• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Agustus 2016 adalah sebesar 102,28, atau turun sebesar 0,84 persen dibanding Juli 2016 yang tercatat sebesar 103,14. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,36 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) justru mengalami peningkatan sebesar 0,48 persen.

 NTP tertinggi pada Agustus 2016 masih terjadi di subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 113,01 sedangkan NTP terendah terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yang masih tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 94,84.

 Penurunan NTP disumbangkan oleh turunnya NTP pada 4 (empat) subsektor, yakni tertinggi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,69 persen, diikuti sub sektor peternakan sebesar 1,19 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,94 persen, dan sub sektor perikanan sebesar 1,18 persen. Hanya sub sektor tanaman hortikultura yang mengalami peningkatan NTP sebesar 0,15 persen.

 NTP Provinsi Maluku tanpa Subsektor Perikanan Agustus 2016 sebesar 101,94 atau turun sebesar 0,92 persen dibanding Juli 2016 yang tercatat sebesar 102,89.

 Pada Agustus 2016, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,57 persen, disumbangkan oleh 6 (enam) kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks atau inflasi perdesaan, diantaranya diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,94 persen, diikuti perumahan sebesar 0,41 persen, kelompok sandang sebesar 0,36 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,26 persen, dan terendah kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi perdesaaan sebesar 0,37 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Agustus 2016 tercatat sebesar 120,14, turun sebesar 0,42 persen dibanding Juli 2016 yang tercatat sebesar 120,65.

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU AGUSTUS 2016 SEBESAR 102,28, TURUN 0,84 PERSEN

1. Nilai Tukar Petani (It)

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi Hari Statistik Nasional, 26 September 2016

(2)

maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani.

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Agustus 2016 (2012 = 100)

Subsektor B u l a n Persentase

Juli 2016 Agustus 2016 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks yang Diterima (It)

a. Tanaman Pangan 126.53 125.05 -1.17

b. Hortikultura 140.27 141.18 0.65

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 118.57 118.08 -0.41

d. Peternakan 131.24 130.04 -0.91

e. Perikanan 128.25 128.58 0.26

e.1. Perikanan Tangkap 128.42 128.98 0.44

e.2. Perikanan budidaya 127.43 126.60 -0.65

f. Gabungan 127.74 127.28 -0.36 g. Gabungan Tanpa Ikan 127.67 127.12 -0.43

2. Indeks yang Dibayar (Ib)

a. Tanaman Pangan 124.98 125.64 0.53

b. Hortikultura 124.31 124.93 0.50

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 123.84 124.50 0.53

d. Peternakan 122.69 123.03 0.28

e. Perikanan 121.85 122.38 0.43

e.1. Perikanan Tangkap 122.31 122.83 0.42

e.2. Perikanan budidaya 119.58 120.16 0.49

f. Gabungan 123.85 124.45 0.48 g. Gabungan Tanpa Ikan 124.09 124.70 0.49

3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP)

a. Tanaman Pangan 101.24 99.53 -1.69

b. Hortikultura 112.84 113.01 0.15

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 95.75 94.84 -0.94

d. Peternakan 106.97 105.70 -1.19

e. Perikanan 105.25 105.07 -0.18

e.1. Perikanan Tangkap 104.99 105.01 0.02

e.2. Perikanan budidaya 106.57 105.35 -1.14

f. Gabungan 103.14 102.28 -0.84 g. Gabungan Tanpa Ikan 102.89 101.94 -0.92

NASIONAL 101.39 101.56 0.17 NASIONAL tanpa Ikan 101.31 101.48 0.17

(3)

Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Agustus 2016, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku mengalami penurunan sebesar 0,84 persen dibanding Juli 2016, atau turun dari 103,14 pada Juli 2016 menjadi 102,28 pada Agustus 2016. Penurunan NTP pada Agustus 2016 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan sebesar 0,36 persen, sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian justru mengalami peningkatan sebesar 0,48 persen.

