• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Choking

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Choking"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

UNIVERSITAS HASANUDDIN HASANUDDIN REFERATREFERAT NOVEMBER 2011 NOVEMBER 2011

MECHANICAL ASPHYXIA

MECHANICAL ASPHYXIA

CHOKING

CHOKING

OLEH : OLEH : Muh.

Muh. Reza Reza Zainal Zainal 110 110 205 205 01040104 N N a a s s r r u u n n 110 110 202 202 00590059 Pembimbing : Pembimbing : dr. Denny dr. Denny Supervisor : Supervisor : dr.

dr. Gunawan.Sp.PGunawan.Sp.Pa(K).Sp.Fa(K).Sp.F

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK

BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL

UNIVERSITAS HASANUDDIN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR MAKASSAR 2011 2011 LIBRARY MANAGER LIBRARY MANAGER Date Signature Date Signature

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa mahasiswa yang  bersangkutan sebagai berikut :

 Nama : Muh. Reza Zainal 110 205 0104

N a s r u n 110 202 0059

Judul Referat : MECHANICAL ASPHYXIA CHOKING

Telah menyelesaikan tugas referat ini sebagai tugas kepaniteraan klinik pada Bagian Kedokeran Forensik dan Medikolegal di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, November 2011

Mengetahui,

Supervisor, Pembimbing

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

DAFTAR ISI ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

II DEFINISI ... 2

III ETIOLOGI ……… IV. PATOFISIOLOGI ... 4

V. PEMERIKSAAN LUAR DAN DALAM ... 9

VI. PEMERIKSAAN LANJUTAN ... 15

VII. KESIMPULAN ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23 LAMPIRAN

(4)

MEKANISME ASFIKSIA PADA TERSEDAK

I. PENDAHULUAN

Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang melalui pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Perubahan itu akan terjadi dari mulai terhentinya suplai oksigen. Manifestasinya akan dapat dilihat setelah beberapa menit, jam dan seterusnya. Terhentinya suplai oksigen bisa juga menjadi penyebab kematian. Hal ini disebabkan karena adanya hambatan masuknya oksigen ke dalam 4rauma respirasi. Hambatan ini juga akan berakibat terganggunya pengeluaran karbon dioksida dari tubuh sehingga kadarnya dalm darah meningkat. Keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaran udara pernafasan yang normal disebut asfiksia. Asfiksia yang paling sering dijumpai di dalam kasus tindak  pidana yaitu asfiksia mekanik, dimana terjadi obstruksi saluran pernafasan

secara mekanik.

Definisi asfiksia adalah suatu keadaan dimana terjadi kekurangan suplai oksigen yang berat pada tubuh sehingga akan meningkatkan ketidakmampuan tubuh untuk bernapas secara normal. Dalam dunia medis definisi asfiksia masih merupakan perbincangan, namun beberapa ahli menyimpulkan bahwa asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan  pertukaran udara pernafasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbondioksida (hiperkapnea). Dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian. A

Dari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh hal berikut :

1. Penyebab alamiah, misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernafasan seperti 4raumatic4 difteri, atau menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti fibrosiss paru.

(5)

2. Trauma mekanik yang menyebabkan asfiksia mekanik, misalnya trauma yang mengakibatkan emboli udara vena, emboli lemak, pneumotoraks  bilateral, sumbatan atau halangan pada saluran napas dan sebagainya. 3. Keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan misalnya

 barbiturate, narkotika.

Pada asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara  pernafasan terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan

(yang sifatnya mekanik ) misalnya barbiturate atau narkotika. Asfikksia Mekanik

Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernapasan terhalang memasuki saluran pernapasan oleh berbagai kekerasan ( yang  bersifat mekanik),misalnyaa,5

a) Penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas : - Pembekapan (smothering)

- Penyumbatan (Gangging dan choking)  b) Penekanan dinding saluran pernapasan :

- Penjeratan (strangulation)

- Pencekikan (manual strangulation,throttling) - Gantungan (hanging)

c) Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatic) Inhibisi Vagal Pada Asfiksia Mekanik

