• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan adalah sebuah perubahan terencana dalam mewujudkan visi sebuah tatanan. Perubahan terencana tersebut ditandai oleh terbukanya ruang bagi unsur-unsur penyusun tatanan untuk menyuarakan aspirasinya dan menentukan pilihannya didalam berkontribusi terhadap proses pencapaian visi tatanan. Agar kontribusi setiap unsur bisa efektif mempengaruhi arah dan kecepatan perubahan maka diperlukan sebuah koridor dalam bentuk dokumen perencanaan.

Kabupaten Barru terbentuk sebagai entitas kesatuan wilayah dan pemerintahan yang otonom dengan mandat untuk mensejahterakan masyarakat dan berkontribusi terhadap perkembangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Republik Indonesia. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan sebuah perencanaan jangka panjang sebagai arahan sosial tentang kondisi masa depan yang hendak diwujudkan dan upaya-upaya untuk mewujudkan cita-cita masa depan tersebut.

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, sebuah Kabupaten harus memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, dengan masa berlaku 20 tahun yakni periode 2005-2025. Undang-Undang SPPN tahun 2004 juga menggariskan bahwa RPJP Daerah Kabupaten harus mengacu kepada RPJPD Provinsi dimana RPJP Daerah Provinsi mengacu pada RPJP Nasional. Dengan rumusan seperti itu maka terbangun sebuah sistem pembangunan jangka panjang yang saling terkait satu sama lain dari tingkat Kabupaten hingga tingkat Nasional sehingga perubahan yang didorong dapat lebih efektif mewujudkan visi daerah sekaligus visi nasional. RPJP Nasional memayungi arahan jangka panjang daerah sedangkan RPJP Daerah berkontribusi terhadap pencapaian arahan jangka panjang nasional tersebut.

(2)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 2 RPJP Daerah Kabupaten Barru adalah bagian dari sistem perencanaan jangka panjang tersebut, yang tidak hanya menjadi arahan bagi perwujudan visi Kabupaten Barru tetapi sekaligus berkontribusi bagi perwujudan visi Provinsi Sulawesi Selatan 2008-2028 dan visi Republik Indonesia 2005-2025. Penyusunan RPJP Daerah melibatkan serangkaian proses yakni proses teknokratik, proses partisipatif, proses politik, dan proses bottom up-top down. Proses teknokratik dimaksudkan sebagai proses yang bersifat ilmiah, yang melibatkan sejumlah keahlian di dalam mengkaji kondisi daerah, menganalisis isu-isu strategis daerah, dan di dalam merumuskan visi dan misi serta arah pembangunan jangka panjang. Proses partisipatif dimaksudkan sebagai proses, dimana para pihak terkait mengkontribusikan pikiran dan aspirasinya ke dalam substansi RPJP Daerah baik untuk aspek pemahaman kondisi daerah dan isu-isu strategisnya maupun untuk aspek rumusan visi dan misi serta arah jangka panjang pembangunan. Proses bottom up-top down dimaksudkan bahwa dalam penyusunan RPJP Daerah ini selain mengakomodir aspirasi yang sifatnya dari bawah, yakni para pihak terkait daerah, juga memerhatikan dan mengacu pada arahan yang sifatnya dari atas yakni visi, misi dan arah pembangunan pada tingkat provinsi dan nasional. Sedangkan proses politik adalah proses dimana substansi dari RPJP Daerah yang telah disusun secara teknokratik, partisipatif dan kombinasi bottom up-top down, mendapatkan masukan dan legitimasi politik melalui penetapan oleh wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan RPJP Daerah ini adalah memberi arahan bagi semua pihak terkait daerah dalam berkontribusi pada pembangunan jangka panjang Kabupaten Barru secara efektif, partisipatif dan berkelanjutan. Selain itu, keberadaan RPJP Daerah Kabupaten Barru juga dimaksudkan untuk menjadi pedoman di dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Barru. RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan bersifat rasional-komprehensif sekaligus strategis yang jangka waktunya adalah lima tahun, sehingga sebuah dokumen RPJP Daerah menjadi pedoman bagi empat dokumen RPJM

(3)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 3 Daerah. Dengan demikian, RPJP 2005-2025 akan menjadi koridor bagi empat periode lima tahunan RPJM Daerah Kabupaten Barru selama periode dua puluh tahun yakni 2005-2025.

Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya RPJP Daerah adalah terfokusnya arah pembangunan secara jangka panjang menyangkut kondisi yang hendak diwujudkan (visi daerah) dan langkah untuk mewujudkan kondisi tersebut (misi dan arah pembangunan daerah). Selain itu, RPJP Daerah ini juga bertujuan meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pembangunan baik secara sektoral maupun secara wilayah dalam tahapan lima tahunan selama 20 tahun ke depan.

1.3. Landasan Hukum

Penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Barru 2005-2025 didasarkan pada sejumlah landasan hukum sebagai berikut.

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Daerah Tingkat II di Sulawesi ,

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008,

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

(4)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 4 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan,

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

14. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028,

15. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2013,

16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.

1.4. Hubungan RPJP Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RPJP Daerah Kabupaten Barru 2005-2025 merupakan koridor utama bagi seluruh upaya pembangunan yang berjalan pada periode tersebut karena didalamnya terdapat arahan pembangunan yang sifatnya sektoral, kewilayahan maupun tahapan lima tahunan RPJM Daerah.

RPJP Daerah Kabupaten Barru 2005-2025 memiliki hubungan erat dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Barru dalam bentuk saling keterkaitan isi yang harus sejalan satu sama lain. RPJP Daerah memberi arahan tentang visi, misi dan arah pembangunan secara substansial,

(5)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 5 sedangkan RTRW memberi arahan spasial bagi misi dan arah pembangunan dalam mewujudkan visi daerah.

RPJP Daerah Kabupaten Barru 2005-2025 memiliki hubungan erat dengan empat periode RPJM Daerah yang tercakup didalamnya, yaitu periode Tahun 2005-2010, 2010-2015, 2015-2020 dan 2020-2025. Di samping itu, RPJP Daerah juga merupakan acuan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, sasaran dan program pada setiap periode RPJM Daerah tersebut. Sebagai acuan RPJM Daerah, maka isi RPJP Daerah lebih bersifat arahan makro tentang apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya.

1.5. Sistematika Penulisan

RPJP Daerah Kabupaten Barru disusun dengan sistematika yang mengacu pada arahan Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Bab II: Kondisi Umum Daerah

Bab III: Analisis Isu Strategis Daerah

Bab IV: Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 Bab V : Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

Bab VI: Kaidah Pelaksanaan Bab VII: Penutup.

(6)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 6 BAB II

KONDISI UMUM DAERAH

2.1. Kondisi Geomorfologis dan Lingkungan Hidup

Letak Wilayah. Kabupaten Barru terletak di Pantai Barat Sulawesi Selatan, berjarak sekitar 100 km arah utara Kota Makassar. Secara geografis terletak pada koordinat 4O 05’ 49” LS - 4O 47’ 35” LS dan 119O 35’ 00” BT - 119O 49’ 16” BT. Di sebelah utara Kabupaten Barru berbatasan Kota Parepare dan Kabupaten Sidrap, sebelah timur berbatasan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone, sebelah selatan berbatasan Kabupaten Pangkep, dan sebelah barat berbatasan Selat Makassar.

Luas Wilayah. Kabupaten Barru seluas 1.174,72 km2, terbagi dalam tujuh kecamatan yakni: Kecamatan Tanete Riaja seluas 174,29 km2; Kecamatan Tanete Rilau seluas 79,17 km2; Kecamatan Barru seluas 199,32 km2; Kecamatan Soppeng Riaja seluas 78,90 km2; Kecamatan Mallusetasi seluas 216,58 km2; Kecamatan Pujananting seluas 314,26 km2; dan Kecamatan Balusu seluas 112, 20 km2. Selain daratan, terdapat juga wilayah laut teritorial seluas empat mil dari pantai, sepanjang 78 km.

Morfologi Wilayah. Berdasarkan kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Barru terbagi empat kriteria morfologis yakni datar dengan kemiringan 0 – 2O seluas 26.596 ha atau 22,64 %; landai dengan kemiringan 2 – 15O seluas 7.043 ha atau 5,49 %; miring dengan kemiringan 15 – 40 O seluas 33.346 ha atau 28,31 %; dan terjal dengan kemiringan >40 O seluas 50.587 ha atau 43,06 %, yang tersebar pada semua kecamatan.

Ketinggian Wilayah. Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, Kabupaten Barru dapat dibagi dalam enam kategori ketinggian yakni: 0 – 25 meter dari permukaan laut (mdpl) seluas 26.319 ha (22,40 %), tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Pujananting; 25 – 100 mdpl seluas 12.543 ha (10,68 %), tersebar di seluruh kecamatan; 100 – 500 mdpl seluas 52.782 ha (44,93 %), tersebar di seluruh kecamatan; 500 – 1000 mdpl seluas 23.812 Ha (20,27 %), tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Tanete Rilau; 1000 – 1500 mdpl seluas 1.941 ha (1,65 %), tersebar di

(7)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 7 Kecamatan Tanete Riaja, Barru, Soppeng Riaja, dan Pujananting; dan kategori > 1.500 mdpl seluas 75 ha (0,06 %), hanya terdapat di Kecamatan Pujananting.

Kondisi Geologi. Jenis tanah di Kabupaten Barru terdiri atas: Alluvial seluas 14.659 ha (12,48 %) yang terdapat di Kecamatan Tanete Riaja; Litosol seluas 29.043 ha (24,72 %) yang terdapat di Kecamatan Tanete Rilau dan Tanete Riaja; Regosol seluas 41.254 ha (38,20 %) yang terdapat di seluruh kecamatan; dan jenis Mediteran seluas 32.516 (24,60 %) yang terdapat di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Tanete Rilau.

Pola Penggunaan Lahan. Pola penggunaan lahan di Kabupaten Barru meliputi kampung/permukiman tahun 1993 seluas 2.063,50 ha, meningkat menjadi 2.767,92 ha tahun 2008; persawahan tahun 1993 seluas 11.921,00 ha, meningkat menjadi 15.959,23 ha tahun 2008; kolam/tambak tahun 1993 seluas 1.889,50 ha, meningkat menjadi 2.903,55 ha tahun 2008; kebun campuran tahun 1993 seluas 7.698,00 ha, meningkat menjadi 18.586,95 ha tahun 2008; ladang/tegalan tahun 1993 seluas 2.873,00 ha, meningkat menjadi 5.138,70 ha tahun 2008; lahan terbuka tahun 1993 seluas 10.966,00 ha, berkurang menjadi 3.367,53 ha tahun 2008; semak belukar tahun 1993 seluas 110,00 ha, bertambah menjadi 12.712,11 ha tahun 2008; alang-alang tahun 1993 seluas 1.327,00 ha, berkurang menjadi 265,32 ha tahun 2008; dan hutan tahun 1993 seluas 75.257,00 ha, berkurang menjadi 55.481,80 ha tahun 2008.

Kondisi klimatologis. Kabupaten Barru merupakan daerah yang beriklim tropis dan termasuk dalam pola iklim pesisir pantai barat Sulawesi Selatan. Berdasarkan tipe iklim dengan metode Zone Agroklimatologi yang berdasarkan pada bulan basah (curah hujan lebih dari 200 mm/bulan) dan bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm/bulan), maka di Kabupaten Barru pada umumnya memiliki tipe iklim C yang mempunyai bulan basah berturut-turut 5 – 6 bulan (Oktober-Maret) dan bulan kering berturut-turut kurang dari dua bulan (April-September). Temperatur rata-rata antara 20O C sampai 35O C. Total hari hujan selama setahun rata-rata 94 hari dengan jumlah curah hujan sebesar 2.646 mm. Curah hujan berdasarkan hari hujan

(8)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 8 terbanyak pada bulan Desember dan Januari dengan jumlah curah hujan rata-rata 423 mm dan 453 mm.

Sungai dan pesisir. Kabupaten Barru dialiri sekitar 12 sungai yang tersebar di seluruh Kecamatan dengan panjang secara keseluruhan sekitar 234,60 km dengan lebar 5 – 80 m dan kedalaman antara 1 – 4 m. Kondisi sungai saat ini pada umumnya mengalami sedimentasi dan penurunan debit air bila dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Sungai-sungai tersebut bermuara di pantai sepanjang pesisir Kabupaten Barru dengan garis pantai sepanjang 78 km.

Kondisi Hutan. Luas hutan Kabupaten Barru berdasarkan Peta Padu Serasi Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan (Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 276/IV/1999 adalah 65.185 ha (55,49 persen dari luas Kabupaten Barru) dengan rincian Hutan Lindung seluas 49.801 ha dan Hutan Produksi Terbatas seluas 15.384 ha. Namun berdasarkan survei tahun 2008 (Profil Kabupaten Barru Tahun 2008) luas hutan yang memiliki vegetasi atau tegakan hanya seluas 55.481,80 ha. Hal ini sesuai dengan kenyataan terdapatnya lahan kritis dalam kawasan hutan seluas 25.189 ha.

2.2. Kondisi Perekonomian Daerah 2.2.1. Kondisi Makro Ekonomi

Nilai dan Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kecenderungan semakin meningkat dalam 15 tahun terakhir. Pada tahun 1995 nilai PDRB sebesar Rp. 165.058,33 (juta), tahun 2000 meningkat menjadi Rp. 426.904,91(juta), tahun 2005 mencapai Rp. 795.558,06 (juta), tahun 2009 mencapai Rp. 1.263.289,46 (juta) dan diperkirakan pada tahun 2025 mencapai Rp. 5.945.420,36 (juta). Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku pertahun, sebagaimana ditunjukkan Tabel-1, tahun 1995-2000 (20,20%); 2001-2005 (13,28%); 2006-2010 (11,40%); dan proyeksi untuk tahun 2011-2015 (14,40%); 2016-2020 (10,16%); 2020-2025 (6,71%).

(9)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 9 Tabel-1: Nilai dan Pertumbuhan Serta Proyeksi PDRB Kabupaten Barru

1995-2025 Atas Dasar Harga Berlaku.

Dalam juta

Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Pertumbuhan PDRB Harga Berlaku Rata-rata Pertumbuhan PDRB Harga Berlaku Per lima

tahun 1995 165,058.33 12,17 20.20 1996 188,615.62 14.27 1997 214,854.83 13.91 1998 326,032.55 51.75 1999 355,672.49 9.09 2000 426,904.91 20.03 2001 501,351.91 17.44 13.28 2002 566,585.40 13.01 2003 621,853.19 9.75 2004 701,643.70 12.83 2005 795,558.06 13.38 2006 892,995.85 12.25 11.40 2007 1,010,475.61 13.16 2008 1,225,699.23 21.30 2009 1,263,289.46 3.07 2010 1,354,349.93 7.21 2011 1,508,778.94 11.40 14.40 2012 1,811,108.94 20.04 2013 2,050,725.14 13.23 2014 2,327,866.05 13.51 2015 2,649,752.93 13.83 2016 2,979,319.67 12.44 10.16 2017 3,308,886.42 11.06 2018 3,638,453.16 9.96 2019 3,968,019.90 9.06 2020 4,297,586.64 8.31 2021 4,627,153.39 7.67 6.71 2022 4,956,720.13 7.12 2023 5,286,286.87 6.65 2024 5,615,853.61 6.23 2025 5,945,420.36 5.87

(10)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 10 PDRB atas dasar harga konstan juga menunjukkan peningkatan dalam 15 tahun terakhir. Pada tahun 1995 nilainya Rp. 143.503,73 (juta), tahun 2000 meningkat menjadi Rp. 426.904,91 (juta), tahun 2005 mencapai Rp. 550.220,31 (juta), tahun 2009 mencapai Rp. 650.064,63 (juta) dan diperkirakan pada tahun 2025 mencapai Rp. 2.208.459,10 (juta). Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan pertahun untuk tahun 1995-2000 (31,15%); 2001-2005 (5,21%); 2006-2010 (4,72%); dan proyeksi untuk tahun 2011-2015 (5,30%); 2016-2020 (11,64%); dan 2020-2025 (7,31%) .

(11)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 11 Tabel-2: Nilai dan Pertumbuhan Serta Proyeksi PDRB Kabupaten Barru

1995-2025 Atas Dasar Harga Konstan.

Tahun PDRB Atas Dasar Harga konstan Pertumbuhan PDRB Harga konstan Rata-rata Pertumbuhan PDRB Harga KonstaN Per lima

tahun 1995 143,503.73 5.07 31,15 1996 152,140.12 6.02 1997 159,882.62 5.09 1998 150,332.92 -5.97 1999 156,648.11 4.20 2000 426,904.91 172.52 2001 448,524.91 5.06 5.21 2002 474,796.19 5.86 2003 503,074.46 5.96 2004 524,304.20 4.22 2005 550,220.31 4.94 2006 577,189.01 4.90 4.72 2007 605,710.83 4.94 2008 647,990.05 6.98 2009 650,064.63 0.32 2010 691,945.04 6.44 2011 725,879.33 4.90 5.30 2012 762,689.59 5.07 2013 802,865.63 5.27 2014 846,973.55 5.49 2015 895,673.83 5.75 2016 1,026,952.36 14.66 11.64 2017 1,158,230.88 12.78 2018 1,289,509.41 11.33 2019 1,420,787.94 10.18 2020 1,552,066.46 9.24 2021 1,683,344.99 8.46 7.31 2022 1,814,623.52 7.80 2023 1,945,902.05 7.23 2024 2,077,180.57 6.75 2025 2,208,459.10 6.32

(12)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 12 Nilai dan Pertumbuhan PDRB perkapita. Pada tahun 1995 PDRB perkapita Kabupaten Barru atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 1.087.340,78, tahun 2000 meningkat menjadi Rp. 2.806.719,94, tahun 2005 mencapai Rp. 5.009.149,03, tahun 2009 mencapai Rp. 7.022.205,94 dan dipyoyeksikan pada tahun 2025 mencapai Rp. 14.178.890,24. Laju pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pertahun, sebagaimana ditunjukkan Tabel-3, tahun 1995-2000 (20,25%); 2001-2005 (12,32%); 2006-2010 (8,72%); dan proyeksi untuk tahun 2011-2015 (5,38%); 2016-2020 (4,23%) ;2020-2025 (3,49%).

(13)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 13 Tabel-3: Proyeksi PDRB Perkapita Kabupaten Barru Tahun 1995-2025 Atas

Dasar Harga Berlaku.

Tahun

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga

Berlaku Pertumbuhan PDRB Perkapita Harga Berlaku Rata-rata Pertumbuhan PDRB Perkapita Harga Berlaku Pertahun 1995 1.087.340,78 11,43 20,05 1996 1.225.970,88 12,75 1997 1.384.820,11 12,96 1998 2.084.607,08 50,53 1999 2.256.805,16 8,26 2000 2.806.719,94 24,37 2001 3.261.949,88 16,22 12,32 2002 3.678.934,86 12,78 2003 3.959.310,01 7,62 2004 4.441.288,88 12,17 2005 5.009.149,03 12,79 2006 5.608.037,52 11,96 8,72 2007 6.298.624,00 12,31 2008 7.578.582,00 20,32 2009 7.022.205,94 -7,34 2010 7.469.498,71 6,37 2011 7.916.791,48 5,99 5,38 2012 8.364.084,25 5,65 2013 8.811.377,01 5,35 2014 9.258.669,78 5,08 2015 9.705.962,55 4,83 2016 10.153.255,32 4,61 4,23 2017 10.600.548,09 4,41 2018 11.047.840,86 4,22 2019 11.495.133,63 4,05 2020 11.942.426,40 3,89 2021 12.389.719,16 3,75 3,49 2022 12.837.011,93 3,61 2023 13.284.304,70 3,48 2024 13.731.597,47 3,37 2025 14.178.890,24 3,26

(14)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 14 PDRB perkapita atas dasar harga konstan juga menunjukkan kecenderungan meningkat dalam 15 tahun terakhir. Pada tahun 1995 nilainya sebesar Rp. 945.544,99, tahun 2000 meningkat menjadi Rp. 2.806.719,94, tahun 2005 mencapai Rp. 3.464.405,25, tahun 2009 mencapai Rp. 4.498.028,12 dan diperkirakan pada tahun 2025 mencapai Rp . 8.690.506,05. Laju pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga konstan pertahun untuk tahun 1995-2000 (32,04%); 2001-2005 (4,30%); 2006-2010 (6,60%); dan proyeksi untuk tahun 2011-2015 (4,98%); 2016-2020 (3,99%); 2020-2025 (3,32%).

(15)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 15 Tabel-4: Proyeksi PDRB Perkapita Kabupaten Tahun 1995-2025 Atas Dasar

Harga Konstan.

Tahun

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Pertumbuhan PDRB Perkapita konstan Rata-rata Pertumbuhan PDRB Perkapita Harga Konstan Pertahun 1995 945.544,99 4,40 32,04 1996 988.884,30 4,58 1997 1.030.503,51 4,21 1998 961.207,82 -6,72 1999 993.960,06 3,41 2000 2.806.719,94 182,38 2001 2.918.241,12 3,97 4,30 2002 3.082.931,99 5,64 2003 3.203.051,43 3,90 2004 3.318.759,10 3,61 2005 3.464.405,25 4,39 2006 3.624.762,23 4,63 6,60 2007 3.775.593,00 4,16 2008 4.006.567,00 6,12 2009 4.498.028,12 12,27 2010 4.760.057,99 5,83 2011 5.022.087,86 5,50 4,98 2012 5.284.117,73 5,22 2013 5.546.147,60 4,96 2014 5.808.177,47 4,72 2015 6.070.207,34 4,51 2016 6.332.237,21 4,32 3,99 2017 6.594.267,08 4,14 2018 6.856.296,96 3,97 2019 7.118.326,83 3,82 2020 7.380.356,70 3,68 2021 7.642.386,57 3,55 3,32 2022 7.904.416,44 3,43 2023 8.166.446,31 3,31 2024 8.428.476,18 3,21 2025 8.690.506,05 3,11

(16)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 16 Struktur PDRB. Struktur lapangan usaha Kabupaten Barru atas dasar harga berlaku menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian dari tahun ke tahun semakin menurun. Pada tahun 1995 kontribusi sektor pertanian sebesar 50,55 %, tahun 2000 meningkat menjadi 52,17%, tahun 2005 menjadi 48,18 %, tahun 2009 turun menjadi 46,80 % dan diproyeksikan pada tahun 2025 menurun menjadi 38,74%. Sedangkan sektor-sektor lain yang cenderung mengalami kenaikan terutama sektor keuangan, persewaan dan jasa dan sektor jasa-jasa. Pada tahun 1995 kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa sebesar 4,74%, tahun 2000 menjadi 4,06%, tahun 2005 meningkat menjadi 5,88% dan diproyeksikan pada tahun 2025 meningkat menjadi 8,25%. Selanjutnya sektor jasa-jasa tahun 1995 sebesar 13,43%, tahun 2000 meningkat menjadi 17,36 %, tahun 2005 menjadi 17,38 dan diproyeksikan pada tahun 2025 menjadi sebesar 32,71%.

(17)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 17 Tabel-5: Struktur PDRB Kabupaten Barru atas Dasar Harga Berlaku

dan Proyeksinya hingga tahun 2025.

Tahun Harga Berlaku Pertani an Pertamb & penggali an Industri Pengo-lahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangu-nan Perdag. Resto dan Hotel Angku tan & Komuni kasi Keuang-an, Per-sewaan & Jasa Jasa Jasa 1995 50,55 0,95 4,24 0,7 6,42 13,92 5,05 4,74 13,43 1996 50,99 1,05 4,2 0,69 6,38 13,64 5,04 4,62 13,39 1997 50,84 1,09 4,25 0,68 6,4 13,79 5,1 4,42 13,43 1998 56,07 0,86 5,05 0,61 5,07 12,72 4,44 4,28 10,9 1999 56,27 0,95 4,51 0,61 5,24 12,74 4,64 4,36 10,69 2000 52,17 0,84 4,04 0,51 4,84 12,02 4,16 4,06 17,36 2001 51,15 0,96 4,36 0,54 5,13 11,91 4,31 3,93 17,69 2002 51,31 1,10 3,98 0,70 5,17 11,88 4,38 4,08 17,39 2003 49,54 1,23 4,15 0,73 6,04 11,69 4,40 5,48 16,74 2004 50,09 1,31 4,06 0,84 6,12 11,16 4,14 5,88 16,39 2005 48,89 1,32 3,91 0,84 6,05 10,98 4,75 5,88 17,38 2006 48,18 1,29 3,80 0,85 6,02 10,82 4,57 5,84 18,64 2007 47,14 1,28 3,55 0,81 6,19 10,82 4,42 5,76 20,04 2008 44,86 1,26 3,28 0,77 6,40 10,34 4,11 5,85 23,12 2009 46,80 1,35 3,54 0,83 5,97 10,05 4,14 5,99 21,47 2010 46,29 1,38 3,46 0,85 5,99 9,78 4,09 6,13 22,17 2011 45,79 1,41 3,39 0,86 6,01 9,51 4,04 6,27 22,87 2012 45,29 1,45 3,31 0,88 6,03 9,24 3,99 6,41 23,58 2013 44,78 1,48 3,24 0,89 6,05 8,97 3,94 6,55 24,28 2014 44,28 1,51 3,17 0,91 6,07 8,7 3,89 6,7 24,98 2015 43,78 1,54 3,09 0,93 6,09 8,43 3,84 6,84 25,69 2016 43,27 1,57 3,02 0,94 6,11 8,16 3,79 6,98 26,39 2017 42,77 1,61 2,94 0,96 6,13 7,89 3,73 7,12 27,09 2018 42,27 1,64 2,87 0,97 6,15 7,62 3,68 7,26 27,79 2019 41,76 1,67 2,79 0,99 6,17 7,35 3,63 7,4 28,5 2020 41,26 1,70 2,72 1,01 6,19 7,08 3,58 7,54 29,2 2021 40,75 1,74 2,64 1,02 6,21 6,81 3,53 7,68 29,9 2022 40,25 1,77 2,57 1,04 6,23 6,54 3,48 7,82 30,6 2023 39,75 1,8 2,49 1,05 6,25 6,27 3,43 7,97 31,31 2024 39,24 1,83 2,42 1,07 6,27 6 3,38 8,11 32,01 2025 38,74 1,87 2,34 1,09 6,29 5,73 3,33 8,25 32,71

(18)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 18 Distribusi prosentase PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan juga menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian dari tahun ke tahun semakin menurun. Pada tahun 1995 sebesar 49,75 %, tahun 2000 menjadi sebesar 52,17%, tahun 2009 mencapai 47,36% dan diperkirakan pada tahun 2025 menurun menjadi 44,00%. Sedangkan sektor-sektor yang lain cenderung mengalami kenaikan terutama sektor keuangan dan jasa-jasa. Untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa pada tahun 1995 sebesar 4,8%, tahun 2000 menjadi sebesar 4,06%, tahun 2009 meningkat menjadi 5,73% dan diperkirakan pada tahun 2025 kontribusinya terhadap PDRB sebesar 7,51 %. Selanjutnya sektor jasa-jasa pada tahun 1995 sebesar 13,27%, tahun 2000 meningkat menjadi 17,36%, tahun 2009 meningkat menjadi 19,41% dan diperkirakan pada tahun 2025 kontribusinya terhadap PDRB sebesar 27,92%.

(19)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 19 Tabel-6: Struktur dan Proyeksi PDRB Kabupaten Barru Tahun 1995-2025 Atas

Dasar Harga Konstan.

Tahun Harga Konstan Pertani an Pertamb &Peng galian Industr i Peng olahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangu n an Perdag., Resto dan Hotel Angkut an & Komuni kasi Keuangan , Persewaa n & Jasa Jasa Jasa 1995 49,75 0,97 4,08 0,73 6,78 14,19 5,43 4,8 13,27 1996 49,01 1,04 4,21 0,73 6,84 14,34 5,78 4,93 13,13 1997 48,14 1,1 4,43 0,76 6,87 14,61 5,96 4,78 13,35 1998 48,66 0,92 5,4 0,87 5,79 15,64 5,75 4,19 12,77 1999 48,62 1,03 5,01 0,86 5,94 15,72 6,13 4,15 12,54 2000 52,17 0,84 4,04 0,51 4,84 12,02 4,16 4,06 17,36 2001 50,24 0,92 4,40 0,54 5,36 12,34 4,31 3,99 17,90 2002 50,80 0,92 3,90 0,55 5,46 12,17 4,27 4,02 17,89 2003 49,51 1,03 3,92 0,57 6,47 11,96 4,24 5,22 17,07 2004 49,22 1,16 3,84 0,60 6,77 11,92 4,03 5,60 16,87 2005 48,22 1,18 3,78 0,61 7,13 11,92 4,11 5,65 17,40 2006 47,55 1,16 3,74 0,62 7,46 11,82 4,00 5,57 18,10 2007 46,64 1,13 3,72 0,62 7,68 11,74 4,00 5,64 18,82 2008 45,90 1,14 3,78 0,64 8,22 11,76 4,10 5,92 18,54 2009 47,36 1,15 3,61 0,55 7,40 10,86 3,48 5,73 19,41 2010 47,15 1,16 3,53 0,54 7,51 10,57 3,31 5,84 19,94 2011 46,94 1,18 3,46 0,52 7,62 10,28 3,14 5,95 20,47 2012 46,73 1,19 3,39 0,51 7,74 9,99 2,97 6,06 21,01 2013 46,52 1,21 3,31 0,49 7,85 9,71 2,81 6,17 21,54 2014 46,31 1,22 3,24 0,48 7,97 9,42 2,64 6,28 22,07 2015 46,10 1,24 3,17 0,46 8,08 9,13 2,47 6,40 22,60 2016 45,89 1,25 3,09 0,45 8,19 8,85 2,3 6,51 23,13 2017 45,68 1,27 3,02 0,43 8,31 8,56 2,13 6,62 23,67 2018 45,47 1,28 2,94 0,42 8,42 8,27 1,97 6,73 24,2 2019 45,26 1,30 2,87 0,41 8,54 7,98 1,8 6,84 24,73 2020 45,05 1,31 2,8 0,39 8,65 7,7 1,63 6,95 25,26 2021 44,84 1,33 2,72 0,38 8,76 7,41 1,46 7,06 25,8 2022 44,63 1,34 2,65 0,36 8,88 7,12 1,3 7,17 26,33 2023 44,42 1,36 2,58 0,35 8,99 6,84 1,13 7,29 26,86 2024 44,21 1,37 2,5 0,33 9,1 6,55 0,96 7,4 27,39 2025 44,00 1,38 2,43 0,32 9,22 6,26 0,79 7,51 27,92

(20)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 20 Apabila distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dikelompokkan berdasarkan tiga sektor utama, yakni sektor pertanian; sektor manufaktur (pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan); sektor jasa (perdagangan, restoran dan hotel; angkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa; jasa-jasa), maka sektor pertanian menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, sedangkan sektor manufaktur dan sektor jasa menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Data pada Tabel-7 menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian setiap lima tahunan semakin menurun. Pada tahun 1995-2000 sebesar 52,82 %, 2001-2005 menurun menjadi 50,20%, 2006-2010 menjadi 46,65 %, 2021-2025 menjadi 39,75%. Sedangkan sektor manufaktur dan sektor jasa cenderung mengalami peningkatan, untuk tahun 1995-2000 masing-masing sebesar 11,70 % dan 35,49 %; 2001-2005 masing-masing menjadi 11,71% dan 38,09%; 2006-2010 masing-masing menjadi 11,77 % dan 41,63 %; 2021-2025 masing-masing menjadi 11,60% dan 48,97%.

(21)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 21 Tabel-7: Kontribusi dan Proyeksi PDRB Kabupaten Barru Tahun 1995-2025

Atas Dasar Harga Berlaku.

Tahun Pertanian Ratarata Pertanian pertahun Manufaktur Ratarata manufuktur pertahun Jasa-jasa Ratarata jasa pertahun 1995 50,55 52,82 12,31 11,70 37,14 35,49 1996 50,99 12,32 36,69 1997 50,84 12,42 36,74 1998 56,07 11,59 32,34 1999 56,27 11,31 32,43 2000 52,17 10,23 37,6 2001 51,15 50,20 10,99 11,71 37,84 38,09 2002 51,31 10,95 37,73 2003 49,54 12,15 38,31 2004 50,09 12,33 37,57 2005 48,89 12,12 38,99 2006 48,18 46,65 11,96 11,77 39,87 41,63 2007 47,14 11,83 41,04 2008 44,86 11,71 43,42 2009 46,80 11,69 41,65 2010 46,29 11,68 42,17 2011 45,79 44,78 11,67 11,66 42,69 43,74 2012 45,29 11,67 43,22 2013 44,78 11,66 43,74 2014 44,28 11,66 44,27 2015 43,78 11,65 44,8 2016 43,27 42,27 11,64 11,63 45,32 46,36 2017 42,77 11,64 45,83 2018 42,27 11,63 46,35 2019 41,76 11,62 46,88 2020 41,26 11,62 47,4 2021 40,75 39,75 11,61 11,60 47,92 48,97 2022 40,25 11,61 48,44 2023 39,75 11,59 48,98 2024 39,24 11,59 49,5 2025 38,74 11,59 50,02

Sumber: PDRB Kabupaten Barru, BPS, Diolah.

Sementara itu, apabila persentase distribusi PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan dikelompokkan berdasarkan tiga sektor utama, yakni sektor pertanian; sektor manufaktur (pertambangan dan

(22)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 22 penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan); sektor jasa (perdagangan, restoran dan hotel; angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa; jasa-jasa), maka sektor pertanian menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun , sedangkan sektor manufaktur dan sektor jasa meningkat dari tahun ke tahun.

Data pada Tabel-8 menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian semakin menurun. Pada tahun 1995-2000 sebesar 49,39 %, 2001-2005 menjadi 49,60%, 2006-2010 menjadi 46,92 %, 2021-2025 menjadi 44,42%, sedangkan sektor manufaktur dan sektor jasa cenderung meningkat yaitu tahun 1995-2000 masing-masing sebesar 12,43 % dan 38,18 %, 2001-2005 masing-masing menjadi 11,82% dan 38,58%, 2006-2010 masing-masing menjadi 13,07 % dan 39,83 %, 2021-2025 masing-masing menjadi 13,27% dan 42,11%.

(23)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 23 Tabel-8: Kontribusi dan Proyeksi PDRB Kabupaten Barru Tahun 1995-2025

Atas Dasar Harga Konstan.

Sumber: PDRB Kabupaten Barru, BPS, Diolah.

Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Barru atas dasar harga konstan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun meningkat. Pada tahun 1995 pertumbuhan ekonomi sebesar

Tahun Pertanian Rata-rata

Per tahun Manufaktur

Rata-rata Per tahun Jasa-Jasa Rata-rata Per tahun 1995 49,75 49,39 12,56 12,43 37,69 38,18 1996 49,01 12,82 38,18 1997 48,14 13,16 38,7 1998 48,66 12,98 38,35 1999 48,62 12,84 38,54 2000 52,17 10,23 37,6 2001 50,24 49,60 11,22 11,82 38,54 38,58 2002 50,80 10,83 38,35 2003 49,51 11,99 38,49 2004 49,22 12,37 38,42 2005 48,22 12,7 39,08 2006 47,55 46,92 12,98 13,07 39,49 39,83 2007 46,64 13,15 40,2 2008 45,90 13,78 40,32 2009 47,36 12,71 39,48 2010 47,15 12,74 39,66 2011 46,94 46,52 12,78 12,87 39,84 40,22 2012 46,73 12,83 40,03 2013 46,52 12,86 40,23 2014 46,31 12,90858047 40,41 2015 46,10 12,95 40,60 2016 45,89 45,47 12,98 13,07 40,79 41,17 2017 45,68 13,03 40,98 2018 45,47 13,06 41,17 2019 45,26 13,12 41,35 2020 45,05 13,15 41,54 2021 44,84 44,42 13,19 13,27 41,73 42,11 2022 44,63 13,23 41,92 2023 44,42 13,28 42,12 2024 44,21 13,3 42,30 2025 44,00 13,35 42,48

(24)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 24 5,07%, tahun 2010 sebesar 5,62%; tahun 2015 diperkirakan 6%, dan tahun 2025 diproyeksikan 6,76%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi pertahun untuk tahun 1995-2000 sebesar 2,56%; tahun 2001-2005 sebesar 5,21%; tahun 2006-2010 sebesar 5,60%; dan tahun 2021-2025 diperkirakan sebesar 6,51%. Tabel-9: Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten Barru Tahun1995-2025 Atas Dasar Harga Konstan.

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)

Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi per tahun (%)

1995 5,07 2,56 1996 6,00 1997 5,09 1998 -5,97 1999 4,20 2000 0,94 2001 5,06 5,21 2002 5,86 2003 5,96 2004 4,22 2005 4,94 2006 4,90 5,60 2007 4,94 2008 6,98 2009 5,54 2010 5,62 2011 5,69 5,85 2012 5,77 2013 5,85 2014 5,92 2015 6 2016 6,07 6,23 2017 6,15 2018 6,23 2019 6,3 2020 6,38 2021 6,46 6,61 2022 6,53 2023 6,61 2024 6,69 2025 6,76

(25)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 25 2.2.2. Kondisi Sektor Pertanian

Kondisi Tanaman Pangan. Produksi padi sawah hingga tahun 2009 menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2001 total produksi sebesar 88.072 ton, tahun 2009 menjadi 99.234 ton, dan bila kecenderungan peningkatan produksi berlanjut serta luas lahan bisa dipertahankan, maka pada tahun 2025 total produksi diproyeksikan bisa sebesar 106.832,64 ton. Luas areal panen juga menujukkan kecenderungan peningkatan dimana pada tahun 2001 seluas 16.426 ha, tahun 2009 seluas 18.053 ha dan bila konversi lahan sawah bisa ditekan serta pencetakan sawah baru bisa ditingkatkan maka pada tahun 2025 bisa mencapai 19.091,21 ha. Produktivitas juga mengalami peningkatan walaupun dengan pertumbuhan yang tidak signifikan yakni tahun 2001 sebesar 5,36 ton/ha; pada tahun 2009 sebesar 5,50 ton/ha dan pada tahun 2025 diperkirakan sekitar 5,60 ton/ha.

(26)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 26 Tabel-10: Perkembangan dan Proyeksi Luas Areal Panen, Produksi Dan

Produktivitas Padi Sawah Kabupaten Barru Tahun 2001-2025.

No. Tahun

Padi

Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/ Ha)

1 2 3 4 5 1 2001 16.426,00 88.072,00 5,36 2 2002 16.299,00 88.365,22 5,42 3 2003 16.698,00 89.546,66 5,36 4 2004 16.179,00 88.552,72 5,47 5 2005 15.396,00 80.957,24 5,26 6 2006 15.082,00 74.946,90 4,97 7 2007 16.340,00 81.819,60 5,01 8 2008 16.355,00 85.237,19 5,21 9 2009 18.053,00 99.234,58 5,50 10 2010 18.116,20 99.693,21 5,50 11 2011 18.179,62 100.153,97 5,51 12 2012 18.243,27 100.616,85 5,52 13 2013 18.307,14 101.081,87 5,52 14 2014 18.371,23 101.549,04 5,53 15 2015 18.435,54 102.018,37 5,53 16 2016 18.500,08 102.489,87 5,54 17 2017 18.564,85 102.963,55 5,55 18 2018 18.629,84 103.439,41 5,55 19 2019 18.695,06 103.917,48 5,56 20 2020 18.760,51 104.397,75 5,56 21 2021 18.826,19 104.880,25 5,57 22 2022 18.892,10 105.364,98 5,58 23 2023 18.958,24 105.851,94 5,58 24 2024 19.024,61 106.341,16 5,59 25 2025 19.091,21 106.832,64 5,60

Produksi jagung hingga tahun 2009 menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001 total produksi sebesar 3.455,32 ton, tahun 2009 menjadi 3.930,95 ton, dan tahun 2025 diproyeksikan sebesar 5.671,24 ton. Luas areal panen juga cenderung meningkat, tahun 2001 seluas 831 ha, tahun 2009 seluas 900,29 ha, dan tahun 2025 diperkirakan seluas 1.228,24 ha. Produktivitas juga mengalami peningkatan, tahun 2001 sebesar 4,16 ton/ha; pada tahun 2009 sebesar 4,37 ton/ha, dan tahun 2025 diperkirakan sekitar 4,62 ton/ha.

(27)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 27 Tabel-11: Luas Areal Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Serta

Proyeksinya Tahun 2001-2025.

No. Tahun

Jagung Luas Areal Panen

(Ha) Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/ Ha) 1 2 3 4 5 1 2001 831,00 3.455,32 4,16 2 2002 509,00 2.073,43 4,07 3 2003 507,00 2.048,90 4,04 4 2004 275,00 1.117,37 4,06 5 2005 465,00 2.032,61 4,37 6 2006 539,00 2.293,06 4,25 7 2007 866,00 3.754,92 4,34 8 2008 882,98 3.841,93 4,35 9 2009 900,29 3.930,95 4,37 10 2010 917,94 4.022,04 4,38 11 2011 935,93 4.115,24 4,40 12 2012 954,28 4.210,60 4,41 13 2013 972,99 4.308,17 4,43 14 2014 992,06 4.408,00 4,44 15 2015 1.011,51 4.510,14 4,46 16 2016 1.031,34 4.614,65 4,47 17 2017 1.051,56 4.721,58 4,49 18 2018 1.072,17 4.830,99 4,51 19 2019 1.093,19 4.942,94 4,52 20 2020 1.114,62 5.057,48 4,54 21 2021 1.136,47 5.174,67 4,55 22 2022 1.158,75 5.294,58 4,57 23 2023 1.181,47 5.417,27 4,59 24 2024 1.204,63 5.542,80 4,60 25 2025 1.228,24 5.671,24 4,62

Sumber: Barru dalam Angka, BPS, Diolah.

Kondisi Tanaman Perkebunan Rakyat. Tanaman perkebunan rakyat yang utama di Kabupaten Barru terdiri dari kelapa, kopi, kapok, cengkeh, kakao, kemiri, jambu mete dan tembakau. Pada tahun 2008, luas areal tanaman kelapa seluas 1.939 ha, namun jumlah pohon kelapa yang berproduksi sebanyak 1.555 pohon, dengan produksi 1.148,90 ton,

(28)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 28 selanjutnya luas tanaman jambu mete seluas 5.278 ha, namun yang produktif sekitar 4.568 pohon, dengan produksi 2.159,03 ton, sedangkan luas kebun kemiri seluas 2.180 ha, namun yang produktif sekitar 1.386 pohon, dengan produksi 1.065,93 ton. Selain itu potensi lahan perkebunan masih tersedia seluas 8.734 ha, terutama pada wilayah ketinggian di Kecamatan Tanete Riaja, Pujananting.

Kondisi Peternakan. Jenis ternak utama yang berkembang di Kabupaten Barru adalah sapi, kerbau, kuda, kambing dan unggas. Pada tahun 2008, populasi unggas mencapai 266.163 ekor, sapi 45.083 ekor, kambing 3.074 ekor, kuda 2.171 ekor dan kerbau 1.318 ekor. Peluang pengembangan ternak cukup besar mengingat ketersediaan padang rumput masih luas yakni mencapai 1.478 ha pada tahun 2008 dan lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 909 ha.

Kondisi Perikanan. Jumlah rumah tangga nelayan pemilik alat tangkap dan perahu tangkap pada tahun 2008 sebesar 7.194 rumah tangga, sementara buruh nelayan sebanyak 4.682 rumah tangga. Rumah tangga ini tersebar pada wilayah pesisir yakni di Kecamatan Mallusetasi, Tanete Rilau, Barru, Soppeng Riaja dan Balusu. Selain itu juga berkembang usaha pertambakan, dengan rumah tangga petani tambak sebanyak 7.850 orang, dan buruh tambak 1.402 orang. Produksi perikanan tangkap pada tahun 2008 sebanyak 17.147,1 ton, produksi tambak sebanyak 2.269,9 ton. Sarana penangkapan umumnya masih sederhana, pada tahun 2008 perahu tak bermotor mencapai 456 unit, motor tempel 393 unit sementara kapal motor hanya 407 unit. Jumlah Hatchery (udang/bandeng) mencapai 13 unit, backyard (udang/bandeng) mencapai 73 unit, cold storage sebanyak 1 unit dan Tempat Pendaratan Ikan/Pangkalan Pendaratan Ikan sebanyak 5 unit.

2.2.3. Kondisi Sektor Manufaktur dan Sektor Jasa

Kondisi Industri, UKM dan koperasi. Industri kecil dan UKM di Kabupaten Barru relatif berkembang dilihat dari jumlah unit usaha, serapan tenaga kerja, kapasitas produksi dan nilai produksi. Pada tahun 2008, industri kecil dan UKM yang signifikan adalah udang olahan 157 unit dengan tenaga

(29)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 29 kerja 508 orang, kapasitas produksi 3.000 ton dan nilai produksi Rp.2.5 milyar; pembuatan gula merah sebanyak 364 unit dengan tenaga kerja 1.037 orang, kapasitas produksi 739,82 ton dan nilai produksi Rp. 864 juta; pengupasan jambu mete dan kemiri sebanyak 24 unit dengan tenaga kerja 1.887 orang, kapasitas produksi 145 ton dan nilai produksi Rp.904 juta; serta industri furniture kayu sebanyak 341 unit dengan tenaga kerja 804 orang, kapasitas produksi 10.726 buah dan nilai produksi sekitar Rp.7 milyar dan merupakan industri dan UKM yang terbesar penyerapan tenaga kerjanya. Selain itu, berkembang berbagai industri kecil dan UKM seperti ikan olahan, pengolahan kelapa, pengupasan kacang tanah, pakan ternak, es lilin/es balok, tahu/tempe, makanan ringan, tenun sutera alam, kain sablon, pengolahan kapuk, pengeringan kulit, pengeringan kayu, peti kemasan ikan, kerajinan anyaman, cuci cetak foto, rekaman ulang suara, pupuk organik, kerajinan gerabah, industri batu bata, pembuatan pot kembang dan ubin, pembuatan cincin sumur, jasa pengolahan pintu/pagar besi, alat-mesin pertanian, service radio dan televisi, service elektronik, motorisasi kapal nelayan, kerajinan batu aji, perhiasan logam mulia, service sepeda/motor/mobil, service generator/dinamo, salon kecantikan serta industri batu tatakan.

Koperasi yang terdaftar sebagai KUD primer berjumlah 9 buah dengan anggota 6.466 orang, non KUD primer sebanyak 59 buah dengan jumlah anggota 25.001 orang, koperasi sekunder tercatat hanya satu buah dengan jumlah anggota 13 orang. Total koperasi pada tahun 2008 sebanyak 69 buah dengan total anggota 31.480 orang, dengan jumlah simpanan untuk jenis KUD sebanyak Rp. 335.943.035, non KUD sebanyak Rp. 8.616.121.070. Sedangkan lembaga keuangan/perbankan sebanyak tiga unit yakni BRI, BNI, BPD dan Pegadaian.

2.3. Kondisi Demografi dan Sosial Budaya

Jumlah penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten Barru tahun 1995 sebesar 149.912 jiwa dan meningkat menjadi 152.101 jiwa tahun 2000, 158.821 jiwa tahun 2005 dan menjadi 161.732 jiwa pada tahun 2008. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin pada tahun 1995 terdiri dari

(30)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 30 laki-laki sebanyak 71.526 jiwa dan perempuan 78.386 jiwa, sedangkan pada tahun 2000 terdiri dari laki-laki sebanyak 72.361 jiwa dan perempuan sebanyak 79.740 jiwa. Pada tahun 2005 dan 2008 komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebanyak 76.377 jiwa dan 78.266 jiwa sedangkan perempuan sebanyak 82.444 jiwa dan 83.466 jiwa.

Struktur umur. Penduduk usia produktif pada tahun 2006 mencapai 81.229 jiwa dan pada tahun 2007 mencapai 78.859 jiwa, sedangkan angka beban tanggungan mencapai 57,73 persen pada tahun 2003 dan 56,95 persen pada tahun 2007 serta menjadi 62,02 pada tahun 2008. Penduduk usia produktif dan angka beban tanggungan pada tahun 2025 diperkirakan mengalami peningkatan menjadi lebih tinggi proporsinya.

Pertumbuhan penduduk. Penduduk Kabupaten Barru mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi dari tahun ke tahun sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2008. Pertumbuhan penduduk yang terkecil dialami pada tahun 2005 sebesar 0,13 persen dan tertinggi pada tahun 2003 sebesar 3,01 persen. Pertumbuhan penduduk dalam siklus lima tahunan yaitu 0,61 persen pada tahun 1990-1995, 0,24 persen pada tahun 1995-2000, 0,13 persen pada tahun 2000-2005 dan 0,81 persen pada tahun 2005-2008. Pertumbuhan penduduk pada tahun 2015 diperkirakan 0,58 persen, pada tahun 2020 diperkirakan 0,57 persen dan pada tahun 2025 diperkirakan 0,55 persen.

Kualitas manusia. Secara umum kualitas manusia diukur melalui pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selama periode tahun 2004-2008, IPM Kabupaten Barru mengalami peningkatan dari 67,07 (2004), 67,48 (2005), 68,60 (2006), 68,97 (2007) dan 69,50 (2008). Meskipun nilainya meningkat dari tahun ke tahun, dari sisi peringkat jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Barru berada pada posisi 13 (2004), peringkat 14 (2005), peringkat 13 (2006), peringkat 14 (2007) dan tetap peringkat 14 (2008). IPM tersebut masih di bawah rata-rata provinsi dan nasional yang masing-masing 67,75 dan 68,86 (2004), 68,14 dan 69,57 (2005), 68,81 dan 70,08 (2006), 69,62 dan 70,66 (2007).

Indeks pendidikan. Indeks pendidikan Kabupaten Barru, sebagai gabungan dari nilai angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, telah

(31)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 31 mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2007, tetapi posisinya masih dibawah rata-rata indeks pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2004 indeks pendidikan Kabupaten Barru sebesar 71,29 (Provinsi mencapai 71,44 dan Nasional mencapai 76,27), tahun 2005 sebesar 71,91 (Provinsi mencapai 71,96 dan Nasional mencapai 76,82), tahun 2006 sebesar 74,37 (Provinsi mencapai 73,07 dan Nasional mencapai 77,41), 2007 sebesar 74,37 (Provinsi mencapai 73,56 dan Nasional mencapai 77,84).

Angka Melek Huruf. Nilai indikator angka melek huruf telah mengalami peningkatan dari 84,60 persen (2004), 85,20 persen (2005), 87,10 persen (2006) dan 87,26 persen (2007). Apabila dibandingkan dengan angka melek huruf rata-rata Provinsi Sulawesi Selatan, pencapaian Kabupaten Barru sudah berada diatas rata-rata Provinsi yang nilainya 85,50 persen (2004) dan 86,24 persen (2007).

Rata-rata Lama Sekolah. Indikator ini juga telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 rata-rata lama sekolah mencapai 6,70 tahun, pada tahun 2007 menjadi 7,20 tahun. Apabila dibandingkan dengan capaian rata-rata lama sekolah Provinsi Sulawesi Selatan, capaian Kabupaten Barru masih lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi yang nilainya 6,80 tahun (2004) dan 7,23 tahun (2007). Pada 2007, kinerja pendidikan SD/sederajat mencapai APM 97,48 persen (Provinsi mencapai 88,89 persen), APK 102,87 persen (Provinsi mencapai 95,25 persen), angka putus sekolah 3,11 persen (Provinsi 2,84 persen), rasio murid/guru mencapai 11 (Provinsi mencapai 17) dan rasio murid/sekolah 103 (Provinsi mencapai 161).

Indeks Kesehatan. Indeks kesehatan Kabupaten Barru sebagai bagian dari indikator IPM/kualitas manusia, juga menunjukkan peningkatan pada tahun 2004-2007, tetapi pencapaiannya masih dibawah rata-rata Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional. Pada tahun 2004 nilai indikator ini sebesar 70,50 (Provinsi mencapai 72,83 dan Nasional mencapai 71,00), tahun 2005 sebesar 70,67 (Provinsi mencapai 72,83 dan Nasional mencapai 71,81), tahun 2006 sebesar 71,00 (Provinsi mencapai 71,00 dan Nasional mencapai 72,44), pada tahun 2007 sebesar 71,33 (Provinsi mencapai 74,00 dan Nasional mencapai 73,03).

(32)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 32 Angka Harapan Hidup. Nilai indikator ini juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004, angka harapan hidup Kabupaten Barru sebesar 67,30 tahun, pada tahun 2005 sebesar 67,40 tahun, pada tahun 2006 sebesar 67,60 tahun, pada tahun 2007 sebesar 67,80 tahun, dan pada tahun 2008 sebesar 68,20 tahun. Dibandingkan dengan rata-rata angka harapan hidup Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2008 sebesar 69,60 tahun, capaian Kabupaten Barru masih lebih rendah. Diproyeksikan bahwa angka harapan hidup Kabupaten Barru mampu mencapai 70,85 tahun pada tahun 2015, mencapai 72,74 tahun pada tahun 2020 dan menjadi 74,62 tahun pada tahun 2025.

Daya Beli Masyarakat. Indeks daya beli masyarakat Kabupaten Barru juga masih berada dibawah rata-rata Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional, namun telah terjadi peningkatan dari tahun 2004 hingga tahun 2007. Pada tahun 2004, nilai indeks daya beli masyarakat Kabupaten Barru sebesar 59,41 (Provinsi mencapai 58,98; Nasional mencapai 58,72), tahun 2005 sebesar 59,88 (Provinsi mencapai 59,35; Nasional mencapai 60,07), tahun 2006 sebesar 60,43 (Provinsi mencapai 59,70; Nasional mencapai 60,38), dan tahun 2007 sebesar 61,00 (Provinsi mencapai 61,29; Nasional mencapai 61,10). Dalam nilai nominal, angka daya beli masyarakat Kabupaten Barru meningkat dari Rp.617.100 (2004), menjadi Rp.619.100 (2005), Rp.621.500 (2006), Rp.624.00 (2007) dan Rp. 629.200 (2008). Angka daya beli masyarakat Kabupaten Barru berada dibawah rata-rata Provinsi yang bernilai Rp.630.800 (2008). Diproyeksikan angka ini mencapai Rp.733.700 tahun 2015, mencapai Rp.799.400 (2020) dan Rp.865.120 (2025).

Kesejahteraan Sosial. Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial cenderung bertambah dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2005 jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial sekitar 17.323 jiwa dan tahun 2008 menjadi 17.455 jiwa, meliputi fakir-miskin 4.816 jiwa, wanita rawan sosial 2.985 jiwa, lanjut usia terlantar 2.000 jiwa, anak terlantar 2.124 jiwa, keluarga rumah tidak layak huni 2.644 jiwa, penyandang cacat 1.075 jiwa, anak cacat 265 jiwa, penyandang cacat eks kronis 146 jiwa, keluarga rentan 325 jiwa, balita terlantar 205 jiwa, anak korban tindak kekerasan atau

(33)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 33 diperlakukan salah 12 jiwa, bekas narapidana 51 jiwa, wanita korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah 6 jiwa, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana 348 jiwa, pengemis 4 jiwa, keluarga bermasalah psikologis 13 jiwa, korban bencana 385 jiwa dan waria 51 jiwa. Jumlah komunitas adat terpencil (KAT) di Kabupaten Barru sampai dengan tahun 2008 tidak mengalami perubahan dari tahun-tahun sebelumnya yakni 150 KK, jumlah panti asuhan juga tidak mengalami perubahan yakni hanya empat unit hingga 2008.

Kepemudaan dan Olahraga. Jumlah organisasi pemuda dan olahraga tidak mengalami perubahan berarti dalam lima tahun terakhir. Jumlah organisasi pemuda pada tahun 2000 mencapai 47 unit, pada tahun 2005 dan 2008 menjadi 54 unit organisasi; sedangkan jumlah organisasi olahraga pada tahun 2008 sebanyak 12 unit atau tidak bertambah secara nyata dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Kehidupan Politik dan Demokrasi. Eksistensi partai politik mengalami dinamika pertumbuhan yakni dari 48 parpol pada tahun 2000 menjadi 22 parpol pada tahun 2005 kemudian meningkat lagi menjadi 34 parpol pada tahun 2008. Tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan legislatif pada tahun 2004 mencapai 87.120 jiwa atau 82,70 persen dari jumlah wajib pilih sebanyak 105.350 jiwa, dan pada pemilihan presiden/wakil presiden mencapai 85.297 jiwa atau 80,05 persen dari jumlah wajib pilih sebanyak 106.555 jiwa. Pada pemilihan legislatif pada tahun 2009 mencapai 91.355 jiwa atau 72,59 persen dari jumlah wajib pilih sebanyak 123.858 jiwa dan pada pemilihan presiden/wakil presiden mencapai 97.642 jiwa atau 78,23 persen dari jumlah wajib pilih sebanyak 124.815 jiwa. Khusus pada pemilu kepala daerah/wakil kepala daerah pada tahun 2005, tingkat partisipasi pemilih mencapai 89.147 jiwa atau 81,45 persen dari jumlah wajib pilih sebanyak 109.446 jiwa.

Keluarga Berencana. Jumlah kepala keluarga mengalami pertambahan dari 33.461 KK pada tahun 1995 menjadi 37.242 KK pada tahun 2000, 43.112 KK pada tahun 2005 dan menjadi 45.993 KK pada tahun 2008. Dari jumlah kepala keluarga tersebut, pasangan usia subur (PUS) sebanyak 21.527 (1995), 27.933 (2000), 27.282 (2005) dan menjadi 28.080 (2008). Jumlah

(34)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 34 peserta KB aktif tahun 1995 sebanyak 14.910 pasangan, tahun 2000 sebanyak 14.801 pasangan, tahun 2005 sebanyak 14.890 pasangan dan tahun 2008 mencapai 15.638 pasangan. Persentase peserta KB mengalami penurunan dari 69,26 persen tahun 2000 menjadi 55,69 persen pada tahun 2008.

Administrasi Kependudukan. Jumlah penduduk yang telah memiliki KTP mencapai 64,13 persen pada tahun 2005 dan meningkat menjadi 74,24 persen pada tahun 2008. Sedangkan jumlah penduduk yang telah memiliki akte kelahiran mencapai 70,19 persen pada tahun 1995 dan meningkat menjadi 74,49 persen pada tahun 2008. Pelayanan administrasi kependudukan dijalankan pada tingkat Desa/Kelurahan hingga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

Kehidupan Beragama. Jumlah sarana peribadatan mengalami peningkatan yaitu 205 unit masjid tahun 1995 menjadi 223 unit tahun 2000, 237 unit tahun 2005, dan 256 unit tahun 2008. Demikian pula jumlah mushalla dan sejenisnya yang meningkat dari 49 unit tahun 1995 menjadi 52 unit tahun 2005, dan menjadi 63 unit tahun 2008. Jumlah gereja meningkat dari 2 unit tahun 1995 menjadi 3 unit tahun 2008. Pemeluk agama Islam mencapai 99 persen pada tahun 2008 dan hampir tidak mengalami perubahan dari tahun-tahun sebelumnya, selebihnya adalah pemeluk agama Kristen dan Budha. Jumlah kelompok pengajian dan majelis taklim juga mengalami peningkatan yakni dari 53 kelompok tahun 1995 menjadi 85 kelompok tahun 2008.

Kelembagaan Masyarakat. Kelembagaan asli masyarakat meliputi berbagai pranata sosial gotong-royong dan tolong-menolong, ikatan patron-klien, serta bentuk-bentuk arisan. Kelembagaan yang dibentuk oleh program pembangunan juga berkembang dalam bentuk kelompok tani, kelompok peternak, kelompok nelayan, kelompok PKK, kelompok Posyandu, dan sebagainya. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat juga berkembang, pada tahun 2008 setidaknya berfungsi tujuh LSM.

Adat-istiadat, Nilai dan Norma Sosial-budaya. Berbagai tradisi budaya telah berjalan dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Barru, namun dalam

(35)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 35 dekade terakhir jenis dan intensitasnya cenderung berkurang. Jumlah jenis tradisi dan adat istiadat dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Barru sebelum tahun 2000 sekitar 22 jenis dan pada tahun 2008 hanya 18 jenis yang bertahan. Selain itu, dari 18 jenis tersebut terdapat delapan jenis tradisi budaya dan adat istiadat yang cenderung mengalami kepunahan antara lain mallemmang, mabbette, seruling lontarak dan maggenrang riwakkang. Tradisi budaya dan adat istiadat yang masih bertahan dalam kehidupan masyarakat antara lain budaya yang terkait dengan aktivitas pertanian dan kelautan-perikanan seperti mappalili, mappadendang, maddojabine, massure, macceratasi, dan budaya yang terkait dengan keagamaan seperti aqiqah, mabbarasanji dan massikkiri pacci. Jumlah kelompok pelestari budaya mengalami peningkatan dari 10 kelompok pada tahun 2005 menjadi 17 kelompok pada tahun 2008.

Kesetaraan Jender dan Peran Perempuan. Komposisi anggota DPRD menurut jenis kelamin mengalami peningkatan dari dua anggota perempuan pada tahun 2000 menjadi tiga anggota perempuan pada tahun 2008. Dalam pemerintahan, 40 persen pegawai adalah perempuan. Peran perempuan dalam organisasi profesi dan LSM, terlihat bahwa jumlah perempuan yang terlibat sebagai anggota secara umum lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran perempuan pada sektor publik relatif lebih kecil dibandingkan dengan peran laki-laki. Pada sektor pendidikan, jumlah perempuan buta-huruf lebih banyak dibanding laki-laki pada tahun 2003 yakni 15,77 persen dan 10,63 persen, pada tahun 2005 menjadi 15,40 persen berbanding 11,31 persen. Aspek lainnya yakni persentase perempuan yang menikah pada usia muda (16 tahun kebawah) cenderung menurun dari 29,57 persen pada tahun 2003 menjadi 24,96 persen pada tahun 2004 dan menjadi 24,65 persen pada tahun 2005. Persentase kepala rumah tangga perempuan mengalami penurunan dari 7,99 persen pada tahun 2003 menjadi 7,80 pada tahun 2004 dan 7,61 persen pada tahun 2005. Jumlah perempuan yang bekerja pada sektor primer mengalami penurunan dari 28,45 persen pada tahun 2003 menjadi 16,34 persen pada tahun 2004 dan menjadi 16,24 persen pada tahun 2005; sedangkan pada

(36)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 36 sektor tersier mengalami peningkatan dari 64,50 persen pada tahun 2003 menjadi 76,19 persen pada tahun 2004 dan 76,33 persen pada tahun 2005.

Ketertiban dan Keamanan. Salah satu indikator tingkat keamanan suatu daerah adalah tingkat kriminalitas atau kejahatan yang terjadi di daerah tersebut. Kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Barru mengalami penurunan yang berarti dari 1.581 kali pada 22 jenis/bentuk kriminalitas tahun 2007 menjadi 596 kali pada 13 jenis/bentuk kriminalitas pada tahun 2008. Jumlah tindakan kriminalitas yang mampu diselesaikan pada tahun 2007 mencapai 1.488 kasus atau mencapai 94,12 persen dan pada tahun 2008 mencapai 576 kasus atau mencapai 96,64 persen. Secara umum masyarakat Kabupaten Barru hidup dalam kondisi aman dan tertib serta memiliki kohesivitas sosial yang relatif kuat.

2.4. Kondisi Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana Transportasi. Transportasi di Kabupaten Barru ditandai oleh dua unsur pokok yakni moda transportasi darat dan laut. Total panjang jalan di Kabupaten Barru pada tahun 2009 adalah sepanjang 845,90 km yang terdiri dari jalan negara sepanjang 71,40 km, jalan provinsi 33,90 km dan jalan kabupaten 740,60 km. Berdasarkan kondisinya, maka jalan kabupaten terdiri dari Jalan yang berkualifikasi baik sepanjang 278,06 km, kualifikasi sedang 200,90 km, kualifikasi rusak 93,83 km dan kualifikasi rusak berat 167,81 km. Berdasarkan jenis permukaan jalan, maka jalan kabupaten terdiri dari jalan beraspal 361,04 km, jalan kerikil 20,57 km, jalan tanah 225,01 km, dan jalan yang tidak terinci jenisnya sepanjang 133,98 km. Peningkatan jenis permukaan jalan dan perintisan jalan dari tahun ketahun terus berlangsung disertai dengan pemeliharaan. Hal ini terlihat dari panjang jalan tahun 2008 yang mencapai 740,60 km yang pada tahun 2005 hanya 561,82. Begitu pula panjang jalan yang telah diaspal telah bertambah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Panjang jembatan di Kabupaten Barru tahun 2005 adalah 3,625 km dan meningkat menjadi 3,6427 km tahun 2008. Begitu pula jumlah jembatan, meningkat dari 235 buah tahun 2005 menjadi 294 buah tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan dan perintisan jalan dibarengi

(37)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 37 dengan pembangunan jembatan untuk memperlancar dan membuka keterisolasian daerah.

Sarana angkutan barang dan penumpang yang beroperasi pada tahun 2008 sebanyak 448 buah jenis pick-up, 324 buah jenis truk, 15 buah jenis box, 625 buah jenis mikrolet, 445 buah jenis mini-bus, dan bus tiga perempat sebanyak 15 buah. Angkutan barang dan penumpang ini tersebar pada seluruh kecamatan di Kabupaten Barru, menghubungkan wilayah perdesaan dengan perkotaan, menghubungkan sentra produksi dengan lokasi pemasaran.

Jumlah kunjungan kapal pelayaran antar pulau di pelabuhan Awerange pada periode 2004-2008 rata rata 520 buah/Tahun. Jumlah penumpang yang naik periode 2004-2008 sebanyak rata-rata 663 orang/bulan, jumlah penumpang yang turun rata-rata 500 orang/bulan. Sementara itu, volume barang yang dimuat periode 2004-2008 sebanyak 780.449 ton/tahun, dan volume barang yang dibongkar selama 2004-2008 sebanyak 13.611,754 m3.

Sarana dan Prasarana Pengairan. Sarana dan prasarana irigasi di Kabupaten Barru telah mengalami perkembangan yang cukup besar. Saluran irigasi primer sepanjang 8.852 meter tahun 2005 meningkat menjadi 9.252 meter tahun 2008. Saluran sekunder tahun 2005 sepanjang 33.853 meter, meningkat menjadi 34.853 meter tahun 2008. Demikian juga untuk saluran tersier dan saluran pembuang yang pada tahun 2005 sepanjang 133.330 meter dan 11.070 meter, meningkat menjadi 146.629 meter dan 19.530 meter pada tahun 2008. Sarana dan prasarana pengairan lainnya yaitu tanggul sungai pada tahun 2005 sepanjang 285 meter menjadi 1.907 meter tahun 2008. Begitu pula untuk pembangunan tanggul pantai pada tahun 2005 sepanjang 250 meter meningkat menjadi 1.310 meter pada tahun 2008, untuk mengantisipasi abrasi pantai yang kemungkinan terjadi pada beberapa lokasi pantai yang rawan abrasi karena makin berkurangnya hutan mangrove. Luas sawah yang diairi irigasi setengah teknis saat ini mencapai 1.532 ha, luas sawah irigasi sederhana/desa adalah 3.055 ha.

(38)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 38 Sarana dan Prasarana Air Bersih. Kebutuhan air bersih di Kabupaten Barru tiap tahunnya meningkat, karena itu diperlukan dukungan sarana/ prasarana yang sesuai. Jumlah pelanggan tahun 1995 sebanyak 725 rumah tangga meningkat menjadi 1.750 pada tahun 2000, begitu pula pada tahun 2009 meningkat menjadi 6.192 pelanggan . Melihat perkembangan dari tahun ke tahun yang cukup besar maka diperkirakan pelanggan pada tahun 2020 9.500 pelanggan dan 12.000 pelanggan pada tahun 2025. Kapasitas produksi pada tahun 1995 sebesar 41m3/detik meningkat menjadi 61m3/detik pada tahun 2000 dengan menggunakan tiga sumber air serta tiga unit instalasi pengelolaan air minum yang dimiliki PDAM Kabupaten Barru. Pada tahun 2005 dengan menggunakan enam unit instalasi pengelolaan air minum produksi dapt ditingkatkan menjadi 11.5 m3.detik untuk melayani pelanggan yang selalu meningkat pada tipa tahunnya, begitupula pada tahun 2009 meningkat menjadi 126,5 m3/detik. Dengan kecenderungan peningkatan pelanggan dimasa datang, diperlukan penambahan jumlah IPA menjadi 10 unit untuk melayani target pelanggan yang bisa mencapai 9.500 pelanggan pada tahun 2020 dan 12.000 pelanggan pada tahun 2025 dengan kebutuhan kapasitas produksi minimal 196,5 m3/detik.

Sarana dan Prasarana Kelistrikan. Jumlah pelanggan listrik PLN di Kabupaten Barru mengalami peningkatan dari 16.763 pelanggan pada tahun 1995 menjadi 23.950 pelanggan pada tahun 2000 dan menjadi 32.557 pelanggan pada tahun 2008 dengan kapasitas daya terpasang sebesar 15.129 (VA) pada tahun 1995 dan 21.915,800 (VA) pada tahun 2005.

Sarana dan Prasarana Telekomunikasi. Peningkatan jumlah sambungan telpon/rumah yang terpasang dari tahun ke tahun cukup besar, pada tahun 1995 hanya 2.200 unit dari 2.300 sambungan yang tersedia, menjadi 2.650 unit pada tahun 2000. Pada tahun 2005 meningkat lagi menjadi 3.150 unit dari 3.200 sambungan yang disediakan PT. Telkom Kabupaten Barru. Pada tahun 2009, jumlah sambungan tersedia mencapai 3.650 unit dengan sambungan yang terpasang sebesar 3.525 unit. PT. Telkom Kabupaten Barru menargetkan 7.800 pelanggan pada tahun 2020, dan untuk mengantisipasi hal tersebut PT.Telkom Barru memprogramkan tiga Unit BTS

(39)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 39 tambahan untuk melayani sambungan telpon berbasis pots-speedy pada tahun 2010 serta sambungan telpon berteknologi NGN-1 pada tahun 2020 dan NGN-II pada tahun 2030. Saat ini PT.Telkom Barru yang bergerak mobile yaitu Telkom Flexi menyediakan 2.100 SSF (satuan sambungan flexy) dan speedy internet kecepatan tinggi dan sudah terpasang 920 SSF untuk semua kecamatan yang ada di Kabupaten Barru, kecuali Tanete Riaja dan Pujananting, namun kedepannya akan diprogramkan untuk melayani semua kecamatan.

2.5. Kondisi Pemerintahan Umum

Perkembangan Struktur Organisasi dan Kelembagaan. Pada tahun 1995, struktur organisasi di Kabupaten Barru masih bersifat sentralistik, masih dikenal sebagai instansi vertikal atau perangkat pusat yang ada di daerah. Kondisi ini berlaku sampai dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagai awal dimulainya otonomi daerah.

Sejak pemberlakuan otonomi daerah telah terjadi tiga kali perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Organisasi Perangkat Daerah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000, Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2008. Berdasarkan PP Nomor 84 Tahun 2000, implementasinya di Kabupaten Barru dijabarkan dalam bentuk Peraturan Daerah yaitu 1) Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Barru; 2) Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat DPRD Kabupaten Barru; 3) Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Barru; 4) Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Barru; 5) Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan; 6) Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan.

(40)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 40 Kondisi organisasi perangkat daerah berdasarkan peraturan daerah tersebut meliputi Sekretariat Daerah terdiri dari 3 Asisten dan 10 bagian; Sekretariat DPRD terdiri tiga bagian; dinas daerah 10 unit yakni Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Perhubungan dan Dinas Pertambangan; Lembaga Tehnis Daerah terdiri dari 3 badan dan 14 kantor yakni Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, Badan Pengawasan Daerah, Kantor Perindag dan Penanaman Modal, Kantor Pengelolaan dan Pemeliharaan Asset Daerah, Kantor Koperasi dan Pengusaha Kecil, Kantor PDE dan Informasi, Kantor Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Kerja, Kantor Ketahanan Pangan, Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan, Kantor Bina Kesbang dan Linmas,Kantor Pariwisata dan Kebudayaan, Kantor PMD, Kantor RSU, Kantor Tata Ruang dan Wasbang, Kantor Urusan Pertanahan, Kantor Kependudukan dan Capil; sedangkan susunan organisasi kecamatan terdiri dari 7 kecamatan; begitu pula organisasi kelurahan terdapat 14 kelurahan.

Pada tahun 2008, Organisasi Perangkat Daerah berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Barru yaitu Peraturan Daerah Nomor 4 sampai dengan Nomor 7 Tahun 2008 yang terdiri dari: 1) Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Daerah yang terbagi kedalam bagian-bagian masing-masing Bagian Pemerintahan Umum, Bagian Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan dan Desa, Bagian Hukum, Bagian Organisasi, Bagian Pertanahan, Bagian Administrasi Perekonomian, Bagian Administrasi Pembangunan, Bagian Kesejahteraan Sosial, Bagian Humas dan Protokol, Bagian Umum, dan Organisasi dan Tatakerja Sekretariat DPRD terdiri atas tiga bagian yaitu Bagian Umum dan Keuangan, Bagian Risalah dan Bagian Persidangan; 2)Dinas Daerah terdiri dari 14 Dinas yakni Dinas Pengelola Keuangan Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Dinas Sosial Nakertrans, Dinas Koperasi, UMKM dan Perindag, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan

(41)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 Page 41 dan Perkebunan, Dinas Kehutanan, Dinas Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Dinas Petambangan dan Energi, Dinas Kependudukan dan Capil; 3) Organisasi dan Tatakerja Lembaga Teknis Daerah yang terdiri atas: Inspektorat Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Linmas, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB, Kantor Lingkungan Hidup, Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi, Kantor Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal, Rumah Sakit Umum Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja; 4) Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan.

Khusus antara tahun 2005 dan tahun 2007 organisasi perangkat daerah berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 dengan dijabarkan melalui Peraturan Daerah Nomor 03 sampai dengan Nomor 29 Tahun 2005 yang selanjutnya mengalami perubahan pada tahun 2007 khususnya yang mengatur tentang Organisasi Sekretariat Daerah, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.

Kondisi Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Barru sejak 2000 sampai dengan tahun 2008 dapat digambarkan seperti Tabel-12 berikut.

Referensi

Dokumen terkait

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan memiliki 2 (dua) program, pertama program kemitraan adalah program kemitraan dengan usaha kecil dengan tujuan untuk

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

“Kecuali mengenai Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Labuan dan Putrajaya, hukum Syarak dan undang-undang diri dan keluarga bagi orang yang menganut agama Islam,

Strategi harga pemasaran produk pembiayaan di BPRS Puduarta Insani, ialah dari ketentuan margin dan nisbah, dimulai dari perhitungan operasional, biaya tenaga

fasilitas belajar di sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran Perbaikan Motor Otomotif siswa kelas XI TKR SMK Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014, hal ini

Di samping melalui proses transmisi periwayatan secara lisan, Musṭafā al-A‘ẓamī mencatat pula ada beberapa perawi hadis yang juga dikenal sebagai sufi yang memiliki

Sehubungan dengan Surat Penawaran Saudara pada Paket Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Sei Menggaris pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota masing- masing sebanyak 6-8 anggota. Setiap kelompok mendapatkan sebuah balon yang sudah ditiup. Sebelum