NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sinyal teknikal masih mengindikasikan positif bagi pergerakan IHSG dalam pekan ini, seiring indikator dari MACD dan Stochastic yang mengkonfirmasikan uptrend bagi IHSG. Sinyal positif bagi indeks dari perspektif teknikal juga terkonfirmasi dari lagging indikator MA5 dan MA20 yang mengindikasikan positif..
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4624.635 +9.472 3,878.10 5,312.06
LQ-45 803.029 +3.039 1,669.30 4,362.14
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pergerakan pasar saham Indonesia berbalik arah menguat menjelang penutupan perdagangan hari ini (01/02) dimana IHSG ditutup menguat 0,21% ke level 4.624,63. Sektor-sektor penggerak IHSG bergerak dua arah, dengan sektor perkebunan, keuangan, infrastruktur, tambang, aneka industri dan properti melemah, sementara sektor industri dasar, konsumsi, manufaktur dan perdagangan menguat. Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Januari 2016 sebesar 0,51 persen atau lebih rendah dibanding Desember 2015 yang sebesar 0,96 persen dengan inflasi tahun kalender mencapai 0,51 persen. Tingkat inflasi YoY sebesar 4,14 persen. Komponen inti inflasi mencapai 0,29 persen dan inti tahun ke tahun 3,62 persen. Selain itu, pertumbuhan uang beredar terus menurun. Sepanjang Desember 2015, jumlah uang beredar (M2) tumbuh sebesar 8,9% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 4.546 triliun. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan sebelumnya, terjadi penurunan, yakni dari 9,2% yoy. Begitu pula pertumbuhan uang beredar di November 2015 jika dibandingkan Oktober 2015 mengalami penyusutan yang tercatat sebesar 10,4%. Rangkaian pertumbuhan negatif jumlah uang beredar ini ditengarai akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi dan tidak masuknya dana ke dalam sistem keuangan. Dari global, saham-saham AS naik sebesar 2,5% pada hari Jumat, bergabung dengan rally global setelah stimulus kejutan dari Bank of Japan (BoJ) yang menaikkan kepercayaan masyarakat kepada bank central untuk meningkatkan pertumbuhan. BoJ mengadopsi kebijakan suku bunga negatif atau di bawah nol dimana langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan pinjaman kepada masyarakat dan pebisnis untuk memicu perekonomian dan menangkis deflasi. Dari regional, indeks Nikkei 225 naik 2% ke level 17,865.23 dipicu oleh reli saham bursa Jepang pasca keputusan yang mengejutkan dari BoJ. Di sisi lain, Indeks Shanghai Composite ditutup turun 1.8% ke level 2.688,85 dan indeks Hang Seng ditutup turun 0.6% di level 19.565,28 disebabkan oleh aktivitas
manufacturing di China yang mencapai titik terendah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Ditambah lagi, Purchasing Manager Index di China menunjukkan penyusutan dalam enam bulan berturut-turut dan sekarang di titik terendahnya sejak Agustus 2012. Dari Eropa, saham-saham di pasar Eropa dibuka stabil.
Rilis dari Cina dan Amerika Serikat (AS) terbaru masih mensinyalkan kondisi perlambatan untuk kedua negara tersebut. Hal ini menjadi indikasi buruk bagi pasar saham, ditengah ancaman harga minyak yang berpeluang kembali turun. Pasar saham AS telah menderita kerugian besar sejak awal tahun seiring penurunan segmen kunci perekonomian seperti manufaktur, energi dan ritel. Ekonomi AS kembali melambat pada akhir tahun 2015. Gross Domestic Product (GDP), berekspansi pada kecepatan 0,7% (yoy). Angka tersebut turun tajam dibandingkan pertumbuhan 2% pada musim gugur dan 3,9% pada musim semi lalu. Ekonomi AS belum pernah lagi menyentuh angka pertumbuhan 3% sejak tahun 2005. Data GDP AS ini mengindikasikan perlambatan laju ekonomi sebagian besar disebabkan oleh melemahnya belanja konsumen, penurunan ekspor dan meningkatnya persediaan bisnis. Sedangkan dari Cina, PMI manufaktur Cina mensinyalkan kondisi yang memburuk seiring indeks sektor jasa yang terus bertahan. PMI turun menjadi 49.4 di bulan Januari Sektor manufaktur menghadapi lebih banyak hambatan tahun ini seiring pemerintah berencana untuk mengurangi kapasitas industri yang berlebih serta menutup perusahaan yang tidak menguntungkan, karena hanya bertahan berkat pinjaman dari bank serta subsidi pemeirntah. Namun, sektor jasa yang mencakup lebih dari separuh perekonomian tahun lalu, terus menunjukkan sinyal yang kokoh dan menciptakan lapangan kerja. PMI sektor jasa turun menjadi 53.5 bulan lalu dari level tinggi 16-bulan 54.4 di bulan Desember. Sedangkan rilis data ekonomi dari dalam negeri yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa konsumsi masyarakat masih relatif tinggi, ditopang oleh meningkatnya jumlah hunian kamar hotel dan pengguna sektor transportasi nasional pada akhir tahun lalu. Selain itu, tingkat konsumsi meningkat didukung dari jumlah penumpang angkutan transportasi baik udara, laut, dan darat meningkat di Desember tahun lalu. Sektor manufaktur Indonesia menunjukkan pemulihan sepanjang Januari lalu. Index PMI Manufaktur Indonesia menjadi 48,9 dari 47,8 pada Desember 2015.
