• Tidak ada hasil yang ditemukan

The 3 third Proceeding Annual National Conference for Economics and Economics Education Research Vol. 3 (Februari 2021): 1-9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The 3 third Proceeding Annual National Conference for Economics and Economics Education Research Vol. 3 (Februari 2021): 1-9"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 3 (Februari 2021): 1 - 9

KETERAMPILAN ERA DISRUPSI DAN TANTANGAN PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI (DARI SEKOLAH MENJADI DI RUMAH, DARI MENGAJAR

MENJADI BELAJAR) Oleh

Ripho Delzy Perkasa1), Cicilia Melinda2)

1)Program studi Tadris IPS UIN Sumatera Utara Medan

Email:riphodelzyperkasa@uinsu.ac.id

2)Program Studi Pendidikan IPS Universitas Pasir Pengaraian Riau

Email:ciciliamelinda7@gmail.com

Submitted: 2021-01-27 Reviewed: 2021-01-28 Accepted: 2021-02-20

Abstract

The higly revolutionary development of internet technology and social media have shocked many.They are unprepared for the effects. Ironically the teachers of paperless still have to struggle with the administration. The disruptive teacher must no ionger immerse himself in a paperlessthicket is not the solution to paperless student dynamics. Don’t teach kids now and old school. Generations of milliseconds tend to linger in the themselves, but they can no longer be compelled by watching teachers monologues wich tend to be boring. In stark contrast to the condition of the covid 19 pandemic has altered the face of current education where teachers and student are separated from the virtual world through application that can be used in the teaching process. This should certainly be of concern to us teachers who inevitably , like or dislike must be able to answerthe challenge of be able to use that medium in support of the learning process.

Abstrak

Perkembangan teknologi internet, gawai dan medsos yang begitu revolusioner membuat banyak pihak terkaget- kaget. Mereka tidak siap dengan berbagai dampak yang ditimbulkannya. Ironis, guru diera paperless masih harus ribet dengan urusan administrasi. Diera disrupsi guru tidak boleh lagi membenamkan diri dalam belukar kertas administrasi yang sesungguhnya bukan solusi bagi dinamika murid zaman paperless. Jangan ajarkan siswa zaman now dengan pengajaran jaman old. Generasi milenial cenderung asyik sibuk sendiri, mereka tidak bisa lagi dipaksa dengan memperhatikan monolog guru yang cenderung membosankan. Sangat kontras dengan kondisi tersebut pandemic covid 19 telah merubah wajah pendidikan saat ini dimana antara guru dan siswa terpisahkan oleh dunia maya melalui aplikasi yang dapat dimamfaatkan dalam proses belajar mengajar. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagi kita sebagai seorang guru yang mau tidak mau suka atau tidak suka harus mampu menjawab tantangan ini dan mampu menggunakan media tersebut dalam mendukung prose pembelajaran.

Jel Classification: D83; I24

Kata Kunci:pembelajaran era disrupsi, pendidikan

PENDAHULUAN

(2)

Vol. 3 (Februari 2021): 1 - 9

yang terbelenggu kejayaan masa lalu pasti menentang. keberhasilan tak pernah bersifat finali. Kehidupan tak berhenti setelah mencapai kesuksesan. Ada satu tuntutan agar tak ditelan pergeseran zaman : to keep yuor relevant. Menjaga agar pekerjaan termasuk guru tetap relevan dengan spirit zaman digital. Ekosistem digital menjalankan peran membentuk interkoneksi, membuat segalanya terhubung dan mempermudah kegiatan sosial ekonomi. Ia Memberi akses bagi keragaman kapabilitas sumber-sumber daya dan talenta Untuk melahirkan inovasi.

Rhenald Kasali dalam the great shifting (2014) menjelaskan ciri-ciri pergeseran motif dan besar-besaran sebagai berikut: 1) dimulai dari teknologi dasar merembet ke semua yang semula berdiri sendiri-sendiri lalu berpaling sebagai satu kesatuan lewat konvergensi. smartphone misalnya merupakan konvergensi banyak semikonduktor software internet kamera digital telekomunikasi, 2) dari industri berbasis produk menjadi industri berbasis platform. Pertandingan berubah menjadi era industri ditandai dengan penemuan mesin uap. kini era industri berubah menjadi era digital online. berkat internet, smartphone dan media sosial . perkantoran bergeser ke Jagat Maya, cyber dan virtual. garis baru, 3) teknologi tidak pernah stagnan. setiap revolusi atau penemuan baru berdampak besar pasti diikuti evolusi atau social Invention . Penemuan mesin uap ikuti dengan perkembangan menjadi mesin berbahan bakar cair atau bensin dan solar, mesin pesawat baling-baling dan mesin jet. evolusi itulah yang membuat industri semakin maju berkat sarana transportasi canggih, 4) Ranah sosial budaya juga mengalami pergeseran berkat sosial invention. Budaya pertanian dan industri berbeda dengan budaya digital yang kolaboratif , berjejaring cepat dan serempak, 5) budaya baru digital itu dikembangkan mereka yang menghadirkan masa depan ke hari ini. Bandingkan dengan warisan budaya pertanian dan industri yang cenderung menghadirkan kompleksitas masa lalu pada hari ini yang serba membatasi. The great shifting membuat yang lama tampak kadaluarsa (ketinggalan zaman) sehingga harus diciptakan inovasi baru agar tetap relevan.

Guru era milenial mesti beradaptasi dengan dunia baru pada era milenial, agar pendidikan tetap bisa berselancar diatas gelombang pergeseran. Bukan tenggelam dibawahnya. Sistem pendidikan mesti berpacu mengimbangi perubahan. Industri pendidikan sayangnya yang merupakan salah satu industri yang memiliki tingkat perubahan yang paling lambat. Masa jeda masing- masing industry itu berbeda yang dibutuhkan sejak suatu gagasan baru ditemukan sampai penerapannya.

Diantara semua sector industry, pendidikan memiliki masa jeda terlama kedua 50 tahun. Anak- anak yang mulai bersekolah hari ini akan menjadi kakek nenek saat system pendidikan mengadaptasi perubahan yang ditawarkan 50 tahun yang lalu. Inilah sumber frustasi yang tak kunjung disadari para guru dan pengelola sekolah. System pendidikan ditemukan pada era agrarian dan diperbarui secara marginal pada era industry. Tak heran apabila kurang bisa melayani generasi digital yang hidup diera informasi yang bergerak cepat selalu berubah.

(3)

Vol. 3 (Februari 2021): 1 - 9

Hal baru yang muncul hari ini, diera pemercepat percepatan informasi menjadi using dalam tempo kurang dari dua tahun. Para murid zaman now bisa luwes menyesuaikan diri dengan pemercepat percepatan itu. Sebagian besar guru zaman semonow keteteran beradaptasi. Murid zaman digital divonis mengalami attention deficit disorder (gangguan kemerosotan perhatian). Padahal yang terjadi sesungguhnya mereka mengalami kebosanan karena guru dan sekolahnya ketinggalan zaman.

Munculnya pandemic virus Covid 19 merobohkan semua sendi kehidupan masyarakat tidak terkecuali sector pendidikan. Hampir seluruh sekolah di dunia menutup sekolah sampai perguruan tinggi dan universitas termasuk di Indonesia. ii Alasan keselamatan dan kesehatan peserta didik, guru dan warga sekolah merupakan prioritas utama demi mencegah merebaknya virus ini. Kondisi pandemic tidak memungkinkan dilaksanakannya belajar mengajar melalui tatap muka antara guru dan siswa, karena hal tersebut sangat beresiko untuk siswa, guru maupun warga sekolah yang lain. Berbagai upayapun dilakukan oleh pemerintah agar proses belajar mengajar tetap berjalan sehingga tidak mengganggu transfer knowledge dari gur kepada peserta didik. Salah satu kebijakan yang diambil adalah dengan menerapkan beberapa strategi diantaranya pembelajaran system daring, pembelajaran dengan system luring dan pembelajaran guru kunjung.

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tersebut tidak serta merta memberikan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan pembelajaran. Pembelajaran dengan system daring yang menggunakan akses internet membuat siswa dan guru melakasanakan pembelajaran dari rumah. Hal ini tentunya membuat siswa dan guru sedikit terkejut atau terkaget- kaget yang biasa dari sekolah menjadi dirumah dan dari mengajar menjadi belajar. Baik siswa maupun guru mengalami kewalahn dalam melaksanakan pembelajaran daring ini, bagi siswa pembelaran daring ini tentunya akan menambah pengeluaran keluarga sehingga orang tua mereka dirumah harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk menyediakan kuota internet. Sebaliknya guru harus dihadapkan pada kemampuan dalam mengaplikasikan aplikasi- aplikasi yang terkait dengan pembelajaran daring ini. Adapun aplikasi yang biasa digunakan oleh guru diantaranya whatsapp grup, google classroom dan zoom..

Kemampuan penguasaan teknologi guru yang minim menyebabkan mereka terkendala dalam melaksanakan proses belajarmengajar. Selain itu permasalahan jaringan internernet juga tidak bisa dihindari, banyak diantara siswa- siswa yang berasal dari daerah- daerah yang terpencil yang belum tersentuh akses internet harus rela berjalan berjam jam dan menempuh jaraj yang cukup jauh hanya untuk mendapatkan signal internet. Tentunya hal ini membuat semua pihak kebingungan dan kewalahan dikarenakan ketersediaan infrastruktur yang belum memadai dan sangat terbatas. Fenomena- fenomena yang terjadi dilapangan tersebut membuat penulis tertarik untuk menulis sebuah artikel dengan tujuan untuk menganalisis: 1) Keterampilan Dasar Era Disrupsi, 2) Tantangan Pendidikan ( dari sekolah menjadi dirumah, dari mengajar menjadi belajar)

(4)

Vol. 3 (Februari 2021): 1 - 9

Penulisan artikel ini mengacu pada tulisan Rizqon Halal Syahaji pada tahun 2020 dengan judul Dampak covid 19 pada pendidikan di Indonesia:Sekolah, Keterampilan dan Proses Pembelajaran yang diterbitkan pada Jurnal Sosial dan Budaya Syar’I vol 7 no 5. Dalam artikel tersebut penulis mengungkapkan bagaimana fakta dan fenomena kerinduan peserta didik pada sekolah, dengan diberlakukannya pembelajaran daring mengakibatkan banyak dari keterampilan yang seharusnya berkembang dari peserta didik malah terhambat. Proses pembelajaran daring sangat memberatkan semua pihak baik siswa, guru maupun orang tua sehingga dibutuhkan kerja sama dan peran serta dari semua pihak.

Perbedaan tulisan yang penulis buat dari tulisan sebelumnya terletak pada keterampilan guru di era disrupsi yang menghadapi tantangan di masa pandemic covid 19 saat ini. Tantangan terberat guru saat ini adalah bagaimana guru merancang, mengelola pembelajaran serta mampu mengaplikasikan perangkat lunak atau aplikasi yang mampu menunjang proses belajar mengajar sehingga walaupun dengan belajar daring tetap mampu menghadirkan pembelajaran yang bermakna.

METODE PENELITIAN

Adapun teknik dalam penulisan artikel ini adalah dengan studi kepustakaan dengan cara penulis menghimpun informasi yang relevan dengan topic atau masalah yang akan dibahas. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku- buku ilmiah, tesis, disertasi, peraturan- peraturan, ketetapan- ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia dan sumber- sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik.

HASIL PENELITIAN

1. Keterampilan Dasar Era Disrupsi

Kehidupan tidak dapat dijalankan seperti lintasan lari, meskipun setiap kita memiliki lintasan sendiri, tidak ada garis yang tegas yang memisahkan lintasan kita dengan orang lain. Kita berlalri dilintasan yang sama dan kita berlari menuju garis finish yang sama. Jika ingin berlari cepat maka berlarilah sendiri, jika ingin berlari jauh maka berlarilah bersama- sama.

Dengan demikian kebersamaan menjadi penting dalam hal kesuksesan. Kesuksesan yang hanya berdampak pada pada diri sendiri bukan lah kesuksesan, akan tetapi hal tersebut adalah kesuksesan egosentris. Kesuksesan sejatinya adalah kesuksesan bersama yang berdampak pada kehidupan diri sendiri, kehidupan sesame dan kehidupan alam semesta.

Kesuksessan atau keberhasilan didalam dunia pendidikan di era disrupsi tidak akan pernah terlepas tidak mungkin dapat diwujudkan jika tidak ada kerjasama yang baik antara Pemerintah dengan pihak sekolah sebagai satuan penyelenggaran pendidikan. Kata Disruption ini menjadi amat popular karena bergerak sejalan dengan muncul dan

(5)

Vol. 3 (Februari 2021): 1 - 9

kewirausahaan biasa menjadi startup. Kata ini bergeser dari istilah yang dikenal setelah perang dunia, yaitu “destruction” yang dipekenalkan Schumpeter.

Disrupsi adalah suatu proses. Ia tidak terjadi seketika. Dimulai dari ide, riset atau eksperimen, lalu proses pembuatan, pengembangan business model. Ketika berhasil, pendatang akan mengembangkan usahanya pada titik pasar terbawah yang diabaikan incumbent, lalu perlahan-lahan menggerus ke atas, ke segmen yang sudah dikuasai

incumbent. Disrupsi adalah istilah untuk keadaan yang sebenarnya terjadi seabgai akibat

dari perubahan keadaan industry berawal dari perkembangan teknologi informasi yang telah berubah secara cepat. Dukungan teknilogi informasi mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perkembangan industri.

Dunia hari ini sedang mengahadapi fenomena disruption (disrupsi), situais dimana pergerakan dunia industry atau persaingan kerja tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru. Disrupsi menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif dan disruptif. Cakupan perubahannya luas mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, sosial masyarakat hingga pendidikan. Era ini akan menuntut kita untuk berubah atau punah.

Tidak diragukan lagi, disrupsi akan mendorong terjadinya digitalisasi sistem pendidikan. Munculnya inovasi aplikasi teknologi seperti Uber atau Gojek akan menginspirasi lahirnya aplikasi sejenis di bidang pendidikan.iii

Era disrupsi menuntut semua elemen pendidikan memiliki kecakapan dalam keterampilan dasar di era ini. Adapun kecakapan atau keterampilan dasar tersebut meliputi:

a. Berfikir kritis dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah b. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berkolobarasi c. Kreatif dan imajinatif

d. Kewarganegaraan digital e. Literasi digital

f. Kepemimpinan siswa dan pengembangan diri

Kontribusi dan peran seorang guru didalam dunia pendidikan sangatlah urgen, karena syarat dari belajar adalah adanya guru. Sebagai guru yang hidup atau berada di era global saat ini, kita dituntut untuk kreatif dan menguasai tekhnologi agar tidak tertinggal oleh arus zaman.Tidak dapat dipungkiri era globalisasi menuntut kita harus aktif, kreatif menguasi teknologi. Jika tidak bisa mengikuti arus perkembangan zaman moderen saat ini maka kita tertinggal dengan yang lain. Di era global dan modern saat ini terlebih lagi di saat semua Negara belahan dunia terdampak pandemic virus 19 yang mengharuskan

(6)

Vol. 3 (Februari 2021): 1 - 9

hampir semua lini menggunakan aplikasi tekhnologi contoh pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara daring, daftar hadir kerja memakai google form atau aplikasi sejenis, untuk naik ojek sekarang juga lebih mudah yaitu dengan aplikasi semisal gojek dan grab, untuk mengisi arus listrik sudah cangkih yaitu adanya pulsa token listrik, untuk memesan tiket pesawat, tiket hotel tinggal memesan dengan aplikasi yang telah disediakan perusahaan, dan juga bahkan buku-buku pelajaran sudah banyak yang berbentuk elektronik. Maka dari itu kalau kita sebagai guru kurang menguasai teknologi maka kita pasti susah sendiri.

Beban berat dipundak seorang guru di era disrupsi pada masa pandemic covid 19 ini tidak hanya saja harus mampu menggunakan media pendidikan atau sumber- sumber belajar elektronik. Akan tetapi guru harus mampu menyiapkan peserta didiknya yang memiliki kecakapan abad 21 yang dicerminkan dengan peserta didik yang mampu berfikir kritis dan analitis, kreatif dan inovatif, komunikatif dan kolaboratif. Untuk itu guru diharapkan mampu menempatkan diri dan menjalankan perannya sebagai pengajar yang mampu menyampaikan pesan dengan tepat sasaran, penjaga gawang dalam hal membantu peserta didik agar mampu menyaring dampak negative yang masuk,

fasilitator dalam hal bertukar pikiran, katalisator yang mampu menggali dan

mengoptimalkan potensi peserta didik, serta penghubung yang mampu menghubungkan peserta didik dengan sumber- sumber belajarnya.

2. Tantangan Pendidikan (dari sekolah menjadi dirumah, dari mengajar menjadi

belajar) di masa pandemic covid 19

Pandemic covid 19 telah merubah semua aspek kehidupan masyarakat. Semua manusia dimuka bumi seolah- olah berada dalam sebuah mimpi, dimana semuanya berubah. Sekolah tidak lagi menyelenggarakan pembelajaran, pusat perekonomian ditutup, perusahaan ditutup, semua daerah di lock down dan tidak ada yang boleh keluar dari daerahnya. Siswa dan siswi kehilangan keceriaan, senyuman, masa bermain merekan, sosialisasi mereka sesama teman pun dilarang demi mematuhi anjuran pemerintah dalam social distancing dan physical distancing. Disisi lain perkonomian pun babak belur, PHK terjadi dimana mana, daya beli masyarakat rendah, angka kemiskinan pun dikuatirkan akan terus meningkat walaupun bantuan social telah disalurkan oleh pemerintah. Pemerintah berada pada posisi yang tidak menguntungkan, di satu sisi pemerintah mengkhawatirkan laju penambahan korban covid 19 namun disisi yang lain pemerintah juga harus mempertimbangkan keberlansungan perekonomian Negara. Semakin meningkatnya korban yang terpapar virus covid 19 mengharuskan pemerintah mengambil kebijakan penutupan sekolah. Alasan keselamatan dan kesehatan menjadi pertimbangan utama mengingat sekolah dikhawatirkan dapat menjadi salah satu tempat yang dapat menyebarkan virus tersebut, entah itu melalui kontak lansung atau tidak langsung dari guru kesiswa dan sebaliknya.

(7)

Vol. 3 (Februari 2021): 1 - 9

Kondisi ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kita sebagai seorang guru, sekolah yang semulanya adalah tempat mereka menuntut ilmu, bermain dengan teman- teman, berinteraksi dengan guru dan warga sekolah lainnyaiv. Sekolah yang secara keseluruhan merupakan media berinteraksi antara guru dan siswa untuk meniningkatkan intelegensi, skill dan kasih sayang diantara mereka. Namun sekarang harus berhenti atau ditutup secara tiba- tiba, sekarang sudah tidak kita dengar lagi suara serak- serak basah guru dikelas ketika menjelaskan materi pelajaran, canda tawa penuh riang gembira wajah wajah peserta didik, tidak ada sidak mendadak yang dilakukan oleh kepala sekolah, tidak ada ulangan harian, ujian tengah semester atau ujian akhir semester bahkan tidak ada lagi ujian nasional. Mereka terpisahkan oleh satu ruang yang dinamakan ruang virtual.

Hadirnya wabah pandemic covid 19 di seluruh dunia termasuk Indonesia menuntut dunia pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan atau bertransformasi dengan keadaan yang datang secara tiba- tiba atau bisa dikatakan sebagai keadaan yang daruratv. Sekolah secara tidak langsung harus mampu dan mau atau tidak mau, suka atau tidak suka melaksanakan pembelajaran secara daring. Namun pada kenyataannya pelaksanaan pembelajaran melalaui secara daring bukanlah salah satu alternative yang dianggap paling efektif mengatasai permasalahan pembelajaran. Karena pada hakikat nya banyak permasalahan yang sama- sama kita dengar, kita lihat dan kita rasakan sebagai seorang tenaga pengajar.

Penggunaan teknologi bukan tidak ada masalah, akan tetapi juga dapat menghambat efektifitas dalam pecapaian tujuan pembelajaran dengan pembelajaran daring antara lain:

1. Dari sekolah menjadi dirumah, dari mengajar menjadi belajar

Pandemi covid 19 telah merubah wajah pendidikan, sekolah yang biasanya dilaksanakan dirumah saat ini dilaksnakan disekolah melalui kegiatan virtual daring. Bayak kendala- kendala yang dirasakan oleh siswa, guru bahkan orang tua murid dirumah. Para siswa mengeluhkan bahwa dengan pembelajaran daring mereka kehilangan hak mereka dalam memperoleh pengetahuan mereka sementara mereka harus tetap membayar kewajiban mereka kepada pihak sekolah. Kondisi tersebut semakin diperparah lagi dengan terbatasnya ruang gerak mereka untuk dalam berinteraksi dengan kelas social mereka sehingga mereka merasa bosan, jenuh bahkan sampai frustasi ketika tugas yang menumpuk yang diberikan oleh guru sementara mereka tidak ada teman berbagi untuk itu.

Senada dengan hal tersebut para guru pun tidak kalah shock dengan kondisi ini, dimana mereka harus mampu melaksanakan pembelajaran secara virtual. Sementara banyak diantara guru- guru kita bisa dikatakan guru- guru yang sudah berusia lanjut dan tidak melek teknologi. Hal ini tentunya akan berdampak pada pencapaian tujuan

(8)

Vol. 3 (Februari 2021): 1 - 9

Para guru yang semula ketika sampai disekolah siap untuk mengajar sekarang harus belajar bagaimana penggunaan teknologi berbasis intenet untuk melakasanakan pembelajaran daring. Mereka harus mampu menguasai bagaiman teknis penggunaan aplikasi pembelaran virtual yang akan mereka lakukan misalnya wa grup, google classroom, zoom dan lain sebagainya.

Orang tua memegang peranan yang tidak kalah penting dalam hal pembelajaran daring ini. Dalam hal ini selain menjadi orang tua dirumah peran dan fungsi orang tua semakin bertambah dengan menjadi guru dadakan. Perbedaan tingkat pendidikan orang tua siswa dirumah tentunya akan berpengaruh signifikan dengan pemahan orang tua terhadap kemapuan mereka dalam menguasai konsep- konsep materi pelajaran. Selain itu ketidakmampuan dan kesibukan orang tua dalam menjadi guru dadakan menyebabkan banyak daripada orang tua kita yang malah hanya menyuruh anak- anak mereka belajar dengan HP sehingga pembelajaran akan dirasakan sangat- sangat tidak bermakna oleh seorang anak.

2. Tidak semua guru dan siswa memiliki sarana dan prasarana yang lengkap

Ketidaksiapan dunia pendidikan kita diera pandemic covid 19 ini juga dikarenakan kurang atau minimnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran daring oleh guru dan siswa. Harga HP, Laptop dan Komputer yang mahal tentunya menjadi penghalang atau tantangan dalam pendidikan daring. Kondisi ekonomi yang lemah dari guru dan orang tua murid membuat mereka tidak mampu untuk membelinya. Alasan ekonomi menjadi factor utama, terlebih lagi bagi orang tua murid, jangankan untuk membeli barang- barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari- haripun mereka sangat sulit. Hal tersebut tentunya akan sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Akses internet yang tidak merata

Pembangunan fasilitas umum yang timpang di Indonesia menjadi permasalahan yang harus menjadi perhatian pemerintah terlebih lagi dimasa pandemic covid 19 ini. Dimana dunia pendidikan sangat tergantung pada ketersediaan akses internet. Pembelajaran daring tidak akan terlaksana dengan baik jika akses internet didaerah mereaka tidak lancer. Tidak semua daerah terjangkau dengan akses internet memadai, sehingga banyak siswa dan guru mengeluhkan hal tersebut. Seringkali kita mendengar dan melihat berita di media massa siswa yang berasal dari daerah terpencil harus rela berjalan puluhan meter untuk menjangkau lokasi yang ada akses internetnya. Seyogyanya ketersediaan sarana public ini menjadi perhatian oleh pemerintah, sehingga dapat menunjang pelaksanaan PBM melalui daring ini. 4. Kurang siapnya penyediaan anggaran

(9)

Vol. 3 (Februari 2021): 1 - 9

dalam hal ini baik guru maupun orang tua murid harus menyiapkan kas khusus untuk membeli kuota tersebut. Disatu sisi mereka harus memenuhi kebutuhan pokok hidup mereka, disisi lain mereka harus membeli kuota internet yang mereka tidak mampu untuk membelinya.Sangat dilematis memang disaat dunia pendidikan sangat diharapkan untuk menopang pembangunan dan produktivitas namun kesejahteraan guru dan oran tua murid belum melaju kearah yang sama. Idealnya Negara harus mampu hadir dan memfasilitasi kebutuhan biaya( anggaran) yang dimaksud

PENUTUP

Keterampilan era disrupsi dimasa pandemic covid 19 sangat dibutuhkan. Pandemic covid 19 telah merubah wajah pendidikan kita, dimana pembelajaran harus dilaksanakan secara virtual atau daring. Beban berat dipundak seorang guru di era disrupsi pada masa pandemic covid 19 ini tidak hanya saja harus mampu menggunakan media pendidikan atau sumber- sumber belajar elektronik. Akan tetapi guru harus mampu menyiapkan peserta didiknya yang memiliki kecakapan abad 21 yang dicerminkan dengan peserta didik yang mampu berfikir kritis dan analitis, kreatif dan inovatif, komunikatif dan kolaboratif. Untuk itu guru diharapkan mampu menempatkan diri dan menjalankan perannya sebagai pengajar yang mampu menyampaikan pesan dengan tepat sasaran, penjaga gawang dalam hal membantu peserta didik agar mampu menyaring dampak negative yang masuk, fasilitator dalam hal bertukar pikiran, katalisator yang mampu menggali dan mengoptimalkan potensi peserta didik, serta penghubung yang mampu menghubungkan peserta didik dengan sumber- sumber belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

J Sumardinata dan wahyu Kris AW. 2018. Marwah Era MilenialTuah Generasi Digital. Jakarta. Kompas Gramedia

Rhenald Kasali. 2014. Self Driving: Menjadi Driver atau Passenger? Jakarta:Mizan Rizqon Halal Syahaji. 2020. Dampak covid 19 pada pendidikan di Indonesia:Sekolah,

Keterampilan dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial dan Budaya Syar’I vol 7 no 5 CR Gultom dan SGM Sitanggang. 2020. Persepsi mhasiswa UNIKA dalam perkuliahan

dimasa covid19. UNIKA Sant Thomas: Medan

Ridwan Abdullah Sani. 2018. Pembelajaran Berbasi HOTS. Tangerang. Tira Smart Baharian R dan Halal R. 2020. Impact of Human resources Investment of Labour

Productivity in Indonesia. Iranian Journal of Management Studies 13(1)139-164 Rizqon Halal Syahaji. 2020. Dampak covid 19 pada pendidikan di Indonesia:Sekolah,

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat atau nilai wajar setelah dikurangi biaya penjualan aset tersebut dan disajikan pada

Pemenang wajib melunasi seluruh harga lelang dalam jangka waktu 2 (Dua) hari KERJA setelah lelang dilaksanakan, apabila dalam jangka waktu tersebut pemenang tidak melunasi

Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun mesin pengering garam sistem rotary dengan sistem pemanasan tidak langsung, menguji performa mesin hasil rancang bangun dan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta penyertaan hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir

(1) Penyelenggara telekomunikasi yang memiliki menara, penyedia menara dan atau pengelola menara yang telah memiliki izin dan telah membangun menaranya sebelum

Tidak sampai disitu saja, tidur yang berkualitas baik juga memberi manfaat pada sistem kekebalan tubuh yang akan bekerja lebih baik.. Pada saat anda sedang tidur

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

Dalam beberapa artikel yang membahas tentang gerak Brown fraksional, proses stokastik tidak didefinisikan melalui integral representasi melainkan klasifikasi gerak Brown