Inhibisi vagal pada umumnya merupakan penyebab dari kematian yang segera (immediate death), hal mana dikaitkan dengan terminology “sudden cardiac arrest”. Inhibisi vagal dimungkinkan bila leher terkena trauma pada leher bagian depan atau bagian samping. Kelainan pada  pemeriksaan luar biasanya tdak ada atau minimal sekali, dalam bentuk

(6)

lecet atau memar. Pada pemeriksaan dalam mungkin didapatkan adanya memar di sekitar otot thyrohyoid; cornu mayor dari rawan gondok dapat fraktur. Mekanisme kematian pada inhibisi vagal bukan dari obstruksi  jalan napas, tetapi merupakan kejadian vagal, seperti bradikardia, disritmia  jantung, bronkospasme, kejang, dan beberapa mekanisme lainnya. Antara mekanismenya adalah stimulasi distensi yang distimulasi oleh tensoreseptor yang terdapat pada dinding esophagus, yang kemudiannya menyebabkan pengaliran balik oleh esophagus yang menghentikan aktivitas medulla yang merupakan pusat pernapasan dan sirkulasi yang  berakibat fatal. Refleks vagal tidak hanya timbul dari esophagus, tetapi  juga dari laring dan faring.4, 5

II. DEFENISI

Tersedak (chocking ) adalah suatu  suffocation  dimana ada benda padat yang masuk dan menyumbat lumen jalan udara7,8.

Sehingga penyumbatan saluran napas bagian atas oleh makanan atau  benda lainnya, yang mencegah seseorang dari pernapasan efektif. Tersedak dapat menyebabkan batuk sederhana, tetapi penyumbatan jalan napas lengkap dapat menyebakan kematian.

Ketika kita menghembuskan napas, kita hirup keluar karbon dioksida (8%), nitrogen (71%), dan oksigen (16%). Ketika seseorang tersedak dengan napas benar-benar diblokir, oksigen tidak dapat masuk ke paru-paru. Otak sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen dan mulai mati dalam waktu empat sampai enam menit. Hal ini selama ini waktu itu pertolongan pertama harus dilakukan. kematian otak ireversibel terjadi hanya dalam 10 menit.

Sehingga membutuhkan keadaan darurat medis yang benar dan cepat. Tim medis darurat mungkin tidak akan tiba pada waktunya untuk menyelamatkan kehidupan seseorang tersedak itu, hal ini disebabkan ketika kita menarik napas, kita menghirup campuran nitrogen (75%), oksigen (21%), karbon

(7)

dioksida, dan gas lainnya (4%). Di paru-paru, oksigen memasuki aliran darah untuk bepergian ke seluruh tubuh. Tubuh kita menggunakan oksigen sebagai sumber bahan bakar untuk membuat energi dari makanan yang kita makan. Karbon dioksida, produk limbah, memasuki aliran darah dan perjalanan kembali keparu-paru.

III. ETIOLOGI

Ada 2 cara kematian pada kasus tersedak, yaitu7,8:

a) Kecelakaan (paling sering), seperti gangguan refleks batuk pada alkoholisme, pada bayi atau anak kecil yang gemar memasukkan  benda asing ke dalam mulutnya, tonsilektomi, aspirasi, dan kain kasa

yang tertinggal pada anestesi eter.  b) Pembunuhan (pada kasus infanticide)

Salah satunya adalah kerongkongan, yang mengarah ke perut, makanan turun jalur ini. Yang lainnya adalah trakea, yang merupakan pembuka udara harus melewati untuk sampai ke paru-paru. Ketika menelan terjadi, trakea ditutupi oleh flap yang disebut epiglotis, yang mencegah makanan dari memasuki paru-paru. Trakea terbagi menjadi bronkus mainstem kiri dan kanan. Hal ini menyebabkan paru-paru kiri dan kanan. Mereka cabang ke tabung semakin kecil karena mereka menyebar ke seluruh paru-paru. Setiap objek yang berakhir di saluran napas akan menjadi terjebak sebagai saluran napas menyempit. Banyak benda-benda besar terjebak hanya di dalam trakea di pita suara.Pada orang dewasa, tersedak paling sering terjadi ketika makanan tidak dikunyah dengan benar. Berbicara atau tertawa saat makan dapat menyebabkan sepotong makanan untuk "turun pipa yang salah." Mekanisme menelan yang normal mungkin akan diperlambat jika seseorang telah minum alkohol atau memakai obat, dan jika orang tersebut memiliki penyakit tertentu seperti penyakit Parkinson.

