• Tidak ada hasil yang ditemukan

-LAPORAN-HASIL-MMD- new

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "-LAPORAN-HASIL-MMD- new"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

Berdasarkan hasil survey yang dimulai pada tangga 18 Februari 2017didapatkan beberapa masalah kesehatan di Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang Untuk mendapatkan data yang lebih valid diperlukan format pengkajian komunitas yang disusun dalam bentuk kuesioner, format wawancara dan observasi yang merupakan alat bantu dalam mengkaji ancaman kesehatan masyarakat Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang di 12 RW, dan 28 RT. Sebagai tindak lanjut dari format pengkajian keperawatan komunitas tersebut telah dilakukan pengumpulan data di masyarakat kemudian di analisa. Dari hasil analisa tersebut akan dipersentasikan hasil pengkajian data-data yang bermasalah pada masyarakat untuk dicarikan solusinya. Adapun tujuan dari persentase ini adalah untuk menentukan bersama-sama masyarakat rencana tindakan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri yang disesuaikan dengan sumber daya dan kemampuan masyarakat Desa Desa Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang.

(2)

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Desa, Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang di 12 RW, dan 28 RT diharapkan Masyarakat mengetahui masalah kesehatan yang ada di Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang dan menentukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.

b. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Desa diharapkan Masyarakat mampu : 1. Mempersentasikan hasil pengkajian masalah kesehatan yang ada pada

masyarakat di Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang

2. Menetapkan masalah kesehatan di Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang

3. Menyusun prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang

4. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan di Desa Tajinan, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama 7 hari sebelum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD ) dengan rincian sebagai berikut :

1. Membentuk struktur kepanitiaan dan pembagian tugas, tanggal 11 Februari 2017. 2. Sosialisasi di tiap ketua RT, Ketua RW , Tokoh masyarakat, Tokoh agama dan

kader-kader kesehatan , forum remaja seperti karang taruna dan organisasi kemasyarakatan. 3. Menggali masalah-masalah kesehatan yang ada di desa Tajinan.

4. Tanggal 13 Februari 2017 konsul pre planning MMD pada Kepala Desa dan Ibu Ketua TPKK Desa Tajinan.

5. Tanggal 16Februari 2017 menyebarkan undangan.

6. Tanggal 17 Februari 2017 melaksanakan gladi kotor dan bersih. 1) Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Sabtu/ 18 Februari 2017 Pukul : 09.00 wib s/d 12.30 WIB

Tempat : Balai Desa Tajinan Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang 2) Kehadiran peserta

Pada kegiatan ini hadirin yang mengikuti acara berjumlah 1 orang dari 85undangan yang diedarkan, terdiri atas :

a. Kepala Desa Tajinan b. Ketua BPD Desa Tajinan c. Ketua LPMD Desa Tajinan

d. Ketua TP/PKK dan Ketua Pokja 1 sampai 4 Desa Tajinan e. Kepala Puskesmas dan staf

f. Ketua RT se desa Tajinan

g. Kader Posyandu se Desa Tajinan

h. Kader Posbindu/Posyandu Lansia Desa Tajinan i. Kader Taman Posyandu Desa Tajinan

j. Tokoh masyarakat 6 orang k. Tokoh Agama 3 orang 3) Susunan Panitia.

1. Ketua : Sri Rahayu 2. Penanggung jawab : Isbandi 3. Pembawa Acara : Marisa 4. Moderator : Rita 5. Notulen : Yuli

6. Fasilitator : Bidan Desa dan Perawat Desa 7. Sie Dokumentasi : Santi

8. Sie Perlengkapan : Nur azizah, M Ulya, Muslimin B. Tahap Proses/Pelaksanaan

a) Pembukaan

Jam Durasi Acara Narasumber PJ

09.00-09.15 15 Menit Registrasi

-OPENING 5 Menit 5 Menit 5 Menit

1. Pembukaan dan do’a

2. Menyanyikan Lagu “Indonsesia Raya 3. Sambutan Kepala Desa Tajinan 4. Sambutan Ketua TPKK

1) Panitia 2) Panitia 3) H. Isbandi 4) Hj. Tutik Sunarti

(4)

