KALIUM DAPAT DITUKAR
KALIUM DAPAT DITUKAR
ABSTRAK ABSTRAK
KALIUM DAPAT DITUKAR KALIUM DAPAT DITUKAR
Oleh Oleh Kelompok 7 Kelompok 7
Telah dilakukan praktikum Kalium Dapat Ditukar di Laboratorium I
Telah dilakukan praktikum Kalium Dapat Ditukar di Laboratorium I lmu Tanahlmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada t
Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tanggal 10 Oktober 2014.anggal 10 Oktober 2014. Praktikum Dapat Ditukar bertujuan untuk mengetahui cara
Praktikum Dapat Ditukar bertujuan untuk mengetahui cara menghitung kadarmenghitung kadar Kalium pada suatu tanah sampel, mengetahui ketersediaan Kalium bagi tanaman, Kalium pada suatu tanah sampel, mengetahui ketersediaan Kalium bagi tanaman, dan mengetahui fungsi Kalium bagi tanaman. Sa
dan mengetahui fungsi Kalium bagi tanaman. Sampel tanah ynag digunakan ada.mpel tanah ynag digunakan ada. Sampel A adalah tanah hitam dan sampel B adalah tanah merah. Berdasarkan Sampel A adalah tanah hitam dan sampel B adalah tanah merah. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh absorbansi pada tanah A sebesar
hasil percobaan, diperoleh absorbansi pada tanah A sebesar 20 dan absorbansi20 dan absorbansi tanah B sebesar 17,8. Sehingga diperoleh Kdd (me/100 g) pada sampel A sebesar tanah B sebesar 17,8. Sehingga diperoleh Kdd (me/100 g) pada sampel A sebesar 0,56 dan pada sampel tanah B sebesar 0,50 (me/100g).
ABSTRAK ABSTRAK
KALIUM DAPAT DITUKAR KALIUM DAPAT DITUKAR
Oleh Oleh Kelompok 7 Kelompok 7
Telah dilakukan praktikum Kalium Dapat Ditukar di Laboratorium I
Telah dilakukan praktikum Kalium Dapat Ditukar di Laboratorium I lmu Tanahlmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada t
Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tanggal 10 Oktober 2014.anggal 10 Oktober 2014. Praktikum Dapat Ditukar bertujuan untuk mengetahui cara
Praktikum Dapat Ditukar bertujuan untuk mengetahui cara menghitung kadarmenghitung kadar Kalium pada suatu tanah sampel, mengetahui ketersediaan Kalium bagi tanaman, Kalium pada suatu tanah sampel, mengetahui ketersediaan Kalium bagi tanaman, dan mengetahui fungsi Kalium bagi tanaman. Sa
dan mengetahui fungsi Kalium bagi tanaman. Sampel tanah ynag digunakan ada.mpel tanah ynag digunakan ada. Sampel A adalah tanah hitam dan sampel B adalah tanah merah. Berdasarkan Sampel A adalah tanah hitam dan sampel B adalah tanah merah. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh absorbansi pada tanah A sebesar
hasil percobaan, diperoleh absorbansi pada tanah A sebesar 20 dan absorbansi20 dan absorbansi tanah B sebesar 17,8. Sehingga diperoleh Kdd (me/100 g) pada sampel A sebesar tanah B sebesar 17,8. Sehingga diperoleh Kdd (me/100 g) pada sampel A sebesar 0,56 dan pada sampel tanah B sebesar 0,50 (me/100g).
I.
I. PENDAHULUANPENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar belakangLatar belakang
Pada dasarnya, Kalium di dalam tanah berada dalam mineral yang melapuk dan Pada dasarnya, Kalium di dalam tanah berada dalam mineral yang melapuk dan melepaskan ion-ion Kalium. Ion-ion tersebut diserap oleh tanaman pada
melepaskan ion-ion Kalium. Ion-ion tersebut diserap oleh tanaman pada pertukaran kation. K
pertukaran kation. Kalium yang tersedia menumpuk dalam alium yang tersedia menumpuk dalam tanah dengantanah dengan kelembaban lebih kering tanpa adanya pencucia
kelembaban lebih kering tanpa adanya pencucian. Dengan adanya kehilangann. Dengan adanya kehilangan kalium akibat pencucian maka penambahan kalium ke dalam tanah akan terasa kalium akibat pencucian maka penambahan kalium ke dalam tanah akan terasa kehilangannya.
kehilangannya.
