• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DI PERPUSTAKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DI PERPUSTAKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DI PERPUSTAKAN UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam

bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH:

EKA PURNAMA RANGKUTI 140709072

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DEPERTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Rangkuti, Eka Purnama. 2018. Persepri Pemustaka Terhadap Online Public Access Catalogue (OPAC) di Perpustakaan Universitas Negeri Medan.

Medan Depertemen Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian dilakukan pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan yang beralamat Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi pemustaka terhadap Online Public Access Catalogue (OPAC) di Universitas Negeri Medan.

Metode penelitian yang diggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian yaitu seluruh mahasiswa Universitas Negeri Medan yang berkunjung ke perpustakaan pada bulan Maret 2018 yaitu sebesar 42.765 pengunjung. Jumlah sampel penelitian sebanyak 100 sampel. Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel adalah teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuisioner pada responden.

Hasil penelitian berdasarkan tabel tabulasi pemilihan jawaban dari pemustaka ada sebanyak 12 jawaban menyatakan ragu-ragu, sebanyak 10 jawaban menyatakan setuju dan 2 jawaban menyatakan tidak setuju.

Sebagian besar pemustaka menyatakan OPAC pada perpustakaan Universitas Negeri Medan kurang baik, karena jawaban dari responden yang paling tinggi memilih ragu-ragu. Maka dari itu dibutuhkan lagi sosialisasi lebih lanjut terhadap pemustaka agar OPAC digunakan sebagaimana fungsinya.

Kata kunci: Persepsi Pemustaka, OPAC, Perpustakaan.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Ta’ala kami memujiNya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Semoga kita termasuk hambaNya yang taat, yang akan mendapatkan syafaat Rasulullah di hari akhir.

Alhamdulillah atas segala rahmat yang dilimpahkanNya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Persepsi Pemustaka Terhadap Online Public Access Catalogue (OPAC) di Universitas Negeri Medan ” sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis yang selama ini telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu mendukung penulis. Terima kasih kepada Ayah dan Mama “ Khoirun Rangkuti dan Adelina Lubis”. Pada Kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada orang-orang yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan, baik moril maupun materil pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yakni Kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak, S.S., M.Hum selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas

(6)

dan penulis mengucapkan terima kasih banyak untuk setiap masukan, dorongan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

3. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos., M.P selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Dirmansyah., M.A selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktu untuk menguji.

5. Ibu Hotlan Siahaan, S. Sos., M.I.Kom selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu untuk menguji.

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen di Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis serta kepada seluruh pustakawan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan dan kekurangan penulis, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat dipergunakan dengan baik bagi semua pihak yang berkepentingan.

Medan, Agustus 2018 Penulis

Eka Purnama Rangkuti 140709072

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1 Persepsi ... 8

2.1.1 Pengertian Persepsi ... 8

2.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi ... 9

2.1.3 Syarat Terjadinya Persepsi ... 11

2.1.4 Proses Persepsi ... 11

2.2 Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web... 12

2.3 Online Public Access Catalog (OPAC) ... 14

2.3.1 Pengertian OPAC ... 14

2.3.2 Fungsi OPAC ... 15

(8)

2.3.5 Jenis Penelusuran OPAC ... 20

2.4 Analisis PIECES ... 21

2.5 Penelitian Terdahulu ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Lokasi Penelitian ... 27

3.3 Karakteristik Informan ... 27

3.4 Populasi Sampel ... 28

3.4.1 Indikator Penelitian ... 29

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.6 Metode Analisis Data ... 32

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.8 Teknik Analisi Data ... 34

3.7.1 Analisis Deskriptif ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Performance ... 36

4.1.1 Sistem OPAC ... 36

4.1.2 Waktu Pengoperasian OPAC ... 37

4.1.3 Jumlah Data Yang Dapat di Proses Sistem OPAC ... 38

4.1.4 Sistem OPAC Dapat Digunakan Bersamaan ... 40

4.2 Information... 41

4.2.1 Penyimpanan Sistem OPAC ... 41

4.2.2 OPAC Dapat Menyaring Informasi ... 43

4.2.3 Informasi Yang di Hasilkan OPAC Sudah Sesuai ... 44

4.2.4 OPAC Mudah di Pahami ... 46

(9)

4.2.5 Penelusuran Tampil Dengan Cepat ... 47

4.2.6 Penelusuran Pada OPAC ... 48

4.2.7 Stabilitas Sistem OPAC ... 50

4.2.8 Sistem OPAC Dapat Diandalkan ... 51

4.3 Economy ... 53

4.3.1 Mesin Pencari OPAC Bersifat Fasilitas Umum ... 53

4.3.2 Sistem OPAC Dapat Diakses Dimana Saja ... 54

4.4 Control ... 56

4.4.1 Keamanan User Dalam Mengakses Informasi Sangat Penting ... 56

4.4.2 Sistem Pengaman OPAC Dianggap Sudah Baik ... 57

4.5 Efficiency ... 59

4.5.1 OPAC Mempermudah Dalam Menemukan Informasi ... 59

4.5.2 Data Dari OPAC Sesuai ... 60

4.5.3 OPAC Dapat Meringankan Beban ... 62

4.6 Service ... 63

4.6.1 OPAC Memberikan Bibliografi Yang Akurat ... 63

4.6.2 Koleksi OPAC Sesuai Kebutuhan ... 65

4.6.3 OPAC Sangat Membantu ... 66

4.6.4 OPAC Sesuai Harapan ... 68

4.6.5 Sistem OPAC Mudah Digunakan ... 69

4.7 Rangkuman Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Skala Likert ... 32

Tabel 3.2 Rata – Rata Kepuasan ... 35

Tabel 4.1 Identitas Responden ... 35

Tabel 4.2Sistem OPAC ... 36

Tabel 4.3 Waktu Pengoperasian OPAC ... 37

Tabel 4.4 Jumlah Data Yang Dapat di Proses Sistem OPAC ... 39

Tabel 4.5 Sistem OPAC Dapat Digunakan Bersamaan ... 40

Tabel 4.6 Penyimpanan Sistem OPAC ... 42

Tabel 4.7 OPAC Dapat Menyaring Informasi ... 43

Tabel 4.8 Informasi Yang di Hasilkan OPAC Sudah Sesuai ... 45

Tabel 4.9 OPAC Mudah di Pahami ... 46

Tabel 4.10 Penelusuran Tampil Dengan Cepat ... 47

Tabel 4.11 Penelusuran Pada OPAC... 49

Tabel 4.12 Stabilitas Sistem OPAC ... 50

Tabel 4.13 Sistem OPAC Dapat Diandalkan ... 52

Tabel 4.14 Mesin Pencari OPAC Bersifat Fasilitas Umum ... 53

Tabel 4.15 Sistem OPAC Dapat Diakses Dimana Saja ... 55

Tabel 4.16 Keamanan User Dalam Mengakses Informasi Sangat ... Penting ... 56

Tabel 4.17 Sistem Pengaman OPAC Dianggap Sudah Baik ... 58

Tabel 4.18 OPAC Mempermudah Dalam Menemukan Informasi ... 59

Tabel 4.19 Data Dari OPAC Sesuai ... 61

Tabel 4.20 OPAC Dapat Meringankan Beban ... 62

Tabel 4.21 OPAC Memberikan Bibliografi Yang Akurat ... 64

(11)

Tabel 4.22 Koleksi OPAC Sesuai Kebutuhan ... 65

Tabel 4.23 OPAC Sangat Membantu ... 67

Tabel 4.24 OPAC Sesuai Harapan ... 68

Tabel4.25 Sistem OPAC Mudah Digunakan ... 70

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ... 81 Lampiran 2. Tabulasi Penelitian ... 86

(13)

ABSTRAK

Rangkuti, Eka Purnama. 2018. Persepri Pemustaka Terhadap Online Public Access Catalogue (OPAC) di Perpustakaan Universitas Negeri Medan.

Medan Depertemen Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian dilakukan pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan yang beralamat Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi pemustaka terhadap Online Public Access Catalogue (OPAC) di Universitas Negeri Medan.

Metode penelitian yang diggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian yaitu seluruh mahasiswa Universitas Negeri Medan yang berkunjung ke perpustakaan pada bulan Maret 2018 yaitu sebesar 42.765 pengunjung. Jumlah sampel penelitian sebanyak 100 sampel. Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel adalah teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuisioner pada responden.

Hasil penelitian berdasarkan tabel tabulasi pemilihan jawaban dari pemustaka ada sebanyak 12 jawaban menyatakan ragu-ragu, sebanyak 10 jawaban menyatakan setuju dan 2 jawaban menyatakan tidak setuju.

Sebagian besar pemustaka menyatakan OPAC pada perpustakaan Universitas Negeri Medan kurang baik, karena jawaban dari responden yang paling tinggi memilih ragu-ragu. Maka dari itu dibutuhkan lagi sosialisasi lebih lanjut terhadap pemustaka agar OPAC digunakan sebagaimana fungsinya.

Kata kunci: Persepsi Pemustaka, OPAC, Perpustakaan.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sudah masuk diera perkembangan teknologi informasi yang senantiasa perkembangannya tidak terbatas yang dapat memudahkan setiap individu. Salah satunya segi perpustakan yang sudah berkembang menjadi perpustakaan modern sehingga memudahkan individu mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.

Perpustakaan merupakan salah satu penyedia sumber informasi bagi penggunanya. Sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan dituntut untuk meningkatkan pelayanan dalam temu balik informasi. Katalog menjadi salah satu sarana yang sangat penting dalam temu balik informasi, katalog merupakan sarana penelusuran untuk mengetahui informasi apa saja yang bisa diperoleh di perpustakaan. Katalog perpustakaan pada umumnya mempunyai beberapa bentuk yaitu: katalog berbentuk buku, katalog berbentuk mikro dan katalog komputer terpasang atau biasa dikenal dengan Online Public Access Catalog (OPAC).

OPAC adalah sistem temu balik informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menemukan koleksi perpustakaan. Sebagai salah satu sistem yang telah berbasis komputer. OPAC mempunyai kemudahan dalam penelusuran karena dapat dilakukan secara online. Saat ini katalog online menjadi sebuah pilihan praktis.

(15)

Perpustakaan Universitas Negeri Medan merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi. Sebagai perpustakaan perguruan tinggi, sarana temu balik yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan oleh pengguna. Sistem OPAC di Universitas Negeri Medan Saat ini digunakan untuk mengelola informasi perpustakaan yang terintegrasi. Perpustakaan yang sudah berbasis komputerisasi dan menerapkan otomasi, layanan OPAC perlu diperhatikan dan diterapkan dalam sebuah perpustakaan dengan tujuan untuk mempermudah dan mengantisipasi banyaknya pengguna layanan perpustakaan yang ingin mengetahui koleksi terbaru ataupun koleksi lama dalam hal pencarian koleksi.

Kegiatan ini ditujukan untuk proses temu balik bahan pustaka dengan melakukan penelusuran informasi secara cepat dan tepat pada perpustakaan.Oleh karena itu sebuah perpustakaan harus memiliki sarana temu balik yang praktis untuk memudahkan pengguna dalam mencari informasi. Digital Library Universitas Negeri Medan menyediakan koleksi dalam bentuk hard copy dan soft copy lebih dari 20.313 judul dan 58.800 exemplar dalam berbagai disiplin ilmu, di

Perpustakan Universitas Negeri Medan terdapat 6 unit komputer, di lantai satu terdapat 3 komputer dan lantai dua terdapat 3 komputer juga. Pencarian buku yang tersedia dapat diakses di http://library.unimed.ac.id, Sedangkan untuk koleksi karya ilmiah baik jurnal maupun tesis serta skripsi dapat di download di http://digilib.unimed.ac.id.

Untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu pelayanan perpustakaan yang berkualitas salah satunya dapat diketahui dengan melihat persepsi pemustaka yang

(16)

terhadap perpustakaan jika pemustaka merasa bahwa yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh perpustakaan. Tapi sebaliknya pemustaka akan memiliki persepsi yang buruk jika perpustakaan dianggap tidak mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan pemustaka. Sebagai perwujudan untuk memberikan kualitas pelayanan sirkulasi yang terbaik, perpustakaan Universitas Negeri Medan berusaha untuk terus melengkapi fasilitas dan layanannya.

Layanan OPAC merupakan salah satu kegiatan operasional di perpustakaan dalam hal pencarian buku. Kegiatan pencarian di OPAC sering dianggap ujung tombak perpustakaan, karena perpustakaan adalah yang memberikan jasa informasi kepada pemakai perpustakaan.

Tugas dan tujuan Online Access Public Catalogue (OPAC) bagi petugas perpustakaan memberi kemudahan dalam melakukan kegiatan pengatalogan, peralihan katalog manual ke online, disamping banyak menghemat waktu pengguna dalam penelusuran, juga mampu meningkatkan efesiensi pekerjaan pengatalokan bahan pustaka baru. Pengguna dapat mengakses langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki perpustakaan. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam pengelolaan dalam mencari informasi. Mengurangi beban pekerjaan, dapat meningkatkan efesiensi tenaga kerja, dapat mempercepat pencarian informasi, dan dapat melayani kebutuhan informasi banyak penggunan.

OPAC (Online Access Catalogue) adalah katalog koleksi perpustakaan yang ditampilkan secara online, sebagai sarana penelusuran koleksi perpustakaan. OPAC digital library Universitas Negeri Medan yang sudah dapat

(17)

di akses secara global dengan internet, alamat website http://library.unimed.ac.id dapat diakses dimana saja.

Hasil pengamatan sementara, banyak pengguna perpustakaan yang tidak memanfaatkan OPAC sebagai sistem sarana temu balik baik informasi yang memanfaatkan secara langsung terminal OPAC yang ada pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan, maupun yang memanfaatkan jaringan internet untuk mengakses OPAC. Karena mahasiswa tidak meggunakan sistem OPAC dan lebih memilih melihat koleksi langsung di rak buku maka sering terjadi kesalahan dalam pengambilan buku. Dengan demikian saat melakukan observasi jawaban pemustaka tidak bisa melihat record buku atau ketersediaan buku dalam layanan OPAC tersebut, seperti menyebutkan jumlah koleksi tetapi pada kenyataannya koleksi yang dicari tidak ada dalam rak, sebagian pemustaka mengatakan nomor panggil yang ada di OPAC berbeda dengan nomor panggil yang ada di rak. Hal ini sering kali menyebabkan rasa kecewa pemustaka.

