PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MELALUI STRATEGI MESIN PENANYA SISWA KELAS IV
MI BAITUSSALAM CERME GRESIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Oleh:
LUTFIYAN NURDIANAH
NIM. D07213020
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
vii
Lutfiyan Nurdianah, Penelitian Tindakan Kelas, 2017. “Peningkatan Keterampilan Bertanya pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui Strategi Mesin Penanya Siswa Kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik Tahun Pelajaran 2016/2017”. Skripsi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing I Dr. Sihabuddin, M.Pd.I, M.Pd, Pembimbing II Sulthon Mas’ud, S.Ag, M.Pd.I
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya keterampilan bertanya siswa pada pelajaran IPA di MI Baitussalam Cerme Gresik. Selama ini, pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan penugasan. Kurangnya kegiatan untuk memancing siswa dalam bertanya, menyebabkan keterampilan bertanya siswa masih rendah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan strategi mesin penanya sebagai salah satu inovasi untuk menciptakan suasana kelas yang aktif, serta dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi mesin penanya serta untuk mengetahui peningkatan keterampilan bertanya siswa setelah diterapkan strategi mesin penanya pada pelajaran IPA.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan subjek penelitian siswa kelas IV sebanyak 20 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 hingga Januari 2017. Teknik pengumpulan data antara lain teknik non-tes (rubrik penilaian
performance), observasi (lembar observasi aktivitas guru dan siswa), wawancara
(panduan wawancara) dan dokumentasi (lembar dokumentasi).
Hasil penelitian yakni sebagai berikut : 1) Penerapan strategi mesin penanya berjalan dengan baik pada saat pelajaran IPA di kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik dengan melalui beberapa perbaikan dalam tiap siklusnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi guru yang meningkat dari nilai 75 (baik) pada siklus I menjadi 97,5 (sangat baik) pada siklus II. Hasil observasi siswa juga meningkat dari nilai 70 (baik) pada siklus I menjadi 83,75 (sangat baik) pada siklus II. 2) Penerapan strategi mesin penanya pada mata pelajaran IPA juga dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai performance siswa pada siklus I sebesar 55,94 pada siklus II telah mencapai target 75 yakni menjadi 79,06. Sehingga terjadi peningkatan nilai sebesar 23,12. Keberhasilan ini disebabkan adanya inovasi dalam metode pembelajaran serta partisipasi aktif siswa. Sehingga, guru dan siswa harus saling berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR RUMUS ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tindakan yang Dipilih ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Ruang Lingkup Pembahasan ... 9
xi
BAB II KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Bertanya ... 12
1. Keterampilan ... 12
2. Bertanya ... 12
3. Indikator Keterampilan Bertanya ... 15
B. Strategi Mesin Penanya ... 16
1. Strategi ... 16
2. Mesin ... 18
3. Penanya ... 19
4. Strategi Mesin Penanya ... 19
C. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 22
1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 22
2. Materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 23
D. Strategi Mesin Penanya Dalam Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa ... 29
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 30
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 32
C. Variabel yang Diselidiki ... 33
D. Perencanaan Tindakan ... 34
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 37
F. Analisis Data ... 38
xii
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46
1. Tahap Pra Siklus ... 46
2. Tahap Siklus I ... 49
3. Tahap Siklus II ... 60
B. Pembahasan ... 72
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 81
B. Saran 82 DAFTAR PUSTAKA ... 83
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 85
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 86
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kategori Penilaian Aktivitas Guru dan Siswa ... 39
Tabel 3.2 Kriteria Keterampilan Bertanya ... 41
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Performance Keterampilan Bertanya Siswa Kelas IV MI Baitussalam Pada Siklus I ... 54
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 56
Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 57
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Performance Keterampilan Bertanya Siswa Kelas IV MI Baitussalam Pada Siklus II ... 67
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 69
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema perubahan Wujud Zat ... 25
Gambar 2.2 Contoh Sumber Energi Panas ... 26
Gambar 2.3 Contoh Sumber Energi Bunyi ... 27
Gambar 3.1 PTK Model Kurt Lewin ... 32
Gambar 4.1 Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas IV MI Baitussalam Pra Siklus ... 47
Gambar 4.2 Penerapan Strategi Mesin Penanya Pada Siklus I ... 53
Gambar 4.3 Guru Menggunakan Media Pembelajaran Berupa Gambar ... 64
Gambar 4.4 Observer Mengamati Jalannya KBM Siklus II ... 65
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru dari Siklus I ke Siklus II ... 75
Grafik 4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa dari Siklus I ke Siklus II ... 76
Grafik 4.3 Peningkatan Rata-rata Penilaian Performance Keterampilan
Bertanya Siswa ... 78
DAFTAR RUMUS
Rumus 1 Rumus Nilai Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa ... 40
Rumus 2 Rumus Skor Keterampilan Bertanya Siswa ... 42
Rumus 3 Rumus Menghitung Rata-rata Skor Akhir Penilaian Performance
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Profil dan Identitas Sekolah
Lampiran 2 Panduan Wawancara
Lampiran 3 RPP dan Lembar Validasi RPP
Lampiran 4 Lembar Observasi dan Lembar Validasi Observasi
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Performance Keterampilan Bertanya Siswa dan
Lembar Validasi Rubrik
Lampiran 6 Gambar Media yang Digunakan
Lampiran 7 Rubrik Penilaian Performance Keterampilan Bertanya Siswa Siklus I
Lampiran 8 Hasil Observasi Kegiatan Guru
Lampiran 9 Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Lampiran 10 Jurnal Reflektif Siklus I
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II
Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Siklus II
Lampiran 13 Lagu untuk Apersepsi di Awal Pembelajaran
Lampiran 14 Hasil Penilaian Performance Keterampilan Bertanya Siswa Siklus II
Lampiran 15 Hasil Observasi Kegiatan Guru
Lampiran 16 Hasil Observasi Kegiatan Siswa
xviii
Lampiran 18 Jurnal Reflektif Siklus II
Lampiran 19 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 20 Surat Izin Penelitian
Lampiran 21 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam situasi masyarakat pada yang selalu berubah, idealnya
pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi
sudah seharusya merupakan proses yang mengantisipasi dan
membicarakan masa depan. Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu
kunci pembentuk sumber daya yang berkualitas.1 Menurut Buchori dalam Khabibah, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya
mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi
untuk menyelesaikan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya dalam
kehidupan sehari-hari.2 Sehingga, dalam aktivitas pendidikan haruslah aktivitas yang berkualitas. Aktivitas pendidikan yakni kegiatan
pembelajaran harus memberikan ruang untuk siswa agar dapat
berkembang sesuai dengan potensinya.
