SKRIPSI
PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN TINGKAT KESADARAN PENDERITA STROKE ISKEMIK AKUT DENGAN STROKE HEMORAGIK AKUT YANG
DIRAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
Oleh:
FEBRINKA ANANDA SITEPU 130100141
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN TINGKAT KESADARAN PENDERITA STROKE ISKEMIK AKUT DENGAN STROKE HEMORAGIK AKUT YANG
DIRAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
SKRIPSI
“Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”
Oleh :
FEBRINKA ANANDA SITEPU 130100141
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Perbedaan Tekanan Darah dan Tingkat Kesadaran Penderita Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemoragik Akut yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan
Nama : Febrinka Ananda Sitepu NIM : 130100141
Pembimbing I Pembimbing II
dr.Chairil Amin Batubara, M.Ked(Neu), Sp.S dr. Rita Evalina, M.Ked(Ped), Sp.A(K) NIP. 198303282009121003 NIP. 140360090
Penguji I Penguji II
dr. Yoan Carolina Panggabean, MKT dr. Rizky Adriansyah, M.Ked(Ped), Sp.A(K) NIP. 197604212003122003 NIP. 19741172005021001
Medan, Desember 2016 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Dr. dr. Aldy Syafruddin Rambe, Sp.S(K) NIP. 196605241992031002
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil Penelitian dengan Judul :
Perbedaan Tekanan Darah dan Tingkat Kesadaran Penderita Stroke Iskemik dengan Stroke Hemoragik Akut yang dirawat inap
di RSUP Haji Adam Malik Medan
Yang dipersiapkan oleh:
Febrinka Ananda Sitepu 130100141
Hasil Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilanjutkan ke Lahan Penelitian.
Medan, 06 Juni 2016 Disetujui,
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
dr. Chairil Amin Batubara, M.Ked (Neu), Sp. S dr. Rita Evalina, M.Ked (Ped), Sp. A(K) NIP. 198303282009121003 NIP. 140360090
ii ABSTRAK
Latar Belakang : Stroke adalah suatu tanda klinis yang ditandai dengan defisit neurologi fokal atau global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang dari 24 jam yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah dan tingkat kesadaran pada penderita stroke iskemik akut dan stroke hemorrhagik akut.
Metode : Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pasien stroke iskemik akut dan pasien stroke hemoragik akut yang berusia diatas 18 tahun yang berobat atau dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan. Jumlah subjek penelitian adalah 70 orang.
Subjek yang memenuhi syarat akan dicatat rekam medisnya dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan program SPSS.
Hasil : Berdasarkan uji statistik t-independen didapati nilai p = < 0,001 pada tekanan darah sistolik dan p = 0,001 pada tekanan darah diastolik, yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah pada pasien stroke iskemik akut dengan stroke hemoragik akut dimana tekanan darah stroke hemoragik akut lebih tinggi dibandingkan
dengan stroke iskemik akut. sedangkan pada uji statistic chi square didapati nilai p = 0.09 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kesadaran pada
pasien stroke iskemik akut dengan stroke hemoragik akut.
Kesimpulan : Dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah pada pasien stroke iskemik akut dengan stroke hemoragik akut, dan tidak terdapat perbedaan tingkat kesadaran pada pasien stroke iskemik akut dengan stroke hemoragik akut.
Kata Kunci : Tekanan Darah, Tingkat Kesadaran, Stroke Iskemik Akut, Stroke Hemoragik Akut
iii ABSTRACT
Background : Stroke is the manifestasion of deficit focal neurology or global with suddenly along 24 hours or more or less causes of death, and causes by vascular disorder.
Aim : The purpose of this study was to determine differential of blood pressure and level of awareness of acute ischemic stroke and acute haemorraghic stroke patients.
Method : This study was done with observational analytical with design cross sectional. The subject of this study was all acute ischemic stroke patients and acute haemorraghic stroke patients with age more than 18 years old who are hospitalized at RSUP Haji Adam Malik Medan. The number of this study subjects was 70 people. The medical record would be written down after he subjects fulfilled the criteria and would be analysed with SPSS program.