(8)

Pada orang dewasa yang lebih tua, faktor risiko tersedak termasuk usia lanjut, perawatan gigi yang buruk pas, dan konsumsi alkohol. Di Amerika Serikat, hampir 200 anak meninggal setiap tahun dari tersedak, sebagian besar dari mereka lebih muda dari usia empat tahun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Diperkirakan bahwa lebih dari 17.500 anak usia 14 tahun atau lebih muda yang dirawat di bagian gawat darurat AS untuk tersedak episode per tahun.

IV. PATOFISIOLOGI

Pada orang yang tersedak mengalami asfiksia akan timbul gejala yang akan dibedakan dalam 4 fase sebagai berikut : 3,4,6

1. Fase dispnea

Penurunan kadar oksigen sel darah merah dan penimbunan CO2  dalam  plasma akan merangsang pusat pernafasan di medulla oblongata, sehingga

amplitude dan frekuensi pernafasan akan meningkat, nadi cepat, tekanan darah tinggi dan mulai tampak tanda –  tanda sianosis terutama pada muka dan tangan.

2. Fase konvulsi

Akibat kadar CO2  naik maka timbul rangsangan terhadap sistem saraf  pusat (SSP) sehingga terjadi kejang yang mula  –   mula berupa kejang

klonik kemudian kejang tonik, dan akhirnya timbul spasme opistotonik. 3. Fase apnea

Depresi pusat pernapasan menjadi lebih hebat, pernapasan melemah dan  berhenti. Kesadaran menurun dan akibat relaksasi sfingter dapat terjadi  pengeluaran cairan sperma, urin dan plasma.

(9)

4. Fase akhir

Terjadi paralisis pusat pernapasan yang lengkap. Pernapasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot pernapasan kecil pada leher. Jantung masih  berdenyut sesaat setelah pernapasan berhenti.

Klasifikasi Kematian karena Tersedak. 1. Karena makanan

Pada anak-anak, tersedak sering disebabkan oleh mengunyah makanan tidak lengkap, mencoba untuk makan potongan besar makanan atau makanan terlalu banyak pada satu waktu, atau makan permen keras. Anak-anak juga menempatkan benda-benda kecil di mulut mereka, yang mungkin menjadi tersangkut di tenggorokan mereka. Kacang-kacangan,  pin, kelereng, atau koin, misalnya, menciptakan bahaya tersedak.

2. Alkohol

Keracunan alkohol paling sering terjadi sebagai akibat dari asupan alkohol yang cepat, juga dikenal sebagai pesta minuman keras. Jumlah alkohol yang tinggi dapat menyebabkan kejang, tersedak, detak jantung yang tidak teratur dan bahkan kematian. Kematian disebabkan oleh keracunan alkohol adalah kenyataan yang menyedihkan, tapi mungkin lebih sedih lagi adalah kenyataan bahwa kematian ini sepenuhnya dicegah. Di pusat rehabilitasi alkohol berkualitas seringkali bermanfaat bagi mereka yang menderita kecanduan alkohol. Tersedak merupakan salah satu penyebab umum kematian di antara mereka yang keracunan alkohol. Saraf yang mengontrol  pernapasan dan refleks muntah seseorang dapat dipengaruhi oleh alkohol. Terlalu banyak alkohol akan menghentikan fungsi-fungsi tubuh sama sekali, yang paling sering menyebabkan tersedak dan mungkin kematian  jika terjadi muntah. Muntah sering terjadi dengan asupan alkohol yang  berlebihan. Asupan alkohol yang berlebihan adalah umum di antara mereka yang menderita alkoholisme. Mereka yang ingin memperoleh kebebasan dari obat ini kuat harus mencari pengobatan untuk kecanduan

(10)

alkohol di sebuah pusat rehabilitasi narkoba dan alkohol. Hal ini terutama berbahaya bagi seseorang untuk lulus keluar saat di  bawah pengaruh. BAC dalam tubuh masih bisa meningkat jika seseorang sedang tidur atau pingsan. BAC Jika seseorang yang tidak sadar atau tertidur setelah mengkonsumsi sejumlah besar alkohol, berusaha untuk menyadarkan mereka dan tidak meninggalkan mereka sendirian.

Bentuk keracunan tidak hanya terjadi sebagai akibat dari minum minuman  beralkohol yang populer, juga dapat terjadi ketika seseorang mengkonsumsi alkohol etil, metil alkohol atau alkohol isopropil. Tanda-tanda umum seseorang yang mungkin telah keracunan alkohol meliputi: •Kebingungan

•Lambatrefleks

•Tidakdapat berkomunikasi secara efektif • slurring dalam pidato slurring Dalam, pidato • cepat pulsa pulsa Cepat

• muntah-muntah • Dehidrasi

• pingsan

• lembab kulit Kulit lembab

• Ketidakmampuan untuk berjalan • kulit berwarna biru pucat Kulit

Bahkan, banyak kematian terjadi sebagai akibat dari orang yang tidak sadar tersedak muntahannya sendiri atau bernapas dalam muntahan. Kemungkinan efek keracunan alkohol meliputi:

• Denyut jantung tidak teratur • Tersedak (dari muntah) • koma

• Penurunan suhu tubuh (hipotermia) • Kerusakan otak Kerusakan otak • Penyitaan

(11)

•  Inhalasi menyebabkan muntah Berhenti Dalam Pola pernapasan (sesak napas)

•Kematian

V. PEMERIKSAAN LUAR DAN DALAM V.1. Pemeriksaan Luar.

Pada kasus ini korban meninggal akibat adanya obstruksi pada  jalan napasnya. Kasus ini umumnya terjadi natural, dibunuh, atau kecelakaan. Misalnya ketika korban tengah makan dan tersedak, korban akan tiba-tiba berhenti bicara, lalu berdiri, dan kemudian kolaps. Hal ini disebabkan oleh tersedaknya korban akibat tersumbatnya jalan napas pada saat korban sedang makan, terutama bila disertai dengan tertawa lebar atau menangis. Pada pemabuk, penyumbatan yang tidak disengaja dapat terjadi oleh karena korban dalam keadaan yang tidak sadar dan terjadi regurgitasi dari isi lambung ke dalam trakea.2,8

Pembunuhan dengan cara penyumbatan pada umumnya terjadi  pada kasus pembunuhan anak, biasanya cara ini jarang dilakukan pada orang dewasa. Pada penyumbatan jarang didapatkan adanya luka memar atau luka lecet, kecuali jika didapatkan adanya tanda-tanda perlawanan dari korban pembunuhan. Sebagian besar penyumbatan terjadi akibat kecelakaan seperti tersedak saat makan, sehingga pemeriksaan luarpada kasus ini hanya didapatkan tanda-tanda asfiksia. 2,4,8

(12)

V.1. Pemeriksaan Dalam.

Diagnosis pada kasus penyumbatan dapat dipastikan dengan autopsy jalan napas yang mengalami obstruksi. Tetapi jika tidak ditemukan adanya benda asing yang menyumbat jalan napas pada saat autopsy, maka dengan menganamnesa saksi mata di tempat kejadian, serta dapat dicari kemungkinan adanya tanda kekerasan yang diakibatkan oleh  benda asing.. Pemeriksaan dalam pada kasus penyumbatan umumnya lebih sering didapatkan berupa adanya benda asing atau makanan di dalam jalan napas (orofaring dan laringofaring), seperti gumpalan makanan, gigi palsu, gumpalan kain, kertas atau batu yang merupakan tanda khas pada kasus kematian karena penyumbatan.5,8,1

Gambar 5: Gambaran autopsy lidah hingga laringofaring dari korban yang

tersumbat oleh sandwich.8

(13)