Kegiatan pembelajaran yang berkualitas menuntut terpenuhinya
seluruh standar pelajaran, yang antara lain adala standar persiapan, proses
dan hasil. Dalam fase persiapan, dibutuhkan adanya perangkat
pembelajaran yang memadai, seperti adanya guru yang profesional, media
1 Ichsan Sholihudin, Hypnosis for Student (Bandung: DAR! Mizan, 2015), 130
2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik (Jakarta: Prestasi
2
dan alat pembelajaran yang memadai, kelas yang kondusif, dan
sebagainya.
Dalam proses belajar mengajar, guru harus merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya
guna kepentingan pengajaran.3 Guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, kondusif dan komunikatif. Serta program
yang digunakan haruslah berpusat pada anak yakni dengan
menitikberatkan pada kegiatan siswa, bukan pada mata pelajaran.4
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
komunikatif, dibutuhkan interaksi yang baik antara guru dengan siswa.
Disamping guru harus terampil untuk memancing pengetahuan siswa, guru
juga harus mampu memancing siswa untuk membuat atau mengajukan
pertanyaan. Jika hal tersebut terlaksana dengan baik, maka akan dapat
tercipta komunikasi dua arah yang baik antara guru dengan siswa. Selain
itu, dengan adanya siswa yang terampil bertanya dapat menumbuhkan
pemikiran kritis siswa. Dengan seringnya siswa mengajukan pertanyaan,
maka akan semakin banyak pengetahuan yang akan diperoleh siswa. Hal
ini sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, terutama pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
3
Pada pelajaran IPA memerlukan daya nalar dan daya berpikir kritis
siswa. Sehingga menuntut siswa dapat terampil bertanya agar siswa
mampu memperoleh banyak pengetahuan dan sumber informasi tentang
alam secara kritis. Serta menuntut siswa berpikir kritis terhadap
gejala-gejala alam yang ada di sekitar mereka. Selain itu, pelajaran IPA juga
menuntut siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Namun, saat ini pembelajaran yang dilakukan di kelas cenderung
sistemnya masih teacher centered atau berpusat pada guru, sehingga siswa
kurang berpengaruh dalam pembelajaran atau dapat dikatakan pasif dalam
pembelajaran dan mengakibatkan kepercayaan diri siswa kurang, sehingga
siswa malu dalam bertanya. Padahal, harusnya siswa memproduksi
pengetahuan sendiri secara lebih luas, lebih dalam dan lebih maju dengan
memodifikasi pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan (prior
knowledge).5 Dalam pembelajaran, rasa percaya diri seorang siswa sangat
berpengaruh terhadap kemauan, kemampuan dan keterampilan bertanya
siswa. Pembelajaran yang dilakukan di kelas masih kurang variatif dan
masih berpusat pada guru, membuat siswa kurang aktif dalam
mengutarakan pendapat, bertanya maupun tampil di depan kelas. Sehingga
kesempatan untuk melatih kepercayaan diri serta mengembangkan
keterampilan bertanya siswapun kurang. Dengan pembelajaran yang
variatif dan aktif untuk siswa, akan membuat siswa terampil dan terlatih
4
dalam bertanya ketika didalam kelas khususnya pada saat mata pelajaran
IPA berlangsung.
Pada kenyataannya, tidak semua yang diharapkan dalam proses
pembelajaran dapat terwujud. Permasalahan yang terjadi di lapangan, guru
masih tidak dapat menciptakan suasana belajar yang aktif. Realitanya,
guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan didalam kelas,
khususnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Proses
pembelajaran masih searah, dimana guru yang lebih mendominasi
sementara siswa hanya duduk dan mendengarkan ceramah. Proses
pembelajaran seperti ini akan membuat siswa pasif, sehingga siswa tidak
bisa mengembangkan potensi dan kreatifitasnya. Pada akhhirnya tidak
membentuk karakter siswa yang cakap, kreatif, terampil dan mandiri
seperti yang diharapkan. Terlebih dalam mengembangkan keterampilan
bertanya siswa.
Hal ini terjadi dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) kelas IV di MI Baitussalam Betiring. MI Baitussalam Betiring
adalah salah satu lembaga pendidikan tingkat dasar yang masih
menggunakan metode ceramah, menyalin dan penugasan. Oleh karena itu,
siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hanya beberapa saja yang aktif
dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa yang kurang aktif bertanya akan
berdampak pada keterampilan siswa dalam bertanya ketika proses belajar
5
seringkali mempengruhi siswa yang memakai bahasa campuran
Indonesia-Jawa dalam mengutarakan pertanyaannya.6
Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi yang telah dilakukan
bahwa dari jumlah keseluruhan 20 siswa pada kelas IV MI Baitussalam
Betiring, hanya dijumpai 3 siswa yang mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan pun masih dalam tingkatan low order thinking
skill dan dengan bahasa yang campur aduk antara bahasa Indonesia dan
bahasa Jawa. Sedangkan siswa yang lain bersifat pasif dan hanya
mengikuti arahan guru. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang
sangat mempengaruhi siswa terutama lingkungan sosial dan budaya yang
dapat berwujud bahasa.7 Selain itu, strategi serta metode yang digunakan oleh guru masih kurang variatif dan masih kurang efisien dalam
mengembangkan keterampilan bertanya siswa. Dengan bervariasinya
strategi yang digunakan oleh guru maka dapat mencapai dan
meningkatkan tujuan yang diharapkan, dalam hal ini adalah meningkatnya
keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).
Dari penjabaran permasalahan tersebut, dapat dipahami bahwa
terjadi ketidakseimbangan proses belajar mengajar, dan salah satu
faktornya adalah adalah kurang variatifnya strategi yang digunakan oleh
6 Umi Khofsah, Guru IPA Kelas IV MI Baitussalam, Wawancara Pribadi, Gresik, 16 November
2016
6
guru agar dapat membiasakan siswa untuk bertanya serta mengembangkan
keterampilan bertanya siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu strategi yang sesuai untuk
meningkatkan keterampilan bertanya siswa adalah dengan menggunakan
strategi mesin penanya. Dengan strategi ini, siswa akan dituntut untuk
memiliki banyak pertanyaan yang harus diungkapkan selama
pembelajaran. Sehingga dapat melatih siswa untuk mengembangkan
keterampilan bertanya pada diri mereka. Pemilihan strategi ini didasarkan
pada berbagai pertimbangan, antara lain : 1) Lebih mudah diterapkan
untuk memperoleh partisipasi aktif siswa, 2) Memberi kesempatan kepada
siswa untuk tampil berani di depan kelas, 3) Meningkatkan rasa percaya
diri siswa untuk tampil di depan umum ataupun untuk bertanya,
4) Membiasakan siswa untuk berani dan terampil bertanya, 5) Melatih
siswa untuk aktif berbicara di depan umum.
Dengan digunakannya strategi ini, diharapkan dapat merubah sikap
dan partisipasi siswa dari pasif menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan,
serta meningkatkan keterampilan bertanya siswa sehingga dapat
memenuhi fungsi pendidikan dan dapat tercapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien. Selain itu, juga dapat meningkatkan mutu siswa dan
7
ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Utiarsih8, Meiria Sylvi Astuti9 dan Hermi10. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini
terletak pada subjek, materi, fokus penelitian serta metode yang
digunakan. Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat topik “Peningkatan Keterampilan Bertanya pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Melalui Strategi Mesin Penanya Siswa Kelas IV MI Baitussalam
Cerme Gresik Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka yang menjadi
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan strategi mesin penanya dalam
meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV MI Baitussalam Cerme
Gresik?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan bertanya siswa setelah
menggunakan strategi mesin penanya pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik?
8 Utiarsih, Upaya Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab, Skripsi (Bandung: Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), 63
9 Meiria Sylvi Astuti, Peningkatan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN
Slungkep 03 Menggunakan Model Discovery Learning, Jurnal Ilmiah (Pati: Scholaria, 2015), 10
10 Hermi, Peningkatan Kemampuan Bertanya Siswa pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode
8
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih adalah menggunakan strategi mesin
penanya. Peneliti memilih strategi ini atas beberapa pertimbangan, yakni :
1. Strategi mesin penanya ini dipilih dengan alasan sesuai dengan
karakteristik siswa, letak kesesuaiannya adalah pada aspek
keberanian siswa. Selain untuk melatih keterampilan bertanya
siswa, strategi ini juga dapat membuat siswa berani tampil di
depan kelas serta berani mengajukan pertanyaan sesuai dengan
norma atau kaidah bertanya.
2. Strategi ini dipilih dengan alasan sesuai dengan materi yang
diajarkan, letak kesesuaiannya adalah pada materi tersebut
sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga
memudahan siswa untuk merumuskan atau mengajukan
pertanyaan yang sesuai dengan konteks materi.
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan strategi mesin penanya dalam
meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV MI Baitussalam Cerme
9
2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan
bertanya siswa kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik setelah
diterapkan strategi mesin penanya.
E. Ruang Lingkup Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini, memiliki beberapa ruang lingkup
pembahasan. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada kesimpangsiuran
yang dapat menyebabkan keluarnya pembahasan dari koridor
permasalahan, sehingga pembahasan dalam penelitian ini dapat mengarah
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya membahas tentang penggunaan strategi
mesin penanya pada siswa kelas IV MI Baitussalam Cerme
Gresik.
2. Penelitian ini hanya untuk mengukur keterampilan bertanya
siswa kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik.
3. Penelitian ini hanya membahas tentang peningkatan
keterampilan bertanya siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV MI Baitussalam Cerme
10
F. Signifikansi Penelitian
Dalam penelitian ini akan dipaparkan bagaimana pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV MI Baitussalam sebelum diadakan
penelitian, bagaimana aktifitas siswa dan seberapa besar tingakat
keberhasilannya, sehingga diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi
semua pihak yang kompeten dalam bidang pendidikan.
Adapun manfaat tersebut antara lain :
1. Manfaat Teoritik
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai sumbangan bagi dunia pendidikan pada umumnya
dan khususnya bagi guru di MI Baitussalam.
b. Bagi peneliti (penulis) diharapkan bisa memperkaya
pengalaman dalam hal penerapa strategi pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pembentukan
karakter siswa khususnya dalam aspek keterampilan
bertanya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan penerapan strategi mesin penanya
diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, antara lain :
1) Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
11
2) Menumbuhkan sikap percaya diri dan tanggung
jawab
3) Mengembangkan sikap berani, terampil
berbicara dan bertanya sesuai dengan
pemahamannya
4) Mengembangkan keterampilan bertanya siswa
b. Bagi Guru
Strategi mesin penanya diharapkan memberikan
manfaat bagi guru, antara lain :
1) Dapat menambah wawasan keeterampilan dalam
memilih dan menerapkan strategi pembelajaran
yang tepat kepada siswa
2) Menambah variasi dalam mengjar
3) Meningkatkan keberhasilan dalam mengajar
c. Bagi Madrasah
dengan penerapan strategi mesin penanya maka diharapkan
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti mahir dan
cakap menyelesikan tugas; cekatan. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, keterampilan adalah hal terampil; kemahiran dan kecakapan
untuk menyelesaikan tugas; kecekatan.1 Dalam referensi lain, keterampilan atau ketrampilan merupakan kecakapan atau kemampuan
untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.2
2. Bertanya
Bertanya berasal dari kata tanya yang berarti meminta
keterangan (penjelasan); permintaan penjelasan.3 Bertanya memiliki definisi yaitu meminta keterangan (penjelasan dsb); meminta supaya
diberi tahu (tentang sesuatu).4 Pengetahuan yang dimiliki seseorang,
umumnya tidak lepas dari aktifitas bertanya. Bertanya merupakan
salah satu strategi penting dalam pembelajaran. Questioning atau
bertanya merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bagi
1 Meity Taqdir, Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk Pelajar (Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), 550
13
siswa, bertanya merupakan salah satu strategi penting dalam
pembelajaran. Bagi siswa, bertanya menunjukkan adanya perhatian
terhadap materi yang dipelajari dan ada upaya untuk menemukan
jawaban sebagai bentuk pengetahuan. Kegiatan bertanya merupakan
bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis
inquiry, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah
diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum
diketahui.5
Dalam proses pembelajaran, kegiatan bertanya berguna untuk :
a. Menggali informasi
b. Mengecek pemahaman siswa
c. Mengetahui sejauh mana rasa keingintahuan siswa
d. Mengetahui hal-hal yang tidak diketahui siswa
e. Mengembangkan keterampilan bertanya siswa
Hampir semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan
antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa
dengan orang lain yang didatangkan di kelas dan sebagainya. Aktivitas
bertanya juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam
kelompok, ketika mengalami kesulitan, mengamati dan lain-lain.6
5 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007), 110-111
14
Semua kegiatan itu boleh dikatakan tidak terlepas dari aktivitas
bertanya.
