• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada bulan April 2015 adalah sebesar 100,54 atau turun sebesar 0,11 persen dibandingkan bulan Maret 2015 yang tercatat sebesar 100,65. Penurunan ini disebabkan oleh perubahan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar -0,10 persen, lebih rendah dibanding perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,0047 persen.

• Capaian NTP tertinggi pada bulan April 2015 masih terjadi di sub sektor hortikultura sebesar 110,14 sedangkan NTP terendah terjadi di sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 93,03.

• Pada April 2015, sub sektor yang mengalami kenaikan NTP hanya sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,43 persen, sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan NTP yaitu tertinggi pada sub sektor perikanan sebesar 1,90 persen, diikuti sub sektor peternakan sebesar 1,56 persen, sub sektor hortikultura sebesar 0,05 persen, dan sub sektor tanaman pangan sebesar 0,03 persen.

• NTP Provinsi Maluku tanpa Sub Sektor Perikanan April 2015 sebesar 99,86 atau naik sebesar 0,12 persen dibanding Maret 2015 yang tercatat sebesar 99,84.

Pada April 2015, terjadi Deflasi Perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,15 persen yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga di beberapa kelompok pengeluaran terutama disebabkan oleh turunnya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran dengan penurunan tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,62 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 0,21 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami Inflasi perdesaan adalah kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 1,75 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,09 persen, dan terendah kelompok perumahan sebesar 0,04 persen.

• Pada April 2015, kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi kelompok pengeluaran petani untuk ongkos produksi dengan nilai indeks sebesar 125,02 sekaligus mengalami peningkatan indeks BPPBM yang tertinggi yaitu sebesar 3,50 persen.

• Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada April 2015 tercatat sebesar 111,97 atau turun sebesar 0,79 persen dibanding Maret 2015 yang tercatat sebesar 112,85, dan disumbangkan oleh penurunan NTUP tertinggi pada sub sektor perikanan sebesar 3,09 persen.

• NTUP tertinggi pada April 2015 dicapai oleh sub sektor hortikultura sebesar 124,46, sedangkan NTUP terendah masih terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 104,50.

(2)

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Nilai Tukar Petani juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi Nilai Tukar Petani, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani.

Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa Indeks Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku bulan April2015adalah sebesar 100,54, atau turun sebesar 0,11 persen dibanding Maret 2015 yang tercatat sebesar 100,65. Jika dirinci menurut sub sektor, maka penurunan ini disebabkan turunnya NTP pada hampir semua sub sektor yakni tertinggi pada sub sektor perikanan sebesar 1,90 persen, diikuti sub sektor peternakan sebesar 1,56 persen, selanjutnya sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,05 persen, dan terendah sub sektor tanaman pangan sebesar 0,03 persen. Penurunan NTP pada sub sektor perikanan disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap yang mengalami penurunan NTP sebesar 2,29 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami peningkatan NTP hanya sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,43 persen.

NTP Provinsi Maluku tanpa sub sektor perikanan pada April 2015 seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 menunjukan angka sebesar 99,96, atau naik sebesar 0,12 persen dibanding Maret 2015.

Jika dibandingkan dengan NTP Nasional April 2015, NTP Provinsi Maluku April 2015 mampu berada di atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 100,14.

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima sub sektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani.

Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) pada bulan April 2015 sebesar 119,91 atau turun sebesar 0,10 persen dibanding Maret 2015 yang tercatat sebesar 120,03. Penurunan It pada April 2015 disebabkan turunnya It pada hampir semua sub sektor yakni tertinggi pada sub sektor perikanan sebesar 1,47 persen, diikuti sub sektor peternakan sebesar 0,65 persen, selanjutnya sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,15 persen, dan terendah sub sektor tanaman pangan sebesar 0,12 persen. Penurunan It pada sub sektor perikanan disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap yang mengalami penurunan It sebesar 1,78 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami peningkatan It hanya sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,35 persen.

