• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Desember 2016 adalah sebesar 100,67, atau turun sebesar 0,15 persen dibanding November 2016 yang tercatat sebesar 100,83. Penurunan ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,44 persen, lebih rendah dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,60 persen.

 NTP tertinggi pada Desember 2016 masih terjadi di subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 111,11 sedangkan NTP terendah terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yang masih tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 92,00.

 Penurunan NTP disumbangkan oleh turunnya NTP pada 3 (tiga) sub sektor yaitu tertinggi subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,22 persen, diikuti subsektor tanaman pangan sebesar 0,87 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,45 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor perikanan mengalami peningkatan NTP masing-masing sebesar 1,09 persen dan sebesar 0,96 persen.

 NTP Provinsi Maluku tanpa Subsektor Perikanan Desember 2016 sebesar 100,01 atau turun sebesar 0,29 persen dibanding November 2016 yang tercatat sebesar 100,31.

 Pada Desember 2016, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,71 persen, disumbangkan oleh 5 (lima) kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks atau inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,34 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,49 persen, kelompok sandang sebesar 0,25 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,19 persen, kelompok perumahan sebesar 0,08 persen. Sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi sebesar 0,09 persen. Untuk kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga ternyata tidak mengalami perubahan dibanding November 2016.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Desember 2016 tercatat sebesar 119,50, naik sebesar 0,39 persen dibanding November 2016 yang tercatat sebesar 119,04.

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU DESEMBER 2016 SEBESAR 100,67, TURUN 0,15 PERSEN

1. Nilai Tukar Petani (It)

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi

(2)

maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani.

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Desember 2016 (2012 = 100)

Subsektor November B u l a n Persentase

2016 Desember 2016 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks yang Diterima (It)

a. Tanaman Pangan 125.15 124.86 -0.24 b. Hortikultura 141.60 140.68 -0.65 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 113.99 115.91 1.68 d. Peternakan 131.43 131.72 0.22 e. Perikanan 130.29 132.19 1.46 e.1. Perikanan Tangkap 131.31 133.59 1.74 e.2. Perikanan budidaya 125.24 125.24 0.00

f. Gabungan 126.52 127.08 0.44

g. Gabungan Tanpa Ikan 126.06 126.46 0.32

2. Indeks yang Dibayar (Ib)

a. Tanaman Pangan 126.72 127.53 0.64 b. Hortikultura 125.88 126.61 0.58 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 125.26 125.98 0.58 d. Peternakan 124.39 125.22 0.67 e. Perikanan 123.89 124.50 0.49 e.1. Perikanan Tangkap 124.37 124.99 0.50 e.2. Perikanan budidaya 121.52 122.04 0.43

f. Gabungan 125.48 126.24 0.60

g. Gabungan Tanpa Ikan 125.68 126.45 0.61

3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP)

a. Tanaman Pangan 98.77 97.90 -0.87 b. Hortikultura 112.49 111.11 -1.22 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 91.01 92.00 1.09 d. Peternakan 105.66 105.19 -0.45 e. Perikanan 105.17 106.18 0.96 e.1. Perikanan Tangkap 105.58 106.88 1.23 e.2. Perikanan budidaya 103.06 102.62 -0.43

f. Gabungan 100.83 100.67 -0.15

g. Gabungan Tanpa Ikan 100.31 100.01 -0.29

NASIONAL 101.31 101.49 0.18

(3)

Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Desember 2016, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku kembali mengalami penurunan sebesar 0,15 persen dibanding November 2016, atau turun dari 100,83 pada November 2016 menjadi 100,67 pada Desember 2016. Penurunan NTP pada Desember 2016 disebabkan terjadinya peningkatan indeks harga hasil produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,44 persen, namun lebih rendah dari peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,60 persen.

Penurunan NTP disumbangkan oleh turunnya NTP pada 3 (tiga) sub sektor yaitu tertinggi pada subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,22 persen, diikuti subsektor tanaman pangan sebesar 0,87 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,45 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor perikanan mengalami peningkatan NTP masing-masing sebesar 1,09 persen dan sebesar 0,96 persen.

NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan pada Desember 2016 seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 juga mengalami penurunan sebesar 0,29 persen dibanding November 2016 atau dari 100,31 pada November 2016 menjadi 100,01 pada Desember 2016.

Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Desember 2016, maka NTP Provinsi Maluku masih berada di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 101,49.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Desember 2016 sebesar 127,08. Peningkatan It disumbangkan oleh oleh naiknya It pada (tiga) subsektor, yakni tertinggi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,68 persen, diikuti subsektor perikanan sebesar 1,46 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,22 persen. Sedangkan subsektor tanaman hortikultura dan subsektor tanaman pangan mengalami penurunan It masing-masing sebesar 0,65 persen dan sebesar 0,24 persen.

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya.

Pada Desember 2016, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 126,24, naik 0,60 persen dibanding November 2016 yang tercatat sebesar 125,48. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni pada subsektor peternakan sebesar 0,67 persen, subsektor tanaman pangan sebesar

(4)

0,64 persen, subsektor tanaman hortikultura dan subsektor tanaman perkebunan rakyat masing-masing sebesar 0,58 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,49 persen.

4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Pada Desember 2016, NTP-P mengalami penurunan sebesar 0,87 persen karena terjadi penurunan It sebesar 0,24 persen sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,64 persen .

Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks pada kelompok palawija sebesar 1,02 persen, sedangkan kelompok padi mengalami peningkatan It sebesar 2,08 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,72 persen serta indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,02 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

Pada Desember 2016, NTP-H mengalami penurunan sebesar 1,22 persen dibanding November 2016, karena terjadi penurunan It sebesar 0,65 persen, sedangkan Ib justru naik sebesar 0,58 persen.

Penurunan It disebabkan turunnya It pada semua kelompok yakni kelompok sayur sayuran sebesar 0,86 persen, kelompok buah-buahan sebesar 0,45 persen, dan kelompok tanaman obat sebesar 1,76 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,67 persen dan sebesar 0,01 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R)

Pada Desember 2016, NTP-R mengalami peningkatan sebesar 1,09 persen dibanding November 2016, karena terjadi peningkatan It mencapai 1,68 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,58 persen.

Penurunan peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,68 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,68 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding November 2016.

d. Subsektor Peternakan (NTP-T)

Pada Desember 2016, NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,45 persen dibanding November 2016. Hal ini disebabkan terjadi peningkatan It sebesar 0,22 persen, namun masih lebih rendah dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,67.

(5)

Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya It pada kelompok unggas dan kelompok hasil ternak masing-masing sebesar 1,62 persen dan sebesar 0,16 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,87 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,18 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTP-NP)

Pada Desember 2016, NTP-NP kembali mengalami peningkatan sebesar 0,96 persen dibanding November 2016, karena terjadi peningkatan It mencapai 1,46 persen lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,49 persen.

Peningkatan It disebabkan naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 1,74 persen sedangkan kelompok budidaya tidak mengalami perubahan dibanding November 2016. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,61 persen dan sebesar 0,23 persen.

e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN)

Pada Desember 2016, NTN naik sebesar 1,23 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 1,74 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,50 persen.

e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi)

Pada Desember 2016, NTPi turun sebesar 0,43 persen, terjadi karena It tidak mengalami perubahan dibanding November 2016, sedangkan Ib justru naik sebesar 0,43 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,61 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding November 2016.

Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2016 (2012=100)

Kelompok dan Sub Kelompok B u l a n Persentase

November 2016 Desember 2016 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan (NTPP) 98.77 97.90 -0.87

a. Indeks Diterima Petani 125.15 124.86 -0.24

- Padi 110.79 113.10 2.08

- Palawija 130.85 129.52 -1.02

b. Indeks Dibayar Petani 126.72 127.53 0.64

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.32 131.26 0.72

- Indeks BPPBM 105.61 105.63 0.02 2. Hortikultura (NTPH) 112.49 111.11 -1.22 a. IndeksDiterimaPetani 141.60 140.68 -0.65 - Sayur-sayuran 151.22 149.92 -0.86 - Buah-buahan 134.65 134.05 -0.45 - Tanaman Obat 126.62 124.40 -1.76

(6)

b. IndeksDibayarPetani 125.88 126.61 0.58

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.69 130.56 0.67

- Indeks BPPBM 105.36 105.37 0.01

3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 91.01 92.00 1.09

a. IndeksDiterimaPetani 113.99 115.91 1.68

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 113.99 115.91 1.68

b. IndeksDibayarPetani 125.26 125.98 0.58 - IndeksKonsumsiRumahTangga 129.45 130.33 0.68 - Indeks BPPBM 105.30 105.30 0.00 4. Peternakan (NTPT) 105.66 105.19 -0.45 a. IndeksDiterimaPetani 131.43 131.72 0.22 - Ternak Besar 128.71 128.71 0.00 - Ternak Kecil 136.12 136.12 0.00 - Unggas 124.41 126.43 1.62 - Hasil Ternak 128.96 129.16 0.16

b. Indeks Dibayar Petani 124.39 125.22 0.67

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.03 134.19 0.87

- Indeks BPPBM 107.27 107.46 0.18

5. Perikanan (NTNP) 105.17 106.18 0.96

a. Indeks Diterima Petani 130.29 132.19 1.46

- Penangkapan 131.31 133.59 1.74

- Budidaya 125.24 125.24 0.00

b. Indeks Dibayar Petani 123.89 124.50 0.49

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.07 131.87 0.61

- Indeks BPPBM 111.15 111.40 0.23

5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 105.58 106.88 1.23

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 131.31 133.59 1.74

- Penangkapan Laut 131.31 133.59 1.74

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 124.37 124.99 0.50

-Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.10 131.91 0.61

- BPPBM 112.70 113.01 0.27

5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 103.06 102.62 -0.43

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 125.24 125.24 0.00

- Budidaya Air Tawar 98.80 98.80 0.00

- Budidaya Laut 125.41 125.41 0.00

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121.52 122.04 0.43

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.91 131.70 0.61

- BPPBM 103.42 103.42 0.00

BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

5. Inflasi Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisonal yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada Desember

(7)

2016 menunjukan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,71

persen.

Peningkatan IKRT disumbangkan oleh 5 (enam) kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,34 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,49 persen, kelompok sandang sebesar 0,25 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,19 persen, kelompok perumahan sebesar 0,08 persen. Sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi sebesar 0,09 persen. Untuk kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga ternyata tidak mengalami perubahan dibanding November 2016.

Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dari angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,42 persen.

Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku

Desember 2016 (2012=100)

K e l o m p ok Perubahan

(%)

(1) (2)

Bahan Makanan 1.34

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.19

Perumahan 0.08

Sandang 0.25

Kesehatan 0.49

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.00

Transportasi & Komunikasi -0.09

Umum / Gabungan 0.71

Nasional 0.42

6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran

Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Desember 2016 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks

(8)

sebesar 146,39, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 124,21, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 121,69, kelompok sandang sebesar 120,82, kelompok perumahan sebesar 118,73, kelompok kesehatan sebesar 114,47, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 108,88.

Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 )

U r a i a n November 2016 Desember 2016 Deflasi Inflasi/

(1) (2) (3) (4)

Bahan Makanan 144.45 146.39 1.34

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 123.98 124.21 0.19

Transportasi dan Komunikasi 121.80 121.69 -0.09

Sandang 120.52 120.82 0.25

Perumahan 118.64 118.73 0.08

Kesehatan 113.91 114.47 0.49

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 108.88 108.88 0.00

UMUM / GABUNGAN 130.37 131.30 0.71

7. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi

Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen dibanding November 2016.

Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka ada 3 (tiga) kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan terhadap peningkatan indeks BPPBM yaitu, kelompok bibit sebesar 0,20 persen, kelompok transportasi sebesar 0,13 persen, dan kelompok sewa lahan, pajak, & lainnya sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok obat-obatan & pupuk serta kelompok penambahan barang modal mengalami penurunan sebesar 0,02 persen dan sebesar 0,05 persen. Untuk kelompok upah buruh tani ternyata tidak mengalami perubahan dibanding November 2016.

(9)

Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,80 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,02.

Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Desember 2016 ( 2012 = 100 ) Kelompok November 2016 Desember 2016 Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 106.29 106.35 0.06 Bibit 104.19 104.40 0.20

Obat-Obatan dan Pupuk 102.53 102.52 -0.02

Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104.41 104.49 0.07

Transportasi 114.65 114.80 0.13

Penambahan Barang Modal 108.43 108.38 -0.05

Upah Buruh Tani 102.02 102.02 0.00

8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Data dalam Tabel 6 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Desember 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen dibanding November 2016, yaitu dari 119,04 menjadi 119,50. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 0,44 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks BPPBM yang tercatat sebesar 0,06 persen.

Peningkatan NTUP pada Desember 2016 oleh naiknya NTUP pada 3 (tiga) subsektor, yakni tertinggi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,68 persen, subsektor perikanan sebesar 1,22 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,04 persen. Sedangkan subsektor tanaman

(10)

pangan dan subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan NTUP masing-masing sebesar 0,26 persen dan sebesar 0,66 persen.

Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada Desember 2016 ( 2012 = 100 ) Subsektor B u l a n Perubahan November 2016 Desember 2016 (%) (1) (2) (3) (4) a. Tanaman Pangan 118.51 118.20 -0.26 b. Hortikultura 134.41 133.52 -0.66

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 108.26 110.07 1.68

d. Peternakan 122.53 122.58 0.04

e. Perikanan 117.22 118.66 1.22

e.1. Perikanan Tangkap 116.51 118.21 1.46

e.2. Perikanan Budidaya 121.09 121.09 0.00

f. Gabungan 119.04 119.50 0.39

g. Gabungan Tanpa Ikan 119.27 119.61 0.28

NASIONAL 110.33 110.72 0.35

(11)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi

e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319, 361320

Gambar

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Desember 2016  (2012 = 100)
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya   Desember 2016  (2012=100)
Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan  Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku
Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga   ( 2012 = 100 )
+3

Referensi

Dokumen terkait

12.2 Setakat mana yang dibenarkan oleh undang-undang dan peraturan yang terpakai, tanpa prejudis kepada mana-mana peruntukan lain di bawah Terma-terma dan Syarat-syarat ini,

Video Klip Meghan Trainor Dear Future Husband Tuai Kecaman (2014, Oktober). Diakses pada tanggal 25 Oktober 2015 dari

Dalam diagram komunikasi yang dituliskan adalah operasi/metode yang dijalankan antara objek yang satu dengan yang lainnya secara keseluruhan, oleh karena itu dapat

untuk binatang dan peralatan yang ia pergunakan dalam penggarapan dan pengolahan lahan tersebut. Ada dua cara atau solusi yang bisa ditempuh supaya hasil tanaman

Lingkupnya dibatasi pada pengujian beberapa faktor yang mempengaruhi piutang tak tertagih, yaitu prosedur masuk rawat yang diterapkan oleh rumah sakit, prosedur lepas rawat

Jenis familia Polypodiaceae banyak ditemukan pada lokasi penelitian ini karena Polypodiaceae memiliki jumlah jenis yang cukup banyak, serta didukung juga dengan

Instrumen yang digunakan adalah tes yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar ranah kognitif dan lembar observasi keaktifan siswa untuk mengetahui persentase keaktifan

Tugas Akhir dengan judul “ Manajemen Paket Wisata di PT Rayniza Sumber Anugrah ( Rayniza Tour and Travel ) Guna Meningkatkan Pelayanan Terhadap Pelanggan ” yang disusun oleh Yoga