Asumsi sekarang yang muncul adalah dengan sekali percobaan sudah ada beberapa kekurangan yang muncul dan terlihat, lalu apakah performance system dan kelemahan aplikasi OPAC sebuah Perpustakaan serta aplikasi OPAC yang terintegrasi ini dapat memenuhi kebutuhan informasi serta pencarian informasi yang akurat dan dapat membantu pengunjung dalam temu kembali informasi, dan untuk mengukur performance system serta mengetahui permasalahan – permasalahan yang ada pada OPAC Universitas Negeri Medan khususnya Perpustakaan maka digunakan analisis PIECES, karena analisis PIECES pada

(18)

Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, Service sehingga

muncul permasalahan – permasalahan yang ada dan terjadi, mengingat pentingnya OPAC sebagai media temu balik koleksi dalam sebuah lembaga penyedia jasa layanan informasi seperti perpustakaan. Dengan asumsi sementara tersebut maka penelitian dengan judul “Persepsi Pemustaka terhadap Online Public Access Catalogue (OPAC) di Universitas Negeri Medan.“ ini dirasa sangat penting dan

menarik untuk diteliti, dalam penelitian ini diharapkan akan dihasilkan hasil uji Performance System OPAC sehingga muncul permasalahan - permasalahan lain

yang ada ditinjau dari respon dan sikap pengguna dengan tujuan sebagai bahan evaluasi dan perubahan terhadap Performance System OPAC di Perpustakaan Universitas Negeri Medan menjadi lebih baik.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaiman Persepsi Pemustaka Terhadap Online Public Access Catalogue (OPAC) di Perpustakaan Universitas Negeri Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap Online Public Access Catalogue (OPAC) sebagai sarana temu balik Informasi pada Perpustakaan

Universitas Negeri Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

(19)

1. Bagi peneliti, untuk meningkatkan pemahaman dan menambah khazanah ilmu pengetahuan.

2. Bagi pembaca, dapat menjadi bahan bacaan dan bahan acuan dengan topik yang sama.

3. Dapat mengetahui beragam persepsi pemustaka terhadap Online Access Catalogue (OPAC) di Universitas Negeri Medan.

4. Dapat sebagai masukan bagi Perpustakaan Universitas Negeri Medan khususnya pada aplikasi OPAC .

1.5 Ruang Lingkup

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu persepsi pemustaka terhadap online public access catalogue (OPAC) berdasarkan Analisi PIECES yang terdiri

dari enam aspek diantaranya: perpormance, information, economic, control, efesiency, dan service. Aspek yang pertama, Peformance (kinerja

sistem), Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kinerja sebuah sistem apakah berjalan dengan baik atau tidak, yang ke dua Economy, Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sistem itu tepat diterapkan pada suatu lembaga informasi dilihat dari segi financial dan biaya yang dikeluarkan, aspek yang ke tiga Control, Dalam suatu sistem perlu diadakan sebuah kontrol atau pengawasan agar sistem itu berjalan dengan baik, aspek ke empat Efficiency, Ekfektifitas sebuah sistem perlu dipertanyakan dalam kinerja dan alasan mengapa sistem itu dibuat. Sebuah

(20)

permasalahan khususnya dalam hal otomasi, aspek selanjutnya Service, Dalam hal pemanfaat suatu sistem, sebuah pelayanan masih menjadi suatu hal yang penting dan perlu dierhatikan. Suatu sistem yang diterapkan akan berjalan dengan baik dan seimbang bila diimbangi dengan pelayanan yang baik juga.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Menurut Slameto (2010, 102) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indrannya, yaitu indera pengelihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pencium. Robbins (2003,97) yang mendeskripsikan bahwa persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian dievaluasi, sehinggan individu tersebut memperoleh makna. Ruch (1967, 300) persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjukinderawi(sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untukmemberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991, 201) mengemukakan bahwa persepsia dalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994, 53) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seresponden individu.

Berdasarkan uraian tersebut bisa dikatakan persepsi adalah tanggapan seresponden atau sekelompok responden terhadap sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Persepsi seresponden atau kelompok responden dapat bersifat positif, netral dan negatif. Persepsi yang bersifat positif apabila objek tersebut ditanggapi

(22)

secara tidak baik, dan persepsi yang bersifat netral apabila objek tersebut tidak memihak kepada salah satu pihak.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Pengamatan (orang yang memiliki persepsi). Penginterpretasian dari apa yang seseorang lihat bergantung pada karakteristik pribadi orang tersebut. Antara lain, Sikap atau attitude seseorang mempengaruhi persepsi yang dibentuknya akan hal-hal disekitarnya.

Menurud Kretch et.al. Crutchfield (1977)

a. Faktor Fungsional, adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal.

b. Faktor Stuktural, adalah faktor yang berasal semata-mata dari sifat. Stimulasi fisik efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.

Menurut Toha (2003, 154), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

(23)

Menurut Walgito (2004, 70) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau

(24)

situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan- perbedaan individu, perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

2.1.3 Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2004, 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:

a. Adanya objek yang dipersepsi

b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

2.1.4. Proses Persepsi

Menurut Toha (2003, 145), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:

a. Stimulus atau Rangsangan

Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

b. Registrasi

Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat

(25)

indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.

c. Interpretasi

Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi,dan kepribadian seseorang.

2.2 Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web

Istilah Sistem Informasi didefinisikan Oetomo (2002, 11) sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. Definisi ini menggambarkan adanya interaksi diantara elemen yang sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan (perpustakaan). Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan perangkat lunak yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan, katalog, data anggota/peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan. Keseluruhannya bekerja secara sistematis sehingga dapat memperbaiki administrasi dan operasional perpustakaan serta dapat menghasilkan bentuk-bentuk laporan yang efektif dan berguna bagi manajemen perpustakaan (Lutfian.Sofware, 2009, 1). Di dalam sistem

(26)

perpustakaan terdapat modul-modul yang terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem yang lain. Adapun modul-modul yang dapat terintegrasi yaitu:

1. Modul Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan pokok dari perpustakaan atau puast dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini berfungsi untuk membuat daftar usulan buku dan daftar pengadaan buku.

2. Modul Pengatalogan

Katalog adalah daftar barang yang berada pada suatu tempat, sedangkan katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam perpustakaan. Berdasarkan tujuannya adalah untuk memudahkan para anggota perpustakaan untuk mengetahui koleksi perpustakaan dengan cepat. Adapun fungsi modul pengatalogan adalah untuk mengelola data koleksi buku maupun koleksi berkala.

3. Modul keanggotaan

Keanggotaan perpustakaan sagat perlu untuk mempermudah pengguna dalam meminjam koleksi perpustakaan. Untuk pengurusan keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Modul keanggotaan berfungsi untuk mengelola data anggota seperti penambahan, pengeditan dan penghapusan data anggota.

4. Modul sirkulasi dalam kalimat yang sederhana adalah proses edar suatu benda. Jika koleksi yang dimaksud adalah buku maka arti sirkulasi adalah

(27)

proses peredaran buku dengan berbagai jenis kegiatan transaksi antara pengguna dengan petugas perpustakaan.

5. OPAC otomasi perpustakaan akan memudahkan pustakawan dalam menelusuri informasi khususnya katalog melalui OPAC. Pustakawan dapat menelusur suatu judul buku secara bersamaan. Disamping itu, mereka juga dapat menelusur buku dari berbagai pendekatan. Misalnya melalui judul, kata kunci, pengarang, kata kunci pengarang, subyek, kata kunci subyek dan sebagainya. Sedangkan apabila menggunakan katalog manual, pustakawan hanya dapat akses melalui tiga pendekatan yaitu judul, pengarang, dan subyek.

2.3 Online Public Access Catalog (OPAC)

2.3.1 Pengertian Online Public Access Catalog(OPAC)

Pengorganisasian koleksi di perpustakaan akan berhubungan langsung dengan alat bantu penelusur koleksi. Alat penelusuran koleksi yang sudah lazim digunakan di perpustakaan adalah katalog perpustakaan, baik dalam bentuk buku atau dalam bentuk kartu maupun dalam bentuk database elektronik (katalog online). Katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku atau

bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul buku, tahun terbit, bentuk fisik, ciri khas bahan, dan tempatnya (Gates, 2001).

OPAC merupakan sarana sistem temu balik yang berbasis komputer. Pada saat sekarang ini Katalog Akses Umum Talian (KAUT) atau yang lebih dikenal dengan Online Public Access Catalog (OPAC) sudah sangat berkembang pada

(28)

perpustakaan perguruan tinggi. OPAC lebih banyak diminati dalam penelusuran informasi oleh pengguna perpustakaan.

2.3.2 Fungsi OPAC

Fungsi dari OPAC sebagai sarana temu balik informasi. Selain sebagai alat bantu penelusuran, OPAC dapat juga digunakan sebagai sarana untuk memeriksa status suatu bahan pustaka serta fitur lain di dalam OPAC seperti menu untuk kritik dan saran, menu absensi pengunjung untuk statistik pengunjung, menu tanya jawab (user interface), menu pengumuman, dan juga menu untuk menampilkan koleksi bahan pustaka terbaru. Melalui OPAC, pengguna dapat mengetahui lokasi atau tempat penyimpanan bahan pustaka/koleksi tersebut berada. Oleh karena itu, OPAC merupakan sistem temu balik informasi yang merupakan bagian dari sistem automasi perpustakaan (Resthiningsih, 2012).

2.3.3 Tujuan OPAC

OPAC merupakan sebuah database yang terdiri dari catatan bibliografi dengan menggambarkan buku-buku dan bahan-bahan lain yang dimiliki oleh sistem perpustakaan atau perpustakaan, diakses melalui terminal umum atau workstation biasanya terkonsentrasi di dekat meja referensi untuk memudahkan

bagi pengguna dalam meminta bantuan dari pustakawan referensi. Katalog online kebanyakan ditelusur melalui pengarang, judul, subjek, kata kunci dan memungkinkan pengguna untuk mencetak, mendownload, atau ekspor catatan ke account e-mail. Adapun Tujuan OPAC adalah sebagai berikut:

a. Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki perpustakaan.

(29)

b. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi.

c. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja.

d. Mempercepat pencarian informasi.

e. Dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangkauan luas.

Eka Kusmayadi (2006, 53)

Melalui OPAC, pemustaka dimungkinkan juga dapat mengetahui lokasi atau tempat penyimpanannya. Melalui OPAC pengguna dapat melakukan proses temu balik informasi dengan cara memasukkan pertanyaan atau permintaan (query) pada OPAC dengan menggunakan titik akses (access point) bisa melalui

pengarang, judul, subjek, maupun kata kunci. Melakukan penelusuran informasi biasanya menggunakan suatu terminal yang telah tersambung ke komputer.

Disamping itu OPAC menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan melalui terminal komputer. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dimensi untuk mengukur tingkat kepuasan pemustaka pada layanan OPAC (Online Access Public Catalogue) seperti yang dikembangkan oleh (Islam, 2011, 143) meliputi:

a. Kejelasan istilah, meliputi kata atau istilah yang digunakan, kemudian bahasa pada tampilan OPAC apakah mudah dipahami, sehingga pemustaka mengerti petunjuk yang disediakan.

b. Desain layar, meliputi : penggunaan warna, latar belakang, ukuran huruf, judul, dan tata letak teks.

(30)

Menurut (Wiradani, 2013, 622) syarat dalam suatu desain layar yang baik, yaitu:

a. Memiliki tampilan layar yang menarik b. Isi dari layar yang mudah untuk dipahami c. Halaman pada layar yang tidak terlalu panjang d. Isi dari layar memberikan manfaat bagi pemustaka

e. Tidak mengadung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-Golongan) a. Navigasi, membahas bagaimana membimbing pemakai OPAC (Online Access

Public Catalogue) berpindah-pindah dari informasi yang satu ke yang lain

tanpa kehilangan orientasi dan penataan ikon di laman OPAC yang tepat.

b. Pembelajaran, proses dari aktifitas dan interaksi edukatif antara pemustaka dengan OPAC (Online Access Public Catalogue) yang didasari oleh adanya tujuan, baik berupa pengetahuan mengenai katalog online salah satunya dengan cara bagaimana pemustaka mengoperasiakan OPAC.

c. Performa umum OPAC

1. Penelusuran OPAC sangat hebat dan mengagumkan, artinya dengan menggunakan OPAC pemustaka mendapatakan hasil temuan yang akurat dan jelas.

2. Penelusuran menggunakan OPAC sangat mengesankan, dengan sekali mengetikkan kata kunci pemustaka sudah mendapatkan hasil yang diinginkan.

(31)

3. OPAC itu mudah untuk digunakan oleh pemustaka, dalam mengoperasikan computer tidak perlu belajar terlalu lama untuk dapat memahami penggunaan OPAC.

4. OPAC sangat bermanfaat bagi pemustaka, selain dapat menghemat waktu juga dapat dengan mudah mencari temuan yang relevan.

5. OPAC merupakan sebuah program yang ramah pengguna, keseluruhan komponen OPAC mudah digunakan dan nyaman apabila digunakan pemustaka.

6. Sangat memuaskan apabila pemustaka menggunakan OPAC dibanding penelusuran menggunakan katalog manual. Menggunakan OPAC dalam penelusuran informasi lebih efektif, dibanding dengan menggunkana katalog manual penelusuran dengan OPAC lebih menghemat waktu.

7. Tampilan OPAC sangat menarik, sehingga pemustaka tidak merasa bosan jika menggunakan OPAC, karena tampilannya yang bagus.

8. OPAC yang baik harus fleksibel artinya dapat digunakan dan dibuka lewat komputer lain selain yang disediakan di perpustakaan.

2.3.4 User (Pemustaka)

Pemustaka merupakan hal yang paling utama dalam sistem temu balik informasi Tujuan dari database dalam suatu sistem yaitu memberikan kebutuhan informasi kepada pengguna. Pada dasarnya pengguna membutuhkan data, informasi, atau pengetahuan. Dalam memenuhi kebutuhan informasi, penggun dapat mengekspresikan kebutuhan informasinya dengan menggunakan bantuan

(32)

pustakawan dan sarana penelusuran seperti OPAC yang akan membantu pengguna untuk memenuhi kebutuhannya.

