BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia, 80.7991,42 km
(Septiana dan Ari, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan lautnya, salah satunya adalah rumput laut. Berdasarkan catatan Van Boose (melalui
Ekspedisi Sibolga pada tahun 1899-1900), di Indonesia terdapat kurang lebih 555 jenis dari 8642 spesies rumput laut yang terdapat di dunia (Merdekawati dan
Susanto, 2009).
Rumput laut, disebut sebagai makro alga, dapat diklasifikasikan berdasarkan pigmen menjadi tiga grup utama yaitu rumput laut coklat
(Phaeophyceae), rumput laut merah (Rhodophyceae), dan rumput laut hijau (Chlorophyceae). Rumput laut coklat Sargassum sp. tumbuh menempati hampir disepanjang pantai pulau-pulau di Indonesia (Septiana dan Ari, 2012). Rumput laut ini mempunyai kelimpahan dan sebaran yang sangat tinggi, terdapat hampir di seluruh wilayah laut Indonesia. Secara umum, rumput laut Sargassum sp. Belum banyak dikenal dan dimanfaatkan (Handayani, et al., 2004). Rumput laut coklat biasanya berukuran besar, tebal dan tingginya bisa mencapai 20 m
(McHugh, 2003).
Rumput laut coklat (Phaeophyceae) adalah salah satu suku penghasil fukoidan sulfat. Fukoidan adalah polisakarida yang mengandung persentase
substansional dari L-fukosa dan golongan ester sulfat (Duarte dan Noseda, 2001).
Senyawa fukoidan ditemukan terutama pada spesies rumput laut coklat, namun
ditemukan juga pada binatang laut seperti timun laut. Fukoidan pertama kali ditemukan oleh Kylin pada tahun 1913 dari rumput laut coklat yang sekarang dikenal dengan fukan sulfat atau fukosan. Secara umum fukoidan terdiri dari
fukosa, galaktosa, dan sejumlah polisakarida lain seperti manosa, xilosa, asam glukoronat. Komponen utama fukoidan adalah fukosa dan sulfat (Sinurat, 2011).
Dari hasil penelitian terdahulu, senyawa fukoidan yang diisolasi dari rumput laut coklat marga Sargassum mempunyai rendemen 7%.
Menurut Li Bo, et al., (2008), fukoidan diisolasi dari berbagai spesies
mempunyai berbagai aktifitas biologis, seperti antikoagulan, antitrombosis, antitumor, antivirus, immunomodulator, antiinflamasi, antioksidan dan antikanker
(Atashrazm, et al., 2015). Aktivitas antikanker senyawa fukoidan telah diteliti secara invivo dan invitro pada beberapa jenis kanker. Senyawa fukoidan mempunyai aktivitas antikanker dengan berbagai mekanisme. Sumber rumput
laut coklat yang berbeda menghasilkan senyawa fukoidan dengan aktivitas antikanker yang berbeda pula (Atazhrazm, et al., 2015). Namun, aktivitas
antikanker fukoidan yang berasal dari rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard belum diteliti secara mendalam.
Salah satu uji sitotoksisitas yang paling sederhana, yang dapat dilakukan
dengan mudah dan dapat diandalkan adalah uji sitotoksisitas metode Brine Shrimp menggunakan larva udang laut Artemia salina Leach. Kandungan kimia aktif
dimaksudkan sebagai komponen aktif biologi terhadap manusia maupun hewan dan tumbuhan. Kandungan kimia aktif biologi dapat bersifat racun jika digunakan pada dosis yang tinggi, dengan demikian secara invivo kematian suatu hewan
percobaan dapat dipakai sebagai alat pemantau penapisan awal kandungan kimia
aktif suatu bahan alam terhadap ekstrak, fraksi maupun isolat (McLaughlin dan
Lingling, 1998).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti melakukan isolasi fukoidan dari rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard menggunakan
HCl 0,1 N serta uji sitotoksik senyawa fukoidan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Berapakah persen rendemen senyawa fukoidan yang diisolasi dari rumput
laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard ?
b. Apakah senyawa fukoidan hasil isolasi dari rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard memiliki potensi sitotoksik terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test ?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan masalah yang dirumuskan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Persen rendemen senyawa fukoidan hasil isolasi dari talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard sesuai dengan penelitian terdahulu yang menggunakan marga yang sama yaitu Sargassum.
b. Senyawa fukoidan hasil isolasi dari talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium(Turner) C. Agard memiliki potensi sitotoksik terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui persen rendemen senyawa fukoidan hasil isolasi dari talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard.
b. Untuk mengetahui potensi sitotoksik senyawa fukoidan hasil isolasi dari talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard terhadap larva
Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang isolasi senyawa fukoidan, identifikasi, serta potensi
sitotoksik senyawa isolat fukoidan dari talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter isolat senyawa fukoidan
talus rumput laut coklat
Karakteristik senyawa
1. Data Spektrofotometri UV
2. Data Spektrofotometri FTIR
Larutan senyawa
fukoidan konsentrasi
10, 100, 1000 µg/ml Kematian larva Artemia
salina Leach Larva Artemia salina
Leach
LC50