Result : Based statitistical test t-independent obtained the p=<0,001 on systolic blood pressure, indicates that there is difference blood pressure of acute ischemic stroke patients with acute haemorraghic stroke patients where blood pressure acute haemorraghic stroke higher than acute ischemic stroke. While on statistical test chi square obtained the p=0.09 indicates that there is no difference level of awareness of acute haemorraghic stroke with acute ischemic stroke.
Discussion : Based on this research can be concluded that differential blood pressure of acute ischemic stroke patients with acute haemorraghic stroke patients, and there is no difference level of awareness ischemic stroke patients with acute haemorraghic stroke patients
Keywords : Blood pressure, level of awareness, acute ischemic stroke, acute haemorraghic stroke.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Karena berkat rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Perbedaan Tekanan Darah dan Tingkat Kesadaran Penderita Stroke Iskemik Akut dan Stroke Hemoragik Akut yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Besar harapan penulis, penelitian ini dapat diterima dan bermanfaat.
Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Prof. Dr. H. Runtung Sitepu, SH, M.Hum dan Ibunda Hj. Farida Tarigan atas segala jerih payah, pengorbanan, dan kasih sayang yang tulus telah melahirkan, membesarkan, mendidik, mendoakan tanpa henti, memberikan dukungan moril dan materil, serta mendorong penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini. Tak akan pernah bisa penulis membalas jasa-jasa Ayahanda dan Ibunda. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, rahmat, dan karunia-Nya kepada kedua orangtua yang sangat penulis cintai dan sayangi.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp. KK selaku Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Zaimah Z. Tala, Sp. GK selaku Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp. GK selaku Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
5. dr. Chairil Amin Batubara, M.Ked(Neu), Sp.S selaku dosen pembimbing 1 dan dr.
Rita Evalina, M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku dosen pembimbing 2 yang dengan
iv
sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis, mulai dari awal penelitian hingga selesainya penelitian ini.
6. dr. Yoan Carolina Panggabean, MKT selaku Dosen Penguji I dan dr. Rizky Adriansyah, M.Ked(Ped), Sp.A(K) selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
7. Kakak dan abang kandung penulis serta abang ipar dan keponakan tersayang, Faradila Yulistari Sitepu, SH, M.H, dr. Yan Indra Fajar Sitepu, dr. Andi Raga Ginting, Sp.PD, Naafa Maisyva Ginting dan Ranaya Zhafira Ginting yang senantiasa memberikan dukungan, masukkan, dan dorongan semangat yang memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Tersayang Chairul Andika, atas segala pengertian, perhatian, kesabaran, dukungan serta doa dan bantuannya selama ini kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Teman satu bimbingan, Ummi Zahra Simbolon yang sama-sama berjuang, saling mendukung dan bertukar pikiran selama masa penulisan skripsi ini.
10. Teman sejawat, Arie Fandy Harahap, Fikri Ardinata, Ryan Nasution, M. Fahmi Rasyid Lubis, Fiony Adida, Andini Anastasia, dan Ruth Amelia atas kesediaan waktu, dan suka rela dalam membantu penulis untuk penelitian ini.
11. Sahabat-sahabat penulis, sadah, oya, niesya, dela, dirra, dea dan seluruh sahabat- sahabat yang tidak dapat diucapkan satu persatu yang selalu memberikan dukungan semangat selama masa perkuliahan.
12. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah membantu selama perkuliahan.
13. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian penelitian ini.
Segala kebaikan dan pertolongan yang diberikan dirasakan sangat berarti bagi penulis. Semoga segala kebaikan dan pertolongannya mendapat berkah dari Allah SWT.
iv
Meskipun berbagai upaya dan kerja keras telah dilakukan dalam penelitian ini, penulis yakin bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna proses penyempurnaannya.
Semoga penelitian ini pada akhirnya dapat memberi manfaat.
