KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
SIGIT ZUNIYANTO
NIM 115-12-078
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH(PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Skripsi Saudara: Nama : Sigit zuniyanto
NIM : 115-12-078
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENGUKURAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT
PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI NAHDLOTUT THOLIBIN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN
2016/2017.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 8 Maret 2017 Pembimbing,
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI NAHDLOTUT
THOLIBIN
KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DISUSUN OLEH : SIGIT ZUNIYANTO
NIM : 11512078
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 17 Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd).
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Achmad Maimun, M.Ag. Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd.
Penguji I : Dr. M. Gufron, M.Ag. Penguji II : M. Hafidz, M.Ag.
Salatiga, 17 Maret 2017 Dekan FTIK IAIN Salatiga,
Suwardi, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1 002 Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706
4
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama : Sigit Zuniyanto
NIM : 115-12-078
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau
temuan lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 8 Maret 2017 Yang menyatakan,
“ SESUATU YANG KITA UCAPKAN HARUS KITA KETAHUI, DAN
YANG KITA KETAHUI TIDAK HARUS KITA UCAPKAN”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1.Kedua orang tuaku (Bapak Slamet dan Ibu Sutimah), yang selalu memberikan bimbingan, mengarahkan dengan penuh kesabaran, selalu memberi semangat dengan materiil dan spriritual serta selalu
berkorban dan mendoakanku setiap saat.
2. Kakakku (Rochman sulistiyo) yang aku sayangi, yang selalu membantu dalam segala hal, semoga cepat menemukan jodohnya. 3. Keluarga besarku yang senantiasa membantu dan memberi semangat
dan turut medo’akanku.
4. Wanita yang istimewa setelah Ibuku.
5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepadaku, memfasilitasiku, dan telah memberikan
pelayanan dengan sebaik-baiknya, sehingga menjadikan seperti sekarang ini.
6. Teman-teman satu jurusan PGMI dan kelas PGMI C angkatan 2012 khususnya.
7. Para pembaca yang budiman.
6
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafaat’a besok di yaumul qiyamah.
Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan hasil belajar Matematika materi pengukuran melalui penggunaan alat peraga benda konkret pada
siswa kelas III semester I MI Nahdlotut Tholibin Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2016/2017” ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan
Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK).
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Desen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis.
7. Bapak Adib muhlisun S.Pd.I, selaku Kepada Sekolah MI Nahdlotut
tholibin kecamatan kandangan kabupaten temanggung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Khorifah S.Pd.I. selaku wali kelas III MI Nahdlotut tholibin kecamatan kandangan kabupaten temanggung yang turut membantu dalam penelitian.
9. Seluruh siswa-siswi kelas III MI Nahdlotut tholibin kecamatan kandangan kabupaten temanggung yang telah mendukung dan
membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungannya hingga penulis dapat
,menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8
skripsi ini. Semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
ABSTRAK
Sigit zuniyanto, 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Melalui Penggunaan Alat Peraga Benda Konkrit pada Siswa Kelas III Semester I MI Nahdlotut Tholibin Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (PGMI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta M.Pd.
Latar belakang penelitian ini adalah bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika kelas III MI Nahdlotut Tholibin materi Pengukuran para siswa masih mengalami kesulitan karena kurangnya fasilitas yaitu alat peraga yang dapat membantu kelancaran dan peningkatan hasil belajar. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi pengukuran pada siswa kelas III MI Nahdlotut Tholibin setelah menggunakan alat peraga benda konkret.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara memberikan makna terhadap data yang sudah berhasil dikumpulkan, penyajian data yang sudah berhasil dikumpulkan dan penarikan kesimpulan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Hipotesis Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Definisi Operasional ... 6
G. Metodologi Penelitian ... 10
1. Rancangan Penelitian ... 10
2. Subjek Penelitian Tindakan Kelas ... 11
5. Teknik Pengumpulan Data ... 20
6. Analisa Data Penelitian ... 20
7. Sistematika Penulisan ... 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 23
A. Hakikat Hasil Belajar ... 23
1. Pengertian Belajar ... 23
2. Hasil Belajar... 24
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 28
4. Penilaian Hasil Belajar ... 31
5. Tujuan Belajar ... 32
B. Hakikat Matematika ... 33
1. Pengertian Matematika ... 33
2. Ruang Lingkup Matematika ... 35
3. Tujuan Pendidikan Matematika ... 36
C. Materi Pengukuran Waktu, Panjang dan Berat ... 38
1. Pengertian pengukuran………. 38
2. Alat Ukur Berat dan Kegunaannya……….. 39
3. Alat Ukur Panjang dan Kegunaannya……….. 41
4. Alat Ukur Waktu dan Kegunaannya……… 42
D. ALAT PERAGA……… 44
12
2. Fungsi Alat Peraga………... 45
3. Alat peraga benda konkret………... 46
4. Langkah-langkah penggunaan benda konkret sebagai alat peraga pembelajaran……….. 47
5. Kelebihan dan kekurangan alat peraga benda konkret………. 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 51
A. Gambaran Umum MI Nahdlotut Tholibin………. 51
1. Letak Geografis MI Nahdlotut Tholibin……….. 51
2. Sejarah Singkat MI Nahdlotut Tholibin dan Perkembangannya………. 52
3. Visi, Misi dan Tujuan MI Nahdlotut Tholibin………. 53
4. Keadaan Guru dan Siswa MI Nahdlotut Tholibin………... 55
5. Sarana Prasarana MI Nahdlotut Tholibin……… 56
6. Kurikulum MI Nahdlotut Tholibin……….. 58
B. Subyek Penelitian………... 62
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I………... 63
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II………. 68
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 74
A. Analisis Data Persiklus 1. Analisis Data Per Siklus……… 74
2. Analisis Data Siklus I……… 76
3. Analisis Data Siklus II………... 80
B. Analisis Data Akhir………. 84
14
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Daftar Siswa Kelas III MI Nahdlotut Tholibin
Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 11
2. Tabel 1.2 Lembar Pengamatan Guru ... 15
3. Tabel 1.3 Lembar Pengamatan Siswa ... 16
4. Tabel 1.4 Kisi-Kisi Materi Pengukuran ... 17
5. Tabel 1.5 Butir Soal Siklus I ... 17
6. Table 1.6 Butir Soal Siklus II ... 18
7. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 37
8. Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MI Nahdlotut Tholibin ... 55
9. Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Nahdlotut Tholibin ... 56
10.Tabel 3.3 Keadaan Ruang MI Nahdlotut Tholibin ... 57
11.Tabel 3.4 Media Pendukung Pembelajaran MI Nahdlotut Tholibin ... 58
12.Tabel 3.5 Daftar Siswa Kelas III MI Nahdlotut Tholibin Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 62
13.Tabel 4.1 Nilai Ulangan Siswa Materi Pengukuran ( Pra siklus ... 75
14.Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa pada Per Siklus... 75
15.Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I ... 77
16.Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus I ... 78
17.Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 78
18.Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I... 79
19.Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II ... 81
23.Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Siswa
16
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Soal post tes Siklus I
Lampiran 4 Soal post tes Siklus II
Lampiran 5 Kunci Jawaban Siklus I Lampiran 6 Kunci Jawaban Siklus II
Lampiran 7 Dokumentasi Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 Daftar Nilai SKK
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib ada di setiap jenjang pendidikan. Mulai dari anak SD sampai SMA bahkan di perguruan tinggi matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang
harus dikuasai oleh setiap siswa. Matematika adalah mata pelajaran tentang ilmu hitung yang tentunya sangat berhubungan dengan angka.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari dan ditempuh oleh siswa
(https://www.google.com/search?q=BNSP&ie=utf-8&oe=utf-8). Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang dapat melatih siswa untuk berpikir kritis, karena di dalam mata pelajaran
ini para siswa dituntut untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berhubungan dengan angka.
Matematika bagi sebagian besar siswa adalah mata pelajaran
yang dianggap sulit karena mata pelajaran ini menuntut siswa untuk berpikir kritis dan analitis. Hal tersebut tentu menjadi salah satu
tantangan bagi guru agar para siswanya tidak menjadikan mata pelajaran tersebut menjadi mata pelajaran yang membosankan dan menakutkan, tetapi sebaliknya matematika adalah mata pelajaran yang menyenangkan
dan menantang.
Sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dalam dunia
pendidikan, guru hendaknya memiliki strategi atau metode pembelajaran yang menarik dan variatif agar siswa merasa senang dan tertarik terhadap
pelajaran matematika. Akan tetapi, sebagian besar guru hanya menerapkan metode ceramah pada pembelajaran matematika, tanpa adanya contoh konkret langsung sehingga menjadikan mata pelajaran ini
menjenuhkan dan membosankan bagi para siswa. Karena tanpa berusaha siswa tidak akan bisa menguasai materi tersebut, seperti halnya
tercantum dalam AL-Qur’an surat AR-Ra’d 11
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S AR-Ra’d : 11)
Tidak sedikit siswa yang menganggap mata pelajaran ini adalah mata pelajaran yang sangat sulit untuk ditaklukkan. Apabila siswa
beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipahami hal ini tentu akan berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa untuk belajar matematika menjadi rendah, masalah selanjutnya
yang akan timbul adalah hasil belajar matematika siswa juga akan rendah atau kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah
3
Berdasarkan survey yang peneliti lakukan pada 18 Agustus 2016
melalui wawancara dengan guru kelas III, bahwa dalam kegiatan pembelajaran matematika di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlotut
Tholibin khususnya siswa kelas 3, matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang paling ditakuti siswa, hal ini disebabkan karena nilai yang mereka peroleh rendah dan banyak siswa yang tidak dapat mencapai
KKM yang sudah ditetapkan. Pada sub materi tentang “Pengukuran” pada bab V semester 1 kelas 3 ini para siswa di MI Nahdlotut Tholibin
juga masih mendapatkan nilai yang dapat dikatakan rendah. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar materi yang dijelaskan guru menggunakan metode ceramah sehingga kegiatan pembelajaran berjalan
kurang variatif dan membosankan sehingga membuat siswa menjadi jenuh selain itu kurangnya alat peraga seperti penggaris, mistar atau alat
ukur lainnya baik alat ukur panjang ataupun berat yang dapat menunjang proses kegiatan pembelajaran matematika di kelas 3 khususnya pada sub materi “Pengukuran” di Madrasah ini ketersediaannya dapat dikatakan
masih kurang.
“Ketersediaan alat peraga dalam materi ”Pengukuran” yang
jumlahnya masih sedikit itu tentu menjadi salah satu faktor penghambat bagi kelancaran proses belajar-mengajar, serta siswa tidak dapat dengan mudah menyerap materi yang disampaikan oleh guru ” ujar guru wali
konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena pada pelajaran
Matematika akan lebih mudah di pahami jika pembelajaran pada materi pengukuran ini menggunakan alat peraga benda konkret yang tepat.
Penggunaan alat peraga benda konkret ini juga dapat menarik perhatian peserta didik agar peserta didik tidak sibuk dengan sendirinya maupun dengan temannya.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “ PENINGKATAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA KONKRET PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI NAHDLOTUT
THOLIBIN MALEBO, KECAMATAN KANDANGAN, KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam kegiatan penelitian ini adalah : Apakah alat peraga benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar
5
C.Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika materi
pengukuran pada siswa kelas 3 semester I MI Nahdlotut Tholibin setelah menggunakan alat peraga benda konkret.
D.Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang jawaban atas masalah penelitian yang akan diuji melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah : Penggunaan alat peraga benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Pengukuran pada siswa kelas III semester I MI Nahdlotut Tholibin Kec. Kandangan Kab.
Temanggung tahun pelajaran 2016/2017.
E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk menambah keilmuannya tentang pengaruh alat
peraga benda konkret dalam pembelajaran matematika.
b. Hasil dari kegiatan penelitian ini dapat digunakan untuk
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1. Meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar matematika
2. Mendorong siswa supaya lebih aktif dalam kegiatan belajar-mengajar
3. Meningkatkan hasil belajar
b. Bagi Guru
1. Memacu guru untuk lebih variatif dalam menggunakan atau
menerapkan metode pembelajaran
2. Memacu guru untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kegiatan belajar-mengajar
c. Bagi Sekolah
1. Menambah wawasan sekolah dalam mewujudkan visi dan
misi sekolah
2. Meningkatkan prestasi sekolah
F. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. ( Menurut
7
psikomotorik yang merupakan timbal balik dari proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Dari ke tiga aspek tersebut dalam konteks evaluasi hasil belajar yang paling ditekankan ialah aspek
kognitif, karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Dalam hasil belajar Matematika materi pengukuran bertujuan untuk meningkatkan nilai hasil belajar
yang mana diukur dengan nilai ketuntasan kelulusan minimal (KKM), sehingga siswa dapat menerapkan materi pengukuran
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena materi pengukuran ini tidak lepas dari kebutukan manusia.
2. Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang
dalam bahasa belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001 : 7). Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif
dan aktif. 3. Alat Peraga
Alat peraga disebut juga media pembelajaran. Heinich dalam Sri
“Medium” yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara
sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Dengan kata lain alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih cepat dalam menangkap materi pembelajaran.
4. Alat Peraga Benda Konkret
Menurut Nana Sudjana (1989:76) alat peraga mempunyai pengertian sebagai berikut; alat peraga berasal dari bahasa latin
merupakan bentuk jamak dari medium yang berati perantara yang dipakai untuk menunjukan alat peraga diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Alat peraga
adalah segala alat fisik yang dapat dijadikan peran serta perangsang peserta didik untuk belajar, seperti ; buku, film, bingkai, alat-alat
rumah tangga dan lain sebagainya. Oleh karena itu, alat peraga tersebut dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan, Kastolani (2014:8).
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “benda” adalah benda umum (segala sesuatu yang berwujud atau
berjasad). Sedangkan kata “kongkrit” berarti barang-barang nyata (tidak abstrak); sesuatu yang nyata yang dapat dilihat dengan mata, yang berujud benda tiga dimensi.
9
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
dapat tercapai secara optimal. Benda – benda kongkrit yang digunakan adalah benda – benda yang relevan dengan materi
Pengukuran, yaitu benda – benda yang berbentuk jam dinding, buku, kertas, penggaris, timbangan.
5. Langkah-langkah penggunaan benda konkret sebagai alat peraga
pembelajaran
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan
alat peraga benda konkret dalam proses pembelajaran. (Sriyono dkk, 1992:124) Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama guru harus mempersiapkan alat peraga yang
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2. Mempersiapkan kelas, peserta didik dipersiapkan terlebih
dahulu agar daya tarik terhadap materi yang akan diajarkan melalui alat peraga tersebut
3. Langkah penyajian, setelah dipersiapkan barulah guru
mendemonstrasikan kegunaan dari alat peraga benda konkret yang telah dipersiapkan oleh guru, contoh;
b. Guru mengajarkan kepada siswa dalam menentukan sebuah
ukuran benda (berat dan panjang) maupun menentukan sebuah waktu.
c. Guru menjelaskan kegunaan alat peraga benda konkret pada kehidupan sehari-hari.
4. Aktifitas lanjutan; aktifitas lanjutan ini dapat berupa tanya
jawab guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah didemonstrasikan oleh guru.
G.Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah
Classroom Action Research (CAR) dan di Indonesia dikenal dengan
sebutan PTK. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya. Menurut Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi (dalam Mulyasa, 2011 : 10-11) ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang
dapat diterangkan, yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian, adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
11
b. Tindakan, adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok siswa yang sedang
belajar.
Dengan demikian PTK adalah suatu penelitian yang
dilakukan di dalam kelas, yang menjadi subjek yaitu peserta didik dengan materi yang telah dipilih untuk diteliti.
2. Subjek Penelitian Tindakan Kelas
Basrowi dan Suwandi (2008:25) Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan permasalahan dalam bentuk
problem pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran Matematika yang masih rendah dan adanya keinginan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika dengan melakukan kegiatan penelitian.
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III MI
Nahdlotut Tholibin yang berjumlah 19 siswa, laki-laki 12 siswa dan perempuan 7 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran Matematika kelas III. Adapun daftar siswa kelas III sebagai
Tabel 1.1
Daftar Siswa Kelas III MI Nahdlotut Tholibin Tahun Pelajaran 2016/2017
Nomor
3. Langkah-langkah Penelitian
13
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Adapun skema
dan penjelasan untuk masing-masing tahapan, sebagai berikut:
Gambar 1.1
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Ada empat kegiatan
dalam tahap perencanaan yaitu : 1) menentukan target kompetensi, 2) mendesain pembelajaran yaitu membuat skenario pembelajaran
SIKLUS I
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
dengan penerapan pemanfaatan lingkungan alam sekitar sekolah dan
pendekatan keterampilan proses (silabus, RPP, alat pembelajaran), 3) mendesain alat tes, dan 4) membuat jadwal pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
tertulis pada RPP dan perencanaan tindakan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Pengamatan (Observation)
Observasi hasil tindakan dilakukan selama pelaksanaan tindakan dengan catatan guru mengikuti teknik pengajaran yang
dirancang peneliti. Instrumen observasi menggunakan pedoman observasi yang berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus
penelitian. Dalam hal ini berisi indikator yang mewakili data. Tujuan pedoman tersebut untuk mendiskripsikan hal-hal yang terjadi dalam proses penelitian tindakan. Di samping itu peneliti juga
menggunakan alat bantu rekam yaitu kamera dan video untuk menambah validitas data. Pemantauan terfokus pada kegiatan siswa
15
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan khususnya dalam tingkat pemahaman siswa. Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat untuk memperbaiki tindakan berikutnya. Adapun bahan yang direfleksikan
adalah hasil dari langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan (observasi). Kemudian hasil catatan tersebut
didiskusikan bersama-sama antara peneliti dan guru (pola kolaboratif). Hasil yang dicapai dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah :
1. Lembar observasi, alat yang digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Berikut ini daftar pengamatan Guru dan Siswa :
Tabel 1.2
Lembar Pengamatan Guru
Kegiatan Hasil
B C K
Mengucapkan salam
Melakukan presensi kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran
Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait
Menguasai materi pembelajaran
Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
Penguasaan alat peraga pembelajaran
Guru membimbing siswa untuk memperhatikan contoh alat peraga benda konkret
Memberi siswa kesempatan untuk bertanya Guru dan siswa membuat kesimpulan materi
Mengucap salam penutup Keterangan ;
B = baik C = cukup K = kurang
Tabel 1.3
Lembar Pengamatan Siswa
Kegiatan Hasil
B C K
Siswa menjawab salam
Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru
Siswa bertanya tentang materi yang terkait Siswamengamati alat peraga yang
dibawa guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa mengerjakan tugas dari guru Siswa ikut menyimpulkan materi Siswa menjawab salam
Keterangan ;
17
2. Soal tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif
berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata pelajaran matematika materi
pengukuran. Berikut tabel kisi-kisi materi dan soal ; Tabel 1.4
Kisi-kisi Materi Pengukuran
Tabel 1.5 Butir soal Siklus I No Butir Soal Butir Jawaban 1 Alat untuk mengukur
berat adalah...
a. Penggaris c. Timbangan b. Jam d. Meteran 2 Pak budi akan mengukur
tinggi pohon, maka alat yang di butuhkan pak budi adalah... 4 Seorang penjahit a. Timbangan c. Meteran
No Materi Indikator No
Butir Soal 1 Menentukan alat ukur
untuk mengukur panjang benda, berat benda dan waktu.
Siswa dapat memilih alat ukur yang sesuai untuk mengukur suatu benda
1,2,4
2 Menaksir panjang suatu benda
Siswa dapat mengukur panjang suatu benda
7,10
3 Menaksir berat benda Siswa dapat mengukur berat suatu benda
6,9
4 Menaksir waktu
perjalanan dari rumah ke sekolah dan belajar di sekolah
Siswa dapat mengukur waktu kegiatan sehari-hari
8
5 Membaca tanda
waktu pada jam penuh dan setengahan
Siswa dapat membaca tanda waktu penuh dan tengahan
mengukur panjang kain dengan...
b. Weker d. Jam
5 Jarum pendek
menunjukkan angka 7 lebih sedikit, jarum panjang menunjukkan 8 Setengah jam sebelum
pukul 14.30 adalah pukul...
a. 14.15 c. 13.45 b. 15.00 d. 14.00
9 Sekantung beras beratnya 5kg lebih 5 ons, berat beras tersebut sama dengan ....gram
a. 5500 c. 505 b. 5050 d. 55
10 Tinggi kakak 2 tahun yang lalu 145 cm, sekarang tinggi kakak menjadi 167 cm, berapakan selisih tinggi kakak?
a. 18 c. 12 b. 13 d. 22
Tabel 1.6 Butir soal Siklus II
No Butir Soal Butir Jawaban
1 10 cm + 2 m + 15 cm = …..cm
a. 235 c. 220 b. 210 d. 225 2 Timbangan adalah alat untuk
mengukur berat, sedangkan jam alat untuk mengukur waktu, alat yang digunakan untuk mengukur tinggi adalah…..
mengukur suatu benda agar mengetahui panjang dan
19
lebarbenda tersebut, alat apa yang di perlukan oleh tukang kayu tersebut…..
berat budi 29 kg, mereka akan menaiki lift yang kapasitasnya 150 kg,
berapakah berat benda yang tersisa agar bisa dinaiki oleh orang lain?
a. 90 kg b. 104 kg c. 94 kg d. 84 kg
7 Doni mempunyai kayu sepanjang 120cm, doni ingin membagi kayu tersebut menjadi 4 bagian sama panjangnya,berapakah doni bisa memotong agar kayu sama panjang?
a. 30 cm c. 25 cm b. 40 cm d. 35 cm
8 Jam masuk sekolah ani 07.00 wib, jarak tempuh dari rumah ke sekolah 15 menit,jam berapakah ani berangkat dari rumah agar tidak telat dan pas waktu masuk? the, berapa jumlah berat belanjaan budi?
125cm,tinggi toni sekarang 148cm, berapakah
peningkatan tinggi toni?
a. 27cm b. 33cm c. 23cm d. 28cm
3. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen
gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda
bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Metode Observasi, metode observasi ini digunakan untuk
mengamati proses pembelajaran matematika dalam kegiatan penelitian tindakan kelas.
2. Tes tertulis, tes ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran Matematika dan untuk mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam materi pengukuran.
3. Dokumentasi, metode ini digunakan untuk mengamati gambaran mengenai Madrasah, letak geografis, sarana prasarana yang
digunakan dan mendapatkan informasi mengenai jumlah siswa, jumlah staff pengajar, struktur organisasi dan mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah tersebut, selain itu metode ini juga
digunakan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar hidup (Hartiny, 2010 : 93).
6. Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang
21
nilai perolehan siswa ≥ 70. Sebaliknya siswa dikatakan belum
tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70.
Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKM yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
Adapun rumus presentase ketuntasan klasikal sebagai berikut (Djamarah, 2000 : 226) :
P = 𝐹𝑁 x 100 %
Keterangan: P = Persentase
𝐹= Jumlah siswa yang tuntas belajar
𝑁= Jumlah semua siswa
7. Sistematika Penulisan
1. Bagian awal terdiri dari : Sampul, Lembar berlogo, Judul, Persetujuan pembimbing, Pengesahan kelulusan, Pernyataan
keaslian tulisan, Motto, Halaman persembahan, Kata pengantar, Abstrak, Daftar isi, Daftar tabel, Daftar gambar, dan Daftar lampiran.
2. Bagian inti terdiri dari :
BAB I, Pendahuluan. Pada bab ini berisi Latar belakang,
Manfaat penelitian, Definisi operasional, Metodologi penelitian,
dan Sistematika penulisan.
BAB II, Landasan Teori. Pada bab ini berisi kajian yang
membahas tentang teori-teori atau landasan dari permasalahan yang ada di dalam penelitian yaitu Hakikat hasil belajar, Hakikat Matematika, Materi pengukuran waktu panjang dan berat, dan
Alat peraga
BAB III, Pelaksanaan Penelitian. Pada bab ini berisi
tentang gambaran umum MI Nahdlotut tholibin, keadaan lokasi, keadaan gedung, keadaan guru, keadaan peserta didik, visi dan misi, subjek penelitian, dan objek penelitian. Pada bab ini juga
berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I (Rencana, Pelaksanaan, Pengumpulan data/pengamatan, Refleksi),
(Deskripsi pelaksanaan siklus II (Rencana, Pelaksanaan, Pengumpulan data/pengamatan, Refleksi).
Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini
dianalisis hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab ini terdiri atas (1) Deskripsi hasil belajar per siklus dan (2) Pembahasan.
Bab V, Penutup. Pada bab ini terdiri atas Kesimpulan dan Saran.
3. Bagian akhir terdiri dari : Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A.Hakikat Hasil Belajar
1. Pengertian belajar
Menurut Slemato dalam buku Hamdani (2010: 20) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sementara menurut Morgan belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman (Agus Suprijono, 2009: 3).
Hilgard dalam Pasaribu dan Simandjutak (1983: 59) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap
lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan. Sementara belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar
merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung Ahmad Susanto (2012: 1). Sedangkan Skinner Dimyati dan Mudjiono (2002: 9) berpandangan bahwa belajar
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara terus menerus yang terjadi karena adanya interaksi/hubungan
timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lainnya maupun dengan lingkingannya, belajar juga meliputi 3 ranah yaitu ranah afektif, kognitif dan psikomotorik.
2. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar
Makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek, kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana,
yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu
25
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Susanto dalam Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk
membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak
lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa (2012:5). Dengan kata lain hasil belajar merupakan suatu perubahan
yang dapat dilihat setelah melakukan kegiatan belajar, perubahan tersebut bisa menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa hasil
belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik, sehingga
peserta didik akan mengalami perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Misalnya dari yang semula tidak bisa menjadi bisa. Pengukuran hasil belajar ini dapat dilaksanakan melalui tes atau
pemberian pertanyaan-pertanyaan setelah selesainya materi pelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan daya ingat siswa.
b. Macam-macam hasil belajar
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Ahmad Susanto
(2012:6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau abahan yang dipelajari. Pemahaman menurut bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap
dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
apa yang ia baca, yang dilihat, yang dalami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja (2005:2-3),
menyebutkan bahwa konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian.
Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang yang tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Orang yang telah memiliki konsep berarti
orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu Ahmad Susanto
27
kemungkinan kalau seseorang itu sudah memahami konsep
maka pekerjaan akan terkonsep dan tertata rapi. 2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa ketrampilan proses merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dari dalam individu siswa. Indrawati (1993: 3) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip
atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (falsifikasi) Ahmad Susanto (2012:9). Peserta didik diharapkan dapat aktif dan trampil dalam proses pembelajaran apapun.
3) Sikap
Menurut Sardiman (1996: 275), sikap merupakan
pada perbuatan perilaku ataupun tindakan seseorang siswa
Ahmad Susanto (2012:11). Pada dasarnya untuk menciptakan peserta didik agar berfikir positif dengan dasar-dasar yang sudah
dimiliki pada diri peserta didik, sebagai modal dalam kehidupan yang sebenarnya.
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu (Slameto,1987:42).
a. Faktor intern
Faktor intern yang berpengaruh terhadap belajar dibagi menjadi
tiga faktor yaitu:
1) Faktor jasmaniah
Terdiri dari (a) faktor kesehatan, kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. (b) Faktor cacat tubuh, cacat tubuh adalah
29
2) Faktor psikologis
(Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 190) Berpendapat bahwa sekurang-kurangnya ada 7 faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: a) inteligensi, intelegensi besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar.
b) perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya.
c) minat, minat besar pengaruhnya terhadap belajar. d) bakat, bakat itu mempengaruhi belajar.
e) motif, dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik.
f) kematangan, belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).
g) kesiapan, kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses
belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi
sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah tidak /kurang lancer pada bagian-bagian tertentu. Kelalahan rohani dapat
terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi
kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dibagi menjadi tiga faktor yaitu:
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
31
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas di rumah. 3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini
mencakup tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang
semuanya mempengaruhi belajar anak (Slameto, 1987: 56-72). Faktor masyarakat atau lingkungan sangat berpengaruh besar dalam proses pembelajaran, karena berbagai karakter
masyarakat yang berbeda dapat berpengaruh besar dalam dunia pendidikan peserta didik, lingkungan yang baik tentunya akan
mendorong dan mendukung peserta didik lebih bersemangat dalam belajar apapun.
4) Penilaian hasil belajar
Penilaian merupakan proses memberikan atau menetukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses
kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam
kegiatan penialaian selalu ada objek/program, ada kriteria, dan ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa (Nana Sudjana, 1989:26).
Penilaian hasil belajar merupakan salah satu cara untuk mengukur seberapa kemampuan peserta didik dalam menangkap materi
yang telah diajarkan oleh guru, dengan hasil tersebut guru bisa mengevaluasi bagaimana pembelajaran tersebut berlangsung.
5) Tujuan belajar
Kastolani (2014: 66-67) menyebutkan bahwa secara umum tujuan belajar adalah:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir. Kemampuan pengembangan berpikir
membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan berpikir dapat memperluas pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
33
dapat dilihat dan dialami sehingga menitikberatkan pada
keterampilan gerak atau penampilan anggota tubuh seorang yang sedang belajar, atau keterampilan ruhani yang menyangkut
persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir secara kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
c. Pembentukan sikap
Adalah guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan
sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, ia harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah (Sardiman, 2000: 26-28). Adapun tugas dari seorang
guru adalah membimbing serta mangarahkan anak didik dalam pembentukan sikap maupun peserta didik baik dalam sekolah, di
rumah, maupun di lingkungan masyarakat. B. Hakikat Matematika
1. Pengertian Matematika
Ruseffendi (1988:29) dalam buku M Karso dkk (2011: 1.39) menyatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola
dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari bunyi;
matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi. Herman Hudojo (1990:4), mengatakan bahwa
matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan
IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Namun matematika
yang ada pada hakekatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya dekduktif formal dan abstrak, harus diberikan kepada anak-anak sejak SD yang cara berfikirnya masih dalam
tahap operasi konkrit. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep-konsep matematika tersebut. Di satu
pihak siswa SD berfikirnya masih sangat terbatas, artinya berfikirnya dengan dikaitkanya dengan benda-benda kongkrit atau gambar-gambar konkrit, dipihak lain matematika itu
objek-objek penelaahnya abstrak, artinya hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika itu hanyalah suatu hasil karya dari
kerja otak manusia.
35
melayani ilmu pengetahuan. Dengan perkataan lain, matematika
juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengembangan operasionalnya. Matematika disebut ilmu dekduktif. Sebab
dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan observasi, eksponen, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan umum. Kebenaran generalisasi dalam
matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika terlihat adanya unsur keteraturan dan ketetapan.
2. Ruang lingkup Matematika
M Karso dkk (2011:1.56) menyebutkan bahwa ruang lingkup ilmu matematika adalah berupa pola pikir dalam
kehidupan masyarakat secara logis atau mempunyai pola pikir yang deduktif. Pola pikir deduktif adalah cara atau metode yang
digunakan dalam matematika untuk mencari kebenaran. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu matematika adalah membantu manusia dalam memahami dan menguasai
persoalan sosial, ekonomi dan alam. Dalam materi pengukuran, nantinya siswa dapat mengkaitkan materi pengukuran tersebut
3. Tujuan pendidikan Matematika
Pendidikan Matematika sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang pendidikan di lingkungan persekolahan,
bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan sikap serta keterampilan dalam kehidupan peserta didik di masyarakat, bangsa dan dan Negara
dalam berbagai karakteristik. M Karso dkk (2011:1.89) ada beberapa tujuan pendidikan Matematika yang menggambarkan
bahwa pendidikan Matematika merupakan bentuk pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang memungkinkan anak berpartisipasi dalam kelompoknya, baik itu keluarga teman
bermain, sekolah masyarakat yang luas, bangsa dan Negara. Tujuan pendidikan Matematika dikembangkan atas dasar
pemikiran suatu disiplin ilmu, sehingga tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan institusional menjadi landasan pemikiran mengenai tujuan pendidikan ilmu nasional.
Tujuan utama pembelajaran Matematika di SD ialah agar siswa trampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika
37
sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. (Heruman,
2010:4).
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD/MI
Departemen Pendidikan Nasional (2004:168), Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Matematika
kelas III dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bilangan
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai
tiga angka
1.1.Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
1.2.Melakukan penjumlahan
dan pengurangan tiga angka
1.3.Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga
angka dan pembagian bilangan tiga angka
1.4.Melakukan operasi hitung
campuran
perhitungan termasuk yang
berkaitan dengan uang
Geometri dan Pengukuran 2. Menggunakan
pengukuran waktu,
panjang, dan berat dalam pemecahan
masalah
2.1.Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran,
timbangan, atau jam)
2.2.Menggunakan alat ukur dalam pemecahan masalah
2.3.Mengenal hubungan
antarsatuan waktu, anatarsatuan panjang dan
antar satuan berat
C. Materi pengukuran waktu, panjang dan berat a. Pengertian pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai
39
dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standaratau satuan
ukur. Pengukuran tidak terbatas kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks kepercayaan konsumen.
b. Alat Ukur Berat dan Kegunaannya
Alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda dinamakan timbangan. Timbangan yang digunakan ada
bermacam-macam. Di bawah ini beberapa timbangan yang biasanya digunakan: (LKS Matematika SD/ MI kelas III):
1) Timbangan rumah tangga
Timbangan rumah tangga digunakan untuk menimbang
bahan makanan, buah dan sayur. Timbangan ini juga sering digunakan oleh pedagang buah.
Timbangan badan digunakan untuk mengukur berat
badan seseorang. 3) Timbangan kodok
Timbangan kodok digunakan untuk menimbang
belanjaan pembeli, seperti bahan makanan, beras dalam juklah sedikit, bawang merah, bawang putih, dan lain-lain. Timbangan ini sering juga disebut dengan timbangan bebek.
4) Neraca
Neraca digunakan untuk mengukur/ menimbang benda-benda yang sangat ringan dan berharga, misalnya
emas.
41
Timbangan barang digunakan untuk menimbang
benda-benda yang berat, misalnya sekarung beras, gandum, gula, dan lain-lain.
Karena ada bermacam-macam bentuk dan jenis alat ukur berat, maka penggunaannya disesuaikan dengan jenis dan berat benda yang akan di ukur.
c. Alat Ukur Panjang dan Kegunaannya
Alat ukur panjang digunakan untuk mengukur panjang atau
tinggi benda. Berikut ini beberapa contoh alat ukur panjang (LKS Matematika untuk SD/MI kelas III):
1) Penggaris
Penggaris dapat digunakan untuk mengukur panjang
benda seperti pensil, buku tulis, dan penghapus. Alat ini biasanya digunakan dalam proses pembelajaran.
Roll meter ada dua jenis yaitu roll meter kecil dan roll
meter besar. Roll meter digunakan untuk mengukur panjang dan lebar tanah.
3) Meteran saku
Meteran saku biasanya digunakan oleh tukang bangunan atau tukang kayu saat membuat rumah. Meteran saku digunakan untuk mengukur bangunan atau kayu.
4) Meteran pita/ pita meteran
Meteran pita disebut juga metlin. Metlin digunakan oleh penjahit atau pedagang kain untuk mengukur panjang dan lebar
kain.
d. Alat Ukur Waktu dan Kegunaannya
Apabila seseorang ingin mengukur waktu biasanya digunakan jam. Alat ukur waktu selain jam yaitu stopwatch. Berikut ini beberapa contoh alat ukur waktu yang sering kita jumpai dalam
43
1) Jam dinding
Jam dinding dipasang di dinding sebagai alat petunjuk waktu bagi keluarga.
2) Jam tangan
Jam tangan dipakai manusia setiap saat sehingga
manusia dapat melihat waktu dengan cepat. 3) Jam weker
Jam beker biasanya diletakkan di kamar tidur
Stopwatch biasanya digunakan untuk mengetahui
kecepatan, misalnya untuk mengukur kecepatan lari seseorang.
Jam yang menggunakan jarum sebagai petunjuk waktunya adalah jam analog. Sedangkan jam yang menggunakan angka sebagai petunjuk waktunya adalah jam digital. Untuk
mengetahui waktu yang lebih lama, misalnya hari, tanggal, minggu, bulan, tahun biasa digunakan kalender atau tanggalan.
D. ALAT PERAGA 1. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga disebut juga media pembelajaran. Heinich dalam Sri
Anitah (2011), media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“Medium” yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber
pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Sugiarto dan Hidayah (2005) media pembelajaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: media objek fisik, media grafis/visual, media proyeksi, media audio, dan media audio visual.
45
perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa. 2. Fungsi Alat Peraga
Mengajar menggunakan alat peraga akan lebih mudah meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Informasi yang didapat akan lebih kuat tertanam pada pikiran siswa. Hal ini
membuktikan pula bahwa alat peraga sangat penting peranannya dalam keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran. Jadi penggunaan alat
peraga harus benar-benar sesuai dengan materi pembelajaran.
Fungsi dari alat peraga adalah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, sehingga nampak jelas dan dapat
menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995)
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002:27), Pertama penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan
sekedar pelengkap. Kelima alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu
siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Keenam penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan dalam mempertinggi mutu belajar mengajar.
Berdasarkan Nana Sujana dan R.M. Sularko tersebut alat peraga berfungsi sebagai alat bantu untuk memvisualisasikan sesuatu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Alat peraga berfungsi juga untuk mempercepat dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru dalam proses belajar
mengajar.
3. Alat peraga benda konkret
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “benda” adalah benda umum (segala sesuatu yang berwujud atau berjasad). Sedangkan kata “kongkrit” berarti barang-barang nyata (tidak
abstrak); sesuatu yang nyata yang dapat dilihat dengan mata, yang berujud benda tiga dimensi.
47
konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Sebagai
contoh, benda-benda konkret di sekitar siswa. Dengan adanya alat peraga siswa dapat mengetahui bangun datar.
Menurut Sudjana (1989:76) alat peraga adalah suatu alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa alat peraga benda konkret adalah alat yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara optimal. Benda – benda konkret yang digunakan adalah benda – benda yang relevan dengan materi yang diajarkan, yaitu
benda – benda yang berbentuk jam dinding, buku, kertas, penggaris. 4. Langkah-langkah penggunaan benda konkret sebagai alat peraga
pembelajaran
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan alat peraga benda konkret dalam proses pembelajaran. (Sriyono dkk,
1992:124) Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Langkah persiapan guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan
2) Mempersiapkan kelas, peserta didik dipersiapkan terlebih dahulu
agar daya tarik terhadap materi yang akan diajarkan melalui alat peraga tersebut
3) Langkah penyajian, setelah dipersiapkan barulah guru mendemonstrasikan kegunaan dari alat peraga benda konkret yang telah dipersiapkan oleh guru, contoh;
a) Guru mempraktikkan atau mendemonstrasikan cara mengukur berat, panjang dan waktu menggunakan alat peraga benda
konkret yang ada.
b) Guru mengajarkan kepada siswa dalam menentukan sebuah ukuran benda (berat dan panjang) maupun menentukan sebuah
waktu.
c) Guru menjelaskan kegunaan alat peraga benda konkret pada
kehidupan sehari-hari.
4) Aktifitas lanjutan; aktifitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang telah didemonstrasikan oleh guru.
5. Kelebihan dan kekurangan alat peraga benda konkret
49
peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan
sekedar pelengkap.. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar. Alat peraga dapat menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih
sempurna.
Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
dalam pengajaran yaitu:
Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu
1. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi
lebih menarik.
2. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih
mudah memahaminya.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan.
4. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti : mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan
Kekurangan alat peraga yaitu:
1. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut
guru.
2. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
3. Perlu kesediaan berkorban secara materiil
(https://malikha92.wordpress.com/2013/01/13/kelebihan-kelemahan-alat-peraga-matematika.)
Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.Penggunaan alat peraga dalam proses
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A.Gambaran Umum MI Nahdlotut Tholibin
1. Letak Geografis MI Nahdlotut Tholibin
Sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang berciri khas islam, secara geografis letak MI Nahdlotut Tholibin memiliki lokasi yang cukup strategis. Madrasah ini berlokasi di RT 02/RW 02 Dusun Ketuwon
Wetan Desa Malebo Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. MI Nahdlotut Tholibin terletak 300 meter dari jalan raya Malebo-Gemawang
yang menghubungkan antara kecamatan Kandangan dan kecamatan Gemawang. Jangkauan dari MI Nahdlotut Tholibin ini sangat mudah karena setiap hari kendaraan baik umum maupun pribadi lalu-lalang
melintas di depannya.
Selain ditinjau dari segi transportasi yang cukup strategis, MI
Nahdlotut Tholibin ini juga mempunyai letak yang kondusif untuk menimba ilmu pengetahuan baik ilmu umum maupun agama, karena jauh dari keramaian yang dapat mendukung para siswanya untuk belajar
dengan tenang, nyaman dan giat. Adapun untuk batas-batas dari MI Nahdlotut Tholibin adalah :
a. Sebelah Utara : Dusun Karanganyar b. Sebelah Selatan : Desa Malebo
c. Sebelah Barat : Dusun Ketuwon Kulon
d. Sebelah Timur : Jalan Raya
2. Sejarah Singkat MI Nahdlotut Tholibin dan Perkembangannya
Awal mula berdirinya MI Nahdlotut Tholibin adalah dimulai dari
pembangunan gedung madrasah diniyyah yang digunakan oleh anak-anak dusun setempat untuk menimba ilmu agama pada sore hari. Melihat
antusiasme masyarakat untuk memajukan anak-anak di dusun ketuwon wetan ini, para pemuka masyarakat kemudian memiliki inisiatif untuk menjadikan gedung madrasah tersebut tidak hanya digunakan untuk
menimba ilmu agama pada sore hari, tetapi juga pada pagi hari yang tidak hanya digunakan untuk menimba ilmu agama tetapi juga ilmu umum.
Untuk memperoleh izin dari pemerintah agar juga dapat dijadikan sebagai lembaga pendidikan formal yaitu Madrasah Ibtidaiyah, para pemuka masyarakat kemudian berjuang dengan sekuat tenaga sehingga SK
pendirian Madrasah tersebut dapat diturunkan oleh pemerintah.
Pada awal berdirinya sebagai lembaga pendidikan formal yang
dibuka mulai tahun ajaran 2011/2012, jumlah siswa yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah ini dapat dikatakan cukup banyak karena memperoleh sekitar 19 siswa. Seiring dengan bertambahnya usia MI
Nahdlotut Tholibin ini jumlah siswanya dari tahun ke tahun semakin meningkat, karena anak-anak yang menuntut ilmu di MI tersebut tidak
53
3. Visi, Misi dan Tujuan MI Nahdlotut Tholibin a. Visi
Unggul dalam Prestasi, Religius, dan Berakhlakul Karimah. Indikator :
1.) Unggul dalam Prestasi
a) Naik kelas diatas 95 % secara normatif
b)Mendapat Nilai bagus dalam setiap Ulangan Semester
c) Masuk 3 Besar dalam setiap Perlombaan Non-akademik Tingkat Kecamatan
2.) Religius
a) Hafal doa-doa shalat dan Hafal doa-doa harian sesuai tingkatan b)Hafal Al-Qur’an surat-surat pendek (Juz ‘Ama)
c) Terbiasa shalat berjamah 3) Berakhlaqul Karimah
a) Terbiasa mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan sesama warga madrasah
b)Terbiasa menghargai dan menghormati kepada sesama warga
madrasah b. Misi
3) Melaksanakan Kegiatan Ekstra-Kurikuler dalam mencapai prestasi non-akademik
4) Melaksanakan Program Pembiasaan sebelum pelajaran dimulai 5) Membiasakan shalat Dhuha berjamaah pada jam istirahat.
6) Menumbuhkembangkan budaya akhlakul karimah pada seluruh warga madrasah.
c. Tujuan
1) Tujuan Umum : Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan Khusus MI Nahdlotut Tholibin :
a) Peserta didik 100% Naik kelas dengan nilai rata-rata 8.00. b) Mendapatkan Kejuaraan (masuk 3 Besar) dalam setiap
perlombaan Tingkat Kecamatan.
c) Peserta didik Hafal doa-doa shalat sesuai tingkatan, terbiasa berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan pekerjaan dan terbiasa
Shalat Dhuha.
d) Tertanamnya Pembiasaan Akhlakul karimah pada Pendidik,
Tenaga Kependidikan dan Peserta didik.
e) Peserta didik terbiasa menghargai dan menghormati kepada sesama warga madrasah.
55
4. Keadaan Guru dan Siswa MI Nahdlotut Tholibin a. Keadaan Guru
Sebagai lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Kementrian Agama Kantor Kabupaten Temanggung, MI
Nahdlotut Tholibin yang masih dalam taraf perkembangan ini sudah memiliki guru yang sesuai dengan jumlah kelasnya. Para guru di MI Nahdlotut Tholibin juga sebagian besar sudah berijazah sarjana (S1).
Pada tahun ajaran 2016/2017 ini MI Nahdlotut Tholibin sudah memiliki kelas hingga tingkat 6. Berikut ini nama-nama guru yang mengajar di
MI Nahdlotut Tholibin :
Tabel 3.1
Daftar Nama Guru MI Nahdlotut Tholibin
No Nama Guru Jabatan Ijazah Terakhir 1 Adib Muhlisun, S.Pd.I Kepala MI S1 2 Fenti Nur Afifah, S.Pd.I Guru Kelas S1 3 Hawin Khusnia, S.E Guru Kelas S1 4 Anas Khoiron N, S,Pd.I Guru Kelas S1
5 Minarni, S.Pd.I Guru Kelas S1
6 Tabi’in Guru Penjaskes SMA
7 Korifah, S.Pd.I Guru Kelas S1
b. Keadaan Siswa
Dari tahun ke tahun jumlah siswa MI Nahdlotut Tholibin mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal tersebut dilatar
lembaga pendidikan tersebut karena penyelenggaraan pendidikan di MI Nahdlotut Tholibin yang sangat menarik yaitu memadukan antara ilmu
pengetahuan umum dan agama, selain itu kegiatan ekstrakurikuler yang juga berjalan dengan baik. Berikut ini data jumlah siswa MI Nahdlotut
Tholibin pada tahun ajaran 2016/2017
Tabel 3.2
Data Jumlah Siswa MI Nahdlotut Tholibin
No Kelas
Tahun Pelajaran 2016/2017
Jumlah L P
1 I 23 11 12
2 II 26 15 11
3 III 19 12 7
4 IV 18 12 6
5 V 10 4 6
6 VI 20 9 11
Jumlah 116
5. Sarana Prasarana MI Nahdlotut Tholibin
Sarana Prasarana merupakan fasilitas pendukung bagi kelancaran proses belajar-mengajar. Sebagai madrasah yang baru saja berdiri, MI Nahdlotut Tholibin memiliki sarana prasarana yang cukup lengkap dan
cukup memenuhi standar sarana prasarana.
Seiring dengan semakin perkembangannya, MI Nahdlotut Tholibin
57
ini sarana-prasarana yang terdapat dalam MI Nahdlotut Tholibin secara lebih rinci :
a. Keadaan Ruang MI Nahdlotut Tholibin
Tabel 3.3
Keadaan Ruang MI Nahdlotut Tholibin
No Nama Ruangan Jumlah Satuan Kondisi
1 Ruang Kelas/ Belajar 6 (6 x 7) M2 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 3 x 4 M2 Baik
3 Ruang Guru 6 x 5 M2 Baik
4 Ruang Perpustakaan 5 x 3 m M2 Baik
5 UKS 2 x 2 m M2 Cukup
6 WC GURU 1 (2 x 3) m M2 Baik
7 WC MURID 2 ( 2 x 2m) M2 Baik
b. Media Pendukung Pembelajaran
Media adalah alat yang dapat membantu atau mendukung untuk memperlancar proses kegiatan pembelajaran. Sebagai lembaga
pendidikan yang masih dalam taraf merintis MI Nahdlotut Tholibin sudah memiliki cukup banyak media pendukung pembelajaran.
Tabel 3.4
Media Pendukung Pembelajaran MI Nahdlotut Tholibin
No Nama Barang Jumlah Keadaan
6. Kurikulum MI Nahdlotut Tholibin
Kurikulum yang dilaksanakan di MI Nahdlotut Tholibin adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dimana kurikulum tersebut
diatur sendiri oleh lembaga pendidikan MI Nahdlotut Tholibin. Berikut ini rincian kurikulum yang dilaksanakan di MI Nahdlotut Tholibin :
Kurikulum MI Nahdlotut Tholibin
Tingkat / Kelas
1
Jumlah jam Pelajaran Umum dan