35 Menit.

5 Menit 5 Menit 5 Menit 5 Menit

5. Sambutan Kepala Puskesmas 6. Sambutan Ketua BPD/LPMD 7. Sambutan Institusi Mahasiswa

5) Drg. Titik Purwanti 6) Drs.Ali Maskub 7) Dosen Pembimbing

5 Menit. 5 Menit  Penyampaian aturan MMD Kepada tamu

Undangan MC SESI I 35 Menit. 5 Menit 15 Menit 15 Menit  Pemaparan Hasil SMD 1. Profil Desa 2. Hasil Survei

3. Pemaparan Hasil Survei Kegiatan PKL Gizi Bidan/Perawat Desa Bidan/Perawat Desa Mahasiswa SESI II 20 Menit.

20 Menit  Diskusi Panel & sesi tanya jawab

 Identifikasi Masalah  Prioritas Masalah Bidan/Perawat Desa/Mahasiswa SESI III 20 Menit.

20 Menit  Rencana Tindak Lanjut Bidan/Perawat Desa/Mahasiswa

SESI IV 10 Menit

10 Menit  Pengumuman dan lain lain kondisional

5 Menit. 5 Menit Do’a dan Penutup Gus Mu’inudin

Perkiraan selesai Pukul 11.25

Menit

Total Durasi : 145 Menit = 2 jam 25 Menit

Dibawakan oleh ………….selaku MC dalam kegiatan ini. MC membacakan susunan acara sebagai berikut :

C. Uraian Tugas

I. Penanggung Jawab :

Kepala Desa Rawa Asri Kec. Kuala Cenaku Kepala BPD

II. Pembawa acara :

Memperkenalkan pelaksanaan kegiatan Membuat kontrak waktu

Menjelaskan tujuan pertemuan

Menjelaskan tujuan musyawarah kepada moderator Menutup acara

D. Kriteria Hasil I. Struktur

a. 80 % dari undangan dapat menghadiri pertemuan b. Tempat dan alat tersedia sesuai rencana

c. Melakukan koordinasi dengan kepala desa d. Melakukan koordinasi puskesmas

(5)

Desa Tajinan Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang memiliki Kantor Desa di Jalan Raya N0. 100 Tajinan Telp.(0341) 751707 Kode Pos 65172 Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang, Letak Wilayah 70 % datar 30% perbukitan, berada disebelah selatan pengunungan Buring.Desa Tajinan adalah merupakan salah satu diantara Dua Belas Desa diwilayah Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang. Mempunyai luas wilayah : 271.170 Ha yang terdiri:

a. Tanah Pemukiman : 92 Ha b. Tanah sawah : 78 Ha c. Tanah tegal dan pekarangan : 95 Ha d. Tanah untuk lapangan : 1,30 Ha e. Tanah untuk lain lain : 4,87 Ha Batas-batas wilayah desa Tajinan :

a. Utara : Desa Gunung sari Kecamatan Tajinan b. Timur : Desa Gunung Ronggo Kecamatan Tajinan c. Selatan: Desa Purwosekar Kecamatan Tajinan d. Barat : Desa Randugading Kecamatan Tajinan

Desa Tajinan terdiri dari 3 dusun, 12 RW, dan 28 RT antara lain : 1. Dusun Klagen meliputi :

1. RW. 01 Terdiri dari RT. 01 sampai dengan RT. 02 2. RW. 02 Terdiri dari RT. 03 sampai dengan RT. 04 3. RW. 03 Terdiri dari RT. 05 sampai dengan RT. 06 4. RW. 04 Terdiri dari RT. 07 sampai dengan RT. 09 2. Dusun Tajinan meliputi :

1. RW. 05 terdiri dari RT. 10, RT.18, RT.19. 2. RW.06 terdiri dari RT. 11 dan RT 12

3. RW. 07 terdiri dari RT. 15, RT.16 dan RT. 17. 4. RW. 08 terdiridari RT. 13 dan RT 14.

5. RW.09 terdiri dari RT. 20 dan RT. 21.

6. RW. 10 terdiri dari RT. 22, RT. 23 dan RT. 24. 3. Dusun Karangnongko meliputi :

1. RW. 11 terdiri dari RT. 25 dan RT. 26. 2. RW. 12 terdiri dari RT. 27 dan RT. 28

(6)

Musyawarah masyarakat desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil survey Mawas Diri dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari survey mawas diri (Depkes RI, 2007). Tujuan dari MMD ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya. 2. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.

3. Masyarakat menyusun rencana rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan.

4. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD adalah sebagai berikut :

a. Musyawarah Masyarakat desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas puskesmas, dan sector terkaitdi kecamatan, (seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, pertanian, agama, dan lain-lain).

b. Musyawarah Masyarakat desa dilaksanakan dibalai desa atau tempat pertemuan lainnya yang ada didesa.

c. Musyawarah Masyarakat desa dilaksanakan segera setelah SMD dilakukan.

Berdasarkan Hasil Survei mawas diri yang telah dilakukan pada bulan desember tahun 2016 didapatkan Hasil dari 8 indikator, diantaranya :

(7)

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

0.94

0.06

0.48

52%

0.46

0.54

Tidak

Ya

1-5 km

<1 km

Dokter

Tradisional/dukun/alternatif

Gambar 2.1. Akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan Dari Bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa :

a) Masyarakat desa tajinan sebagian besar memilih berobat ke tenaga kesehatan/Puskesmas/Bidan yaitu sebesar 94%

b) Sebagian masyarakat Tajinan berjarak 1-5 km dari Fasilitas Kesehatan yaitu sebesar 52%

c) Sebagian masyarakat Tajinan tidak terdaftar sebagai peserta BPJS, yaitu sebesar 54% 2. Kesehatan Ibu Dan Anak

0.09 0.91

52.63%0.47 94.73% 0.05 Dokter Bidan Ya Tidak

Gambar 2.2. Kesehatan Ibu Dan Anak Dari Bagan di atas dapat disimpulakan bahwa :

(8)

a) Untuk masyarakat yang hamil di desa Tajinan sudah memiliki Rencana pertolongan persalinan sebesar 91. 3%

b) Untuk yang memiliki balita, mayarakat desa Tajinan memilih memberikan asi Ekslusif sebesar 52. 63%.

c) Sebagian besar Masyarakat Tajinan sudah menimbangkan balitanya minimal 8 kali/bulan sebesar 94.73%

3. Rumah Dan Lingkungan

64%

40%

30%

44%

46%

30%

34%

68%

6%

26%

2%

56%

54%

Ada Memenuhi syarat

ada tidak memenuhi syarat

Tidak ada

Gambar 2.3. Rumah dan Lingkungan Dari bagan diatas dapat disimpulakn bahwa :

(9)

b) Sebagian besar masyarakat sudah memiliki tempat pembuangan limbah kamar mandi yaitu sebesar 40%

c) Sebagian besar Masyarakat memiliki tempat pembuangan sampah tapi tidak sesuai dengan syarat atau tidak tertutup sebesar 68%.

d) Sebagian besar Masyarakat tidak memiliki tempat pembuangan sampah pekarangan sebesar 56%.

e) Sebagian besar Masyarakat tidak memiliki tempat pembuangan sebesar 54%.

4. Perilaku Anggota Keluarga

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Gambar 2.4. Perilaku Anggota Keluarga Dari bagan diatas dapat disimpulakn bahwa :

a) Sebagian besar masyarakat Tajinan merupakan perokok aktif, syaitu sebesar 76% b) Sebagian besar masyarakat Tajinan sudah melakukan pemberantasan nyamuk, yaitu

sebesar 78%.

c) Masyarakat desa Tajinan masih belum menerapkan membuang sampah dengan cara dipilah – pilah, yaitu sebesar 84%.

d) Masyarakat desa Tajinan sudah melakukan membuang sampah pada tempatnya, yaitu sebesar 90%.

(10)

5. Ekonomi

Penghasilan Mencukupi Kebutuhan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

82%

28%

34%

18%

72%

66%

Ya

Tidak

Gambar 2.5. Ekonomi Dari bagan diatas dapat disimpulakn bahwa :

a) Sebagian besar masyarakat Tajinan berpenghasilan cukup, yaitu sebesar 82%.

b) Sebagian besar masyarakat Tajinan Tidak memiliki tabungan khusu kesehatan, yaitu sebesar 72%.

c) Sebagian besar masyarakat Tajinan Tidak memiliki tabungan khusu pendidikan, yaitu sebesar 72%.

6. Keamanan Dan Transportasi

Lingkungan tempat tinggal aman

0.96

0.04

0.04

0.78

0.18

YA

TIDAK

Sepedah kayuh

Sepedah Motor

(11)

Gambar 2.6. Keamanan dan Transportasi Dari bagan diatas dapat disimpulakn bahwa :

a. Sebanyak 96% masyarakat desa Tajinan, mengatakan desa tajinan merupakan lingkungan tempat tinggal yang aman.

b. Sebesar 78% masyarakat Tajinan Menggunakan alat transprtasi sepedah motor.

7. Kesehatan Remaja

Apa ada masalah gangguan reproduksi

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

4.34%

95.60%

34.70%

95.60%

4.34%

65.21%

YA

TIDAK

Gambar 2.7. Kesehatan Remaja Dari bagan diatas dapat disimpulakn bahwa :

a. Sebanyak 96% Remaja desa Tajinan tidak memiliki gangguan reproduksi. b. Sebanyak 96% Remaja desa Tajinan memiliki organisasi remaja.

(12)

7. Kesehatan Lansia 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 91.60% 58.30% 8.30% 41.60% Ya Tidak

Gambar 2.8. Gambar Kesehatan lansia Dari bagan diatas dapat disimpulakn bahwa :

a. Sebanyak 92% Lansia desa Tajinan mengatakan terdapat posyandu lansia di desa Tajinan.

(13)
(14)

III. Hasil Musyawarah Masyarakat Desa

Berdasarkan Hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah masyarakat didapatkan beberapa masalah kesehatan di Desa Tajinan Kecamatan Tajinan Kabupaten malang, diantaranya :

No. Indikator/Data Dasar Masalah Prioritas Masalah

1 Rumah dan lingkungan/PHBS Pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat 7 (tidak tersedia dan tersedia tidak tertutup)

A. Kamar Mandi

B. Pembuangan Sampah rumah tangga C. Pembuangan sampah perkarangan D. Pembuangan air limbah dapur

Kandang ternak menempel/ menjadi satu dengan rumah

2 Perilaku Anggota Keluarga Membuang sampah tidak dipilah pilah 14 Merokok dalam rumah

3 Status Gizi Ibu hamil Status Gizi Ibu hamil (KEK) yang berhubungan dengan 6 melahirkan BBLR

4

Surveilans dalam 3 bulan terakhir (terjadi peningkatan

kasus penyakit) 1. Mengalami batuk pilek (ISPA) 2 2. Demam Berdarah 3. TBC 4. Kusta 5. Diabetes Melitus 6. Penyakit Otot 7. Hipertensi

5 Akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan Peserta BPJS 8 (belum tercover BPJS/KIS/Asuransi Swasta)

6 SKDN (indikator N/D) Status Gizi (Gizi kurang, lebih, buruk) 1 7 Status Gizi Status Gizi (Gizi kurang, lebih, buruk) 1

(15)

8 ASI eksklusif Rendahnya kesadaran pemberian ASI eksklusif 4 9 Anak sekolah Ditemukannya GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) di anak sekolah 9

Budaya cuci tangan rendah

10 Budaya RPL Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan minimal 3 jenis 11 Pemanfaatan jamu tradisional saat sakit

11 PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) PSN rumah tangga belum maksimal 5 12 Kerutinan Aktifitas fisik / Olahraga Kerutinan Aktifitas fisik / Olahraga 13 13 Ekonomi Penghasilan keluarga belum mencukupi kebutuhan keluarga 12

Belum mempunyai tabungan biaya kesehatan Belum mempunyai tabungan biaya pendidikan Belum mempunyai tabungan untuk rekreasi

14 Penyuluhan kesehatan Belum mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi pada anak remaja 10 15 Posyandu Posyandu dan posbindu belum dimanfaatkan secara maksimal; 3

(16)

Tahap setelah merumuskan diagnosis keperawatan komunitas adalah melakukan perencanaan. Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan stresor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat pencegahan normal, pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan resisten.

Tujuan terdiri atas tujuan pendek dan tujuan panjang. Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum/TUM) mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) dikomunitas, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khusus/TUK) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka pendek harus SMART ( S=Spesifik, M = Measurable/ dapat diukur, A= Achievable/ dapat dicapai, R=Reality, T=Time limited/punya limit waktu). Contoh penetapan tujuan tertera dalam contoh berikut :

Diagnosis keperawatan komunitas TUM TUK

Status Gizi, SKDN (indikator N/D), (Gizi kurang, lebih, buruk)

1)

Surveilans dalam 3 bulan terakhir (terjadi peningkatan kasus penyakit)

PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) rumah tangga belum maksimal

(17)

Rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama masyarakat dijabarkan secara operasional dalam planning of action (POA) yang disusun dan disepakati bersama masyarakat saat MMD atau lokakarya mini masyarakat. POA disusun dalam bentuk matrik.

Diagnosis keperawatan

komunitas TUM TUK Rencana kegiatan Evaluasi

Status Gizi, SKDN (indikator N/D), (Gizi kurang, lebih, buruk) Surveilans dalam 3 bulan terakhir (terjadi peningkatan kasus penyakit)

PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) rumah tangga belum maksimal

(18)

Planning of action Masalah

keperawatan Tujuan kegiatan sasaran waktu tempat Sumber dana media PJ

Status Gizi, SKDN (indikator N/D), (Gizi kurang, lebih, buruk). Kunjungan Posyandu didapatkan status gizi dengan indicator N/D sesuai Target.

Tidak di dapatkan Gizi kurang, lebih, buruk.

P meningkatkan keterampilan Kader dalam pengukuran Tumbuh kembang (Tinggi badan & Berat Badan). Memberikan Penyuluhan

kepada Ibu melalui kelas ibu balita.

Memberikan penyuluhan tentang kudapan sehat dengan memberikan PMT disetiap kegiatan Posyandu.

Kader Posyandu, Ibu Balita/ pengasuh, Balita. Sesuai Jadwal Pembinaan Kader dan kegiatan Posyandu bulanan di masing masing POS Balai desa, Posyandu. ADD Kesehatan & Swadaya masyarakat. Lembar Balik Leaflet LCD Ketua GSI Surveilans dalam 3 bulan terakhir (terjadi peningkatan kasus penyakit).

Munurunkan angka kejadian kasus penyakit menular dan tidak menular.

Memberikan pembinaan kepada kader kesehatan dalam mendukung kegiatan preventif ( Penyuluhan ). Pembentukan Kader

Jumantik.

Revitalisasi Kegiatan one RT one Kader. Kader Kesehatan, Semua Lapisan masyarakat. Pembinaan Kader rutin setiap bulan, kontrol jentik oleh kader jumantik, Gerakan Kader Jumantik 1 Hari 1 rumah Balai desa, rumah penduduk ADD Kesehatan & Swadaya masyarakat Lembar balik Leaflat LCD Senter Perawat

(19)

Posyandu dan posbindu belum dimanfaatkan secara maksimal Meningkatkan Kunjungan D/S sesuai SPM Sosialisasi Masyarakat melalui Kegiatan keagamaan dan sosial yang ada di masyarakat.

Meningkatkan keterampilan kader dalam komunikasi dan mengadakan kelas kepribadian.