Dalam mengajukan pertanyaan, penanya tidak boleh berlaku
seenaknya. Penanya hendaklah memperhatikan norma-norma atau
kaidah-kaidah bertanya. Adapun norma-norma atau kaidah-kaidah
bertanya adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui segala sesuatu mengenai usul atau proporsisi yang
akan didiskusikan sebelum mengajukan pertanyaan kepada
pembicara.
b. Hendaklah bersungguh-sungguh mencari informasi
c. Jangan hanya bertujuan untuk menguji pembicara
d. Singkat dan tepat; tetapi rumuskanlah terlebih dahulu
pertanyaan baik-baik sebelum diajukan kepada pembicara.
e. Janganlah terlalu berbelit-belit sampai ke hal-hal yng kecil
f. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan; jangan yang bersifat
menuduh, menyalahkan, menggoda, mengusik,
menggertak,menakut-nakuti atau membingungkan pembicara.
g. Pertanyaan harus mempunyai tujuan tertentu.7
7 Henry Guntur Tarigan, Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Penerbit
15
3. Indikator keterampilan bertanya
Rendahnya tingkat keterampilan bertanya siswa disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu : (1) latar belakang siswa yang terbiasa
menggunakan bahasa daerah sehingga membuat mereka bertanya
dengan bahasa campuran. Banyak anak yang kurang terampil untuk
menarik keuntungan dari berbagai situasi tersebut sehingga gagal
menguasai bahasa dengan baik;8 (2) kurangnya dorongan dari guru; (3) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung; (4) guru mengalami kesulitan untuk menemukan
alternatif strategi pembelajaran yang tepat dalam proses belajar
mengajar.
Seseorang dapat dinyatakan terampil bertanya jika memenuhi
beberapa syarat, yakni :
a. Substansi pertanyaan,9 yakni kesesuaian pertanyaan dengan konteks serta isi dari pertanyaan sudah mengacu pada High
Order Thinking Skill.
8 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1998), 189-190
9Meiria Sylvi Astuti, “Peningkatan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN
16
b. Frekuensi pertanyaan dalam satu jam pelajaran, yakni keaktifan
siswa dalam mengajukan pertanyaan selama pelajaran
berlangsung.
c. Bahasa, yakni bahasa yang digunakan siswa dalam bertanya
adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
EYD.
d. Suara, yakni kejelasan suara atau intonasi suara.
e. Kesopanan, yakni siswa harus terbiasa mengangkat tangan
terlebih dahulu sebelum mengajukan pertanyaan serta bersikap
sopan dan santun.
B. Strategi Mesin Penanya
1. Strategi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia strategi adalah akal
(tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud.10 Sedangkan menurut kamus ilmiah populer, strategi adalah ilmu siasat perang, muslihat
untuk mencapai sesuatu.11 Menurut sanjaya, istilah strategi dalam konteks belajar mengajar berarti pola umum perbuatan guru-siswa
didalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Sifat umum pola
tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud
tampak dipergunakan dan/atau dipercayakan guru-siswa didalam
10 Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia..., 965
17
bermacam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka konsep
strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristi abstrak rentetan
perbuatan guru-siswa didalam peristiwa belajar mengajar. Strategi
digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a
plan, method, or series of activities designed too achieve a particular
education goals. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar
dalam memilih strategi dan metode pembelajaran secara tepat dan
akurat, pertimbangan tersebut harus berdasarkan pada penetapan antara
lain12 :
a. Tujuan pembelajaran, dalam hal ini tujuan pembelajaran adalah
kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan
dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses
pembelajaran tertentu.
b. Aktivitas dan pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal siswa
dapat diidentifikasi dari pokok bahasan yang diajarkan oleh
guru.
18
c. Integritas bidang studi atau pokok bahasan yakni harus mampu
mengembangkan pribadi siswa dalam segala aspek.
d. Alokasi waktu dan sarana penunjang,dalam pemilihan strategi
haruslah memperhatikan alokasi waktu jam pelajaran serta
sarana prasarana yang ada di sekolah.
e. Jumlah siswa
f. Pengalaman dan kewibawaan pengajar, dalam hal ini seorang
guru harus bisa mengarahkan, memahami dan mengelola kelas
dengan baik. Selain itu, guru harus berperan sebagai fasilitator
tanpa henti yakni membantu siswa menemukan makna
(pengetahuan).13 2. Mesin
Dalam kamus ilmiah populer mesin diartikan dengan alat
penggerak (kendaraan/kapal dsb); pesawat mekanik.14 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia mesin diartikan sebagai perkakas
untuk menggerakkan atau membuat sesuatu, dijalankan dengan roda,
digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan
bahan bakar minyak atau tenaga alam.15 Dalam konteks penelitian ini, mesin diartikan sebagai siswa yang menggerakkan atau membuat
13 Elaine B.Johnson, Contextual Teaching and Learning (Bandung: Mizan Learning Center, 2007),
20
14 M. Dahlan, Kamus Ilmiah..., 457
19
pertanyaan untuk dijawab olehh siswa lain. Dalam hal ini, siswa lah
yang menjadi mesin tersebut untuk dapat memberikan pertanyaan
sebanyak-banyaknya.
3. Penanya
Penanya memiliki definisi orang yang bertanya (menanyai atau
menanyakan);16 orang yang meminta penjelasan. Siswa yang bertanya atau sebagai pelaku penanya diibaratkan dengan sebuah mesin yang
memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
4. Strategi Mesin Penanya
Strategi mesin penanya adalah strategi yang awalnya digunakan
dalam bahasa Arab. Strategi ini digunakan untuk melatih siswa dalam
membuat pertanyaan. Strategi mesin penanya atau dalam bahasa Arab
disebut dengan Mukawwin al-Asilah adalah aktivitas percakapan
berbicara dengan melatih siswa menjadi mesin pembuat pertanyaan.
Siswa dilatih untuk membuat pertanyaan sebanyak-banyanya sesuai
dengan materi yang sudah ditentukan. Prinsip dasar dari teknik ini
adalah karena biasanya kemampuan bertanya lebih sulit daripada
menjawab pertanyaan.17
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a. Guru memberikan materi pembelajaran
16 Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia..., 1018
20
b. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk maju ke depan kelas
c. Guru meminta siswa tersebut agar mengajukan pertanyaan
sebanyak-banyaknya
d. Setiap siswa yang diberi pertanyaan harus menjawab
pertanyaan yang diajukan kepadanya
e. Demikian seterusnya dilakukan secara bergatian oleh setiap
siswa
Strategi mesin penanya berfungsi untuk melatih siswa dalam
membuat maupun mengajukan pertanyaan. Dengan penggunaan
strategi mesin penanya ini, sisa dipaksa untuk terampil bertanya dan
mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya atau sejumlah siswa
yang telah ditentukan. Selain untuk melatih penanya, strategi ini juga
memaksa siswa lain untuk lebih giat belajar, karena siswa yang diberi
pertanyaan harus mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
oleh penanya. Dengan menggunakan strategi ini akan mampu mebuat
siswa terampil bertanya.
Dalam strategi pembelajaran ini, guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun
21
langsung, sehingga belajar merupakan merupakan proses aktif siswa
dalam membangun pengetahuannya sendiri.18
Kelebihan strategi mesin penanya adalah sebagai berikut19 :
a. Lebih mudah diterapkan untuk memperoleh partisipasi aktif
siswa dalam proses belajar mengajar
b. Lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan bertanya siwa
karena siswa harus membuat pertanyaan
sebanyaak-banyaknya.
c. Sebagai sarana penilaian lisan tentang pemahaman siswa
terhadap materi.
d. Dapat membiasakan siswa untuk berani bertanya
e. Dengan siswa yang terbiasa bertanya akan lebih mudah
melatih keterampilan bertanya siswa.
Sedangkan kekurangan dari strategi mesin penanya adalah
sebagai berikut :
a. Membutuhkan banyak waktu untuk menerapkan strategi ini
b. Tidak dapat digunakan dalam kelas besar, lebih efektif
digunakan dalam kelompok kecil.
18 Nur Sholeh, dkk, Pengembangan Kurikulum bahasa Arab (Jogjakarta: Diva Press, 2013), 192 19 Taufiq Siraj, Penulis Buku Prmbelajaran Bahasa Arab MI, Wawancara Pribadi, Surabaya, 20
22
C. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam atau biasa disingkat dengan IPA adalah
pengetahuan tentang keadaan alam.20 Ilmu pengetahuan alam merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula
berasal dari bahasa Inggris ‘science’. Kata ‘science’ sendiri berasal dari bahasa latin ‘scientia’ yang berarti saya tahu. ‘science’ terdiri dari
sosial sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural scences (ilmu
pengetahuan alam). Ilmu pengetahuan alam membahas tentang
gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil
percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.21
Namun dalam perkembangannya science sering diterjemahkan
sebagai natural science dengan sebutan sains yang berarti ilmu
pengetahuan alam (IPA) saja. Walaupun pengertian ini kurang pas dan
bertentangan dengan etimologinya. Untuk itu, dalam hal ini kita tetap
menggunakan istilah IPA untuk merujuk pada pengertian sains yang
berarti natural science. Pelajaran IPA mempelajari tentang alam
semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, didalam perut
20 Meity Taqdir, Kamus Besar Bahasa Indonesia...., 170
23
bumi dan diluar angkasa, baik yang diamati indera maupun yang tidak
dapat diamati dengan indera.22
Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI, khususnya pada
kelas IV antara lain :
a. Rangka manusia dan indera manusia
b. Bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya
c. Jenis-jenis hewan, daur hidup dan pemeliharaannya
d. Hubungan antar makhluk hidup
e. Benda dan sifatnya
f. Gaya
g. Sumber energi, dan lain sebagainya23 2. Materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
a. Perubahan wujud benda
1) Mencair
Mencair adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi
cair. Contohnya Lilin yang dibakar akan meleleh dan mencair, es
batu mencari karena pemanasan suhu.
22 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 136
24
2) Membeku
Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi
padat. Contohnya proses air yang dimasukan kedalam kulkas
sehingga air berubah menjadi es batu.
3) Menguap
Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi
gas. Contohnya proses pemanasan air didalam panci hingga
mendidih dan berubah menjadi panas, bila air dipanaskan terus
menerus maka air akan habis.
4) Mengembun
Mengembun adalah proses perubahan wujud dari gas
menjadi cair. Contohnya awan menjadi hujan dan embun. Proses
pengembunan dapat dilihat pada waktu pagi hari kita akan melihat
titik-titik embun yang menempel pada daun tanaman.
5) Menyublim
Menyublim adalah proses perubahan wujud dari padat
menjadi gas. Contohnya pada waktu kita menyimpan baju dilemari
kita sering memberikan kapur barus (kamper), kamper itu lama-lama
akan habis dengan sendirinya.
6) Mengkristal
25
Gambar 2.1
Skema Perubahan Wujud Zat
b. Energi Panas dan Energi Bunyi
1) Energi Panas (Kalor)
Energi panas dihasilkan dari sumber energi panas. Semua yang
dapat menghasilkan panas disebut sumber energi panas. Berikut benda
yang merupakan sumber energi panas :
- Gesekan dua batu dapat menghasilkan panas
- Lilin yang menyala
26
Gambar 2.2 contoh sumber energi panas
Sumber energi panas terbesar di bumi adalah matahari. Panas
matahari berpindah ke bumi sehingga permukaan bumi menjadi hangat.
Akan tetapi, perpindahan panas tersebut tidak membuat matahari
menjadi dingin karena matahari merupakan sumber energi panas yang
sangat besar dan tidak akan habis. Sumber energi panas yang lain yaitu
air panas. Panas yang terkandung pada air panas juga dapat berpindah.
Perpindahan panas tersebut mengakibatkan perubahan air yang
semulanya panas menjadi dingin. Hal ini disebabkan panas pada air
panas berpindah ke udara luar yang lebih dingin.
Perpindahan panas pada air panas dapat dicegah, yaitu dengan
cara memasukkan air panas ke dalam termos. Alat tersebut dapat
mencegah terjadinya perpindahan panas. Bagian dalam termos terbuat
27
Ruang hampa di antara kedua dinding dan cat perak, dapat mencegah
perpindahan panas.
2) Energi Bunyi
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Semua getaran
benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Berikut
contoh sumber-sumber bunyi :
- Dawai gitar yang dipetik
- Gendang yang dipukul
- Seruling yang ditiup
- Biola yang digesek
Gambar 2.3 Contoh sumber energi bunyi
Getaran bunyi merambat ke segala arah sebagai gelombang.
Makin jauh dari sumber bunyi, bunyi terdengar makin lemah. Kuat
lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo, dan tinggi rendah nada
bunyi ditentukan oleh frekuensi. Amplitudo adalah simpangan terjauh
28
kedudukan benda pada saat tidak bergetar. Frekuensi adalah banyak
getaran yang terjadi dalam satu detik. Satu getaran per detik disebut
satu hertz (Hz). Bunyi yang frekuensinya teratur disebut nada,
sedangkan bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah. Bunyi
yang dapat didengar manusia memiliki getaran 20 sampai 20.000 Hz.
Klasifikasi bunyi yang dapat didengar manusia adalah sebagai berikut :
- Bunyi yang jumlah getarannya antara 20 sampai 20.000 Hz
disebut Audiosonik.
- Bunyi yang getarannya kurang dari 20 Hz disebut Infrasonik.
Hewan yang dapat mendengar bunyi infrasonik, misalnya
Jangkrik
- Bunyi yang getaran lebih dari 20.000 Hz disebut ultrasonik.
Hewan yang dapat mendengar bunyi ultrasonik, antara lain
lumba-lumba dan kelelawar.
c. Perambatan Bunyi
Bunyi dapat merambat dari sumber bunyi ke tempat lain melalui
media, yaitu benda padat, cair, dan gas. Bunyi merambat melalui benda
padat, cair, dan gas.24
1) Bunyi merambat melalui benda padat
Bunyi yang merambat melalui benda padat lebih cepat
terdengar dari pada melalui benda cair dan gas.
29
2) Bunyi merambat melalui benda cair
Sifat bunyi yang dapat merambat pada benda cair
dimanfaatkan manusia untuk mencari harta karun, dan mencari
kapal yang tenggelam di dasar laut.
3) Bunyi merambat melalui benda gas
Contoh benda gas adalah udara. Bunyi petir dapat
terdengar karena ada udara.
D.Strategi Mesin Penanya dalam Meningkatkan Keterampilan Bertanya
Siswa.
Strategi mesin penanya ini berfungsi untuk melatih siswa untuk
terbiasa dalam mengajukan pertanyaan. Dengan menggunakan strategi ini,
siswa dipaksa untuk membuat serta mengajukan pertanyaan
sebanyak-banyaknya. Dengan menggunakan strategi ini, guru dapat menciptakan
suasana kelas yang dapat mengaktifkan siswa serta melatih siswa untuk
terbiasa bertanya.
Melalui strategi mesin penanya, siswa bukan hanya dilatih untuk
berani bertanya, namun juga menuntut siswa untuk memperkaya
pengetahuan serta rasa ingin tahu siswa. Sehingga semakin sering siswa
mengajukan pertanyaan, maka keterampilan bertanya siswa pun akan
meningkat. Jadi, strategi mesin penanya dapat digunakan sebagai salah
30
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas menurut Departemen Pendidikan Nasional sebagaimana
dikutip Suharsimi Arikunto merupakan penelitian yang tepat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan
kualitas pendidikan. PTK adalah suatu penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti
dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan
merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif
dan partisipatif, yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan
(treatment) tertentu dalam suatu siklus.1 Kolaborasi atau kerja sama sangat
penting dilakukan dalam PTK agar diperoleh hasil yang lebih baik dan
mantap serta manfaat yang lebih besar jika dibandingkan dengan PTK
yang dilakukan secara perseorangan.2
1 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 44-45
31
Secara singkat dapat dikatakan bahwa PTK adalah suatu tindakan
penelitian yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi
dalam pembelajaran di kelas melalui suatu perbuatan nyata.
Pada penelitian ini, penelitian tindakan kelas dilakukan secara
kolaboratif antara guru dan peneliti. Hal ini dilakukan atas dasar bahwa
peneliti bukanlah guru ataupun pengajar mata pelajaran IPA kelas IV di
MI Baitussalam. Sehingga, demi mendapatkan data yang lebih akurat dan
valid, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru dalam penelitian
tindakan kelas ini.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model
Kurt Lewin. Proses pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan dalam suatu
rangkaian siklus yang berkelanjutan. Setiap langkah terdiri dari empat
tahap yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Berikut ini adalah keterangan tahapan tersebut:
1. Planning (perencanaan): Mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan persiapan mengajar, di antaranya RPP yang
sesuai dengan skenario pembelajaran untuk pelaksanaannya.
2. Acting (tindakan): Menerapakan strategi mesin penanya dalam
meningkatkan keterampilan bertanya siswa kelas IV pada mata
32
3. Observing (pengamatan): Peneliti mengamati proses penerapan
strategi mesin penanya dalam meningkatkan keterampilan bertanya
siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA.
4. Reflecting (refleksi): mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan
penerapan strategi mesin penanya yang telah dilakukan.
Berikut adalah gambar alur penelitian tindakan kelas model Kurt
Lewin.
Gambar 3.1 PTK Model Kurt Lewin
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
1. Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI
33
tersebut adalah 20 siswa. Penelitian ini mengambil objek penelitian
penerapan strategi mesin penanya pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
2. Tempat
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di ruang kelas IV MI
Baitussalam Cerme Gresik yang beralamatkan Jl. Mawar Dusun
Betiring Desa Banjarsari Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
3. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada jam pelajaran IPA. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 16 November 2016, 11 Januari 2017 dan 16
Januari 2017 pada jam 09.20 sampai dengan 10.30 selama 2 jam
pelajaran pada masing-masing pertemuan.
C. Variabel yang Diselidiki
Variabel yang menjadi sasaran dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah meningkatkan keterampilan bertanya siswa dengan strategi
mesin penanya pada mata pelajaran IPA di kelas IV MI Baitussalam
Gresik. Disamping variabel tersebut, masih ada beberapa variabel yang
lain yaitu :
1. Variabel Input : Siswa kelas IV MI Baitussalam Betiring
Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
34
3. Variabel Output : Peningkatan keterampilan bertanya pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
D. Perencanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus. Setiap
siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.Tahapan tersebut disusun dalam siklus dan setiap siklus
dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Adapun perencanaan
tindakan pada setiap siklus adalah sebagai berikut
Siklus I
1. Perencanaan :
a. Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan.
b. Merancang pembuatan rencana pembelajaran.
c. Merancang pembelajaran IPA.
2. Pelaksanaan
a. Guru menyiapkan segala sesuatu agar suasana kelas siap.
b. Guru mengadakan apersepsi/motivasi.
c. Guru menjelaskan materi pada siswa.
d. Guru memanggil salah satu siswa untuk tampil di depan kelas.
e. Penerapan strategi mesin penanya.
35
3. Pengamatan
Pengamatan yang dilaksanakan terhadap penelitian tindakan
kelas adalah pengamatan terhadap siswa, pengamatan terhadap guru,
mengumpulkan dan mengidentifikasi data. Apabila analisis data 1
sudah diketahui, maka dilakukan refleksi.
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisa hasil kerja
siswa. Analisis dilakukan untuk mengadakan baik kelebihan maupun
kekurangan yang terdapat pada siklus I, kemudian mendiskusikan
hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada pelaksanakan
siklus II.
Siklus II
1. Perencanaan :
a. Guru menentukan kembali pokok bahasan yang akan diajarkan.
b.Merancang pembuatan rencana pembelajaran.
c. Merancang pembelajaran IPA.
d.Merancang membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi.
2. Pelaksanaan
a. Guru menyiapakan segala sesuatu agar suasana kelas siap.
36
c. Guru menjelaskan materi pada siswa .
d.Guru membentuk kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa, sesuai
tempat duduk yang berdekatan untuk berdiskusi bersama.
e. Penerapan strategi mesin penanya.
f. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan.
3. Pengamatan
Pengamatan yang dilaksanakan terhadap penelitian tindakan
kelas adalah pengamatan terhadap siswa, pengamatan terhadap guru,
mengumpulkan dan mengidentifikasi data. Apabila analisis data 1
sudah diketahui, maka dilakukan refleksi.
4. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan setelah guru melakukan tindakan.
Hasil dari analisis data sisklus II, kemudian didiskusikan bersama
untuk mengetahui hambatan maupun kendala selama melaksanakan
37
E. Data dan Cara Pengumpulannya
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam
mengumpulkan data penelitian. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Teknik Non-tes
Teknik nontes digunakan untuk mengumpulkan data tentang
keterampilan bertanya siswa. Alat yang digunakan pada teknik
non-tes yaitu rubrik penilaian performance siswa.
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas guru dan aktivitas siswa. Adapun instrumen penelitiannya
menggunakan lembar observasi.
3. Wawancara (Interview)
Teknik wawancara atau interview digunakan untuk mengumpulkan
data tentang masalah yang terjadi pada proses belajar mengajar
serta masalah keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar.
Adapun instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan
cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notula rapat,
legger, agenda, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, dokumentasi
38
madrasah, perangkat pembelajaran yang digunakan serta catatan
guru dalam pembelajaran sehari-hari.
F. Analisis Data
Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah
Analisis Deskriptif Kualitatif, yaitu suatu bentuk penelitian yang
ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiyah, ataupun
rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktifitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.
Untuk memecahkan suatu masalah, atau menentukan suatu tindakan
diperlukan sejumlah informasi. Informasi tersebut dikumpulkan melalui
penelitian deskriptif.
Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan
untuk mengamati permasalahan secara sistematis, dan akurat mengenai
fakta dan sifat objek tertentu. Penelitian deskriptif ditujukan untuk
menggambarkan serta memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang
atau kerangka berpikir tertentu. teknik ini digunakan agar dapat
menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada atau mengenai
kondisi/hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses
yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau
39
Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik reduksi data yaitu
kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi data
kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan
informasi dalam bentuk tes naratif yang disusun, diatur dan diringkas
sehingga mudah dipahami.3 Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi.
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian digunakan triangulasi.
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada.
Dalam menganalisis keaktifan bertanya siswa untuk setiap siklus
dengan menggunakan lembar observasi tentang aktivitas bertanya siswa di
dalam kelas serta hasil data observasi aktivitas guru akan dianalisis dengan
pedoman kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kategori penilaian aktivitas guru dan siswa
Nilai Kategori
76-100 Sangat Baik
51-75 Baik
26-50 Cukup
40
0-25 Kurang
Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena dalam lembar
observasi terdapat 4 kriteria penilaian, yakni:
nilai 1 = Tidak terlaksana,
nilai 2 = Terlaksana namun kurang maksimal,
nilai 3 = Terlaksana dengan cukup baik,
nilai 4 = Terlaksana sesuai dengan prosedur dan alokasi
waktu yang ditentukan
Cara menghitung nilai aktivitas guru dan siswa berdasarkan lembar
observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut :
... Rumus 1
Keterangan :
41
Untuk menganalisis tingkat keterampilan bertanya siswa,
kriterianya adalah sebagai berikut :
Sedangkan cara menghitung skor yang diperoleh tentang
keterampilan bertanya siswa adalah sebagi berikut :
... Rumus 2
Keterangan :
43
Adapun cara untuk menghitung rata-rata skor akhir siswa adalah
sebagai berikut :4
... Rumus 3
Keterangan :
Mean = Rata-rata skor terakhir siswa
∑ X = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh siswa
n = Jumlah keseluruhan siswa
G. Indikator Kinerja
Dalam sebuah penelitian tindakan kelas, pasti terdapat kriteria
keberhasilan tindakan atau penelitian. Sehingga, apabila setelah
melakukan penelitian dan belum mencapai keberhasilan sesuai yang
diharapkan, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya, dengan membuat
rancangan pembelajaran yang direvisi sesuai dengan hasil pengamatan di
kelas selama proses penerapan strategi berlangsung sebelumnya.
Kriteria keberhasilan yang digunakan oleh peneliti adalah kriteria
relatif, yaitu dengan membandingkan hasil sebelum tindakan dilakukan
dan sesudah dilakukannya tindakan.
4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),
44
Adapun kriteria keberhasilan yang digunakan peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika hasil observasi aktivitas
siswa dan aktivitas guru sekurang-kurangnya berkategori baik.
2. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan skor
rata-rata keterampilan bertanya ≥ 20.
3. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika sekurang-kurangnya skor
rata-rata terakhir siswa adalah 75.
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan penelitian kolaboratif.
Peneliti dan guru IPA kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik melakukan
kerjasama dalam kegiatan penelitian ini. Adapun tim peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peneliti
Nama : Lutfiyan Nurdianah
Jabatan : Mahasiswa
Tugas : Menyusun Rencana Pembelajaran, menyusun lembar
observasi guru dan siswa, menyusun rubrik penilaian
45
2. Guru Kolaboratif
Nama : Umi Khofsah, S.Pd
Status : Guru IPA Kelas IV
Tugas : Mengamati pelaksanaan pembelajaran, observasi dan
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan judul Peningkatan
Keterampilan Bertanya pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui
Strategi Mesin Penanya Siswa Kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik Tahun
Pelajaran 2016/2017 ini telah dilaksanakan pada bulan November 2016 hingga
Januari 2017. Pada bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian dan
pembahasan yang telah didapatkan di lapangan.1
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan
bertanya siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui
strategi mesin penanya di kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik
diuraikan dalam tahapan tiap siklus yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar di kelas. Data penelitian ini diperoleh dari penilaian
performance, hasil observasi, wawancara serta dokumentasi.
1. Tahap Pra-Siklus
Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengumpulkan data dari wawancara dan observasi kelas. Pada
tahap ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru kolaborasi
47
maupun dengan beberapa siswa tentang permasalahan pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, peneliti juga
melakukan observasi awal tentang kegiatan belajar mengajar siswa.
Serta aktivitas serta metode pengajaran yang digunakan oleh guru.
Gambar 4.1
Kegiatan Belajar Mengajar di kelas IV MI Baitussalam pra-siklus
Wawancara ini dilakukan pada hari Rabu, tanggal 16
November 2016 pukul 09.20 WIB. Wawancara ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi awal pengetahuan siswa, kesulitan belajar siswa
serta kondisi proses belajar mengajar yang selama ini berlangsung
pada mata pelajaran IPA di kelas IV MI Baitussalam Cerme Gresik.2
Menurut guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV
pada saat melakukan wawancara, beliau menjelaskan bahwa selama ini
siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hanya ada 3 siswa yang mau
bertanya sesuai dengan konteks materi. Saat bertanya pun mereka tidak
48
mengangkat tangan terlebih dahulu serta beberapa volume suaranya
sangat kecil, sehingga guru harus mengulangi pertanyaan tersebut agar
seluruh siswa dapat mengetahui pertanyaan yang dilontarkan oleh anak
tersebut. Sedangkan 18 siswa lainnya hanya mendengarkan dan diam
ketika disuruh bertanya. Sehingga perlu diberi motivasi lebih agar bisa
aktif dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat keterampilan bertanya siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di MI Baitussalam masih rendah, sehingga perlu
diadakan tindakan untuk memecahkan permasalahan di kelas tersebut.
Penelitian yang akan dilakukan pada siklus I haruslah
memperhatikan beberapa hal berikut :
a. Membuat kegiatan belajar mengajar yang dapat mengaktifkan
partisipasi siswa, menyenangkan dan tidak membosankan
b. Membuat kegiatan belajar mengajar yang memberikan
kesempatan kepada semua siswa agar berani bertanya
c. Memberikan motivasi kepada siswa untuk bisa berpartisipasi
aktif khususnya dalam bertanya
d. Menggunakan strategi mesin penanya guna menunjang
49
2. Tahap Siklus I
Pada siklus I terdiri dari empat tahap, yakni tahap
perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan/observasi dan
refleksi. Tahap siklus I dalam penelitian ini, dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 11 Januari 2017 pada saat mata pelajaran IPA pukul
09.20 sampai dengan 10.30 WIB. Tahap pelaksanaan siklus II
dilakukan dengan alokasi waktu sebanyak 2 X 35 menit di kelas IV MI
Baitussalam. Adapun hasil penelitian pada tiap tahapan di siklus I
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Sesuai dengan uraian hasil wawancara dan observasi
pada tahap pras-siklus, maka kegiatan yang dilakukan pada
tahap perencanaan antara lain :
1) Menentukan pokok bahasan atau materi yang akan
diajarkan pada siklus I. Kemudian menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum
yang digunakan sekolah serta sesuai dengan
langkah-langkah strategi mesin penanya. RPP yang sudah disusun
tersebut kemudian divalidasikan kepada bapak Dr.
Sihabuddin, M.Pd, M.Pd.I selaku validator. Hasil dari
validasi tersebut adalah RPP dapat digunakan dengan revisi
50
pelajaran untuk dipelajari sehingga perangkat pembelajaran
tersebut dapat digunakan atau dilaksanaan pada
pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I.3 2) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa sesuai
dengan langkah kegiatan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). lembar observasi yang sudah dibuat
kemudian divalidasikan kepada bapak Sulthon Mas’ud, S.Ag, M.Pd.I selaku validator. Hasil dari validasi lembar
observasi tersebut adalah lembar observasi dapat digunakan
untuk siklus I.4
3) Membuat rubrik penilaian performance untuk mengukur
keterampilan bertanya siswa sesuai dengan indikator
keterampilan bertanya. Rubrik penilaian performance yang
sudah dibuat kemudian divalidasikan kepada bapak Dr.
Sihabuddin, M.Pd, M.Pd.I selaku validator. Hasil dari
validasi rubrik penilaian performance adalah instrumen
dapat digunakan dengan revisi kecil.5
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Validasi RPP dapat dilihat pada lampiran 3
51
4) Menyiapkan media/alat atau bahan yang akan digunakan
pada saat pelaksanaaan tindakan seperti buku,
gambar-gambar penunjang materi dan lain sebagainya.6
Hal-hal tersebut di atas dilakukan agar dapat menunjang
kegiatan proses belajar mengajar agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana serta dapat menunjang ketercapaian tujuan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan/Tindakan
Penelitian tindakan kelas pada siklus I ini dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 11 Januari 2016 saat mata pelajaran
IPA pada pukul 09.20-10.30 WIB dengan lokasi waktu 2 x 35
menit. Penelitian ini dilaksanakan bersama guru kolaborasi
(guru mata pelajaran IPA) di kelas IV MI Baitussalam Betiring
Cerme Gresik. Dimana guru Kolaborasi bertugas sebagai
observer yang mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun
sebelumnya. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
meliputi : kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan
penutup.
52
Pada kegiatan pendahuluan guru mengondisikan siswa
dengan mengucapkan salam, serentak siswa menjawab salam
yang diucapkan oleh guru. Kemudian guru menanyakan kabar
siswa yang dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa.
Siswa merespon absen yang dicakan oleh guru. Setelah itu,
guru mengeluarkan es yang dibawanya didalam wadah gelas
plastik. Guru meminta siswa untuk memperhatikan es tersebut,
siswa pun memperhatikan es yang dibawa guru. Kemudian
guru menuliskan materi yang akan dibahas di papan tulis.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang
perubahan wujud zat. Siswa memperhatikan penjelasan guru
dengan seksama. Kemudian guru mengeluarkan gambar sambil
menjelaskan, sedangkan siswa memperhatikan dengan baik
gambar yang ditunjukkan oleh guru. Setelah itu, kegiatan
dilanjutkan dengan pelaksanaan strategi mesin penanya dimana
guru meminta salah seorang siswa untuk maju ke depan kelas.
Sebelum melaksanakan strategi mesin penanya, guru
menjelaskan langkah-langkah strategi mesin penanya terlebih
dahulu. Setelah semua siswa mengerti langkah-langkah strategi
mesin penanya ini, kemudian dilanjutkan dengan praktek
strategi mesin penanya. Salah seorang siswa maju ke depan dan
53
siswa yang diberi pertanyaan menjawab pertanyaan tersebut
semampu siswa. Setelah siswa tersebut selesai menanyai
beberapa siswa, guru memberikan apresiasi dengan meminta
seluruh siswa bertepuk tangan kepada siswa yang maju dan
memberikan reward kepada siswa tersebut. Kemudian dilanjut
siswa lain yang menggantikannya. Guru terus mendampingi
siswa yang memberi pertanyaan dan yang menjawab
pertanyaan.
Gambar 4.2
Penerapan strategi mesin penanya pada siklus I
Berikut rekapitulasi nilai performance keterampilan
bertanya siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam :7