• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah perusahaan ini berawal dari PT. Polymetal Industry yang berdiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah perusahaan ini berawal dari PT. Polymetal Industry yang berdiri"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah PT. Indovickers Furnitama

Sejarah perusahaan ini berawal dari PT. Polymetal Industry yang berdiri pada tahun 1972. PT. Polymetal merupakan salah satu perusahaan pertama yang bergerak di bidang atau wilayah furnitur kantor di Indonesia. Pada tahun 1987, Indovickers berdiri sebagai divisi dari PT. Polymetal dengan tujuan untuk memproduksi sistem furnitur kantor. Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 1989 PT. Indovickers memisahkan diri dari PT. Polymetal dan berdiri sebagai satu perusahaan yaitu PT. Indovickers Furnitama (PT. IF) yang resmi berdiri pada tanggal 20 Desember 1989 dihadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH.

Untuk memenuhi permintaan pasar di Indonesia bagian timur, maka pada tahun 1995 PT. IF membuka cabang pemasaran di Surabaya. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan pasar dari segi permintaan, maka pada tahun 1998 perusahaan memperluas area pabrik hingga 9.430 m2 di Cipinang Jakarta Timur.

Sumber Data: Company Profile PT Indovickers Furnitama

PT. IF adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang manufaktur, produksi, penjualan, dan distribusi furnitur serta perlengkapan dan peralatan kantor (office equipment), furnitur hotel, institusional, convention room/hall, dan area umum.

(2)

4.1.2 Visi dan Misi PT. Indovickers Furnitama

Visi PT. Indovickers Furnitama:

• Menjadi Perusahaan terdepan dalam Industri Furniture di Indonesia

Misi PT. Indovickers Furnitama:

• Menyediakan tradisi inovatif, fungsional, dan berkualitas tinggi untuk produk furniture, dengan didukung oleh pelayanan yang profesional

(3)

4.1.3 Struktur Organisasi PT Indovickers Furnitama

(4)

Setelah melihat struktur organisasi diatas, dapat dilihat bahwa setiap jabatan pasti memiliki job description yang berbeda, berikut adalah pekerjaan yang dilakukan masing-masing jabatan :

1. President Director

Menetapkan sasaran perusahaan dan bersama-sama dengan dewan direksi yang menentukan strategi dan sumber daya untuk mencapai sasaran tersebut. Jabatan ini juga mengeluarkan kebijakan mutu dan bertanggung jawab atas isi kebijakan mutu dan bertanggung jawab atas perubahannya kedalam bentuk tindakan yang dilaksanakan oleh anggota dewan direksi dan pimpinan yang dipercayainya

2. Secretary

Sebagai seorang sekretaris perusahaan, maka jabatan ini memiliki ruang lingkup yaitu dalam hal pengaturan surat dan arsip dari manajemen atau presiden direktur, selain itu adalah mengatur dalam hal aktivitas pertemuan atau rapat, administrasi presiden direktur dan manajemen serta calendar of events. Seorang sekretaris juga mengemban satu tanggung jawab yang sangat penting bagi perusahaan seperti melakukan tugas administrasi presiden direktur dan manajemen, membuat calendar of events berdasarkan masukan dari rencana kerja, menjaga segala informasi rahasia perusahaan dari berbagai pihak (luar/dalam), menjalankan tugas yang diberikan langsung oleh presiden direktur

(5)

3. Management Representative

Ruang lingkup dari MR (Management Representative) :

a. Memelihara sistem filling dari ISO 9001

b. Merencanakan dan merealisasikan program audit mutu internal c. Memfasilitasikan terhadap kebijakan mutu perusahaan

d. Membuat dan memelihara quality plan

Selain ruang lingkup kerja, seorang MR juga mempunyai tanggung jawab pada perusahaan, seperti:

a. Memastikan dan memelihara atau mengontrol standar agar dapat diimplementasikan dan dipertahankan di setiap bagian

b. Menangani serah terima control system dan melakukan otorisasi quality control release bersama dengan quality assurance dan presiden direktur

c. Melakukan hubungan dengan pihak di luar perusahaan (vendor/pemasok) yang berkaitan dengan sistem mutu pemasok atau vendor.

4. Quality Assurance

Ruang lingkup dari jabatan ini adalah menangani pengawasan kualitas barang, material, ataupun bahan baku di dalam proses produksi, supplier atau vendor sesuai dengan standar quality control. Sedangkan QA akan mempunyai tanggung jawab yaitu menyusun quality planning serta

(6)

mengontrol kualitas raw material dan produksi baik dari supplier atau vendor maupun dari bagian produksi

5. Finance and Administration Manager

Jabatan ini mempunyai ruang lingkup yaitu mengawasi dan memeriksa hal-hal yang berhubungan dengan finansial dan administrasi perusahaan dan mempunyai tanggung jawab untuk membuat financial report dan accounts receivable report, mengontrol pengeluaran, pembayaran dan company cashflow.

