• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juli 2016 adalah sebesar 103,14, atau naik sebesar 0,13 persen dibanding Juni 2016 yang tercatat sebesar 103,01. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,37 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,24 persen.

 Capaian NTP tertinggi pada Juli 2016 masih terjadi di subsektor hortikultura sebesar 112,84 sedangkan NTP terendah terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 95,75.

 Peningkatan NTP dipengaruhi oleh naiknya NTP pada tiga subsektor, yakni tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 1,56 persen, diikuti subsektor peternakan sebesar 0,77 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,56 persen. Sedangkan subsektor lainnya yang mengalami penurunan NTP yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor tanaman hortikultura masing-masing sebesar 0,97 persen dan sebesar 0,03 persen.

 NTP Provinsi Maluku tanpa Subsektor Perikanan Juli 2016 sebesar 102,89 atau turun sebesar 0,04 persen dibanding Juni 2016 yang tercatat sebesar 102,93.

 Pada Juli 2016, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,30 persen, disumbangkan oleh beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks atau inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,51 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 0,50 persen, selanjutnya kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,33 persen, kelompok perumahan sebesar 0,16 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi perdesaan masing-masing sebesar 0,03 persen dan sebesar 0,07 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Juli 2016 tercatat sebesar 120,65 atau naik sebesar 0,36 persen dibanding Juni 2016 yang tercatat sebesar 120,21.

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2016 SEBESAR 103,14, NAIK 0,13 PERSEN

1. Nilai Tukar Petani (It)

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi

(2)

maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani.

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Juli 2016 (2012 = 100)

Subsektor B u l a n Persentase

Juni 2016 Juli 2016 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks yang Diterima (It)

a. Tanaman Pangan 125.59 126.53 0.75

b. Hortikultura 140.06 140.27 0.15

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 119.45 118.57 -0.74

d. Peternakan 129.85 131.24 1.07

e. Perikanan 125.79 128.25 1.96

e.1. Perikanan Tangkap 125.47 128.42 2.35

e.2. Perikanan budidaya 127.36 127.43 0.05

f. Gabungan 127.27 127.74 0.37

g. Gabungan Tanpa Ikan 127.45 127.67 0.18

2. Indeks yang Dibayar (Ib)

a. Tanaman Pangan 124.74 124.98 0.19

b. Hortikultura 124.08 124.31 0.18

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 123.55 123.84 0.23

d. Peternakan 122.32 122.69 0.30

e. Perikanan 121.37 121.85 0.40

e.1. Perikanan Tangkap 121.81 122.31 0.41

e.2. Perikanan budidaya 119.14 119.58 0.37

f. Gabungan 123.56 123.85 0.24

g. Gabungan Tanpa Ikan 123.82 124.09 0.22

3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP)

a. Tanaman Pangan 100.68 101.24 0.56

b. Hortikultura 112.88 112.84 -0.03

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 96.68 95.75 -0.97

d. Peternakan 106.15 106.97 0.77

e. Perikanan 103.64 105.25 1.56

e.1. Perikanan Tangkap 103.00 104.99 1.94

e.2. Perikanan budidaya 103.01 103.14 0.13

f. Gabungan 103.01 103.14 0.13

g. Gabungan Tanpa Ikan 102.93 102.89 -0.04

NASIONAL 101.47 101.39 -0.08

(3)

Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Juli 2016, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku mengalami peningkatan sebesar 0,13 persen dibanding Juni 2016, atau naik dari 103,01 pada Juni 2016 menjadi 103,14 pada Juli 2016. Peningkatan NTP pada Juli 2016 disebabkan naiknya indeks harga hasil produksi pertanian sebesar 0,37 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,24 persen.

Peningkatan NTP dipengaruhi oleh naiknya NTP pada tiga subsektor, yakni tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 1,56 persen, diikuti subsektor peternakan sebesar 0,77 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,56 persen. Sedangkan subsektor lainnya yang mengalami penurunan NTP yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor tanaman hortikultura masing-masing sebesar 0,97 persen dan sebesar 0,03 persen.

NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan pada Juli 2016 seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 menunjukan angka sebesar 102,89, atau turun sebesar 0,04 persen dibanding Juni 2016 yang tercatat sebesar 102,93.

Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Juli 2016, NTP Provinsi Maluku Juli 2016 berada di atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 101,39.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Juli 2016 sebesar 127,74 atau naik sebesar 0,37 persen dibanding Juni 2016 yang tercatat sebesar 127,27. Peningkatan It disumbangkan naiknya It pada empat subsektor, yakni tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 1,96 persen, diikuti sub subsektor peternakan sebesar 1,07 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,75 persen, dan terendah subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,15 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan It sebesar 0,74 persen.

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya.

Pada Juli 2016, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 123,85 atau naik 0,24 persen dibanding Juni 2016 yang tercatat sebesar 123,56. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, pada subsektor perikanan sebesar 0,40 persen, diikuti sub subsektor peternakan sebesar 0,30 persen,

(4)

subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,23 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,19 persen, dan terendah subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,18 persen.

4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Pada Juli 2016, NTP-P mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen karena terjadi peningkatan It mencapai 0,75 persen, lebih tinggi dibanding peningkatan Ib yang hanya mencapai 0,19 persen.

Peningkatan It disumbangkan oleh peningkatan pada kelompok palawija sebesar 1,08 persen sedangkan kelompok padi turun sebesar 0,23 persen. Peningkatan Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,21 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,05 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

Pada Juli 2016, NTP-H mengalami penurunan sebesar 0,03 persen dibanding Juni 2016, terjadi karena kenaikan It yang sebesar 0,15 persen lebih rendah dari kenaikan Ib yang sebesar 0,18 persen.

Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok sayur sayuran sebesar 0,60 persen, sedangkan kelompok buah- buahan dan kelompok tanaman obat mengalami penurunan It masing-masing sebesar 0,20 persen, dan sebesar 0,79 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,22 persen. Sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,07 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R)

Pada Juli 2016, NTP-R mengalami penurunan sebesar 0,97 persen dibanding Juni 2016, karena terjadi penurunan It yang sebesar 0,74 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen.

Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,74 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,27 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Juni 2016.

d. Subsektor Peternakan (NTP-T)

Pada Juli 2016, NTP-T mengalami peningkatan sebesar 0,77 persen dibanding Juni 2016, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,07 persen lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,30 persen.

(5)

Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya It pada semua kelompok yakni tertinggi pada kelompok ternak kecil sebesar 1,57 persen, diikuti kelompok hasil ternak sebesar 1,36 persen, kelompok ternak besar sebesar 0,82 persen, dan kelompok unggas sebesar 0,02 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,45 persen, sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,07 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTP-NP)

Pada Juli 2016, NTP-NP mengalami peningkatan sebesar 1,56 persen dibanding Juni 2016, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,96 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,40 persen.

Peningkatan It disebabkan naiknya indeks pada kelompok penangkapan dan kelompok budidaya masing-masing sebesar 2,35 persen dan sebesar 0,05 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,53 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,14 persen.

e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN)

Pada Juli 2016, NTN naik sebesar 1,94 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 2,35 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,41 persen.

e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi)

Pada Juli 2016, NTPi turun sebesar 0,31 persen, terjadi karena It mengalami peningkatan hanya sebesar 0,05 persen dibanding Juni 2016, lebih rendah dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,37 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,52 persen sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,01 persen dibanding Juni 2016.

Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Juli 2016 (2012=100)

Kelompok dan Sub Kelompok B u l a n Persentase

Juni 2016 Juli 2016 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan (NTPP) 100,68 101,24 0,56

a. Indeks Diterima Petani 125,59 126,53 0,75

- Padi 111,2 110,94 -0,23

- Palawija 131,29 132,72 1,08

b. Indeks Dibayar Petani 124,74 124,98 0,19

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128,08 128,35 0,21

(6)

2. Hortikultura (NTPH) 112,88 112,84 -0,03 a. IndeksDiterimaPetani 140,06 140,27 0,15 - Sayur-sayuran 145,98 146,86 0,6 - Buah-buahan 135,83 135,56 -0,2 - Tanaman Obat 128,88 127,86 -0,79 b. IndeksDibayarPetani 124,08 124,31 0,18

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,62 127,90 0,22

- Indeks BPPBM 105,03 104,95 -0,07

3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 96,68 95,75 -0,97

a. IndeksDiterimaPetani 119,45 118,57 -0,74

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 119,45 118,57 -0,74

b. IndeksDibayarPetani 123,55 123,84 0,23 - IndeksKonsumsiRumahTangga 127,44 127,78 0,27 - Indeks BPPBM 105,07 105,07 0 4. Peternakan (NTPT) 106,15 106,97 0,77 a. IndeksDiterimaPetani 129,85 131,24 1,07 - Ternak Besar 127,73 128,78 0,82 - Ternak Kecil 131,98 134,05 1,57 - Unggas 129,43 129,46 0,02 - Hasil Ternak 127,26 128,99 1,36

b. Indeks Dibayar Petani 122,32 122,69 0,3

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,26 130,85 0,45

- Indeks BPPBM 106,59 106,52 -0,07

5. Perikanan (NTNP) 103,64 105,25 1,56

a. Indeks Diterima Petani 125,79 128,25 1,96

- Penangkapan 125,47 128,42 2,35

- Budidaya 127,36 127,43 0,05

b. Indeks Dibayar Petani 121,37 121,85 0,4

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,56 128,23 0,53

- Indeks BPPBM 110,37 110,52 0,14

5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 103 104,99 1,94

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 125,47 128,42 2,35

- Penangkapan Laut 125,47 128,42 2,35

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121,81 122,31 0,41

-Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,59 128,26 0,53

- BPPBM 111,82 112,00 0,16

5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 106,9 106,57 -0,31

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 127,36 127,43 0,05

- Budidaya Air Tawar 100,00 100,00 0,00

- Budidaya Laut 127,54 127,61 0,05

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,14 119,58 0,37

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,41 128,08 0,52

- BPPBM 103,21 103,2 -0,01

(7)

5. Inflasi Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Pada Juli 2016 terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,30 persen.

Peningkatan IKRT disumbangkan oleh beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,51 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 0,50 persen, selanjutnya kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,33 persen, kelompok perumahan sebesar 0,16 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi perdesaan masing-masing sebesar 0,03 persen dan sebesar 0,07 persen.

Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih rendah dari angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,76 persen.

Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku

Juli 2016 (2012=100)

K e l o m p ok Perubahan

(%)

(1) (2)

Bahan Makanan 0,51

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau -0,03

Perumahan 0,16

Sandang 0,50

Kesehatan 0,12

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,33

Transportasi & Komunikasi -0,07

Umum / Gabungan 0,30

(8)

6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran

Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Juli 2016 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 141,38, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 122,16, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 121,33, kelompok sandang sebesar 119,47, kelompok perumahan sebesar 117,67, kelompok kesehatan sebesar 113,24, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 108,48.

Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 )

U r a i a n 2016 Juni 2016 Juli Deflasi Inflasi/

(1) (2) (3) (4)

Bahan Makanan 140,67 141,38 0,51

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 122,2 122,16 -0,03

Transportasi dan Komunikasi 121,42 121,33 -0,07

Sandang 118,87 119,47 0,50

Perumahan 117,48 117,67 0,16

Kesehatan 113,11 113,24 0,12

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 108,12 108,48 0,33

7. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi

Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata tidak mengalami perubahan dibanding Juni 2016.

Namun jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka ada empat kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan yaitu kelompok bibit sebesar 0,02 persen, kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 0,03 persen, dan kelompok sewa lahan, pajak dan lainnya serta kelompok penambahan barang modal masing-masing sebesar 0,05 persen. Sedangkan kelompok transportasi mengalami penurunan indeks sebesar 0,15 persen.

(9)

Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,31 dan terendah adalah kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 101,78.

Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Juli 2016 ( 2012 = 100 ) Kelompok Juni 2016 2016 Juli Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 105,87 105,87 0.00 Bibit 104,4 104,42 0,02

Obat-Obatan dan Pupuk 101,75 101,78 0,03

Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104,14 104,19 0,05

Transportasi 114,48 114,31 -0,15

Penambahan Barang Modal 107,73 107,79 0,05

Upah Buruh Tani 101,94 101,94 0.00

8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Data dalam Tabel 6 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Juli 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen dibanding Juni 2016, yaitu dari 120,21 menjadi 120,65. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 0,37 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Juni 2016.

Peningkatan NTUP pada Juli 2016 disumbangkan oleh meningkatnya NTUP pada empat subsektor, tertinggi oleh subsektor perikanan sebesar 1,82 persen, diikuti subsektor peternakan sebesar 1,14 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,70 persen, dan subsektor tanaman

(10)

hortikultura sebesar 0,22 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTUP sebesar 0,73 persen dibanding Juni 2016.

Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada November 2016 ( 2012 = 100 ) Subsektor B u l a n Perubahan Juni 2016 Juli 2016 (%) (1) (2) (3) (4) a. Tanaman Pangan 119,38 120,22 0,70 b. Hortikultura 133,36 133,65 0,22

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 113,69 112,86 -0,73

d. Peternakan 121,81 123,21 1,14

e. Perikanan 113,96 116,04 1,82

e.1. Perikanan Tangkap 112,21 114,66 2,18

e.2. Perikanan Budidaya 123,41 123,49 0,06

f. Gabungan 120,21 120,65 0,36

g. Gabungan Tanpa Ikan 121,01 121,23 0,19

NASIONAL 109,63 110,02 0,36

(11)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi

e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319, 361320

Gambar

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Juli 2016  (2012 = 100)
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya   Juli 2016  (2012=100)
Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan  Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku
Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga   ( 2012 = 100 )
+3

Referensi

Dokumen terkait

12.2 Setakat mana yang dibenarkan oleh undang-undang dan peraturan yang terpakai, tanpa prejudis kepada mana-mana peruntukan lain di bawah Terma-terma dan Syarat-syarat ini,

Video Klip Meghan Trainor Dear Future Husband Tuai Kecaman (2014, Oktober). Diakses pada tanggal 25 Oktober 2015 dari

untuk binatang dan peralatan yang ia pergunakan dalam penggarapan dan pengolahan lahan tersebut. Ada dua cara atau solusi yang bisa ditempuh supaya hasil tanaman

Lingkupnya dibatasi pada pengujian beberapa faktor yang mempengaruhi piutang tak tertagih, yaitu prosedur masuk rawat yang diterapkan oleh rumah sakit, prosedur lepas rawat

Jenis familia Polypodiaceae banyak ditemukan pada lokasi penelitian ini karena Polypodiaceae memiliki jumlah jenis yang cukup banyak, serta didukung juga dengan

Pengujian validitas angket lebih dititik beratkan pada validits isi (content validity) angket dilakukan dengan analisis rasional, dimana yang menjadi tolak ukur penialain

Instrumen yang digunakan adalah tes yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar ranah kognitif dan lembar observasi keaktifan siswa untuk mengetahui persentase keaktifan

Tugas Akhir dengan judul “ Manajemen Paket Wisata di PT Rayniza Sumber Anugrah ( Rayniza Tour and Travel ) Guna Meningkatkan Pelayanan Terhadap Pelanggan ” yang disusun oleh Yoga