Medan, Desember 2016
Febrinka Ananda Sitepu
v
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan ... i
Abstrak ... ii
Abstract ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... vi
Daftar Gambar ... vii
Daftar Singkatan ... viii
Daftar Lampiran ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stroke 2.1.1 Definisi ... 5
2.1.2 Epidemiologi ... 5
2.1.3 Klasifikasi ... 6
2.1.4 Faktor Resiko ... 7
2.1.5 Patogenesis ... 9
2.2 Tekanan Darah ... 11
2.3 Tingkat Kesadaran ... 12
v BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Teori ... 14
3.2 Kerangka Konsep ... 15
3.3 Hipotesis ... 15
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis penelitian ... 16
4.2 Waktu dan tempat penelitian ... 16
4.3 Populasi dan sampel penelitian ... 16
4.4 Metode pengumpulan data ... 18
4.5 Metode pengolahan dan analisa data ... 18
4.6 Definisi Operasional ... 19
BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 21
5.2 Pembahasan ... 24
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 26
6.2. Saran ... 26
DAFTAR PUTAKA ... 27 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VIII... 12
5.1 Karakteristik Pasien SIA dan SHA... 22
5.2 Perbedaan Tekanan Darah SIA dengan SHA... 24
5.3 Perbedaan Tingkat Kesadaran Pasien SIA dengan SHA... 24
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
3.1 Kerangka Teori Penelitian Perbedaan Tekanan Darah dan Tingkat Kesadaran Penderita Stroke Iskemik dengan Stroke Hemoragik Akut.
14
3.2 Kerangka Konsep Penelitian Perbedaan Tekanan Darah dan Tingkat Kesadaran Penderita Stroke Iskemik dengan Stroke Hemoragik Akut.
15
viii
DAFTAR SINGKATAN
ARAS = Ascending Reticular Activating System LDL = Low-Density Lipoprotein
PIS = Perdarahan Intraserebral PSA = Perdarahan Subarakhnoid
SPSS = Stastitical Package for Social Science TIA = Transient Ischemic Attack
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Persetujuan Komisi Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan
Lampiran 3 Surat Izin Studi Awal Penelitian dari Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke adalah suatu tanda klinis yang ditandai defisit neurologi fokal atau global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang dari 24 jam yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah.1 Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat tajam. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia.2 Insidensi stroke diperkirakan 25% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Diperkirakan 85% kasus stroke disebabkan oleh karena adanya blockage atau disebut stroke iskemik dan 15%
kasus stroke disebabkan oleh karena adanya perdarahan di otak atau disebut stroke hemoragik.3
Menurut Riset Kesehatan Dasar, pada tahun 2013 prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan tertinggi di Sulawesi utara (10,8%), diikuti DI Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil. Prevalensi Stroke berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi tengah (16,6%) diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil.4
Iskemik, ataupun pembuluh darah yang terhambat, merupakan faktor utama stroke dan biasanya disebabkan karena oklusi pada arteri otak secara tiba-tiba sebagai akibat dari emboli ataupun aterosklerosis yang progresif.5
Stroke merupakan kejadian yang kompleks dengan berbagai variasi dalam onset umur, etiologi, komorbiditas, dan sirkulasi kolateral yang adekuat. sedangkan
2
tekanan darah adalah parameter fisiologis sederhana yang selalu diukur, dapat diatur, dan dapat mempengaruhi hasilnya dalam keadaan tertentu.6
Stroke Iskemik menyebabkan kerusakan pada regulasi sirkulasi darah otak.
peningkatan tekanan darah akan meningkatkan perfusi yang menyebabkan kerusakan jaringan, hingga menjadi edema dan penekanan pada jaringan otak yang normal.
Sedangkan pada stroke hemoragik, perdarahan intraserebral meningkatkan tekanan intraserebral dan tekanan arteri yang tinggi dibutuhkan untuk perfusi darah ke otak secara adekuat, sehingga pada kondisi ini, Hipertensi mungkin disebabkan karena adanya peningkatan tekanan intraserebral dan kembali normal secara spontan pada hari kedua.7
Tekanan darah biasanya meningkat pada penderita stroke akut, dan secara spontan menjadi normal pada hari ke 10 sampai hari ke 14.8 Sebagian besar (70-94%) pasien stroke akut mengalami peningkatan tekanan darah sistolik >140mmHg.
