PENINGKATAN KOMPETENSI LISTENING MATERI
COMMAND AND PROHIBITION
MELALUI
TEKNIK
HOPOSOGA
DENGAN MEDIA
TALKING CARD
Oleh : Bunyamin Guru UPTD SMP N 1 SLAWI
Jl. Prof. Muh. Yamin No. 32 Slawi Kab. Tegal
[email protected] Person 081542180902
ABSTRACT
This research is aimed to know whether the Hoposoga technique and Talking Cardmedia could enhance the students’ listening competence and their learning activity. The method used in this research was classroom action research which consisted of two cycles. Every cycle consisted of planning, acting, observing and reflecting. The technique of data collection was conducted by conducting the test, observation and questionarie. The subject of this research was the whole students of VII-7 consisting of 25 students. Based on the data analyze, it’s known that there was significant enhancement in the students’ listening competence and their activity. The mean of the students’ listening competence increased from 64,32 in the pre cycle, 72 in the first cycle and 78,40 in the second cycle. The percentage of students’ positive responds toward the teaching-learning process increased from 42,40 % in the pre-cycle and 68 % in the first cycle, and 76,80 % in the second cycle. Meanwhile, the percentage of students’ activeness increased from 76 % in the first cycle to 96 % in the second cycle.
Keyword: Teknik Hoposoga, media Talking Card, kompetensi listening dan aktivitas siswa.
pembelajaran di kelas) untuk siswa kelas VII khususnya. Padahal, seminggu sebelum siswa sekolah reguler masuk sekolah, yaitu di saat liburan panjang para siswa kelas VII RSBI SMP Negeri 1 Slawi sudah diberi matrikulasi khusus bahasa Inggris tujuan pembelajaran di kelas.
Bahasa guru yang sering didengar anak selama kegiatan berlangsung diharapkan dapat menjadi model bahasa interaksi yang diperlukan dalam kelas maupun di luar kelas. Tanpa adanya teacher talk atau scaffolding talk yang memperlihatkan bagaimana bahasa Inggris digunakan dalam konteks sehari-hari sulit diharapkan siswa akan memiliki kompetensi komunikatif yang memadai (Depdiknas,2004:109).
Kondisi di lapangan mengatakan bahwa ketika peneliti mulai menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa untuk mengelola kelas sebagian besar siswa belum bisa merespon perintah dan larangan guru dengan baik. Contohnya, pada saat guru ingin menyuruh siswa untuk membuka buku halaman X, sebagian siswa masih belum bisa merespon bahasa lisan yang diungkapkan guru padahal bahasa yang digunakan oleh guru termasuk bahasa yang mudah. Sebagian besar siswa tampak bingung dan belum terbiasa dengan ungkapan-ungkapan tersebut. Hal ini juga berdampak pada rendahnya kompetensi listening siswa yang dibuktikan dengan dokumentasi data nilai ulangan harian dengan rata-rata 66. Nilai rata-rata tersebut tergolong rendah karena KKM untuk mata pelajaran bahasa Inggris di kelas VII-7 adalah 75.
Atas dasar refleksi di atas, peneliti mengambil tindakan-tindakan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dalam merespon ungkapan-ungkapan yang dituturkan oleh guru, khususnya ungkapan perintah dan larangan yang meluas ke beberapa kosa kata yang berkaitan dengan materi kelas VII, khususnya.
Metode atau cara konvensional tidak lagi relevan dengan kondisi siswa kelas VII, karena terbukti satu minggu diajar dengan metode dan teknik konvensional proses pembelajaran berjalan monoton, pasif, dan membosankan sehingga berdampak pada rendahnya kompetensi listening dan aktivitas siswa kelas VII. Dalam kasus ini dibutuhkan kreativitas dan inovasi guru untuk menemukan media dan teknik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Gabungan antara teknik dan media yang dapat membiasakan siswa berbicara sekaligus merespon dengan suasana di kelas yang menyenangkan, serta tidak mematikan kreativitas peserta didik sangat dibutuhkan.
Untuk mengatasi masalah dan kendala-kendala tersebut peneliti memilih media Talking Card, yaitu media yang dibuat dari kertas-kertas bekas bungkus susu Lactogen, Prenagen, Dancow, Chocolatos, obat nyamuk dan lain-lain yang berisi pesan-pesan singkat dan ditulis oleh siswa sendiri. Selain itu, untuk menciptakan suasana yang hidup dan menyenangkan media tersebut digunakan untuk permainan siswa yang digabung dengan lagu Hokey Pokey (selanjutnya disebut teknik Hoposoga). (Jill, 2002:122).
Peneliti berasumsi bahwa dengan media Talking Card dan teknik Hoposoga , yang merupakan kepanjangan dari teknik Hokey Pokey Song and Game para siswa baik sadar maupun tidak terlibat langsung dalam kehidupan nyata untuk memberi perintah dan larangan sekaligus meresponnya dengan baik.
Adapun penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui apakah teknik Hoposoga dengan media Talking Card dapat meningkatkan kompetensi listening materi command and prohibition siswa kelas VII-7 SMP N 1 Slawi semester gasal tahun pelajaran 2010-2011; (2) Untuk mengetahui apakah teknik Hoposoga dengan media Talking Card dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII-7 SMP N 1 Slawi semester gasal tahun pelajaran 2010-2011.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan kemampuan listening dan aktivitas siswa dapat dilakukan melalui pendekatan kontekstual dengan teknik Hoposoga dan media Talking Card.
Kompetensi Listening Siswa SMP
Menurut kurikulum 2004, pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SMP untuk kelas VII semester gasal lebih difokuskan pada pengembangan bahasa Inggris untuk pengantar kegiatan sehari-hari (language accompanying action) dan kosakata untuk lingkungan sekolah dan rumah (Depdiknas, 2005:6). Oleh karena itu, guru seyogyanya sebisa mungkin mengatur proses pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk bisa memahami bahasa lisan (menyimak) dan merespon bahasa yang diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari baik yang diungkapkan oleh teman sekelas maupun oleh guru-guru di kelas.
Teknik Bernyanyi dan Bermain
Teori tentang teknik bernyanyi dan bermain dikemukakan oleh para pakar pendidikan. Berikut adalah fungsi dari teknik bernyanyi seperti yang dijelaskan oleh Montolalu et al (2008:3.23) :1). Meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi; 2). Meningkatkan kecerdasan; 3). Meningkatkan daya ingat.
mempunyai banyak manfaat bagi anak. Di antara manfaat tersebut seperti yang dikemukan oleh (Montolalu, 2008: 1.20-1.24) adalah sebagai berikut: 1) bermain memicu kreativitas anak. 2) bermain bermanfaat mencerdaskan otak. 3) bermain bermanfaat menanggulangi konflik 4) bermain bermanfaat untuk melatih empati 5) bermain bermanfaat mengasah panca indera 6) bermain itu melakukan penemuan.
Menurut Jean Piaget (melalui Montolalu et.al 2008:2.19) anak-anak sesuai dengan usianya mempunyai jenis-jenis permainan tertentu, yaitu sensory motor play (untuk usia 1 ½-2 tahun) , Symbolic play (2-7 tahun), Social play games with rules (8-11 tahun) dan games dengan aturan dan olahraga (11 tahun ke atas).
Siswa kelas VII SMP merupakan anak-anak yang masuk pada usia 11 tahun ke atas, jadi bermain untuk usia anak-anak SMP kelas VII hendaknya diimbangi dengan aturan-aturan yang disepakati bersama dengan tidak mengurangi rasa senang dan kreativitas anak-anak sebagai pemain. Dalam permainan jenis ini dapat ditentukan kelompok pemenang dan kelompok yang kalah.
Teknik Hoposoga dengan media Talking Card
Dari beberapa teori tentang teknik bernyanyi dan bermain maka dapat dikatakan bahwa keduanya merupakan teknik yang diterapkan dalam pembelajaran untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Salah satu di antara teknik tersebut adalah teknik Hoposoga.
Dengan lagu para siswa diajak untuk melafalkan kalimat-kalimat perintah dalam bahasa Inggris. Sambil bernyanyi para siswa diminta untuk bergerak sesuai dengan lirik lagu. Dalam pelaksanaannya para siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5 anggota. Setiap kelompok diberi kesempatan 5 menit untuk bermain di tengah-tengah kelas yang dikelilingi oleh kelompok lain dalam sebuah lingkaran besar dengan media Talking card. Setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk membaca dan merespon isi perintah yang ada dalam Talking card ketika lagu untuk babak II berhenti. (untuk penjelasan lebih lanjut tentang aturan permainan bisa dilihat pada lampiran).
Dari gambaran di atas, maka dapat dikatakan bahwa teknik Hoposoga merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang oleh penulis dengan memperhatikan karakteristik, komponen dan langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Teknik tersebut sangat memperhatikan kondisi siswa. Maksud dilaksanakannya pembelajaran dengan teknik Hoposoga adalah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Teknik ini sangat tepat digunakan untuk anak-anak seperti peserta didik yang masih duduk di bangku SD dan siswa SMP.
Teknik Hoposoga dengan media Talking Card merupakan model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja, bermain dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Proses pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. (Depdiknas, 2002).
METODE
yang baru duduk di bangku SMP, sehingga memerlukan kreativitas dan inovasi guru yang cukup tinggi untuk memotivasi para siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam empat kali pertemuan yaitu (4 x 40 menit) untuk siklus I pada tanggal 28 Juli dan 2 Agustus 2010 dan (2 x 40 menit) untuk siklus II pada tanggal 4 & 9 Agustus 2010 sesuai dengan Kalender Pendidikan dan Program Semester.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-7 SMP Negeri 1 Slawi Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 25 orang peserta didik terdiri dari 7 laki-laki dan 18 perempuan.
Sumber data yang dikumpulkan sebagai analisis berupa data utama dan data pendukung. Sumber utama berasal dari guru bahasa Inggris kelas VII-7 SMP Negeri 1 Slawi Kabupaten Tegal berupa buku daftar nilai. Adapun data pendukung berasal dari teman sejawat berupa lembar observasi.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa butir soal yang bertujuan untuk mengetahui pencapaian aspek kompetensi listening siswa materi Command and Prohibiton.
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui respon positif siswa dalam pembelajaran listening melalui teknik Hoposoga dan media Talking Card. Adapun Catatan harian guru digunakan untuk mengetahui kondisi siswa baik kondisi positif maupun negatif selama pembelajaran listening berlangsung.
Indikator keberhasilan dari penggunaan teknik Hoposoga dengan media Talking Card pada pembelajaran listening materi Command and Prohibition ini adalah sebagai berikut : (1). Nilai kompetensi listening materi Command and Prohibition siswa meningkat dari rata-rata 66 menjadi 76; (2). Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas siswa mencapai lebih dari 76 % karena mereka terlibat aktif dalam Hoposoga dengan menggunakan media Talking Card ; (3). Siswa mempunyai pikiran, perasaan dan pendapat yang positif terhadap pembelajaran listening dalam penelitian ini dengan rerata hasil kuesioner lebih dari 76 %.
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam empat kali pertemuan yaitu (4 x 40 menit) untuk siklus I pada tanggal 28 Juli dan 2 Agustus 2010 dan (2 x 40 menit) untuk siklus II pada tanggal 4 & 9 Agustus 2010 sesuai dengan Kalender Pendidikan dan Program Semester.
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Langkah-langkah dalam siklus antara
lain terdiri atas persiapan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA Hasil Penelitian
berlangsung 100%; (3). Hasil ulangan formatif kompetensi dasar listening materi Command and Prohibition diperoleh rata-rata 64.32; (4). Aktivitas siswa belum maksimal ditandai dengan sikap pasif peserta didik; (5) Belum muncul sikap kompetitif karena tidak ada pemecahan masalah dalam kelompok; (6) Rata-rata hasil kuesioner respon positif siswa terhadap pembelajaran adalah 42.40 %.
Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan (4 x 40 Menit) yaitu pada tanggal 28 Juli dan 2 Agustus 2010. Pembelajaran ini merupakan perbaikan dari pembelajaran sebelumnya yang masih menggunakan model konvensional.
Perbaikan pembelajaran pada siklus I sudah menggunakan strategi pembelajaran melalui teknik Hoposoga dengan media Talking Card dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Guru menyuruh siswa untuk berdo’a kemudian mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi dengan berbagai pertanyaan sesuai dengan materi minggu lalu dan menghubungkannya dengan materi pembelajaran yang akan dibahas. Guru memotivasi siswa tentang pentingnya kemampuan listening materi Command and Prohibition.
permainan baik sebagai kelompok pemain maupun sebagai kelompok partisipan. Namun demikian, guru menemukan beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam merespon pesan kartu karena keterbatasan tempat bermain, media realia dan gambar yang digunakan siswa dalam merespon perintah dan larangan. Di samping itu, guru juga menemukan beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep. Setelah semua kelompok mendapatkan giliran untuk bermain guru mengumumkan pemenang game yaitu kelompok DO-RE-MI dengan skor tertinggi 1300 dan memberi masukan-masukan tentang game dan menyimpulkan materi pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran guru memberi tes uji kompetensi listening sebanyak 10 soal yang harus dikerjakan selama 10 menit secara individu.Setelah itu, memberi tugas rumah dan mengadakan refleksi pembelajaran.
Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan (2 x 40 Menit) yaitu pada tanggal 4 dan 9 Agustus 2010. Sebagai kegiatan awal guru menyuruh siswa untuk berdo’a dan mengecek kehadiran siswa. Setelah itu, guru memberikan apersepsi. Guru menyuruh siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing di atas lantai dengan membentuk lingkaran kecil.
Guru membagi kertas berisi naskah lagu Hokey Pokey dengan missing lyrics. Guru memutar lagu Hokey Pokey dengan menggunakan laptop untuk kegiatan listening mengisi missing lyrics. Pada kegiatan missing lyrics diperoleh skor tertinggi 91.60 oleh kelompok AKATSUKI dan skor terendah 66 oleh kelompok STINKY. Setelah itu, Guru menjelaskan aturan game di bagi menjadi dua babak. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih game dengan lagu Hokey Pokey dalam kelompok. Siswa tampak lebih antusias berlatih bernyanyi sambil bergerak memperagakan isi kalimat perintah dan kalimat larangan yang ada pada teks lagu Hokey Pokey yang baru. Kerja sama antar siswa dalam kelompok juga semakin tinggi. Setelah itu guru memanggil salah satu kelompok dan dua ketua kelompok lain sebagai time keeper dan pencatat skor untuk dijadikan simulasi game babak I dengan lagu.
antar kelompok semakin tinggi karena hanya ada dua kelompok yang berhak masuk ke babak II. Guru mengamati jalannya permainan babak I. Seluruh siswa tampak aktif dan antusias untuk mengikuti jalannya game babak I. Setelah babak I berakhir, guru mengumumkan pemenang game dengan skor tertinggi 900 yaitu kelompok DO-RE-MI dan kelompok STINKY dengan skor 800. Kemudian guru melanjutkan Hoposoga babak II. Di saat Hoposoga berlangsung guru masih mendapatkan dua siswa yang tampak bingung dalam merespon kalimat perintah dan larangan. Namun demikian, jumlah siswa yang mengalami kendala jauh lebih sedikit dibanding dengan siklus I.
Guru mengumumkan pemenang game dan memberi masukan-masukan tentang game serta menyimpulkan materi pembelajaran. Setelah itu, guru memberi tes uji kompetensi listening sebanyak 10 soal yang harus dikerjakan selama 10 menit secara individu.
Pembahasan Hasil Penelitian
Instrumen tes yang digunakan adalah tes kompetensi listening materi command and prohibition yang terdiri dari 10 butir soal lisan untuk direspon oleh siswa secara tertulis.
Berikut adalah rentang nilai hasil ulangan harian siswa sebelum dilakukan tindakan.
Tabel 1
No Rentang Nilai Jumlah Persentase Keterangan
1. < 75 14 56 % Belum Tuntas
2. 75-85 11 44 % Tuntas
3. > 86 0 0 %
-Jumlah 25 100 Ketuntasan
Klasikal 44 %
40-74 75-85 >86
0 20 40 60
Gambar 1. Diagram batang nilai ulangan harian pra siklus.I
Berikut adalah tabel nilai kompetensi listening materi command and prohibition setelah diajar melalui teknik Hoposoga dengan media Talking Card.
Tabel 2.
No R. Nilai Jumlah Persentase Keterangan
1. < 75 9 36 % Tidak Tuntas
2. 75-85 12 48 % Tuntas
3. > 86 4 16 % Tuntas
Jumlah 25 100 Klasikal 64 %
40-74 75-85 >86
Gambar 2. Diagram batang nilai ulangan harian siklus I
Berikut adalah tabel nilai kompetensi listening materi command and prohibition setelah diajar melalui teknik Hoposoga dengan media Talking Card.
Tabel 3.
Dari ketiga diagram tersebut di atas dapat dilihat adanya peningkatan nilai rata-rata tes kompetensi listening materi command and prohibition dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Berikut adalah grafik peningkatan nilai rata-rata tes kompetensi listening siswa kelas VII-7 dari pra siklus, siklus I dan siklus II yang cukup menggambarkan adanya peningkatan nilai rata-rata.
Pra Siklus Siklus I Siklus II
0 20 40 60 80
%
Gambar 4. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Kompetensi Listening
Data non tes siklus I dan II ini diperoleh dari hasil observasi, buku catatan harian dan dokumentasi. Berikut merupakan hasil penelitian nontes pada siklus I.
Hasil observasi diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini aktivitas siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II berturut-turut adalah dari 50 %, 76 % dan 96 %.
Jika dilihat dari persentase respon positif dari hasil kuesioner maka dapat dilihat adanya kenaikan respon positif siswa dari 42 % pada pra siklus, 68% pada siklus I,dan meningkat menjadi 76.8 % pada siklus II.
Hasil dokumentasi merupakan bukti autentik dari kegiatan pembelajaran dengan teknik Hoposoga. Dokumentasi ini berupa foto aktivitas siswa dan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
(1). Teknik Hoposoga dengan media Talking Card dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat meningkatkan kompetensi listening materi command and prohibition siswa kelas VII-7 SMP N 1 Slawi tahun pelajaran 2010-2011 semester gasal; (2). Teknik Hoposoga dan media Talking Card dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII-7 SMP N 1 Slawi tahun pelajaran 2010-2011 semester gasal.
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1). Guru perlu merancang pembelajaran yang baik, meliputi perencanaan penggunaan teknik dan media pembelajaran yang diperlukan agar pembelajaran lebih efektif; (2) Guru perlu menggunakan metode, teknik dan media yang bervariasi selama pembelajaran berlangsung; (3) Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk peningkatan proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Renneke Cipta.
Depdiknas 2002. Pendekatan Kontekstual ; Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Direktorat PLP.
Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah. Pedoman Khusus Mata Pelajaran :Jakarta. Dharma Bhakti.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas
Hadfield Jill, 2002. Intermediate Communication Games. China. Longman. Moleong Lexy J, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Montolalu.B.E.F. Cet. Ke-8. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta. Universitas Terbuka.2008.
Soeparno, 1988. Media Pengajaran Bahasa, Klaten: Intan Pariwara.
Slameto, 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Suwandi, Sarwiji, 2010. Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
DAFTAR RIWAYAT PENELITI
Nama : BUNYAMIN, S.Pd.,M.Hum.
Pangkat / Gol. Ruang : Penata / IIIc
Jabatan : Guru
Unit Kerja : UPTD SMP N 1 Slawi Kab. Tegal
Kontak Person : 081542180902
Slawi, 21 November 2010 Peserta,