VI. PEMERIKSAAN LANJUTAN

Pada pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan bawah kuku korban, apakah ada darah atau epitel kulit pelaku pada kasus curiga  pembunuhan.Ini dilakukan sebelum autopsy dimulai atau sebelum tubuh korban dicusi. Bila suspek teridentifikasi, DNA dari orang tersebut  berpotensi untuk sama dengan DNA yang ada di bawah kuku korban. Pada kasus penjeratan atau penggantungan, di mana alat penjeratan yang digunakan masih terdapat di tubuh korban, alat tersebut harus disimpan untuk tes penyesuaian DNA. Pada kasus yang dicurigai adanya aktivitas seksual pada korban sebelum dan setelah korban mati, pengumpulan semen, darah dan rambut yang terdapat pada tubuh korban termasuk

 pakaian harus dilakukan untuk membantu dalam pencarian pelaku. 4,8

Untuk mengeliminasikan kemungkinan adanya pengaruh dari alkohol dan obat-obatan, analisa toksikologi juga harus dilakukan. 5

VII. KESIMPULAN

Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa  berkurangnya kadar oksigen dan berlebihnya kadar kar bon dioksida secara  bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen dalam alveoli paru-paru dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru-paru. Asfiksia mekanik berupa penyumbatan (chocking ), adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang memasuki saluran pernafasan di sebabkan adanya berupa benda yang menghalangi saluran pernafasan tersebut .

Masa dari saat asfiksia sampai timbul kematian sangat bervariasi. Umumnya berkisar antara 4 - 5 menit, tergantung dari tingkat  penghalangan oksigen, bila tidak 100% maka waktu kematian akan lebih

(14)

lama dan tanda - tanda asfiksia akan lebih jelas dan lengkap. Pemeriksaan  jenazah ( autopsi ) pada kasus - kasus asfiksia secara umumnya akan memberikan gambaran sianosis pada bibir, ujung - ujung jari dan kuku, warna lebam mayat ( livor mortis ) merah - kebiruan gelap akan terbentuk lebih cepat, terdapat busa halus pada hidung dan mulut yang yang kadang -kadang bercampur darah, gambaran perbendungan pada mata dan - kadang-kadang muka berupa bintik - bintik perdarahan yang dinamakan sebagai tardieu’s spot. Pada pemeriksaan dalam, darah berwarna lebih gelap dan lebih encer, busa halus di dalam saluran pernafasan, pembendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam, petekie dapat ditemukan pada mukosa usus halus, epikardium, lapisan pleura, kulit kepala sebelah dalam, mukosa epiglottis dan daerah subglotis. Ditemukan juga kelainan - kelainan yang  berhubungan dengan kekerasan, seperti fraktur laring langsung atau tidak

Gambar

Gambar 4: Tampak benda asing pada mulut balita. 13
Gambar  5: Gambaran  autopsy  lidah  hingga  laringofaring  dari  korban  yang tersumbat oleh sandwich

Referensi

Dokumen terkait

Tiphone Mobile Indonesia (TELE) menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 24 triliun atau naik 20% YoY dari target tahun 2015 yang sebesar Rp 20 triliun..

Pada tahun 2016, PT.BPR Dana Multi Guna melakukan penilaian sendiri (self assesment) atas pelaksanaan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) sesuai dengan Peraturan

Implementasi dalam penelitian ini adalah tindakan atau usaha yang dilakukan seluruh warga sekolah untuk menerapkan pendidikan kerakter berdasar pada budaya

Berdasarkan gambar 3 menunjukkan  bahwa jumlah kasus difteri di kecamatan tanjung bumi kabupaten Bangkalan tahun 2013 sebesar 74% terjadi pada kelompok umur

Prinsip kerja XRF dapat dijelaskan sebagai berikut, Selama proses jika x-ray mempunyai energi yang cukup maka elektron akan terlempar dari kulitnya yang lebih dalam

Bila ditelusuri lebih jauh banyak lagi masalah yang dapat diidentifikasi, namun dalam penelitian ini tidak semua permasalahan yang dikemukakan di atas dapat diteliti, agar lebih