LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN
NOMOR
:
426/ Kpt s-II/ 1994
TANGGAL
:
28 Sept ember 1994
KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN
PT. TALIABU LUNATIMBER
KETENTUAN I
: TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN
Pengusaha Hut an bert uj uan unt uk meningkat kan pot ensi dan
produkt if it as sumber daya hut an produksi dalam rangka
memenuhi kebut uhan hasil hut an bagi kepent ingan masyarakat ,
pembangunan, indust ri dan eksport . Unt uk mencapai t uj uan
t ersebut , maka pengusahaan hut an t anaman indust ri
melaksanakan kegiat an-kegiat an yang meliput i penebangan
kayu, penanamanan at au permudaan dan pemeliharaan hut an,
perlindungan/ pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil
hut an sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan Hut an menurut
ket ent uan-ket ent uan yang berlaku sert a berdasarkan asas
manf aat , azas kelest arian hut an dan azas perusahaan.
KETENTUAN II
: PELAKSANAAN
PT. TALIABU LUNA TIMBER sebagai pemegang Hak Pengusahaan
hut an Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi yang selanj ut nya
disebut “ PERUSAHAAN” melaksanakan pengusahaan hut an
t anaman indust ri pada areal kerj a yang t elah dit et apkan sesuai
perat uran perundang-undangan yang berlaku sert a ket ent
uan-ket ent uan berikut :
A.
BIDANG PERENCANAAN
1.
Potret Udara dan Inventarisasi Hutan
a.
Pot ret Udara :
PERUSAHAAN diwaj ibkan menyerahkan ke
Depart emen Kehut anan paling lambat dalam
wakt u 2 (dua) t ahun set elah dit erbit kan
Keput usan Hak Pengusahaan Hut an :
1)
Pot ret udara skala 1 : 20. 000 yang meliput i
seluruh areal kerj anya sesuai dengan
ket ent uan yang berlaku.
2)
Indeks pot ret udara di at as draf t ing f ilm
skala 1 : 250. 000 at au lebih besar.
3)
Hasil pot ret udara berupa :
a)
Buku laporan hasil penaf siran f ot o udara
besert a t aksasi pot ensi t egakannya.
b)
Pet a Veget asi skala 1 : 25. 000 dan pet a
veget asi kompilasi (gabungan) skala 1 :
50. 000 – 1 : 100. 000 yang diberi warna
sesuai keadaan hut annya;
c)
Pet a kelas pot ensi t egakan skala 1 : 50. 000
at au 1 : 100. 000;
d)
Pet a garis bent uk skala 1 : 25. 000;
e)
Pet a kelas lereng skala 1 : 50. 000 at au 1 :
100. 000.
b.
Inventarisasi Hut an :
1)
PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk
melaksanakan invent arisasi hut an unt uk
memperoleh dat a/ inf ormasi yang akurat ,
t erpercaya dan t erbaru mengenai keadaan
f isik daerah, f lora dan f auna dari seluruh
areal kerj aHPH Alam, sert a sosial budaya
masyarakat didalam dan sekit arnya guna
penyusunan Rencana Karya pengusahaan
hut an (RKPH, RKL, dan RKT).
2)
Dalam melaksanakan invent arisasi hut an
PERUSAHAAN harus berpedoman kepada
ket et apan dan ket ent uan yang berlaku.
2. Penat aan
Hut an
a.
PERUSAHAAN harus membent uk dan mengelola
seluruh areal kerj anya sebagai sat u at au
beberapa Kesat uan Pengelolaan Hut an Produksi
(KPHP) yang akan dit et apkan lebih lanj ut dengan
kelas Hut an Alam yang meliput i areal hut an
seluas 57. 100 (lima puluh t uj uh ribu serat us)
hekt ar yang t erlet ak dikelompok hut an Taliabu
Barat .
b.
PERUSAHAAN harus melaksanakan t at a bat as dan
pengukuran sert a pemet aan t erhadap seluruh
areal kerj anya sesuai dengan ket ent uan yang
berlaku paling lambat dalam wakt u 3 (t iga) t ahun
sej ak dit erbit kannya Keput usan Hak Pengusahaan
Hut an.
c.
PERUSAHAAN harus melaksanakan pembagian
areal kerj anya dan menj adi beberapa bagian
hut an (bos af deling), blok-blok, dan pet ak-pet ak
kerj a pengusahaan hut an dengan t anda-t anda
bat as yang j elas dan permanen sert a pembukaan
wilayah hut an sesuai dengan ket ent uan dan
ket et apan penat aan hut an yang berlaku.
d. PERUSAHAAN harus bert anggung j awab unt uk
penyelesaian segala akibat yang t imbul dari
pelaksanaan kegiat an yang dilakukannya at as
t anah milik perseorangan at au t anah yang di
bebani hak lain, unt uk it u harus diselesaikan t at a
bat asnya selambat -lambat nya 3 (t iga) t ahun
sej ak SK. HPH dit erbit kan dengan t anah milik
perorangan at au t anah yang dibebani hak lain.
3.
Rencana Karya Pengusahaan
a.
PERUSAHAAN diwaj ibkan membuat dan
menyerahkan kepada Depart emen Kehut anan
Rencana Karya Pengusahaan Hut an (RKPH) yang
meliput i seluruh j angka wakt u pengusahaan
hut an yang disusun dari pet a penaf siran pot ret
udara, berupa pet a penaf siran veget asi dan pet a
garis bent uk masing-masing 1 : 25. 000 dari pot ret
udara areal HPH dan skala 1 : 20. 000 sesuai
dengan ket ent uan yang berlaku. Dari RKPH
t ersebut perusahaan waj ib menyusun dan
menyerahkan Rencana Karya Lima Tahun
Pengusahaan Hut an (RKL) dan Rencana Karya
Tahunan Pengusahaan Hut an (RKT).
b.
PERUSAHAAN harus melaksanakan pengusahaan
hut an berdasarkan Rencana Karya Pengusahaan
Hut an yang disahkan oleh Depart emen Kehut anan
unt uk areal kerj anya, yang t erdiri at as: Rencana
Karya Pengusahaan Hut an yang meliput i seluruh
j angka wakt u Pengusahaan Hut an, Rencana Karya
Lima Tahun dan Rencana Karya Tahunan.
c.
PERUSAHAAN waj ib menyusun Rencana Karya
Pengusahaan berdasarkan hasil penaf siran pot ret
udara dan at au invent arisasi hut an sert a
dat a/ inf ormasi lainnya, dan menyerahkannya
kepada Depart emen Kehut anan unt uk
memperoleh pengesahan. Penyusunan dan
penyerahan RKPH t ersebut dilaksanakan sesuai
dengan pedoman pelaksanaan yang dit et apkan
oleh Depart emen Kehut anan.
d.
Rencana-rencana Karya Pengusahaan Hut an
t ersebut diat as secara keseluruhan merupakan
sat u kesat uan rencana yang saling t erkait
mengkait dan menent uakan sert a disusun sesuai
dengan Pedoman Penysunan Rencana Karya
Pengusahaan Hut an yang berlaku. Rencana Karya
Pengusahaan Hut an yang t elah disahkan t idak
dapat dirubah kecuali dengan ij in Depart emen
Kehut anan.
B. BIDANG
PEMANFAATAN
1.
Pemungut an dan Pemanf aat an Kayu :
a.
PERUSAHAAN harus melaksankan sist em
silvikult ur Tebang Pilih Tanam Indonesia) pada
areal hut an seluas 57. 100 (lima puluh t uj uh ribu
serat us) hekt ar yang t erlet ak dikelompok hut an
Taliabu Barat , secara legkap, benar dan
bersungguh-sungguh, berpedoman pada
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Disamping sist em silvikult ur t ersebut , Perusahaan
dibenarkan unt uk menggunakan sist em silvikult ur
Tebang Habis dengan Permudaan Buat an, dan
diwaj ibkan unt uk merehabilit asi areal t idak
berhut an/ t idak produkt if minimal seluas 300
hekt ar/ t ahun.
b.
PERUSAHAAN pada t ahun pert ama sampai dengan
t ahun kelima belas yait u sampai dengan
selesainya rot asi I TPTI, diberikan j at ah produksi
t ahunan dengan kisaran :
-
Luas maksimum
= 710 ha/ t ahun.
-
Volume maksimum = 27. 140 m3/ t ahun.
Adapun unt uk t ahun keenam belas sampai t ahun
ke dua puluh sat u yait u pada rot asi II TPTI, j at ah
produksi t ahunan akan diperhit ungkan kemudian
set elah ada dat a pert umbuhan (riap) dari
permanen plot sample dan risalah hut an at as
areal HPHnya.
c.
PERUSAHAAN harus mempergunakan cara-cara
penebangan kayu dan at au mengangkut hasil
hut an lainnya yang sesuai dengan keadaan
wilayah kerj anya dengan t idak meninggalkan azas
kelest arian hut an dan keseimbangan lingkungan.
d.
Semua kegiat an penebangan kayu harus
dilaksanakan dengan cara yang t idak
mengakibat kan adanya pemborosan dan
kerugian-kerugian sumber daya alam.
e.
PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis
kayu yang dilindungi t anpa ij in khusus yang
dikeluarkan oleh Depart emen Kehut anan.
f .
PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang
melampaui j at ah t ebang yang t elah dit et apkan
dalam Rencana Karya Lima Tahunan dan Rencana
Karya Tahunan.
g.
PERUSAHAAN dilarang melaksanakan penebangan
pohon diluar areal yang t elah dit et apkan didalam
RKL dan RKT yang t elah disahkan.
h.
PERUSAHAAN dilarang menebang pohon diluar
areal Hak Pengusahaan Hut annya.
i.
PERUSAHAAN dilarang melakukan penebangan
ulang pada areal bekas t ebangan t anpa ij in
khusus dari Depart emen Kehut anan.
j .
Hak Pemungut an hasil hut an non kayu (get
ah-get ahan, rot an, akar-akaran, dan sebagainya)
dari penduduk yang sesuai dengan hak adat
set empat t et ap berlaku dan waj ib diindahkan
oleh PERUSAHAAN.
2. Jaringan
Jalan :
PERUSAHAAN harus membangun dan memelihara
j aringan j alan di dalam areal kerj anya sesuai dengan
ket ent uan yang berlaku t ent ang pembuat an j alan
angkut an sert a sesuai dengan RKPH yang t elah
disahkan. Jaringan j alan angkut an hasil hut an dalam
areal kerj a dibuat dengan ket ent uan :
a.
Jaringan j alan ut ama sej auh mungkin disesuaikan
dengan rencana pembangunan j alan umum yang
dilakukan oleh Pemerint ah.
b.
Pada daerah yang berawa, PERUSAHAAN
dibenarkan membangun j alan rel sebagai j aringan
j alan ut ama.
c.
PERUSAHAAN waj ib t et ap memelihara bekas j alan
angkut an kayu dalam hal ini j alan ut ama dan
j alan cabang dengan t uj uan unt uk dipert ahankan
sebagai j alan pengawasan dan pemeliharaan
hut an.
d.
PERUSAHAAN waj ib mengat ur penggunaan dan
pemanf aat an semua j alan besar at au kecil dan
j alan pengangkut an lainnya baik unt uk keperluan
sendiri, pihak lain, maupun masyarakat
disekit arnya dengan sebaik-baiknya, dengan
t et ap memperhat ikan perlindungan dan
pengamanan areal kerj anya t erut ama dari
pencurian, perambahan hut an dan peladang
berpindah.
3.
Peralat an Logging
a.
Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal
kerj anya, PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk membuat
rencana laporan realisasi t ent ang j enis, j umlah
sert a keadaan, j enis alat berat yang ada di
lapangan kepada Depart emen Kehut anan.
b.
Set iap pemindahan peralat an yang digunakan
ket empat lain diluar areal kerj anya perlu
mendapat perset uj uan dari Depart emen
Kehut anan.
c. Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi dan
direncanakan unt uk dapat dihapuskan agar dibuat
berit a acara dan perlu mendapat kan perset uj uan
penghapusan dari Depart emen Kehut anan.
4.
Penanaman Modal
a.
Unt uk memenuhi kewaj iban-kewaj ibannya dalam
kegiat an pemungut an hasil hut an, PERUSAHAAN
akan menanamkan modalnya sebesar Rp.
5. 845. 188. 887, 50 (lima milyar delapan rat us empat
puluh lima j ut a serat us delapan puluh delapan ribu
delapan rat us delapan puluh t uj uh rupiah lima
puluh sen).
b.
Perubahan penanaman modal dilaksanakan sesuai
dengan perset uj uan Pemerint ah.
c.
PERUSAHAAN waj ib melaporkan pelaksanaan
penanaman modal set iap t ahun dalam bent uk isian
yang t elah dit ent ukan dan neraca akhir t ahun yang
diaudit oleh Akunt an Publik kepada Depart emen
Kehut anan selambat -lambat nya pada akhir
semest er pert ama t ahun berikut nya.
5.
Ket enaga Kerj aan
a. Penggunaan Tenaga Kerj a
PERUSAHAAN harus menggunakan t enaga kerj a
Indonesia yang t erlat ih, t erampil dan ahli dalam
j umlah yang cukup unt uk semua bidang dan j enis
pekerj aan dan j asa yang diperlukan. Unt uk t enaga
ahli kehut anan, minimal mempekerj akan t
enaga-t enaga sarj ana kehuenaga-t anan bidang perencanaan dan
penat aan hut an, bidang pengelolaan hut an dan
t enaga-t enaga ahli pengukuran dan penguj ian kayu
sepert i disebut kan dalam Perat uran Pemerint ah
No. 21 Tahun 1970 pasal 4.
PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk mengaj ukan
Rencana Penggunaan Tenaga Kerj a Tahunan
kepada Depart emen kehut anan.
b.
Program Pendidikan Dan Lat ihan Tenaga Kerj a
PERUSAHAAN harus melaksanakan pendidikan dan
lat ihan bagi sebanyak-banyaknya t enaga kerj a
Indonesia unt uk membina, meningkat kan dan
mengembangkan ket rampilan dan keahliannnya,
dan disamping it u PERUSAHAAN diwaj ibkan
mengikut sert akan t enaga kerj a pada set iap
pendidikan dan lat ihan yang dilakukan oleh
Pemerint ah sepanj ang menyangkut bidang
kegiat annya.
c. Pemut usan Hubungan Kerj a
Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan kerj a
karyawan harus diperlakukan sesuai dengan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
6.
Pungut an/ Iuran
PERUSAHAAN harus membayar Iuran Waj ib, Iuran Hasil
Hut an sert a iuran-iuran lainnya sebagaimana diat ur
dalam Perat uran Pemerint ah No. 22 Tahun 1980,
Keput usan Presiden No. 29 Tahun 1990 j o Keput usan
Presiden No. 28 Tahun 1991 j o Keput usan Presiden No.
40 Tahun 1993, dan Keput usan Presiden No. 30 Tahun
1990 j o Keput usan Presiden No. 29 Tahun 1991 j o
Keput usan Presiden No. 41 Tahun 1993 sert a perat uran
perundang-undangan lainnya yang berlaku.
C. BIDANG
PENGOLAHAN
1.
Unt uk kepent ingan indust ri pengolahan kayu secara
nasional, PERUSAHAAN waj ib meningkat kan ef isiensi,
ef ekt ivit as dan produkt if it as indust ri pengolahan kayu
yang t elah dimiliki, mengembangkan indust ri hilir
dengan orient asi eksport dan membant u keperluan
bahan kayu lainnya, sert a berperan sebagai Bapak
angkat bagi indust ri pendukung/ t erkait .
2. PERUSAHAAN waj ib meningkat kan kemampuan
rekayasa, rancang bangun, dan pengembangan
perangkat lunak lainnya bagi peningkat an dan
pengembangan Indust ri Pengolahan Kayu.
D. BIDANG
PEMASARAN
1.
PERUSAHAAN diwaj ibkan memberikan inf ormasi
t ent ang dat a pemasaran set iap saat diperlukan
Pemerint ah.
2.
PERUSAHAAN harus selalu meningkat kan
pengembangan pemasaran baik unt uk dalam negeri
maupun luar negeri dengan mengembangkan konsep,
st rat egi dan perencanaan pemasaran dan harus
berusaha memenuhi kebut uhan dalam negeri dengan
t ingkat harga yang waj ar.
3.
PERUSAHAAN harus mendukung kebij aksanaan
Pemerint ah dalam pemasaran hasil hut an.
4.
PERUSAHAAN harus selalu mengembangkan dan
meningkat kan mut u hasil hut an.
5.
PERUSAHAAN harus memperkerj akan t enaga grader
dan scaler secukupnya sebanding dengan volume hasil
hut an yang dihasilkan.
6.
PERUSAHAAN harus memasarkan j enis kayu yang
belum dikenal sedikit nya 2, 5% dari volume kayu yang
sudah dikenal/ dipasarkan.
7.
PERUSAHAAN harus ment aat i perat uran perundangan
t ent ang peredaran hasil hut an yang meliput i
ket ent uan Tat a Usaha Kayu dan ket ent uan Tat a Usaha
Hasil Hut an lainnya.
8.
Dalam memant apkan pasaran hasil hut an baik di
dalam negeri maupun di luar negeri PERUSAHAAN
sej auh mungkin harus memiliki perwakilan di pusat
-pusat pemasaran hasil hut an dan membant u
Pemerint ah dalam analisa, perencanaan dan
pelaksanaan pemasaran.
E.
BIDANG PEMBINAAN HUTAN
Berdasarkan susunan j enis dan susunan diamet er t egakan
hut an dari areal yang diusahakan dengan sist em silvikult ur
Tebang Pilih Indonesia unt uk mempert ahankan
meningkat kan kelest arian manf aat hut an, PERUSAHAAN
harus melaksanakan :
1. PERUSAHAAN harus mengambil langkah-langkah
pengamanan t egakan sisa dalam melaksanakan
penebangan, penyaradan dan pengangkut an agar
kerusakan t egakan sisa dan erosi sej auh mungkin
dapat dihindarkan, yait u dengan cara :
a.
Penandaan/ penomoran pohon-pohon yang akan di
t ebang dan yang dit inggalkan sebagai pohon int i
at au pohon induk.
b.
Penebangan dilaksanakan pada pohon
berdiamet er minimal 50 (lima puluh) cm dengan
arah rebah yang t epat . Pada kawasan hut an yang
krit eria hut an produksi t erbat as dan pada
kawasan hut an dengan keadaan t anah yang peka
t erhadap erosi, maka penebangan dilaksanakan
pada pohon berdiamet er menj adi minimal 60
(enam puluh) Cm dengan arah rebah yang t epat
dan disesuaikan dengan AMDAL pengusahaan
hut annya sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.
c. PERUSAHAAN t idak boleh melaksanakan
penebangan pada daerah mat a air dengan radius
kurang dari 200 (dua rat us) M dan di kiri kanan
sungai selebar kurang dari 100 (serat us) M. Unt uk
daerah-daerah yang dinyat akan mempunyai nilai
est et ika at au ilmiah, j arak t ersebut di at as t idak
boleh kurang dari 100 (serat us) M.
d.
Tempat pengumpulan kayu dan j alan sarad dibuat
sebaik-baiknya sesuai dengan ket ent uan yang
berlaku.
2. PERUSAHAAN waj ib melaksanakan upaya-upaya unt uk
meningkat kan nilai hut an, produkt if it as dan pot ensi
hut an melalui :
a.
Melaksanakan reboisasi, perkayaan dan
permudaan hut an sesuai dengan ket ent
uan-ket ent uan yang dit et apkan dan sesuai dengan
Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang t elah
disahkan.
b. membuat t anaman berdaur panj ang pada lahan
yang t idak produkt if dan t anah-t anah kosong yang
t ersebar at au berdaur pendek dan berdaur
panj ang pada t anah-t anah kosong yang
mengelompok 200 – 500 ha, t erut ama pada
daerah-daerah rawan dan yang berbat asan
dengan lahan penduduk disekit arnya.
3. PERUSAHAAN waj ib membuat permanent plot unt uk
megukur pert umbuhan/ riap t egakan hut an minimal
100 (serat us) ha per RKL dan mengukur debet air sert a
mut u air sungai akibat dampak erosi.
4. PERUSAHAAN waj ib membuat kebun bibit seluas 100
ha/ RKL disesuaikan dengan t anaman unggulan/
andalan set empat , sert a perlu mengadakan kebun
pangkas.
5. PERUSAHAAN waj ib menyediakan areal seluas 300 ha
yang digunakan unt uk menj aga dan melindungi plasma
nut f ah.
6. PERUSAHAAN waj ib menanamkan modalnya dan
menyisihkan sebagian dari keunt ungannya unt uk
pembinaan, rehabilit asi dan pembangunan hut an baik
di bekas areal t ebangan TPTI maupun dikawasan t idak
produkt if unt uk t anaman sebagai berikut :
a. Unt uk TPTI per ha sebesar US $ 105 s/ d 125
(serat us lima s/ d serat us dua puluh lima US
dollar).
b. Unt uk THPB per ha sebesar US $ 600 s/ d 800
(enam rat us s/ d delapan rat us US dollar).
F.
BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN PELESTARIAN HUTAN
1. Bidang Perlindungan Hut an
a. Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an
PERUSAHAAN waj ib :
a. 1.
Menyediakan sarana pemadam kebakaran
dalam j umlah yang memadai sesuai dengan
luas dan keadaan areal kerj anya.
a. 2.
Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran di dalam areal
kerj anya dan disekit arnya ant ara lain dengan
mengamankan semua kegiat an eksploit asinya
yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran
sert a mengamankan penyimpanan
bahan-bahan yang mudah t erbakar.
a. 3. Segera melaporkan pada inst ansi kehut anan
set iap t erj adinya kebakaran di areal kerj anya.
b. PERUSAHAAN harus menghindarkan, mencegah
dan menanggulangi t erj adinya t indak pelanggaran
oleh pihak lain yang menyebabkan kerusakan
hut an dalam areal kerj anya, ant ara lain
pencurian hasil hut an, penebangan liar,
perladangan berpindah dan perambahan lahan
hut an.
c. Apabila t erj adi perambahan hut an dan at au
t ebangan liar oleh pihak ket iga at au pihak lain
sebagai akibat dibangunnya j alan angkut an oleh
pemegang Hak Pengusahaan Hut an, maka
pemegang Hak Pengusahaan Hut an bert anggung
j awab membayar denda at as kerusakan
hut annya.
d. Unt uk melaksanakan perlindungan hut an,
perusahaan diwaj ibkan membent uk Sat uan
Pengamanan (SATPAM) dengan kualif ikasi t erdidik
dan dalam j umlah yang memadai.
e. PERUSAHAAN segera melpaor set iap t erj adinya
kerusakan dan ganguan hama penyakit t erhadap
hut an dan hasil hut an diareal kerj anya.
2. Bidang Pelest arian Alam
a. Perlindungan
t erhadap Tumbuh-Tumbuhan
a. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang
pohon-pohon dan memungut t
umbuh-t umbuhan lain yang diumbuh-t eumbuh-t apkan sebagai
j enis yang dilindungi sesuai dengan
ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.
a. 2.
PERUSAHAAN waj ib melaksanakan
invent arisasi, pengumpulan herbarium
t erhadap keanekaragaman f lora diareal
kerj anya.
a. 3.
PERUSAHAAN harus akt if dalam
pengembangan dan pelindungan sumber
daya alam, dan harus mencegah t erj adinya
dampak negat if dan meningkat kan dampak
posit if dari kegiat an yang dilaksanakan
dengan memperhat ikan hasil-hasil Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
b.
Perlindungan t erhadap Sat wa Liar
b. 1. PERUSAHAAN t idak dibenarkan melakukan
perburuan baik at as sat wa-sat wa liar dan
at au sat wa yang dilindungi yang t erdapat
di areal kerj anya t anpa izin.
b. 2. PERUSAHAAN
waj ib
melaksanakan
invent arisasi dan monit oring t ent ang sat wa
liar yang ada di areal kerj anya.
b. 3. PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya
perburuan liar di areal kerj anya.
b. 4. Unt uk menj amin dan memelihara
t erselenggaranya perlindungan t erhadap
sat wa liar, pemanf aat an hut an
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
t idak t erdapat sat wa liar yang t erj ebak
didalam areal yang diusahakan.
c. Perlindungan t erhadap Obyek-Obyek yang
Bernilai Ilmiah dan Budaya
c. 1. PERUSAHAAN harus mencegah at as
t erj adinya kerusakan-kerusakan t erhadap
obyek-obyek yang bernilai ilmiah dan
budaya.
c. 2. PERUSAHAAN harus segera melaporkan,
bila menemukan t empat -t empat yang
bernilai ilmiah dan budaya.
d.
Unt uk menj amin dan memelihara
t erselenggaranya kelest arisn hut an lindung,
hut an wisat a dan hut an suaka alam,
PERUSAHAAN harus menyediakan daerah
peyangga yang berbat asan dengan kawasan
t ersebut sesuai dengan ket ent uan :
d. 1. Lebar minimal penyangga adalah 500 (lima
rat us) diukur dari bat as hut an-hut an
t ersebut sepanj ang bat as persekut uannya.
d. 2.
Sarana pengusahaan hut an yang
diperbolehkan diadakan pada daerah
penyangga hanya pembuat an j alan sarad.
G. PENELITIAN
DAN
PENGEMBANGAN
PERUSAHAAN waj ib melakukan penelit ian dan
pengembangan at as keadaan hut an yang t elah dilakukan
unt uk perbaikan areal bekas t ebangan selama j angka wakt u
pengusahaan hut an. Unt uk it u dalam rangka
pengembangan sert a peningkat an pengusahaan hut an perlu
didukung oleh berbagai penelit ian, oleh karenanya
perusahaan harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1.
Jenis-j enis penelit ian yang perlu dilakukan guna
memdukung pembent ukan Kesat uan Pengusahaan
Hut an Produksi yang akan dilaksanakan secara
bert ahap di wilayah areal kerj a.
2.
Penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan unt uk
mendukung kegiat an penelit ian permudaan hut an
melalui sist em silvikult ur lainnya yang dit et apkan
Ment eri Kehut anan dan Perkebunan sesuai perat uran
perundangan yang berlaku.
3.
Tat a wakt u pelaksanaan set iap j enis penilaian sesuai
dengan priorit asnya yang kemudian dit uangkan dalam
usulan RKPH.
4.
Perusahaan harus memiliki t enaga penelit ian yang
pelaksanaannya bekerj a sama dengan LITBANG
Depart emen Kehut anan dan Fakult as Kehut anan.
KETENTUAN III
: KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN
1.
Persyarat an mengenai kesehat an dan keselamat an
1.
PERUSAHAAN waj ib memperhat ikan at au mengambil
langkah-langkah secara maksimal unt uk menj amin
kesehat an dan keselamat an umum karyawan dan at au
orang lain yang berada di dalam areal kerj anya.
2.
Didalam hal t erj adinya kecelakaan-kecelakaan yang
menimpa karyawan PERUSAHAAN at au orang lain yang
berada di dalam areal kerj anya, maka kepada mereka
harus diperlakukan sesuai perat uran perundangan yang
berlaku.
2. Pembangunan
Masyarakat
a. Fasilit as
pembangunan
masyarakat .
PERUSAHAAN harus membant u Pemerint ah dalam
melaksanakan pembangunan masyarakat di dalam dan
di sekit ar areal kerj anya sepert i :
a.
Pengadaan t empat -t empat ibadah.
b.
Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan.
c.
Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an.
b.
Kesempat an
kerj a
PERUSAHAAN harus memberi penyuluhan, kesempat an
kerj a dan pelat iahan kepada masyarakat baik di dalam
maupun di sekit ar areal kerj anya.
c. Fasilit as
pengobat an
c. 1. PERUSAHAAN Harus mendirikan klinik dengan
kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur
lengakap dengan t enaga medis yang cukup dan
bekerj a penuh unt uk PERUSAHAAN.
c. 2. PERUSAHAAN Harus menyediakan pelayanan
pengobat an kepada seluruh karyawannya dan
anak ist rinya.
c. 3. Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan
karyawan PERUSAHAAN dapat t urut
menggunakan f asilit as klinik t ersebut dengan
biaya seringan mungkin.
c. 4. PERUSAHAAN Harus menyediakan pos-pos
pert olongan pert ama pada t empat -t empat yang
diperlukan.
d. PERUSAHAAN diwaj ibkan melaksanakan pembinaan
minimal 1 (sat u) desa yang ada di dalam/ sekit ar areal
kerj a HPHnya.
e.
PERUSAHAAN diwaj ibkan membina dan
mengembangkan Koperasi Karyawan dan/ at au KUD
at au Koperasi Primer lainnya yang ada di sekit ar areal
Hak Pengusahaan Hut annya sert a waj ib memberi
kesempat an kepada koperasi t ersebut unt uk memiliki
saham perusahaan.
f .
PERUSAHAAN diwaj ibkan menyisihkan dana maksimum
5% (lima persen) dari keunt ungannya unt uk pembinaan
dan pengembangan golongan ekonomi lemah/ koperasi.
3.
Fasilit as t empat t inggal karyawan dan kegiat an logging
a. Base
Camp.
a. 1. Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp,
PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent
uan-ket ent uan :
a. 1. Pembangunan rumah/ barak unt uk
karyawan harus memenuhi kelayakan
ruang t empat yang sehat .
a. 2. Penggunaan lahan hut an unt uk
pembangunan Base Camp harus sesuai
dengan kebut uhan.
a. 3.
Pembangunan Base Camp di areal hak
pengusahaan hut an lain, harus ada
perset uj uan t ert ulis dari yang
bersangkut an.
b. Tempat
penimbunan
kayu.
Tempat penimbunan kayu harus t erpisah dari t empat
Base Camp.
c. Bangunan
lainnya.
Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan
didirikan didalam areal kerj anya harus mendapat kan
ij in Depart emen Kehut anan.
KETENTUAN IV
: LAIN LAIN
A.
PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA
Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan perundang-undangan
yang berlaku.
B. HAK-HAK
LAIN
PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang
t ercant um di dalam Keput usan Hak Pengusahaan Hut an dan
kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud adalah
meliput i hak pengelolaan at as t anah hut an, hak-hak at as
mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan kimia, bat
u-bat u mulia at au set engah mulia dan sumber-sumber alam
lainnya.
KETENTUAN V : PENGAWASAN
Pemerint ah melakukan pengawasan dan pembinaan t erhadap
pelaksanaan semua kegiat an PERUSAHAAN baik mengenai
pelaksanaan f isik pengusahaan hut an maupun semua
administ rasi/ pembukuan dan surat menyurat mengenai
pengelolaan PERUSAHAAN.
KETENTUAN VI
: PELANGGARAN/ SANKSI
A.
Pengert ian Pelanggaran
Tidak melaksanakan, ment aat i dan at au t idak memenuhi
persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um dalam
perat uran perundang-undangan yang berlaku dan at au
Keput usan Hak Pengusahaan Hut an besert a dokumen
kelengkapannya.
B.
Pengenaan Sanksi
Pelanggaran sepert i t ersebut pada but ir A akan dikenakan
sanksi sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.
KETENTUAN VII
: KONSEKUENSI
TERHADAP
PENCABUTAN
DAN/ ATAU
PENYERAHAN KEMBALI HAK PENGUSAHAAN HUTAN
A.
Kewaj iban PERUSAHAAN set elah t erj adinya pencabut an
Dalam hal dicabut nya keput usan Hak Pengusahaan Hut an,
kepada PERUSAHAAN t et ap dibebankan kewaj
iban-kewaj iban yang t ercant um dalam pasal 13 ayat 2 Perat uran
Pemerint ah Nomor 21 t ahun 1970.
B.
Hak yang dimiliki PERUSAHAAN set elah habisnya j angka
wakt u, penyerahan kembali at au dicabut nya Hak
Pengusahaan Hut an
Set elah berakhirnya masa Keput usan Hak Pengusahaan
Hut an dan at au perpanj angannya, at au menyerahkan
kembali sebelum j angka wakt u, maka :
1.
PERUSAHAAN harus menyerahkan dalam keadaan baik
semua benda t idak bergerak sepert i base camp,
gedung, j alan, j embat an gudang, pelabuhan udara,
pelabuhan sungai dan laut , dok dan lain-lain yang
t elah dibangun oleh PERUSAHAAN kepada Pemerint ah
t anpa adanya gant i rugi dari Pemerint ah.
2.
Barang-barang persediaan yang berada didalam
gudang dan benda-benda bergerak yang dipergunakan
PERUSAHAANsehubungan dengan kegiat an usaha
pemnf aat an hut an, t et ap menj adi milik PERUSAHAAN.
3.
Jika HPH Alam berakhir karena habis wakt unya at au
karena diserahkan kembali oleh PERUSAHAAN at au
karena dicabut oleh Ment eri Kehut anan dan
Perkebunan, maka :
3. 1.
Segala hak yang dimiliki oleh pemegang Hak
Pengusahaan Hut an berakhir.
3. 2.
Areal hut an yang dibebani Hak Pengusahaan
kembali kepada Negara.
3. 3.
Pemegang Hak Pengusahaan Hut an diwaj ibkan
menyerahkan semua klise dan bahan-bahan
sert a pet a, gambar-gambar ukuran t anah dan
sebagainya kepada Depart emen Kehut anan
dengan t idak menerima gant i rugi.
3. 4.
Pemegang Hak Pengusahaan Hut an t et ap
dibebani/ waj ib menyelesaikan semua
kewaj iban-kewaj iban yang t ercant um dalam
Keput usan ini bersert a lampirannya yang belum
t erpenuhi.
4. Dalam hal PERUSAHAAN akan menyerahkan kembali
Hak Pengusahaan Hut annya sebelum habis masa
berlakunya, maka PERUSAHAAN sebelumnya harus
sudah menyelesaikan dan memenuhi semua kewaj iban
t eknis dan f inansial sebagaimana t ercant um dalam
Keput usan Hak Pengusahaan Hut an.
Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
t t d
t t d
KAMDIYA ADISOESANTO, SH.
DJAMALUDIN SURYOHADIKUSUMO
NIP. 080016611