Di dalam tanah, Kalium dijumpai sebagai Kalium dalam larutan
Di dalam tanah, Kalium dijumpai sebagai Kalium dalam larutan dan kalium ynagdan kalium ynag dapat dipertukarkan dan diabsorbsi oleh per
dapat dipertukarkan dan diabsorbsi oleh permukaan kolmukaan koloid taoid tanah. Sebagian besarnah. Sebagian besar dari kalium tersedia
dari kalium tersedia ini berupa kalium yang dapat dipertukarkan. Kalium larutini berupa kalium yang dapat dipertukarkan. Kalium larut anan tanah lebih mudah diserap oleh tanaman dan juga peka terhadap pencucian. tanah lebih mudah diserap oleh tanaman dan juga peka terhadap pencucian.
Oleh karena itu perlu dilakukan prakt
Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum mengenai kalium yang dapat ditukar.ikum mengenai kalium yang dapat ditukar. Di dalam praktikum ini akan d
Di dalam praktikum ini akan diketahui penetapan kalium dapat ditukar yangiketahui penetapan kalium dapat ditukar yang digunakan untuk mendu
digunakan untuk menduga jumlah unsure ga jumlah unsure hara kalium yang dapat hara kalium yang dapat disediakan suatudisediakan suatu tanah bagi tanaman.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui cara menghitung kandungan kalium pada suatu tanah sampel 2. Mengetahui fungsi kalium bagi tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kalium di dalam larutan tanah hanya berjumlah sedikit, sekitar 10 mg per liter larutan. Pada umumnya tanah mengandung 0,02-0,03% K yang bisa ditukar. K di dalam kompleks liat humus, yang dalam keadaan bisa ditukar berbentuk kation K+. karena tanaman menghisap K dari larutan tanah, maka sebagian kation k+ terikat harus melewati larutan tanah, inilah yang menjadi bahan makanan
tanaman. K di dalam tanah dalam keadaan tertahan yaitu liat berstruktur lapisan dan ion-ion k+ yang masuk antara lapisan sebesar 7-14 A’, menurut jenis tanah liat tertahan dan tak bisa keluar lagi. Selain itu k dalam bentuk yang tak dapat melarut terdapat di dalam batu kering, maka tak berguna bagi tanaman karena tanaman menghisap K+ yang mudah ditukar, dan sebagian kecil ion K+ ynag tertahan (Aak, 2007).
Kalium termasuk dalam unsure hara primer atau mayor nutrient karena diperlukan relative dalam jumlah besar (sering diekspresikan dai proses bobot kering) dan secara beraturan diberikan ke dalam tanah melalui pemupukan. Kalium juga berfungsi sebagai antagonistic dan keseimbangan dalam tanaman. Beberapa
elemen seperti ca, mg, k berinteraaksi dengan efek racun dari elemen mineral yang lain dengan cara mengatur keseimbngan ion (Agustina, 2004).
Ion-ion k yang terikat pada permukaan luar koloid liat (disebut kalium dapat dupertukarkan, Kdd) karena bervalensi satu tidak terikat secara kuat (juga oleh bahan organic) disbanding ca dan mg yang bervalensi dua. Kdd ini berada dalam
keseimbangan dengan ion-ion k dalam larutan tanah (disebut k-terlarut). K ter larut akan mudah hilang melelui aliran tanah apabila tidak dimanfaat kan oleh tanaman atau mikrobia. Hal ini mengakibatkan pemupukan pada tanah berliat selain t ipe
2:1 mengembang-mengerut di atas harus t erus menerus dilakkan. Ada
kemungkinan penggunaan pupuk k-khelat (k yang dicengkam oleh senyawa organic seperti asam humat dan asam fulvat) dapat digunakan sebagai metode peningkatan efisiensi pemupukan K (Hanafiah, 2012).
Pada ph tanah sekitar netral maka unsure-unsur hara akan banyak tersedia bagi tanaman. Kalium dapat ditukar adalah bentuk tersedia yang dapat diserap tanaman. Fungsi k adalah mengatur aktivitas enzm-enzim, sintesis prot ein,
fotosintesis, perluasan sel, gerak stomata, niktinasi, seismonasti, transport melalui floem dan kesetimbangan kation-anion dalam sel tanaman. Fosfor berperan dalam pembentukan asam nukleat, transfer energy dan stimulasi aktivitas enzim-enzim.