Untuk mendapatkan informasi yang relevan maka pemustaka harus merumuskan secara rinci informasi apa yang diperlukan. Pemustaka (user) juga merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna dengan sistem. Meadow (1992 : 17) antarmuka pemakai (User Interface) dapat menerima informasi dari pemustaka dan memberikan informasi kepada pemustaka untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi. user interface, berfungsi untuk menginputkan pengetahuan baru ke dalam basis

pengetahuan sistem pakar (ES), menampilkan penjelasan sistem dan memberikan panduan pemakaian sistem secara menyeluruh step by step sehingga user mengerti apa yang akan dilakukan terhadap suatu sistem. Yang terpenting dalam membangun user interface adalah kemudahan dalam memakai/ menjalankan sistem, interaktif, komunikatif, sedangkan kesulitan dalam mengembangkan/

membangun suatu program jangan terlalu diperlihatkan. Pemustaka juga mereka yang melakukan penelusuran atau pencarian informasi pada sistem informasi (end user).

Selain itu, mereka yang mengoperasikan sistem bukan untuk keperluan pencarian/penelusuran informasi juga disebut pemustaka sistem (operator system, administrator system dan sebagainya). Dilihat dari sisi kemampuannya, pengguna sistem dapat dikategorikan sebagai pengguna pemula (novice) dan pengguna terampil (expert).

Novice adalah pemula / pemustaka tahap awal merupakan pengguna yang

(33)

kemampuannya menggunakan STBI masih dalam kategori pemula, belum menguasai teknik-teknik sistem penelusuran informasi, belum mengenal karakteristik database yang diakses secara lengkap. Pengguna pemula ini masih membutuhkan bantuan dari pustakawan atau penelusur lainnya, artinya dirinya masih belum dapat mandiri dalam melakukan penelusuran.

2.3.5 Jenis Penelusuran OPAC

Menurut Hasugian (2004, 6) mengemukakan ada beberapa jenis penelusuran yang dapat dilakukan melalui OPAC, yaitu :

1. Penelurusan dengan browsing (browse searching). Penelurusan dengan teknik browse, yaitu menelusuri dengan memeriksa satu persatu cantuman dari

dokumen yang ada, proses ini memang akurat, akan tetapi membutuhkan waktu yang lama sehingga kurang efisien untuk dilakukan.

2. Penelusuran kata kunci (keyword searching). Penelurusan dengan menggunakan kata kunci (keyword) tertentu sebagai query. Kata kunci bisa beruba istilah/kata yang dirumuskan secara bebas atau kata/istilah baku/standar.

3. Penelusuran terbatas (limited searching). Penelusuran dengan melakukan pembatasan kepada ruas data tertentu, pembatasan database tertentu, pembatasan tahun, tertentu, pembatasan bahasa, negara, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa, terdapat tiga tiga jenis penelusuran yang dapat dilakukan pada OPAC.

(34)

Dalam menganalisa suatu sistem terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan dan lihat yaitu dari aspek kinerja, ekonomi, keamanan, efisiensi dan pelayanan. Dalam hal ini analisa yang digunakan adalah analisa PIECES ( Performance, Information, Economic, Control, Eficiency, Service ), analisis

PIECES digunakan untuk mengetahui permasalahan – permasalahan yang ada untuk digunakan sebagai bahan refrensi dan kontrol untuk perubahan sistem itu sendiri. Teknik analisa ini digunakan oleh J.L Whitten, L.D Bentley, dan K.C Dittman dalam buku yang berjudul “System Analysis and Method, 2004” (buku ini terdiri dari berbagai edisi) untuk membuat sebuah system yang dibuat secara prototyping dengan melakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan untuk membuat system itu sendiri. Sebuah sistem perlu ditemukan permasalahan yang ada agar suatu sistem dapat berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa aspek yang dapat dilihat dari analisa ini adalah sebagai berikut :

1. Peformance (kinerja sistem), Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kinerja sebuah sistem, apakah berjalan dengan baik atau tidak. Kinerja ini dapat diukur dari jumlah temuan data yang dihasilkan dan seberapa cepat suatu data dapat ditemukan.

2. Information, Dalam sebuah temuan data pasti akan dihasilkan sebuah informasi yang akan ditampilkan, analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak dan seberapa jelas informasi yang akan dihasilkan untuk satu pencarian.

(35)

3. Economy, Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sistem itu tepat diterapkan pada suatu lembaga informasi dilihat dari segi financial dan biaya yang dikeluarkan. Hal ini sangat penting karena suatu sistem juga dipengaruhi oleh besarnya biaya yang dikeluarkan.

4. Control, Dalam suatu sistem perlu diadakan sebuah kontrol atau pengawasan agar sistem itu berjalan dengan baik. Analisa ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana ngawasan dan kontrol yang dilakukan agar sistem tersebut berjalan dengan baik.

5. Efficiency, Ekfektifitas sebuah sistem perlu dipertanyakan dalam kinerja dan alasan mengapa sistem itu dibuat. Sebuah sistem harus bisa secara efisien menjawab dan membantu suatu permasalahan khususnya dalam hal otomasi. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sistem itu efisien atau tidak, dengan input yang sedikit bisa menghasilkan sebuah output yang memuaskan.

6. Service, Dalam hal pemanfaat suatu sistem, sebuah pelayanan masih menjadi suatu hal yang penting dan perlu dierhatikan. Suatu sistem yang diterapkan akan berjalan dengan baik dan seimbang bila diimbangi dengan pelayanan yang baik juga. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pelayanan yang dilakukan dan mengetahui permasalahan–

permasalahan yang ada terkait tentang pelayananan.

Dalam penelitian terdahulu oleh Ragil Bayu Respati. “Persepsi Pengguna Terhdap Kinerja Online public Access Catalogue (OPAC) Badan Perpustakaan

(36)

OPAC Badan Perpustakaan dan Kearsipan Propinsi Jawa Timur Dengan Menggunakan Analisis PIECES) Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif, dengan para pengunjung Mengambil populasi adalah Perpustakaan Perpustakaan dan Arsip Jawa Timur pada khususnya, Kunjungan perpustakaan minimal 3 kali dalam rentang waktu satu bulan. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan 100 responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keseluruhan kinerja sistem dari 6 aspek potongan analisis yang dimiliki oleh, dimulainya kinerja, Informasi, Ekonomi, Kontrol, Efisiensi, dan Pelayanan. Output yang diharapkan adalah permasalahan dan solusi untuk perbaikan sistem yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian yang ada mencatat bahwa semua aspek analisis potongan mendapatkan hasil yang baik, itu hanya aspek pelayanan dan kontrol yang masih mengalami masalah dan kendala.

2.5 Penelitian Terdahulu

Eka Kusmayadi dan Etty Andriaty .2006. “Kajian Online Public Access Catalogue (OPAC) Dalam Pelayanan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi

Pertanian”. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan, jumlah pengguna OPAC dari kalangan peneliti lebih rendah dibandingkan mahasiswa. OPAC sangat membantu pengguna mempercepat dan mempermudah menemukan literatur yang diperlukan. Subjek tanaman pangan menempati peringkat permintaan tertinggi. Pengguna merasa nyaman menggunakan fasilitas OPAC di Pustaka dan tampilan aplikasi di monitor cukup

(37)

menarik dan jelas. Selain itu, pengguna menyatakan puas menggunakan OPAC di Pustaka.