(3)

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor April2015 (2012 = 100)

Sub Sektor B u l a n Persentase

Maret2015 April2015 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks yang Diterima (It)

a. Tanaman Pangan 118.12 117.97 -0.12

b. Hortikultura 131.91 131.72 -0.15

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 110.38 110.77 0.35

d. Peternakan 115.92 115.17 -0.65

e. Perikanan 126.87 125.00 -1.47

e.1. Perikanan Tangkap 127.11 124.85 -1.78

e.2. Perikanan budidaya 125.68 125.78 0.08

f. Gabungan 120.03 119.91 -0.10

g. Gabungan Tanpa Ikan 119.21 119.29 0.07

2. Indeks yang Dibayar (Ib)

a. Tanaman Pangan 120.18 120.07 -0.09

b. Hortikultura 119.71 119.60 -0.09

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 119.16 119.06 -0.08

d. Peternakan 109.36 110.38 0.93

e. Perikanan 118.18 118.69 0.43

e.1. Perikanan Tangkap 118.82 119.44 0.52

e.2. Perikanan budidaya 114.99 114.95 -0.04

f. Gabungan 119.26 119.27 0.00

g. Gabungan Tanpa Ikan 119.39 119.34 -0.05

3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP)

a. Tanaman Pangan 98.28 98.25 -0.03

b. Hortikultura 110.19 110.14 -0.05

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 92.64 93.03 0.43

d. Peternakan 106.00 104.34 -1.56

e. Perikanan 107.36 105.32 -1.90

e.1. Perikanan Tangkap 106.98 104.53 -2.29

e.2. Perikanan budidaya 109.29 109.42 0.11

f. Gabungan 100.65 100.54 -0.11

g. Gabungan Tanpa Ikan 99.84 99.96 0.12

NASIONAL 101.53 100.14 -1.37

(4)

2. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh Petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya.

Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa Ib pada bulan April 2015 sebesar 119,27, atau mengalami kenaikan tipis sebesar 0,0047 persen dibanding Ib bulan Maret 2015 yang tercatat 119,26. Peningkatan Ib disumbangkan oleh sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan yang mengalami kenaikan Ib masing-masing sebesar 0,93 persen dan sebesar 0,43 persen. Peningkatan Ib pada sub sektor perikanan disebabkan terjadi peningkatan Ib pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,52 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan Ib pada April 2015, tertinggi adalah sub sektor tanaman pangan dan sub sektor hortikultura sebesar 0,09 persen, dan terendah sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,08 persen.

3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor

a. Sub Sektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Jika dibandingkan dengan bulan lalu, maka Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,12 persen, disumbangkan oleh penurunan pada kelompok tanaman padi sebesar 4,89 persen sedangkan kelompok tanaman palawija naik sebesar 1,47 persen.

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) pada sub sektor ini juga mengalami penurunan sebesar 0,09 persen yang disumbangkan oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumahtangga (IKRT) sebesar 0,22 persen, sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,74 persen.

Dengan perubahan nilai It yang lebih rendah dari Ib seperti yang dijelaskan diatas maka Indeks NTP-P pada bulan April2015 mengalami penurunan sebesar 0,03 persen dibandingkan dengan bulan Maret 2015.

b. Sub Sektor Hortikultura (NTP-H)

It pada sub sektor hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,15 persen yang disumbangkan oleh penurunan It pada kelompok sayur-sayuran dan kelompok buah-buahan masing-masing sebesar 0,19 persen dan sebesar 0,11 persen, sedangkan kelompok tanaman obat mengalami kenaikan It sebesar 0,06 persen.

(5)

Ib pada sub sektor ini juga mengalami penurunan sebesar 0,09 persen yang dipengaruhi oleh penurunan IKRT sebesar 0,19 persen sedangkan Indeks BPPBM naik sebesar 0,52 persen.

Dengan perubahan nilai It lebih rendah dari perubahan nilai Ib seperti yang dijelaskan diatas maka NTP-H pada bulan April 2015 mengalami penurunan sebesar 0,05 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

c. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R)

Pada bulan April 2015, It pada sub sektor ini mengalami peningkatan sebesar 0,35 persen yang disumbangkan oleh peningkatan pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,35 persen.

Sebaliknya Ib pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat ternyata mengalami penurunan pada April 2015 sebesar 0,08 persen yang disumbangkan oleh penurunan IKRT sebesar 0,21 persen, sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,65 persen.

Dengan perubahan It lebih tinggi dari perubahan Ib seperti yang dijelaskan diatas maka NTP-R pada bulan April 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,43 persen dibandingkan dengan bulan Maret 2015.

d. Sub Sektor Peternakan (NTP-T)

Pada bulan April 2015, It sub sektor ini mengalami penurunan sebesar 1,56 persen yang disumbangkan oleh penurunan tertinggi pada kelompok unggas sebesar 0,98 persen, diikuti kelompok ternak besar sebesar 0,78 persen, dan kelompok ternak kecil sebesar 0,67 persen. Sedangkan kelompok hasil ternak tidak mengalami perubahan dibanding Maret 2015.

Sedangkan Ib pada sub sektor ini mengalami peningkatan sebesar 0,93 persen yang disumbangkan oleh peningkatan IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,91 persen dan sebesar 0,95 persen.

Dengan perubahan It lebih rendah dari perubahan Ib seperti yang dijelaskan diatas maka NTP-T pada bulan April 2015 mengalami penurunan sebesar 1,56 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

e. Sub Sektor Perikanan (NTP-NP)

Pada bulan April 2015, It pada sub sektor perikanan mengalami penurunan sebesar 1,47 persen yang disumbangkan oleh penurunan It pada kelompok penangkapan sebesar 1,78 persen, sedangkan kelompok budidaya mengalami kenaikan It sebesar 0,08 persen.

(6)

Ib pada sub sektor perikanan ternyata mengalami peningkatan sebesar 0,43 persen dibanding bulan lalu. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan indeks BPPBM sebesar 1,67 persen, sedangkan IKRT turun sebesar 0,23 persen.

Dengan perubahan It yang lebih rendah dari perubahan Ib seperti yang dijelaskan diatas maka NTP-NP pada bulan April 2015 mengalami penurunan sebesar 1,90 persen dibandingkan dengan bulan Maret 2015.

e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN)

Pada bulan April 2015, NTN turun sebesar 2,29 persen karena perubahan It sebesar -1,78, lebih rendah dari perubahan Ib yang naik sebesar 0,52 persen. Penurunan It disumbangkan oleh kelompok penangkapan laut sebesar 1,78 persen, sedangkan peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan indeks BPPBM sebesar 1,90 persen sedangkan nilai IKRT turun sebesar 0,23 persen.

e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi)

Pada bulan April 2015, NTPi naik sebesar 0,11 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 0,08 persen, lebih tinggi dari Ib yang justru turun sebesar 0,04 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh kelompok budidaya laut sebesar 0,08 persen, dan penurunan Ib disumbangkan oleh penurunan nilai IKRT sebesar 0,23 persen, sedangkan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen.

Data NTP dari seluruh sub sektor seperti yang telah dijelaskan diatas dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 2.

Tabel 2.Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor dan Perubahannya April 2015 (2012=100)

Kelompokdan Sub Kelompok B u l a n Persentase

Maret 2015 April 2015 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan (NTPP) 98.28 98.25 -0.03

a. Indeks Diterima Petani 118.12 117.97 -0.12

- Padi 104.19 99.10 -4.89

- Palawija 123.64 125.46 1.47

b. Indeks Dibayar Petani 120.18 120.07 -0.09

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.65 122.38 -0.22

- Indeks BPPBM 105.74 106.52 0.74

2. Hortikultura (NTPH) 110.19 110.14 -0.05

a. IndeksDiterimaPetani 131.91 131.72 -0.15

- Sayur-sayuran 132.99 132.74 -0.19

(7)