Meski menunjukkan kenaikan, poin PMI manufaktur Indonesia itu masih di level kontraksi. Rilis data lainnya, laju inflasi Januari 2016 mencapai 0,51%, dan tingkat inflasi Januari 2016 terhadap Januari 2015 (yoy) sebesar 4,14%. Fokus pasar global hari ini, data tingkat pengangguran kawasan Euro bulan Desember 2015 dan pidato anggota FOMC Stanley Fischer. Sementara ini, tekanan atas indeks saham global dapat memicu potensi koreksi bagi IHSG pada perdagangan saham hari ini..
DAILY REPORT
02 Februari 2016• BMRI-BPD sepakati GMRA Indonesia • BMRI andalkan cross selling • BBCA ajukan mekanisme channelling
• BBRI dipercaya kelola layanan jasa perbankan kementerian ATR/BPN • Aset UUS BBTN naik 25,19% di triwulan III 2015
• Belum sampaikan Lapkeu Q3, BEI perpanjang suspensi 4 emiten • EXCL berencana menawarkan saham HMETD 2,75 miliar lembar • EXCL alami penurunan rugi menjadi Rp25,33 miliar pada 2015 • KLBF mengalokasikan dana Rp200 miliar
• GIAA tingkatkan kapasitas kelas bisnis
• GIAA targetkan jumlah trafik penumpang 40,5 jta pada 2016 • AKRA bentuk perusahaan bongkar muat
• SMDR bangun terminal peti kemas Rp 500 miliar • ANJT peroleh pinjaman Rp 225 miliar
• MYRX bidik 10.000 unit tahun ini
• SIPD menderita rugi sebesar Rp329,4 miliar per September 2015 • MLPT operasikan GTN Data Center pada Juli 2016
• Inflasi Januari 0,51% MoM
Support Level 4581/4538/4516
Resistance Level 4647/4669/4712
Major Trend Down
2 February 2016
2 February 2016
Bank Mandiri (BMRI) bersama dengan 22 bank pembangunan daerah (BPD) seluruh Indonesia menyepakati fasilitas transaksi Global Master Repo Agreement (GMRA) Indonesia yang diharapkan mendukung pendalaman sektor keuangan Tanah Air. Dengan adanya kesekapatan ini, perusahaan berharap volume tumbuh dua kali lipat (double digit). Sejumlah indikator diharapkan mendongkrak transaksi repo di antaranya kondisi likuiditas perbankan yang ketat dan rasio volume kredit (LDR) yang menyentuh 90 persen. Adapun, mulai 1 Januari 2016, seluruh transaksi repo yang dilakukan lembaga keuangan wajib menggunakan GMRA Indonesia dengan menggunakan surat berharga yang diawasi oleh OJK. Sejak 2013 hingga 2015, Bank Mandiri mencatat total nilai transaksi repo mencapai Rp96 triliun baik dengan bank lokal, bank asing maupun dengan BPD.
Bank Mandiri (BMRI) mengandalkan strategi cross selling untuk meningkatkan jumlah nasabah kaya. Jumlah nasabah kaya perusahaan setiap tahunnya tumbuh 5% hingga 6%. Bisnis model perusahaan bukan mencari dari luar, tetapi cross selling. Pemilik perusahaan yang dapat kredit dari BMRI, dapat dijadikan nasabah privat juga. Adapun, nasabah kaya perusahaan terbagi menjadi 2, yaitu prioritas dan nasabah privat.