6. Human Resource Department Manager

Fungsi dari departemen ini ialah menciptakan keserasian antara kemampuan karyawan dan syarat-syarat pekerjaan, antara motivasi karyawan dan balas jasa pekerjaan, sehingga baik organisasi sebagai keseluruhan maupun masing-masing karyawan dapat bersama-sama mencapai prestasi dan kepuasan kerja yang tinggi.

Untuk menjalankan fungsinya dengan baik, maka departemen ini menyelenggarakan berbagai kegiatan sebagai berikut:

- Analisis Pekerjaan (Job Analysis)

- Perencanaan dan Penarikan Tenaga Kerja (Personnel Planning and Recruiting)

- Wawancara (Interview) - Seleksi (Selection)

(7)

- Penataan Upah dan Gaji (Wage and Salary Administration) - Perangsang dan Tunjangan (Incentives & Benefits)

- Penilaian Karya (Performance Appraisal)

- Penyuluhan dan Disiplin (Counselling and Discipline) - Pengembangan Karir (Career Development)

- Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Health and Saffety Policies) - Penanganan Lingkungan (Environment)

- Hubungan Perburuhan (Labour Relations) - Hubungan Industri (Industry Relations) 7. Production Manager

Jabatan ini mempunyai ruang lingkup dalam hal production and planning conrol, design and engineering, aktivitas produksi dan proyek, sedangkan tanggung jawab yang dilakukan adalah :

Mengatur aktivitas yang dilakukan dari design and engineering, serta segala aspek dari pabrik atau aktivitas produksi

• Menangani hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan, produksi, biaya, dan efisiensi kerja/proses produksi

• Kerjasama dengan marketing untuk pengembangan produk baru • Menjaga kualitas yang baik dari setiap produk yang dihasilkan

(8)

4.1.4 Analisis Kompetitif Model Kekuatan Porter pada PT. Indovickers Furnitama

Menurut Porter ada 5 hal dasar yang menentukan dalam persaingan antar perusahaan, yaitu persaingan di antara perusahaan sejenis, produk subtitusi, daya tawar pemasok, daya tawar konsumen, dan ancaman masuknya pendatang baru. Berikut ini adalah gambaran singkat tentang model lima kekuatan porter pada PT. Indovickers Furnitama.

Sumber: hasil penelitian

Produk Subtitusi • Furniture berbahan kulit • Furniture berbahan plastik

Kekuatan tawar menawar konsumen

• Individu

• Perusahaan/Mitra Kerja

Daya Tawar Pemasok • PT. Alexindo • PT. Hastalima UKM Persaingan Antarperusahaan Saingan • PT. Bostinco • PT. Data Script

Potensi Masuknya Pesaing Baru • Sangat Besar (berdasarkan

meningkatnya pertumbuhan kantor di Indonesia semakin pesat membuat banyak pesaing baru bermunculan).

(9)

Gambar 4.2 Model Lima Kekuatan Porter pada PT. Indovickers Furnitama

Porter Analysis

Agar dapat terus bertahan didunia industri furniture indonesia yang semakin ketat, dan agar dapat mempertahankan keunggulan kompetitif dari PT. Indovickers Furnitama, maka dibutuhkan suatu analisis yang mencakup sisi internal, dan eksternal dari lingkungan bisnis tersebut. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Analisis Porter (5 Porter Analysis) faktor-faktor yang ada didalamnya adalah sebagai berikut:

• Persaingan Antar Perusahaan Saingan

Semakin berkembangnya zaman, maka semakin banyak pula perusahaan industri furniture di Indonesia yang bersaing dengan PT. Indovickers Furnitama. Persaingan tersebut mencakup: produk yang dihasilkan, harga yang diberikan, dan juga kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan pesaing. Perusahaan furniture pesaing mulai dari perusahaan yang kecil, hingga perusahaan besar. Adapun perusahaan furniture pesaing dari PT. Indvickers Furnitama adalah antara lain: Bostinco dan Data Script.

• Potensi Masuknya Pesaing Baru

Peluang masuknya pesaing baru di dunia industri furniture sangatlah besar, mengingat produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan furniture sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan besar yang digunakan sebagai furniture didalam kantor tersebut. Tidak mungkin suatu perusahaan tidak

(10)

membutuhkan produk furniture untuk bekerjasama agar dapat menjalankan usahanya. Tanpa adanya furniture, kebutuhan kantor seperti, meja, kursi, dan alat-alat kantor lainnya yang bersifat mebel kayu pastilah kantor dari perusahaan tersebut tidak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya. Tetapi hal tersebut tentu harus didukung oleh kemampuan yang tinggi dari perusahaan furniture dalam menghasilkan produk furniture yang berkualitas tinggi, dan dengan harga yang bersaing. Kemampuan tersebut juga berasal dari kualitas keryawan yang dimiliki oleh perusahaan furniture. Masih banyak masyarakat diluar sana yang memiliki potensi baik dalam bekerja mengolah mebel kayu menjadi suatu produk furniture. Hal tersebut yang menjadikan peluang bagi pesaing baru untuk membuka suatu perusahaaan furniture dengan mengangkat masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan dan mempunyai potensi yang bersaing.

• Produk Substitusi

Produk subtitusi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya switching cost, difrensiasi produk, dan faktor lainnya. Misalnya seperti ketatnya persaingan bisnis di bidang industri furniture yang menawarkan berbagai macam produk seperti PT. Da Vinci yang menawarkan produk furniture berbahan kulit dan juga PT. Rakuda yang menawarkan produk furniture berbahan plastik.

(11)

• Kemampuan tawar menawar pembeli

Hal-hal yang mempengaruhi daya tawar-menawar pembeli antara lain: ketersediaan produk, banyaknya order dari pembeli, harga dari produk, tingkat diferensiasi. PT. Indovickers Furnitama menawarkan produk furniture yang dapat dibeli oleh perusahaan besar melalui sistem tender, dan dapat dibeli oleh individu melalui suatu ajang pameran yang diikuti oleh PT. Indovickers Furnitama.

• Kemampuan tawar menawar pemasok

Kemampuan tawar menawar pemasok dipengaruhi salah satunya oleh tingkat quantitas produk dan juga quantitas dari pemasok itu sendiri. Dan juga ditunjang sistem tender yang ada didalam PT. Indovickers Furnitama, maka pemasok sangat dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan dari perusahaan pemesan.

4.2 Tahap Masukan (input)

4.2.1 Matriks EFE PT. Indovickers Furnitama

Peluang eksternal PT. Indovickers Furnitama

Tabel 4.1 peluang eksternal PT. Indovickers Furnitama No Peluang eksternal PT. Indovickers Furnitama

O1 Meningkatnya jumlah pembangunan gedung di Indonesia O2 Meningkatnya ekspor produk mebel (furniture) Indonesia ke

(12)

Eropa

O3 Meningkatnya devisa Negara melalui usaha industry furniture di Indonesia

O4 Semakin maraknya ajang pameran produk furniture indonesia O5 Kuatnya pemasaran melalui mulut ke mulut (word of

mouth)

Sumber: PT. Indovickers Furnitama

Keterangan tabel: O = Opportunity/peluang

O1. Menurut Head of Research Jonas Lang LaSalle, Anton Sitorus yang dikutip pada Surabaya Post Online pada tanggal 18 Juli 2012. “ Jumlah pertumbuhan gedung pencakar langit di Indonesia bertambah pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam tiga tahun kedepan pertumbuhan gedung pencakar langit cukup signifikan, mencakup perkantoran, kondominium, dan hotel”

O2. Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) memastikan peluang ekspor produk mebel (furniture) Indonesia ke Eropa berpeluang semakin besar. Setidaknya ada 27 negara Uni Eropa yang telah memberikan komitmennya untuk meningkatkan impor mebel dari Indonesia.

O3. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan nilai ekspor Indonesia pada Februari 2012, total nilai ekspor furniture Indonesia mengalami kenaikan sebesar 9,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

O4. Keikutsertaan perusahaan dalam ajang pameran produk furniture indonesia membuat produk perusahaan semakin lebih dikenal oleh konsumen secara lebih meluas dan membuat peluang semakin banyaknya permintaan akan penggunaan produk dari Indovickers Furnitama

O5. Riset menunjukkan bahwa 89% konsumen Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat memutuskan untuk membeli sebuah produk. Hal tersebut terungkap dalam penelitian yang dilakukan Onbee Marketing Research bekerjasama dengan Majalah SWA kepada 2000 konsumen di lima kota besar Indonesia.

(13)

Ancaman eksternal PT. Indovickers Furnitama

Tabel 4.2 Ancaman eksternal PT. Indovickers Furnitama No Ancaman eksternal PT. Indovickers Furnitama T1 Produk Cina yang terus masuk ke pasar furniture di

Indonesia dengan harga murah

T2 Kuatnya posisi tawar menawar konsumen

T3 Maraknya penebangan secara liar yang membuat kayu yang berkualitas unggul akan semakin berkurang (punah) T4 Brand Image dari perusahaan pesaing sejenis

T5 Desain produk perusahaan yang banyak di tiru oleh pesaing

Sumber: PT. Indovickers Furnitama Keterangan tabel: T = Threat/ancaman

T1. Dengan adanya ACFTA (Asean China Free Trade Area) memudahkan furniture dari cina untuk masuk ke indonesia karena produk cina memiliki harga yang sangat terjangkau.

T2. Banyak konsumen yang tidak jadi membeli produk yang ditawarkan karena ketidaksepakatan harga dalam proses tawar menawar.

T3. Menurut Telapak (organisasi/perkumpulan independen yang berbasis di Bogor, berkomitmen untuk keadilan sosial dan ekologi), Lebih dari 70% hutan alam Indonesia sudah musnah dan 80% penebangan kayu di Indonesia adalah ilegal dengan nilai kerugian negara mencapai US$ 4,3 miliar per tahun.

(14)

T4. Pola brand image yang berdampak pada tingkat kepercayaan pelanggan yang akan lebih mempercayai produk dari perusahaan lain yang sudah mempunyai brand/merk yang lebih dikenal oleh para konsumen.

T5. Tidak adanya hak paten pada setiap desain produk membuat produk yang dihasilkan perusahaan dapat tiru oleh siapa saja. Karena PT. Indovickers Furnitama menggunakan sistem Tender.

Berdasarkan identifikasi variabel-variabel eksternal PT. Indovickers Furnitama diatas pemberian rating dilakukan oleh pihak perusahaan, dan bobot berdasarkan pada peluang dan ancaman relatif perusahaan, maka tabel EFE dapat terbentuk sebagai berikut.

Tabel 4.3 matriks EFE

NO Faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Nilai

Tertimbang Peluang

1 Meningkatnya jumlah pembangunan gedung

di Indonesia 0.1920 4

0.768 2 Meningkatnya ekspor produk mebel

(furniture) Indonesia ke Eropa 0.0441 2

0.0882 3 Meningkatnya devisa Negara melalui usaha

industry furniture di Indonesia 0.0478 3

0.1434 4 Semakin maraknya ajang pameran produk

furniture indonesia 0.0914 2

0.1828 5 Kuatnya pemasaran melalui mulut ke mulut

(word of mouth) 0.0859 3

0.2577 Ancaman

1 Produk Cina yang terus masuk ke pasar

furniture di Indonesia dengan harga murah 0.1236 3

0.3708 2 Kuatnya posisi tawar menawar konsumen 0.0938 3 0.2814 3 Maraknya penebangan secara liar yang

membuat kayu yang berkualitas unggul akan semakin berkurang (punah)

0.0448 2

(15)

4 Brand Image dari perusahaan pesaing sejenis

0.1448 2 0.2896

5 Desain produk perusahaan yang banyak di

tiru oleh pesaing 0.1319 3

0.3957

Total 1.000 2.8672

Sumber: Hasil pengolahan data

Dari tabel matriks EFE diatas diperoleh total skor bobot untuk PT. Indovickers Furnitama adalah 2.8672. Skor ini mengindikasikan bahwa respon PT. Indovickers Furnitama terhadap peluang dan ancaman yang ada di bisnis furniture berada di atas rata-rata atau baik. PT. Indovickers Furnitama sudah dapat memanfaatkan peluang secara efektif dan mampu meminimalkan ancaman yang ada.

4.2.2 Matriks IFE PT. Indovickers Furnitama

Kekuatan internal PT. Indovickers Furnitama

Tabel 4.4 kekuatan internal PT. Indovickers Furnitama No Kekuatan Internal PT. Indovickers Furnitama S1 Produk dari PT.Indovickers Furnitama yang sudah

terjamin kualitasnya

S2 Perusahaan sudah memiliki sertfikat ISO 14001-2004, OHSAS 18001-2007, dan ISO 9001-2008

S3 Nama perusahaan yang sudah banyak dikenal oleh perusahaan besar

S4 Perusahaan memiliki after sales service yang tidak banyak dimiliki oleh perusahaan furniture lainnya. S5 Perusahaan memiliki karyawan yang berdedikasi tinggi.

(16)

Keterangan tabel: S = Strength/kekuatan

S1. Produk yang dihasilkan oleh PT.Indovickers Furnitama sudah terjamin kualitasnya terbukti dari banyak perusahaan besar seperti BCA, Citibank, Aston Hotels, Pertamina, PLN, Nestle, dan beberapa perusahaan besar lainnya sudah menggunakan produk dari PT.Indovickers Furnitama.

S2. PT. Indovickers Furnitama telah mendapatkan ISO 14001-2004 yaitu suatu standar internasional intuk Sistem Manajemen Lingkungan. OHSAS 18001-2007 yaitu suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja. Diterbitkan tahun 2007, menggantikan OHSAS 18001:1999, dan dimaksudkan untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) daripada keamanan produk dan ISO 9001-2008 yaitu suatu standar internasional untuk sistem manajemen Mutu / kualitas .

S3. PT. Indovickers Furnitama memiliki banyak klien perusahaan-perusahaan besar seperti Bank BCA, Mandiri, BNI, Hotel Hyatt, PT. Pertamina, dan masih banyak lagi yang bias dilihat di dalam website PT. Indovickers Furnitama. S4. PT. Indovickers Furnitama memiliki garansi 5 tahun untuk setiap produknya dan juga customer service yang responsive.

S5. Perusahaan memiliki karyawan yang berdedikasi tinggi.

Kelemahan internal PT. Indovickers Furnitama

Tabel 4.5 Kelemahan internal PT. Indovickers Furnitama No Kelemahan Internal PT. Indovickers Furnitama W1 Kurangnya komunikasi antara konsumen dengan pihak

perusahaan

W2 Pemasaran yang kurang meluas

W3 Harga produk PT. Indovickers Furnitama masih

tergolong mahal jika dibandingkan dengan harga produk dari para pesaing

W4 Riset mengenai pasar tidak dilakukan perusahaan secara teratur

W5 Komunikasi yang kurang baik antar divisi di internal Perusahaan

Sumber: PT. Indovickers Furnitama

(17)

W1. Adanya hambatan komunikasi antara pihak perusahaan dengan konsumen diantaranya miss understanding, kelengkapan, penyampaian mengenai informasi produk dan jasa.

W2. Promosi dan informasi yang dilakukan oleh PT. Indovickers Furnitama kurang intensif sehingga tidak semua orang mengetahui tentang produk perusahaan.

W3. Harga produk PT. Indovickers Furnitama masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan harga produk dari para pesaing, sehingga yang dikhawatirkan bagi konsumen yang kritis terhadap harga akan memilih produk pesaing yang harganya lebih murah.

W4. PT. Indovickers Furnitama belum melakukan riset pasar secara teratur untuk mengetahui keinginan pasar.

W5. Banyaknya karyawan terutama dari divisi bawah yang merasa segan untuk mengeluarkan pendapat atau opini terhadap pekerjaannya kepada divisi atas.

Berdasarkan identifikasi variabel-variabel internal PT. Indovickers Furnitama diatas pemberian rating dilakukan oleh pihak perusahaan, dan bobot berdasarkan pada kekuatan dan kelemahan relatif perusahaan, maka tabel IFE dapat terbentuk sebagai berikut.

NO Faktor Internal Kunci Bobot Peringkat Nilai

Tertimbang Kekuatan

(18)

Tabel 4.6 Matriks IFE Sumber data: pengolahaan data

Dari tabel matriks di atas dapat diketahui bahwa jumlah nilai faktor internal untuk PT. Indovickers Furnitama adalah 3.0308. Skor ini mengindikasikan bahwa PT. Indovickers Furnitama memiliki posisi internal yang kuat atau diatas rata-rata, karena nilai yang diperolah mencapai diatas rata-rata, yaitu 2.50.

1 Produk dari PT.Indovickers Furnitama yang sudah terjamin kualitasnya

0.1543

4

0.6172

2 Perusahaan sudah memiliki sertfikat ISO 14001-2004, OHSAS 18001-2007, dan ISO 9001-2008

0.0918

3

0.2754

3 Nama perusahaan yang sudah banyak dikenal oleh perusahaan besar

0.1492

4 0.5968

4 Perusahaan memiliki after sales service yang tidak banyak dimiliki oleh perusahaan furniture lainnya

0.1575

4

0.63

5 Perusahaan memiliki karyawan yang berdedikasi tinggi

0.1015

3 0.3045

Kelemahan

1 Kurangnya komunikasi antara konsumen dengan pihak perusahaan

0.0847

1

0.0847

2 Pemasaran yang kurang meluas 0.0741

2 0.1482

3 Harga produk PT. Indovickers Furnitama masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan harga produk dari para pesaing

0.0475

2

0.095

4 Riset mengenai pasar tidak dilakukan perusahaan secara teratur

0.0877

2

0.1754

5 Komunikasi yang kurang baik antar divisi di internal Perusahaan

0.0518

2

0.1036

(19)

4.2.3 Matriks CPM Tabel 4.7 Matriks CPM Faktor penentu keberhasilan Bobot PT. Indovickers Furnitama PT. Bostinco PT. Datascrip peringkat Nilai peringkat Nilai Peringkat Nilai

Inovasi produk 0.0627 3 0.1881 4 0.2508 2 0.1254 Kegiatan promosi 0.0735 2 0.1254 3 0.2205 2 0,1254 Kualitas pelayanan 0.1024 3 0.3072 3 0.3072 3 0,3072 Sistem distribusi 0.0492 3 0.1476 3 0.1476 4 0,1968 Kinerja karyawan 0.0883 3 0.2649 3 0.2649 3 0,2649 Manajemen yang handal 0.1189 4 0.4756 4 0,4756 3 0,3567 Riset pasar 0.0495 3 0.1485 3 0,1485 4 0,198 Kesehatan keuangan 0.1503 4 0.6012 4 0,6012 3 0,4509 Kecepatan proses klaim 0.1748 4 0.6992 3 0,5244 3 0,5244 Loyalitas pelanggan 0.1304 4 0.5216 3 0,3912 3 0,3912 TOTAL 3.4793 3,3319 2,9409

Sumber: hasil penelitian

Dari tabel matriks CPM diatas menunjukkan bahwa dua pesaing utama PT. Indovickers Furnitama adalah PT. Bostinco dan PT. Datascrip. Total skor bobot PT. Indovickers Furnitama adalah 3.4793, PT. Bostinco adalah 3.3319, dan PT. Datascrip adalah 2.9409. Skor ini mengindikasikan bahwa PT. Indovickers Furnitama adalah perusahaan yang terkuat dibandingkan dua pesaing utamanya. PT. Indovickers Furnitama mampu bersaing dengan kedua perusahaan sejenis

(20)

tersebut. Oleh karena itu PT. Indovickers Furnitama diharapkan bisa mempertahankan keunggulannya.

