• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini adalah mencari hubungan antara persepsi mahasiswa. tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen dengan motivasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penelitian ini adalah mencari hubungan antara persepsi mahasiswa. tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen dengan motivasi"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

73

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah mencari hubungan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen dengan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan. Secara garis besar penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, pertama adalah penyusunan instrumen yang kemudian dipergunakan untuk mencari validitas dan reliabilitas. Kedua adalah deskripsi hasil penelitian, dan ketiga adalah pengolahan data hasil penelitian yang kemudian dianalisis untuk menarik kesimpulan hasil penelitian.

A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan perhitungan dengan rumus product moment menggunakan program penghitungan statistik (SPSS versi 16.0). Adapun hasil dari validitas instrumen variabel X1 (persepsi

mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen) adalah sebagai berikut:

(2)

Tabel 4.1

Validitas instrumen Variabel X1 Item-Total Statistics

Pernyataan Corrected

Item-Total Correlation Keterangan VAR00001 0,124 tdk valid (revisi) VAR00002 0,089 tdk valid (dihapus) VAR00003 0,311 tdk valid (revisi)

VAR00004 0,600 valid

VAR00005 0,584 valid

VAR00006 0,312 tdk valid (revisi) VAR00007 0,385 tdk valid (revisi)

VAR00008 0,694 valid

VAR00009 0,750 valid

VAR00010 0,373 tdk valid (revisi)

VAR00011 0,535 valid

VAR00012 0,362 tdk valid (revisi)

VAR00013 0,571 valid

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa apabila nilai rhitung lebih besar

daripada rtabel dengan tingkat kepercayaan 95% dari tabel uji r maka

pernyataan tersebut valid. Dalam hal ini nilai r tabel adalah 0,423. Dari data

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setelah di uji cobakan kepada 22 sampel, pada item pernyataan yang berjumlah 13 pernyataan yang telah dibuat oleh peneliti terdapat 6 pernyataan yang valid dan terdapat 7 pernyataan yang tidak valid. Dengan demikian peneliti melakukan perbaikan pada beberapa pernyataan yang tidak valid.

(3)

Dan hasil dari validitas instrumen variabel X2 (persepsi mahasiswa

tentang penggunaan metode pengajaran dosen) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Validitas Instrumen Variabel X2 Item-Total Statistics

Pernyataan Corrected

Item-Total Correlation Keterangan

VAR00001 0,816 valid

VAR00002 0,302 tdk valid (revisi)

VAR00003 0,457 valid

VAR00004 0,696 valid

VAR00005 0,558 valid

VAR00006 0,638 valid

VAR00007 0,217 tdk valid (revisi) VAR00008 0,222 tdk valid (revisi)

VAR00009 0,619 valid

VAR00010 0,347 tdk valid (revisi)

VAR00011 0,625 valid

VAR00012 0,608 valid

VAR00013 0,337 tdk valid (revisi)

VAR00014 0,704 valid

VAR00015 -0,234 tdk valid (dihapus)

VAR00016 0,514 valid

VAR00017 0,231 tdk valid (revisi)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa apabila nilai rhitung lebih besar

daripada rtabel dengan tingkat kepercayaan 95% dari tabel uji r maka

pernyataan tersebut valid. Dalam hal ini nilai r tabel adalah 0.423. Dari data

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setelah di uji cobakan kepada 22 sampel, pada item pernyataan yang berjumlah 17 pernyataan yang telah dibuat oleh peneliti terdapat 10 pernyataan yang valid dan terdapat 7

(4)

pernyataan yang tidak valid. Dengan demikian peneliti melakukan perbaikan pada beberapa pernyataan yang tidak valid.

Sedangkan untuk uji validitas instrumen variabel Y (motivasi belajar mahasiswa), setelah melakukan perhitungan dengan rumus product moment menggunakan program penghitungan statistik (SPSS versi 16.0), hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Validitas Instrumen Variabel Y

Pernyataan Total Correlation Corrected Item- Keterangan

VAR00001 0,356 tdk valid (revisi)

VAR00002 0,587 Valid

VAR00003 0,186 tdk valid (dihapus)

VAR00004 0,694 Valid

VAR00005 0,391 tdk valid (revisi)

VAR00006 0,293 tdk valid (dihapus)

VAR00007 0,770 Valid VAR00008 0,812 Valid VAR00009 0,802 Valid VAR00010 0,628 Valid VAR00011 0,783 Valid VAR00012 0,545 Valid

VAR00013 0,421 tdk valid (revisi)

VAR00014 0,573 Valid

VAR00015 0,342 tdk valid (dihapus)

VAR00016 0,791 Valid

VAR00017 0,530 Valid

VAR00018 0,445 Valid

VAR00019 0,391 tdk valid (revisi)

VAR00020 0,698 Valid VAR00021 0,802 Valid VAR00022 0,770 Valid VAR00023 0,812 Valid VAR00024 0,545 Valid VAR00025 0,573 Valid VAR00026 0,783 Valid

VAR00027 0,293 tdk valid (dihapus)

VAR00028 0,342 tdk valid (dihapus)

VAR00029 0,628 Valid

(5)

Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada item pernyataan yang berjumlah 30 pernyataan yang telah dibuat oleh peneliti terdapat 20 soal yang valid dan terdapat 10 soal yang tidak valid.

. Dengan demikian peneliti melakukan perbaikan pada beberapa pernyataan yang tidak valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas untuk variabel X1 (persepsi mahasiswa tentang

penggunaan media pembelajaran dosen) dengan menggunakan rumus alpha pada perhitungan SPSS versi 16.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Reliabilitas Instrumen Variabel X1 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0,809 12

Nilai rtabel dari n = 22 pada α = 5% adalah 0,423. Berdasarkan hasil

pengujian dengan program SPSS versi 16.0 diketahui bahwa nilai koefisien alpha sebesar 0,809, dan nilai r tabel adalah 0,423. Dengan demikian nilai rhitung

> rtabel, sesuai dengan ketentuan bahwa apabila rhitung > rtabel maka instrumen

yang digunakan dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.

(6)

Sedangkan uji reliabilitas untuk variabel X2 (persepsi mahasiswa

tentang penggunaan metode pengajaran dosen) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Reliabilitas Instrumen Variabel X2 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0,861 16

Berdasarkan hasil pengujian dengan program SPSS versi 16.0 diketahui bahwa nilai koefisien alpha sebesar 0,861, dan nilai r tabel adalah 0,423.

Dengan demikian nilai rhitung > rtabel, sesuai dengan ketentuan bahwa apabila

rhitung > rtabel maka instrumen yang digunakan dinyatakan reliabel dan dapat

dipergunakan sebagai alat pengumpul data.

Dari tabel perhitungan uji reliabilitas instrumen dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel X1 dan variabel X2 yang telah di susun oleh peneliti

reliabel dan dapat dipergunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpul data.

Sedangkan untuk uji reliabilitas instrumen variabel Y (motivasi belajar mahasiswa) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Reliabilitas Instrumen Variabel Y Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(7)

Berdasarkan hasil pengujian dengan program SPSS versi 16.0 diketahui bahwa nilai koefisien alpha sebesar 0,939, dan nilai r tabel adalah 0,423. Dari

tabel perhitungan uji reliabilitas angket dapat disimpulkan bahwa angket variabel Y yang telah di susun oleh peneliti reliabel dan dapat dipergunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpul data.

B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau angket. Data yang diperoleh angket kemudian diolah menggunakan perhitungan SPSS versi 16.0.

1. Gambaran variabel X1 (persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti, didapatkan data dari instrumen Variabel X1 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Deskripsi Variabel X1 Variabel_X1 N Valid 50 Missing 0 Mean 450,9800 Median 460,0000 Mode 460,00 Std0, Deviation 20,54342 Variance 60,469 Range 90,00 Minimum 420,00 Maximum 510,00 Sum 22990,00 Percentiles 25 440,0000 50 460,0000 75 470,5000

(8)

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 16.0 dapat diketahui bahwa untuk instrumen variabel X1 (persepsi mahasiswa

tentang penggunaan media pembelajaran dosen) yang telah divalidasi, diketahui ada 71 orang responden yang menjadi sasaran penelitian tetapi hanya ada 50 responden penelitian yang mengisi angket/kuesioner variabel X1, didapat nilai mean atau rata-rata sebesar 45,98. Untuk nilai median atau

nilai tengah dari rentang skor angket/kuesioner variabel X sebesar 46,00. Sedangkan skor maksimumnya sebesar 51,00 dan skor minimum sebesar 42,00. Angka-angka tersebut menggambarkan bagaimana kecenderungan persepsi mahsiswa tentang penggunaan media pembelajaran yang digunakan dosen.

(9)

2. Gambaran variabel X2 (persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti, didapatkan data dari instrumen Variabel X2 sebagai berikut :

Tabel 4.8 Deskripsi Variabel X2 Variabel_X2 N Valid 50 Missing 0 Mean 620,6600 Median 610,0000 Mode 590,00 Std0, Deviation 50,18479 Variance 260,882 Range 190,00 Minimum 540,00 Maximum 730,00 Sum 31330,00 Percentiles 25 590,0000 50 610,0000 75 670,2500

Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa untuk instrumen variabel X2 (persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran

dosen) yang telah divalidasi, dari 50 responden penelitian yang mengisi angket/kuesioner variabel X2, didapat nilai mean atau rata-rata sebesar 62,66.

Untuk nilai median atau nilai tengah dari rentang skor angket/kuesioner variabel X sebesar 61,00. Sedangkan skor maksimumnya sebesar 73,00 dan skor minimum sebesar 54,00. Angka-angka tersebut menggambarkan bagaimana kecenderungan persepsi mahsiswa tentang penggunaan metode pengajaran yang digunakan dosen.

(10)

3. Gambaran Variabel Y (Motivasi belajar mahasiswa)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti, didapatkan data dari skor angket Variabel X sebagai berikut :

Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Y variabel_Y N Valid 50 Missing 0 Mean 950,3000 Median 940,0000 Mode 940,00 Std0, Deviation 70,15499 Variance 510,194 Range 260,00 Minimum 820,00 Maximum 1080,00 Sum 47650,00 Percentiles 25 910,2500 50 940,0000 75 10,0050E2

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 16.0 dapat diketahui bahwa untuk instrumen variabel Y (motivasi belajar mahasiswa) yang telah divalidasi, dari 50 responden penelitian yang mengisi angket/kuesioner variabel Y, didapat nilai mean atau rata-rata sebesar 95,30 Untuk nilai median atau nilai tengah dari rentang skor angket/kuesioner variabel X sebesar 94,00. Sedangkan skor maksimumnya sebesar 108,00 dan skor minimum sebesar 82,00. Angka-angka tersebut menggambarkan bagaimana kecenderungan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan.

(11)

C. PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN 1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi atau penyebaran data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Menurut Sambas Ali dan Maman Abdurachman (2007:73), “uji parametrik mensyaratkan data harus berdistribusi normal0, Apabila distribusi data tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji nonparametrik”.

Kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil atau sama dengan dari tingkat α yang ditentukan maka H0 ditolak. Kriteria pengujian ini menurut Sambas Ali dan Maman Abdurachman (2007:83). Dapat disimpulkan bahwa kriteria untuk uji normalitas adalah:

1. Jika nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka H1 ditolak, artinya data

berdistribusi normal

2. Jika nilai signifikansi (sig) < 0,05 maka H1 diterima, artinya data

berdistribusi tidak normal

Peneliti menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnova dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.10 Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-Smirnov

a

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Variabel_X1 0,137 50 0,020 0,932 50 0,006

Variabel_X2 0,206 50 0,000 0,917 50 0,002

(12)

Dari tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa normalitas data persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen dengan motivasi belajar mahasiswa adalah tidak normal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang didapatkan pada variabel X1 dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 16.0 yaitu sebesar 0,020. nilai signifikansi variabel X2 sebesar 0,000 dan variabel Y adalah sebesar 0,001. Apabila nilai

hitung signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya untuk

data variabel X1, variabel X2 dan data variabel Y karena tingkat

signifikansinya < 0,05 maka H1 diterima atau data berdistribusi tidak normal. 2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas terhadap data yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal. Untuk itu, peneliti menggunakan uji hipotesis nonparametrik dengan menggunakan bantuan piranti lunak SPSS versi 16.0. hal ini berdasarkan atas pernyataan Sambas Ali dan Maman Abdurachman (2007:75). Uji hipotesis dilakukan agar dapat mengetahui kesesuaian antara hipotesis yang telah dirumuskan dengan hasil data yang didapat dari penelitian.

Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008:257).

(13)

Tabel 4.11

Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Penelitian ini, mencari korelasi ganda (multiple correlation) antara dua variabel bebas (independent) secara bersama-sama dengan variabel terikatnya (dependent), yaitu “Bagaimana hubungan antara Persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen dengan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan”.

Oleh karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah mencari hubungan antara variabel X1 (persepsi mahasiswa tentang penggunaan media

pembelajaran dosen) dengan variabel Y (motivasi belajar mahasiswa). Kedua yaitu mencari hubungan antara variabel X2 (persepsi mahasiswa tentang

penggunaan metode pengajaran dosen) dengan Variabel Y (motivasi belajar mahasiswa). Dan ketiga yaitu mencari hubungan antara variabel X1 dengan

(14)

Untuk mencari hubungan dari masing-masing variabel tersebut di atas, adalah sebagai berikut:

a. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen dengan motivasi belajar mahasiswa (X1 dengan Y)

Hipotesis yang diajukan adalah:

1) Hipotesis Nol (H0: µ1 = µ2)

Persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen tidak berhubungan secara signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa.

2) Hipotesis Kerja (H1: µ1≠ µ2)

Persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen berhubungan secara signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa.

Uji hipotesis untuk variabel X1 (persepsi mahasiswa tentang

penggunaan media pembelajaran dosen) dengan variabel Y (motivasi belajar mahasiswa) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12

Korelasi Variabel X1 dengan Variabel Y

Variabel_X1 Variabel_Y

Spearman's rho Variabel_X1 Correlation Coefficient 10,000 0,751**

Sig. (2-tailed) 0, 0,000

N 50 50

Variabel_Y Correlation Coefficient 0,751** 10,000

Sig. (2-tailed) 0,000 0,

N 50 50

(15)

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,751 dan karena N > 40 maka menentukan signifikansi dengan menggunakan uji t (Sugiyon0, 2003:234) dengan syarat:

1) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

2) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai

t

hitung = 8,005 dan

t

tabel = 2.021, maka hipotesis kerja (H1) diterima. Artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen dengan motivasi belajar mahasiswa. Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,751 yang termasuk kedalam kategori kuat (0,60 – 0,799).

b. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen dengan motivasi belajar mahasiswa (X2 dengan Y)

Hipotesis yang diajukan adalah:

1) Hipotesis Nol (H0: µ1 = µ2)

Persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen tidak berhubungan secara signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa.

2) Hipotesis Kerja (H1: µ1≠ µ2)

Persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen berhubungan secara signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa.

Uji hipotesis untuk variabel X2 (persepsi mahasiswa tentang

penggunaan metode pengajaran dosen) dengan variabel Y (motivasi belajar mahasiswa) adalah sebagai berikut:

(16)

Tabel 4.13

Korelasi Variabel X2 dengan Variabel Y Correlations

Variabel_X2 Variabel_Y Spearman's rho Variabel_X2 Correlation Coefficient 10,000 0,696**

Sig. (2-tailed) 0, 0,000

N 50 50

Variabel_Y Correlation Coefficient 0,696** 10,000

Sig. (2-tailed) 0,000 0,

N 50 50

**Correlation is significant at the 00,01 level (2-tailed).

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,696 dan karena N > 40 maka menentukan signifikansi dengan menggunakan uji t (Sugiyon0, 2003:234) dengan syarat:

1) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

2) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai

t

hitung = 6,939 dan

t

tabel = 2.021, maka hipotesis kerja (H1) diterima. Artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen dengan motivasi belajar mahasiswa. Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,696 yang termasuk kedalam kategori kuat (0,60 – 0,799).

(17)

c. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dengan persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen (X1 dengan X2)

Hipotesis yang diajukan adalah:

1) Hipotesis Nol (H0: µ1 = µ2)

Persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen tidak berhubungan secara signifikan dengan persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen.

2) Hipotesis Kerja (H1: µ1≠ µ2)

Persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen berhubungan secara signifikan dengan persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen.

Uji hipotesis untuk variabel X1 dengan variabel X2 adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.14

Korelasi Variabel X1 dengan Variabel X2

Variabel_X1 Variabel_X2

Spearman's rho Variabel_X1 Correlation Coefficient 10,000 0,718**

Sig. (2-tailed) 0, 0,000

N 50 50

Variabel_X2 Correlation Coefficient 0,718** 10,000

Sig. (2-tailed) 0,000 0,

(18)

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,718 dan karena N > 40 maka menentukan signifikansi dengan menggunakan uji t (Sugiyon. 2003:234) dengan syarat:

1) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

2) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai

t

hitung = 7,142 dan

t

tabel = 2.021, maka hipotesis kerja (H1) diterima. Artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen dengan persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen. Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,718 yang termasuk kedalam kategori kuat (0,60 – 0,799).

d. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen dengan motivasi belajar mahasiswa (X1 dan X2 dengan Y)

Hipotesis yang diajukan adalah:

1) Hipotesis Nol (H0: µ1 = µ2)

Persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen tidak berpengaruh positif dan tidak berhubungan secara signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan.

(19)

2) Hipotesis Kerja (H1: µ1≠ µ2)

Persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen berpengaruh positif dan berhubungan secara signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan.

Uji hipotesis untuk variabel X1 dan X2 (persepsi mahasiswa tentang

penggunaan media dan metode mengajar dosen) dengan variabel Y (motivasi belajar mahsiswa) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15

Korelasi Variabel X1 dan X2 dengan Variabel Y Correlations

Variabel_X1 Variabel_X2 Variabel_Y Spearman's rho Variabel_X1 Correlation Coefficient 10,000 0,718** 0,751**

Sig. (2-tailed) 0, 0,000 0,000

N 50 50 50

Variabel_X2 Correlation Coefficient 0,718** 10,000 0,696**

Sig. (2-tailed) 0,000 0, 0,000

N 50 50 50

Variabel_Y Correlation Coefficient 0,751** 0,696** 10,000

Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,

N 50 50 50

**. Correlation is significant at the 00,01 level (2-tailed).

Berdasarkan perhitungan di atas, untuk mencari hubungan antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y. Maka

dibutuhkan nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel. Dari hasil perhitungan, diperoleh angka koefisien korelasi yaitu sebagai berikut:

(20)

1. Koefisien korelasi antara variabel X1 dengan Y, r1 = 0,751

2. Koefisien korelasi antara variabel X2 dengan Y, r2 = 0,696

3. Koefisien korelasi antara variabel X1 dengan X2, r3 = 0,718

Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi maka untuk mencari hubungan antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan

variabel Y. Dibutuhkan nilai R (korelasi ganda), dari hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi ganda (R) lebih besar dari korelasi variabel individual ryx1 dan ryx2, yaitu sebesar 0,783. Sehingga demikian untuk

pengujian signifikan terhadap koefisien korelasi ganda dapat dihitung melalui uji F.

Berdasarkan angka yang telah ditemukan, dan bila n = 50, kemudian harga Fh adalah 38,31, Setelah diperoleh nilai dari Fh,

selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang = k

dan dk penyebut = (n-k-1). Jadi dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 47 dengan tingkat kepercayaan 5 %, harga F tabel ditemukan = 3,19. Ternyata

F hitung lebih besar dari F tabel (38,31 > 3,19), karena Fh > Ftabel maka H0

ditolak dan H1 diterima. Jadi koefisien korelasi ganda yang ditemukan

adalah signifikan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen berpengaruh positif dan berhubungan secara signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan. Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi ganda sebesar 0,783 yang termasuk kedalam kategori kuat (0,60 – 0,799).

(21)

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Manusia sebagai makhluk individu yang perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah-tengah masyarakat, Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan kemampuan, wawasan, daya pikir dan pemahaman terhadap segala sesuatu yang dialami dan dihadapi dalam kehidupannya, salah satunya malalui jalan pendidikan. Melalui dunia pendidikan seseorang akan mendapat berbagai pemahaman, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

Pada dasarnya setiap individu dalam menempuh pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Adanya faktor intern dan faktor ekstern sangat berpengaruh bagi seseorang dalam menempuh pendidikannya.

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri, misalnya tingkat kecerdasan, kepandaian, emosi, keadaan psikis, dan lain-lain. Sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu, misalnya lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah yang menjadi tempat seseorang dalam menuntut ilmu, sarana prasarana pendidikan, baik sarana prasarana yang ada di rumah atau di sekolah, dan juga motivasi belajar yang diberikan, baik motivasi yang diberikan orang tua maupun motivasi yang diberikan guru.

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar, merupakan salah satu tanggung jawab dosen, sedangkan unsur-unsur yang lain berfungsi sebagai pendukungnya, seperti kelengkapan sarana dan prasarana juga sangat

(22)

menentukan. Persepsi mahasiswa yang baik tentang proses belajar mengajar dan sarana prasarana pendukungnya akan mampu mendorong minat dan motivasi siswa mengikuti pembelajaran tersebut dengan sungguh-sungguh.

1. Persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

persepsi adalah pemahaman individu atas objek, peristiwa, dan kejadian berdasarkan pengamatan, pengalaman dan pengawasannya, yang diperoleh melalui interpretasi atas data indra. Indra tersebut meliputi penglihatan, pemahaman, pandangan, perasaaan dan penghayatan. Persepsi sebagai suatu proses dimana individu mengenal, membandingkan, menggolongkan dan menginterpresentasikan yang datang dari luar.

Mahasiswa yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu media pembelajaran yang digunakan dosen maka ia akan memiliki motivasi belajar yang tinggi dan positif, akan tetapi apabila mahasiswa memiliki persepsi yang negatif atau buruk tentang suatu media pembelajaran yang digunakan dosen maka ia tidak akan memiliki motivasi belajar. Hal ini membuktikan bahwa persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen memberikan pengaruh positif dan berhubungan secara signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa.

(23)

Hasil pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan secara umum, bahwa persepsi mahasiswa tentang penggunaan media pembelajaran dosen memberikan pengaruh positif secara signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dari Persepsi mahasiswa terhadap media pembelajaran yang biasa digunakan dosen salah satunya media proyeksi, bahwa mahasiswa akan lebih mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan dosen dengan menggunakan media proyeksi. Artinya mahasiswa memiliki persepsi positif terhadap media pembelajaran yang digunakan dosen.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar mahasiswa, sehingga motivasi itu dapat meningkat tergantung dari persepsi masing-masing individu terhadap rangsangan yang datang melalui alat inderanya. Persepsi menurut Moch Surya (1981: 14) secara sederhana mengemukakan bahwa “… persepsi adalah proses penerimaan, penafsiran dan pemberian arti perangsang (stimulus) yang diterima individu melalui alat dria.”

Sedangkan media pembelajaran sendiri merupakan rangsangan yang mempengaruhi alat indera, sehingga muncul persepsi dari mahasiswa tentang sejauh mana penggunaan media itu berpengaruh terhadap motivasi belajar. hal ini senada dengan apa yang telah

(24)

diungkapkan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991;2) mengemukakan bahwa:

Manfaat media dalam pembelajaran adalah Pertama, pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa mencapai tujuan yang lebih baik. Ketiga, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,dll.

Dosen merupakan salah satu media yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dengan pengetahuan dan pengalamannya dosen siap membantu mahasiswa dalam belajar. Seperti halnya yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya :

Romiszowski (1988) mendefinisikan media sebagai ”pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu adalah siswa, pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang oleh media untuk menggunakan inderanya dalam menerima informasi.”

Dosen sebagai media harus bisa membangun persepsi yang positif dari mahasiswa, dalam hal ini persepsi mahasiswa terhadap dosen atau media yang digunakan dosen sangat mempengaruhi minat atau motivasi belajar mahasiswa. Oleh karena itu media yang digunakan harus bisa mengakomodir perbedaan karakteristik setiap mahasiswa. Sehingga mahasiswa terangsang untuk belajar dan informasi atau pesan pun tersampaikan dengan baik kepada mahasiswa.

(25)

Menurut Sadiman (2002:16), media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk:

1) Menimbulkan kegairahan belajar.

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.

Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 5) mengemukakan bahwa telah banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut :

(26)

• Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977). • Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,

termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).

• Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970).

• Segala bentuk dan saluran yang diperlukan untuk proses penyaluran pesan (AECT, 1977).

• Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970).

• Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miars0, 1989).

Untuk membangun persepsi positif dari mahasiswa mengenai penggunaan media pembelajaran, maka media yang digunakan harus sesuai dengan peran atau fungsi dari media itu sendiri, Sehingga dalam menentukan dan memilih media yang akan digunakan dalam proses belajar membutuhkan beberapa pertimbangan, Adapun prinsip pemilihan dan penggunaan media, menurut Sudjana (1991) ditulis pada bagian berikut :

a. Menentukan jenis media dengan tepat.

b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat. c. Menyajikan media dengan tepat.

(27)

Sedangkan menurut Kemp (1985) menunjukan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu media untuk pembelajaran sebagai berikut:

a. Kesesuaian. Media yang dipergunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Biaya. Anda harus mempertimbangkan apakah media yang ingin Anda pergunakan membutuhkan biaya yang dapat dijangkau dan sebanding dengan keuntungan yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan media tersebut.

c. Ketersediaan. Faktor keempat ini adalah tentang apakah media tersebut tersedia.

d. Kualitas Teknis Peralatan. Faktor kualitas teknis mengacu pada suatu kenyataan bahwa ketika memilih suatu media, media yang dipilih tersebut haruslah berkualitas baik.

Persepsi mahasiswa tentang media yang digunakan dosen di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, bahwa media memang merupakan alat bantu atau sumber belajar yang dapat meningkatkan motivasi dalam belajar. Dengan demikian apapun media pembelajaran yang digunakan dosen dalam proses pembelajaran bisa merangsang mahasiswa dalam menentukan persepsinya. Persepsi yang mengarah ke positif dapat meningkatkan motivasi belajar, sedangkan persepsi negatif dapat menyebabkan kebosanan dan kemalasan dalam belajar.

(28)

2. Persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Seperti halnya persepsi mahasiswa tentang media pembelajaran yang digunakan dosen, Mahasiswa yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu metode pengajaran yang digunakan dosen maka ia akan memiliki motivasi belajar yang tinggi dan positif, akan tetapi apabila mahasiswa memiliki persepsi yang negatif atau buruk tentang suatu metode pengajaran yang digunakan dosen maka ia tidak akan memiliki motivasi belajar. Hal ini membuktikan bahwa persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen memberikan pengaruh positif dan berhubungan secara signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa.

Hasil pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan secara umum, bahwa persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dosen memberikan pengaruh positif secara signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dari Persepsi mahasiswa tentang dosen, yaitu bahwa keberhasilan belajar dan mencapai tujuan itu tergantung dari metode pengajaran yang digunakan dosen. Artinya mahasiswa memiliki persepsi positif terhadap metode pengajaran yang digunakan dosen.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang penggunaan metode pengajaran dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar

(29)

mahasiswa. Secara umum persepsi mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya serta tujuan pembelajaran tercapai. Semua itu tidak terlepas dari peran dosen untuk membantu mahasiswa dalam menumbuhkan persepsi positif pada mahasiswa dalam proses belajar sehingga mahasiswa termotivasi untuk belajar, hal ini berkaitan dengan metode pengajaran yang digunakan dosen.

Menurut Syaiful Djamarah dkk. (1995 : 82 ), metode memiliki kedudukan sebagai berikut:

a. Motivasi ekstrinsik sebagai alat pembangkit motivasi belajar.

b. Metode sebagai strategi pengajaran dalam menyiasati perbedaan individual anak didik.

c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, metode dapat meningkatkan daya serap materi bagi siswa dan berdampak langsung terhadap pencapaian tujuan.

Peningkatan motivasi belajar mahasiswa tidak terlepas dari bagaimana persepsi mahasiswa terhadap metode yang digunakan dosen dalam menyampaikan pesan atau informasi. Karena metode merupakan alat atau fasilitas untuk mengantarkan bahan pelajaran mencapai tujuan. Oleh karena itu bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode secara tepat dan adanya perbedaan karakter setiap mahasiswa, maka sedikit kemungkinan mahasiswa akan termotivasi untuk belajar bahkan tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.

(30)

Mahasiswa terdiri dari individu-individu yang berbeda karakter sehingga persepsinya pun akan berbeda. Oleh karena itu, persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran yang digunakan dosen tidak akan sama. Masing-masing individu akan berpersepsi positif ataupun negatif, apabila persepsinya positif terhadap metode pengajaran yang digunakan dosen maka motivasi belajarnya akan meningkat dan apabila persepsinya negatif terhadap metode pengajaran yang digunakan dosen maka mahasiswa akan malas dan bosan untuk belajar.

Metode adalah strategi yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar dosen pasti menggunakan metode, berbagai macam metode yang dosen gunakan tentunya metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode mengajar yang bervariasi akan membuat mahasiswa bergairah dalam belajar. Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

Pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

a. Tujuan pengajaran yang akan dicapai.

b. Perbedaan individual dalam memanfaatkan inderanya.

c. Perbedaan situasi dan kondisi dimana pendidikan berlangsung. d. Kemampuan pendidik dalam menggunakan metode.

(31)

3. Motivasi belajar mahasiswa di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Setiap individu dalam melakukan sesuatu dipengaruhi oleh motivasi, motivasi itu datang dari dalam diri maupun datang dari luar dirinya. Motivasi merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan sebagai individu.

Kebutuhan mahasiswa didalam proses belajar adalah untuk memenuhi dan memperluas wawasan dan juga keterampilannya dalam menghadapi perkembangan zaman.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan. Dipengaruhi oleh faktor-faktor baik itu dari dalam dirinya maupun faktor dari luar. Setiap mahasiswa mempunyai karakter yang berbeda, dengan demikian motivasi yang ada pada masing-masing mahasiswa itu tidak akan sama.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik. • Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu

sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.

• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

(32)

Berdasarkan instrumen yang disebar, ada yang berpersepsi bahwa motivasi belajar akan meningkat itu tergantung dari bagaimana dosen mampu menciptakan iklim atau suasana kelas yang kondusif, media pembelajaran apa yang digunakan dosen, dan juga metode seperti apa yang digunakan dosen. Sehingga tanpa komponen-komponen tersebut di atas mahasiswa tidak punya kekuatan untuk meningkatkan motivasinya.

Tetapi ada juga yang mempunyai persepsi bahwa proses belajar itu bukan hanya sebatas tatap muka saja di kelas melainkan banyak tempat yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dengan demikian hal seperti ini merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri (motivasi instrinsik).

Oemar Hamalik (2002) dalam Fathurrohman dan Sutikno (2007:20), menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

(33)

4. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen dengan motivasi belajar mahasiswa0,

Hasil pengujian hipotesis untuk melihat hubungan pada variabel X (persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen) dengan variabel Y (motivasi belajar mahasiswa) dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (H1) diterima, artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen dengan motivasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, hasil pengujian menunjukkan bahwa data penelitian ini berdistribusi tidak normal. Hasil pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan secara umum, bahwa persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen memberikan pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Pada penelitian ini, tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk ke dalam kategori kuat.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Desideranto dalam Psikologi Komunikasi Jalaluddin Rahmat (2003 : 16) persepsi adalah penafsiran suatu obyek, peristiwa atau informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan penafsiran itu.

Persepsi dipengaruhi beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal berkaitan dengan individu, sedangkan faktor

(34)

eksternal adalah faktor yang dipengaruhi oleh stimulus atau objek yang diterima dari luar.

Sarlito (Armenida, 2003: 22). berpendapat bahwa terdapat dua variabel yang mempengaruhi persepsi yaitu ”… a. Variabel struktural yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik dan neurofisiologik; b. Variable fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, seperti kebutuhan (need), suasana hati (morals), pengalaman masa lalu dan sifat individu lainnya.”

Dari uraian di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu:

a. Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri individu sendiri atau variabel reseptornya.

b. Faktor eksternal dari luar individu sendiri, yaitu variable objek stimulus dan latar serta suasana yang mengiringi kehadiran objek stimulus.

Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa adalah persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen. Dalam hal ini, penggunaan media dan metode mengajar yang digunakan dosen harus menitik beratkan pada perbedaan karakteristik individu mahasiswa dalam belajar. Aspek-aspek yang mempengaruhi individu itu belajar, antara lain yaitu: aspek fisiologis, aspek psikologis, lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

Karena adanya perbedaan karakteristik setiap individu mahasiswa, sehingga mahasiswa pun memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai media dan metode mengajar yang digunakan oleh dosen. Mahasiswa yang memiliki persepsi positif cenderung lebih menghargai dosen yang

(35)

diwujudkan dalam bentuk mematuhi aturan, serius dan aktif di kelas selama proses kegiatan belajar mengajar, sehingga motivasi belajar mereka juga akan tinggi.

Sedangkan mahasiswa yang memiliki persepsi negatif terhadap penggunaan media dan metode mengajar dosen akan cenderung merasa bosan dan malas untuk mengikuti proses pembelajaran. Agar mahasiswa memiliki persepsi yang positif terhadap media dan metode mengajar yang digunakan dosen, maka yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana materi pelajaran itu disampaikan, tetapi bagaimana membantu peserta didik memetik arti dan makna yang terkandung di dalam materi pembelajaran tersebut. Para ahli psikologi perseptual berpendapat bahwa untuk mengubah perilaku seseorang, orang harus mengubah persepsinya.

Mahasiswa akan membuat persepsi mengenai sistem pembelajaran dari apa yang ditangkap oleh inderanya, kemudian dari hasil persepsinya itu mahasiswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan-tindakan yang menunjang motivasi belajar mahasiswa, seperti aktif di kelas, mengikuti perkuliahan dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas tepat waktu dengan penuh tanggung jawab, dan lain-lain.

Oleh karena itulah persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen mumpunyai hubungan dengan motivasi belajar mahasiswa. Karena persepsi berbeda-beda untuk setiap individu, maka motivasi dalam belajar sangat tergantung kepada persepsinya,

(36)

sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang penggunaan media dan metode mengajar dosen terhadap motivasi belajar mahasiswa.

Gambar

tabel  perhitungan  uji  reliabilitas  angket  dapat  disimpulkan  bahwa  angket  variabel Y  yang telah di susun oleh peneliti reliabel dan dapat dipergunakan  dalam penelitian ini sebagai alat pengumpul data
Tabel 4.8  Deskripsi Variabel X 2  Variabel_X2  N  Valid  50  Missing  0  Mean  620,6600  Median  610,0000  Mode  590,00  Std0, Deviation  50,18479  Variance  260,882  Range  190,00  Minimum  540,00  Maximum  730,00  Sum  31330,00  Percentiles  25  590,0000  50  610,0000  75  670,2500
Tabel 4.9  Deskripsi Variabel Y  variabel_Y  N  Valid  50  Missing  0  Mean  950,3000  Median  940,0000  Mode  940,00  Std0, Deviation  70,15499  Variance  510,194  Range  260,00  Minimum  820,00  Maximum  1080,00  Sum  47650,00  Percentiles  25  910,2500  50  940,0000  75  10,0050E2
Tabel 4.10  Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Tilaar (2002) Dengan demikian pengaruh kualitas pelayanan dalam hal ini bentuk fisik ( tangible ), empati ( empathy ), daya tanggap ( responsiveness ), keandalan

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah masuk dalam Daftar Pendek untuk paket pekerjaan tersebut di atas2. Muara

[r]

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa pasien dengan penyakit Guillain Barre Syndrome (GBS) sebagai salah satu penyakit kronis yang langka, dapat membuat seorang

Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan; Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas; Kementerian Keuangan; Kementerian Komunikasi dan Informatika;

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

Fotocopy blanko akta dimaksud haruslah berdasarkan suatu blanko akta dengan nomor porporasi tertentu yang dimiliki oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi dan

Implementasi Prinsip Transparansi Dalamsharia Governance Pada Pt. Kendala-kendala