- Tanaman Obat 122.90 122.98 0.06

b. IndeksDibayarPetani 119.71 119.60 -0.09

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.39 122.16 -0.19

- Indeks BPPBM 105.29 105.84 0.52

3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 92.64 93.03 0.43

a. IndeksDiterimaPetani 110.38 110.77 0.35

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 110.38 110.77 0.35

b. IndeksDibayarPetani 119.16 119.06 -0.08 - IndeksKonsumsiRumahTangga 122.06 121.81 -0.21 - Indeks BPPBM 105.31 105.99 0.65 4. Peternakan (NTPT) 106.00 104.34 -1.56 a. IndeksDiterimaPetani 115.92 115.17 -0.65 - Ternak Besar 114.86 113.95 -0.78 - Ternak Kecil 106.58 105.87 -0.67 - Unggas 117.81 116.66 -0.98 - Hasil Ternak 124.11 124.11 0.00

b. Indeks Dibayar Petani 109.36 110.38 0.93

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.86 118.93 0.91

- Indeks BPPBM 103.57 104.55 0.95

5. Perikanan (NTNP) 107.36 105.32 -1.90

a. Indeks Diterima Petani 126.87 125.00 -1.47

- Penangkapan 127.11 124.85 -1.78

- Budidaya 125.68 125.78 0.08

b. Indeks Dibayar Petani 118.18 118.69 0.43

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.09 120.82 -0.23

- Indeks BPPBM 112.93 114.81 1.67

5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 106.98 104.53 -2.29

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 127.11 124.85 -1.78

- Penangkapan Laut 127.11 124.85 -1.78

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 118.82 119.44 0.52

-Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.12 120.84 -0.23

- BPPBM 114.83 117.02 1.90

5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 109.29 109.42 0.11

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 125.68 125.78 0.08

- Budidaya Air Tawar 100.00 100.00 0.00

- Budidaya Laut 125.84 125.94 0.08

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 114.99 114.95 -0.04

- Konsumsi Rumah Tangga 120.98 120.70 -0.23

- BPPBM 103.45 103.87 0.40

BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

4. Inflasi Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Pada bulan April 2015 terjadi kenaikan IKRT atau terjadi deflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,15 persen.

(8)

Data dalam Tabel 3 menunjukan bahwa penurunan IKRT atau deflasi perdesaan yang terjadi pada April 2015 di Maluku disebabkan terjadi penurunan IKRTpada beberapa kelompok pengeluaran diantaranya, tertinggi disumbangkan oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,62 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 0,21 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan IKRT atau inflasi perdesaan adalah tertinggi pada kelompok transportasi & komunikasi sebesar 1,75 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,09 persen, dan kelompok perumahan sebesar 0,04 persen.

Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa deflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih rendah dari inflasi perdesaan nasional yang tercatat sebesar 0,21 persen.

Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku

April2015 (2012=100)

K e l o m p ok Perubahan (%)

(1) (2)

Bahan Makanan -0.62

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau -0.07

Perumahan 0.04

Sandang -0.21

Kesehatan 0.20

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.09

Transportasi & Komunikasi 1.75

T o t a l / Gabungan -0,15

Nasional 0,21

5. Kecepatan Harga per kelompok Pengeluaran dan per sub Sektor

Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari April 2015 dibanding tahun dasar 2012 yang dirinci dari sub sektor tertinggi ke terendah.

(9)

Tabel 4 . Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga Dan Laju Inflasi/Deflasi pada April 2015 Menurut Sub Sektor

( 2012 = 100 )

U r a i a n Maret 2015 April 2015 Inflasi/Deflasi

(1) (2) (3) (4)

Bahan Makanan 132.59 131.76 -0.62

Transportasi dan Komunikasi

122.90 125.05 1.75

Perumahan 115.72 115.76 0.04

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 114.79 114.71 -0.07

Sandang 113.13 112.89 -0.21

Kesehatan

109.43 109.64 0.20

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

105.27 105.36 0.09

Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 131,76, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 125,05, diikuti kelompok perumahan dengan nilai indeks sebesar 115,76, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 114,71, kelompok sandang sebesar 112,89, kelompok kesehatan sebesar 109,64, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 105,36.

6. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi

Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara keseluruhan mengalami peningkatan pada April 2015 dibanding bulan sebelumnya yaitu sebesar 0,69 persen.

Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka masih sama dengan bulan sebelumnya, dimana kelompok transportasi pada April 2015 masih menduduki urutan tertinggi pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 125,02 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 101,06.

Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks BPPBM adalah tertinggi pada kelompok trasnportasi sebesar 3,50 persen, diikuti kelompok penambahan barang modal sebesar 0,19 persen, kelompok bibit dan kelompok sewa lahan, pajak, dan lainnya masing-masing sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok obat-obatan

(10)

dan pupuk mengalami penurunan indeks BPPBM sebesar 0,28 persen. Untuk kelompok upah buruh tani, tidak mengalami perubahan indeks BPPBM dibanding bulan Maret 2015.

Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada April2015 ( 2012 = 100 ) Kelompok Maret 2015 April 2015 Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 106.36 107.09 0.69 Bibit 103.22 103.22 0.01

Obat-Obatan dan Pupuk 102.02 101.73 -0.28

Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 103.72 103.74 0.01

Transportasi 120.79 125.02 3.50

Penambahan Barang Modal 106.19 106.39 0.19

Upah Buruh Tani 101.06 101.06 0.00

7.Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Sub Sektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

NTUP Provinsi Maluku pada April 2015 seperti terlihat dalam Tabel 6 adalah sebesar 111,97 atau turun sebesar 0,79 persen dibanding NTUP Maret 2015 yang tercatat sebesar 112,85. Hal ini disebabkan terjadi penurunan NTUP pada semua sub sektor, yakni tertinggi pada sub sektor perikanan sebesar 3,09 persen, diikuti sub sektor peternakan sebesar 1,58 persen, selanjutnya sub sektor tanaman pangan sebesar 0,86 persen, sub sektor hortikultura sebesar 0,66 persen, dan terendah sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,30 persen. Penurunan NTUP pada sub sektor perikanan

(11)

disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap dan kelompok perikanan budidaya masing-masing sebesar 3,61 persen dan sebesar 0,32 persen.

Data dalam Tabel 6 juga menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku April 2015 yang tertinggi masih dicapai oleh sub sektor hortikultura sebesar 124,46 dan terendah adalah sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 104,50, sedangkan NTUP tanpa sub sektor perikanan adalah sebesar 112,37 persen atau turun sebesar 0,48 persen dibanding Maret 2015.

Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per sub sektor pada April2015 ( 2012 = 100 )

Sub Sektor B u l a n Perubahan

Maret2015 April2015 (%)

(1) (2) (3)

a. Tanaman Pangan 111.71 110.75 -0.86

b. Hortikultura 125.29 124.46 -0.66

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 104.81 104.50 -0.30

d. Peternakan 111.93 110.16 -1.58

e. Perikanan 112.35 108.87 -3.09

e.1. Perikanan Tangkap 110.69 106.69 -3.61

e.2. Perikanan Budidaya 121.48 121.09 -0.32

f. Gabungan 112.85 111.97 -0.79

g. Gabungan Tanpa Ikan 112.92 112.37 -0.48

NASIONAL 106.68 105.00 -1.58

(12)

Informasilebihlanjuthubungi: Ir.JessicaElizianaPupella Kepala Bidang Statistik Distribusi

e-mail : [email protected] Telepon: 0911-361319,361320

Gambar

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor April2015  (2012 = 100)
Tabel 2.Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor dan Perubahannya   April 2015  (2012=100)
Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan  Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku
Tabel 4 . Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga       Dan Laju Inflasi/Deflasi pada April 2015 Menurut Sub Sektor
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan adanya penurunan indeks NTP pada sub sektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) dan perikanan.. Hal-hal yang mempengaruhi dalam

Sedangkan subsektor lainnya mengalami peningkatan NTP yaitu tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 0,88 yang disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap sebesar 1,22 persen,

Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) tercatat mengalami kenaikan angka NTP tertinggi sebesar 1,51 persen, kemudian selanjutnya berturut-turut diikuti oleh

Pada Bulan April 2017 NTP-R sebesar 96,59 atau mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan karena laju kenaikan pada indeks harga yang diterima

November 2015, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 1,99 persen dari 94,93 menjadi 96,82, NTP Subsektor

Penurunan NTP di Provinsi Riau pada bulan Mei 2017 terjadi pada seluruh subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami

Kenaikan angka NTP yang tercatat pada bulan Juni 2015 terjadi pada semua subsektor dimana subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan terbesar yaitu

Hal ini disebabkan adanya penurunan indeks NTP pada sub sektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) dan perikanan.. Hal-hal yang mempengaruhi dalam