Penurunan NTP disumbangkan oleh turunnya NTP pada 4 (empat) subsektor, yakni tertinggi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,69 persen, diikuti sub sektor peternakan sebesar 1,19 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,94 persen, dan sub sektor perikanan sebesar 0,18 persen. Hanya sub sektor tanaman hortikultura yang mengalami peningkatan NTP sebesar 0,15 persen.

NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan pada Agustus 2016 seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 juga mengalami penurunan sebesar 0,92 persen dibanding Juli 2016 atau dari 102,89 pada Juli 2016 menjadi 101,94 pada Agustus 2016.

Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Agustus 2016, NTP Provinsi Maluku Agustus 2016 berada di atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 101,56.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Agustus 2016 sebesar 127,28. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya It pada 3 (tiga) subsektor, yakni tertinggi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,17 persen, diikuti sub sektor peternakan sebesar 0,91 persen, dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,41 persen. Sedangkan subsektor tanaman hortikultura dan subsektor perikanan mengalami peningkatan It masing-masing sebesar 0,65 persen dan sebesar 0,26 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya.

Pada Agustus 2016, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 123,45, naik 0,48 persen dibanding Juli 2016 yang tercatat sebesar 123,85. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni pada sub sektor tanaman pangan dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat masing-masing

(4)

sebesar 0,53 persen, sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,50 persen, subsektor perikanan sebesar 0,43 persen, dan sub subsektor peternakan sebesar 0,28 persen.

4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Pada Agustus 2016, NTP-P mengalami penurunan sebesar 1,69 persen karena terjadi penurunan It sebesar 1,17 persen sedangkan Ib justru naik sebesar 0,53 persen.

Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok padi dan kelompok palawija masing-masing sebesar 0,49 persen dan sebesar 1,40 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,58 persen dan sebesar 0,14 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

Pada Agustus 2016, NTP-H mengalami peningkatan sebesar 0,15 persen dibanding Juli 2016, karena terjadi kenaikan It yang sebesar 0,65 persen lebih tinggi dari kenaikan Ib yang sebesar 0,50 persen.

Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok sayur sayuran sebesar 2,79 persen, dan kelompok tanaman obat sebesar 1,22 persen, sedangkan kelompok buah- buahan mengalami penurunan It sebesar 1,12 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,56 persen dan sebesar 0,11 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R)

Pada Agustus 2016, NTP-R mengalami penurunan sebesar 0,94 persen dibanding Juli 2016, karena terjadi penurunan It sebesar 0,41 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,53 persen.

Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,41 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,63 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Juli 2016.

d. Subsektor Peternakan (NTP-T)

Pada Agustus 2016, NTP-T mengalami penurunan sebesar 1,19 persen dibanding Juli 2016, karena terjadi penurunan It sebesar 0,91 persen sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,28 persen.

Penurunan It disebabkan turunnya It pada semua kelompok di subsektor ini, yakni tertinggi pada unggas sebesar 1,06 persen, diikuti kelompok ternak kecil sebesar 0,97 persen, kelompok

(5)

ternak besar sebesar 0,83 persen, dan kelompok hasil ternak sebesar 0,47 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,43 persen, sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,07 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTP-NP)

Pada Agustus 2016, NTP-NP mengalami penurunan sebesar 0,18 persen dibanding Juli 2016, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,26 persen, lebih rendah dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,43 persen.

Peningkatan It disebabkan naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 0,44 persen sedangkan kelompok budidaya turun sebesar 0,65 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,58 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,14 persen.

e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN)

Pada Agustus 2016, NTN naik sebesar 0,02 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 0,44 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,42 persen.

e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi)

Pada Agustus 2016, NTPi turun sebesar 1,14 persen, terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,65 persen dibanding Juli 2016, sedangkan Ib justru naik sebesar 0,49 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,57 persen dan sebesar 0,30 persen.

Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Agustus 2016 (2012=100)

Kelompok dan Sub Kelompok B u l a n Persentase

Juli 2016 Agustus 2016 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan (NTPP) 101.24 99.53 -1.69

a. Indeks Diterima Petani 126.53 125.05 -1.17

- Padi 110.94 110.39 -0.49

- Palawija 132.72 130.86 -1.40

b. Indeks Dibayar Petani 124.98 125.64 0.53

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.35 129.10 0.58

- Indeks BPPBM 105.25 105.40 0.14 2. Hortikultura (NTPH) 112.84 113.01 0.15 a. IndeksDiterimaPetani 140.27 141.18 0.65 - Sayur-sayuran 146.86 150.96 2.79 - Buah-buahan 135.56 134.03 -1.12 - Tanaman Obat 127.86 129.42 1.22 b. IndeksDibayarPetani 124.31 124.93 0.50

(6)

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.90 128.62 0.56

- Indeks BPPBM 104.95 105.06 0.11

3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 95.75 94.84 -0.94

a. IndeksDiterimaPetani 118.57 118.08 -0.41

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 118.57 118.08 -0.41

b. IndeksDibayarPetani 123.84 124.50 0.53 - IndeksKonsumsiRumahTangga 127.78 128.58 0.63 - Indeks BPPBM 105.07 105.06 0.00 4. Peternakan (NTPT) 106.97 105.70 -1.19 a. IndeksDiterimaPetani 131.24 130.04 -0.91 - Ternak Besar 128.78 127.71 -0.83 - Ternak Kecil 134.05 132.75 -0.97 - Unggas 129.46 128.08 -1.06 - Hasil Ternak 128.99 128.38 -0.47

b. Indeks Dibayar Petani 122.69 123.03 0.28

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.85 131.41 0.43

- Indeks BPPBM 106.52 106.44 -0.07

5. Perikanan (NTNP) 105.25 105.07 -0.18

a. Indeks Diterima Petani 128.25 128.58 0.26

- Penangkapan 128.42 128.98 0.44

- Budidaya 127.43 126.60 -0.65

b. Indeks Dibayar Petani 121.85 122.38 0.43

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.23 128.97 0.58

- Indeks BPPBM 110.52 110.68 0.14

5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 104.99 105.01 0.02

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 128.42 128.98 0.44

- Penangkapan Laut 128.42 128.98 0.44

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122.31 122.83 0.42

-Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.26 129.01 0.58

- BPPBM 112.00 112.12 0.11

5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 106.57 105.35 -1.14

a. Indeks Harga yang Diterima Petani 127.43 126.60 -0.65

- Budidaya Air Tawar 100.00 100.00 0.00

- Budidaya Laut 127.61 126.77 -0.66

b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119.58 120.16 0.49

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.08 128.81 0.57

- BPPBM 103.20 103.50 0.30

BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

5. Inflasi Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Pada Agustus 2016 terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,57 persen.

(7)

Peningkatan IKRT disumbangkan oleh 6 (enam) kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,94 persen, diikuti kelompok perumahan sebesar 0,41 persen, kelompok sandang sebesar 0,36 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,26 persen, dan terendah kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi perdesaan sebesar 0,37 persen.

Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dari angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen.

Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku

Agustus 2016 (2012=100)

K e l o m p ok Perubahan

(%)

(1) (2)

Bahan Makanan 0.94

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.34

Perumahan 0.41

Sandang 0.36

Kesehatan 0.26

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.07

Transportasi & Komunikasi -0.37

Umum / Gabungan 0,57

Nasional 0,06

6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran

Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Agustus 2016 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 142,71, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 122,58, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 120,89, kelompok sandang

(8)

sebesar 119,89, kelompok perumahan sebesar 118,15, kelompok kesehatan sebesar 113,53, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 108,55.

Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 )

U r a i a n 2016 Juli Agustus 2016 Deflasi Inflasi/

(1) (2) (3) (4)

Bahan Makanan 141.38 142.71 0.94

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 122.16 122.58 0.34

Transportasi dan Komunikasi 121.33 120.89 -0.37

Sandang 119.47 119.89 0.36

Perumahan 117.67 118.15 0.41

Kesehatan 113.24 113.53 0.26

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 108.48 108.55 0.07

7. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi

Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen dibanding Juli 2016.

Namun jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka ada 4 (empat) kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan yaitu kelompok bibit sebesar 0,01 persen, kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 0,02 persen, kelompok transportasi sebesar 0,03 persen, dan kelompok penambahan barang modal yang tertinggi yaitu sebesar 0,33 persen. Sedangkan kelompok lainnya tidak mengalami perubahan dibanding Juli 2016.

Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,35 dan terendah adalah kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 101,80.

(9)

Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Agustus 2016 ( 2012 = 100 ) Kelompok Juli 2016 Agustus 2016 Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 105.87 105.94 0.06 Bibit 104.42 104.43 0.01

Obat-Obatan dan Pupuk 101.78 101.80 0.02

Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104.19 104.19 0.00

Transportasi 114.31 114.35 0.03

Penambahan Barang Modal 107.79 108.14 0.33

Upah Buruh Tani 101.94 101.94 0.00

8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Data dalam Tabel 6 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Agustus 2016 mengalami penurunan sebesar 0,42 persen dibanding Juli 2016, yaitu dari 120,65 menjadi 120,14. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,36 persen sedangkan indeks BPPBM justru meningkat sebesar 0,06 persen dibanding Juli 2016.

Penurunan NTUP pada Agustus 2016 disebabkan turunnya NTUP pada 3 (tiga) subsektor, tertinggi oleh subsektor tanaman pangan sebesar 1,31 persen, diikuti subsektor peternakan sebesar 0,84 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,41 persen. Sedangkan subsektor tanaman hortikultura dan subsektor perikanan mengalami peningkatan NTUP masing-masing sebesar 0,55 persen dan sebesar 0,12 persen.

(10)

Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada November 2016 ( 2012 = 100 ) Subsektor B u l a n Perubahan Juli 2016 Agustus 2016 (%) (1) (2) (3) (4) a. Tanaman Pangan 120.22 118.64 -1.31 b. Hortikultura 133.65 134.38 0.55

c. Tanaman Perkebunan Rakyat 112.86 112.39 -0.41

d. Peternakan 123.21 122.17 -0.84

e. Perikanan 116.04 116.18 0.12

e.1. Perikanan Tangkap 114.66 115.04 0.33

e.2. Perikanan Budidaya 123.49 122.32 -0.95

f. Gabungan 120.65 120.14 -0.42

g. Gabungan Tanpa Ikan 121.23 120.65 -0.49

NASIONAL 110.02 110.08 0.05

(11)

Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi

e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319, 361320

Gambar

Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Agustus 2016  (2012 = 100)
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya   Agustus 2016  (2012=100)
Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan  Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku
Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga   ( 2012 = 100 )
+3

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Kritik Tari Untuk Meningkatkan Pemahaman Multikultur Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Tangerang ”

Judul Tesis : Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Tulisan Narasi Melalui Metode Kolaborasi Pembelajaran TGT dengan STAD Pada Siswa Kelas VIIA

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY (STUDI

Pada penelitian ini dipilih reaksi katalisis heterogen, yaitu menggunakan katalis padatan superbasa dengan penyangga alumina untuk reaksi isomerisasi eugenol dan dilanjutkan

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, hidayah, serta pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Berdasarkan hasil perancangan sebelumnya maka terbentuklah sistem managemen rantai pasok yang terdiri dari 8 user dan 1 admin. Masing-masing user memiliki hak akses

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu, dan

Daerah tidak memiliki petugas pemungut pajak yang langsung turun ke lapangan, melainkan hanya melayani dan menunggu para wajib pajak membayar dan menyetor pajak yang