, peneliti harus melakukan beberapa persiapan yang akan menunjang dari kegiatan siklus selanjutnya, persiapan tersebut diantarnya :

(54)

37

1) Membuat surat izin untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas di sekolah yang akan diteliti, yaitu SD Negeri Karang Satria 02.

2) Mencari dan mengumpukan data peserta didik yang akan menjadi subjek penelitian yaitu peserta didik kelas III SD. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, kenyataan yang terjadi dilapangan bahwa guru enggan membuat media pembelajaran dalam materi bangun datar. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran kurang menyenangkan dan membosankan, karena peserta didik tidak mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung bentuk dari bangun datar.

3) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian yaitu dari bulan Februari sampai bulan Maret 2018. Mempersiapkan bahan, media dan alat yang akan digunakan dalam proses penelitian yang terkait dengan pelaksaaan kegiatan mempelajari bangun datar melalui media menara hanoi dan origami.

b. Kegiatan Siklus 1

Setelah melakukan persiapan dari pra penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah penelitian tindakan yang dimulai dari siklus I dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

(55)

38 1) Perencanaan (planning)

Setelah melakukan observasi pra-penelitian, peneliti menyusun beberapa perencanaan untuk pelaksanaan penelitian tindakan siklus I, yaitu: (1) peneliti bersama kolaborator menentukan pokok bahasan menggunakan media menara hanoi yang dimodifikasi untuk meningkatkan hasil belajar bangun datar, kemudian peneliti bersama kolaborator menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan selama proses siklus I, (2) menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, (3) menyiapkan alat yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data yaitu pedoman tes, kamera dan catatan lapangan saat dilaksanakannya penelitian.

2) Tindakan (acting)

Setelah menentukan tempat dan menyiapkan peralatan media yang akan dijadi media dalam pembelajaran, maka peneliti dan kolaborator memulai pelasanaan yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sebelumnya sudah dirancang. Tahapan dari setiap tindakan disetiap siklusnya terdiri atas 4 pertemuan masing-masing alokasi waktunya 2 x 35 menit, yaitu 5 menit untuk pembukaan (apersepsi) , 45 menit untuk pengenalan sifat-sifat bangun datar dan cara menggunakan media menara

(56)

39

hanoi dan 20 menit untuk evaluasi. Setiap diakhir siklus I dan siklus II dari kegiatan pembelajaran bangun datar akan dilakukan skor hasil evaluasi formatif pada setiap akhir pokok bahasan yang akan menjadi bahan refleksi yang akan dilakukan peneliti bersama kolaborator pada akhir siklus I. Refleksi secara keseluruhan dari siklus I akan dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator pada akhir siklus setelah 4 kali pertemuan, sama halnya dengan siklus II, refleksi juga dilakukan di akhir pertemuan yaitu pada pertemuan keempat 3) Pengamatan (observing)

Pada kegiatan pengamatan ini peneliti bersama kolaborator melakukan pengamatan pada proses pembelajaran untuk melihat tindakan-tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. Hasil pengamatan ditulis dalam bentuk uraian pada lembar catatan lapangan berdasarkan pengamatan secara langsung, peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi di setiap akhir pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk melihat hasil belajar dari dilaksanakannya kegiatan pembelajaran tersebut. 4) Refleksi (reflecting)

Refleksi bisa disebut juga sebagai evaluasi, tujuan dari refleksi ini untuk mengatahui sampai dimana kemampuan peserta didik untuk memahami materi bangun datar setelah

(57)

40

menggunakan media papan menara hanoi. Refleksi ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang menyebabkan tidak tercapainya dari setiap tindakan.

F. Sumber Data

Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa informasi tentang partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas data penelitian ini dikumpulkan dari beberapa sumber yaitu:

1. Siswa kelas III SD Negeri Karang Satria 02.

2. Guru kelas III SD Negeri Karang Satria 02 guna memperoleh informasi siswa secara lengkap mengenai aktivitas belajar siswa dan nilai harian maupun ulangan siswa pada pembelajaran matematika.

3. Tempat dan Peristiwa berlangsungnya peristiwa dan aktivitas pembalajaran Matematika dalam hal ini lokasinya di Kelas III SD Negeri Karang Satria 02.

G. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Untuk keperluan pengumpulan data tentang proses dan hasil yang dicapai dipergunakan :

(58)

41

a. Nilai Ulangan Harian Matematika Siswa

Nilai ulangan harian matematika siswa didapat dari nilai ulangan pada materi bangun datar yaitu materi sebelum dilakukannya penelitian ini. Nilai ulangan harian matematika siswa ini dimaksudkan untuk memperoleh gambarantentang prestasi belajar matematika siswa kelas III semester dua. Nilai ini kemudian dijadikan prestasi awal dalam penelitian.

b. Tes

Menurut Arikunto dalam Wulan (2015:3) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan. Instrument tes ini untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa. Tes yang digunakan yaitu dengan tes tertulis. Hasil tes ini diperoleh dari lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru, dalam pembelajaran yang menggunakan media menara hanoi dan origami

c. Lembar Tes

Lembar tes berupa soal aktivitas belajar siswa yang harus di isi ketika sudah diberikan materi pelajaran dengan menggunakan media menara hanoi dan origami. Hasil dari lembar tes ini disajikan data aktivitas belajar matematika siswa dan bahan untuk perbaikan tiap siklus.

(59)

42 H. Kisi-kisi Instrumen

Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen dari hasil belajar matematika. Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Vari

abel Dim

ensi Indikator Nomor

Jum lah soal Hasi l Bela jar Sisw a Pers egi 1. M

engukur panjang persegi

2. M

enggambar bentuk persegi

3. M

enghitung keliling dan luas persegi

1,2,3,2 0 21,22, 23 4,5,6 4 3 6 Pers egi panj ang 1. M

engukur persegi panjang

2. M

enggambar bentuk persegi panjang

3. M

enghitung keliling dan luas persegi

16,17, 18 24,25, 26,27 7,8,9 3 4 3 Segi tga 1. M

engukur panjang segitiga

2. M

enggambar bentuk segitiga

3. M

enghitung keliling dan luas segitiga

10,11, 12,19 28,29, 30 13,14, 15 4 3 3

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian, selanjutnya diinterpretasikan melalui analisis perhitungan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(60)

43

Pada penelitian ini, dilakukan juga perhitungan terhadap mean, nilai tertinggi, dan nilai terendah dalam kelas yang menjadi sampel penelitian. Mean diinterpretasikan untuk mengetahui indeks rata-rata dari suatu kelas, nilai tertinggi diinterpretasikan untuk melihat nilai-nilai terendah dalam suatu kelas.

Untuk menghitung rata-rata yaitu dengan menggunakan Mean. Sugiono, (2012:49) menyatakan bahwa, Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata kelompok tersebut. Rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.

2. Persentase

Persentase digunakan untuk menghitung seberapa besar data siswa yang mencapai KKM pada tiap siklus. Selain itu, lembar tes siswa dihitung menggunakan persentase. Persentase ditulis dengan menggunakan simbol persen (%).

3. Grafik

Selain itu, data yang telah didapati dari hasil penelitian dari data pra siklus siklus I dan siklus II, dapat disajikan dengan dibuatkan diagram batang untuk memberikan gambaran tentang hasil penelitian yang diperoleh mengenai hasil belajar matematika

(61)

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di SD Negeri Karang Satria 02 terletak di Jl. Satria Raya No.1, Karang Satria, Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat. Subjek yang menjadi penelitian adalah siswa kelas III C yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa dan 10 siswi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dideskripsikan data hasil penelitian untuk melihat pengaruh pemberian tindakan melalui media pembelajaran menara hanoi yang dimodifikasi dan origami terhadap hasil materi bangun datar. Penelitian tindakan kelas ini mulai disusun sebagai berikut :

1. Data Pra Siklus

Sebelum peneliti melakukan kegiatan pra siklus, peneliti melakukan persiapan-persiapan pra siklus yaitu dengan cara mencari dan mengumpulkan data siswa kelas III C melalui tes formatif dan wawancara dengan guru kelas pada tanggal 30 Januari 2018. Data yang diperoleh di kelas III C SD Negeri Karang Satria 02, tidak menggunakan media pembelajaran pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

(62)

45

Peneliti juga melakukan pra tes untuk memperoleh hasil belajar matematika materi bangun datar sebelum dilakukan tindakan. Data pra siklus menunjukkan bahwa pembelajaran matematika sebelum dilakukan tindakan, proses pembelajaran kurang kondusif. Proses pembelajaran yang dilaksanakan berpusat pada guru sehingga siswa lebih pasif hanya mendengarkan guru menjelaskan materi. Sehingga membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik dalam kegiatan pembelajaran matematika. Pada saat mengerjakan soal tes pra siklus, masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut. Setelah hasil lembar kerja siswa dikumpulkan, peneliti mengoreksi hasil tes siswa. Berdasarkan hasil tes menunjukkan bahwa nilai rata-rata 39.04% dengan nilai tertinggi 48 dan 33 nilai terendah.

Pada tabel 4.1 dibawah tentang hasil tes pada pra siklus, diketahui bahwa hasil belajar siswa memiliki nilai rata-rata sebesar 39,04%. Berdasarkan hasil tes, dari 25 siswa belum ada yang memperoleh nilai 75. Perolehan tersebut menunjukkan hasil belajar matematika masih rendah. Hal ini dikarenakan belum diberikannya kegiatan pembelajaran melalui media menara hanoi dan origami.

(63)

46 Tabel 4.1

Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

No Nama Nilai Ket.

1. ABP 40 BT 2. ABM 44 BT 3. AFS 33 BT 4. AMA 44 BT 5. AP 33 BT 6. CAP 37 BT 7. DFF 37 BT 8. FAR 40 BT 9. FTR 44 BT 10. GHP 37 BT 11. KDF 37 BT 12. MR 37 BT 13. MDZA 33 BT 14. MDI 40 BT 15. MF 40 BT 16. MFA 48 BT 17. NS 40 BT 18. NT 40 BT 19. RFG 33 BT 20. RA 33 BT 21. RF 37 BT 22. RI 40 BT 23. SAS 37 BT 24. WAS 40 BT 25. YAZ 48 BT Nilai Terendah 33 Nilai Tertinggi 48 Jumlah 976 Rata-rata 39,04 Presentase 10,6%

Perolehan tersebut menunjukkan hasil belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini dikarenakan belum diberikannya kegiatan pembelajaran melalui media menara hanoi dan origami.

(64)

47

Berikut temuan-temuan yang harus diperbaiki pada siklus I. Temuan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2

Temuan – temuan yang harus diperbaiki pada Siklus I No Temuan Pada Pra-Siklus Rencana Perbaikan

1. Sebagian siswa hanya mengetahui bentuk dari setiap bangun datar dari gambar tanpa melihat secara langsung

Peneliti dan guru menyiapkan media pembelajaran agar aspek ini menjadi lebih baik

2. Dari 25 siswa baru 5 siswa yang memiliki hasil belajar materi bangun datar yang cukup baik

Peneliti dan guru lebih intensif membantu dan membimbing anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar materi bangun datar

2. Data Siklus I

Siklus I dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Kegiatan siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dengan alokasi 2 x 35 menit. Sebelum siklus I dilaksanakan, peneliti mempersiapkan bahan ajar yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian peneliti menyiapkan media menara hanoi sebagai

(65)

48

media belajar siswa tentang materi bangun datar. Peneliti juga menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan, lembar soal dan alat dokumentasi selama pembelajaran berlangsung. Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan, lembar soal dan dokumentasi (kamera).

b. Tahap Pelaksanaan

Pada siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dengan alokasi 2 x 35 menit. Pada siklus ini materi yang akan dibahas adalah bangun datar. Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan yaitu sebagai berikut:

Pertemuan I (Senin, 5 Februari 2018) 1) Kegiatan Awal (±10 menit)

Kegiatan pembelajaran ini berlangsung selama 2 x 35 menit. Sebelum kegiatan belajar dimulai, guru memberikan salam dan siswa menjawabnya, menanyakan mengabsen kehadiran dan melakukan apersepsi dan motivasi kepada para siswa serta menginformasikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (±50 menit)

Selanjutnya, guru menjelaskan terlebih dahulu cara mengukur panjang persegi dengan menggunakan penggaris serta cara menggambar bentuk persegi. Setelah itu, guru memperlihatkan media menara hanoi yang terdiri dari

(66)

49

berbagai bentuk bangun datar yang dapat mempermudah siswa untuk mengukur panjang persegi serta papan menara hanoi harus disusun berdasarkan kepingan dari ukuran dari yang terbesar sampai terkecil dan guru menjelaskan aturan bermainnya. Guru membagi kelompok setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang untuk menyusun menara hanoi. Setiap siswa di minta menyiapkan alat bantu untuk bermain yaitu berupa pensil dan buku berpetak untuk menyelesaikan soal yaitu menggambar bentuk persegi.

3) Kegiatan Akhir (±10 menit)

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, kemudian pembelajaran diakhiri dengan doa dipimpin oleh ketua kelas dan guru mengucapkan salam. Pertemuan II (Selasa, 6 Februari 2018)

1) Kegiatan Awal (±10 menit)

Kegiatan pembelajaran ini berlangsung selama 2 x 35 menit. Sebelum kegiatan belajar dimulai, guru memberikan salam dan siswa menjawabnya, menanyakan mengabsen kehadiran dan melakukan apersepsi dan motivasi kepada para siswa serta menginformasikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (±50 menit)

Selanjutnya, guru mengingatkan kembali materi mengukur besar panjang persegi dan menggambar bentuk

(67)

50

persegi dengan melakukan tanya jawab dan menjelaskan menghitung keliling dan luas persegi serta mengukur panjang persegi panjang. Setelah itu, guru menunjukan media menara hanoi yang dimodofikasi dapat digunakan untuk mengukur panjang persegi panjang menjelaskan kembali cara dan aturan bermain menara hanoi , kemudian setiap siswa diminta kembali untuk menyiapkan pensil sebagai alat bantu untuk menyelesaikan soal yang sudah disediakan.

3) Kegiatan Akhir (±10 menit)

Guru bersama siswa menyimpulkan materi cara menghitung keliling dan luas persegi yang telah dipelajari, kemudian pembelajaran diakhiri dengan doa dipimpin oleh ketua kelas dan guru mengucapkan salam.

Pertemuan III (Selasa, 12 Februari 2018) 1) Kegiatan Awal (±10 menit)

Kegiatan pembelajaran ini berlangsung selama 2 x 35 menit. Sebelum kegiatan belajar dimulai, guru memberikan salam dan siswa menjawabnya, menanyakan mengabsen kehadiran dan melakukan apersepsi dan motivasi kepada para siswa serta menginformasikan tujuan pembelajaran.

Gambar

Gambar 2.1 Menara hanoi yang dimodifikasi  c.  Pengertian Origami
GAMBAR 3.1  PRA SIKLUS
GAMBAR SIKLUS I
GAMBAR SIKLUS II

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE DISCOVERY DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SD NEGERI WIROGUNAN

Skripsi yang berjudul “ Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Keliling dan Luas Segitiga” (Penelitian

Skripsi yang berjudul peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga melalui pendekatan matematika realistik

Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and earning (CTL) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Materi Keliling dan Luas Segitiga Kelas VII MTs Al-Huda Bandung

Dari hasil pelaksanaan evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan yaitu mencari keliling persegi dan persegi panjang, dapat diketahui pada siklus I jumlah dari 14

Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar dengan menggunakan pendekatan PMRI, yang meliputi perencanaan

Telah terbuktinya penggunaan media Game Quizizz dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika materi luas segiempat dan segitiga siswa kelas VII

Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar dengan menggunakan pendekatan PMRI, yang meliputi perencanaan pembelajaran dan