KLATJSA
RELATIF
BAHASA
JERMAN
:KAJIAN
SINTAKSIS
DAN
SEMANTIS
Makalah disampaikan dalam pembentangan disertasi
doktor
falsafahOleh
:Dian Indira
Pusat
Pengajian
Bahasa
dan
Linguistik
Universiii
Kebangsaan lv{alaysia
Tajuk:
Klausa
Relatif
BahasaJerman
: SatuKajian
Sintaksisdan Semantik
l.
PengenalanDi
samping
prinsip keuniversalan,
kekontrasan
satu
bahasa dengan bahasa
lainnya merupakantopik
yang menarik dalam analisis
bahasa.Dibandingkan
dengan
bahasaIndonesia, bahasa Jerman (BJ)
memiliki ciri
yang berbeda sebagaiberikut
:a.
dikenal
gender
yang
membedakannomina
(N)
atas maskulin (berartikel
der), feminine (berartikeldie),
dannetpl
(berartikel das)b.
dikenal4
kasus:
(nominatif
Q.{om), akusatif(Akk), datif
(Dat), dangenitif
(Gen)c.
infleksi
pada nominal.das Buch'buku'
- dieBilcher.buku-buku,
d.
in{leksi pada pronomina (Pr), misalnyader
Bus'bis' (Nom)
- er,den
Bus (Ald<) - ihne.
deklinasi padaadjektif (Adj),
dasblauqAuto
- dem blauen AutoSelain
itu,
BJ dapatdiidentifikasikan
karena kekhasan letak predikat dalam klausa(KL)
deklaratif selalu menduduki posisi kedua sehingga konstituen
lain
di
luarkategofi
verba(V)
dapat bertukar
tempat
tanpa mengubah maknaKL.
Dengandemikian,
pola
susunan katadimungkinkan SPO atau OPS.
2 Permasalahan
Kajian
Berdasarkan
uraian
sebelumnya bahwaletak
P
selalumenduduki
urutan
kedua padaKt
deklaratif,
ternyata
klausamajemuk memiliki
aturan gramatika yang berbeda, yaituV
padaKL
majemuk subordinatif
berbentuk klausarelatif (KR)
terletak
di
akhir
KL
noninti.
KL
majemuk dalam BJ dikenal dengan istilah komplexer Satz'kalimat
kompleks'
atau Matrixsatz'kalimat
matriks' (lihat Btinting
&
Bergenholz, 1989:
15)dan
didefinisikan sebagai dua ataulebih
KL
yang digabungkan dandilihat
dari
hubungan antarklausa dibedakanlagi
menjadihubungan
koordinasi
yaitu
bila
terdapat
kesetaraanantarklausa
dan
subordinasi
bila1
Klausa majemuk setara./koordinatif.
'Malam ini seorang kolega akan mengunjungi kita dan kolega tersebut berasal dari lndia.'
Bagan berikut memperlihatkan
(1) Heute
Abend
kommtKetl
P1hari
ini
malam datangstommt
ous
lndien.P2
K2berasal
dari
lndiaKL1
zu
uns
ein
neuer KollegeKetl'
51ke
kami/Od Det baru kolegaund
der
Kollegekonj
52dan/konj Det kolega
pola urut kata dalam klausa
majemuk
koordinatif. ,KL2
konj
Ketl Ket
2
512
Contoh (1) merupakan KL majemuk koordinatif yang ditautkan dengan konjungsi und'dan',letak p
untuk KL1 dan KL2 nya tetap di posisi kedua. Klausa jenis ini dapat berubah menjadi KL majemuk
bertingkat/subordinatif berbentuk KR dengan penyulihan konjungsi und 'dan' dengan pronomina relatif (PR) der sebagai berikut.
o
Klausa subordinatif berbentuk klausa relatif
(KR).
,
,ir,
/
,LI ;i
:-u:. Z^ 4
(Zl Heute Abend kommt
df,1i'r,,
ein neuerKolro,{iil
ilirc,6^^
-f
t
**-,-*k-
-W'
\..--_r _1_#
--.-._7"'/l.t
Ketl
P1 Ketl'
S
PR
KET2
pzhari ini malam datang ke kami/Od Det baru kolega PR
dari
lndia beiasal'Malam ini seorang kolega yang berasal dari lndia akan mengunjungi kit?.,
Pola urut kata dalam klausa subordinatif berbentuk KR.
Ketl
Pl
KetL'
51,
PR
Ket2
Pzlt
Posisi
2
Posisi di akhir52 P2
Ket2I
Posisi 2 P1
I
Posisi
?
"fr,"_^
u
tS
\^'hb
\
s.&_c{
,'t
r
Contoh
(2)
adalahKR
yang termasuk kelompokKL
majemuksubordinatif.
Klausarelatif
(KR)
mempunyaiciri
adanya klausa sematan yang ditautkan padaKL
utama denganpronomina
relatif
(PR), yang
fungsinya
sebagai penjelas tambahan(Helbig
&
Buscha;2001:564).
KL
utamasendiri
disebutjuga
KL
inti
ataukonjoinl,
sementaraKL
sematandiberi
istilah noninti
ataukonjoin2.
PendapatHelbig
&
Buscha mengenaiPR
sesuai denganpendapat Djajasudarma
(2003:25)
bahwa
pronomina
relatif
merupakan
unsur
yangdigrrnakan
untuk "mengantar"
atau memperkenalkan klausahulu
(frasa nomina-FN)
yangdikembangkan ke dalam klausa secara keseluruhan.
Sebagaimana
terlihat
pada contoh(2)
PR
merupakanposmodifier FN
padaKLl
yang ditandai dengan
l,
l,
sefiz
mengawaliKL2.
Verbanya sebagai pengisi fungsi P dalamKL2
terletakpada bagian terakhir. Der
sebagai PR(KL2)
berkorefensi denganFN
einneuer
Kollege'seorang
kolega baru' padaKL1,
yang perilakunyatidak
terlepas dari perilakuverba dari segi sintaksis. Dengan demikian,
V ini
sebagai penentu kasus dari PR.Bentuk
apositif
dari kalimat
(2)
menyebabkankalimat
(2a)
tidak
berterima, baiksecara sintaksis maupun sematik.
Bila der
anteseden
ein neuer
Kollege'seorang
kolegabaru',
der
merupakanartikel definit
bukan PR. Selainitu,
salah satuciri
kalimat deklaratif BJpola urutan kata seharusnya SPO.
heute
ti[rtndien
stdmmt'Det baru
kolega
datangke
kami/Od hari ini malam PRdari
lndia berasal*tu,,-
fLrr"^*'t
ar{-6-A{"*l;^^
Namun, tidak demikian halnya bentuk apositif (2b) berikut.heute
Abend.S
PR
KET2P2
Pl
Ketl Ketl'Det baru
kolega
PR
dari
India
berasal datangke
kami/Od hariini
malam'seorang kolega yang berasal dari India akan mengunjungi kita malam ini.'
KL
(2b)
merupakanKR
karenader
berkorefensidengan S
pada
Kl
inti
yangberkategori nomina dan
memiliki
sifat posnominal sebagai keterangan tambahan, sertap
nya(2b\EinneuerKollege, der aus
Indien
stammt, kommtzu
unsterletak
di
akhir
KL
noninti.
Der
sebagaiPR
(KL2)
berkorefensi denganFN
(kasusNom)
ein
neuer Kollege
'seorang kolegabaru'pada
KLl,
yang
tidak
lepasdari perilaku
verba(KL2)darisegisintaksis.Dengandemikian,VinisebagaipenentukasusPR.
Mengingat
dalam
BJ
dikenalN
dengantiga
gendermaskulin'
feminin'
dan netraltentunya perlu dipertimbangkan
KR
yang PRnya berkoreferensi dengan ketiga jenisN
dalambentuk singular.
KLl
KL2
j
\
der (Nom)
den (Akk)
dem (Dat)
das (Akk)
das (Akk)
dem (Dat) die(Nom)
die (Akk) der (Dat)
Berikut
ini
contohKR
dengan PR berkorefensi padaN
berkasus akusatif(AKK)'
(3)
Ich
telefoniere den Direktor, derut
,
l---'!-z
sehr
beschriftigt istz{L
z
saya menelepon Det
direknr
PR
sangat
sibuk'Saya menelepon pak direktur yang sangat sibuk'
adalah
DikaitkandenganpendapatDjajasudarmadalamsumberyangsamabahwadalambahasa
tndonesia (Bl) Kl terikat yang mengantar hulu (FN) dari KL
inti
selalu diawali oleh PR'baik
Yahgberupa
yong,o,
ataul,
/.
unsur FN sebagai hulu dari KL mensyaratkan persesuaian dengan bagianlain dalam KL tersebut secara keseluruhan. Mengingat BJ adqlalq bahasa berkasus' oleh karena
itumunculpemikiran,apakahPRBJdapatdipadankandenganyong'0'atauf'f'Berdasarkan
pemaparan tersebut,
penelitian
ini
secara khususmengkaji
ciri
KR,
yang bertalian dengankeberadaan
KL
intilkonjoin
I
danKL
nonintilkonj oin2,
alat penghubung antarklausa, danhubungan makna antara
KL (KL
inti/konjoin
1 - konjungsi/PR-
KL
noninti/konjoin
2).3.
Objektif
Kajian
Kajian
ini
mempunyaiobjektif
seperti berikut.Jenis konjoin apa saja yang menghubungkan
KL inti
denganKL
noninti
BJ.Struktur
KL inti
apa yang dapat dihubungkan denganjenis konjoin
pada (1). Hubungan semantik apa yang terj4di antraKL ini
denganKL
noninti.4.Kosa
Ilmu
Dari literatur
linguistik
yang
penulis
baca,sedikit
sekali pakar
bahasa Indonesia yangmembahas
mengenai
KR.
KR
umunnya
dijelaskan dengan pemberian beberapa contohkalimat, kecuali Djajasudarma yang menjelaskan secara
rinci
bentukKR BI.
Dari
disertasi
yang penulis telusuri belum ditemukan
peneliti
Indohesia
yangmengupas
KR
BJ. Tjung
(2006)justru meneliti
PR bahasaBetawi
(bahasa daerah Jakarta).Menurut
liung
KR
bahasa Betawimemiliki
formasi subjek dan objek yang tidak simetris.Beberapa
peneliti
yang telah mengupasKR
BJ antaralain
Gennani,Silvia
P.&
MacDonald, Maryellen
C.
(2007)
dalam disertasinya yangberjudul 'semantic
indeterminacynObject relative Clauses' menyatakan bahwa makna
akhir dari
KL
majemukrelatif obyektif
lebih
kompleks
dari
pada
KR
subjektif. Bentuk
KL
identik tetapi
makna
akhir
dapatberlainan.
Selain
itu, Yu
Chuang (2002) telah melakukanpenelitian
KR
yang dihasilkan parapembelajar BJ
di
Taiwan.Menurut
Yu
Chuang meskipun pada prinsipnya secara gramatikaantata
BJ
dan bahasaInggris
(Bing)
sangatmirip,
namun ada beberapahal
yang
sangatberlainan khususnya penempatan
V. Di
dalam
Ing
PR
dapatdihilangkan
tanpa merubahmakna, tetapi
di
dalam BJ PRini
bersifat obligatori.1.
S.Tujuan
danKepentingan
Kajian
Penelitian
ini
memiliki
tujuan dan kepentingan kajian sebagai berikut.Pertama, untuk mengkaji
jenis
konjoin yang menghubungkanKl inti
dannoninti
BJ.Konjoin
berupa PR
dikaji
berdasarkan
N
yangberkoreferensi
dengannya sehingga dapat diketahuikarakteristik konjoin berupa anteseden dari
N
berkasus Nom,Akk,
Dat, dan Gen.Kedua
untuk
menganalisisstruktur
KL
inti
dan
noninti
sebagaijenis
yang
dapatdihubungkan dengan
konjoin.
KR
yang
termasukKL
majemuk subordinatif
merupakangabungan
KL
yang salah satuKL
merupakanbagian
dariKL
yanglain.
Berkaitan denganhal
tersebut,struktur
KL
inti
apa yang dapat dihubungkan denganjenis
konjoin
padapoin
perlama tersebut.
Ketiga
untuk
menganalisis dan menjelaskan hubungan semantikKL
inti
dan nonintiserta jenis konjoin yang menghubungkannya.
6.
Metodologi
atauKaedah
Kajian
Metode
yang
akan
digunakan
dalam penelitian
ini
adalah metode
deskriptif.Penggunaan metode
deskriptif
dipertimbangkan atas pemusatan perhatian padaciri-ciri
sifattata bahasa secara
alami
sehingga menghasilkan perian data yang aktual. penelitianKR
ini
menggunakan pendekatan
struktural
untuk
mengkajiperilaku
sintaksisKL
bahasa Jermandan
juga
pendekatan semantisuntuk
mengkajiperilaku
semantis
KL
BJ
karenaKL
yangdianalisis harus diinterpretasikan secara semantik
agar
maknanya dapat ditentukan denganakurat.
7.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian yang telah
dipaparkan pada
bab
sebelumnya,maka
dapat
diambilsimpulan bahwa
KL
adalah salah satujenis
KL
majemuk subordinatif yang ditautkan denganPR.
Dengandemikian,
PR
merupakan antesedendari
N
yang sifatnya hanya
keterangantambahan
dari
N,
sehinggasifatnya
fakultatif.
Namun,
keberadaanpR
dalam
KL
noninti
bersifat
wajib
dan kasusnyatidak
dipengaruhioleh
N
yang diacu tetapi
dipengaruhi olehF
I
ir
Di
dalamBI
dikenaljuga pR
berupa yonT,O,
atau f,/.
Untuk itu, perlu ditetiti lebih lanjutapakah
PR
dalam BJ sebagai bahasa berkasus secara sederhana dapat dipadankan ke dalamBt