Dian Safitriyaningsih.2015. “Kepuasan Pemustaka Pada Layanan OPAC (Online Public Access Catalogue) di Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang”. Universitas Diponegoro. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif frekuensi. Hasil penelitian berdasarkan dari 5 dimensi layanan OPAC disimpulkan bahwa urutan skor dari yang paling tinggi adalah: kejelasan istilah (skor 4,73 / puas), performa umum OPAC (skor 4,65 / puas), desain layar (skor 4,54 / puas), navigasi (skor 4,53 / puas), dan pembelajaran (skor 4,36 / netral). Sehingga, didapat nilai rata-rata kepuasan secara keseluruhan adalah 4,46, yang menujukkan bahwa pemustaka

“Puas” (rentang skor 4,44-5,29) dengan layanan OPAC Perpustakaan FK Unissula. kemudian hasil pengujian hipotesis menggunakan tes mannwhitney dan kruskal-wallis menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat kepuasan pengguna pada layanan OPAC dilihat dari perbedaan jenis kelamin, angkatan, pengalaman menggunakan komputer, frekuensi penggunaan internet dan frekuensi penggunaan OPAC.

Martina Monisa .2008.”Persepsi Kemudahan dan Kegunaan OPAC Perpustakaan UNAIR (Study Deskriptif Menilai Persepsi Kemudahan dan Persepsi Kegunaan OPAC oleh Pengguna di Perpustakaan Universitas Airlangga)”. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan pengguna OPAC Perpustakaan Universitas Airlangga belum optimal. Pengguna merasakan

(38)

ketidaksesuaian antara informasi yang disedikan OPAC dengan kondisi di rak maka ini membuat pengguna jarang menemukan bahan pustaka yang dinginkan di rak koleksi. Kekurangan yang lain yang dirasa pengguna yakni desain OPAC yang kurang menarik serta terkadang sulitnya akses OPAC saat berada di luar perpustakaan.

Dhiafah Rahmawati.2018.“Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Sirkululasi dan Penelusuran Melalui OPAC (Online Public Access Catalogue) di Perpustakaan Istitut Teknologi Indonesia. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”. Hasil dari data yang diperoleh kemudian diolah dengan menyeleksi data dan prosentase data. Untuk mengukur hasil persepsi pemustaka, peneliti menggunakan skala likert. Hasil penelitian mengenai persepsi terhadap layanan sirkulasi menunjukkan bahwa skor rata-rata terhadap aspek efisiensi adalah 1,86 (kurang baik). Persepsi pemustaka terhadap penelusuran melalui OPAC menunjukkan skor rata-rata pada aspek user friendly adalah 2,40 (kurang baik), aspek fleksibel 1,85 (kurang baik). aspek informasi 2,65 (kurang baik), Disimpulkan bahwa dari hasil skor rata-rata persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi adalah 1,86 (Kurang Baik) sedangkan persepsi pemustaka terhadap penelusuran melalui OPAC adalah 2,30 (Kurang Baik). Artinya menurut pemustaka layanan sirkulasi dan penelusuran melalui OPAC di Perpustakan Institut Teknologi Indonesia dapat dikatakan kurang baik.

Ragil Bayu Respati. “Persepsi Pengguna Terhdap Kinerja Online public Access Catalogue (OPAC) Badan Perpustakaan dan Kearsipan Propinsi Jawa Timur”. (Studi Deskriptif Analisa sistem informasi OPAC Badan Perpustakaan

(39)

dan Kearsipan Propinsi Jawa Timur Dengan Menggunakan Analisis PIECES) Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif, dengan para pengunjung Mengambil populasi adalah Perpustakaan Perpustakaan dan Arsip Jawa Timur pada khususnya, Kunjungan perpustakaan minimal 3 kali dalam rentang waktu satu bulan. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan 100 responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keseluruhan kinerja sistem dari 6 aspek potongan analisis yang dimiliki oleh, dimulainya kinerja, Informasi, Ekonomi, Kontrol, Efisiensi, dan Pelayanan. Output yang diharapkan adalah permasalahan dan solusi untuk perbaikan sistem yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian yang ada mencatat bahwa semua aspek analisis potongan mendapatkan hasil yang baik, itu hanya aspek pelayanan dan kontrol yang masih mengalami masalah dan kendala.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan, berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variable yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu (Burhan Bungin 2001, 48) seperti sistem. Menurut Whitney (1960) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah – masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi – situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan–kegiatan, sikap–sikap, pandangan – pandangan serta proses – proses yang sedang berlangsung dan pengaruh – pengaruh dari suatu fenomena.

3.2 Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian , maka lokasi penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Negeri Medan. Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, Sumatera Utara.

1.3 Karakteristik Informan

Dalam penelitian ini yang dimaksud informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik masalah yang diteliti dan bersedian untuk memberikan informasi kepada peniliti. Diantaranya ialah mahasiswa / pustakawan aktif universitas negeri medan yang sudah pernah menggunakan OPAC. Informan pada

(41)

penelitian berjumlah 100 orang. Peneliti mengambil informasi dengan cara menyebar angket kepada setiap informan.

1.4 Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti. Seperti menurut Sugiono (2011, 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yan mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.”

Pendapat diatas menjadi salah satu acuan bagi penulis untuk menentukan populasi. Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah ”seluruh mahasiswa Universitas Negeri Medan yang berkunjung ke perpustakaan pada bulan Maret 2018 yaitu sebesar 42.765 pengunjung”.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009: 85).

Perhitungan sampel didasarkan pada rumus Slovin (Umar, 2008: 65), yaitu:

n = Besaran sampel

(42)

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan penarikan sampel) adalah 10%.

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin adalah antara 10-20 % dari populasi penelitian.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 42.765 orang, sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:

Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 100 responden.

3.4.1 Indikator Penelitian

Indikator dalam penelitian ini mengadopsi Wukil Ragil (2010,17), metode PIECES metode analisis PIECES (Perfomance, Information, Economy, Control, Eficiency and Service), menurut Wukil Ragil (2010:17), metode PIECES adalah

metode analisis sebagai dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. Dalam menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan

(43)

terhadap beberapa aspek antara lain adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efesiansi dan pelayanan pelanggan.

Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi karena dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah utama. Metode ini menggunakan enam variabel evaluasi yaitu:

1. Performance (kinerja)

Kinerja merupakan variable pertama dalam metode analisis PIECES.

Dimana memiliki peran penting untuk menilai apakah proses atau prosedur yang ada masih mungkin ditingkatkan kinerjanya, dan melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini kinerja diukur dari:

a. Throughput, yaitu jumlah pekerjaan / output / deliverables yang dapat dilakukan/ dihasilkan pada saat tertentu.

b. Response time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian kegiatan untuk menghasilkan output/deliverables tertentu.

2. Information (informasi)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki sehingga kualitas informasi yang dihasilkan menjadi semakin baik. Informasi yang disajikan haruslah benar–benar mempunyai nilai yang berguna. Hal ini dapat diukur dengan :

a. Keluaran (outputs): Suatu sistem dalam memproduksi keluaran.

(44)

b. Masukan (inputs): Dalam memasukkan suatu data sehingga kemudian diolah untuk menjadi informasi yang berguna.

3. Economic (ekonomi)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan manfaatnya (nilai gunanya) atau diturunkan biaya penyelenggaraannya.