Meningkatkan pengadaan sarana prasarana penunjang kegiatan posyandu dan posbindu. Kader kesehatan, Semua lapisan masyarakat Mengikuti jadwal kegiatan keagamaan dan social yang ada di masyarakat Mengikuti tempat kegiatan. ADD Kesehatan, Swadaya Masyarakat Lembar balik Leaflat LCD

(Henny Achjar, Komang Ayu, 2012)

IV. IMPLEMENTASI

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya :

a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi

c. Sebagai advocate komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas. Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas focus pada tingkat pencegahan, yaitu :

a. Pencegahan primer, yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan, gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga

(20)

b. Pencegahan sekunder, yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ii menekankan pada diagnose dini dan tindakan untik enghambat proses penyakit. Contoh : mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dan lain-lain.

c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga. Contoh: membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke posyandu . (Fallen. R & R. Budi Dwi K, 2010)

(21)

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah masyarakat. Seringkali, perencanaan program yang sudah dibuat baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk merencanakan implementasi melibatkanaktivitas tertentu sehingga program yang ada dapat dilaksanakan, diterima dan direvisi jika tidak berjalan. Implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas menggunakan strategi proses kelompok, pendidikan kesehatan kemitraan (partnership), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Perawat komunitas menggali dan meningkatkan potensi komunitas untuk dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya.

Tujuan akhir setiap program di masyarakat adalah melakukan perubahan masyarakat. Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari anggota masyarakat. Perubahan nilai dan norma dimasyarakat dapat disebabkan oleh faktor eksternal, seperti adanya undang-undang, situasi politik, dan kejadian kritis eksternal masyarakat. Dukungan eksternal ini juga dapat dijadikan daya pendorong bagi tindakan kelompok untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat. Organisasi eksternal dapat menggunakan model social planning dan localing development untuk melakukan perubahan, menggalakan kemitraan dengan memanfaatkan sumber daya internal dan sumber daya eksternal.

Pelaksanaan kegiatan puskesmas, dilakukan berdasarkan POA perkesmas yang telah disusun. Pemantauan kegiatan perkesmas secara berkala dilaksanakan oleh Kepala Puskesmas dan koordinator perkesmasdengan melakukan diskusi tentang permasalahan yang dihadapi terkait pelaksanaan perkesmas serta melakukan penilaian setiap akhir tahun dengan membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah disusun. Pembahasan masalah perkesmas dapat dilakukan dengan cara mengadakan :

1. Lokakarya Mini Bulanan

Lokakarya mini bulanan dilakukan setiap bulan di puskesmas, dihadiri oleh staf puskesmas dan unit penunjangnya untuk membahas kinerja internal puskesmas termasuk cakupan, mutu, pembiayaan, masalah, dan hambatan yang ditemui termasuk pelaksanaan perkesmas dan kaitannya dengan masalah lintas program lainnya.

2. Lokakarya Mini Tribulanan

Lokakarya Mini Tribulanan dilakukan setiap 3 bulan sekali, dipimpin oleh camat dan dihadiri oleh staf puskesmas dan unit penunjangnya, instansi lintas-sector tingkat kecamatan untuk membahas masalah dalam pelaksanaan puskesmas termasuk perkesmas terkait dengan lintas-sektor dan permasalahan yang terjadi untuk mendapatkan penyelesaiannya.

(22)

V. EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan program kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan masyarakat terkait program kegiatan, karakteristik, dan hasil yang telah dicapai ( Patton, 1986 dalam Helvie 1998). Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada perencana program dan pengambil kebijakan entang efektivitas dan efisiensi program. Evaluasi merupakan sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah program sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan masyarakat. Evaluasi diguanakan untuk mengetahui seberapa tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah intervensi yang dilakukan efektif untuk masyarakta setempat sesuai dengan psiyuasi dan kondisi masyarakat, apakah sesuai dengan rencana atau apakah dapat mengatasi masalah masyarakat. Evaluasi ditujukan untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan program apa yang dibutuhkan masyarakat, apakah media yang digunakan tepat, ada tidaknya program perencanaan yang dapat diimplementasikan, apakah program dapat menjangkau masyarakat , siapa yang menjadi target sasaran program, apakah program yang dilakukan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Evaluasi juga bertujuan mnegidentifikasi masalah dalam perkembangan program dan penyelesaiannya. Program evaliasi dilaksanakan untuk memastikan apakah hasil program sudah sejalan dengan sasaran dan tujuan, memastikan biaya program, sumber daya dan waktu pelaksanaan program yang telah dilakukan. Evaluasi juga diperlukan untuk memastikan apakah prioritas program yang disusun sudah memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan membandingkan perbedaan program terkait keefektifannya.

Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur , proses dan hasil. Evaluasi program merupakan proses mendapatkan dan menggunakan informasi sebagai dasar proses pengambilan keputusan, dengan meningkatkn upaya pelayanan kesehatan. Evaluasi proses, difokuskan pada urutan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil. Evaluasi hasil dapat diukur melalui perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perubahan perilaku masyarakat.

Evaluasi terdiri atas evaluasi formatif, menghasilkan informasi untuk umpan balik selama program berlangsung. Sementara itu, evaluasi sumai dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi tentang efektifitas pengambilan keputusan. Pengukuran efektifitas program dapat silakukan dengan cara mengevaluasi kesuksesan dalam pelaksanaan program . pengukuran efektivitas program di komunitas dapat dilihat berdasarkan :

1. Pengukuran komunitas sebagai klien

Pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur kesehatan ibu dan anak , mengukur kesehatan komunitas

2. Pengukuran komunitas sebagai pengalaman mebina hubungan.

Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan pengukuran social dari determinan kesehatan 3. Pengukuran komunitas sebagai sumber

Ini dilakukan dengan mengukur tingkat keberhasilan pada keluarga atau masyarakat sebagai sumber informasi dan sumber intervensi kegiatan.

(23)

Evaluasi merpakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi akhir. Sedangkan focus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:

a) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan

b) Perkembangan atau kemajuan proses : kesesuaian dengan perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta

c) Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya dan keuntungan program

d) Efektivitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan

e) Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun

(Henny Achjar, Komang Ayu, 2012)

(24)

Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik/Nursalam. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika

Smith, Claudia and Maurer, Frances. 1995. Community Health Nursing : theory and practice. USA : W.B Saunders Company

Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas : teori dan praktek. Edisi 3. Jakarta : EGC

Stanhope, Marcia and Knollmueller RN. 1990. Buku Saku Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. Perangkat Pengkajian, Intervensi dan Penyuluhan. Jakarta : EGC

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta : EGC

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC

Gambar

Gambar 2.2. Kesehatan Ibu Dan Anak Dari Bagan di atas dapat disimpulakan bahwa  :
Gambar 2.3. Rumah dan Lingkungan Dari bagan diatas dapat disimpulakn bahwa :
Gambar 2.4. Perilaku Anggota Keluarga Dari bagan diatas dapat disimpulakn bahwa :

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi pembelajaran kali ini dilakukan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa, bagi siswa yang belum memenuhi KKM maka akan diadakan remidial. Praktikan melakukan

Evaluasi pembelajaran kali ini dilakukan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa, bagi siswa yang belum memenuhi KKM maka akan diadakan remidial. Praktikan

Analisis regresi akan dilakukan pada variabel jumlah sumber informasi terhadap evaluasi kognitif, tipe sumber informasi terhadap evaluasi kognitif, usia dan tingkat pendidikan

Tes digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan dari peserta setelah melakukan kegiatan belajar. Kriteria penyusunan tes hasil belajar yang baik dapat mengukur apa

Tujuan evaluasi untuk mengukur dan memberikan penilaian atas keberhasilan mahasiswa dalam melakukan kegiatan magang penelitian, Evaluasi dilakukan oleh pembimbing di institusi

keberhasilan, pengorganisasian materi pembelajaran, pemilihan media (alat bantu mengajar), penentuan sumber belajar, pilihan jenis kegiatan belajar, penentuan alokasi waktu

Dalam rangka evaluasi kinerja pelayanan publik di wilayah kerja LKKPN Pekanbaru maka dilakukan pengukuran nilai Survei Kepuasan Masyarakat terhadap kegiatan Pelayanan

Untuk mengukur keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan menggunakan media realia dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan,