• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi mahasiswa S1 akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Persepsi mahasiswa S1 akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi manajemen

Oleh: Reza Andika NIM : 072214070

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

(Studi Kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi manajemen

Oleh: Reza Andika NIM : 072214070

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv 

 

Motto

For nothing is impossible with God

Luke 1 : 37

Skripsi ini kupersembahkan kepada Allah yang mengasihi aku:

YESUS KRISTUS

Papa dan mamaku tercinta

Kakak dan adikku

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN SUSUNAN DEWAN PENGUJI...iii

MOTO...iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

HALAMAN KATA PENGANTAR...vii

HALAMAN DAFTAR ISI...x

HALAMAN DAFTAR TABEL...xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR...xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN...xv

HALAMAN ABSTRAK...xvi

HALAMAN ABSTRACT...xvii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian...,...3

D. Manfaat Penelitian...4

BAB II KAJIAN PUSTAKA...5

A. Landasan Teori...5

1. Definisi pemasaran...5

2. Pemasaran jasa...5

3. Karekteristik jasa...6

4. Hirearki teori kebutuhan...7

5. Pertumbuhan pemasaran bagi organisasi nirlaba...9

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen...9

(12)

8.Proses persepsi dan sifat persepsi...16

9.Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi...18

10. Aspek-aspek persepsi...21

11. Pengertian Pendidikan Profesi Akuntansi...25

12. Pendidikan Profesi Akuntansi di Universitas Sanata Dharma...27

13. Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi...28

B. Hasil Penelitian Sebelumnya...29

C.Hipotesis Penelitian...31

BAB III METODE PENELITIAN...33

A. Jenis Penelitian...33

B. Subyek dan Obyek Penelitian...33

C. Lokasi dan Waktu...34

D. Variabel Penelitian...34

E. Populasi dan Sampel...34

1. Populasi...34

2. Sampel...35

F. Teknik Pengambilan Sampel...35

G. Teknik Pengumpulan Data...36

H. Teknik Pengujian Instrumen...36

I. Skala Pengukuran...38

J. Teknik Analisis Data...39

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN...48

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma...48

B. Sejarah Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma...53

C. Profil dan Karakteristik Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma...54

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 56

A. Karakteristik Responden...56

(13)

angkatan...56

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ...57

1. Uji Validitas...57

2. Uji Reliabilitas...58

3. Uji Normalitas...59

C. Analisis Data ... 60

1. Pengujian hipotesis tentang persepsi mahasiswa S1 Akuntansi terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA)....61

2. Pengujian pipotesis tentang perbedaan persepsi Mahasiswa Akuntansi berdasarkan angkatan...62

3. Pengujian hipotesis tentang perbedaan persepsi Mahasiswa Akuntansi berdasarkan jenis kelamin...63

4. Pengujian hipotesis tentang perbedaan persepsi Mahasiswa Akuntansi berdasarkan penghasilan orang tua...64

5. Pengujian hipotesis tentang perbedaan persepsi Mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Komulatif...65

D.Pembahasan...66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...70

A. Kesimpulan...70

B. Keterbatasan...72

C. Saran...73

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin...56

V.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Angkatan...57

V.3 Hasil Uji Validitas...58

V.4 Hasil Uji Reliabilitas...59

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar II.1 Gambar piramida hierarki kebutuhan Maslow...8

Gambar II.2 Gambar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi...21

Kurva II.2 Gambar struktur organisasi Pendidikan Profesi Akuntansi...29

Kurva V.I Kurva Uji Z...61

Kurva V.2 Uji Chi Kuadrat berdasarkan angkatan...62

Kurva V.3 Uji Chi Kuadrat berdasarkan jenis kelamin...63

Kurva V.4 Uji Chi Kuadrat berdasarkan penghasilan orang tua...64

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran I Jawaban Responden...77

Lampiran II Kuesioner...80

Lampiran III Hasil uji validitas dan reliabilitas...85

Lampiran IV Uji Normalitas...86

Lampiran V Uji One Simple Test...87

Lampiran VI Uji Chi Square...88

(17)

xvi 

 

PERSEPSI MAHASISWA S1 AKUNTANSI

TERHADAP PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPA) Studi Kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Reza Andika Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Sanata Dharma terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). Selain itu, juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) yang di dasarkan pada angkatan, jenis kelamin, penghasilan orang tua, dan Indeks Prestasi Komulatif (IPK).

Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa Akuntansi S1 Universitas Sanata Dharma, sebanyak 82 mahasiswa. Responden ini terdiri dari 7 mahasiswa angkatan 2005, 13 mahasiswa angkatan 2006, 17 mahasiswa angkatan 2007, 25 mahasiswa angkatan 2008, dan 20 mahasiswa angkatan 2009. Penelitian ini dilakukan dalam bulan Juni 2011. Seluruh data yang terkumpul diuji dengan menggunakan uji validitas, reliabilitaas, dan uji normalitas

Kolmogorov – Smirnov. Dalam uji hipotesis pertama digunaka Uji One-Sample Test, sedangkan untuk hipotesis kedua digunakan uji Chi Square .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki persepsi positif terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) dan terdapat perbedaan persepsi terhadap Pendidikan Pendidikan Akuntansi (PPA) yang didasarkan pada angkatan, jenis kelamin, penghasilan orang tua, dan Indeks Prestasi Komulatif (IPK).

(18)

xvii 

 

STUDENTS’PERCEPTIONS

OF ACCOUNTING PROFESSION PROGRAM A Case Study in Sanata Dharma University Yogyakarta

Reza Andika Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this research is to find out the perception of Accounting bachelor degree student of Sanata Dharma Yogyakarta University towards Pendidikan Profesi Akuntasi (PPA). Besides, this research aims also to find out if there is a different perception based on the year of enrollment, gender, income and Grade Point Average (GPA).

The sampling for this research was 82 students of Accounting of Sanata Dharma Yogyakarta University . The respondents consisted of 7 student from class of 2005, 13 students from class 2006, 17 students from class of 2007,25 students from class of 2008 and 20 students from class of 2009. The research was held in July 2011. All collected data was tested using the validation test, the reliability test and the normality test of Kolmogorov - Smirnov. The first hypothesis was tested using One Sample test, while the second hypothesis was tested using Chi Square test.

The result from this research was shown that Accounting students of Sanata Dharma Yogyakarta University had positive perception towards Program Pendidikan Akuntansi (PPA) and there were different perception based on year of enrollment, gender, income and Grade Point Average (GPA)

(19)

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam proses kehidupan manusia karena dapat meningkatkan kemampuan seseorang secara kualitatif. Pendidikan nasional selalu berubah dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini disebabkan oleh perubahan kurikulum, yang terkadang dipicu oleh bergantinya Mentri Pendidikan Nasional. SK MENDIKNAS No. 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Profesi Akuntansi (PPA) merupakan salah satu Peraturan Mentri yang mengubah kurikulum pendidikan akuntansi di Indonesia. Surat keputusan ini menyebutkan bahwa mahasiiswa yang lulus dari jurusan Akuntansi tidak secara otomatis mendapatkan gelar Akuntan (Ak) sejak 31 Agustus 2004 tetapi harus menempuh Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) untuk mendapatkan gelar Akuntan (Ak) tersebut.

(20)

 

change yang rendah terhadap gagasan atau pembaharuan yang menyangkut profesinya (Suwardjono, 1992 dalam Abdullah, 2002). Dorongan dan kritik dari para praktisi dan kalangan bisnis yang notabene pemekai sumber daya Akuntan terhadap kesenjangan antara profesi dan system pendidikan Akuntansi, mengakibatkan pemerintah mengeluarkan kebijakan Surat Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No. 179/U/2001 tentang peneylenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

Beberapa universitas baik negeri maupun swasta kini telah memiliki ijin untuk menyelenggarakan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA), termasuk Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Seperti yang telah diuraikan di atas dengan keberadaan PPA ini, diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme dan kompetensi lulusan Akuntan, hal ini disebabkan nantinya para Akuntan harus mempunyai kredibilitas dalam menyusun dan melaksanakan review (audit) atas laporan keuangan, yang kemudian hasilnya akan digunakan oleh para pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan.

(21)

 

melakukan penelitian dengan judul persepsi mahasiswa SI Akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki persepsi yang positif terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)?

2. Apakah ada perbedaan persepsi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) antara mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) berdasarkan angkatan, jenis kelamin, penghasilan orang tua, dan indeks prestasi komulatif?

C. Tujuan Penelitian:

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki persepsi yang positif terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

(22)

 

D. Manfaat Penelitian:

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaan bagi:

1. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogakarta

Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi perpustakaan dan juga dapat digunakan sebagai tambahan acuan penelitian lain dalam bidang yang sama.

2. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat di dalam bangku kuliah serta menambah wawasan baru mengenai masalah yang diteliti.

3. Bagi Fakultas Ekonomi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) yang telah ada, khususnya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengingat bahwa responden adalah calon pengguna program tersebut.

4. Pagi Pendidikan Profesi Akuntansi

(23)

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Definisi pemasaran

Kotler dan Amstrong (2006) mendefinisikan secara luas pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi dan organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu pemasaran (markting) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

2. Pemasaran Jasa

(24)

hotel, perusahaan asuransi, firma hukum, perusahaan konsultan manajemen, praktik medis, perusahaan film, perusahaan perbaikan pipa air, dan perusahaan real estat, adalah bisnis jasa. Banyak pekerja di sektor manufaktur, seperti operator komputer, akuntan, dam staf hukum, sebenarnya merupakan penyedia jasa.

Jasa / layanan (servive) adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak terkait dengan produksi fisik. Meskipun demikian, semakin banyak produsen, distributor, dan pengecer yang menyediakan jasa bernilai tambah, atau layanan pelanggan yang sangat baik, untuk mendiferensiasikan diri mereka. (Kotler dan Keller, 1997`).

3. Karakteristik Jasa

Jasa mempunyai empat karakteristik yang sangat mempengaruhi program pemasaran: (Kotler dan Susanto, 2001)

a) Tak berwujud

(25)

tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol, dan harga yang mereka lihat.

b) Variabilitas

Jasa sangat bervariasi tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan. Pembeli jasa menyadari tingginya variabilitas ini sering membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih seorang atau lembaga penyedia jasa.

c) Tidak tahan lama atau dapat musnah

Sifat jasa yang tidak tahan lama ini bukanlah masalah kalau permintaan tetap / teratur, karena jasa-jasa itu sebelumnya dapat disusun terlebih dahulu. Kalau permintaan berfluktuasi, perusahaa jasa akan dihadapkan pada berbagai masalah yang sulit.

4. Hirearki Teori Kebutuhan

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau hirarki kebutuhan. Maslow membuat hipotesis bahwa setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan. Kebutuah-kebutuhan tersebut adalah:

a) Fisiologis. Meliputi: lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya.

(26)

c) Sosial. Meliputi: rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.

d) Penghargaan. Meliputi: faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi, dan penciptaan; dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.

e) Aktualisasi diri. Dorongan untuk seseorang sesuai dengan kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemunuhan diri sendiri.

Gambar II.1

Piramida Hierarki Kebutuhan Maslow

Ketika setiap kebutuhan ini pada dasarnya terpenuhi, kebutuhan yang berikutnya menjadi dominan. Dalam gambar II. 1, individu bergerak menaiki tingkat hierarki. Dari sudut motovasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang benar-benar dipenuhi, sebuah kebutuhan yang dasarnya telah dipenuhi tidak lagi memotivasi.

(27)

dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah (lower-order needs); kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas (higher-order needs). Perbedaan antara kedua tingkatan tersebut didasarkan pada dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal (di dalam diri seseorang), sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal (oleh hal-hal seperti imbalan kerja, kontrak serikat kerja, dan masa jabatan). (Robbins dan Judge, 2008: 223).

5. Pertumbuhan Pemasaran Bagi Organisasi Nirlaba

Di masa lalu, pemasaran paling banyak diterapkan pada sektor bisnis yang menghasilkan laba. Meskipun demikian, dalam tahun-tahun terakhir, pemasaran juga telah menjadi bagian utama dari strategi bagi banyak organisasi nirlaba seperti perguruan tinggi, rumah sakit, museum, kebun binatang, orkestra simfoni, dan bahkan gereja. Perguruan tinggi swasta yang menghadapi penurunan pendaftaran siswa baru dan biaya yang meningkat menggunakan pemasaran untuk bersaing mendapatkan siswa dan dana.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen.

(28)

kelompok besar, yaitu: budaya, sosial, kepribadian, dan kejiwaan. Keempat faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Usia seseorang mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Maka dalam penelitian ini peneliti akan meneliti perebedaan persepsi diantara mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) berdasarkan angkatan, angkatan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi angkatan 2005, angkatan 2006, angkatan 2007, angkatan 2008, dan angkatan 2009.

Jenis kelamin seseorang mempengaruhi seseorang didalam mengkonsumsi suatu barang atau pun jasa, termasuk di dalamnya pendidikan. Oleh karena itu penelitani ingin membuktikan perbedaan

KEBUDAYAAN

SOSIAL

KEPRIBADIAN

KEJIWAAN Budaya (culture) Kelompok acuan Usia dan tingkat Motivasi 

kehidupan

Sub-kultur Keluarga Pandangan

Jabatan

Kelas sosial  Peran dan Belajar 

status Kondisi ekonomi

kepercayaan diri Gaya hidup

(29)

persepsi mahasiswa Akuntansi terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) berdasarkan jenis kelamin.

Faktor kondisi ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang terhadap suatu barang atau pun jasa. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berdasarkan pada penghasilan orang tua dari mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

Faktor motivasi seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku seseorang untuk mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Maka dalam penelitian ini peneliti akan meneliti perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) berdasarkan Indeks Prestasi Komulatif mereka. Karena seseorang yang memiliki Indeks Prestasi Komulatif yang tinggi cenderung lebih memiliki motifasi yang besar untuk menuntut ilmu dijenjang pendidikan yang lebih tinggi.

7. Pengertian Persepsi.

(30)

merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957).

Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan, diinterprestasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diindranya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi. Jadi stimulus diterima oleh alat indra, kemudian melalui proses persepsi sesuatu yang diindra tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterprestasikan (Davidoff, 1981). Disamping itu menurut (Moskowitz dan Orgel, 1969) persepsi itu merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisasi atau individu sehingga merupakan proses yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang inter-grated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada didalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.

(31)

diri individu yang bersangkutan. (Davidoff, 1981). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sebagai objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-perception). Karena dalam persepsi ini merupakan aktivitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada didalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu yang satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat indifidual (Davidoff, 1981).

(32)

pembentukan sikap. Adapun (Robbins, 2003) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.

(Walgito, 1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.

(33)

Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005).

(34)

8. Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (Mareat, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada.

Walgito (Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:

a) Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.

b) Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.

c) Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses pisikologis, proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.

(35)

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses persepsi melalui tiga tahap, yaitu:

a) Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.

b) Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian informasi.

c) Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.

Menurut Newcomb (Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi, yaitu:

a) Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.

(36)

c) Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

(Thoha, 1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.

Dijelaskan oleh (Robbins, 2003) bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang membiaskan persepsi.

Faktor-faktor tersebut terdiri dari :

a) Pelaku persepsi (perceiver)

b) Objek atau yang dipersepsikan

c) Konteks dari situasi di mana persepsi itu dilakukan

(37)

alam tetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu (Robbins, 2003).

Gilmer (Hapsari, 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.

Oskamp (Hamka, 2002) membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:

a. Faktor-faktor ciri dari objek stimulus.

b. Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat. c. Faktor-faktor pengaruh kelompok.

d. Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.

(38)

adalah faktor di luar individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mempresepsikan sesuatu.

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (perceiver), obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan.

Robbin dan Judge (2007) menyatakan sejumlah faktor beroperasi untuk membentuk dan terkadang mengubah persepsi. Faktor-faktor ini bisa terletak dalam diri pembentukk persepsi, dalam diri obyek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat.

(39)

Gambar II.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Gambar faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi:

10.Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport (Maret, 1991) ada tiga yaitu:

(40)

a) Komponen kognitif

Komponen kognitif adalah komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut. Indikator yang mau diteliti meliputi:

1) Pengetahuan tentang pentingnya PPA terhadap pengetahuan kualitas sumber daya manusia.

2) Pengetahuan tentang kemudahan didalam mencari pekerjaan.

3) Pengetahuan tentang peningkatan kualitas diri.

4) Pengetahuan tentang menyelesaikan tugas-tugas sebagai seorang Sarjana Akuntansi.

5) Pengetahuan tentang peningkatan penghasilan didunia kerja.

b) Komponen Afektif

Komponen afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya. Indikator yang mau diteliti meliputi:

1) Nilai-nilai orientasi “gengsi”.

(41)

3) Minat terhadap pengajar/dosen yang mengajar didalam program PPA.

4) Minat terhadap lama studi yang harus ditempuh selama mengikuti program PPA.

5) Minat terhadap fasilitas yang dimiliki didalam program PPA di Universitas Sanata Dharama.

c) Komponen Konatif

Komponen Konatif adalah merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Indikator yang mau diteliti meliputi:

1) Kecenderungan bertindak untuk mencari tahu informasi tentang program PPA..

2) Kecenderungan bertindak untuk mencari tahu karir dari para lulusan program PPA.

3) Kecenderungan bertindak untuk membicarakan dengan orang tua tentang rencana untuk melanjutkan ke program PPA.

(42)

5) Kecenderungan bertindak untuk mencari tahu informasi tentang lulusan dari program PPA didalam meemperoleh penghasilan.

Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996) menyatakan bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:

a) Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

b) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.

c) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

(43)

berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau berperilaku.

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponen kognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap obyek sikap. Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen tersebut.

11.Pengertian Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)

(44)

Akuntan tetapi juga keahlian profesional, sehingga memiliki keunggulan komparatif dalam memasuki dunia kerja.

Program PPA ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan akan pentingnya sumber daya manusia yang professional dan kompeten dibidang Akuntansi. Reformasi pada wilayah system pendidikan Akuntansi ini, bertujuan untuk mengejar kesenjangan antara conceptual system dengan physical system yang selama ini menjadi kelemahan system pendidikan Akuntansi. Pendidikan Akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika akhirnya masuk ke dalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki resistance to

change yang rendah terhadap gagasan atau pembaharuan yang

menyangkut profesinya (Suwardjono 1992 dalam Abdullah 2002). Dorongan dan kritik dari para praktisi dan kalangan bisnis yang notabene pemekai sumber daya Akuntan terhadap kesenjangan antara profesi dan system pendidikan Akuntansi, mengakibatkan pemerintah mengeluarkan kebijakan Surat Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No. 179/U/2001 tentang peneylenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

(45)

meningkatkan profesionalisme dan kompetensi lulusan Akuntan, hal ini disebabkan nantinya para Akuntan harus mempunyai kredibilitas dalam menyusun dan melaksanakan review (audit) atas lapuran keuangan, yang kemudian hasilnya akan digunakan oleh para pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan.

12.Pendidikan Profesi Akuntansi di Universitas Sanata Dharma.

(46)

13.Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi.

Mahasiswa dinyatakan lulus PPA jika telah menempuh:

a) 7 matakuliah wajib (21 SKS) b) 1 matakuliah pilihan (3 SKS)

Fasilitas:

a) Ruang kelas nyaman, dilengkapi dengan AC, LCD dan hotspot area. b)Laboratorium komputer dan ruang kelas yang dilengkapi dengan

jaringan internet.

c) Perpustakaan fakultas maupun universitas yang dilengkapi dengan jurnal on-line.

Hasil saringan masuk program profesi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Peserta yang mengikuti ujian saringan masuk PPA, berdasarkan atau KERPPA (Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi Akuntansi) dapat dinyatakan:

(47)

Martikulasi:

Matakuliah yang harus ditempuh saat martikulasi sesuai dengan matakuliah yang belum lulus saat Ujian Saringan Masuk.

Gambar II.3

Struktur Organisasi Pendidikan Profesi Akuntansi

Di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Icuk Rangga Bawono dan Mochamad Novelsyah, Arum Lutifa, dan Sulung Wahyuningsih dalam jurnal meneliti tentang persepsi mahasiswa S1 Akuntansi regular tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) (studi kasus pada perguruan tinggi negeri di Purwokerto, Jawa Tengah). Hipotesis penelitian:

1. Mahasiswa S1 Akuntansi regular Fakultas Ekonomi Universitas Negeri di Purwokerto memiliki persepsi positif tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

Ketua

Lisia Apriani, SE., M.Si., Akt., QIA 

Wakil Ketua

(48)

2. Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa Akuntansi angkatan 2003, mahasiswa Akuntansi angkatan 2004, dan mahasiswa Akuntansi angkatan 2005 mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

Responden yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mahasiswa S1 Akuntansi kelas regular angkatan 2003, 2004, dan 2005. Penelitian ini menggunakan metode proportional stratified random sampling dalam menentukan sampel. Populasi yang teridentifikasi sebanyak 540 mahasiswa dan dari jumlah itu kuesioner yang disebar oleh peneliti sebanyak 250 lembar dengan tingkat pengembalian 96,4% atau sebanyak 241 lembar. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Likert Scale dengan skala 1 sampai 5. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan antar kelompok responden, karena pengujian yang digunakan adalah uji beda rata-rata. Sebelum kuesioner didistribusikan terlebih dahulu dilakukan uji validitas denga metode

product momen pearson dan uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alfa.

Untuk pengujian hipotesis pertama menggunakan digunaka uji Z melalui observasi dalam distribusi normal. Sedangkan untuk hipotesis kedua digunakan indeks prestasi yang dikembangkan oleh Cronin dan Taylor.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan masalah yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

(49)

mempunyai persepsi yang positif mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). Hal ini mempunyai arti bahwa mahasiswa S1 Akuntansi regular Fakultas Ekonomi Universitas Negeri di Purwokerto telah memiliki persepsi bahwa dengan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) kompetensi dan profesionalisme sumber daya Akuntan lebih berkuaalitas.

2. Berdasarkan hasil perhitungan dalam analisis Indeks Prestasi Mahasiswa dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis kedua ditolak. Sehingga untuk seluruh pertanyaan mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA), disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa Akuntansi angkatan 2003, mahasiswa Akuntansi angkatan 2004, dan mahasiswa Akuntansi angkatan 2005 tentang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah dalam suatu penelitian yang kebenarannya masih harus dibuktikan. Setiap hipotesis bisa benar atau salah dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis tersebut diterima atau ditolak.

Berdasarkan rumusan masalah diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

(50)
(51)

33 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian atas masalah-masalah berupa fakta-fakta yang terjadi dari suatu populasi. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian ini hanya berlaku terbatas pada objek yang diteliti yaitu pada Universitas Sanata Dharma dan tidak berlaku secara umum. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu (Indriantoro, 2002).

B. Subyek dan Obyek Penelitian:

1) Subyek penelitian.

Subyek penelitian adalah mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif.

2) Obyek penelitian.

(52)

C. Lokasi dan Waktu

1) Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian ini adalah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2) Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2011.

D. Variabel Penelitianan

1) Variabel Dependen:

Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA)

2) Variabel independen:

Variabel Independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya. Variabel independent dalam penelitian ini adalah angkatan, jenis kelamin, penghasilan orang tua, dan Indeks Prestasi Komulatif.

E. Populasi dan Sampel

1) Populasi.

(53)

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif.

2) Sampel.

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel secara strataan (stratified sampling) yaitu dengan membagi populasi menjadi menjadi beberapa subpopulasi atau strata dan kemudian pengambilan sampel random sederhana dapat dilakukan di dalam masing-masing strata (Jogiyanto, 2004). Strata yang digunakan dalam penelitian ini adalah angkatan, meliputi mahasiswa Akuntansi angkatan 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009. Penentuan besarnya keseluruhan sampel menggunakan rumus Slovin yaitu: (Suharso, 2009)

1

е

Keterangan:

n = ukuran sampel. N = ukuran populasi.

(54)

Total mahasiswa Akuntansi yang masih aktif sampai dengan semester gasal 2010/2011 adalah sebanyak 683 mahasiswa. Hasil yang diperoleh dari perhitungan dengan rumus solvin dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir sebesar 10% adalah sebagai berikut:

1

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

H. Teknik Pengujian Instrumen

Untuk mengukur kendala yang dihadapi dalam kuesioner tersebut menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1)Uji Validitas

(55)

      

rxy = Koefisien korelasi setiap pertanyaan

x = Nilai dari setiap pertanyaan y = Nilai total dari semua pertanyaan n = Banyaknya sampel atau responden

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak digunakan pedoman berikut:

a) Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen

tersebut dikatakan valid.

b)Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid. 2) Uji Reliabilitas.

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang lelatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.(Azwar, 1992)

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini untuk uji reliabilitas yaitu:

2.

(56)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument X dan Y

⁄ = korelasi antara X dan Y (product moment pearson)

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak reliabel digunakan pedoman berikut:

1)Jika r hitung > r tabel dengan tarif signifikansi 5% maka instrumen

tersebut dikatakan reliabel.

2) Jika r hitung ≤ r tabel dengan tarif signifikansi 5% maka instrumen

tersebut dikatakan tidak reliabel.

I. Skala Pengukuran

(57)

J. Teknik Analisis data

Untuk menguji hipotesis pertama mengenai persepsi mahasiswa S1 Akuntansi tentang PPA digunakan uji statistik melalui Z observasi dalam distribusi normal. Sedangkan untuk hipotesis kedua, apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tentang PPA, berdasarkan angkatan, jenis kelamin, penghasilan orang tua, dan Indeks Prestasi Komulatif digunakan uji chi-square.

1. Pengujian Hipotesis Pertama.

Untuk mengetahui apakah mahasiswa Akuntansi S1 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki persepsi yang positif terhadap PPA, maka dilakukan uji hipotesis sebagai berikut:

a) Menyusun formula statistik

Ho: μ1≤μ0 mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tidak memiliki persepsi positif terhadap PPA

Ha: μ1>μ0 mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta memiliki persepsi positif terhadap PPA. b) Menghitung rerata riil (÷), yaitu jumlah skor jawaban dibagi jumlah

responden.

c) Menghitung rerata harapan (μ), yakni 3 kali jumlah pertanyaan.

(58)

e) Uji statistik melalui Z observasi dalam distribusi normal, dengan rumus ( Djarwanto PS dan Pangestu, 2000:194):

f) Menentukan tingkat kepercayaan dalam penelitian sebesar 95% atau tingkat signifikasi sebesar 95%.

g) Menentukan kriteria pengujian: Jika Z hitung≤ Z tabel, maka Ho diterima.

Jika Z hitung > Z tabel, maka Ho ditolak.

h) Menarik kesimpulan

Jika Z hitung ≤ Z tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

(59)

Jika Z hitung > Z tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti bahwa

mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki persepsi positif terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Uji prasyarat analisis yaitu untuk pengujian normalitas yaitu untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal maka digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Apabila hasil pengujian menunjukkan normal maka hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistik parametrik namun jika hasil pengujian menunjukkan tidak berdistribusi normal maka hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistik non-parametrik.

Prosedur One Sample Kolmogorof-Smirnov digunakan untuk menguji nul hipotesis suatu sampel tentang suatu distribusi tertentu. Uji ini dilakukan dengan menemukan perbedaan terbesar (nilai absolute) antara dua fungsi distribusi komulatif, yaitu ditribusi yang berasal dari data dan distribusi secara teori matematika. Hipotesis dalam penelitian

One Sample Kolmogorof-Smirnov yaitu: (Trihendradi, 2004) Ho = sampel berdistribusi normal.

Ha = sampel tidak berdistribusi normal.

Jika χ2 hitung  >χ2  tabel, maka Ho ditolak.

(60)

a)Angkatan

Selain itu untuk menguji perbedaan persepsi mahasiswa terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) berdasarkan angkatan digunakan uji chi kuadrat (χ2) satu sampel. Chi kuadrat (χ2) satu sampel adalah teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, data berbentuk nominal dan sampelnya besar, yang dimaksud hipotesis deskriptif di sini bisa merupakan estimasi / dugaan terhadap ada tidaknya frekuensi antara kategori satu dan kategori lain dalam sebuah sampel tentang sesuatu hal (Sugiyono, 1999). Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan chi kuadrat (χ2) adalah sebagai berikut:

1) Menyusun formula statistik

Ho: µ1 ≤ µ0 tidak ada perbedaan rata-rata nilai persepsi terhadap

PPA antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan angkatan.

Ha: µ1 > µ0 ada perbedaan rata-rata nilai persepsi terhadap PPA

antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan angkatan. 2) Melakukan uji chi kuadrat (χ2) satu sampel dengan rumus

(Sugiyono, 1999) :

(61)

Keterangan :

χ2 = chi kuadrat

Fo = frekuensi yang diobservasi

Fh = frekuensi yang diharapkan

3) Menentukan tingkat kepercayaan dalam penelitian sebesar 95% atau tingkat signifikansi sebesar 5%.

4) Menentukan kriteria pengujian

Jika χ2hitung > χ2 tabel, maka Ho ditolak.

Jika χ2hitung ≤ χ2 tabel, maka Ho diterima.

5) Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan Ho diterima atau ditolak dengan

membandingkan nilai χ2 hitung dan χ2 tabel. Apabila Ho diterima

artinya tidak ada perbedaan antara persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berdasarkan angkatan terhadap PPA. Apabila Ho ditolak artinya terdapat perbedaan antara persepsi

mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berdasarkan angkatan terhadap PPA.

b) Jenis Kelamin

1)Menyusun formula statistik

Ho: µ1 ≤ µ0 tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai persepsi

(62)

Ha: µ1 > µ0 ada perbedaan antara rata-rata nilai persepsi

mahasiswa berjenis kelamin pria dan rata-rata nilai persepsi mahasiswa berjenis kelamin wanita terhadap PPA.

2) Melakukan uji chi kuadrat (χ2) satu sampel dengan rumus (Sugiyono, 1999) :

χ2

= Keterangan :

χ2 = chi kuadrat

Fo = frekuensi yang diobservasi

Fh = frekuensi yang diharapkan

3) Menentukan tingkat kepercayaan dalam penelitian sebesar 95% atau tingkat signifikansi sebesar 5%.

4) Menentukan kriteria pengujian

Jika χ2hitung > χ2 tabel, maka Ho ditolak.

Jika χ2hitung ≤ χ2 tabel, maka Ho diterima.

5) Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan Ho diterima atau ditolak dengan

membandingkan nilai χ2 hitung dan χ2 tabel. Apabila Ho diterima

artinya tidak ada perbedaan antara persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berdasarkan jenis kelamin terhadap PPA. Apabila Ho ditolak artinya terdapat perbedaan antara

(63)

persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berdasarkan jenis kelamin terhadap PPA.

c)Penghasilan orang tua

1) Menyusun formula statistik

Ho: µ1 ≤ µ0 tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai persepsi

terhadap PPA antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan penghasilan orang tua.

Ha: µ1 > µ0 ada perbedaan antara rata-rata nilai persepsi terhadap

PPA antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan penghasilan orang tua.

2) Melakukan uji chi kuadrat (χ2) satu sampel dengan rumus (Sugiyono, 1999) :

χ2

Fh = frekuensi yang diharapkan

3) Menentukan tingkat kepercayaan dalam penelitian sebesar 95% atau tingkat signifikansi sebesar 5%.

4) Menentukan kriteria pengujian

(64)

5) Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan Ho diterima atau ditolak dengan

membandingkan nilai χ2 hitung dan χ2 tabel. Apabila Ho diterima

artinya tidak ada perbedaan antara persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berdasarkan penghasilan orang tua terhadap PPA. Apabila Ho ditolak artinya terdapat perbedaan

antara persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berdasarkan penghasilan orang tua terhadap PPA.

d)Indeks Prestasi Komulatif 1) Menyusun formula statistik

Ho: µ1 ≤ µ0 tidak ada perbedaan rata-rata nilai persepsi terhadap

PPA antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan Indeks Prestasi Komulatif.

Ha: µ1 > µ0 ada perbedaan rata-rata nilai persepsi terhadap PPA

antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan Indeks Prestasi Komulatif.

2) Melakukan uji chi kuadrat (χ2) satu sampel dengan rumus (Sugiyono, 1999) :

χ2

= Keterangan :

χ2

= chi kuadrat

Fo = frekuensi yang diobservasi

(65)

Fh = frekuensi yang diharapkan

3) Menentukan tingkat kepercayaan dalam penelitian sebesar 95% atau tingkat signifikansi sebesar 5%.

4) Menentukan kriteria pengujian

Jika χ2hitung > χ2 tabel, maka Ho ditolak.

Jika χ2hitung ≤ χ2 tabel, maka Ho diterima.

5) Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan Ho diterima atau ditolak dengan

membandingkan nilai χ2 hitung dan χ2 tabel. Apabila Ho diterima

artinya tidak ada perbedaan antara persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berdasarkan Indeks Prestasi Komulatif terhadap PPA. Apabila Ho ditolak artinya terdapat perbedaan

antara persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berdasarkan Indeks Prestasi Komulatif terhadap PPA.

 

(66)

48 

 

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 1. PTPG Sanata Dharma (1955 – 1958)

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.).

Waktu itu ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

(67)

pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan. Nama Sanata Dharma diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia.

2. FKIP Sanata Dharma (1958 – 1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta.

Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status "disamakan" dengan Negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No.77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara

(68)

3. IKIP Sanata Dharma (1965 - 1993)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/B – Swt/U/1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965.

Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

4. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)

(69)

pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Setelah berkembang menjadi Universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru.

Rektor yang pernah menjabat di Universitas Sanata Dharama Yogyakarta:

• Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara (1955 – 1967)

• Drs. J. Drost, S.J. (1968 – 1976)

• Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977 – 1984)

• Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984 – 1988)

• Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988 – 1993)

• Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993 – 2001)

• Dr. Paulus Suparno, S.J. MST (2001 – 2006)

(70)

VISI:

Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Serikat Yesus Provinsi Indonesia bersama dengan rekan imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian, yaitu menjadi manusia yang sesama (human for and with others), perhatian (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat dialogis.

MISI:

(71)

Tujuan pendidikan:

Pendidikan dilingkungan Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan niklai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.

B. Sejarah Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Fakultas ekonomi merupakan bagian dari Universitas Sanata Dharma yang berdiri bersamaan dengan beralihnya IKIP Sanata Dharma menjadi Universitas Sanata Dharma tanggal 20 April 1993. Sejak lahirnya hingga saat ini FE memiliki 2 jurusan, yaitu Akuntansi dengan program studi S1 Akuntansi dan Manajemen dengan program studi S1 Manajemen.

(72)

2. Masa Kepemimpinan dekan Fakultas Ekonomi kedua:2000-2004. Semasa kepemimpinan Drs. Hg. Suseno T.W., M.S. FE banyak mengalami perbaikan internal pada kedua prodi FE terutama dalam hal administrasi manajerial berbasis teknologi informasi. Staf dosen yang dikirim tugas belajar mulai kembali dan memperkuat staf pengajar sehingga menambah mantapnya kualitas pengajaran dan pembeajaran Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) mulai merintis kegiatan dengan mengadakan kerjasama dengan instansi luar dalam bidang pengauditan , penyusunan sistem oprasional, pelatihan perpajakan, penyusunan laporan keuangan, dan konsultasi dibidang keuangan atau Akuntansi dan perpajakan.

C. Profil dan Karakteristik Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tujuan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma:

1. Menghasilkan Sarjana Ekonomi yang berkepribadian utuh, berpandangan luas, berwawasan lingkungan, bermoral tinggi dan menyadari tanggung jawab sosialnya.

2. Menghasilkan Sarjana Ekonomi dalam bidang Akuntansi yang mampu mengelola serta mengembangkan perusahaan atau organisasi tempat mereka bekerja.

(73)

mengikuti perkuliahan sampai dengan semester gasal tahun 2010/2011 sebanyak 683 mahasiswa aktif.

(74)

56

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

Data yang berkaitan dengan karakteristik responden terdiri dari dua kelompok, yaitu:

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kalamin dan, 2. Karakteristik responden berdasarkan tahun angkatan.

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel V.1:

Tablel V.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Kelompok Frekuensi Persen

Pria 33 40,2 Wanita 49 59,8 Jumlah 82 100

Dari tabel V.1 di atas diketahui bahwa jumlah responden terdiri dari 82 (delapan puluh dua) orang yang terdiri dari 33 (tiga puluh tiga) responden berjenis kelamin pria dan 49 responden berjenis kelamin wanita.

(75)

Tabel V.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Angkatan

Keterangan Frekuensi Persen

Angkatan 2005 7 9,0 Angkatan 2006 13 16,0 Angkatan 2007 17 21,0 Angkatan 2008 25 31,0 Angkatan 2009 20 23,0

Jumlah 82 100,00 Dari Tabel V.2 di atas diketahui bahwa jumlah responden

angkatan 2005 sebanyak 7 (tujuh) orang atau 9,0% (sembilan) persen, angkatan 2006 sebanyak 13 (tiga belas) orang atau 16% (enam belas) persen, angkatan 2007 sebanyak 17 (tujuh belas) orang atau 21% (dua puluh satu) persen, angkatan 2008 sebanyak 25 (dua puluh lima) orang atau 31% (tiga puluh satu) persen, dan angkatan 2009 sebanyak 20 (dua puluh) orang atau 23% (dua puluh tiga) persen.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

(76)

Tabel V.3 Q14 0,605 0,217 r hitung > r tabel, valid Q15 0,663 0,217 r hitung > r tabel, valid Tabel V.3 tersebut menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari

pada r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan

yang terdapat didalam variabel persepsi mahasiswa adalah valid. Hasil pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran III.

2. Uji Reliabilitas

(77)

Tabel V.4 Hasil Uji Reliabilitas

r hitung r kritis Keterangan

0,883 0,60 r hitung > r kritis, reliabel

Dari hasil uji reliabilitas yang dapat dilihat dalam tabel V.4 di atas dapat dilihat bahwa besarnya Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,883 yang lebih besar dari 0,60 Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat reliabilitas. Hasil pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran III.

3. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas data diperlukan untuk menetukan alat uji hipotesis yang akan digunakan, apakah hasil pengujian menunjukkan data berdistribusi normal atau tidak berdistriubusi normal. Apabila hasil pengujian menunjukkan data berdistribusi normal maka hipotesis akan diuji dengan statistik parametrik. Namun jika hasil pengujian menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka alat uji hipotesisnya menggunakan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov- Smirnov. Pengujian normalitas dengan bantuan program SPSS 12 for window.

(78)

Tabel V.5

Hasil Pengujian Normalitas

Variabel Nilai

Probabilitas α Keterangan

Persepsi 0,402 0,05 data normal Angkatan 0,001 0,05 data tidak normal Jenis kelamin 0,000 0,05 data tidak normal

Penghasilan orang tua 0,000 0,05 data tidak normal Indeks Prsetasi Komulatif 0,000 0,05 data tidak normal Untuk menentukan apakah instrumen tersebut normal atau tidak maka digunakan pedoman berikut :

1) Jika nilai probabilitas ≥ taraf signifikan, maka sebaran data penelitian adalah bersifat normal. Jika sebaran data dalam penelitian ini bersifat normal maka digunakan uji statistik parametrik.

2) Jika nilai probabilitas < taraf signifikan, maka sebaran data penelitian adalah bersifat tidak normal. Jika sebaran data dalam penelitian ini bersifat tidak normal maka digunakan uji statistik non parametrik.

Hasil pengujian normalitas selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran III.

C. Analisis Data

(79)

persepsi terhadap PPA berdasarkan angkatan, jenis kelamin, penghasilan orang tua dan Indeks Prestasi Komulatif.

1. Pengujian hipotesis pertama tentang persepsi mahasiswa S1 Akuntansi terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA).

Tujuan uji z adalah untuk membandingkan rata-rata dari dua grup apabila jumlah sampel lebih dari 30 responden (n≥30). Penelitian ini diuji secara statistik dengan Z observasi dalam distribusi normal uji satu sisi dan tingkat signifikansi 5%. Ho diterima jika Z hitung≤ Z tabel, dengan α = 0,05 dan Ho ditolak apabila

Z hitung > Z tabel. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai

berikut:

Kurva V.1

Kurva Analisis Uji Z Observasi

Keputusan yang dapat diambil dari kurva V.1 adalah Ho

ditolak karena nilai z hitung sebesar 72,202 lebih besar dari z tabel yaitu

1,66 dan rata-rata nilai persepsi sebesar 3,8760. Ini berarti bahwa mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki persepsi yang positif terhadap Pendidikan Profesi

Terima Ho

Tolak Ho

Z hitung

72,202 Z tabel

(80)

Akuntansi (PPA). Ini berarti mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma berpendapat bahwa adanya program PPA dapat meningkatkan kualitas diri mereka. Selain itu program PPA nantinya dapat membantu untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas sebagai seorang lulusan Sarjana Akuntansi. Hasil uji z selengkapnya dapat dilihat secara lengkap dalam lampiran V.

2. Pengujian hipotesis tentang perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dhrama Yogyakarta berdasarkan angkatan.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) berdasarkan anakatan. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

Kurva V.2

Kurva Analisis Uji Chi Kuadrat Berdasarkan Angkatan

Terima Ho

Tolak Ho

χ2

hitung

764,309

χ2

tabel

(81)

Keputusan yang dapat diambil dari kurva V.2 adalah Ho

ditolak karena χ2 hitung > χ2 tabel (764,309 > 104,138). Ini berarti ada

perbedaan rata-rata nilai persepsi terhadap PPA antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan angkatan. Dari pengujian ini diperoleh data bahwa angkatan 2008 memiliki rata-rata nilai persepsi yang lebih positif atau lebih tinggi yaitu sebesar 1.462 terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) dibanding dengan angkatan 2009, angkatan 2007, angkatan 2006, dan angkatan 2005. Hasil pengujian hi square selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran VI.

3. Pengujian hipotesis tentang perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bersadarkan jenis kelamin. Hasil pengujian dengan menggunakan uji Chi Square

untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) berdasarkan jenis kelamin. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

Kurva V.3

Kurva Analisis Uji Chi Kuadrat Berdasarkan Jenis Kelamin

(82)

Keputusan yang dapat ditarik dari kurva V.3 diatas adalah Ho

ditolak karena χ2 hitung > χ2 tabel (257,467 > 104,138). Ini berarti ada

perbedaan rata-rata nilai persepsi terhadap PPA antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan jenis kelamin. Dari pengujian ini diperoleh data bahwa wanita memiliki rata-rata nilai persepsi yang lebih positif terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) yaitu sebesar 2876. dibandingkan dengan pria. Hasil pengujian Chi Square selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran VI.

4. Pengujian hipotesis tentang perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bersadarkan penghasilan orang tua.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) berdasarkan penghasilan orang tua. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

Kurva V.4

Kurva Analisis Uji Chi Kuadrat Berdasarkan Penghasilan Orang Tua

(83)

Keputusan yang dapat ditarik dari kurva V.4 adalah Ho ditolak

karena χ2hitung > χ2 tabel (257,467 > 104,138). Ini berarti ada perbedaan

rata-rata nilai persepsi terhadap PPA antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan penghasilan orang tua. Dari pengujian ini diperoleh data bahwa mahasiswa yang mempunyai rata-rata penghasilan orang tua sebesar Rp. 2.000.001,00 – Rp. 3.000.000,00 memiliki rata-rata nilai persepsi yang lebih positif terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 2461 dibanding mahasiswa yang memiliki rata-rata penghasilan orang tua sebesar < Rp. 2.000.000,00, antara Rp. 3.000.001,00 – Rp. 4.000.000,00, antara Rp. 4.000.001,00 – Rp. 5.000.000,00 dan terakhir > Rp. 5.000.000,00. Hasil pengujian Chi Square selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran VI. 5. Pengujian hipotesis tentang perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bersadarkan Indeks Presitasi Komulatif (IPK).

(84)

Kurva V.5

Kurva Analisis Uji Chi Kuadrat Berdasarkan Indeks Prestasi Komulatif

Keputusan yang dapat ditarik dari kurva V.5 diatas adalah Ho

ditolak karena χ2 hitung > χ2 tabel (2016,954 > 104,138). Ini berarti ada

perbedaan rata-rata nilai persepsi terhadap PPA antara mahasiswa Akuntansi berdasarkan Indeks Prestasi Komulatif. Dari pengujian ini diperoleh data bahwa mahasiswa dengan IPK antara 2,67 – 3,33 memiliki rata-rata nilai persepsi yang lebih positif terhadap Program Pendidikan Akuntansi (PPA) yaitu memiliki rata-rata nilai persepsi sebesar 2.997, dibanding mahasiswa dengan rata-rata IPK antara 3,34 – 4,00 dan 2,00 – 2,66. Hasil pengujian Chi Square selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran VI.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian rata-rata persepsi mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diperoleh kesimpulan bahwa mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma memiliki persepsi yang positif terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi. Mereka

Gambar

Tabel     Judul                                                                                    Halaman
Gambar II.2 Gambar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi...................21
Gambar II.1
Gambar faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi:
+7

Referensi

Dokumen terkait

etika profesi akuntan menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara. akuntan pria dan wanita serta mahasiswa pria

Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) ” dengan minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi guru; (2) persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis kelamin;

H O 3: Tidak ada perbedaan yang signifikan pada minat mahasiswa akuntansi dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ditinjau dari gender dan

ABSTRAK ANALISIS PERSEPSI ETIS MAHASISWA MENGENAI ETIKA DALAM BISNIS Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Gede Raka Lanang Udyatmika NIM:

tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria dan akuntan wanita terhadap etika bisnis dan etka profesi, dan tidak terdapat perbedaan persepsi

Dari uraian di atas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah: H1 : Persepsi mahasiswa S1 Akuntansi di Universitas Diponegoro atas manfaat Pendidikan Profesi Akuntansi PPA