.4.3 Tahap Pencocokan (matching stage) 4.3.1 Matriks SWOT

Tabel 4.8 Matriks SWOT Kekuatan (Strength) 1. Produk dari PT.Indovickers Furnitama yang sudah terjamin kualitasnya 2. Perusahaan sudah memiliki sertfikat ISO 14001-2004, OHSAS 18001-2007, dan ISO 9001-2008 3. Nama perusahaan

yang sudah banyak dikenal oleh perusahaan besar 4. Perusahaan memiliki

after sales service yang tidak banyak dimiliki oleh perusahaan furniture lainnya 5. Perusahaan memiliki karyawan yang berdedikasi tinggi Kelemahan (Weakness) 1. Kurangnya komunikasi antara konsumen dengan pihak perusahaan 2. Pemasaran yang kurang meluas 3. Harga produk PT. Indovickers Furnitama masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan harga produk dari para pesaing

4. Riset mengenai pasar tidak dilakukan secara teratur

5. Komunikasi yang kurang baik antar divisi di internal perusahaan Peluang (Opportunity) 1. Meningkatnya jumlah pembangunan gedung di Indonesia 2. Meningkatnya ekspor produk mebel (furniture) Indonesia ke Eropa 3. Meningkatkan devisa Negara melalui usaha Strategi SO

1. Mencari pangsa pasar baru dengan menawarkan beragam produk furniture PT. Indovickers Furnitama (S1, S2, S3, S4, 01, O2, O4) (Pengembangan Pasar) Strategi WO 1. Melakukan pemasaran yang lebih intensif dengan cara meningkatkan promosi.

(W2, W4, O1, O4) (Penetrasi Pasar)

(21)

Sumber: hasil pengolahan data

Terdapat tiga strategi alternatif dalam Matriks SWOT di atas, antara lain:

1. Pengembangan produk

Yaitu dengan cara meningkatkan kualitas barang dan jasa. Seperti terus melakukan inovasi untuk produk baru dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi guna memenuhi kebutuhan konsumen serta menjaga industri furniture di Indonesia 4. Semakin maraknya ajang pameran produk furniture indonesia 5. Kuatnya pemasaraan melalui mulut ke mulut (word of mouth) Ancaman(Threat)

1. Produk cina yang terus masuk ke pasar furniture di Indonesia dengan harga murah 2. Kuatnya posisi tawar menawar konsumen 3. Maraknya penebangan secara liar yang membuat kayu yang

berkualitas unggul akan semakin berkurang (punah) 4. Brand image dari

perusahaan pesaing sejenis

5. Desain produk perusahaan yang banyak di tiru oleh pesaing

Strategi ST

1. Terus menginovasi produk baru dan memberikan pelayanan yang berkualitas. (S1, S4, T2, T4, T5) (Pengembangan Produk) Strategi WT 1. Meningkatkan promosi agar nama PT. Indovickers Furnitama banyak dikenal dan mampu bersaing.

(W2, W4, T1) (Penetrasi Pasar)

(22)

loyalitas konsumen, dan mengantasipasi munculnya produk-produk baru dari pesaing.

2. Penetrasi Pasar

Yaitu strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-produk promosi secara ekstensif, atau pelipatgandaan upaya-upaya pemasaran agar masyarakat banyak yang mengenal PT. Asuransi Bangun Askrida.

3. Pengembangan Pasar

Yaitu pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis baru. Meliputi mencari pangsa pasar baru dan meningatkan saluran distribusi dengan memperbaiki kualitas teknologi untuk membuat sistem penjualan secara online.

4.3.2 Matriks IE (Internal – External matrix)

Matriks IE bertujuan untuk mendapatkan suatu strategi bisnis dengan mengacu pada total skor bobot faktor eksternal (EFE) dan faktor internal (IFE) PT. Indovickers Furnitama. Dari matriks EFE diperoleh total nilai skor bobot 2.8672 dan matriks IFE 3.0308.

(23)

IFE

Kuat Sedang lemah

3.0 – 4.0 2.0 – 2.99 1.00 – 1.99 4.0 3.0 2.0 1.0 Tinggi 3.0-4.0 3.0 Sedang EFE 2.0 – 2.99 2.0 Rendah 1.0 – 1.99 1.0 Sumber: hasil penelitian

Gambar 4.3 matriks IE PT. Indovickers Furnitama

Berdasarkan hasil dari matriks EFE dan matriks IFE dapat diketahui bahwa nilai EFE sebesar 2.6744 dan nilai IFE sebesar 2.9211. Dengan nilai

I II III IV V PT. Indovickers Furnitama (EFE 2.8672, IFE 3.0308) IV VII VIII XI

(24)

tersebut menunjukkan bahwa PT. Asuransi Bangun Askrida berada di sel V dalam matriks IE, yaitu dalam kondisi hold and maintain. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan penetrasi pasar dan pengembangan produk.

4.3.3 Matriks strategi besar (Grand strategy matrix)

PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT

Kuadran II Kuadran I

PT. Indovickers Furnitama

Posisi posisi

Kompetitif kompetitif

Yang lemah yang kuat

Kuadran III Kuadran IV

PETUMBUHAN PASAR YANG LAMBAT Sumber: Hasil penelitian

(25)

Menurut David (2009, pp347-348) metode grand strategy adalah salah satu metode analisa dalam manajemen strategic yang didasarkan kepada dimensi competitive position (weak and strong) dan market growth (rapid and slow). Untuk dimensi market growth apabila perusahaan memiliki posisi pertumbuhan pasar yang cepat maka perusahaan berada di posisi atas (kuadran 1 atau kuadran 2) , apabila pertumbuhan pasarnya lambat perusahaan berada di posisi bawah (kuadran 3 atau kuadran 4) . untuk dimensi competitive position, apabila perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat maka posisi perusahaan berada di sebelah kanan (kuadran1 dan kuadran 4), apabila perusahaan memiliki posisis kompetitif yang lemah maka perusahaan berada pada posisi bagian kiri (kuadran 2 dan kuadran 3). Berdasarkan dari gambar 4.4 matriks strategi besar, PT. Indovickers Furnitama berada pada kuadrant 1, yang mengidikasikan bahwa PT. Indovickers Furnitama berada pada posisi yang memiliki pertumbuhan pasar yang cepat. Dan Berdasarkan matriks CPM, PT. Indovickers Furnitama memiliki total skor bobot sebesar 3.4793. Dengan hasil total skor bobot tersebut PT. Indovickers Furnitama berada di posisi paling unggul dari pesaingnya dan menempati posisi kompetitif yang kuat memiliki posisi bersaing yang cukup kuat.

Dari hasil Grand strategy matrix yang menempatkan PT. Indovickers Furnitama berada pada kuadrant I, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan pada kuadrant ini adalah Pengembangan produk (product development), Pengembangan pasar(market development), Penetrasi pasar (market penetration), Integrasi ke belakang (backward penetration), Integrasi ke depan (forward penetration), Diversifikasi terkait (concentric diversification). (David, 2009)

(26)

4.4 Tahap Keputusan (decision stage)

4.4.1 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Berdasarkan analisis pada tahap pencocokan, yaitu matriks SWOT, matriks IE, dan matriks Strategi Besar diperoleh beberapa strategi alternatif antara lain strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, dan pengembangan pasar. Berikut tabel hasil strategi alternatif dari tahap pencocokan.

Tabel 4.9 hasil strategi alternatif dari tahap pencocokan

Strategi Alternatif Tahap Pencocokan

Penetrasi pasar Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks

Strategi Besar

Pengembangan pasar Matriks SWOT, Matriks Strategi Besar Pengembangan produk Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks

Strategi Besar Sumber: Hasil analisis tahap pencocokan

Berdasarkan Tabel 4.9 maka dapat dilihat bahwa strategi alternatif dalam tahap pencocokan adalah penetrasi pasar pengembangan produk, dan pengembangan pasar Oleh karena itu, kedua strategi alternatif ini akan dievaluasi dalam QSPM.

(27)

Tabel 4.10 matriks QSPM PT. Indovickers Furnitama Alternatif Strategi Penetrasi Pasar Pengembangan produk Pengembangan pasar

Faktor-faktor utama Bobot AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang (opportunities) Meningkatnya jumlah pembangunan gedung di Indonesia 0.1920 2 0,384 3 0,576 4 0,768 Meningkatnya ekspor produk mebel (furniture)

Indonesia ke Eropa 0.0441 2 0,882 2 0,0882

\

4 0,1764 Meningkatkan devisa

Negara melalui usaha industri furniture di Indonesia

0.0478

- - -

Semakin maraknya ajang pameran furniture Indonesia

0.0914

2 0,1828 4 0,3656 3 0,2742

Kuatnya pemasaran melalui mulut ke mulut (word of

mouth) 0.0859 2 0,1718 3 0,2557 2 0,1718

Ancaman (threats) Produk Cina yang terus masuk ke pasar furniture di Indonesia dengan harga murah

0.1236

- - -

Kuatnya posisi tawar

menawar konsumen 0.0938

- - -

Maraknya penebangan secara liar yang membuat kayu yang berkualitas unggul semakin berkurang (punah)

0.0448

- - -

Brand image dari

(28)

Desain produk perusahaan yang banyak ditiru oleh pesaing

0.1319 2 0,2638 2 0,2638 3 0,3957

1.000 2,4636 2,6327 2,3653

Kekutan (strength) Produk dari PT.

Indovickers Furnitama yang sudah terjamin kualitasnya

0.1543 3 0,4629 3 0,4629 4 0,6172

Perusahaan sudah memiliki sertifikat ISO 14001-2004, OHSAS 18001-2007, dan ISO 9001-2008

0.0918 2 0,1836 2 0,1836 4 0,3672

Nama perusahaan yang sudah banyak dikenal oleh perusahaan besar

0.1492 3 0,4476 2 0,2984 4 0,5968

Perusahaan memiliki after sales service yangtidak banyak dimiliki oleh perusahaan furniture lainnya

0.1575 1 0,1575 2 0,315 2 0,315

Perusahaan memiliki karyawan yang berdedikasi tinggi

0.1015 - - -

Kelemahan (weakness) Kurangnya komunikasi antara konsumen dengan pihak perusahaan

0.0847 - - -

Pemasaran yang kurang meluas

0.0741 3 0,2223 2 0,1482 4 0,2964

Harga produk PT. Indovickers Furnitama masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan hargaa produk dari para pesaing

0.0475 3 0,1425 3 0,1425 3 0,1425

Riset mengenai pasar yang tidak dilakukan perusahaan secara teratur

0.0877 1 0,0877 4 0,3508 4 0,3508

Komunikasi yang kurang baik antar divisi di internal perusahaan

0. 0518 -

- -

(29)

Dari matriks QSPM diatas, dapat dilihat bahwa total nilai daya tarik yang terbesar dimiliki strategi pengembangan pasar, yaitu 5.0512. Sedangkan total nilai daya tarik penetrasi pasar sebesar 4.1677 dan total nilai daya tarik pengembangan produk sebesar 4.5341. Angka ini mengindikasikan bahwa strategi pengembangan pasar memiliki daya tarik yang lebih besar untuk diterapkan di perusahaan.

4.5 Implikasi hasil penelitian

Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, yang merupakan tahap terakhir setelah tahap masukan dan tahap pencocokkan dalam kerangka penyusunan strategi yang komprehensif yakni tahap keputusan, diperoleh hasil bahwa strategi pengembangan pasar lebih cocok untuk digunakan pada PT. Indovickers Furnitama. Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan upaya- upaya, antara lain:

1. Perusahaan dapat memperluas pasar ke wilayah-wilayah geografis yang baru di kota-kota atau daerah ke seluruh indonesia khususnya ke kota yang tingkat perekonomiannya sedang berkembang.

2. Menambah frekuensi riset pasar untuk mengetahui target pasar baru yang akan di ekspansi .

3. Meningkatkan saluran distribusi lainnya seperti membuat sistem layanan penjualan secara online dan menambahkan customer service agar calon pelanggan dapat berkomunikasi dengan perusahaan secara mudah di website PT. Indovickers Furnitama.

(30)

Gambar

Gambar 4.1 Struktur organisasi PT. Indovickers Furnitama
Tabel 4.1 peluang eksternal PT. Indovickers Furnitama  No  Peluang eksternal PT. Indovickers Furnitama
Tabel 4.2 Ancaman eksternal PT. Indovickers Furnitama  No  Ancaman eksternal PT. Indovickers Furnitama  T1  Produk Cina yang terus masuk ke pasar furniture di
Tabel 4.3 matriks EFE
+7

Referensi

Dokumen terkait

sehingga pencatatan yang dilakukan perusahaan adalah: Dr.. Jurnal tersebut menunjukkan adanya penambahan aset tetap furniture & fixture sebesar Rp 7.500.000,- berasal dari

payah ke banyak tempat untuk menyelesaikan produk cetak. Divisi percetakan ini melayani divisi penerbitan perusahaan sendiri dan.. 3 pelanggan dari luar perusahaan,

Penerimaan kas dari penjualan tunai pada UD HRR Banjarmasin dimulai saat pelanggan datang secra langsung ke toko untuk membeli barang yang dibeli. Saat pelanggan datang

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio aktiva lancar terhadap profitabilitas (return on investment), maka dari data-data yang telah diperoleh selama penelitian akan

ƒ Data – data mengenai gambaran umum perusahaan, seperti profile perusahaan, kegiatan usaha perusahaan, dan proses informasi dan produksi furniture pada PT. HOME SPIRIT yang

Dari 140 responden dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar dari responden menyatakan setuju Adorable Projects menawarkan hadiah (mug/tumbler) yang menarik pada

Intraco Penta Tbk mengalami penurunan cukup besar dari tahun 2009 sampai dengan 2013, hal tersebut tidak baik, karena kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup

IGM hingga sampai ketangan otlet, bagian ini juga mengurusi pemasukan dan pengeluaran dari perusahaan, mengurusi arus distribusi produk reguler mulai dari