2018
BUPATI BANJARNEGARA
PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA
NOMOR 41 TAHUN 2017
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GRAFIK vii
DAFTAR GAMBAR vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan 3
1.3. Hubungan Antar Dokumen 6
1.4. Sistematika Dokumen RKPD 7
1.5. Maksud dan Tujuan 8
BAB 2 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH DAERAH 9
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 9 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
RKPD Tahun 2016 16
2.3. Permasalahan dan Isu Strategis 82
BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 86
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi 86
3.2. Arah Kebijakan Keuangan 92
BAB 4 PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN
DAERAH 100
4.1. Tema, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah 100 4.2. Prioritas Pembangunan Daerah 126 4.3. Rencana Pengembangan Wilayah 148 BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
DAERAH 153
5.1. Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan
dengan Pelayanan Dasar 153
5.2. Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan
5.3. Urusan Pemerintahan Pilihan 181 5.4. Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan 186
BAB 6 PENUTUP 192
RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019
KABUPATEN BANJARNEGARA 194
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif di Kabupaten
Banjarnegara 10
Tabel 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2016 15
Tabel 2.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 16 Tabel 2.4. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Banjarnegara dengan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016 17
Tabel 2.5. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan
Pemerataan Ekonomi Kabupaten Banjarnegara 17 Tabel 2.6. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial
Urusan Pendidikan 19
Tabel 2.7. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial
Urusan Kesehatan 21
Tabel 2.8. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial
Urusan Ketenagakerjaan 22
Tabel 2.9. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Bidang Seni Budaya dan
Olahraga 22
Tabel 2.10. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Pendidikan 25
Tabel 2.11. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Kesehatan 36
Tabel 2.12. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 41 Tabel 2.13. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Perumahan 43
Tabel 2.14. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta
Tabel 2.15. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Sosial 45
Tabel 2.16. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Tenaga Kerja 47
Tabel 2.17. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak 49
Tabel 2.18. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Pangan 51
Tabel 2.19. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Lingkungan Hidup 53
Tabel 2.20. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara Urusan Administrasi Kependudukan dan Catatan
Sipil 55
Tabel 2.21. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 56 Tabel 2.22. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana 58
Tabel 2.23. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Perhubungan 59
Tabel 2.24. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Komunikasi dan Informatika 60 Tabel 2.25. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Koperasi dan UKM 62
Tabel 2.26. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Penanaman Modal 63
Tabel 2.27. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Kepemudaan dan Olahraga 64
Tabel 2.28. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Statistik 64
Tabel 2.29. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Tabel 2.30. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Perpustakaan 66
Tabel 2.31. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Kearsipan 67
Tabel 2.32. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Kelautan dan Perikanan 68
Tabel 2.33. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Pariwisata 69
Tabel 2.34. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Pertanian 71
Tabel 2.35. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Perdagangan 73
Tabel 2.36. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Perindustrian 74
Tabel 2.37. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Transmigrasi 74
Tabel 2.38. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Administrasi Pemerintahan 75 Tabel 2.39. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Pengawasan 77
Tabel 2.40. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Perencanaan 78
Tabel 2.41. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Keuangan 78
Tabel 2.42. Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara
Urusan Kepegawaian 79
Tabel 2.43. Capaian Target Kinerja Fokus Kemampuan
Ekonomi Daerah Kabupaten Banjarnegara 81 Tabel 2.44. Capaian Kinerja Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Kabupaten Banjarnegara 82
Tabel 2.45. Prioritas dan Isu Strategis Kabupaten
Tabel 3.1. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Tahun 2010 Kabupaten Banjarnegara Tahun
2016 87
Tabel 3.2. Pertumbuhan Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Tahun 2010 Kabupaten Banjarnegara Tahun
2016 88
Tabel 3.3. PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten se-Eks Karesidenan Banyumas 91 Tabel 3.4. Pendapatan Daerah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2016-2018 93
Tabel 3.5. Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2016-2018 98
Tabel 3.6. Pembiayaan Daerah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2016-2018 99
Tabel 4.1. Keterkaitan Visi/Misi dengan Tujuan, Sasaran,
Strategi, dan Kebijakan Pembangunan 104 Tabel 4.2. Sinkronisasi Prioritas Nasional, Provinsi Jawa
Tengah, dan Kabupaten Banjarnegara Serta Sasaran dan Program Prioritas Daerah Tahun
2018 128
Tabel 4.3. Prioritas, Sasaran, dan Target Daerah Tahun
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1. Perkembangan Laju Inflasi Bulanan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2015 dan 2016 89
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Peta Prioritas Pengembangan Wilayah Tahun
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI
BANJARNEGARA
NOMOR : 41 TAHUN 2017 TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN
BANJARNEGARA TAHUN 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan adalah suatu proses melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik dengan memanfaatkan/mendayagunakan berbagai sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam sebuah proses pembangunan. Sebagai tahapan awal, perencanaan pembangunan akan menjadi bahan atau pedoman/acuan dasar bagi pelaksanaan kegiatan pembangunan (action plan). Oleh karena itu perencanaan hendaknya bersifat implementatif atau dapat dilaksanakan.
Perencanaan pembangunan menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari sistem pemerintahan dan pembangunan di negara manapun. Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu usaha yang dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat baik yang bersifat komprehensif maupun yang bersifat parsial. Pentingnya perencanaan pembangunan daerah berangkat dari kenyataan bahwa mekanisme pasar tidak selalu mampu mewujudkan seluruh keinginan pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat, penghapusan kemiskinan, pemerataan pembangunan, penyediaan prasarana dan sarana sosial, pengendalian dan stabilitas.
Faktor lain yang mendorong pentingnya perencanaan pembangunan daerah adalah adanya tuntutan kebutuhan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan masyarakat, perluasan kesempatan kerja dan lapangan berusaha, peningkatan akses dan kualitas pelayanan publik serta daya saing daerah. Melalui perencanaan pembangunan daerah, diharapkan tujuan pembangunan nasional dapat diselaraskan dengan tujuan dan kondisi spesifik daerah, aspirasi masyarakat bawah serta disinergikan dengan program provinsi maupun program pemerintah pusat.
Proses perencanaan merupakan tindakan pengambilan keputusan di depan, mengenai apa, bagaimana, bilamana dan siapa yang berkaitan dengan sesuatu kegiatan dalam mencapai tujuannya. Dalam upaya mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik, pemerintah harus menyelenggarakan proses perencanaan pembangunan yang transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berwawasan lingkungan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dokumen perencanaan pembangunan daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, meliputi dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan periode 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan periode 5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai rencana pembangunan tahunan. Tahun 2017 merupakan tahun strategis yaitu tahun perencanaan dan tahun politik. Tahun perencanaan karena pemerintah daerah dihadapkan pada 2 (dua) agenda penting yaitu menyusun dokumen RKPD Tahun 2018 (dokumen perencanaan tahunan) dan dokumen RPJMD Tahun 2017-2022. Di samping itu tahun 2017 juga merupakan tahun politik di mana pemerintah Kabupaten Banjarnegara bersama 101 daerah lainnya di seluruh Indonesia secara serentak menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah pada tanggal 15 Februari 2017.
Tahun 2017 merupakan masa transisi dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. Hal ini dikarenakan dokumen RPJMD Kabupaten Banjarnegara periode tahun 2011-2016 sudah berakhir pada bulan Oktober 2016, sehingga dalam menyusun dokumen RKPD Kabupaten Banjarnegara tahun 2018 menggunakan pasal peralihan dalam RPJMD Tahun 2011-2016. Oleh karena itu RKPD tahun 2018 disusun dengan mengacu pada pokok-pokok RPJMD Tahun 2011-2016 dan RPJPD Tahun 2005-2025 serta dengan memperhatikan keselarasan dan memberikan dukungan bagi pencapaian RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 dan RKP Tahun 2018.
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD Tahun 2018 sekurang-kurangnya memuat tentang kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun sumber-sumber lainnya.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
RKPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018 disusun dengan berdasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025;
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029;
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005–2025 sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005–2025;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 9 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Perangkat Daerah;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
RKPD Kabupaten Banjarnegara tahun 2018 merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Banjarnegara yang disusun untuk menjabarkan arah RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025. Disamping itu RKPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018 disusun dengan memperhatikan dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dan RPJMN Tahun 2015-2019.
RKPD Kabupaten Banjarnegara dan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara disusun secara simultan, dimana penyusunan Renja Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018 dilaksanakan dengan berpedoman pada RKPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018. Selain berpedoman pada RKPD, Renja Perangkat Derah juga disusun dengan berpedoman pada pokok-pokok kebijakan RPJMD Tahun 2011-2016, RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025. Selanjutnya RKPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018 menjadi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2018 yang sebelumnya
didahului oleh penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2018.
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
RKPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018 disusun berdasarkan sistematika yang diatur melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yaitu sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen perencanaan, sistematika dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan penyusunan RKPD.
BAB 2 : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH DAERAH
Memuat gambaran umum kondisi daerah meliputi aspek geografis dan demografis, evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Tahun 2016, serta permasalahan dan isu-isu strategis pembangunan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah.
BAB 3 : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Memuat arah kebijakan ekonomi daerah, kondisi ekonomi daerah dan prospek perekonomian daerah, serta arah kebijakan keuangan daerah yang mencakup proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan serta arah kebijakan belanja daerah.
BAB 4 : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Memuat tentang tujuan dan sasaran pembangunan, pokok-pokok pikiran DPRD, dan program prioritas pembangunan daerah.
BAB 5 : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Memuat rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan.
BAB 6 : PENUTUP
Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan guna terlaksananya kegiatan pembangunan daerah tahun 2018.
1.5. Maksud dan Tujuan
RKPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018 disusun dengan maksud untuk:
a. Menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005–2025 ke dalam rencana program kegiatan prioritas Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018 dan menyelaraskan dengan sasaran dan program RKP Tahun 2018 dan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018;
b. Menciptakan sinergi antara program dan kegiatan antar wilayah, antar kewenangan urusan pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan;
c. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
Sedangkan tujuan dari penyusunan RKPD Kabupaten Banjarnegara tahun 2018 adalah sebagai berikut:
a. Menjadi pedoman dalam menyusun Rancangan APBD Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2018, yang dalam penyusunannya didahului dengan menyusun Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2018;
b. Menjadi pedoman dalam penyelenggaraan Pembangunan Daerah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018;
c. Menjadi media akuntabilitas dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
BAB 2
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN
RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH DAERAH
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografi
A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Banjarnegara adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah bagian barat dengan total luas wilayah sebesar 106.971,01 ha atau sekitar 3,29% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah (3,25 juta ha). Secara administratif Kabupaten Banjarnegara terdiri dari 20 kecamatan, 266 desa, dan 12 kelurahan. Kecamatan terluas di Kabupaten Banjarnegara adalah Kecamatan Punggelan dengan luas sebesar 10.284,01 ha atau 9,61% dari total luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Purwareja Klampok dengan luas sebesar 2.186,67 ha atau 2,04% dari total luas wilayah Kabupaten Banjarnegara.
Wilayah Kabupaten Banjarnegara berbatasan secara langsung dengan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas Kabupaten Banjarnegara dapat dirinci sebagai berikut:
Sebelah utara : berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang;
Sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo; Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Kebumen; dan Sebelah barat : berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga
dan Kabupaten Banyumas.
Adapun pembagian wilayah administratif Kabupaten Banjarnegara menurut kecamatan dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel 2.1.
Data Wilayah Administratif di Kabupaten Banjarnegara
Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Desa Kelurahan Jumlah
Susukan 5.265,67 15 - Purwareja Klampok 2.186,67 8 - Mandiraja 5.261,58 16 - Purwanegara 7.386,53 13 - Bawang 5.520,64 18 - Banjarnegara 2.624,20 4 9 Sigaluh 3.955,95 14 1 Madukara 4.820,15 18 2 Banjarmangu 4.635,61 17 - Wanadadi 2.827,41 11 - Rakit 3.244,62 11 - Punggelan 10.284,01 17 - Karangkobar 3.906,94 13 - Wanayasa 8.201,13 17 - Kalibening 8.377,56 16 - Batur 4.717,10 8 - Pagentan 4.618,98 16 - Pejawaran 5.224,97 17 - Pagedongan 8.055,24 9 - Pandanarum 5.856,05 8 - Total 106.971,01 266 12
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2015
B. Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7°12'–7°31' Lintang Selatan dan 109°20'10''–109°45'50'' Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur, dengan sebagian besar wilayah Kabupaten Banjarnegara (37,04%) berada pada ketinggian antara 100-500 m dpl.
Berdasarkan pembagian zona fisiografi, Kabupaten Banjarnegara masuk dalam 3 (tiga) zona yang berbeda yaitu Zona Pegunungan Serayu Utara dengan morfologi berupa rangkaian pegunungan dengan lereng dan lembah yang curam, Zona Depresi Sentral yang merupakan dataran dengan lembah Sungai Serayu yang subur, dan Zona Pegunungan Serayu Selatan yang berupa lereng yang terjal dan curam, umumnya tidak subur dan sering kekurangan air.
C. Topografi
Kabupaten Banjarnegara memiliki relief yang beraneka ragam, yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan dengan pegunungan landai hingga tinggi dan curam. Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografisnya, dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) zona, yaitu:
a) Bagian utara yang terdiri dari daerah pegunungan dengan relief
bergelombang dan curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan
Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Karangkobar, Pagentan,
Pejawaran, Batur, Madukara dan Banjarmangu;
b) Bagian tengah terdiri dari wilayah dengan relief datar, merupakan
lembah Sungai Serayu yang subur, mencakup sebagian Kecamatan Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwareja Klampok, sebagian Kecamatan Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu;
c) Bagian selatan terdiri dari wilayah dengan relief curam, merupakan
bagian dari pegunungan Serayu Selatan. Bagian ini meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Kecamatan Banjarnegara, Pagedongan, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, dan sebagian Kecamatan Susukan.
D. Geologi
Berdasarkan peta geologi, kondisi geologi Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut:
a) Pembagian Formasi Endapan
Berdasarkan hasil survei nasional tentang geologi regional, Kabupaten Banjarnegara termasuk wilayah jalur fisiografi Pegunungan Serayu Selatan.
Adapun stratigrafi daerah terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf) yang terdiri dari:
(1). Sekis Kristalin; (2). Sabak; (3). Serpih Hitam; (4). Filit; (5). Kwarsit; dan (6). Batuan Gamping.
Sedangkan batuan pra tersier termudanya yaitu lempung serpihan dengan lensa-lensa batu gamping orbitulina. Di atas batuan pratersier terdapat endapan batuan tertier yang terdiri dari sedimen eosen dan horison tufanapalon serta horison breksi. Batuan termudanya yaitu
batuan sedimen kwarter yang terdiri dari breksi lembah dan endapan baru.
b) Formasi Batuan
Formasi batuan di Kabupaten Banjarnegara terdiri atas:
(1). Batuan Grewake dan lempung hitam tersingkap di daerah
Kalitengah sampai Merden Kecamatan Purwanegara;
(2). Batuan Metasedimen tersingkap di Desa Kalitengah, Kecamatan
Purwanegara hingga daerah Kebutuhduwur, Kecamatan
Pagedongan;
(3). Batuan Filit dan Sekis singkapannya banyak ditemukan di lereng
selatan Pegunungan Serayu Selatan.
E. Hidrologi
Sebagai daerah yang sebagian besar (lebih kurang 60%)
berbentuk pegunungan dan perbukitan, Kabupaten Banjarnegara
memiliki beberapa sungai. Sungai yang terbesar yaitu Sungai Serayu dengan anak-anak sungainya antara lain Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungai-sungai ini dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi areal sawah seluas 9.813,88 hektar.
Terdapat 14 (empat belas) sungai di Kabupaten Banjarnegara yang memiliki panjang lebih dari 10 km dengan Sungai Serayu sebagai sungai terpanjang yaitu 66 km.
F. Klimatologi
Kabupaten Banjarnegara beriklim tropis. Musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, dengan bulan-bulan basah (hujan) lebih banyak dari pada bulan-bulan kering (kemarau) dengan curah hujan rata-rata 3.623 mm per tahun. Curah hujan tertinggi pada tahun 2015 terjadi di Kecamatan Pejawaran sebanyak 3.732 mm per tahun dengan 190 hari hujan, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Punggelan sebesar 1.978 mm per tahun dengan 162 hari hujan. Suhu udara selama tahun 2015 berkisar antara 21,9C-29,3C, kecepatan angin sebesar 10 knot, dan kelembaban udara berkisar antara 72,2%-87,1 %.
G. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: a). Kawasan Budi Daya
Kawasan budidaya didefinisikan sebagai bagian 3.732 wilayah yang secara langsung digunakan atau diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup.
Kawasan budidaya di Kabupaten Banjarnegara terdiri atas: 1). Kawasan peruntukan hutan produksi;
2). Kawasan peruntukan hutan rakyat; 3). Kawasan peruntukan pertanian; 4). Kawasan peruntukan perikanan; 5). Kawasan peruntukan pertambangan; 6). Kawasan peruntukan industri;
7). Kawasan peruntukan pariwisata; 8). Kawasan peruntukan permukiman; 9). Kawasan pertahanan dan keamanan; 10). Kawasan peruntukan lainnya.
b). Kawasan Lindung
Kawasan lindung berfungsi utama melindungi kelestarian sumber daya alam, sumber daya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya aktifitas atau kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya.
Kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara adalah:
1). Kawasan hutan lindung;
2). Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
3). Kawasan perlindungan setempat;
4). Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; 5). Kawasan rawan bencana alam;
6). Kawasan lindung geologi; 7). Kawasan lindung lainnya.
2.1.2. Aspek Demografi
Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016 menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara sejumlah 907.410 jiwa, terdiri atas 454.585 jiwa laki-laki dan 452.825 jiwa perempuan, meningkat sebanyak 5.596 jiwa bila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 yang berjumlah 901.814 jiwa yang terdiri atas 451.825 jiwa laki-laki dan 449.989 jiwa perempuan. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2016 tercatat sebesar 0,62%, naik bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2015 yang sebesar 0,32%.
Penyebaran penduduk di tiap kecamatan tidak merata, dimana kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Punggelan yaitu sebanyak 74.272 jiwa (8,19%) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di Kecamatan Pandanarum dengan jumlah penduduk 20.255 jiwa (2,23%).
Sementara untuk tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016 adalah sebesar 848 jiwa per km², dengan kepadatan tertinggi terdapat di 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Banjarnegara, Purwareja Klampok dan Rakit yaitu masing-masing sebanyak 2.569 jiwa per km², 1.894 jiwa per km² dan 1.458 jiwa per km², sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di 2 wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Pandanarum dan Pagedongan masing-masing sebanyak 346 jiwa per km² dan 435 jiwa per km².
Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Banjarnegara per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 Kecamatan Luas area (km²) Penduduk (jiwa)
Laki-laki Perem-puan Jumlah
Kepa- datan per km² Susukan 52,66 26.684 27.148 53.832 1.022 Purwareja Klampok 21,87 20.459 20.966 41.425 1.894 Mandiraja 52,61 32.235 32.855 65.090 1.237 Purwanegara 73,86 33.686 34.499 68.185 923 Bawang 55,25 27.648 27.751 55.399 1.003 Banjarnegara 26,24 33.862 33.561 67.423 2.569 Pagedongan 80,51 17.505 17.519 35.024 435 Sigaluh 39,56 15.517 14.929 30.446 770 Madukara 48,20 21.700 21.266 42.966 891 Banjarmangu 46,36 21.518 21.048 42.566 918 Wanadadi 28,27 14.454 14.749 29.203 1.033 Rakit 32,45 23.449 23.852 47.301 1.458 Punggelan 102,84 37.111 37.161 74.272 722 Karangkobar 39,07 15.140 14.613 29.753 762 Pagentan 46,19 18.137 17.712 35.849 776 Pejawaran 52,25 21.087 20.476 41.563 795 Batur 47,17 19.520 18.979 38.499 816 Wanayasa 82,01 23.843 22.790 46.633 569 Kalibening 83,78 20.901 20.825 41.726 498 Pandanarum 58,56 10.129 10.126 20.255 346 T o t a l 1.069,71 454.585 452.825 907.410 848
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2016
Komposisi penduduk berdasarkan umur ditampilkan pada tabel 2.3. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk berada pada usia produktif (15-64 tahun) sebesar 66,81%. Rasio jenis kelamin pada tahun 2016 sebesar 100,39, yang berarti jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak 0,39% bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan.
Tabel 2.3.
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016
Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 38.588 37.439 76.027 5-9 39.865 37.969 77.834 10-14 38.276 36.279 74.555 15-19 37.412 34.021 71.433 20-24 33.906 32.557 66.463 25-29 32.111 32.534 64.645 30-34 30.594 31.865 62.459 35-39 31.912 33.429 65.341 40-44 31.606 32.217 63.823 45-49 30.785 31.965 62.750 50-54 28.216 29.700 57.916 55-59 24.798 25.887 50.685 60-64 21.126 19.564 40.690 65-69 14.918 14.417 29.335 70-74 9.572 9.669 19.241 75+ 10.900 13.313 24.213 T o t a l 454.585 452.825 907.410
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2016
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun
2016
2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia
Menurut UNDP, pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (a process of enlarging people’s choices). Dari berbagai pilihan tersebut, IPM merangkum indikator paling penting yang menyangkut kemampuan manusia untuk dapat berumur panjang dan sehat, kemampuan manusia untuk mengakses ilmu pengetahuan, dan kemampuan manusia untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup secara layak.
Meski mengalami peningkatan, namun IPM Kabupaten Banjarnegara masih terpaut jauh di bawah rata-rata IPM Provinsi Jawa Tengah. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Banjarnegara dengan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.4.
Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Banjarnegara dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Kabupaten/ Provinsi Angka Harapan Hidup Harapan Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan IPM Banjarnegara 73,69 11,40 6,26 8.400 65,52 Jawa Tengah 74,02 12,45 7,15 10.153 69,98 Nasional 70,90 12,72 7,95 10.420 70,18 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2017
2.2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kondisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diukur dari sebanyak 5 indikator, yaitu laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, PDRB per kapita, Indeks Williamson (indeks ketimpangan regional), dan persentase penduduk di atas garis kemiskinan. Capaian tahun 2016 dibandingkan dengan target akhir 2016, 1 indikator telah tercapai yaitu laju inflasi. Sedangkan 4 indikator lainnya belum dapat diketahui status ketercapaiannya dikarenakan BPS selaku lembaga yang berwenang belum merilis data-data tersebut pada tahun 2016. Indikator-indikator tersebut yaitu laju pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita, Indeks ketimpangan Williamson dan persentase penduduk di atas garis kemiskinan.
Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5.
Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kabupaten Banjarnegara
No Indikator Kinerja Satuan Target Pencapaian Kinerja Status 2015 2016 2015 2016
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
No Indikator Kinerja Satuan Target Pencapaian Kinerja Status 2015 2016 2015 2016
Ekonomi Rilis
2. Laju inflasi kabupaten % 7,34 7,03 2,97 2,87
3. PDRB per kapita (Rp 000) Rp 000 10.975,16 12.189,01 17.737 n/a Belum Rilis
4. Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)
indeks 0,48 0,47 n/a n/a Belum Rilis
5. Persentase penduduk di atas garis kemiskinan
% 89,32 91,72 81,63 n/a Belum Rilis Keterangan : Telah Tercapai Tidak Tercapai Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara
B. Fokus Kesejahteraan Sosial
Kondisi kesejahteraan sosial di Kabupaten Banjarnegara ditunjukkan oleh beberapa indikator pada urusan pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan.
1. Pendidikan
Indikator kesejahteraan sosial pada urusan pendidikan yang ditargetkan pada tahun 2016 mencakup sejumlah 8 indikator, yaitu: Angka melek huruf; Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A; Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B; Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C; Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A; Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B; Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C; dan Angka rata-rata lama sekolah. Dibandingkan dengan target akhir 2016, 8 indikator yang ditetapkan sampai dengan tahun 2016 yang berstatus telah tercapai ada 3 indikator, 4 indikator berstatus tidak tercapai dan satu indikator lagi masih belum diketahui capaiannya.
Tiga indikator yang berstatus telah tercapai yaitu Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A, Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B dan Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C. Capaian ini didukung oleh komitmen pemerintah melalui pendidikan yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat
melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Indonesia Pintar (PIP) dan program kesetaraan (Paket A, B dan C). Untuk meningkatkan APK jenjang menengah Pemerintah Pusat juga menggalakkan program Pendidikan Menengah Universal (PMU) dengan tujuan memperluas akses pendidikan menengah melalui pembangunan Unit Sekolah Baru (USB).
Empat indikator berstatus tidak tercapai yaitu Angka melek huruf dan Angka Partisipasi Murni di semua jenjang pendidikan. Tidak tercapainya angka melek huruf disebabkan oleh belum optimalnya pemberdayaan penilik luar sekolah. Selain itu belum diikutinya lembaga belajar dengan pembekalan keterampilan seperti kewirausahaan desa ataupun kelompok belajar usaha menyebabkan output program kurang optimal. Sedang untuk tidak tercapainya Angka Partisipasi Murni utamanya disebabkan oleh faktor animo/minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya lebih dini dari usia standar masuk jenjang pendidikan (usia ideal masuk sekolah: 7 tahun untuk SD, 13 tahun untuk SMP dan 16 tahun untuk SMA). Secara lengkap gambaran pencapaian target kinerja indikator urusan pendidikan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6.
Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Pendidikan
No Indikator Kinerja Satuan Target
Pencapaian
Kinerja Status 2015 2016 2015 2016
1. Angka melek huruf % 99,99 100 99,67 99,76
2. Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A
% 99,46 100 106,84 104,22
3. Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B
% 92,17 95,00 100,01 97,97
4. Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C
% 55,54 56,31 65,82 66,10
5. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
% 99,08 99,62 93,27 84,66
6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
% 90,09 92,93 63,96 64,10
7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
No Indikator Kinerja Satuan Target Pencapaian Kinerja Status 2015 2016 2015 2016
8. Angka rata-rata lama sekolah Tahun 6,95 7,10 6,17 NA Belum Rilis
Keterangan : Telah Tercapai Tidak Tercapai Sumber : Dinas Pendidikan dan BPS Kabupaten Banjarnegara
2. Kesehatan
Indikator kesejahteraan sosial pada Urusan kesehatan yang ditargetkan pada tahun 2016 mencakup sejumlah 4 indikator, yaitu: Angka kematian bayi, Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka usia harapan hidup, dan Persentase balita gizi buruk (BB/TB). Kinerja pembangunan keempat urusan kesehatan tersebut terhadap target tahun 2016, sejumlah 1 indikator berstatus telah tercapai, yaitu Persentase balita gizi buruk (BB/TB); 2 indikator berstatus tidak tercapai, yaitu Angka kematian bayi dan Angka Kematian Ibu Melahirkan; sedangkan indikator Angka usia harapan hidup data tahun 2016 belum rilis, namun data tahun 2015 sebesar 72,81 tahun terhadap target sebesar 70,3 telah tercapai. Indikator yang berstatus tidak tercapai yaitu: (1) Angka Kematian Bayi yaitu 13,16 per 1000 KH (208 kasus), hal ini disebabkan karena keterlambatan ditingkat masyarakat, keterbatasan fasilitas yang tersedia terutama pelayanan rujukan, keterbatasan kompetensi, belum semua petugas patuh SPO, faktor lain dari kondisi ibu hamil, mempunyai penyakit penyerta yang membahayakan kehamilan, tingginya kasus perdarahan dan eklampsi sebagai penyebab kematian ibu; (2) Angka Kematian Ibu sejumlah 120,8 per 100.000 KH (19 kasus), hal ini disebabkan karena keterlambatan ditingkat masyarakat, keterbatasan fasilitas yang tersedia terutama pelayanan rujukan keterbatasan kompetensi, belum semua petugas patuh spo, faktor lain dari kondisi ibu hamil, mempunyai penyakit penyerta yang membahayakan kehamilan, tingginya kasus perdarahan dan eklampsi sebagai penyebab kematian ibu. Gambaran pencapaian target kinerja indikator urusan kesehatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7.
Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Kesehatan
No Indikator Kinerja Satuan 2015 Target 2016 Pencapaian Kinerja 2015 2016 Status
1. Angka kematian bayi Per 1000 KH
9,0 8,5 13,32 13,17
2. Angka Kematian Ibu Per 100.000
KH
60 60 107,6 120,3
3. Angka usia harapan hidup
Tahun 70,01 70,30 73,59 n/a Belum rilis
4. Persentase balita gizi buruk (BB/TB)
% 1 1 0,04 0,05
Keterangan : Telah Tercapai Tidak Tercapai Sumber : Dinas Kesehatan dan BPS Kabupaten Banjarnegara
3. Ketenagakerjaan
Target indikator kesejahteraan sosial pada Urusan ketenagakerjaan yang tercantum pada tahun 2016, yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka. Indikator tersebut apabila dibandingkan dengan target 2016 berstatus tidak tercapai. Hal ini disebabkan masih terbatasnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di Kabupaten Banjarnegara.
Dalam rangka menekan Tingkat Pengangguran, perlu membuka kesempatan kerja atau usaha baru melalui peningkatan investasi daerah, pengembangan usaha ekonomi masyarakat sehingga mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kemampuan kewirausahaan dan bantuan modal usaha, serta berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan sosial urusan ketenagakerjaan sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8.
Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Ketenagakerjaan
No Indikator Kinerja Satuan Target
Pencapaian Kinerja Status 2015 2016 2015 2016 Urusan Ketenagakerjaan 1. Tingkat Pengangguran Terbuka 2% 1% 4,06 5,05 Keterangan : Telah Tercapai Tidak Tercapai Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara
4. Seni Budaya dan Olahraga
Indikator kesejahteraan sosial pada fokus seni budaya dan olahraga ditargetkan pada tahun 2016 sebanyak 2 indikator urusan kebudayaan, yaitu: Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk dan Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk; dan 2 indikator urusan pemuda dan olahraga, yaitu: Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk; dan Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk. Capaian indikator tersebut tahun 2016 belum rilis sehingga status terhadap target tahun 2016 tidak dapat diukur. Namun dari indikator Gedung kesenian per 10.000 penduduk yang telah rilis capaian tahun 2015 sebesar 0,0002 per 10.000 penduduk dibandingkan target akhir tahun 2016 sebesar 0,0001 per 10.000 penduduk telah tercapai. Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan sosial seni budaya dan olahraga sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.9.
Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Bidang Seni Budaya dan Olahraga
No Indikator Kinerja Satuan Target
Pencapaian
Kinerja Status
2015 2016 2015 2016
Urusan Kebudayaan 1. Jumlah grup kesenian
per 10.000 penduduk
per 10.000 penduduk
0,070 0,070 0,123 0,123
2. Gedung kesenian per 10.000 penduduk
per 10.000 penduduk
0,0001 0,0001 0,0002 0,0002
Urusan Pemuda dan Olahraga
No Indikator Kinerja Satuan Target
Pencapaian
Kinerja Status
2015 2016 2015 2016
1. Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk per 10.000 penduduk 0,0016 0,0016 0,0016 0,0210 2. Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk per 10.000 penduduk 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003
Keterangan : Telah Tercapai Tidak Tercapai Sumber : Dindikpora Kabupaten Banjarnegara
2.2.3. Aspek Layanan Umum
A. Fokus Layanan Urusan Wajib Pelayanan Dasar
1. Pendidikan
Pembangunan urusan Pendidikan Kabupaten Banjarnegara ditunjukkan dengan 54 indikator. Dari 54 indikator tersebut 18 indikator tidak tercapai, 13 diantaranya merupakan indikator Standar Pelayanan Minimal Pendidikan dimana ditargetkan seluruhnya dapat mencapai 100%. Kondisi yang timpang antara capaian di Kabupaten dan target SPM menjadi kunci utama tidak tercapainya target. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tetap berupaya mengejar target yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Hal ini dapat dilihat dari 13 indikator tersebut 10 diantaranya mengalami kenaikan capaian dari tahun sebelumnya, indikator-indikator tersebut diantaranya: (1) Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik; (2) Kunjungan pengawas kesatuan pendidikan dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan; (3) Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik; (4) Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah
mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik; (5) Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta; (6) Setiap SD/MI memiliki minimal 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi; (7) Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; (8) Setiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan; (9) Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester; dan (10) Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama. Sedangkan hanya 3 indikator yang apabila dibandingkan capaian tahun lalu hasilnya menurun. Namun demikian capaian tiap indikatornya ada di atas 80% dari target. Indikator-indikator tersebut antara lain: (1) Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis; (2) Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru; dan (3) Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata
pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran.
Hal yang perlu menjadi perhatian lebih pada sektor ini adalah tidak tercapainya target mutu pendidikan yang ditunjukkan dengan indikator rata-rata nilai UN. Hal ini terjadi pada semua jenjang pendidikan, bahkan pada jenjang SMA sederajat rata-rata nilai UN capaiannya menurun. Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan Pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.10.
Capaian Target Kinerja Kabupaten Banjarnegara Urusan Pendidikan
No Indikator Kinerja Saangkatuan Target
Pencapaian
Kinerja Capaian Status
2016
2015 2016 2015 2016
Pendidikan dasar:
1. Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun % 99,11 99,11 107,06 99,67
2. Angka partisipasi sekolah usia 13-15 tahun % 91,89 91,89 87,62 94,75
3. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah
% 67,56 67,56 63,55 73,02
4. Rasio guru/murid SD/MI 1:19 1:19 1:14 1:14
5. Rasio guru/murid SMP/MTs 1:20 1:20 1:16 1:16
Pendidikan menengah
6. Angka partisipasi sekolah 16-18 tahun % 47,74 47,74 44,62 49,80
7. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia
sekolah % 11,04
11,04 12,43 12,13
8. Rasio guru terhadap murid 1:20 1:20 1:16 1:16
Fasilitas Pendidikan:
9. Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik % 91,50 91,50 94,07 94,50
10. Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik
% 94,70 94,70 97,73 95,90
11. Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
% 95,17 95,17 98,24 98,56
12.
Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang
terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 (tiga) km untuk SD / MI dan 6 (enam) km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman didaerah terpencil
No Indikator Kinerja Saangkatuan Target
Pencapaian
Kinerja Capaian Status
2016
2015 2016 2015 2016
13.
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak
melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis.
% 100 100 95,62 92,10
14.
Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik
% 100 100 61,48 64,15
15.
Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru.
% 100 100 84,51 80,10
16.
Disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 (tiga puluh dua) peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan , dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan.
% 100 100 95,04 100,00
17.
Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran
% 100 100 99,26 96,61
18.
Kunjungan pengawsas kesatuan pendidikan
dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan
% 100 100 88,99 90,05
No Indikator Kinerja Saangkatuan Target
Pencapaian
Kinerja Capaian Status
2016
2015 2016 2015 2016
ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika,IPA dan IPS dengan
perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
20.
Setiap SMP/MTs
menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
% 100 100 70,37 72,14
21.
Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta.
% 100 100 74,47 79,37
22.
Setiap SD/MI memiliki minimal 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi.
% 100 100 84,71 88,64
23.
Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua)orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik.
% 100 100 100 100,00
24.
Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% (tujuh puluh per seratus) dan separuh diantarnya 35% (tiga pulu lima perseratus) dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% (empat puluh per seratus) dan 20% (dua puluh perseratus)
% 100 100 100 100,00
25.
Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
No Indikator Kinerja Saangkatuan Target
Pencapaian
Kinerja Capaian Status
2016
2015 2016 2015 2016
pendidik masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika , IPA, Bahasa Indonesia ,dan Bahasa Inggris
26.
Disetiap SD/MI semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik % 100 100 98,82 100,00 27. Disetiap SMP/MTs semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik
% 100 100 87,41 100,00
28.
Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.
% 100 100 97,64 98,99
29.
Setiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan.
% 100 100 72,58 75,00
30.
Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya.
% 100 100 100 100,00
31.
Setiap guru
mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik.
% 100 100 78,49 100,00
32.
Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan
memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester.
% 100 100 90,93 92,00
33.
setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil
penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik
No Indikator Kinerja Saangkatuan Target
Pencapaian
Kinerja Capaian Status
2016
2015 2016 2015 2016
34.
Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan
Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan
menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama
% 100 100 96,94 97,00
Angka Rata-rata UN
35. Angka rata-rata UN SD/MI % 7,80 7,80 7,28 7,76
36. Angka rata-rata UN SMP/MTs % 7,45 7,45 5,25 5,44
37. Angka rata-rata UN SMA/MA % 8,56 8,56 5,75 5,72
38. Angka rata-rata UN SMK % 8,25 8,25 6,71 6,23
39.
Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut:
% 100 100,00 100 100,00
Kelas I-II : 18 (delapan
belas) jam per minggu; 100 100 Kelas III :24 (dua puluh
empat) jam per minggu; 100 100 Kelas IV-VI: 27 (dua puluh
tujuh ) per minggu; 100 100 Kelas VII-IX: 27 (dua puluh
tujuh) per minggu; 100 100
40. Satuan pendidikan menerapkan KTSP sesuai
ketentuan yang berlaku. % 100
100,00 100 100,00
41.
setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS)
% 100 100,00 93,07 100,00
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD):
42. APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) % 69,30 69,30 69,79 69,85
Angka Putus Sekolah:
43. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0,17 0,17 0,11 0,11
44. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 0,51 0,51 0,90 0,38
45. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA % 0,61 0,61 1,01 0,55
No Indikator Kinerja Saangkatuan Target
Pencapaian
Kinerja Capaian Status
2016
2015 2016 2015 2016
Angka Kelulusan:
46. Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 99,97 99,97 99,95 99,99
47. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 99,24 99,24 100,00 100,00
48. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA % 99,97 99,97 100,00 100,00
Angka Melanjutkan
49. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs % 95,97 95,97 93,63 92,10
50. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
% 73,06 73,06 76,63 77,27
Kualifikasi Guru
51. Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 69,63 69,63 86,04 90,11
52. Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 96,60 96,60 96,89 98,10
53. Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 98,28 98,28 98,20 99,02
54. Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 98,60 100,00 98,03 99,50
Keterangan
status : Target Telah Tercapai Target tidak Tercapai Sumber : Dindikpora Kab. Banjarnegara
2. Kesehatan
Pembangunan urusan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Pencapaian sasaran tersebut ditunjukkan dengan beberapa indikator seperti Rasio sarana kesehatan yang cukup baik, meliputi: Rasio posyandu per satuan balita sebesar 20/1000; Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk sebesar 0,0085/1.000 peduduk; Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk sebesar 3/1.000.000 penduduk; Rasio dokter per satuan penduduk sebesar 0,06/1.000; dan Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 100%.
Namun demikian masih cukup banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam bidang kesehatan, antara lain: (1) Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk pada tahun 2016 sebesar 0,085/1.000 penduduk, hal ini disebabkan karena Berlakunya Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
menyatakan bahwa PKD sudah tidak termasuk Jaringan Puskesmas mengakibatkan Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu persatuan penduduk tidak tercapai, padahal jumlah PKD yang ada di wilayah Banjarnegara cukup banyak (187 unit); (2) Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk pada tahun 2016 sebesar 3/1.000.000, hal ini disebabkan karena Adanya RS yang diturunkan statusnya menjadi klinik utama (RS PKU Muhammadiyah Merden) karena belum memenuhi syarat sehingga rasionya menjadi turun. Rencana pembangunan Rumah Sakit di Karang kobar belum terealisasi pada tahun 2016 hal tersebut mengakibatkan capaian Rasio Rumah Sakit per Satuan penduduk tidak terpenuhi, tidak sesuai dengan target tahun 2016 sebanyak 4 Rumah Sakit; (3) Rasio dokter per satuan penduduk sebesar 0,06/1000 pada tahun 2016, hal ini disebabkan karena Rasio Dokter per satuan jumlah penduduk mengalami penurunan yang cukup signifikan, hal tersebut dikarenakan ada beberapa dokter yang mutasi ke luar kabupaten dan 1 orang dokter gigi yang meninggal dunia sehingga rasio tersebut tidak bisa terpenuhi juga selama tahun 2016 tidak ada perekrutan tenaga medis; (4) Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 1119/1000 penduduk, hal ini disebabkan karena Jumlah penduduk yang meningkat tidak diimbangi dengan pengadaan tenaga paramedis oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.
Jumlah penderita malaria baru (API) pada tahun 2016 sebesar 0,21% dari capaian target sebesar 0,09%. Hal ini disebabkan karena Pada indikator kinerja penderita malaria baru (API) sebesar 0,21 per 1.000 penduduk masih lebih tinggi dibandingkan target 2016 sebesar 0,09 per 1.000 penduduk. Namun angka ini masih lebih baik dibandingkan capaian 2015 sebesar 0,32 per 1.000 penduduk. Pada tingkat nasional, sebenarnya target API adalah sebesar < 1 per 1.000 penduduk, sehingga berdasarkan target nasional, maka capaian kab. Banjarnegara sudah tercapai. Faktor yang mempengaruhi masih belum tercapainya target kinerja 2016 antara lain :
a. Kegiatan surveilans migrasi belum berjalan maksimal sehingga pendatang dari daerah endemis malaria menjadi sumber penularan di banjarnegara.
b. Belum semua fasyankes melakukan diagnosa dan tata laksana kasus malaria sesuai standar
c. Peran JMD yang makin menurun karena adanya alih tugas/ tugas rangkap di puskesmas.
d. pengelolaan tempat perindukan nyamuk untuk mengendalikan populasi vektor masih belum optimal
e. Kegiatan IRS untuk pengendalian malaria belum dilaksanakan, terkendala insektisida yang dijanjikan provinsi tidak terealisasi.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit sampai dengan akhir periode RPJM juga masih tidak tercapai, hal ini disebabkan karena Kurang optimalnya pemahaman penegakan diagnosa pneumonia, pelaksanaan MTBS belum optimal, Pelacakan riwayat kontak TB BTA +, baik terhadap keluarga maupun warga sekitar belum optimal dilakukan. Beberapa puskesmas mengalami rehab gedung, menyebabkan petugas lab tidak bisa memeriksa suspek TB dikarenakan tidak ada ruangan khusus untuk pemeriksaan. Hingga akhir tahun 2016 ini, masih ada 16 puskesmas belum memiliki tenaga analis laboratium, Mikroskop untuk pemeriksaan TB banyak yang rusak. Banyak kasus yang tidak tercatat karena banyak penderita diare yang melakukan pengobatan sendiri.
Hal yang perlu jadi prioritas lain diantaranya yaitu Cakupan kunjungan bayi yang sampai dengan tahun 2016 masih tidak tercapai, hal ini disebabkan karena Masih tingginya kasus kematian bayi di tahun 2016 yaitu sejumlah 208 kasus sehingga kunjungan bayi 4 kali setahun tidak tercapai; Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 sebesar 88,3%, hal ini disebabkan karena Masih adanya akses Trimester 2 atau lebih sebanyak 602 kasus , persalinan preterm 366 kasus, kejadian abortus 517, dan yang tidak periksa kehamilan sejumlah 49; Cakupan pelayanan anak balita sebesar 90,1% pada tahun 2016 dari capaian target sebesar 95%. Hal ini disebabkan karena Kunjungan Balita belum mencapai target, pelaksanaan SDIDTK belum maksimal disemua wilayah puskesmas serta pencatatan dan pelaporan yang belum optimal. Pada tahun 2016 indikator Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6 - 24 bulan pada keluarga miskin juga belum tercapai yaitu sebesar 22,6% hal ini disebabkan karena Definisi operasional MPASI terbatas pada MPASI pabrikan sehingga MPASI lokal tidak dihitung dan Stok MPASI tidak mencukupi untuk semua sasaran selama 90 hari.
Berkaitan dengan ketersediaan tenaga kesehatan, sampai dengan akhir tahun 2016 indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2016 sebesar 96,8, hal ini disebabkan karena belum semua ibu hamil bersalin di fasilitas pelayananan kesehatan. Dari 15.727 persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, yang bersalin tidak di fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 79 kasus; (8) Kesembuhan penderita TBC BTA Positif pada tahun 2016 sebesar 65,6, hal ini disebabkan karena Capaian dari rumah sakit yang masih rendah. Apabila hanya dari puskesmas maka capaianya sudah diatas target yaitu 87,87%. Faktor yang mempengaruhi rendahnya capaian kinerja di Rumah sakit antara lain : Pasien TB di Rumah sakit banyak yang tidak diperiksa follow up-nya, Pasien yang awalnya dari rumah sakit, banyak yang pindah dan kepindhannya tidak terlacak, Rujukan Balik dari RS ke Puskesmas belum berjalan optimal, menyebabkan putus obat bagi penderita. Persentase cakupan rawat inap juga tidak tercapai yaitu sebesar 1,7% hal ini disebabkan karena Kualitas dan kuantitas SDM Puskesmas belum memadai dengan beban pelayanan ganda (Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP); Belum optimalnya sistem rujukan Sarana prasarana pelayanan rawat inap di puskesmas belum standar. Indikator Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan juga pada tahun 2016 tidak tercapai yaitu sebesar 76%, hal ini disebabkan karena Masih adanya beberapa TTU yang setelah dibina dan diawasi masih belum memenuhi syarat kesehatan dan sarana sanitasi pada TTU masih belum sesuai yang dipersyaratkan dalam aturan. Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2016 sebesar 76% dan berstatus tidak tercapai, hal ini dikarenakan Kesadaran dan pengetahuan masyarakat rendah akan arti pentingnya rumah yang