Sejalan dengan rencana pemerintah menambah bank penyalur kredit usaha rakyat atau KUR, Bank Central Asia (BBCA) mengajukan mekanisme channelling untuk ikut dalam program tersebut. Saat ini, BBCA belum memiliki infrastruktur untuk penyaluran KUR. Namun, perusahaan akan mempertimbangkan untuk ikut program tersebut selama pemerintah memperbolehkan penyaluran KUR melalui mekanisme channelling, yaitu melalui BPR atau BPD. Dengan skema channelling ini, penyaluran KUR akan terakselerasi. Pasalnya, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memiliki infrastruktur untuk penyaluran kredit mikro dan ritel. Adapun, BBCA mempunyai dana yang dapat disalurkan untuk KUR hingga Rp2 triliun.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) kembali dipercaya oleh pemerintah sebagai lembaga perbankan yang ditunjuk untuk mengelola keuangan lembaga pemerintahan. Kali ini, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) bersama Bank BRI melakukan penandatanganan kesepakatan bersama tentang penyediaan dan pemanfaatan layanan jasa perbankan di semua unit kerja kementerian tersebut yang tersebar di seluruh Indonesia. Ruang lingkup kesepakatan tersebut adalah pemberian layanan jasa perbankan kepada seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang meliputi pengelolaan seluruh aktivitas kegiatan operasional keuangan, pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) secara Real Time Online, pembayaran gaji pegawai, layanan produk e-Channel Bank BRI, kerja sama teknologi informasi dalam pelayanan perbankan, pembukaan unit kerja operasional Bank BRI di Satuan Kerja (Satker) Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan layanan jasa perbankan lainnya.
Bank Tabungan Negara (BBTN) menyampaikan, bahwa Unit Usaha Syariah (UUS) miliknya sangat terkelola dengan baik. Hal itu terlihat dari assetnya yang sebesar Rp 13,18 Triliun di triwulan III 2015 atau tumbuh 25,19% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,53 Triliun. Penghimpunan dana UUS Bank BTN juga meningkat dari Rp 7,91 Triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 10,50 Triliun atau meningkat 32,75%. Sementara untuk
pembiayaan UUS Bank BTN tercatat sebesar Rp 10,51 Triliun atau tumbuh 14,99% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,14 Triliun. UUS Bank BTN telah mencatatkan keuntungan sebesar Rp 196,09 Milyar. Keuntungan ini tumbuh 44,52% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 135,69 Milyar. Dan, kinerja UUS Bank BTN pada akhir tahun 2015 diyakini akan meningkat lebih baik dari posisi Triwulan III 2015.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memperpanjang suspensi perdagangan empat saham yakni Berau Coal Energy (BRAU), Borneo Lumbung Energy (BORN), Inovisi Infracom (INVS) dan Permata Prima Sakit (TKGA). Menurut keterangan BEI, hal itu karena batas waktu penyampaian Laporan Keuangan Interim per 30 September 2015 yang diaudit adalah tanggal 4 Januari 2016. Namun hingga 30 Januari 2016, ada lima perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangan per September tersebut. BORN disuspensi sejak 30 Juni 2015, BRAU disuspensi sejak 4 Mei 2015, TKGA disuspensi sejak 30 Juni 2015 sedangkan INVS sejak 12 Februari 2015 sedangkan satu emiten BULL masih aktif.
XL Axiata (EXCL) berencana melakukan Penawaran Umum Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang akan memberikan hak untuk pembelian dalam jumlah sebanyak-banyaknya 2.750.000.000 saham dengan nominal Rp100 per saham. Axiata Investments berencana melaksanakan haknya sesuai porsi bagian kepemilikan sahamnya dalam penawaran umum HMETD ini. Pelaksanaan penawaran HMETD ini tergandung pada persetujuan dari RUPSLB dan pernyataan efektif dari OJK. Seperti diketahui saham mayoritas perseroan dikuasai Axiata Investment sebesar 66,4 persen dan sisanya dikuasai masyarakat. Apabila pemegang saham tidak melaksanakan HMETD tersebut maka kepemilikan saham dalam perseroan akan terdilusi sebesar maksimal 8,2 persen. Perseroan berencana menggunakan dana hasil penawaran umum HMETD ini guna membayar kembali utang dalam denominasi US dolar AS yang saat ini ada sebesar US$500.000.000.
XL Axiata (EXCL) berhasil menekan kerugian hingga akhir Desember 2015 menjadi sebesar Rp25,33 miliar usai alami rugi sebesar Rp803,71 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan turun menjadi Rp22,87 triliun dari pendapatan tahun sebelumnya yang Rp23,46 triliun, total beban turun menjadi Rp19,73 triliun dari total beban tahun sebelumnya yang Rp21,87 triliun. Laba usaha meningkat menjadi Rp3,13 triliun dari laba usaha tahun sebelumnya yang Rp1,58 triliun. Rugi kurs naik jadi Rp2,54 triliun dari rugi kurs tahun sebelumnya Rp992,18 miliar dan biaya keuangan naik jadi Rp1,80 triliun dari biaya keuangan tahun sebelumnya Rp1,69 triliun. Rugi sebelum pajak tercatat turun jadi Rp630,52 miliar dari rugi sebelum pajak tahun sebelumnya yang Rp1 triliun. Manfaat pajak naik jadi Rp605,18 miliar dari manfaat pajak tahun sebelumnya Rp199,71 miliar. Jumlah aset per Desember 2015 yang mencapai Rp58,84 triliun turun dari jumlah aset per Desember 2014 yang Rp63,63 triliun.