Kalium yang ditambahkan melalui pemupukan dapat menjenuhkan kompleks adsorbs sehingga tercapai kesetimbangan dengan K dalam larutan tanah. Oleh sebab itu maka pemupukan K meningkatkan kadar kdd dalam tanah, selain itu, pemupukan p juga menaikkan konsentrasi kdd karena adsorbsi anion ortofosfat
manaikkan muatan negative pada tanah yang kaya oksida-oksida Fe dan al (silahooy, 2008).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini dalah flamefotometer, wadah contoh (wadah plastic), dan pipet tetes.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu 1 n ammonium asetat (nh4oac) ph 7, larutan lanthanum dan standar K2O 100 ppm.
3.2 Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum yaitu:
ditimbang 100 g tanah kering udara lolos ayakan 2 mm, dimasukkan ke dalam botol kocok.
Ditambahkan 25 dan 50 ml larutan 1 n ammonium asetat Ph 7. Dikocok selama 10 dan 30 menit dan setelah itu disaring dan ekstraknya
ditampung di dalam Erlenmeyer 100 ml.
Diukur absorban masing-masing larutan contoh pada flamefotometer. Diukur absorban seri larutan standar dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, dan 40
ppm, dengan cara dipipet 0, 10, 20, 30, dan 40 ml larutan standar 100 ppm dimasukkan larutan pengekstrak 1 n ammonium asetat ph 4,8 hingga tanda
tera.
Dibuat kurva linier antara konsentrasi larutan standar (sumbu x) dengan absorban sumbu y lalu melalui linier ini ditetapkan kadar K (ppm) larutan.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Diperoleh hasil dari percobaan yang dilakukan yaitu:
Standar Deret Standar P (ppm)
0 10 20 30 40
Absorbansi 0 9,1 21,2 27,8 33,8
No. Tanah Absorbansi FP
Kdd(me/100 g)
1 A 20 1 0,56
2 B 17,8 1 0,5
4.2 Pembahasan
Unsure k dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang esar, yakni terbesar kedua setelah unsure hara N. pada tanah yang subur kadar K da lam jaringan hamper sama dengan N. bagi tanaman, K berfungsi untuk meningkatkan proses
fotosintesis, mengefisienkan penggunaan air, mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat, sabagai activator bermacam sistem enzim, memperkuat perakaran sehingga tanaman lebih tahan rebah dan meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap penyakit. Fungsi dari unsure k tidak dapat digantikan perannannya dengan unsure-unsur yang lain (hanafiah, 2003).
Ketersediaan kalium diartikan sebagai kalium yang dibebaskan dari bentuk yang tidak dapat dipertukarkan ke bentuk yang dapat dipertukarkan sehingga dapat
diserap oleh tanaman. Berbagai faktor yang mempengaruhi ketersediaan k dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman adalah per istiwa pembekuan dan pencairan, pembasahan dan pengeringan, pH tanah dan pelapukan. Kalium diserap dalam bentuk kation k+ monovalen. Berbda dengan fosfat dan nitrogen, kalium tidak ikut menyusun bagian tanaman, tetpi kalium menyusun 80% dari kation dalm floem dan transport kalium berlangsung secara akropetal (saragi, 2008).
Ketersediaan K dalam tanah dibagi menjadi tiga yaitu K segera t ersedia, K tersedia, dan K tidak tersedia. K segera tersedia merupakan K yang berada di dalam larutan tanah atau komplek perakaran, meliputi 1-2 % dari total K tanah. Sedangkan K tersedia merupakan K yang terikat secara lemah pada muatan
pertukaran koloidal tanah fraksi liat tanah atau bahan organic. Dan k tidak tersedia adalah k yang berada dalam struktur mineral primer dengan mengisi pengkalan K tersedia, meliputi 90-98% total K dalam tanah (Budiman dan Brady, 2002).
Pada tanaman yang mengalami defisiensi unsure K dapat dilihat dengan
melemahnya turgor batang, sehingga mudah patah at au tanaman mudah rebah, rentan terhadap serangan penyakit sepert i powdery-mildew pada gandum, kerusakan batang, busuk akar, rendahnya kualitas produksi buah-buahan dan sayur-sayuran, secara fisiologis menyebabkan terganggunaya aktivitas enzim invertase, distase, peptase, dan katalase pada t ebu, proses fotosintesis terhambat, respirasi meningkat, terhambatnya sintesis protein pada tebu akibat
terakumulasinya non protein di dedaunan barley dan penurunan produksi N-amida pada rerumputan. Sedangkan kelebihaan unsure K yaitu dapat
menyebabkab penyerapan Ca dan Mg terganggu (Hanafiah, 2012).
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh absorbansi tanah A sebesar 20 dan absorbansi tanah B sebesar 17,8 dengan FP=1. Untuk mencari kadar kalium di setiap larutan tanah, maka perlu dibuat kurva regresi antara konsentrasi larutan standar dengan absorban lain, melalui kurva ini maka kadar k (ppm) dapat
ditentukan. Adapun konsentrasi standar yang digunakan adalah 0, 10, 20, 30, dan 40 ppm. Sedangkan untuk absorban yaitu 0; 9,1; 21,2; 27,8; dan 33,8.
Dari kurva regresi linier yang telah dibuat, maka diperoleh persamaan
yaituY=bx+a dengan nilai Y= 0,863x+1,12. Untuk mencari kadar K d i dalam masing-masing sampel digunakan dengan rumus yang digunakan rumus
=
−
.Setelah kadar K diperole, maka Kdd (me/100g) dapat dicari. Rumus yang digunakan yaitu:
(
100) =
ℎ
390
1
Pada percobaan ini bobot tanah yang digunakan sebesar 2 gram dan FP sebesar 1. Pada tanah A diperoleh kadar k dalam larutan sebesar 21,88 sehingga diperoleh Kdd (me/100 g) sebesar 0,56 untuk tanah A. sedangkan pada tanah B diperoleh kadar K dalam larutan sebesar 19,33 sehingga diperoleh Kdd (me/100 g) sebesar 0,50 untuk tanah B. dengan demikian, berdasarkan praktikum yang dilakukan maka tanah A memiliki Kdd lebih besar disbanding denan tanah B. hal ini dikarenakan kandungan bahan organic dalam tanah A lebih banyak.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kadar kalium dapat ditukar atau Kdd pada sampel tanah A sebesar 0,56 dan pada sampel tanah B kdd sebesar 0,50.
2. Kdd tanah A lebih besar disbanding tanah B karena tanah A lebih banyak mengandung bahan organic.
3. Fungsi kalium dalam tanah bagi tanaman yaitu untuk memperkuat tubuh tumbuhan, pertahanan terhadap hama dan penyakit, sisntesis protein, dan pengisian bulir pada tanaman serealia.
4. Penetapan Kdd digunakan untuk menduga jumlah unsure hara kalium yang data disediakan tanah bagi pertumbuhan tanaman.
5. Bentuk kalium dalam larutan tanah yaitu kalium dapat ditukar dan kalium tidak dapat ditukar.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 2007. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta. Kanisius.
Agustina, Lily. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta. Rineka Cipta.
Budiman dan Brady. 2002. Konsistensi Tanah. Jakarta. Darmawijaya.
Hanafiah, K.A.. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta. Rajawali Pers.
Hanafiah, K.A.. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta. Rajawali Pers.
Saragi, Arnold H. 2008. Pengaruh Pemberian pupuk kandang ayam dan dosis kalium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman peleng (Spinacia oleracea). Universitas Sumatera Utara Repository.
Silahooy, C.H.. 2008. Efek pupuk kcl dan SP-36 terhadap Kalium tersedia, serapan
kalium dan hasil kacang tanah (arachis hypogeal) pada tanah brunizem . Hlm.
