ABSTRAK
PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP
PROFESI GURU DITINJAU DARI MINAT MAHASISWA MASUK
KEGURUAN, PRESTASI MATA KULIAH PPL II DAN LATAR BELAKANG
ORANG TUA.
Studi Kasus : Mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Agil Waskitaningrum
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian
ini
bertujuan
untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi mahasiswa
pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk
keguruan; (2) perbedaan persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi terhadap profesi
guru ditinjau dari prestasi mata kuliah PPL II; (3) perbedaan persepsi mahasiswa
pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau dari latar belakang orang tua.
Penelitian ini merupakan studi kasus. Populasi penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
angkatan 2006-2007 yang telah mengambil mata kuliah PPL II yang berjumlah 80
mahasiswa. Dengan teknik purposive sampling. Mengambil sampel sebanyak 50
mahasiswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Data
dianalisis menggunakan Chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi mahasiswa
pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk
keguruan yang dibuktikan dengan koefisien
χ
2hitung= 7,782 dengan tingkat
signifikansi 0,005; (2) ada perbedaan persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi
terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi mata kuliah PPL II yang dibuktikan
dengan koefisien
χ
2hitung= 6,332 dengan tingkat signifikansi 0,012; (3) Tidak ada
perbedaan persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau
dari latar belakang orang tua yang dibuktikan dengan koefisien
χ
2hitung (ayah)= 0,654
ABSTRACT
THE PERCEPTION OF THE STUDENTS OF ACCOUNTING
EDUCATION ON THE PROFESSION OF TEACHER PERCEIVED FROM
THE STUDENTS’ INTEREST IN CONTINUING THEIR STUDIES TO
TEACHER TRAINING COLLEGE, STUDENTS’ ACHIEVEMENT ON THE
SECOND FIELD STUDY PROGRAM AND PARENTS’ EDUCATIONAL
BACKGROUND.
A Case Study: The Students of Faculty Education, Accounting Education
Students Program, Sanata Dharma University
Agil Waskitaningrum
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
This study aims to know the different perception of the students of accounting
education program towards teacher’s profession perceived from: (1) students’
interest to continue their studies to Teacher Training College; (2) students’
achievement on the second field study program; (3) parents’ educational background.
This is a case study research. The population of this research is 80 students of
Accounting Education Students Program 2006-2007 batch who have taken the second
Field Study Program. The sampling technique is proposive sampling. The technique
of analyzing the data is Chi-Square (
χ
2). The samples are 50 students.
The result indicates that: (1) there is different perception of the accounting
education students program towards the profession of teacher percieved from students
interest to continue their studies to Teacher Training College; correlation coefficient
is
χ
2value=
7,782;significance level is
0.005;(2) there is different perception of the
accounting education students program towards the profession of teacher perceived
from achievement on the second field study program; correlation coefficient is
χ
2 value=
6,332;significance level is
0.012;(3) there is not any different perception of the
accounting education students program towards the profession of teacher perceived
from the parents’ educational background; the correlation coefficient is
χ
2value(father)=
0,654and
χ
2value (mother)=
0,081;significance level is 0,419 and 0,777.
PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI
TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI MINAT
MAHASISWA MASUK KEGURUAN, PRESTASI MATA KULIAH
PPL II DAN LATAR BELAKANG ORANG TUA
Studi Kasus Mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
AGIL WASKITANINGRUM
NIM: 061334011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini ku persembahkan untuk ayah dan ibuku serta adikku
tercinta yang selalu memberi dukungan baik moral dan material. Dan tak
lupa ku ucapkan terimakasih kepada ALLAH SWT yang selalu
Motto
“Senyum Ayah dan Ibu adalah semangat dan tujuan hidupku... ”
“Dengan iklas dan sabar, dibalik kesukaran pasti ada kemudahan …”
ABSTRAK
PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP
PROFESI GURU DITINJAU DARI MINAT MAHASISWA MASUK
KEGURUAN, PRESTASI MATA KULIAH PPL II DAN LATAR BELAKANG
ORANG TUA.
Studi Kasus : Mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Agil Waskitaningrum
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian
ini
bertujuan
untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi mahasiswa
pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk
keguruan; (2) perbedaan persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi terhadap profesi
guru ditinjau dari prestasi mata kuliah PPL II; (3) perbedaan persepsi mahasiswa
pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau dari latar belakang orang tua.
Penelitian ini merupakan studi kasus. Populasi penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
angkatan 2006-2007 yang telah mengambil mata kuliah PPL II yang berjumlah 80
mahasiswa. Dengan teknik purposive sampling. Mengambil sampel sebanyak 50
mahasiswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Data
dianalisis menggunakan Chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi mahasiswa
pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk
keguruan yang dibuktikan dengan koefisien
χ
2hitung= 7,782 dengan tingkat
signifikansi 0,005; (2) ada perbedaan persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi
terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi mata kuliah PPL II yang dibuktikan
dengan koefisien
χ
2hitung= 6,332 dengan tingkat signifikansi 0,012; (3) Tidak ada
perbedaan persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau
dari latar belakang orang tua yang dibuktikan dengan koefisien
χ
2hitung (ayah)= 0,654
ABSTRACT
THE PERCEPTION OF THE STUDENTS OF ACCOUNTING
EDUCATION ON THE PROFESSION OF TEACHER PERCEIVED FROM
THE STUDENTS’ INTEREST IN CONTINUING THEIR STUDIES TO
TEACHER TRAINING COLLEGE, STUDENTS’ ACHIEVEMENT ON THE
SECOND FIELD STUDY PROGRAM AND PARENTS’ EDUCATIONAL
BACKGROUND.
A Case Study: The Students of Faculty Education, Accounting Education
Students Program, Sanata Dharma University
Agil Waskitaningrum
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
This study aims to know the different perception of the students of accounting
education program towards teacher’s profession perceived from: (1) students’
interest to continue their studies to Teacher Training College; (2) students’
achievement on the second field study program; (3) parents’ educational background.
This is a case study research. The population of this research is 80 students of
Accounting Education Students Program 2006-2007 batch who have taken the second
Field Study Program. The sampling technique is proposive sampling. The technique
of analyzing the data is Chi-Square (
χ
2). The samples are 50 students.
The result indicates that: (1) there is different perception of the accounting
education students program towards the profession of teacher percieved from students
interest to continue their studies to Teacher Training College; correlation coefficient
is
χ
2value=
7,782;significance level is
0.005;(2) there is different perception of the
accounting education students program towards the profession of teacher perceived
from achievement on the second field study program; correlation coefficient is
χ
2 value=
6,332;significance level is
0.012;(3) there is not any different perception of the
accounting education students program towards the profession of teacher perceived
from the parents’ educational background; the correlation coefficient is
χ
2value(father)=
0,654and
χ
2value (mother)=
0,081;significance level is 0,419 and 0,777.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atats kasih dan rahmat-Nya,
sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Skripsi ini, yang ditulis dan diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Akuntansi, berisi tentang proses pengembangan buku praktik
manual siklus akuntansi perusahaan dagang tingkat SMK.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini telah banya
mendapatkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1.
Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak L. Saptono. S.Pd., M.si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
5.
Bapak Ag. Heri Nugraha, S. Pd., M. Pd dan Ibu Natalina Premastuti
Brataningrum. S. Pd., M. Pd. selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktu dalam memberikan bimbingan, memberi kritik dan saran untuk
kesempurnaan skripsi ini.
6.
Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, Yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada
penulis selama kuliah.
7.
Pak wawi dan mbak Aris dan semua karyawan di sekretariat Pendidikan
Akuntansi terimakasiah atas segala keramahannya dalam membantu penulis
selama kuliah di USD.
8.
Kedua Orang Tua dan Adikku tercinta yang tidak pernah lelah memberikan
dukungan, doa dan semangat baik moril maupun matrerial, serta semangat
kepada penulis.
9.
My Guardian Angel yang selalu menjadi sahabat di saat suka dan duka,
terima kasih atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis.
10.
Romo Kun, Mas Agus, Mas Adek, Tia serta teman-teman Grisadha yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. Terimakasih.
11.
Sahabat seperjuangan: Vivin yang selalu membantu penulis dalam
penyusunan skripsi, terimakasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT
... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Batasan Masalah ... 3
C.
Masalah Penelitian ... 4
D.
Tujuan Penelitian ... 5
E.
Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teoritik ... 6
B.
Kerangka Berfikir ... 37
C.
Model Penelitian ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ... 41
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41
C.
Subjek dan Objek Penelitian ... 41
D.
Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel ... 42
E.
Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 43
F.
Teknik Pengumpulan Data ... 47
G.
Teknik Pengujian Instrumen ... 48
H.
Teknik Analisis Deskriptif ... 53
I.
Teknik Analisis Data ... 53
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
...
55
B.
Analisis Data ... 59
C.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 65
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A.
Kesimpulan ... 75
B.
Keterbatasan ... 76
C.
Saran - saran ... 76
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Variabel Persepsi Mahasiswa Terhadsap Profesi Guru .... 43
Tabel 3.2 Variabel Minat Mahasiswa Masuk Keguruan ... 44
Tabel 3.3 Variabel Prestasi Mata Kuliah PPL II ... 45
Tabel 3.4 Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 46
Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Uji Validitas Persepsi ... 49
Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Uji Validitas Minat ... 50
Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Uji Validitas Prestasi ... 50
Tabel 3.8 Tingkat Keterandalan variabel penelitian ... 52
Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ... 53
Tabel 4.1 Deskripsi Minat Mahasiswa ... 55
Tabel 4.2 Deskripsi Prestasi Mata Kuliah PPL II ... 56
Tabel 4.3 Deskripsi Latar Belakang Orang Tua (ayah) ... 57
Tabel 4.4 Deskripsi Latar Belakang Orang Tua (Ibu) ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner Penelitian ... 82
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 93
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reabilitas ... 103
Lampiran 4 Penilaian Acuan Patokan (PAP II) ... 110
Lampiran 5 Uji Chi Square ... 114
Lampiran 6 Daftar Tabel Chi Square & Normalitas ... 121
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian ... 122
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kualitas suatu negara akan ditentukan oleh kualitas pendidikan negara
tersebut. Pendidikan merupakan fasilitator dan dinamisator kehidupan bagi
individu, sosial dalam keluarga, sekolah dan lingkungan yang lebih luas yaitu
masyarakat. Pendidikan sebagai fasilitator maksudnya menyediakan situasi
kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang belajar, sedangkan pendidikan
sebagai dinamisator maksudnya pendidikan menghantar pembelajaran untuk
mencapai kesejahteraan.
Dalam belajar terdapat unsur-unsur dinamis. Unsur-unsur dinamis
dalam belajar tersebut merupakan unsur-unsur yang dapat berubah dalam
proses belajar. Perubahan unsur-unsur tersebut ditunjukkan dari tidak ada
menjadi ada, atau dari lemah menjadi kuat, dari sedikit menjadi banyak dan
sebaliknya. Salah satu unsur dinamis dalam belajar tersebut adalah persepsi.
Persepsi dalam penelitian ini adalah proses yang berwujud diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat reseptornya kemudian mengorganisasikan
dan menginterprestasikan sehingga individu mengerti tentang apa yang
diinderakan (Walgito, 1994:53).
Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun suatu
pemahaman (Suryabrata, 1984:253), sedangkan belajar sendiri menghasilkan
Salah satu faktor untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan adalah minat
siswa yang belajar. Minat seseorang dapat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi
banyak faktor (Slamet, 1988: 52). Minat selain memungkinkan untuk
konsentrasi atau memusatkan pikiran, juga menimbulkan semangat dalam
belajar. Apabila semangat dalam belajar sudah didapatkan, maka seseorang
akan memiliki rasa untuk mengembangkan ilmu yang telah didapat dengan
membagikannya kepada orang lain. Dari situlah seseorang mulai
berpandangan tentang profesi pengajar yang secara formil disebut guru/
dosen. Contohnya, apabila seseorang berminat untuk masuk dalam program
studi tertentu/ khususnya keguruan, maka besar kemungkinan akan
mempengaruhi persepsi positif mengenai profesi guru.
Dalam mata kuliah PPL II mahasiswa dikenalkan dengan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan profesi guru, mulai dari mata kuliah teori
hingga mata kuliah praktik. Mahasiswa juga telah mendapat mata kuliah
praktik yang berhubungan langsung dengan aktivitas keguruan di sekolah
yaitu mata kuliah PPL II, maka ia akan merasa lebih mantap terlebih ketika
mahasiswa memperoleh nilai yang memuaskan. Kegiatan ini akan
berpengaruruh juga pada presepsi mahasiswa terhadap profesi guru karena
mereka telah merasakan menjadi bagian dari dunia pendidikan.
Latar belakang pendidikan orang tua akan sangat mempengaruhi
persepsi mahasiswa terhadap profesi guru, terlebih apabila orang tua
mahasiswa memiliki latar belakang pendidikan keguruan serta berkecimpung
belakang pendidikan orang tua yang familiar dengan dunia pendidikan itulah,
pola pikir, pandangan serta penilaian seseorang terhadap profesi guru akan
mulai dibentuk dan diarahkan orang tua sehingga persepsi terhadap profesi
guru akan bertambah positif.
Fenomena mengenai profesi guru muncul seiring dengan tuntutan
kualitas pendidikan di Indonesia. Pengajar di lembaga pendidikan semestinya
berasal dari jurusan keguruan, namun mahasiswa yang berasal dari jurusan
keguruan (FKIP) sedikit yang berkeinginan untuk menjadi guru. Ini
mengakibatkan jabatan guru beberapa diisi oleh orang-orang dari jurusan non
keguruan. Guru yang berasal dari lulusan non keguruan tidak memahami
psikologi pendidikan atau materi-materi yang berhubungan dengan
pendidikan karena materi tersebut tidak diperolehnya sewaktu kuliah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Persepsi Mahasiswa Pendidikan
Akuntansi Terhadap Profesi Guru Ditinjau Dari Minat Mahasiswa Masuk Keguruan, Prestasi Mata Kuliah PPL II dan Latar Belakang Orang Tua”. Studi kasus pada mahasiswa FKIP program studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
B. Batasan Masalah
Adanya minat mahasiswa untuk masuk keguruan (FKIP) dan
peniliaian baik dalam mata pelajaran praktik (PPL II) di sekolah serta latar
guru serta memotivasi mahasiswa untuk menjadi guru yang trampil. Dalam
penelitian ini, peneliti memilih mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi sebagai subyek penelitian dengan alasan munculnya berbagai
macam persepsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi terhadap
profesi guru khususnya guru akuntansi.
Berdasarkan pada identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah
yaitu minat mahasiswa masuk keguruan, prestasi mata kuliah PPL II
dimana mahasiswa memperoleh pengalaman menjadi calon guru didukung
dengan latar belakang orang tua.
C. Masalah Penelitian
Masalah Penelitian adalah:
1. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi
terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk keguruan?
2.Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi
terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi mata kuliah PPL II?
3.Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi
terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk keguruan.
2.Untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi
terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi mata kuliah PPL II.
3.Untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi
terhadap profesi guru ditinjau dari latar belakang orang tua.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Program Studi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi
keguruan (FKIP) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk
semakin mengembangkan visi dan misinya sehingga minat mahasiswa
atau masyarakat luas terhadap profesi guru semakin meningkat.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai saran untuk
menciptakan suasana kompetitif yang sehat antara (FKIP) dan non FKIP
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini penulis memperoleh tambahan wawasan,
pengalaman dan pengetahuan dalam mempraktekkan ilmu dan teori yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoritik
1. Persepsi Mahasiswa
a. Pengertian Persepsi
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap orang di dalam memahami informasi lingkungannya, baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman
(Thoha, 1988: 138). Menurut Rahmanto (1985:64) persepsi adalah
pengalaman tentang proyek, peristiwa atau hasil hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan
perasaan
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan
yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya (Walgito,1994:53). Menurut Davidof
(1981) melalui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami
persepsi. Persepsi adalah proses mengorganisasikan,
menginterpretasikan sehingga individu mengerti tentang apa yang
diinderakan.
Sejak manusia dilahirkan di dunia ini sejak itu secara langsung ia
berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu pula ia menerima
sendiri. Ia merasa kedinginan, sakit, dan sebagainya, kesan tersebut
diperoleh dari lingkungannya, merupakan hasil dari proses persepsi.
Setelah manusia menginderakan obyek di lingkungannya, ia
memperoleh hasil penginderaannya itu, dan timbullah makna tentang
obyek itu pada diri manusia yang bersangkutan (Sarwono, 1992: 47)
Dari pengertian persepsi diatas dapat disimpulkan bahwa, persepsi
mahasiswa adalah pandangan mahasiswa tentang suatu obyek (dalam
hal ini dalah profesi guru) yang diperoleh dengan mengumpulkan dan
menginterpretasikan informasi, sehingga mahasiswa tersebut dapat
mengerti tentang apa yang diinderakan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi
Persepsi terhadap satu stimulus mungkin berbeda antara satu
individu dengan individu lainnya, walaupun stimulus itu sama dan
disampaikan oleh orang yang sama. Hal ini dapat terjadi karena
tergantung dari individu, apa yang hendak dipersepsi/bagaimana sesuatu
yang akan dipersepsi tersebut diorganisasikan dan diinterpretasikan,
tetapi hal ini tidak berarti persepsi orang satu dengan lainnya tidak
mungkin terjadi kesamaan. Hal ini lebih banyak tergantung proses di
dalam otak (Sarwono, 1992: 67)
Persepsi yang terbentuk sekurang-kurangnya dipengaruhi oleh
a. orang yang membentuk persepsi itu sendiri
Kondisi intern atau karakteristik pribadi, sangat menentukan persepsi
yang dibentuk. Termasuk dalam kategori kondisi intern ini antara lain:
kebutuhan, kelelahan, kecemasan, sikap, motivasi, harapan,
pengalaman masa lalu, dan kepribadian.
b. stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu
Obyek yang diamati (benda, orang, peristiwa, proses, dan lain-lain) ikut
juga menentukan persepsi yang dibentuk oleh seseorang.
Masing-masing obyek tersebut memiliki karaktristik yang berbeda satu sama
lain. Setiap obyek juga memiliki sejumlah karakteristik jumlah tertentu.
Karakteristik yang dianggap paling menonjol oleh seseorang biasanya
paling menentukan persepsi yang dibentuk. Sebagai contoh, dalam
sebuah organisasi terdapat seorang anggota yang penampilannya sangat
mengesankan. Cara berpakaiannya sangat rapi, sopan, rajin, ramah dan
mudah bergaul terhadap anggota yang memiliki karakteristik seperti
itu, anggota lain umumnya segera membentuk persepsi positif
terhadapnya.
c. situasi dimana pembentukan persepsi itu terjadi.
Situasi saat terjadinya pembentukan persepsi juga berpengaruh
terhadap persepsi yang dibentuk. Termasuk dalam pengertian situasi ini
2. Profesi Guru
1. Pengertian Profesi
Kata “profesional” (KBBI) berasal dari kata sifat yang berarti
“pencaharian” dan sebagai kata benda yang berarti orang yang
mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya.
Menurut Sudjana (Usman 1995) dengan kata lain pekerjaan yang
bersifat profesional adalah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh
mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.
Menurut Sikun Pribadi, (Hamalik, 2003:2) profesi itu pada hakikatnya
adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang
akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam
arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat
pekerjaan itu. Sedangkan menurut Nugroho (Indris dan Jamal,
1992:43) profesi bukan sekedar pekerjaan atau vocation melainkan
suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri keahlian (expenrtise),
tanggung jawab (responsibility), dan rasa kesejawatan
(corporateness) .
Ciri-ciri profesi menurut Supriadi (1998: 96-97) sebagai berikut:
a. pekerjaan itu mempunyai fungsi signifikan sosial karena
diperlukan mengabdi pada masyarakat;
b. profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat
dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat
dipertanggungjawabkan (Accountable);
c. profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu (A sysmatic body of
knowledge) bukan sekedar serpihan atau hanya commonsen;,
d. ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta
sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik;
e. konsekuensi dari layanan yang diberikan pada masyarakat.
Sedangkan ciri-ciri profesi menurut Gibson (1965, Arikunto 1980:
236) adalah sebagai berikut:
a. pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya
dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan
sebagai suatu profesi;
b. dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan
sejumlah teknik dan prosedur yang unik;
c. diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematik sebelum
orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan profesional;
d. dimilikinya organisasi profesional yang di samping melindungi
kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga
berfungsi tidak saja menjaga, akan tetapi sekaligus selalu berusaha
meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk
Berdasarkan ciri-ciri profesi yang ke empat yaitu adanya
organisasi profesi yang merupakan suatu wadah tempat para anggota
profesional tersebut menggabungkan diri dan mendapat perlindungan.
Maka di Indonesia organisasi profesional bidang pendidikan bidang
yang sudah ada antara lain, Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI), Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (ISAPI),
dan ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) (Idris,1992:43).
Menurut Depdikbud, (Idris dan Jamal. 1992:43), PGRI berfungsi
sebagai berikut:
a. menyatukan seluruh kekuatan guru dalam satu wadah;
b. mengusahakan adanya kesatuan langkah dan tindakan;
c. melindungi kepentingan anggota-anggotanya;
d. mengawasi kemampuan anggota-anggotanya dengan selalu
meningkatkan kemampuannya;
e. menyiapkan program-program peningkatan kemampuan anggota;
f. menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan lainnya dalam rangka
peningkatan kemampuan profesional, dan
g. mengambil tindakan anggota yang melakukan pelanggaran. Dan
kemungkinan melakukan pembinaan.
Untuk mengatur keseluruhan tingkah laku dan sikap anggota,
organisasi profesional harus mempunyai kode etik profesional.
Dengan kata lain, kode etik itu merupakan ukuran nilai bagi para
kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Berikut ini kode etik yang
dikutip dari Landasan dan Pedoman Organisasi PGRI Penerbitan
Khusus PGRI No. 15/1079:
Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari pendidikan
merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Bangsa dan Tanah Air, kemanusiaan pada umumnya; dan guru
Indonesia yang berjiwa Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945
merasa turut bertanggung jawab pada terwujudnya citi-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Atas dasar itu, menurut
(Idris dan Jamal, 1992:44) guru Indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya sebagai guru dengan mempedoman isi
pernyataan berikut ini:
a. guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk
membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila;
b. guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing-masing;
c. guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh
informasi tentang peserta didik, tetapi menghindarkan diri dari
segala bentuk penyalahgunaan;
d. guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi
e. guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih
luas untuk kepentingan pendidikan;
f. guru secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya;
g. guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru,
baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan
keseluruhan;
h. guru secara bersama-sama memelihara, membina dan
meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdian.
2. Pengertian Guru
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1976) guru diartikan sebagai
seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Guru
merupakan profesi atau jabatan/pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru (Usman,1995: 6). Pekerjaan ini tidak bisa
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan
kegiatan atau pekerjaan sabagai guru. Orang yang pandai berbicara
dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk
menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus yang dibina dan
dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Sedangkan menurut
Masidjo (1992: 10), guru adalah seorang pekerja profesional yang
berwenang untuk melaksanakan pendidikan disekolah khususnya
dalam kegaiatan PBM dan kegiatan instruksional dari mata pelajaran
yang diampunya. Dari ketiga pengertian di atas tampak bahwa
ketiganya sama-sama menunjuk bahwa guru merupakan pekerjaan.
Menurut Samana (1994:11), guru atau tenaga pendidik yang
dikutipnya dari PP No. 38/ 1992, Bab I, Pasal I, ayat I adalah warga
masyarakat yang mengabdikan diri secara langsung dalam
penyelenggaraan lembaga pendidikan tertentu. Dengan demikian guru
merupakan tenaga pendidik yang bekerja dilembaga pendidikan.
Sedangkan pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal (Usman, 1995:15)
Adapun persyaratan khusus profesi (guru) yang dikemukakan oleh
Moh Ali (Usman 1955: 15) antara lain sebagai berikut:
a. menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dari ilmu
pengetahuan yang mendalam;
b. menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai
dengan bidang profesinya;
c. menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai;
d. adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari dampak
yang dilakukannya;
Selain persyaratan tersebut, masih ada persyaratan yang harus
dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong kedalam suatu profesi
(Usman, 1995: 15) antara lain:
a. memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya;
b. memiliki klien/obyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan
pasiennya, guru dengan muridnya;
c. diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya
dimasyarakat.
Untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab, seorang
guru wajib memiliki berbagai kemampuan dasar keguruan.
Kemampuan dasar keguruan yang dimaksud meliputi kemampuan
dasar personal-sosial dan kemampuan dasar profesional (Masidjo,
1992: 10), sebagai berikut.
a. Kemampuan Dasar Personal-Sosial
Kurikulum Pendidikan Tenaga kependidikan Program Studi
Strata Satu (Depdikbud, Dikti: 1991/1992) menyebutkan beberapa
kemampuan dasar personal sosial yang harus dimiliki seorang guru
yang meliputi:
1)kemampuan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
2)kemampuan berpikir mandiri dan mampu mengungkapkan dalam
3)kemampuan mengembangkan sifat-sifat pribadi yang terpuji
yang disyaratkan bagi jabatan guru-pendidik;
4)kemampuan untuk memahami kemampuan dan keterbatasan
dirinya didalam pelaksanaan tugas-tugas profesionalnya;
5)kemampuan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya;
6)kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat untuk penunaian
misi pendidikan dengan mengamalkan bidang studi dan
ketrampilannya.
b. Kemampuan Dasar Profesional
Menurut (Darmodiharjo, 1980) kemampuan dasar profesional
yang harus dimiliki seorang guru meliputi 10 hal yang
masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
1) Penguasaan bahan pelajaran sehingga dapat menjadi informator
yang merupakan sumber informasi kegiatan pengajaran.
2) Pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran
yang diampunya.
3) Pengelolaan kelas sehingga memungkinkan dilaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan kemampuan
siswa.
4) Pemakai media dan sumber belajar.
6) Penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak dalam
perannya sebagai pribadi dan pendidik dalam melaksanakan
interaksi belajar mengajar.
7) Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan konseling di
sekolah.
8) Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah baik
sebagai proses maupun sebagai bidang garapan.
9) Pemahaman prinsip-prinsip dan penafsiran hasil-hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran.
10)Penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
11)Agar hasil belajar benar-benar mencerminkan prestasi belajar
yang sesungguhnya, seorang guru harus mampu melaksanakan
kegiatan pengukuran dan penilaian prestasi belajar siswa secara
bertanggung jawab. Dengan demikian seorang guru memperoleh
umpan balik yang berharga untuk pengembangan pengajarannya.
Guru sebagai pendidik memiliki tugas-tugas tertentu yang
berbeda dengan profesi yang lain. Menurut Samana (1994: 12)
tugas pendidik sebagai berikut.
a. Tenaga pembimbing (petugas bimbingan konseling) adalah
tenaga kependidikan yang dengan keahliannya membimbing
peserta didik (klien) agar mengenali dirinya termasuk
kemampuan potensinya dan mengetahui perkembangan
b. Tenaga pengajar adalah tenaga kependidikan yang tugas
utamanya menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta
didik baik yang bersikap akademis, maupun yang bersifat
ketrampilan.
c. Tenaga pelatih/instruktur latihan ketrampilan adalah tenaga
kependidikan yang secara bertahap serta sistematis melatih
peserta didik untuk menguasi ketrampilan tertentu yang
menjadi sasaran pelajaran.
Sedangkan tugas guru menurut Usman (1995:6) dibagi
menjadi tiga.
a. Tugas dalam bidang profesi
Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tugas ini tidak
dapat dilakukan oleh sembarangan orang di luar
kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi
mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
merupakan kegiatan mengembangkan
b. Tugas dalam bidang kemanusiaan
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus
dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.
c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan
Tugas di dalam masyarakat, tugas guru memberi teladan
atau contoh. Dimana dalam lingkungan masyarakat, guru
diharapkan membantu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi masyarakat sekitarnya.
Sedangkan peranan guru yang dikemukakan oleh Adams
dan Dickey, (Hamalik, 2003: 123) adalah sebagai berikut.
a. Guru sebagai pengajar
Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam
sekolah (kelas). Guru menyampaikan pelajaran agar murid
memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah
disampaikan itu. Selain itu guru juga berusaha agar terjadi
perubahan sikap, ketrampilan, kebiasaan, hubungan sosial,
apresiasi dan sebagainya melalui pengajaran yang
diberikannya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan itu maka guru perlu
memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan
menjadi tanggungjawabnya dan menguasai dengan baik
b. Guru sebagai pembimbing
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada
murid agar mereka mampu menemukan masalahnya
sendiri, memecahkan masalahnya sendiri dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Murid-murid
membutuhkan bantuan guru dalam hal mengatasi
kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan dan
kesulitan lainnya.
c. Guru sebagai pemimpin
Guru berkewajiban mengadakan supervisi atas
kegiatan belajar murid, membuat rencana pengajaran bagi
kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya,
melakukan manajemen kelas, mengatur disiplin kelas
secara demokratis. Dengan manajemen ini guru dapat
menciptakan lingkungan belajar yang serasi,
menyenangkan dan merangsang dorongan belajar para
anggota kelas.
d. Guru sebagai ilmuan
Guru dipandang sebagai orang yang
berpengetahuan. Berkewajiban menyampaikan
pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, guru
berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan
e. Guru sebagai pribadi
Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki
sifat-sifat yang disenangi oleh murid-muridnya, oleh orang tua
dan oleh masyarakat. Sifat-sifat ini sangat diperlukan agar
dia dapat melaksanakan pengajaran secara efektif.
f. Guru sebagai penghubung
Sekolah berdiri diantara dua lapangan, di satu pihak
mengemban tugas menyampaikan dan mewariskan ilmu,
teknologi dan kebudayaan yang terus-menerus
berkembang, di lain pihak ia bertugas menampung
aspirasi, masalah kebutuhan minat dan tuntutan
masyarakat. Diantara kedua lapangan inilah sekolah
memegang peranannya sebagai penghubung dimana guru
berfungsi sebagai pelaksana.
g. Guru sebagai pembaharu
Pembaharu dalam masyarakat terjadi berkat
masuknya pengaruh ilmu dan teknologi modern, yang
datang dari negara-negara berkembang. Masuknya
pengaruh-pengaruh itu ada yang secara langsung ke dalam
masyarakat dan ada yang melalui lembaga pendidikan
(sekolah). Guru memegang peranan sebagai pembaharu,
karena melalui kegiatan guru menyampaikan ilmu dan
h. Guru sebagai pembangunan
Sekolah turut memperbaiki masyarakat dengan cara
memecahkan masalah-masalah yang ada dalam
masyarakat dan turut melakukan kegiatan-kegiatan
pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat.
Guru baik sebagai pribadi maupun sebagai guru
profesional dapat menggunakan setiap kesempatan yang
ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan
masyarakat, saperti: kegiatan keluarga berencana,
koperasi dan sebagainya.
Disamping tugas-tugas dan peranan guru tersebut,
karakteristik kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang
guru (Syah, 1995: 227-230) antara lain:
a. fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta)
merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan
tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi
tertentu;
b. keterbukaan psikologis kepribadian merupakan dasar
kompetensi profesional (kemampuan dan wewenang
melaksanakan tugas) keguruan yang harus dipilih setiap
guru.
Atas dasar ciri-ciri dan persyaratan diatas, jelaslah
pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu.
Demikian pula dengan profesi guru, harus ditempuh
melalui jenjang pendidikan pre service education seperti
Pedidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), IKIP dan Fakultas
Keguruan di luar lembaga IKIP (Usman, 1995: 15)
3. Pengertian Minat
1. Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan
pilihan seseorang. Selain itu, minat juga merupakan salah satu faktor
yang sangat penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang.
Seorang yang mengerjakan suatu pekerjaan yang disertai dengan
minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik
daripada mereka yang tidak berminat. Pekerjaan yang disertai minat
itu akan membuahkan hasil (Winkel, 1994:30)
Minat adalah kecenderungan yang menetap pada subyek untuk
merasa tertarik pada hal-hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang tersebut. Dengan kata lain, dapat berarti
bahwa tanpa adanya minat yang menentap pada subyek, dalam
mengerjakan sesuatu subyek akan merasa bosan dan hasil yang
dicapai tidak memuaskan, sehingga minat dikatakan sebagai penentu
Selanjutnya, Whitherington (Buchori, 1999:135)
mengemukakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa,
obyek seseorang suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut
paut dengan dirinya. Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang
tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauan. Minat termasuk dalam
aspek afektif, yaitu suatu aspek yang didalamnya mengandung unsur
perasaan.
Antara minat dan perasaan terdapat hubungan timbal balik,
sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa yang berperasaan tidak
senang juga akan kurang berminat. Munculnya minat tidak terbentuk
secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan proses interaksi di kampus,
di masyarakat dan di keluarga.
Menurut Winkel (1984:45), faktor-faktor non intelektual seperti
motivasi untuk belajar yang mulai berkurang disebabkan karena tidak
ada minat untuk menjadi guru sehingga timbul keraguan terhadap
profesi guru. Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan
suatu keadaan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan
obyek itu.
Menurut Bimo Walgito (1977:38), minat merupakan suatu
keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu obyek
disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan secara
Suryobroto (1988:109), mengidentifikasi minat sebagai
kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik terhadap suatu
subyek atau menyenangi suatu subyek. Tidak adanya minat seorang
mahasiswa untuk menjadi guru biasanya disebabkan karena tidak
termotivasi untuk menjadi guru. Hal ini disebabkan karena tidak
sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak
sesuai dengan keinginannya.
Menurut Winarno Surachmad (1978:4), minat dipengaruhi
oleh jenis kelamin, intelegensi, kesempatan, lingkungan dan apa saja
yang menjadi minat teman sebayanya. Menurut Andi Mappiane
(1980:64), minat dipengaruri oleh latar belakang lingkungan, tingkat
ekonomi, status sosial dan pengalaman. Berdasarkan pengertian di
atas dapat dikatakan bahwa hampir seluruh unsur lingkungan yang
ada disekitar anak akan menjadi faktor yang mempengaruhi minat
anak untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Supraptiningsih,
2006:9).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
minat adalah rasa ketertarikan dan keinginan yang mendalam dan
menimbulkan suatu gairah pada individu untuk mengerjakan dan
berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik (sumber dari diri) dan
faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).
2. Minat Mahasiswa masuk Jurusan Keguruan
Minat adalah kecenderungan yang menetap pada subyek untuk
merasa tertarik pada hal-hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang bersangkutan, dengan kata lain dapat
berarti bahwa tanpa adanya minat yang menetap pada subyek, dalam
mengerjakan sesuatu. Subyek akan merasa bosan dan hasil yang
dicapai tidak memuaskan sehingga minat dikatakan sebagai penentu
pilihan (Winkel,1994:30).
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan
pilihan seseorang, selain itu minat juga merupakan salah satu faktor
yang penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang, seseorang
yang mengerjakan suatu pekerjaan yang disertai dengan minat pada
umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka
yang tidak berdasarkan minat, sehingga pekerjaan yang disertai minat
akan memberikan hasil yang lebih baik.(Winkel,1994:30)
Selanjutnya Whitherington (Buchori,1999:135)
mengemukakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa
obyek seseorang suatu soal atau suatu situasi bersangkut paut dengan
dirinya. Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja
terlahir dengan penuh kemauan. Minat termasuk dalam aspek efektif
yaitu suatu aspek yang didalamnya mengandung unsur perasaan.
Antara minat dan perasaan terdapat hubungan timbal balik,
senang pasti juga akan kurang berminat. Mahasiswa yang
berperasaan senang pasti akan menyenanginya dan berminat.
Munculnya minat tidak terbentuk secara tiba-tiba melainkan
terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, proses
sosialisasi dan juga proses interaksi di kampus, di dalam keluarga
serta masyarakat.
Menurut Bimo Walgito (1977:38) minat adalah suatu keadaan
dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu subyek disertai
dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan secara aktif
dengan subyek tersebut, sedangkan menurut Winkel (1984:45)
Faktor-faktor non intelektual seperti motivasi untuk belajar yang
mulai berkurang disebabkan karena tidak ada minat untuk menjadi
guru sehingga akan timbul keraguan terhadap profesi guru. Pendapat
lain mengutarakan bahwa minat merupakan suatu keadaan
kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek tersebut.
Menurut Giatarma (1990:6), bahwa minat digolongkan
menjadi dua yaitu:
a. Secara Intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan rasa yang timbul dari
dalam individu tanpa adanya pengaruh dari luar. Minat intrinsik
dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi,prestasi belajar,
b. Secara Ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul
akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara
lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua serta teman
sebaya. Berdasarkan pendapat terdahulu dapatlah disimpulkan
bahwa minat adalah dorongan psikis yang ditunjukkkan oleh
adanya kesadaran yang mendorong perhatian pada suatu obyek
yang disertai dengan keinginan untuk memenuhi harapan-harapan
yang sebelumnya telah ada dalam dirinya, maka di dalam minat
terdapat adanya unsur-unsur kesadaran perhatian, keinginan dan
juga harapan untuk terlibat langsung pada suatu obyek tertentu
yang diminati, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
minat adalah faktor intrinsik (bersumber dari dalam diri sendiri)
sedangkan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungannya).
Jurusan atau lebih khususnya Program Studi adalah bagian dari
suatu fakultas atau sekolah tinggi yang bertanggung jawab untuk
mengelola dan mengembangkan suatu bidang studi.
Program studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai
pedoman penyelenggara pendidikan akademik dan atau pendidikan
profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta
ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan
Menurut Poerwadarminta (1982:619), mahasiswa adalah
pelajar perguruan tinggi, sedangkan menurut Daryanto (1998),
mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.
Minat mahasiswa masuk jurusan keguruan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kecenderungan dalam diri individu/
mahasiswa untuk tertarik masuk ke dalam prodi Pendidikan
Akuntansi.
4. Prestasi Program Pengalaman Lapangan II (PPL II) a. Pengertian Prestasi
Prestasi merupakan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran/kuliah/praktek yang lainnya
ditunjukkan dengan hasil nilai atau angka nilai yang ditentukan oleh
guru/dosen. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1990:289) prestasi
merupakan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan).
Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor
Internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi, sangat penting
artinya dalam rangka membantu mahasiswa dalam mencapai prestasi
1. Faktor internal
Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh, yang termasuk faktor jasmani misalnya adalah
penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain sebagainya.
Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdirir atas:
a) faktor intelektual, meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan
bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki
b) faktor non intelektual yaitu unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan
penyesuaian diri.
2. Faktor eksternal terdiri dari faktor kematangan fisik maupun psikis
a) Faktor social yang terdiri dari Lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi
dan kesenian
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar
dan iklim
Faktor-faktor tersebut saling berinterksi secara langsung ataupun
b. Pengertian Pengalaman Lapangan
1. Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intra kurikuler
yang dilaksnakan oleh mahasiswa yang mencakup latihan mengajar
maupun tugas-tugas kependidikan di luar secara terpadu dan
terbimbing untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi
kependidikan (Entang,1980)
2. Pengalaman lapangan adalah praktek kependidikan bagi calon guru
yang merupakan kegiatan intra kurikuler yang harus dilaksanakan
oleh setiap mahasiswa calon guru (IKIP Sanata Dharma.1982:1)
Menurut Sunaryo, Program Pengalaman Lapangan atau
pengalaman lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang
mencakup latihan mengajar dan tugas kependidikan secara
terbimbing dan terpadu untuk memenuhi syarat pembentukan profesi
kependidikan. Kegiatan praktek pengalaman lapangan meliputi
latihan mengajar mengenal siswa, pengelolaan sekolah sebagai mana
yang ditetapkan dalam pedoman yang dikeluarkan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Menurut buku pedoman pelaksanaan PPL-FKIP. Program
Pengalaman Lapangan dirancang untuk melatih para calonguru agar
dapat menguasai kecakapan keguruan secara lengkap dan
terintegrasi.
Program Pengalaman Lapangan dalam Kurikulum Pendidikan
Belajar Mengajar (PBM). Pelaksanaan kegiatannya digolongkan atas
tingkatan-tingkatan yang berbeda walaupun secara keseluruhan
diarahkan kepada satu tujuan yaitu pembentukan professional
keguruan. Dalam PPL II dilaksanakan latihan-latihan mengajar
sepenuhnya dalam pengawasan maupun sebagian diawasi sampai
pada latihan yang sepenuhnya berdiri sendiri, disamping latihan
pelaksanaan tugas-tugas non teaching. Latihan-latihan ketrampilan
yang lebih terbatas dilakukan dalam bentuk kegiatan praktek mata
kuliah kelompok proses belajar mengajar lainnya.
c. Tujuan Program Pengalaman Lapangan II
Ada beberapa tujuan dari diadakannya mata kuliah praktik PPL II,
antara lain sebagai berikut:.
1. Untuk pembentukan profesionalitas guru atau tenaga kependidikan
2. Untuk menghasilkan pribadi calon guru yang mempunyai
seperangkat pengetahuan, ketrampilan nilai serta sikap dan pola
tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya.
Menurut M.Entang (1980:4), tingkat kegiatan dalam pengalaman
lapangan seperti yang dituntut program pendidikan guru berdasarkan
kompetensi, hendaknya meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Observasi orientasi Field familiarization
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan para mahasiswa
2. Latihan Terbatas isolated skill development
Pada fase ini para mahasiswa dilatih secara elementer mengenal
dan mempergunakan berbagai metode belajar, cara analitis
situasi kelas dan melaksanakan evaluasi hasil belajar
3. Latihan Lengkap real teaching
Pada fase ini mahasiswa secara berangsur-angsur diberi
tanggung jawab melaksanakan tugas guru dengan bimbingan
sampai dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab penuh.
Adapun syarat yang harus dipenuhi mahasiswa agar dapat
melaksanakan PPL II adalah sebagai berikut.
1. Telah mengikuti mata kuliah di koordinasi MKDK berikut
ini dengan nilai minimal C, yaitu:
a. Pengantar Pendidikan
b. Psikologi Belajar dan Pembelajaran
c. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling
d. Manajemen Sekolah
2. Telah mengikuti mata kuliah PBM berikut ini dengan nilai
minimal C, yaitu:
a. Perencanaan Pengajaran
b. Metodologi Pengajaran
c. Evaluasi Pengajaran
3. Telah mengikuti mata kuliah bidang studi yang ditentukan
oleh Program studi dengan nilai minimal C, yaitu:
a. Perencanaan Pengajaran
b. Strategi Belajar Mengajar dan Media
c. Evaluasi Pengajaran
d. PPL I
e. Pengantar Pendidikan
f. Psikologi Belajar dan Pembelajaran
g. Dasar-dasar Bimbingan Konseling
h. Manajemen Sekolah
i. Akuntansi Keuangan Dasar I
j. Akuntansi Keungan Dasar II
k. Akuntansi Keuangan Menengah I
l. Akuntansi Keuangan Menengah II
m.Pengantar Bisnis dan Koperasi
n. Manajemen Pemasaran
o. Hukum Dagang/Perdata
p. Hukum Pajak
q. Pengantar Manajemen
r. Pengantar Ekonomi Mikro
s. Pengantar Ekonomi Makro
t. Statistika
d. Prestasi PPL II
Prestasi PPL II merupakan hasil yang dicapai dari praktik pengalaman
mengajar di sekolah yang dilaksanakan oleh mahasiswa calon guru yang
mencakup kegiatan-kegiatan praktik pengalaman mengajar dan kegiatan
non mengajar, yang diwujudkan dalam penguasaan materi, penampilan
diri waktu latihan mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan bahasa dan
tata tulis baku.
5. Latar Belakang Orang Tua
Latar belakang orang tua akan mempengaruhi orang tua terhadap
sikap, persepsi, minat dan ketertarikan anak terhadap profesi guru. Latar
belakang pendidikan serta lingkungan keluarga disekitar anak akan
memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk persepsi anak
terhadap sesuatu.
Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan
sumber daya manusia. Antara mendidik dan pendidikan keduanya saling
berkaitan dimana mendidik merupakan suatu kegiatan atau tindakan yang
melibatkan pendidik dengan pihak lain yang dididik atau adanya
komunikasi antara dua orang atau lebih. Menurut Driyarkara (1980:78)
pendidikan atau perbuatan mendidik manusia muda. Dari pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan seseorang akan memperoleh
pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam
akan lebih mudah memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan
yang dikuasainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), pendidikan
adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan peralatan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar mencapai
kedewasaan. Tingkat pendidikan ini dapat diklasifikasikan menjadi: tidak
tamat SD, SD/ sederajat, SMP/ sederajat, SMA/ sederajat, D1, D2, D3, D4,
S1, S2 dan S3.
1) Latar Belakang Ekonomi
Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat
mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka
laksanakan. Sebaliknya, jika status ekonomi buruk atau kurang baik
karena tanggungjawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka
orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
2) Minat Orang tua
Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaan dalam
dua hal. Pertama, orang tua mendesak anak untuk tertarik pada
pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi, tanpa
mempedulikan sikap dan minat anak. Dan kedua, orang tua akan
menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu karena
B. Kerangka Berfikir
a. Persepsi mahasiswa terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk keguruan.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan
yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya (Walgito,1994:53). Menurut Davidof
melalui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi.
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan
pilihan seseorang, selain itu minat juga merupakan salah satu faktor yang
penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Dalam mengerjakan
suatu pekerjaan yang disertai dengan minat pada umumnya akan
memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak
berdasarkan minat, sehingga pekerjaan yang disertai minat akan
memberikan hasil yang lebih baik.(Winkel,1994:30)
Dengan menumbuhkan minat seseorang terhadap profesi guru
besar kemungkinan orang tersebut tertarik untuk menggeluti bidang
keguruan, sehingga pandangan/persepsi orang mengenai profesi guru akan
berbeda.
b. Persepsi mahasiswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi mata kuliah PPL II.
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap orang di dalam memahami informasi lingkungannya, baik lewat
1988: 138). Menurut Rahmanto(1985:64) persepsi adalah pengalaman
tentang proyek, peristiwa atau hasil hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan perasaan.
PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki
kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi
latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan
selain pembelajaran. Keberhasilan seorang mahasiswa dalam melakukan
PPL II dapat mendorong minat mahasiswa untuk menjadi guru, sehingga
persepsi mahasiswa terhadap profesi guru juga akan berbeda.
c. Persepsi mahasiswa terhadap profesi guru ditinjau dari latar belakang orang tua.
Sejak manusia dilahirkan di dunia, sejak itu secara langsung ia
berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu pula ia menerima
stimulus atau rangsangan dari luar di samping dari dalam dirinya sendiri.
Ia merasa kedinginan, sakit, dan sebagaianya, kesan tersebut diperoleh
dari lingkungannya, merupakan hasil dari proses persepsi. Persepsi
merupakan proses memahami dunia dalam kehidupan sehari-hari, mulai
dari manusia menginderakan obyek di lingkungannya, ia memperoleh
hasil penginderaannya itu, dan timbullah makna tentang obyek itu pada
diri manusia yang bersangkutan (Sarwono, 1992: 47).
Latar belakang orang tua khususnya dalam hal pendidikan
menjadikan perbedaan pula bagi anaknya untuk memilih suatu pekerjaan
orang tua dengan latar belakang pendidikan tinggi pasti akan memilih
pekerjaan yang menuntut tingkat pendidikan yang tinggi sehingga mereka
akan memilih pekerjaan seperti dokter, polisi, insinyur, tentara yang
mampu untuk menghidupi keluarganya.
Sebaliknya mahasiswa yang mempunyai orang tua berlatar
belakang pendidikan rendah mereka akan memilih pekerjaan sesuai
dengan pendidikannya saja tidak menuntut jabatan yang tinggi. Ada
dugaan bahwa mahasiswa dengan latar belakang pendidikan orang tua
yang berbeda, maka minat mahasiswa menjadi seorang guru juga akan
berbeda. Tentunya ketiga hal ini mempengaruhi persepsi mahasiswa
terhadap profesi guru.
C.Model Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, dapat disusun sebuah model
penelitian sebagai berikut:
Persepsi mahasiswa Profesi Guru
Minat mahasiswa masuk keguruan
Prestasi mata kuliah PPL II
D.Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
(Sugiyono, 2005: 82). Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka hipotesis
yang dibuat sebagai berikut:
Ha1: Ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap
profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa memilih keguruan.
Ha2: Ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap
profesi guru ditinjau dari prestasi mata kuliah PPL II.
Ha3: Ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisme,
lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 1998:131) bertujuan untuk mengetahui
persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi terhadap profesi guru. Hasil
penelitian ini tidak digeneralisasikan di luar subjek penelitian, karena
penelitian hanya berlaku pada subjek yang diteliti.
B.Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai selasai.
C.Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi angkatan 2006-2007
2. Objek Penelitian
1. persepsi mahasiswa terhadap profesi guru;
2. minat mahasiswa masuk keguruan;
3. prestasi mata kuliah PPL II dan
4. latar belakang orang tua
D. Populasi, Sample dan Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk dipelajarai dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono:
1997). Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara jelas yaitu
yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah
penelitian yang dicakup. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
FKIP Program Studi Pendidikan Akuntansi yang sudah menempuh mata
kuliah PPL II.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan untuk
memprediksi karakteristik populasi (Arikunto, 2006:131). Jumlah sampel
yang diambil dalam penelitian adalah 50 orang mahasiswa FKIP Program
Studi Pendidikan Akuntnasi angkatan 2006-2007 yang telah mengambil
mata kuliah PPL II
3. Teknik Penarikan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang
bersifat repreesentatif yang memiliki seluruh sifat populasi. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Insidental
sampling. Teknik sampling tersebut menentukan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.
E.Variabel Penelitian dan Pengukurannya.
Sugiono (1999:2-3) menyatakan bahwa “variabel merupakan gejala yang
fokus untuk diamati”.
a. Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru (Y).
Persepsi adalah suatu proses penginderaan terhadap rangsangan dari objek
tertentu sehingga kita dapat menilai dan memberi tanggapan terhadap objek
tersebut.
Profesi Guru bukan sekedar pekerjaan, melainkan suatu vokasi khusus yang
mempunyai ciri-ciri keahlian, tanggung jawab dan rasa kesejawatan dalam
[image:61.612.92.518.148.705.2]bidang pendidikan (Indris dan Jamal, 1992:43).
Tabel 3.1
Variabel Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesi Guru
Sub Variabel
Indikator Pertanyaan
Positif Negatif
a. Kondisi
Internal
- Sikap
- Motivasi
- Kepribadian
1 4,5 6
b. Stimulus yang berupa objek c. Situasi pembentukan persepsi - Karakteristik - Peristiwa - Situasi 7,8 9 10
b. Minat Masuk Keguruan (X1).
Minat merupakan faktor psikis yang dapat menentukan pilihan
seseorang. Selain itu, minat juga merupakan salah satu faktor yang sangat
penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Dengan kata lain,
dapat berarti bahwa tanpa adanya minat yang menetap pada subjek, dalam
mengerjakan sesuatu subyek akan merasa bosan dan hasil yang dicapai
tidak memuaskan, sehingga minat dikatakan sebagai penentu pilihan
(Winkel, 1994:30). Minat yang dimaksud dalam hal ini adalah minat
[image:62.612.96.515.101.609.2]mahasiswa masuk keguruan.
Tabel 3.2
Variabel Minat Mahasiswa Masuk Keguruan
Sub Variabel
Indikator Pertanyaan
Positif Negatif
a. Intrinsik
b. Ekstrinsik
- Keinginan menjadi
guru.
- Kesenangan menjadi
guru.
- Bakat yang dimiliki
- Peluang kerja lebih
luas 1,3 2, 5,6 8,9,10 4 7
c. Prestasi Mata Kuliah PPL II (X2).
PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan
Gambar
Dokumen terkait
[r]
Bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai jenis jenis teknologi yang terkait dengan kelainan pada sistem gerak. Memberikan evaluasi dalam bentuk
Universitas
Pengalaman Ibu dalam Merawat Anak Penderita Kanker di Yayasan Onkologi Anak Medan
Berdasarkan permasalahan tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe make a match perlu diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis karangan deskripsi di kelas
Jaringan tumbuhan yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun adalah .... tikus dan burung kecil
1) Sumber daya manusia sebagai pelaksana dan sumber daya fisik yang berupa fasilitas pendukung pelaksanaan program Jampersal sudah cukup memadai, baik dari segi
(3) Dalam hal informasi mengenai rencana Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha telah diketahui pihak lain selain orang dalam, Perusahaan Terbuka yang akan melakukan Penggabungan