4. Control (pengendalian)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan sehingga kualitas pengendalian menjadi semakin baik, dan kemampuannya untuk mendeteksi kesalahan/ kecurangan menjadi semakin baik pula.

5. Efficiency (efisiensi)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki, sehingga tercapai peningkatan efisiensi operasi, dan harus lebih unggul dari pada sistem manual.

6. Service (layanan)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki kemampuannya untuk mencapai peningkatan kualitas layanan. Buatlah kualitas layanan yang sangat user friendly untuk end – user (pengguna) sehingga pengguna mendapatkan kualitas layanan yang baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan observasi dengan menggunakan enam variabel pada metode analisis PIECES tersebut terdiri dari performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

(45)

Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan di Perpustakaan Universitas Negeri Medan

2. Kuesioner

Sebagai data primer yaitu dengan menyebarkan angket kepada para responden yang dalam hal ini adalah mahasiswa UNIMED sebagai pemustaka.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh dari kuisioner, peneliti menggunakan skala Likert dalam penelitian ini. Skala Likert digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, atau pendapat, seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Nazir, 2014):

Berdasarkan kuisioner dengan metode close-ended qustionI dan dengan sskala Likert untuk mengetahu persepsi pemustaka terhadap OPAC dan skornya yaitu:

Tabel 3.1. Skala Likert PPilihan Jawaban Singkatan Skor

Sangat Setuju SS 5

Setuju S 4

Ragu – Ragu RG 3

Tidak Setuju TS 2

Sangat Tidak Setuju STS 1

(46)

Dimana kemudian menentukan penggunaan rata-rata tingkat kepuasan menurud Nazir (2014) denganmenggunakan rumus:

Rata-rata kepuasan Jumlah skor jawaban kuisioner Total jumlah kuisioner

Sedangkan untuk penentuan rata-rata kepuasan menggguanakan teori Kaplan dan Nartono (2000):

Tabel 3.2 : Rata-rata Kepuasan

Range Nilai Keterangan

1 – 1.79 Sangat Tidak Puas

1.8 – 2.59 Tidak Puas

2.6 – 3.39 Cukup Puas

3.4 – 4.91 Puas

4.2 – 5 Sangat Puas

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli atau tanpa melalui media perantara. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dari kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa UNIMED (di ambil sampel sebanyak yang di perlukan) tentang persepsi terhadap OPAC.

2. Data Sekunder

(47)

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini adalah dari buku, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Analisi Deskriptif

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.

Perhitungan persentase didasarkan pada rumus yang dikemukakan oleh Hartono (2002, 17).

Adapun Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P = hasil persentase

F = frekuensi hasil jawaban N = jumlah responden yang diolah

(48)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Hasil dan pembahasan diuraikan berdasarkan data yang telah diperoleh langsung dari penyebaran kuesioner kepada responden pada Perpustakaan universitas Negeri Medan. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

4.1 Performance

4.1.1 Sistem OPAC

Tanggapan responden tentang kemampuan mengakses Opac dengan baik dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.2: Sistem Opac

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase 1. Saya dapat mengakses

OPAC dengan baik.

Sangat Setuju 21 21%

Setuju 49 49%

Ragu-ragu 24 24%

Tidak Setuju 5 5%

Sangat Tidak Setuju

1 1%

Jumlah 100 100%

(49)

Dari data pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 21 (21%) responden yang menyatakan sangat setuju opac dapat di akses dengan baik dan 49 (49%) responden menyatakan setuju. Sedangkan 24 (24%) responden masih ragu- ragu dapat mengakses opac dengan baik dan 5 (5%) responden menyatakan tidak setuju dan 1 (1%) responden menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkaan persentase tersebut dapat diinterpretasikan bahwa setengah 49 (49%) pemustakan menyatakan setuju bahwa opac dapat diakses dengan baik dan 24 (24%) pemustaka lainnya menyatakan masih ragu – ragu dapat mengakses opac dengan baik dan sebagian kecil 1 (1%) menyatakan sangat tidak setuju.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyetujui OPAC dapat diakses dengan baik, karena para responden sudah mendapat buku panduan OPAC saat pertama masuk kampus.

4.1.2 Waktu Pengoperasian OPAC

Tanggapan responden terhadaap sitem opac dapat mengoperasikan sejumlah perintah dan dapat diakses tanpa hambatan dengan waktu yang singkat dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.3 : Waktu Pengoperasian OPAC

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase 2. Saya bisa

mengoperasikan

sejumlah perintah pada OPAC dalam waktu

Sangat Setuju 11 11%

Setuju 36 36%

Ragu-ragu 41 41%

Tidak Setuju 12 12%

(50)

Jumlah 100 100%

Dari data pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa 11 (11%) responden yang menyatakan sangat setuju dapat mengoperasikan sejumlah perintah pada OPAC dalam waktu yang sangat singkat, tanpa mengalami hambatan. Sebanyak 36 (36%) reponden menyatakan setuju sedangkan 41 lainnya masih ragu – ragu dapat mengoperasikan sejumlah perintah pada OPAC dalam waktu yang sangat singkat, tanpa mengalami hambatan dan 12 (12%) lebihnya mengatakan tidak setuju bahwa bisa mengoperasikan sejumlah perintah pada OPAC dalam waktu yang sangat singkat, tanpa mengalami hambatan.

Berdasarkaan persentase tersebut dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah 41 (41%) pemustaka menjawab ragu – ragu bisa mengoperasikan sejumlah perintah pada OPAC dalam waktu yang sangat singkat, tanpa mengalami hambatan. Sedangkan 36 (36%) menyatakan setuju dan 12 (12%) pemustaka menyatakan tidak setuju bisa mengoperasikan sejumlah perintah pada OPAC dalam waktu yang sangat singkat, tanpa mengalami hambatan.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa lebih banyak responden yang menjawab ragu – ragu bisa mengoperasikan sejumlah perintah pada OPAC dalam waktu yang sangat singkat, padahal sudah diberi buku panduan saat pertama masuk perkulliahan.

4.1.3 Jumlah data yang dapat di proses sistem OPAC

Tanggapan responden terhadap Jumlah data yang dapat di proses sistem

(51)

OPAC tentang koleksi buku pada satuan waktu sudah sesuai dengan yang diharapkan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 : Jumlah data yang dapat di proses sistem OPAC No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase 3. Jumlah data yang dapat

di proses sistem OPAC tentang koleksi buku pada satuan waktu sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Sangat Setuju 3 3%

Setuju 46 46%

Ragu-ragu 39 39%

Tidak Setuju 12 12%

Sangat Tidak Setuju

0 0%

Jumlah 100 100%

Dari data pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa 3 (3%) responden sangat setuju dengan Jumlah data yang dapat di proses sistem OPAC tentang koleksi buku pada satuan waktu sudah sesuai dengan yang diharapkan. Sebanyak 46 (46%) responden menyatakan setuju dan 39 (39%) responden ragu – ragu dengan Jumlah data yang dapat di proses sistem OPAC tentang koleksi buku pada satuan waktu sudah sesuai dengan yang diharapkan, sedangkan 12 (12%) responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada respon (0%) yang menyatakan sangat tidak setuju dengan Jumlah data yang dapat di proses sistem OPAC tentang koleksi buku pada satuan waktu sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkaan persentase tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar 46 (46%) pemustaka setuju dengan Jumlah data yang dapat di proses

(52)

pemustaka tidak setuju dengan Jumlah data yang dapat di proses sistem OPAC tentang koleksi buku pada satuan waktu sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hampir setengah dari responden menyatakan setuju jumlah data yang dapat di proses sistem OPAC tentang koleksi buku pada satuan waktu sudah sesuai dengan yang diharapkan.

4.1.4 Sistem OPAC dapat digunakan bersamaan

Tanggapan responden tentang sistem OPAC digunakan secara bersamaan, apakah kinerja sistem OPAC tetap berjalan dengan stabil dapat dilihat dari tabel berikut ;

Tabel 4.5 : Sistem OPAC dapat digunakan bersamaan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase 4. Pada saat sistem OPAC

digunakan secara bersamaan, kinerja sistem OPAC tetap berjalan dengan stabil

Sangat Setuju 3 3%

Setuju 64 64%

Ragu-ragu 27 27%

Tidak Setuju 6 6%

Sangat Tidak Setuju

0 0%

Jumlah 100 100%

Dari data pada tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa 3 (3%) sangat setuju dan lebih dari setengah keseluruhan responden 64 (64%) menjawab satuju bahwa sistem OPAC digunakan secara bersamaan, kinerja sistem OPAC tetap berjalan dengan stabil. Sebanyak 27 (27%) reponden menjawab ragu – ragu, 6 (6%) lainnya menjawab tidak setuju dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju 0 (0%).

(53)

Berdasarkaan persentase tersebut dapat diinterpretasikan bahwa lebih dari setengah pemustaka 64 (64%) menjawab satuju bahwa sistem OPAC digunakan secara bersamaan, kinerja sistem OPAC tetap berjalan dengan stabil. Sedangkan 27 (27%) lainnya menjawab ragu – ragu dan 6 (6%) pemustaga menjawab tidak setuju.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa lebih dari setengah responden menyatakan setuju pada saat sistem OPAC digunakan secara bersamaan, kinerja sistem OPAC tetap berjalan dengan stabil. Hal ini dirasakan responden langsung saat melakukan pencarian pada OPAC.

4.2 Information

4.2.1 Penyimpanan sistem OPAC

Tanggapan responden terhadap data yang disimpan oleh sistem sudah tersimpan sesuai dengan yang dimasukkan kedalam sistem pencarian (OPAC) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Penyimpanan sistem OPAC

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase 5. Data yang disimpan oleh

sistem sudah tersimpan sesuai dengan yang dimasukkan kedalam sistem pencarian (OPAC)

Sangat Setuju 4 4%

Setuju 27 27%

Ragu-ragu 44 44%

Tidak Setuju 23 23%

Sangat Tidak Setuju

2 2%

Jumlah 100 100%

(54)

Dari data pada tabel 4.6 dapat diketahui 4 (4%) responden menyatakan sangat setuju data yang disimpan oleh sistem sudah tersimpan sesuai dengan yang dimasukkan kedalam sistem pencarian (OPAC) dan setuju 27 (27%). Sebanyak 44 (44%) responden ragu – ragu sedangkan 23 (23%) responden menyatakan tidak setuju dan 2 (2%) menyatakan sangat tidak setuju data yang disimpan oleh sistem sudah tersimpan sesuai dengan yang dimasukkan kedalam sistem pencarian (OPAC).

Berdasarkaan persentase tersebut dapat diinterpretasikan bahwa 44 (44%) pemustaka menyatakan ragu – ragu dan yang setuju sebanyak 27 (27%) sedangkan 23 (23%) pemustaka menyatakan tidak setuju data yang disimpan oleh sistem sudah tersimpan sesuai dengan yang dimasukkan kedalam sistem pencarian (OPAC) dan setuju.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden menyatakan ragu – ragu data yang disimpan oleh sistem sudah tersimpan sesuai dengan yang dimasukkan kedalam sistem pencarian (OPAC). Berdasarkan jawaban responden menyatakan ragu – ragu karena saat melakukan pencarian pada OPAC sering terjadi kesalahan.

4.2.2 OPAC dapat menyaring informasi

Tanggapan responden terhadap data yang mengandung kesalahan atau data yang tidak benar tidak dapat dimunculkan oleh sistem OPAC dapat dilihat pada tabel berikut :

(55)

Tabel 4.7 : OPAC dapat menyaring informasi

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase 6. Data yang mengandung

kesalahan atau data yang tidak benar tidak dapat dimunculkn oleh sistem OPAC

Sangat Setuju 8 8%

Setuju 27 27%

Ragu-ragu 50 50%

Tidak Setuju 14 14%

Sangat Tidak Setuju

1 1%

Jumlah 100 100%

Dari data pada tabel diatas 4.7 dapat diketahui bahwa 8 (8%) responden menjawab sangat setuju dan 27 (27%) responden menyatakan setuju data yang mengandung kesalahan atau data yang tidak benar tidak dapat dimunculkn oleh sistem OPAC. Sebanyak 50 (50%) responden menyatakan ragu – ragu sedangkan 14 (14%) responden menyatakan tidak setuju dan 1 (1%) responden menyatakan sangat tidak setuju data yang mengandung kesalahan atau data yang tidak benar tidak dapat dimunculkn oleh sistem OPAC.

Berdasarkaan persentase tersebut dapat diinterpretasikan bahwa setengah 50 (50%) pemustaka menyatakan ragu – ragu dan (27%) pemustaka menyatakan setuju data yang mengandung kesalahan atau data yang tidak benar tidak dapat dimunculkn oleh sistem OPAC Sebanyak sedangkan 14 (14%) pemustaka menyatakan tidak setuju.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa setegah dari responden menyatakan ragu – ragu data yang mengandung kesalahan atau data yang tidak

Gambar

Tabel 3.1. Skala Likert  PPilihan Jawaban Singkatan Skor
Tabel 4.2: Sistem Opac
Tabel 4.3 : Waktu Pengoperasian OPAC
Tabel 4.4 : Jumlah data yang dapat di proses sistem OPAC  No  Pertanyaan  Pilihan Jawaban  Frekuensi  Persentase  3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat lain menyatakan bahwa OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat dipakai pengguna untuk menelusuri pangkalan data

Mengenai keuntungan menggunakan OPAC, hampir semua responden menandai banyak informasi di OPAC, selain juga dapat melakukan penelusuran dan keberadaan bahan

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang evaluasi sistem temu kembali informasi OPAC (Online Public Access Catalogue) di perpustakaan

dapat mengungkapkan jawaban dari pemustaka, dan dengan pertimbangan tersebut peneliti akan mengangkat persoalan ini sebagai objek penelitian untuk penyusunan skripsi

Pendapat lain dikemukakan oleh Corbin (1985) yang dikutip oleh Hasugian (2009: 154) menyatakan bahwa: “OPAC merupakan katalog yang berisikan cantuman bibliografi

Tedd mengemukakan, OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk

“ Makna Teks Pada OPAC (Online Public Access Catalogue) (Studi Kualitatif. Tentang Makna Teks Pada

Warta Perpustakaan Undip Edisi Oktober 2022 43 PENGEMBANGAN SISTEM ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE OPAC TERPADU DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG BERBASIS