PERHITUNGAN
Berikut ini adalah data hasil percobaan:
Standar Deret Standar P (ppm)
0 10 20 30 40
Absorbansi 0 9,1 21,2 27,8 33,8
Tabel regresi absorbansi dan deret standar P:
Diketahui:
Absorbansi tanah a 20 fp a=1 Absorbansi tanah b 17,8 fp b=1 Volume ekstrak 20 ml
Bobot tanah 2 gram
Persamaan regresi yaitu y=0,863x+1,12
Ditanya:
Kadar K dalam larutan tanah A Kadar K dalam larutan tanah B
Kdd (me/100 g) tanah A dan tanah B Kadar K dalam larutan A
=
0 9,1 21,2 27,8 33,8 0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 10 20 30 40 50Absorbansi
Absorbansi Linear (Absorbansi)
= 201,12
0,863
=
=21,88
Kdd (me/100 g) =
Kdd (me/100 g) tanah A =
21,88
1
=0,56Kadar K dalam larutan B
=
= 17,81,12
0,863
=
=19,33
Kdd (me/100 g) =
Kdd (me/100 g) tanah B =
19,33
1
=0,50No. Tanah Absorbansi FP
Kdd(me/100 g)
1 A 20 1 0,56
ABSTRAK
TEKSTUR TANAH
Oleh Kelompok 7
Tekstur tanah adalah susunan relative dan tiga ukuran zarah tanah, yaitu pasir berukuran 2 mm-50 m, debu berukuran 50-2 m, dan liat berukuran <2 m. tujuan
dilakukannya praktikum tekstur tanaha yaitu untuk mengatahui kelas t ekstur tanah serta mengetahui susunan relative dari t iga ukuran tanah. Praktikum tekstur tanah dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2014 di laboratorium ilmu tanah. Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah Erlenmeyer 250 ml, pengaduk listr ik, hydrometer, stopwatch, thermometer, dan tabung sedimentasi. Seda ngkan bahan- bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu sampel tanah , air, dan Na
heksametafosfat. Penetapan tekstur dilakukan dengan dua cara yaitu penetapan menurut perasaan di lapang dan penetapan tekstur di laboratorium. Hasil
pengamatan tekstur di lapang yaitu sampel tanah A bertekstur lempung liat
berpasir. Pada penetapan tekstur di laboratorium, diperoleh penetapan berdasarkan hasil perhitungan. Sampel tanah A bertekstur lempung liat berpasir dengan
persentase liat 27,6 %, debu 18%, dan pasir 54,4 %. Sedangkan pada sampel B tanah bertekstur liat dengan persentase liat 71,6 %, debu 6,72 %, dan pasir 21,68 %. Tekstur tanah mempengaruhi kesuburan tanah dan pert umbuhan tanaman.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekstur tanah adalah perbandingan relative reaksi-reaksi penyusun tanah. Fraksi-fraksi tekstur adalah pasir, debu, dan liat. Perbandingan ketiga Fraksi-fraksi tersebut dapat menunjukkan perbandingan kasar atau halusnya suatu tanah. Ketiga fraksi tersebut memiliki ukuran yang berbeda (Buckman, 1992).
Terdapat perbedaan penting pada pasir, debu, liat, dan fraksi lain pada
kemampuan penyediaan elemen-elemen kesuburan tanah. Unsure hara esensial biasanya terdapat pada partikel debu, area permukaan per gramnya lebih besar, dan pelapukannya lebih cepat dari pada pasir, hingga menyebabkan tanah lebih subur (Foth, 1991).
Ada dua cara dalam menetapkan tekstur tanah. Cara pertama yaitu penetapan tekstur menurut perasaan di lapang yakni dengan memirid tanah basah di antar a ibu jari dan telunjuk. Cara kedua yaitu penetapan tekstur tanah di laboratorium dengan enggunakan hydrometer. Tekstur tanah perlu dipahami dalam pertanian. Hal ini pnting karena dalam penanaman suatu komoditas pemilihan lokasi sangat diutamakan. Ukuran atau proporsi fraksi-fraksi penyusun tanah mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Oleh karena itu d ilakukanlah praktikum tekstur tanah tanah dalam mata kuliah dasar-dasar ilmu tanah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah: 1. Mengetahui dan memahami tekstur tanah
2. Mengetahui susunan-susunan relative dan ukuran jarah tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur istilah adalah untuk ukuran relative partikel tanah yang mengacu pada kehalusan dan kekasaran tanah. Secara khusus tekstur adalah perbandingan relative pasir, debu, dan liat. Partikel pasir berukuran relative lebih besar
dibandingkan dengan ukuran partikel debu dan liat yang berbobot sa ma. Tanah yang bertekstur kasar mengandung 20% atau lebih bahan organis dan tanah bertekstur halus mengandung 30% atau lebih bahan organic (Foth, 1991).
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk sehingga dilakukan pemberian istilah tentang sifat tekstur yang akan menunjukkan sifat fisiknya. Untuk itu digunakan nama kelas sepert i pasir, debu, liat, dan lempung (Buckman dan Brady, 1992).
Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa yang sangat tahan terhadap pelapukan. Sedangkan fraksi debu dan biasanyabesrasal dari mineral feldspar dan
mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir (Hardjowigeno, 2003).
Dari fraksi debu, pasir, dan liat, partkel debu berukuran 0,05-0,002 mm dan pasir berukuran diameter paling besar, yaitu 2-0,05 mm, serta liat dengan ukuran
<0,002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permaebilitas tanah, porositas tanah dan lain-lain (Dedy’s, 1987).
Tanah bertekstur halus didominasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro, tanah yang didominasi debu berpori-pori meso, sedangkan tanah yang didominasi liata akan banyak mempunyai pori-pori mikro. Hal ini berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas
permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energy atau bahan lain, sehingga makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya tahannya untuk menahan tanah (Hakim, 1986).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan adalah t imbangan (ketelitian 0,1 g), Erlenmeyer 250 ml, hydrometer, pengaduk listrik atau blender, stopwatch,
thermometer, dan gelas ukur (1000 ml).
Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah kering udara yang lolos saringan 2 mm, Na-heksametafosfat 5% dan air.
3.2 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan adalah sebagai berikut: 1. Penetapan Tekstur menurut perasaan di lapang
Dibasahi massa tanah kering secukupnya, lalu dipijat diantara ibu jari dan telunjuk, sehingga terbentuk bola lembab.
Diperhatikan adanya rasa kasar atau licin di antara ibu jari, bola tanah yang lembab, kemudian digulung-gulung dan diamati adanya daya tahan ter hadap tekanan dan kelekatan massa sewaktu teunjuk dan ibu jari direnggangkan.
Ditentukan kelas tekstur lapang berdasarkan kriteria rasa kasar atau licin, gejala piridan dan kelekatan.
2. Penetapan Tekstur di Laboratorium
Ditimbang 50 g tanah kemudian dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 100 ml calon lalu dikocok dan dibiarkan 30 menit.
Dimasukkan dalam gelas pengaduk dan ditambahkan 400 ml a ir aquades lalu dikocok selama 5 menit.
Dipindahkan suspense ke dalam gelas ukur 1000 ml dan ditambahkan air destilata sampai volume mencapai 1000 ml kemudian diaduk selama 2 menit.
Dinyalakan stopwatch bersamaan diangkatnya pengaduk. Dimasukkan hydrometer setelah sekitar 20 detik, setelah 40 detik dibaca angka yang
ditunjukkan oleh hydrometer (H1), kemudian hydrometer diangkat dan dicuci serta dibaca suhu-suhu suspense dengan thermometer (T1).
Dibiarkan suspense tersebut selama 2 jam kemudian dimasukkan kembali hydrometer dan dibaca sebagai pembacaan kedua (H2), hydrometer diangkat dan suhu suspense diukur (T2).
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dalam percobaan adalah sebagai berikut: Tabel hasil pengamatan di lapang
No. Sampel Tanah Penetapan Rasa Tekstur
1. A Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh (kering),
membentuk gulungan jika dipijit,
gulungan mudah hancur serta melekatnya sedang.
Lempung berliat
2. B Rasa kasar agak jelas,
membentuk bola agak teguh (kering), membentuk gulungan jika dipijit, gulungan mudah
hancur serta melekat.
Lempung liat berpasir
Tabel hasil pengamatan di laboratorium
No. Sample Tanah H1 T1 H2 T2 Tekstur
1. A 21 25 12 25 Lempung liat berpasir
4.2 Pembahasan
tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan kompisisi kandungan fraksi pasir, debu, dan liat yang terkandung pada tanah. Fraksi-fraksi tersebut memiliki ukuran diameter yang berbeda-beda. Fraksi pasir memiliki ukuran diameter paling besar, yaitu 2-0,05
mm, debu dengan ukuran 0,05-0,002 mm dan liat dengan ukuran <0,002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah mempengaruhi struktur tanah. Permaebilitas tanah, porositas dan keadaan sifat tanah yang lain (Hardjowigeno, 2003).
Pada praktikum tekstur tanah ini, dilakukan dua metode penetapan tekstur, yaitu penetapan tekstur di lapang dan penetapan tekstur di laboratorium. Hasil
penetapan di lapang yatu, sampel tanah A bertekstur lempung liat. Penetapan rasa tekstur lempung berliat yaitu rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh
(kering), membentuk gulungan jika dipijit, gulungan mudah hancur serta
melekatnya sedang. Sedangkan sampel tanah B bertekstur lempung liat berpasir. Penetapan rasa tekstur lempung liat berpasir yaitu rasa kasar agak jelas,
membentuk bola agak teguh (kering), membentuk gulungan jika dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
Pada penetapan tekstur di laboratorium, diperoleh data-data dari setiap sampel. Pada sampel tanah A diperoleh H1 21, t1 25, h2 12, dan t 2 25. Berdasarkan data tersebut diperoleh hasil perhitungan dari % debu + % liat sebesar 45,6 %, liat sebesar 27,6 %, % debu sebesar 18% dan % pasir sebesar 54,4 %. Pada sampel tanah B diperoleh h1 37, t1 26, h2 34, dan t2 25C. sehingga dengan data tersebut dapat diketahui persentase stiap fraksi . persentase debu+liat sebesar
78,32%, %liat sebesar 71,6 %, % debu sebesar 6,72 % dan %pasir sebesar 21,68%.
Berdasarkan data tersebut dan hasil perhitunga, dapat diketahui kelas tekstur dari setiap sampel dengan menggunakan segitiga tekstur. Seitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk mnentukan kelas-kelas tekstur tanah.
Sehingga dapat ditetapkan bahwa sampel A termasuk ke dalam kelas t ekstur lempung liat berpasir dan sampel tanah B termasuk ke dalam kelas t ekstur liat.
Setiap fraksi memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari fraksi pasir yaitu membentuk struktur lepas dan drainase baik. Namun terdapat kekurangan dari fraksi pasir yaitu rendahnya daya pegang air, daya menahan tanah dan rendahnya hara. Sehingga tanah miskin unsur hara dan cenderung kekurangan air. Sedangkan kelebihan dari fraksi liat yaitu umumnya tanah berliat relative kaya unsur hara. Akan tetapi kekurangan dari fraksi ini yaitu memiliki drainase yang buruk karena sifat lekat dai strukturnya yang massif. Sehingga memerlukan perbaikan drainase (Nugroho dan Yayat, 2009).
Manfaat dari mempelajari tekstur tanah salah satunya adalah dapat menentukan jenis tanah yang baik dan yang buruk untuk pertanaman. Rekomendasi untuk petani mengenai jenis tanah yang baik untuk pertanaman yakni jenis tanah
organosol yang salah satu anggotanya adalah tanah humus. Tanah humus direkomendasikan untuk lahan pertanian karena t anah ini sangat subur. Tanah humus bersifat koloidal seperti liat dengan kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g. tanah humus berwarna kehitaman dan kandungan bahan organiknya tinggi (Arsyad, 1979).
Di dalam Al-Quran terdapat ayat mengenai tanah yaitu sur at Al-Araf:58 yang artinya “dari tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan, dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang ber syukur”.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan, dapat disimpulakan bahwa: 1. Pada metode lapang, sampel tanah A ditetapkan bertekstur lempung berliat
dan sampel B bertekstur lempung liar berpasir.
2. Pada penetapan di laboratorium, ditetapkan bahwa sampel tanah A bertekstur lempung liat berpasir dan sampel tanah B bertekstur liat.
3. Pada penetapan di laboratorium, sampel tanah A berdasarkan hasil
perhitungan terdiri dari 27,6% liat, 18% debu, dan 54,4% pasir. Sedangkan pada sampel B 71,6% liat, 6,72% debu, dan 21,68% pasir.
4. Tekstur tanah mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.
5. Fraksi tanah terdiri dari pasir, liar, dan debu. Setiap fraksi tanah memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1979. Konservasi Tanah. Fakultas pertanian jurusan tanah institute pertanian bogor. Bogor.
Buckman, H.O.. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta. Brata Karya Aksara.
Dedy’s, site. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta. Rineka Cipta.
Foth, H.D. 1991. Dasar-dasar ilmu tanah. Jakarta. Erlangga.
Hakim, N.M.Y. Nyakpa, dkk. 1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Lampung. Universitas
lampung.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta. Akademika Pressindo.
Nugroho, Budi, dan Yayat, Hidayat. 2009. Penuntun praktikum ilmu tanah. Bogor.
PERHITUNGAN Rumus: