NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Dari perspektif teknikal terkonfirmasi IHSG dalam pattern melemah pada pekan ini. Sinyal tersebut terindikasi dari MACD dan Stochastics yang mengisyaratkan pelemahan. Pelemahan atas IHSG ini juga terkonfirmasi dari lagging indikator terutama MA5 dan MA20 yang mengisyaratkan pelemahan.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4740.726 +26.333 4,258.55 5,452.28
LQ-45 831.056 +5.713 1,477.42 4,321.43
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG ditutup menguat sebesar 26,33 poin (0,56%) dari level 4.714,39 ke level 4.740,73 pada perdagangan hari ini di tengah berbagai sentimen positif dari dalam dan luar negeri. Dari domestik, BPS melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$50,6 juta pada Januari 2016, membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat defisit US$230 juta. Membaiknya neraca perdagangan selama Januari didorong oleh surplus perdagangan non minyak dan gas (migas). BPS mencatat ekspor non migas pada bulan lalu sebesar US$9,39 miliar, lebih sedikit dibandingkan dengan impor non migas yang sebesar US$9,23 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan migas tercatat defisit US$11 juta, menyusut dibandingkan dengan defisit bulan sebelumnya US$50 juta. Data BPS menunjukkan, ekspor migas Indonesia pada Januari 2016 sebesar US$1,1 miliar, turun dibandingkan dengan ekspor Desember 2015 yang sebesar US$ 1,3 miliar. Lalu dari sisi impor migas, tercatat sebesar US$1,22 miliar pada Januari, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$1,8 miliar. Sementara itu, bursa saham AS menguat pada perdagangan Jumat lalu dipicu oleh pemulihan harga minyak dunia dan data penjualan retail AS yang menunjukkan pemulihan setelah sempat menunjukkan kekecewaan di akhir tahun 2015. Penjualan retail AS naik sebesar 0,2%, melebihi ekspektasi analis sebesar 0,1%. Sementara itu, penjualan inti AS juga naik sebesar 0,1%, atau melebihi ekspektasi para analis sebesar 0%. Dari pasar regional, mayoritas bursa ditutup menguat, kecuali bursa China yang ditutup pada teritori negatif, dipicu oleh ketetapan PBOC untuk menguatkan mata uang Yuan, menghapus kekhawatiran pasar akan depresiasi nilai tukar Yuan. Dari Jepang, indeks Nikkei ditutup naik signifikan sebesar 1.069,97 poin (7,2%) dari level 5.933,96 ke level 6.034,28 setelah terkoreksi tajam pada perdagangan pekan lalu. Pelemahan yen juga ikut andil dalam penguatan indeks Nikkei pada perdagangan hari ini. Sementara itu, indeks Shanghai Composite turun sebesar 17,29 poin (0,63%) dari level 2.763,49 ke level 2.746,20. Dari Hongkong, indeks Hang Seng ditutup menguat sebesar 598,56 poin (3,27%) dari level 18.319,58 ke level 18.918,14. Selanjutnya, dari
Eropa, bursa Eropa dibuka tentatif menguat di awal perdagangan.
Sinyal perlambatan ekonomi global nampaknya masih berlangsung, dan belum menunjukan tanda-tanda pemulihan. Perlambatan ekonomi global mendorong permintaan atas komoditas minyak melemah. Imbasnya ancaman penurunan terhadap harga minyak tetap besar. Di sisi lain, oversuplai masih berlangsung, sementara belum diaplikasikan secara nyata. Overersupply minyak akibat OPEC terus menggenjot produksi, ditengah perusahaan-perusahaan minyak yang kian terjepit bahkan salah satu perusahaan migas terbesar di Amerika Serikat kini dikabarkan nyaris bangkrut. Sebagai informasi bahwa pada bulan Januari lalu, 13 OPEC meningkatkan produksinya sebanyak 131,000 barel per hari hingga mencapai 32.33 juta barel perhari, yang di dukung oleh produksi minyak dari Arab Saudi, Irak, Iran, dan Nigeria. Bahkan, Iran bersiap mengapalkan konsinyasi pertama komoditas tersebut sejak sanksi dicabut, hal ini kian membangkitkan kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan global. Fluktuasi harga minyak dunia selalu berdampak bagi pergerakan indeks saham bursa utama dunia. Cina salah satu perekonomian terbesar dunia, tengah dihadapi permasalah ekonominya. Nilai ekspor dan impor turun di bulan Januari, kondisi ini menambahkan tantangan ekonomi yang sedang dihadapi negara ini. Ekspor turun 6,6% pada Januari 2016, sementara pada Desember ekspor Cina naik 2,3%. Untuk impor turun sebesar 14,4%, atau penurunan sepanjang 15 bulan secara beruntun. Penurunan ini menunjukkan bahwa depresiasi yuan sejak bulan Agustus belum mampu memberikan hasil yang berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing pabrik-pabrik Cina. Kendati demikian, Cina mencatatkan surplus perdagangan sebesar 406,2 miliar Yuan. Suramnya perekonomian juga dialami Jepang, Ekonomi Jepang
berkontraksi di periode tiga bulan terakhir tahun 2015,
produk domestik
bruto Jepang menyusut sebesar 1.4% di kuartal IV 2015, setelah kenaikan yang direvisi menjadi 1.3% di kuartal III 2015. Pelemahan konsumsi swasta kontributor terbesar untuk kontraksi ekonomi di kuartal IV. Kendala perlambatan ekonomi serta fluktuasi harga minyak mentah dunia, namun yang tidak kalah pentingnya pelaku pasar akan fokus pada hasil pertemuan the Fed yang berlangsung pada 27-28 Januari 2016. Dari sisi market, rebound indeks saham Asia pada Senin diperkirakan tidak berlanjut pada hari ini (Selasa), seiring peluang aksi ambil untung yang dilakukan pemodal. Jika aksi ambil untung di pasar Asia terjadi, hal ini berpotensi memicu tekanan bagi IHSG.
DAILY REPORT
16 Februari 2016• Telkomsel bidik pendapatan Rp 84 triliun
• Penjualan mobil ASII turun 9% YoY
• Anak usaha BORN ajukan PKPU untuk restrukturisasi utang
• TINS cari wilayah baru
• PKPK targetkan peroleh 30% kontrak multi years dari total tender
• ELSA raih peringkat idA+ dari Pefindo
• Target pendapatan ELSA
• Perolehan kontrak NRCA turun 4,9%
• Putusan MA tekan saham JSMR hingga 6%
• Dua anak usaha TOWR lakukan transaksi pinjaman Rp 30,39 miliar
• BMRI akan investigasi status pailit debiturnya, yaitu PT. Rockit Aldeway
• BBNI salurkan KUR pembiayaan kepemilikan kios di New Makassar Mall
• BBTN naikkan target perolehan kredit dari Property Expo 2016
• SIPD rights issue Rp 400 miliar
• Pertumbuhan penjualan per toko RALS berpotensi di bawah 5%
• Pemkab Tapanuli desak GIAA realisasikan rute Jakarta-Silangit
• TMAS tambah 20 kapal
• GIAA bukukan laba bersih USD 77,9 juta
• GIAA group incar kontrak kerja sama senilai USD 100 juta
• DMAS ekspansi Rp1 triliun, targetkan penjualan lahan industri Rp2 triliun
• HDFA terbitkan MTN I Syariah Mudharabha 2016 senilai Rp 142 miliar
• Neraca perdagangan Indonesia Januari 2016 surplus USD 50,6 juta
Support Level 4726/4712/4695
Resistance Level 4758/4776/4790
Major Trend Down
16 February 2016
16 February 2016
Penjualan mobil Grup Astra International (ASII) turun 9,4% menjadi 39.629 unit pada Januari 2016, dibandingkan bulan sama 2015 sebanyak 43.770 unit. Pangsa pasar Astra dalam hal ini naik dari 46% menjadi 47%. Bulan lalu, total penjualan mobil turun 9,8% menjadi 84.885 unit dari 94.194 unit. Pasar mobil tahun ini diperkirakan rebound dengan didorong oleh tiga faktor utama yaitu paket kebijakan ekonomi, percepatan realisasi belanja pemerintah dan penurunan BI rate dan harga BBM.
Anak usaha Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Telkomsel, menargetkan pendapatan Rp 84 triliun pada 2016, tumbuh 10,5% YoY dari realisasi tahun lalu yang mencapai sekitar Rp 76 triliun. Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan mengandalkan pengembangan layanan 4G Long Term Evolution (LTE) yang telah menjangkau 30 kota di Indonesia. Perseroan juga menggandeng beberapa mitra untuk memperkuat layanan melalui konten, layanan internet of things (IoT), dan berbagai layanan yang sesuai kebutuhan dan gaya hidup konsumen.
PT. Asmin Koalindo Tuhup (AKT), anak usaha Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN), telah mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) secara sukarela sebagai upaya untuk merestrukturisasi utang kepada seluruh kreditur AKT. Atas permohonan PKPU itu, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan permohonan PKPU sementara AKT pada 20 Januari 2016. Proses PKPU diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 45 hari sejak dikabulkannya permohonan PKPU secara sukarela. Perseroan akan menjalankan kegiatan operasional sebagaimana biasa.
Setelah kegiatan produksi lepas pantai atau offshore Timah (TINS) di Teluk Kelabat, Bangka Belitung dihentikan, perusahaan tengah mencari wilayah izin usaha pertambangan yang baru. TINS menyatakan kerugian yang diderita perusahaan akibat terhentinya produksi diperkirakan sekitar 100 ton timah. Jumlah tersebut berpotensi terus bertambah jika belum menemukan solusi terhadap masalah tersebut. Oleh karena itu, TINS mengantisipasi hal tersebut dengan mencari wilayah baru yang relative aman dari konflik masyarakat sekitar serta tudingan pencemaran lingkungan. Meski demikian, TINS masih mengupayakan agar penghentian operasi produksi di offshore segera dicabut oleh Gubernur Bangka Belitung. Perdana Karya Perkasa (PKPK) menargetkan bisa memperoleh 30% kontrak multi years dari keseluruhan rencana tender yang akan diikuti atau sekitar Rp 200 miliar.
Elnusa (ELSA) meraih peringkat idA+ dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Perusahaan juga mendapat outlook stabil dari Pefindo. Adapun, peringkat ini berlaku untuk periode pemeringkatan 28 Januari 2016 sampai 1 Desember 2016. Peringkat tersebut mencerminkan posisi ELSA yang kuat di bisnis jasa pendukung minyak dan gas (migas).
Elnusa (ELSA) menargetkan pendapatan tahun ini sebesar Rp3,7 triliun, kurang lebih sama dengan estimasi pendapatan tahun lalu. Perusahaan mencanangkan proyeksi tersebut di tengah fluktuatifnya industri minyak dan gas. Pada perjalanan awal tahun ini, keberlangsungan industri migas semakin bergejolak. Namun, perusahaan optimistis menjalani tahun ini. Pasalnya, perusahaan telah memiliki kontrak sebesar Rp5,6 triliun yang akan direalisasikan sebesar Rp3 triliun pada 2016. Tahun ini, ELSA menyiapkan investasi sebesar Rp400-500 miliar. Besaran tersebut relative stagnan dengan estimasi realisasi belanja modal tahun lalu.
Nusa Raya Cipta (NRCA) membukukan kontrak baru Rp 3,025 triliun sepanjang 2015 atau 4,9% lebih rendah dari kontrak baru pada 2014 senilai Rp 3,18 triliun. Untuk 2016, perseroan menargetkan kontrak
baru Rp 4,5 triliun, dengan pendapatan Rp 4,1 triliun dan laba bersih Rp 218 miliar. Tahun ini, NRCA mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1,3 triliun, turun dari rencana investasi semula Rp 1,7 triliun. Pemangkasan belanja modal tersebut disebabkkan oleh target akuisisi lahan di Subang yang direvisi turun menjadi 300 ha dari sebelumnya 500 ha. Perseroan juga akan menggunakan belanja modal untuk konstruksi, pengembangan lin bisnis hotel, dan akuisisi lahan di Karawang.
Dua anak usaha Sarana Menara Nusantara (TOWR) yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Iforte Solusi Infotek (iForte) melakukan transaksi pinjaman. Perjanjian dilakukan pada 12 Februari 2016 dimana Protelindo memberikan pinjaman kepada iForte sebesar Rp 30.398.754.446 dengan jangka waktu pinjaman selama 5 tahun dan bunga per tahun JIBOR + 2,5% per tahun. Iforte akan menggunakan dana pinjaman tersebut untuk modal kerja sehubungan dengan bisnis micro BTS.
Saham Jasa Marga (JSMR) tertekan oleh kabar mengenai putusan kasasi Mahkahmah Agung dalam kasus antara perusahaan dengan Tirtobumi Prakarsatama terkait pengelolaan ruas Kebon Jeruk-Tangerang. Dalam kasus tersebut, JSMR diputuskan untuk membayar ganti rugi pendapatan hasil tol kepada Tirtobumi senilai Rp1,24 triliun atau sekitar 16% dari pendapatan 2015 sebesar Rp7,63 triliun. Amar putusan Mahkamah Agung (MA) pada 10 Februari 2016 nomor 1946 K/Pdt/2014 tanggal 22 Desember 2014, pengadilan memenangkan Tirtobumi Prakarsatama sebagai pemohon kasasi melawan Jasa Marga (JSMR). Isi dari putusan tersebut ialah memberikan perpanjangan interim atas masa berlakunya perjanjian kerja sama bagi hasil hingga permohonan perpanjangan masa kerja sama bagi hasil mendapat keputusan definitive dari turut tergugat yaitu Menteri Pekerjaan Umum. Selain itu pendapatan hasil tol ruas jalan Kebon Jeruk - Tangerang Barat sebanyak satu jalur yang merupakan bagian proyek pendapatan ruas tol untuk sementara ditempatkan dalam rekening penampungan di Bank Jabar Banten (BJBR). Dalam pokok perkara, MA menyatakan tergugat (JSMR) telah melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan penggugat dan menghukum tergugat. Di pengadilan tingkat awal, JSMR dihukum membayar ganti rugi berupa kehilangan pendapatan ruas tol sebesar Rp 1,24 triliun, angka itu setara dengan tambahan waktu kerja sama bagi hasil selama 2 tahun dan 2 bulan. Atas putusan kasasi tersebut, saat ini JSMR bermaksud untuk melakukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK).
Bank Mandiri (BMRI) menyatakan sedang melakukan investigasi terkait status pailit debiturnya, PT Rockit Aldeway oleh Pengadilan Niaga (PN) Jakarta Pusat pada Kamis (11/2). BMRI tengah menyiapkan gugatan perdata dan pidana kepada Rockit karena dinilai telah merugikan
Bank Mandiri. Rockit Aldeway, salah satu perusahaan bidang bahan
bangunan, menerima kucuran kredit dari Bank Mandiri sebesar Rp 250 miliar. Menurut Bank Mandiri, Rockit tidak mengungkapkan adanya kreditur separatis lain, selain kreditur perbankan, saat menandatangani kredit dengan Bank Mandiri. Nama kreditur separatis muncul pada saat Rockit mengajukan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Jumlah kreditur yang tercatat itu berjumlah 13 kreditur dengan total tagihan Rp 1,26 triliun. Salah satu dari ke-13 kreditur itu bernama Trilium Global Pte Ltd dengan nilai tagihan USD 74,86 juta, setara Rp 1,02 triliun. BMRI menggugat keabsahan dari 13 kreditur yang tiba-tiba muncul. Langkah gugatan perdata dan pidana yang rencananya akan dilayangkan kepada Rockit Aldeway ini tidak akan menunggu selesainya proses investigasi. Bank Negara Indonesia (BBNI) termasuk salah satu bank yang menjadi kreditur Rockit dengan nilai tagihan sekitar Rp 170 miliar.
16 February 2016
16 February 2016
penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk pembiayaan kepemilikan kios di New Makassar Mall dengan PT Melatitunggal Intiraya selaku pengembang dan pengelola. Kerja sama pembiayaan ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pengusaha khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang akan membeli kios di New Makassar Mall. New Makassar Mall merupakan peremajaan dan pengembangan dari Pasar Sentral Makassar. Pembangunannya direncanakan terdiri atas 3.600 kios yang diperuntukkan bagi pedagang lama yang sebelumnya menempati Pasar Sentral Makassar dan pedagang kaki lima di sekitarnya.
Bank Tabungan Negara (BBTN) meningkatkan target perolehan kucuran kredit dari Indonesia Property Expo 2016 sebesar 50% menjadi Rp 1,5 triliun dari tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp 1 triliun. BTN optimis target tahun 2016 akan tercapai karena rumah tetap menjadi produk yang oleh masyarakat. Pameran yang berlangsung sejak 13 - 21 Februari 2016 diyakini akan menarik minat masyarakat untuk mencari hunian. Indonesia Property Expo 2016 didukung oleh hampir 250 pengembang. Dari pameran tersebut, lebih dari 650 proyek perumahan ditawarkan. Proyek tersebut tersebar di wilayah Jabodetabek, Banten, Bandung, Sukabumi, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Balikpapan, Samarinda, Kendari dan Medan.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mendistribusikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani kopi nasional sebesar Rp1,5 triliun tahun ini. Rencananya, KUR tersebut untuk membantu petani kopi melakukan penanaman kembali (replanting) agar produktivitas meningkat. Produktivitas kopi di Indonesia hanya sekitar 600-700 ribu ton per tahun, lebih rendah dari Vietnam yang mencapai dua juta ton per tahun. Adapun KUR usaha mikro berjumlah maksimal Rp25 juta. Radana Bhaskara Finance (HDFA) menerbitkan surat utang jangka menengah (Medium Term Notes/MTN) yaitu MTN I Syariah Mudharabah Radana Finance tahun 2016 senilai Rp 142 miliar ini berjangka waktu 370 hari pada Kamis (11/02). Bertindak selaku Arranger dan Agen Pembayaran dari penerbitan MTN ini adalah PT Mandiri Sekuritas, sedang sebagai agen Pemantau dan agen jaminan yakni Bank Mandiri (BMRI). Dana yang diperoleh dari penerbitan MTN setelah dikurangi biaya-biaya penerbitan, seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan untuk menambah modal kerja dalam rangka pengembangan usaha dan pembiayaan Perseroan.
Puradelta Lestari (DMAS), unit usaha Sinarmas Land, menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp1 triliun pada 2016. Capex akan didistribusikan untuk pembangunan infrastruktur kawasan industri, serta pengembangan proyek apartemen servis. Alokasi capex tersebut dibilang moderat jika dibandingkan realisasi capex tahun lalu yang sekitar Rp1,4 triliun. Sebab, sepanjang tahun ini, pihak DMAS tidak melakukan pembebasan lahan secara agresif seperti tahun lalu. Mayoritas dana capex berasal dari kas internal. Puradelta Lestari (DMAS) menargetkan penjualan lahan industri sekitar Rp2 triliun. Perusahaan berencana untuk menaikkan harga jual sekitar 10%. Sepanjang tahun lalu, rata-rata harga jual sekitar 2,1 juta per meter persegi. Sampai saat ini, DMAS tengah menjajaki tiga sampai empat investor asing, dari Asia dan non-Asia yang berminat membeli lahan Puradelta. Namun, dia belum dapat memberikan detail nama perusahaan tersebut, sebelum ada kesepakatan. Para investor tersebut berasal dari sektor manufaktur.
Ramayana Lestari Sentosa (RALS) memproyeksikan pertumbuhan penjualan per toko alias same store sales growth (SSSG) pada kuartal I/2016 masih akan berada di bawah 5,5% akibat tren penjualan di Februari yang cenderung minim. Pada Januari 2016, SSSG perusahaan memang naik signifikan disbanding realisasi pada bulan terakhir tahun lalu. Per Januari, SSSG RALS sebesar 5,5%, ditopang oleh kondisi ekonomi yang lebih baik. Pada Februari, perusahaan memproyeksikan masih meningkat tipis akibat momentum imlek dan valentine. Secara kesuluruhan, RALS menargetkan untuk membukukan pendapatan sebesar Rp8,1 triliun atau naik 4,11% YoY.
Sierad Produce (SIPD) akan menguatkan financial structure dengan berencana melakukan rights issue. Dana yang dibidik sekitar Rp 300-400 miliar. Rights issue ini bertujuan untuk pengembangan perusahaan. Saat ini, perseroan telah memperoleh persetujuan pemegang saham untuk mengeluarkan sebanyak-banyaknya 400 juta saham seri C dengan nominal Rp 1.000 per saham. Rasio ditetapkan dengan perbandingan 108:46. Cum HMETD di pasar reguler dan negosiasi pada 28 Maret 2016. Penambahan modal akan dilakukan untuk ekspansi organik. Adapun rencana ekspansi SIPD adalah memperbesar bisnis dengan menambah commercial farm. Tahun ini, perseroan akan membangun 21 commercial farm.
Garuda Indonesia (GIAA) membukukan laba bersih tahun berjalan senilai USD 77,97 juta sepanjang 2015, dibanding rugi bersih tahun 2014 sebesar USD 368,91 juta. Sepanjang tahun lalu, perseroan mengangkut penumpang sebanyak 23,5 juta, naik 9,3% dibanding 2014 yang sebanyak 21,5 juta. GIAA berhasil menurunkan total biaya operasional 18,1% YoY dari USD 3,68 miliar menjadi USD 3,07 miliar. Sebanyak 60% penurunan berasal dari biaya bahan bakar avtur dan 40% dari non bahan bakar. Tahun lalu, GIAA membukukan pendapatan usaha USD 3,81 miliar, turun 3% dari 2014 sebesar USD 3,93 miliar. Turunnya pendapatan dipicu oleh rugi selisih kurs. Sementara itu, perseroan mengalami kenaikan aset bangunan sebesar USD 42,2 juta menjadi USD 61 juta pada akhir 2015. Kenaikan aset terealisasi setelah GIAA mengajukan permohonan revaluasi aset pada Desember 2015.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Utara, Sumatera Utara
mendesak maskapai BUMN sepertiGaruda Indonesia(GIAA) dan PT.
Citilink pada Maret 2016 bisa merealisasikan penerbangan langsung dari Jakarta ke Bandara Silangit, Parik Sabungan Kecamatan Siborong-Borong. Saat ini maskapai yang beroperasi di Bandara Silangit hanya Susi Air dan Wings Air yang mengoperasikan pesawat kecil.
Garuda Indonesia (GIAA) melalui Garuda Maintenance Facility AeroAsia mengincar sejumlah kontrak kerja sama berskala internasional dengan target nilai mencapai USD 100 juta dalam acara Singapore Airshow 2016 yang berlangsung 14 - 22 Februari 2016. Pelayaran Tempuran Emas (TMAS) memproyeksi penambahan armada 20 kapal untuk ekspansi rute pelayaran berjadwal atau pendulum services dalam beberapa tahun ke depan. Penambahan kapal akan dilakukan bertahap seiring perkembangan kinerja rute pelayaran berjadwal yang telah dirintis sejak September 2014. Saat ini, perusahaan sudah memiliki 24 kapal. Hingga Juni 2016, TMAS juga akan menambah 6 kapal baru dengan kapasitas 360 TEUs sehingga total armada perusahaan akan mencapai 30 kapal.
PT Pos Indonesia menggulirkan kembali wacana go publik (IPO) anak usahanya yaitu PT. Pos Logistik pada tahun 2019. Aksi korporasi tersebut diharapkan akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan menjadi Rp10 triliun. Saat ini perseroan tengah melakukan berbagai persiapan untuk meng-IPO kan Pos Logistik, di antaranya sinergi dengan BUMN lain untuk saling mengidentifikasi potensi di bidang logistik. Selain Pos Logistik, anak usaha lain seperti Pos Distribution dan Pos Retail juga akan di-IPO kan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Januari 2016 mengalami surplus USD 50,6 juta. Rincian nilai ekspor USD 10,50 miliar dan impor USD 10,45 miliar. Pencapaian pada Januari 2016 itu menurun 91,99% dibandingkan Januari 2015 yang mencatatkan surplus USD 632,3 juta. Surplus USD 632,3 juta pada Januari 2015 itu dengan rincian ekspor USD 13,24 miliar dan impor USD 12,61 miliar. Surplus perdagangan non migas pada Januari 2016 mencapai USD 164,5 juta. Sedang neraca perdagangan migas mengalami defisit USD 113,9 juta. Namun ada beberapa komoditas migas yang mengalami surplus yaitu gas sebesar USD 522 juta. Sementara komoditas minyak mentah defisit USD 37,4 juta dan hasil minyak defisit USD 599 juta.
16 February 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 30,60 1,16 TLKM (US) 50 16.606 -328
Natural Gas (US$)/mmBtu 1,92 -0,05 ANTM (GR) 0,01 209 15
Gold (US$)/Ounce 1207,77 -1,59
Nickel (US$)/MT 7820,00 225,00
Tin (US$)/MT 15425,00 -150,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50,70 -11,70
Coal (RB) (US$)/MT* 51,75 -11,61
CPO (ROTH) (US$)/MT 642,50 -12,50
CPO (MYR)/MT 2444,50 24,50
Rubber (MYR/Kg) 529,50 3,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 765,88 -7,71
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 15973,84 2,00 -8,33 14,47 13,02 2,72 2,59 4.892,1
USA NASDAQ COMPOSITE 4337,51 1,66 -13,38 18,17 15,34 2,96 2,70 6.829,9
ENGLAND FTSE 100 INDEX 5824,28 2,04 -6,70 14,95 12,85 1,59 1,53 1.455,2
CHINA SHANGHAI SE A SH 2873,57 -0,62 -22,43 11,22 9,91 1,26 1,15 3.533,9
CHINA SHENZHEN SE A SH 1829,84 -0,03 -24,25 20,94 18,05 2,88 2,52 2.790,4
HONG KONG HANG SENG INDEX 18918,14 3,27 -13,67 9,51 8,54 0,94 0,89 1.514,4
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4740,73 0,56 3,22 14,51 12,55 2,22 2,00 376,5
JAPAN NIKKEI 225 16022,58 7,16 -15,82 16,10 14,25 1,37 1,29 2.551,0
MALAYSIA KLCI 1649,96 0,38 -2,51 15,47 14,32 1,70 1,60 237,2
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2607,90 2,68 -9,53 11,34 10,66 0,98 0,94 260,2
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.378,50 -111,50 1000 IDR/ USD 0,07 0,0006
EUR/IDR 14.953,55 -25,08 EUR / USD 1,12 0,0021
JPY/IDR 116,99 -0,57 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.564,00 -2,14 SGD / USD 0,71 0,0008
AUD/IDR 9.560,61 -4,69 AUD / USD 0,71 0,0007
GBP/IDR 19.337,28 -56,48 GBP / USD 1,45 0,0019
CNY/IDR 2.059,45 0,00 CNY / USD 0,15 0,0018
MYR/IDR 3.238,56 -1,00 MYR / USD 0,24 0,0019
KRW/IDR 11,07 -0,06 100 KRW / USD 0,08 0,0002
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 7.55
BI Rate (%) Indonesia 7.25 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.10
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.09
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.98
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description January-16 December-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.51 0.00 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.14 3.35 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.51 0.96 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 102.13 Bn 105.93 Bn SBIS (12M) 7.15
16 February 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
16 Feb US Empire Manufacturing Naik menjadi -10.00 dari -19.37
16 Feb US Mortgage Delinquencies --
17 Feb US Housing Starts Naik menjadi 1180 ribu dari 1149 ribu
17 Feb US Housing Starts MoM Naik menjadi 2.3% dari -2.5%
17 Feb US Building Permits Turun menjadi 1204 ribu dari 1232 ribu
17 Feb US Building Permits MoM Turun menjadi -6.1% dari -3.9%
17 Feb US PPI MoM Tetap 0.2%
17 Feb US PPI YoY Naik menjadi -0.6% dari -1.0%
17 Feb US Industrial Production MoM Naik menjadi 0.4% dari -0.4%
17 Feb US Capacity Utilization Naik menjadi 76.7% dari 76.5%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
HMSP IJ 107000 1.23 5.71 JSMR IJ 5775 -6.48 -2.57 TLKM IJ 3325 1.22 3.81 ASII IJ 6775 -0.73 -1.91 UNVR IJ 41575 1.16 3.42 CPIN IJ 3610 -1.90 -1.08 ICBP IJ 15200 3.23 2.62 SMGR IJ 10750 -1.15 -0.70 BBNI IJ 5400 2.37 2.18 LINK IJ 2920 -7.30 -0.66 BBRI IJ 11875 0.64 1.73 SMMA IJ 5100 -1.92 -0.60 BBCA IJ 13350 0.56 1.73 BDMN IJ 3995 -1.36 -0.49 BMRI IJ 9800 0.77 1.64 ADRO IJ 585 -2.50 -0.45 GGRM IJ 61500 1.32 1.45 TOWR IJ 4100 -0.85 -0.34 AALI IJ 17375 4.35 1.08 IMAS IJ 1935 -5.61 -0.30
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Buyung Poetra Sembada
16 February 2016
16 February 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
BJTM 43.00 Cash Dividend 05 Feb-16 09 Feb-16 11 Feb-16 03 Mar-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
KONI Stock Split 1:2 -- -- 22 Feb’16 22 Feb’16
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 19 Feb’16
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 14 Mar’16 15 Mar’16 21 Mar – 15 Apr’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 09 Apr’16 10 Apr’16 14 Apr – 20 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
WOMF RUPSLB
18-Feb-16
BBNP RUPSLB 19-Feb-16
BKSW RUPST 22-Feb-16
NIPS RUPSLB 23-Feb-16
MCOR RUPSLB 24-Feb-16
SMCB RUPSLB 25-Feb-16
MAYA RUPSLB 26-Feb-16
BSIM RUPSLB 29-Feb-16
BVIC RUPSLB 29-Feb-16
EXCL RUPSLB 10-Mar-16
BBNI RUPST 10-Mar-16
MTFN RUPSLB 11-Mar-16
ISAT RUPSLB 15-Mar-16
ESTI RUPSLB 17-Mar-16
GMTD RUPST
18-Mar-16
BMRI RUPST
21-Mar-16
16 February 2016
16 February 2016
WSKT
TRADING BUY
S1 1945 R1 1985 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 1905 R2 2025
Closing
Price 1965
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 1945-Rp 2025
• Entry Rp 1965, take Profit Rp 2025
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 83.85 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 81.77 Positif
Bollinger Band (Mid) 1777 Positif
MA5 1885 Positif 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000
August September October November December 2016 February WSKT Broadening Wedge 1,785.31 1,785.31 1,777.25 1,765 1,680.41 1,581.43 1,581.43 1,805 1,846.88 1,885 1,965 1,965 1,965 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WSKT - Stochastic %D(6,3,3) = 84.98, Stochastic %K = 87.64, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
84.983 80 20 84.983 87.6394 87.6394 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 WSKT - MACD (5,3) = -30.10, Signal() = -26.48 -30.099 -26.4822 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WSKT - TSI(3,5,3) = 81.77, Volume() = 65,959,300.00 74.6877 0.00000 81.7748 65,959,30 WSKT - William's % R(14) = -5.56, Volume() = 65,959,300.00 -5.55556 65,959,30 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ICBP
TRADING BUY
S1 15025 R1 15325 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 14725 R2 15625
Closing
Price 15200
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area oversold
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 15025-Rp 15625
• Entry Rp 15200, take Profit Rp 15625
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 57.02 Positif
MACD 23.01 Negatif
True Strength Index (TSI) -10.30 Positif
Bollinger Band (Mid) 14879 Positif
MA5 15235 Negatif 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000
August September October November December 2016 February
ICBP Upward Sloping Channel
15,200 15,200 14,878.8 14,563.9 14,563.9 14,175 12,954.2 15,200 15,235 15,434.4 16,600 17,013.7 17,013.7 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ICBP - Stochastic %D(6,3,3) = 33.65, Stochastic %K = 24.17, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
24.1686 24.1686 20 33.6525 33.6525 80 -300 -200 -100 0 100 200 0 ICBP - MACD (5,3) = 59.43, Signal() = 50.27
50.2741 59.4344 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ICBP - TSI(3,5,3) = -10.30, Volume() = 5,497,100.00
-1.17856 -10.2989
0.00000
5,497,100
ICBP - William's % R(14) = -53.85, Volume() = 5,497,100.00 -53.8462
5,497,100
16 February 2016
16 February 2016
TLKM
TRADING BUY
S1 3290 R1 3350 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 3230 R2 3410
Closing
Price 3325
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 3290-Rp 3410
• Entry Rp 3325, take Profit Rp 3410
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 66.22 Negatif
MACD 7.44 Negatif
True Strength Index (TSI) -4.04 Positif
Bollinger Band (Mid) 3268 Positif
MA5 3360 Negatif 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600
August September October November December 2016 February TLKM Upward Sloping Channel
3,325 3,325 3,267.75 3,258.75 3,258.75 3,180 3,066.15 3,325 3,360 3,365.63 3,450 3,586.47 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 50.73, Stochastic %K = 37.25, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
37.2525 37.2525 20 50.734 50.734 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = 10.17, Signal() = 3.08 3.08498 10.165 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = -4.04, Volume() = 104,800,496.00 0.00000 -4.04199 6.18466 104,800,49 TLKM - William's % R(14) = -56.06, Volume() = 104,800,496.00 -56.0606 104,800,49 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
JSMR
TRADING BUY
S1 5650 R1 6050 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 5250 R2 6450
Closing
Price 5775
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 5650-Rp 6050
• Entry Rp 5775, take Profit Rp 6050
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 77.38 Negatif
MACD 15.66 Negatif
True Strength Index (TSI) 8.03 Negatif
Bollinger Band (Mid) 5810 Negatif
MA5 5955 Negatif 3,600 4,200 4,800 5,400 6,000 6,600
August September October November December 2016 February JSMR Upward Sloping Channel
Bearish Breakout 5,943.75 5,850 5,810 5,775 5,775 5,775 5,168.4 5,955 6,075 6,121.54 6,121.54 6,741.67 6,741.67 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 JSMR - Stochastic %D(6,3,3) = 51.92, Stochastic %K = 49.31, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
49.3056 49.3056 20 51.918 51.918 80 -120.0 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 0.0 JSMR - MACD (5,3) = 15.73, Signal() = -8.18 -8.18111 15.7332 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 JSMR - TSI(3,5,3) = 8.03, Volume() = 26,919,800.00 8.03297 0.00000 26.0973 26,919,80 JSMR - William's % R(14) = -82.61, Volume() = 26,919,800.00 -82.6087 26,919,80 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
16 February 2016
16 February 2016
GIAA
TRADING BUY
S1 435 R1 460 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 420 R2 475
Closing
Price 445
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 440-Rp 460
• Entry Rp 445, take Profit Rp 460
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 85.71 Negatif
MACD 10.47 Negatif
True Strength Index (TSI) 47.09 Positif
Bollinger Band (Mid) 383 Positif
MA5 444 Positif 240.0 300.0 360.0 420.0 480.0 540.0
August September October November December 2016 February GIAA Upward Sloping Channel
444 426.25 417.273 417.273 383.2 370 326.942 445 445 445 483 503.75 503.75 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 GIAA - Stochastic %D(6,3,3) = 71.33, Stochastic %K = 60.65, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
60.6453 60.6453 20 71.3291 71.3291 80 -12.0 -8.0 -4.0 0.0 4.0 8.0 0.0 GIAA - MACD (5,3) = -5.59, Signal() = -7.21
-7.20627 -5.58548 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 GIAA - TSI(3,5,3) = 47.09, Volume() = 18,044,800.00
47.0908
0.00000
50.7431 18,044,80
GIAA - William's % R(14) = -25.68, Volume() = 18,044,800.00 -25.6757 18,044,80 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SAME
TRADING BUY
S1 2650 R1 2700 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 2600 R2 2750
Closing
Price 2665
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 2650-Rp 2700
• Entry Rp 2665, take Profit Rp 2700
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 9.60 Positif
MACD -9.94 Positif
True Strength Index (TSI) -41.98 Positif
Bollinger Band (Mid) 2703 Negatif
MA5 2638 Positif 2,400 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900
August September October November December 2016 February SAME Upward Sloping Channel
2,665 2,650.63 2,645 2,645 2,638 2,548.39 2,475 2,665 2,665 2,703.25 2,840 2,935 2,935 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SAME - Stochastic %D(6,3,3) = 22.06, Stochastic %K = 35.56, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
22.0588 22.0588 20 35.5556 35.5556 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 SAME - MACD (5,3) = 2.07, Signal() = 7.81
2.06697 7.81383 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 SAME - TSI(3,5,3) = -41.98, Volume() = 259,600.00
-41.9834 -55.8357 0.00000
259,600
SAME - William's % R(14) = -72.92, Volume() = 259,600.00 -72.9167 259,600 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
16 February 2016
16 February 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
15-02-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 17375 17375 17625 16275 16950 17625 18300 Positif Positif Positif 17450 15600
LSIP Trading Buy 1515 1515 1535 1455 1495 1535 1575 Positif Positif Positif 1515 1210
SGRO Trading Buy 1790 1790 1830 1640 1735 1830 1925 Positif Positif Negatif 1870 1650
Mining
PTBA Trading Sell 4470 4470 4425 4345 4425 4505 4585 Negatif Negatif Positif 4620 4150
ADRO Trading Sell 585 585 570 530 570 610 650 Negatif Negatif Negatif 655 437
MEDC Trading Sell 720 720 675 590 675 760 845 Negatif Negatif Positif 835 670
INCO Trading Buy 1405 1405 1420 1370 1395 1420 1445 Positif Positif Positif 1695 1370
ANTM Trading Buy 362 362 365 347 356 365 374 Positif Positif Positif 360 292
TINS Trading Sell 560 560 545 515 545 575 605 Negatif Negatif Positif 570 451
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 1015 1015 1030 980 1005 1030 1055 Positif Positif Positif 1045 800
SMGR Trading Buy 10750 10750 10925 10375 10650 10925 11200 Positif Positif Negatif 11500 10000
INTP Trading Buy 19750 19750 20200 19225 19550 19875 20200 Positif Positif Positif 22800 18075
SMCB Trading Sell 915 915 930 890 910 930 950 Negatif Negatif Positif 1010 895
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6775 6775 6950 6400 6675 6950 7225 Positif Positif Negatif 7150 5700
GJTL Trading Sell 482 482 485 475 480 485 490 Negatif Negatif Negatif 540 480
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6500 6500 6675 6375 6475 6575 6675 Positif Positif Negatif 6900 5075
GGRM Trading Buy 61500 61500 62100 60750 61200 61650 62100 Positif Positif Positif 61650 52550
UNVR Trading Sell 41575 41575 41475 41275 41475 41675 41875 Negatif Negatif Positif 41600 35300
KLBF Trading Sell 1310 1310 1295 1260 1295 1330 1365 Negatif Negatif Negatif 1505 1275
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1760 1760 1775 1725 1750 1775 1800 Positif Positif Positif 1850 1630
PTPP Trading Buy 3985 3985 4015 3895 3955 4015 4075 Positif Positif Positif 4015 3770
WIKA Trading Buy 2720 2720 2770 2665 2700 2735 2770 Positif Positif Positif 2910 2605
ADHI Trading Buy 2730 2730 2745 2675 2710 2745 2780 Positif Positif Positif 2720 2070
WSKT Trading Buy 1965 1965 2025 1905 1945 1985 2025 Positif Positif Positif 1945 1615
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2495 2495 2515 2435 2475 2515 2555 Positif Positif Positif 2800 2350
JSMR Trading Buy 5775 5775 6050 5250 5650 6050 6450 Positif Positif Negatif 6250 4995
ISAT Trading Sell 5400 5400 5325 5325 5375 5425 5475 Negatif Negatif Negatif 5800 5050
TLKM Trading Buy 3325 3325 3410 3230 3290 3350 3410 Positif Positif Negatif 3510 3045
Finance
BMRI Trading Buy 9800 9800 9750 9650 9750 9850 9950 Positif Positif Negatif 10400 9000
BBRI Trading Buy 11875 11875 12100 11650 11800 11950 12100 Positif Positif Positif 12300 10750
BBNI Trading Buy 5400 5400 5500 5275 5350 5425 5500 Positif Positif Positif 5500 4835
BBCA Trading Buy 13350 13350 13550 13175 13300 13425 13550 Positif Positif Positif 13700 12750
BBTN Trading Sell 1485 1485 1500 1440 1470 1500 1530 Negatif Negatif Positif 1495 1280
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 16100 16100 15725 15725 16000 16275 16550 Negatif Negatif Negatif 17475 15625