Untuk menaikkan kinerja secara jangka panjang, Kalbe Farma (KLBF) mengalokasikan dana Rp200 miliar per tahun untuk pengembangan teknologi baru. Pengembangan teknologi baru memang menjadi salah satu strategi utama untuk melakukan penetrasi pasar ke depan. Dana tersebut masuk dalam belanja modal KLBF yang tahun ini ditargetkan mencapai Rp1,5 triliun. Dalam satu tahun, perusahaan optimistis dapat menghasilkan lima
2 February 2016
2 February 2016
hingga sepuluh produk baru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Di sisi lain, dalam pengembangan teknologi baru, internal perusahaan memiliki lebih dari 100 orang peneliti.
Maskapai Garuda Indonesia (GIAA) meningkatkan kapasitas penumpang kelas bisnis dengan menghadirkan dua pesawat terbaru yakni Airbus A330-300 dengan "Super Diamond Seat Business Class" yang pertama dan Boeing 777-300ER yang kesepuluh. Pesawat Airbus A330-300 dengan Super Diamond Seat Business Class bernomor registrasi PK-GPZ ini merupakan yang pertama dari empat pesawat Airbus A330-300 yang akan diterima pada 2016. Sementara, pesawat Boeing 777-300ER bernomor registrasi PK-GIK, merupakan pesawat kiriman terakhir dari sepuluh Boeing 777-300ER yang dipesan Garuda Indonesia sejak 2013. Pesawat baru Airbus A330-300 tersebut memiliki jangkauan sejauh 15.000 kilometer atau mencapai 12 jam terbang non-stop, dengan kapasitas 287 tempat duduk, yang terdiri dari 24 kelas bisnis dengan "Super Diamond Seat" dan 263 kelas ekonomi.
Garuda Indonesia (GIAA) dan anak usahanya, Citilink Indonesia, menargetkan jumlah trafik penumpang sebanyak 40,5 juta pada 2016, tumbuh 15,5% YoY. Target tersebut akan membuat Grup Garuda menguasai 50% pasar penerbangan domestik dari 44% pada tahun lalu. Sementara itu, Garuda sendiri mengembangkan ekspansinya ke rute-rute internasional. Pada tahun ini, GIAA diharapkan membukukan trafik penumpang internasional sekitar 9-10 juta penumpang dibandingkan 6 juta penumpang pada tahun lalu.
AKR Corporindo (AKRA) mendirikan anak usaha bidang bongkar muat barang dari kapal yaitu Berlian Manyar Stevedore. Pendirian anak usaha ini dilaksanakan melalui dua entitas usaha langsung, yaitu Usaha Era Jasa Terminal Indonesia dan Berlian Jasa Terminal Indonesia. Pembentukan Berlian Manyar bertujuan untuk menjalankan kegiatan usaha, terutama di bidang bongkar muat barang dari dan ke kapal.
Samudera Indonesia (SMDR) akan membangun terminal peti kemas senilai Rp 500 miliar. Ekspansi ini akan direalisasikan lewat anak usahanya, Samudera Terminal Indonesia (STI). Kapasitas terminal baru ini yang ditargetkan dibuka tahun ini memiliki kapasitas sebesar 230 ribu TEUs. Sementara itu, saat ini, kapasitas terminal Peti kemas Palaran mencapai 230.000 TEUs dan akan dinaikkan menjadi 330.000 TEUs. Perseroan akan memfokuskan bisnis utama STI di segmen jasa peti kemas dan pelabuhan. Tahun ini, SMDR menyiapkan belanja modal sebesar USD 150 juta yang akan digunakan untuk membiayai ekspansi STI dan penambahan armada.
Austindo Nusantara Jaya (ANJT) memperoleh pinjaman dari Bank OCBC NISP (OCBC) berupa fasilitas pinjaman berjangka waktu senilai Rp 225 miliar. Selain itu, perseroan juga mendapatkan fasilitas transaksi valuta asing sebesar USD 4,5 juta. Pinjaman ini didapatkan melalui anak usaha yaitu Kayung Agro Lestari (KAL). Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal serta memenuhi kebutuhan lindung nilai KAL.
Hanson International (MYRX) menargetkan penjualan rumah sebanyak 10.000 unit tahun ini, tumbuh 22% dibandingkan dengan realisasi penjualan sepanjang 2015 sejumlah 8.200 unit. Penjualan hunian tahun ini akan disumbang dari proyek-proyek perusahaan di Maja (Lebak, Banten) dan Serpong. Adapun, tahun ini perusahaan akan memulai proyek di Bekasi. Di Bekasi ini, perusahaan akan menggarap 20 hektare lahan secara bertahap untuk pembangunan apartemen dengan harga sekitar Rp200 juta.
Lahan tersebut akan dikembangkan dalam 5-10 tahun dengan kapasitas mencapai 10.000 unit.
Sierad Produce (SIPD) menderita rugi sebesar Rp329,40 miliar hingga periode September 2015 usai meraih laba sebesar Rp3,70 miliar periode sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Senin menyebutkan penjualan bersih turun jadi Rp1,58 triliun dari penjualan bersih tahun sebelumnya yang Rp1,90 triliun dan beban pokok naik jadi Rp1,49 triliun. Laba kotor turun jadi Rp89,75 miliar dari laba kotor tahun sebelumnya yang Rp414,96 miliar sementara beban usaha naik jadi Rp365,55 miliar dari beban usaha tahun sebelumnya Rp291,89 miliar. Rugi usaha diderita Rp275,81 miliar dari laba usaha tahun sebelumnya yang Rp123,07 miliar. Beban lain-lain bersih naik jadi Rp126,11 miliar dari beban lain-lain tahun sebelumnya yang Rp103,37 miliar. Rugi sebelum pajak diderita Rp401,92 miliar dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang Rp19,69 miliar. Jumlah aset per September 2015 mencapai Rp2,17 triliun turun dari jumlah aset per Desember 2014 yang Rp2,79 triliun.
Multipolar Technology (MLPT) akan mengoperasikan Graha Teknologi Nusantara (GTN) Data Center mulai Juli 2016. Dana center yang berlokasi di kawasan Lippo Cikarang Bekasi ini membutuhkan investasi awal lebih dari Rp 350 miliar untuk kapasitas 2.000 rak dengan luas area 6.500 meter persegi. Selain menyediakan layanan co-location atau penyewaan rak, GTN Data Center juga menyediakan layanan cloud, Infrastructure as a Service (IaaS), serta Platform as a Service (PaaS).
Inflasi Januari 2016 sebesar 0,51% MoM sehingga inflasi YoY mencapai 4,14%. Inflasi tersebut terutama didorong kenaikan harga kelompok bahan makanan pada awal tahun ini. Adanya penurunan harga BBM bersubsidi, yakni solar dan premium, membantu inflasi Januari tidak terlalu tinggi. Inflasi pada Februari mendatang dapat turun ke 0,2-0,3% bila pemerintah mampu mengendalikan harga komoditas pangan. Hal ini juga didukung oleh bank yang berkomitmen menurunkan suku bunga kredit mulai Februari ini, menyusul penurunan BI rate 25 bps menjadi 7,25% pada Januari lalu.
2 February 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 31,34 -0,28 TLKM (US) 49 16.821 852
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,14 -0,02 ANTM (GR) 0,01 178 -149
Gold (US$)/Ounce 1128,13 -0,27
Nickel (US$)/MT 8620,00 30,00
Tin (US$)/MT 14850,00 600,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 49,95 -12,45
Coal (RB) (US$)/MT* 50,70 -12,66
CPO (ROTH) (US$)/MT 625,00 -7,50
CPO (MYR)/MT 2326,00 -20,50
Rubber (MYR/Kg) 535,00 -5,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 778,93 0,05
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 16449,18 -0,10 -5,60 14,86 13,39 2,79 2,65 5.040,9
USA NASDAQ COMPOSITE 4620,37 0,14 -7,73 19,39 16,39 3,17 2,90 7.247,9
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6060,10 -0,39 -2,92 15,47 13,24 1,65 1,59 1.559,7
CHINA SHANGHAI SE A SH 2813,68 -1,78 -24,04 10,93 9,71 1,24 1,13 3.412,6
CHINA SHENZHEN SE A SH 1747,70 -1,04 -27,65 20,17 17,33 2,74 2,40 2.623,3
HONG KONG HANG SENG INDEX 19595,50 -0,45 -10,58 9,77 8,80 0,97 0,91 1.566,3
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4624,64 0,21 0,69 14,05 12,19 2,16 1,95 360,5
JAPAN NIKKEI 225 17865,23 1,98 -6,14 17,57 15,77 1,53 1,43 2.733,9
MALAYSIA KLCI 1667,80 2,04 -1,46 15,62 14,41 1,72 1,63 237,9
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2602,41 -1,02 -9,72 11,20 10,51 0,97 0,93 254,2
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.631,50 -146,50 1000 IDR/ USD 0,07 0,0008
EUR/IDR 14.852,75 63,25 EUR / USD 1,09 0,0008
JPY/IDR 112,79 0,40 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.576,92 3,38 SGD / USD 0,70 -0,0004
AUD/IDR 9.688,25 37,62 AUD / USD 0,71 -0,0007
GBP/IDR 19.663,17 189,57 GBP / USD 1,44 -0,0008
CNY/IDR 2.072,16 0,00 CNY / USD 0,15 -0,0001
MYR/IDR 3.275,62 -46,50 MYR / USD 0,24 -0,0008
KRW/IDR 11,36 -0,13 100 KRW / USD 0,08 -0,0001
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 7.78
BI Rate (%) Indonesia 7.25 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.11
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.11
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 3.13
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description January-16 December-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.51 0.00 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.14 3.35 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.51 0.96 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 105.93 Bn 100.24 Bn SBIS (12M) 7.15
2 February 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
02 Feb US Domestic Vehicle Sales Naik menjadi 13.70 juta dari 13.46 juta
02 Feb US Total Vehicle Sales Naik menjadi 17.55 juta dari 17.22 juta
04 Feb US Nonfarm Productivity Turun menjadi -2.0% dari 2.2%
04 Feb US Initial Jobless Claims Naik menjadi 280 ribu dari 278 ribu
04 Feb US Continuing Claims Turun menjadi 2240 ribu dari 2268 ribu
04 Feb US Factory orders Turun menjadi -2.8% dari -0.2%
04 Feb US Durable Goods Order --
05 Feb Indonesia GDP YoY Naik menjadi 4.80% dari 4.73%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
HMSP IJ 106925 3.31 15.06 ASII IJ 6350 -1.55 -3.83 EMTK IJ 10200 7.37 3.73 BDMN IJ 3800 -6.40 -2.33 BBCA IJ 13225 0.95 2.88 BSDE IJ 1660 -4.05 -1.27 JSMR IJ 5925 3.04 1.12 TBIG IJ 6025 -4.37 -1.25 CPIN IJ 3400 1.64 0.85 INTP IJ 19400 -1.52 -1.04 UNVR IJ 36800 0.27 0.72 JKON IJ 780 -7.69 -1.00 INDF IJ 6275 1.21 0.62 TLKM IJ 3330 -0.30 -0.95 AMRT IJ 625 2.46 0.59 CTRA IJ 1205 -5.12 -0.94 BMRI IJ 9625 0.26 0.55 GGRM IJ 58025 -0.56 -0.59 MNCN IJ 1230 3.36 0.54 PNBN IJ 660 -3.65 -0.56
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter PT Buyung Poetra
Sembada
Consumer 420-500 710.00 TBA TBA Bahana Securities
PT Mahaka Radio Integra
Trade & Service 750-1100 171.36 TBA TBA Trimegah Securities Tbk
PT Mitra Pemuda Infrastructure & Construction
2 February 2016
2 February 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
ADRO $ 0.0011 Cash Dividend 28 Dec-15 29 Dec-15 04 Jan-15 15 Jan-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 19 Feb’16
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 11 Mar’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 09 Apr’16 10 Apr’16 14 Apr – 20 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
HEXA RUPSLB
11-Feb-16
ALKA RUPSLB
12-Feb-16
RIMO RUPSLB
12-Feb-16
SIPD RUPSLB
15-Feb-16
WOMF RUPSLB
18-Feb-16
BBNP RUPSLB 19-Feb-16
BKSW RUPST 22-Feb-16
NIPS RUPSLB 23-Feb-16
MCOR RUPSLB 24-Feb-16
SMCB RUPSLB 25-Feb-16
MAYA RUPSLB 26-Feb-16
BSIM RUPSLB 29-Feb-16
2 February 2016
2 February 2016
TLKM
TRADING BUY
S1 3290 R1 3375 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 3205 R2 3460
Closing
Price 3330
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 3290-Rp 3375
• Entry Rp 3330, take Profit Rp 3375
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 91.28 Negatif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 72.82 Positif
Bollinger Band (Mid) 3181 Positif
MA5 3285 Positif 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600
Jul August September October November December 2016 February TLKM Downward Sloping Channel
3,180.5 3,045 3,015 2,991.04 2,899 2,899 2,899 3,238.75 3,250 3,285 3,330 3,330 3,330 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 92.27, Stochastic %K = 88.60, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 88.5965
80 20 88.5965 92.2723 92.2723 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -25.89, Signal() = -25.65 -25.8944 -25.6459 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 72.82, Volume() = 132,389,600.00 68.1621 0.00000 72.8234 132,389,60 TLKM - William's % R(14) = -13.64, Volume() = 132,389,600.00 -13.6364 132,389,60 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ASII
TRADING BUY
S1 6200 R1 6525 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 5875 R2 6850
Closing
Price 6350
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 6200-Rp 6525
• Entry Rp 6350, take Profit Rp 6525
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 93.49 Negatif
MACD 62.32 Positif
True Strength Index (TSI) 64.35 Positif
Bollinger Band (Mid) 6034 Positif
MA5 6265 Positif 5,000 5,500 6,000 6,500 7,000 7,500
Jul August September October November December 2016 February
ASII Downward Sloping Channel
5,975 5,975 5,975 5,775 5,714.25 5,636.84 5,636.84 6,033.75 6,150 6,265 6,350 6,350 6,350 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 93.09, Stochastic %K = 89.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 89.3333
80 20 89.3333 93.0893 93.0893 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 0.0 ASII - MACD (5,3) = -60.37, Signal() = -62.10
-62.1025 -60.3676 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
ASII - TSI(3,5,3) = 64.35, Volume() = 46,908,200.00 61.0669
0.00000
64.3465 46,908,20
ASII - William's % R(14) = -23.53, Volume() = 46,908,200.00 -23.5294
46,908,20
2 February 2016
2 February 2016
PTPP
TRADING BUY
S1 3770 R1 3905 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 3635 R2 4040
Closing
Price 3825
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area lower band Prediksi • Trading range Rp 3770-Rp 3905
• Entry Rp 3825, take Profit Rp 3905
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 54.93 Negatif
MACD -9.04 Negatif
True Strength Index (TSI) -37.73 Negatif
Bollinger Band (Mid) 3921 Negatif
MA5 3915 Negatif 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000 4,200
Jul August September October November December 2016 February PTPP Wedge 3,844.47 3,825 3,825 3,825 3,741.65 3,605.17 3,605.17 3,844.47 3,895 3,915 3,920.63 3,921 3,980 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 PTPP - Stochastic %D(6,3,3) = 55.53, Stochastic %K = 38.94, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
38.9434 38.9434 20 55.5253 55.5253 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 0.0 PTPP - MACD (5,3) = 20.37, Signal() = 11.24 11.2372 20.3744 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PTPP - TSI(3,5,3) = -37.73, Volume() = 9,772,800.00 -19.3031 -37.7308 0.00000 9,772,800 PTPP - William's % R(14) = -88.37, Volume() = 9,772,800.00 -88.3721 9,772,800 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
JSMR
TRADING BUY
S1 5850 R1 5950 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 5750 R2 6050
Closing
Price 5925
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 5850-Rp 6050 • Entry Rp 5925, take Profit Rp 6050
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 46.91 Positif
MACD 29.65 Positif
True Strength Index (TSI) 32.02 Positif
Bollinger Band (Mid) 5713 Positif
MA5 5790 Positif 3,600 4,200 4,800 5,400 6,000 6,600
Jul August September October November December 2016 February JSMR Upward Sloping Channel
5,790 5,771.92 5,771.92 5,737.5 5,712.5 5,500 4,993.6 5,925 5,925 5,925 6,075 6,468.94 6,468.94 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 JSMR - Stochastic %D(6,3,3) = 74.48, Stochastic %K = 71.43, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
71.4286 71.4286 20 74.4811 74.4811 80 -120.0 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 0.0 JSMR - MACD (5,3) = -35.98, Signal() = -23.17 -35.9783 -23.1704 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 JSMR - TSI(3,5,3) = 32.02, Volume() = 7,736,500.00 24.3029 0.00000 32.025 7,736,500 JSMR - William's % R(14) = -26.09, Volume() = 7,736,500.00 -26.087 7,736,500 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
2 February 2016
2 February 2016
BSDE
TRADING BUY
S1 1630 R1 1710 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1550 R2 1790
Closing
Price 1660
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 1630-Rp 1710 • Entry Rp 1660, take Profit Rp 1710
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 25.23 Negatif
MACD -7.71 Positif
True Strength Index (TSI) -5.64 Negatif
Bollinger Band (Mid) 1751 Negatif
MA5 1700 Negatif 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000
Jul August September October November December 2016 February BSDE Broadening Wedge
1,681.88 1,660 1,660 1,660 1,650 1,340 1,340 1,700 1,751.25 1,824.87 1,840 1,950 1,950 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BSDE - Stochastic %D(6,3,3) = 61.75, Stochastic %K = 62.83, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
61.7515 61.7515 20 62.8289 62.8289 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 BSDE - MACD (5,3) = 5.05, Signal() = 1.43
1.4281 5.04902 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BSDE - TSI(3,5,3) = -5.64, Volume() = 25,716,900.00
-5.64445
-7.79633 0.00000
25,716,90
BSDE - William's % R(14) = -94.74, Volume() = 25,716,900.00 -94.7368 25,716,90 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
CPIN
TRADING BUY
S1 3305 R1 3460 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 3150 R2 3615
Closing
Price 3400
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 3305-Rp 3460 • Entry Rp 3400, take Profit Rp 3460
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 90.96 Positif
MACD 59.53 Positif
True Strength Index (TSI) 64.42 Positif
Bollinger Band (Mid) 3024 Positif
MA5 3321 Positif 1,600 2,000 2,400 2,800 3,200
Jul August September October November December 2016 February CPIN Wedge 3,024.25 2,960 2,934.09 2,916.67 2,916.67 2,916.67 2,803.21 3,155 3,281.88 3,321 3,400 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 CPIN - Stochastic %D(6,3,3) = 85.32, Stochastic %K = 85.85, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 85.3182
80 20 85.3182 85.8503 85.8503 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 0.0 CPIN - MACD (5,3) = -39.18, Signal() = -40.54
-40.5447 -39.1761 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 CPIN - TSI(3,5,3) = 64.42, Volume() = 9,708,100.00 64.4153
0.00000
64.8063 9,708,100
CPIN - William's % R(14) = -4.58, Volume() = 9,708,100.00 -4.58015 9,708,100 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
2 February 2016
2 February 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
01-02-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 17000 17000 17250 16150 16700 17250 17800 Positif Positif Positif 17450 15375
LSIP Trading Buy 1385 1385 1435 1275 1355 1435 1515 Positif Positif Positif 1480 1210
SGRO Trading Buy 1820 1820 1835 1805 1815 1825 1835 Positif Positif Positif 1830 1455
Mining
PTBA Trading Sell 4370 4370 4285 4080 4285 4490 4695 Negatif Negatif Positif 4875 4150
ADRO Trading Sell 515 515 498 463 498 535 570 Negatif Negatif Positif 540 437
MEDC Trading Sell 700 700 685 650 685 720 755 Negatif Negatif Positif 835 675
INCO Trading Sell 1425 1425 1405 1345 1405 1465 1525 Negatif Negatif Positif 1695 1370
ANTM Trading Sell 332 332 328 321 328 335 342 Negatif Negatif Positif 335 286
TINS Trading Sell 515 515 505 480 505 530 555 Negatif Negatif Positif 535 451
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 990 990 1025 950 975 1000 1025 Positif Positif Positif 1045 800
SMGR Trading Buy 10975 10975 11125 10825 10925 11025 11125 Positif Positif Positif 11500 10000
INTP Trading Buy 19400 19400 19725 18425 19075 19725 20375 Positif Positif Negatif 22800 18075
SMCB Trading Sell 910 910 900 880 900 920 940 Negatif Negatif Negatif 1055 900
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6350 6350 6525 5875 6200 6525 6850 Positif Positif Positif 6475 5700
GJTL Trading Sell 500 500 497 487 497 505 515 Negatif Negatif Negatif 555 480
Consumer Goods Industry
INDF Trading Sell 6275 6275 6125 5875 6125 6375 6625 Negatif Negatif Positif 6200 4840
GGRM Trading Buy 58025 58025 58825 54725 56775 58825 60875 Positif Positif Positif 59000 48450
UNVR Trading Buy 36800 36800 37050 35550 36300 37050 37800 Positif Positif Negatif 37625 34525
KLBF Trading Sell 1345 1345 1335 1315 1335 1355 1375 Negatif Negatif Negatif 1505 1225
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1660 1660 1710 1550 1630 1710 1790 Positif Positif Negatif 1850 1580
PTPP Trading Buy 3825 3825 3905 3635 3770 3905 4040 Positif Positif Negatif 4015 3630
WIKA Trading Buy 2745 2745 2795 2635 2715 2795 2875 Positif Positif Negatif 2910 2535
ADHI Trading Buy 2545 2545 2575 2475 2525 2575 2625 Positif Positif Positif 2580 2050
WSKT Trading Sell 1730 1730 1715 1680 1715 1750 1785 Negatif Negatif Negatif 1775 1605
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 2405 2405 2375 2305 2375 2445 2515 Negatif Negatif Positif 2865 2310
JSMR Trading Buy 5925 5925 6050 5750 5850 5950 6050 Positif Positif Positif 6075 4655
ISAT Trading Buy 5550 5550 5650 5425 5500 5575 5650 Positif Positif Positif 5825 5000
TLKM Trading Buy 3330 3330 3375 3205 3290 3375 3460 Positif Positif Positif 3385 2910
Finance
BMRI Trading Buy 9625 9625 10000 9175 9450 9725 10000 Positif Positif Positif 9600 8575
BBRI Trading Buy 11225 11225 11575 10900 11125 11350 11575 Positif Positif Negatif 11825 10575
BBNI Trading Buy 4880 4880 4945 4705 4825 4945 5075 Positif Positif Negatif 5200 4780
BBCA Trading Buy 13225 13225 13550 12800 13050 13300 13550 Positif Positif Positif 13800 12750
BBTN Trading Buy 1370 1370 1390 1320 1355 1390 1425 Positif Positif Positif 1420 1260
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 17475 17475 17775 17100 17325 17550 17775 Positif Positif Positif 17450 14100