Penelitian di Indonesia didapatkan kejadian hipertensi pada pasien stroke akut sekitar 73,9%, sebesar 22,5-27,6% diantaranya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
>180mmHg. Banyak studi menunjukkan adanya hubungan berbentuk kurva U (U- shaped relationship) antara hipertensi pada stroke akut yang iskemik maupun hemoragik dengan kematian dan kecacatan. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa tingginya tekanan darah pada level tertentu berkaitan dengan tingginya kematian dan kecacatan. Penurunan tekanan darah yang tinggi pada stroke akut sebagai tindakan rutin tidak dianjurkan, karena kemungkinan dapat memperburuk neurologis. Pada sebagian besar pasien, tekanan darah akan turun dengan sendirinya dalam 24 jam pertama setelah awitan serangan stroke.9
Kesadaran diatur oleh ascending reticular activating system (ARAS) dan kedua hemisfer otak. Tingkat kesadara secara kualitatif dapat dibagi menjadi kompos mentis, apatis, somnolen, stupor, dan koma. Kompos mentis berarti keadaan seseorang sadar penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang dirinya dan lingkungannya. Apatis berarti keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan segan berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Somnolen berarti seseorang dalam keadaan mengantuk
3
dan cenderung tertidur, masih dapat dibangunkan dengan rangsangan dan mampu memberikan jawaban secara verbal, namun mudah tertidur kembali. Sopor/Stupor berarti kesadaran hilang, hanya berbaring dengan mata tertutup, tidak menunjukkan reaksi bila dibangunkan, kecuali dengan rangsangan nyeri. Koma berarti kesadaran hilang, tidak memberikan reaksi walaupun dengan semua rangsangan (verbal, taktil, dan nyeri) dari luar.10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah:
- Apakah ada perbedaan tekanan darah pada penderita Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemoragik Akut?
- Apakah ada perbedaan tingkat kesadaran pada penderita Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemorrhagik Akut?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
- Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah dan tingkat kesadaran pada penderita Stroke Iskemik Akut dan Stroke Hemoragik Akut.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui tekanan darah rata-rata pasien Stroke Iskemik Akut.
- Untuk mengetahui tekanan darah rata-rata pasien Stroke Hemoragik Akut.
- Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada penderita Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemoragik Akut.
- Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesadaran pada penderita Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemoragik Akut.
4
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : - Bidang Penelitian
Sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan tekanan darah dan tingkat kesadaran pada penderita Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemoragik Akut dan selanjutnya dapat meningkatkan sarana fasilitas perawatan dan pengobatan stroke.
- Bidang Pendidikan
Sebagai sarana untuk melatih berfikir secara logis dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan metode yang baik dan benar.
- Bidang Pelayanan Masyarakat
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang perbedaan tekanan darah dan tingkat kesadaran pada penderita Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemoragik Akut serta penyuluhan tentang pengaruh hipertensi terhadap kejadian stroke kepada pasien dan keluarga pasien yang di rawat inap.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stroke 2.1.1 Definisi
Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologis akut yang diduga disebabkan oleh iskemik atau hemoragik, menetap ≥ 24 jam atau sampai kematian, tetapi tanpa bukti yang cukup untuk diklasifikasikan.
Stroke Iskemik adalah suatu episode disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh infark fokal dari serebral, spinal atau retinal. Sedangkan Stroke Hemoragik dibagi atas stroke yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral (PIS) dan perdarahan subaraknoid (PSA).
Stroke yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral (PIS) adalah tanda klinis disfungsi neurologis yang berkembang cepat, yang disebabkan oleh penumpukan fokal darah dalam parenkim otak atau sistem ventrikel, yang bukan disebabkan oleh trauma.
Stroke yang disebabkan oleh perdarahan subaraknoid (PSA) adalah tanda klinis disfungsi neurologis dan atau nyeri kepala yang berkembang cepat, yang disebabkan oleh perdarahan ke dalam rongga subaraknoid (rongga diantara membrane araknoid dengan piamater dari otak dan medulla spinalis), yang bukan disebabkan oleh trauma.12 2.1.2 Epidemiologi
Dari data Stroke Statistic (2013) diperkirakan ada 152.000 penderita stroke di UK setiap tahunnya. Lebih dari 1 kasus setiap 5 menit. Stroke menduduki peringkat utama penyebab kecacatan. Lebih dari setengah penderita stroke yang bertahan menjadi bergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko utama yang berkontribusi sekitar 50% dari semua kasus stroke. Insidensi stroke diperkirakan 25% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Diperkirakan 85% kasus stroke disebabkan oleh karena
6
adanya blockage (disebut dengan Stroke Iskemik) dan 15% kasus stroke disebabkan oleh karena adanya perdarahan di otak (disebut dengan Stroke Hemoragik) dengan 10% disebabkan perdarahan intraserebral dan 5% disebabkan perdarahan subaraknoid.3
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil.
Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti DI Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing- masing 9,7 per mil. Prevalensi Stroke berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%) , DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%) < diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil.4
2.1.3 Klasifikasi
Menurut Misbach, dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke. Adapun klasifikasi stroke antara lain:10
I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
1. Stroke Iskemik a. TIA
b. Trombosis serebri c. Emboli serebri 2. Stroke Hemoragik
a. Perdarahan intraserebral b. Perdarahan subaraknoid 2.1.4 Faktor Risiko
Menurut National Stroke Association (2014), ada 2 tipe faktor risiko terjadinya stroke:
I. Faktor risiko non modifiable a. Umur
7
Risiko stroke meningkat seiring meningkatnya umur. Perubahan- perubahan yang menjurus ke aterosklerosis yang merupakan penyebab stroke sudah mulai terjadi setelah manusia dilahirkan. Pada umur 30 tahun, lesi aterosklerosis mulai tampak di arteri-arteri intracranial setelah umur 55 tahun, risiko stroke menjadi 2 kali lipat setiap dekadenya.
b. Jenis Kelamin
Wanita lebih banyak memiliki kecacatan setelah stroke dibanding pria.
Wanita juga lebih banyak meninggal setiap tahunnya karena stroke dibandingkan pria. Namun insidensi stroke lebih tinggi pada pria
c. Ras
Amerikan Afrikan berisiko terkena stroke 2 kali lipat dibanding kaukasian. Orang asia pasifik juga berisiko lebih tinggi dari pada kaukasian d. Riwayat Keluarga
Jika dalam keluarga ada yang menderita stroke, maka yang lain memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dibanding dengan orang yang tidak memiliki riwayat stroke dikeluarganya.11
II. Faktor risiko modifiable
a. Tekanan darah tinggi/hipertensi
Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko yang paling penting. Tekanan darah normal pada usia lebih dari 18 tahun adalah 120/80mmHg.
Prehipertensi jika tekanan darah 140/90mmHg atau lebih. Orang yang bertekanan darah tinggi memiliki risiko setengah atau lebih dari masa hidupnya untuk terkena stroke dibanding orang bertekanan darah normal.
Tekanan darah tinggi menyebabkan stress pada dinding pembuluh darah.
Hal tersebut dapat merusak dinding pembuluh darah, sehingga bila kolesterol atau substansi fat-like lain terperangkap di arteri otak akan menghambat aliran peningkatan stress juga dapat melemahkan dinding pembuluh darah sehingga memudahkan pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan perdarah otak.
8
b. Fibrilasi atrium
Penderita fibrilasi atrium berisiko 5 kali lipat untuk terkena stroke. Kira- kira 15% penderita stroke memiliki fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium dapat membentuk bekuan-bekuan darah yang apabila terbawa aliran ke otak akan menyebabkan stroke.
c. Kolesterol Tinggi
Kolesterol atau plak yang terbentuk di arteri oleh low-density lipoproteins (LDL) dan trigliserida dapat menghambat aliran darah ke otak sehingga dapat menyebabkan stroke.
d. Diabetes
Penderita diabetes berisiko 4 kali lipat untuk terkena stroke. Kerusakan otak akan semakin parah jika kadar gula darah tinggi saat terjadinya stroke.
e. Merokok
Merokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah, sehingga jantung bekerja lebih keras dan memudahkan terbentuknya bekuan darah. Merokok juga meningkatkan terbentuknya plak di arteri yang menghambat aliran darah otak, sehingga menyebabkan stroke.
f. Pengguna alkohol
Meminum alkohol lebih dari 2 gelas/hari meningkatkan risiko terjadinya stroke 50%. Namun, hubungan antara alkohol dan terjadinya stroke masih belum jelas
g. Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan akan mempengaruhi sistem sirkulasi. Obesitas juga menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes, yang semuanya dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke.11
9
2.1.5 Patogenesis
Stroke Iskemik disebabkan oleh tiga mekanisme dasar, yaitu trombosis, emboli dan penurunan tekanan perfusi. Trombosis merujuk pada penurunan atau oklusi aliran darah akibat proses oklusi lokal pada pembuluh darah. Oklusi aliran darah terjadi karena superimposisi perubahan karakteristik dinding pembuluh darah dan pembentukan bekuan. Patologi vaskular yang menyebabkan trombosis antara lain aterosklerosis, displasia fibromuskular, arteritis, diseksi pembuluh darah, dan perdarahan pada plak aterosklerosis. Patologi vaskular tersering adalah aterosklerosis, dimana terjadi deposisi material lipid, pertumbuhan jaringan fibrosa dan muskular, dan lesi trombosit yang mempersempit lumen pembuluh darah. aterosklerosis dapat terjadi pada pembuluh darah besar dan kecil, baik ekstrakranial maupun intrakranial.
aterosklerosis pembuluh darah intrakranial lebih banyak pada ras Asia dibandingkan Kaukasian dan sebaliknya. Aterosklerosis pada pembuluh darah besar dapat menjadi sumber tromboemboli yang menyebabkan infark luas saat menyumbat cabang utama pembuluh darah intrakranial.15
Stroke hemoragik, mempunyai ciri khas klinisnya, manifestasi klinis tersebut merupakan rentetan proses yang tidak terindikasikan. Darah keluar dari pembuluh darah ke jaringan otak secara tiba-tiba, ruang subaraknoid maupun ke ruang ventrikel.
dua dekade yang lalu banyak ahli akan segera terjadi penghentian perdarahan akibat reaksi proses pembekuan. Ternyata perdarahan otak, khususnya intraserebral, didasari oleh proses yang lebih dinamis dan melibatkan berbagai proses yang sangat kompleks antara lain terjadinya bertambahnya volume hematoma dan inflamasi yang melibatkan seluruh sistem organ tubuh seiring dengan berjalannya waktu. Dalam situasi ini diperlukan secara cepat, tepat dan cermat etiologi serta proses patologis yang mendasarinya.15
Materi yang terbentuk dalam sistem vaskular dapat menyumbat pembuluh darah yang lebih distal. Berbeda dengan trombosis, blokade emboli tidak disebabkan oleh patologi pembuluh darah lokal. Material emboli biasanya terbentuk dari jantung, arteri besar (aorta, karotis, vertebralis) atau vena. Kardioemboli dapat berupa bekuan darah,
10
vegetasi, atau tumor intrakardiak. Materi emboli lainnya adalah udara, lemak, benda asing, atau sel tumor yang masuk sirkulasi sistemik.15
Penurunan tekanan perfusi serebral biasanya disebabkan penurunan cardiac output yang disebabkan oleh kegagalan pompa jantung atau volume intravaskular yang inadekuat. Penurunan tekanan perfusi serebral biasanya menyebabkan iskemik pada area perbatasan daerah suplai darah, yaitu pada perbatasan daerah arteri serebri anterior, media, dan posterior. Iskemik pada area perbatasan memberikan gambaran klinis dan pencitraan yang khas. Man in the Barrel sindrom terjadi pada iskemik antara daerah arteri serebri anterior dan media, sedangkan Sindrom Balint terjadi pada iskemik antara daerah arteri serebri media dan posterior.15
2.1.6 Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala menunjukkan bahwa di dalam otak tidak menerima cukup oksigen. Tanda-tanda dan gejala tersebut sebagai berikut :
- secara tiba-tiba mati rasa atau kelemahan pada muka, lengan, atau kaki terutama pada satu sisi tubuh.
- secara tiba-tiba kebingungan, atau kesulitan dalam berbicara maupun memahami pembicaraan.
- secara tiba-tiba kesulitan melihat pada satu atau kedua mata.
- secara tiba-tiba kesulitan dalam berjalan, pusing atau kehilangan keseimbangan.
- secara tiba-tiba sakit kepala hebat tanpa diketahui penyebabnya.14 2.2 Tekanan Darah
Tekanan darah diukur dengan menggunakan tensimeter (sfigmomanometer), yaitu dengan cara melingkarkan manset pada lengan kanan 1½ cm di atas fossa kubiti anterior, kemudian tekanan tensimeter dinaikkan sambil meraba denyut A. Radialis sampai kira-kira 20mmHg di atas tekanan sistolik, kemudian tekanan diturunkan perlahan-lahan sambil meletakkan stetoskop pada fossa kubiti anterior diatas A.
11
Brakialis atau sambal melakukan palpasi pada A. Brakialis atau A. Radialis. dengan cara palpasi, hanya akan didapatkan tekanan sistolik saja. Dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar denyut nadi korotkov, yaitu :
Korotkov I, suara denyut mulai terdengar, tapi masih lemah dan akan mengeras setelah tekanan diturunkan 10-15 mmHg; fase ini sesuai dengan tekanan sistolik,
Korotkov II, suara terdengar seperti bising jantung (murmur) selama 15-20 mmHg berikutnya,
Korotkov III, suara menjadi kecil kualitasnya dan menjadi lebih keras selama 5-7 mmHg berikutnya,
Korotkov IV, suara akan meredup sampai kemudian menghilang setelah 5-6 mmHg berikutnya,
Korotkov V, titik di mana suara menghilang; fase ini sesuai dengan tekanan diastolik.
Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi. bila terdapat kelainan jantung atau kelainan pembuluh darah, maka tekanan darah harus diukur baik pada lengan kanan maupun lengan kiri, bahkan bila perlu tekanan darah tungkai juga diukur. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah adalah lebar manset, posisi pasien dan emosi pasien. Dalam keadaan normal, tekanan sistolik akan menurun sampai 10 mmHg pada waktu inspirasi. Pada tamponade pericardial atau asma berat, penurunan tekanan sistolik selama inspirasi akan lebih dari 10 mmHg.15 Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VIII
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik(mmHg)
Normal < 120 < 80
Pre-Hipertensi 120 – 139 80 – 89
Derajat I 140 – 159 90 – 99
Derajat II ≥ 160 ≥ 100
12
2.3 Tingkat Kesadaran
Kesadaran pasien dapat diperiksa secara inspeksi dengan melihat reaksi pasien yang wajar terhadap stimulus visual, auditorik maupun taktil. Seorang yang sadar dapat tertidur, tapi segera terbangun bila dirangsang. Bila perlu, tingkat kesadaran dapat diperiksa dengan memberikan rangsang nyeri. Tingkat kesadarannya :
1. Kompos Mentis, yaitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
2. Apatis, yaitu keadaan di mana pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
3. Somnolen (latergia, obtundasi, hipersomnia), yaitu keadaan mengantuk yang masih dapat pulih penuh bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti pasien akan tidur kembali .
4. Sopor (stupor), yaitu keadaan mengantuk yang dalam. pasien masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban verbal.
5. Koma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.15
14
BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Teori
Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian Perberdaan Tekanan Darah dan Tingkat Kesadaran Penderita Stroke Iskemik dengan Stroke Hemoragik Akut di RSUP H.
Adam Malik Medan.
Stroke
Patogenesis:
trombus/emboli cerebral → penurunan suplai darah → kurang perfusi ke
jaringan → infark Patogenesis:
peningkatan TD → terbentuk aneurism → aneurism pecah → hemoragik
Stroke
Hemoragik Stroke Iskemik
Klasifikasi:
- perdarahan intra serebral - perdarahan sub araknoid
Klasifikasi:
- TIA - trombosis - emboli TD :
Sistolik Diastolik
TD : Sistolik Diastolik
Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran
15
3.2 Kerangka Konsep
Variable independen Variable dependen
3.3 Hipotesis
Ada perbedaan tekanan darah dan tingkat kesadaran pasien stroke iskemik akut dengan stroke hemoragik akut.
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Perberdaan Tekanan Darah dan Tingkat Kesadaran Penderita Stroke Iskemik dengan Stroke Hemoragik Akut di RSUP H.
Adam Malik Medan.
- Stroke Hemoragik Akut - Stroke Iskemik Akut
- Tekanan Darah - Tingkat Kesadaran
16
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional yaitu dimulai dengan menentukan adanya suatu penyakit atau efek. Pendekatan dilakukan secara longitudinal ke arah belakang (retrospektif) untuk mencari ada tidaknya faktor resiko yang berhubungan. Jenis penelitian ini dipilih karena penelitian cross sectional dapat meneliti suatu kasus yang mempunyai onset yang lama (slow onset), lama sakit (duration of illness) yang panjang serta biaya penelitian yang relatif lebih sedikit.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan yaitu mulai bulan Maret sampai Desember 2016.
4.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di instalasi rekam medik RSUP. Haji Adam Malik Medan.
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah pasien Stroke Iskemik Akut dan Stroke Hemoragik Akut yang berusia diatas 18 tahun yang berobat atau dirawat di RSUP H Adam Malik.
4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini diambil dari populasi pasien stroke iskemik akut dan stroke hemoragik akut berusia diatas 18 tahun.
17
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling yaitu consecutive sampling. Pada cara ini sampel dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sampai memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan.
Besar sampel diambil dengan rumus studi cross sectional untuk pengujian hipotesis :
n₁ = n₂ = ( 𝑍∝√2𝑃𝑄)+ 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2 )² (𝑃1−𝑃2)²
Keterangan:
n = Besar sampel minimum
Z∝ = Tingkat kemaknaan atau nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 𝛼 tertentu
Z𝛽 = Power atau nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada 𝛽 tertentu P = Rata-rata P1 dan P2
P1 = Perkiraan proporsi pada populasi 1 P2 = Perkiraan proporsi pada populasi 2 Q = 1 – P
Q1 = 1 – P1 Q2 = 1 – P2
Z∝ = 1,96 ; Z𝛽 = 1,645 ; P = 0,39 ; P1 = 0,59 ; P2 = 0,19 ; Q = 0,61 ; Q1 = 0,41 ; Q2
= 0,81
n = (1,96 √2 𝑥 0,39 𝑥 0,61 + 1,645 √(0,59 𝑥 0,41)+(0,19 𝑥 0,81) )² (0,59−0,19)²
n = (1,96 𝑥 0,689) + (1,645 𝑥 0,629)2
(0,4)2
n = (1,35 + 1,035)2 (0,4)2
18
n = 5,688
0,16 = 35 n1 = n2 = 35
Berdasarkan perhitungan besar sampel maka besar sampel minimum yang dibutuhkan untuk setiap kelompok adalah 35 orang.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder melalui rekam medik yang diperoleh dari instalasi rekam medik RSUP. H. Adam Malik Medan.
4.5 Metode Pengolahan dan Analisa Data
Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu editing, coding, entry, dan cleaning. Analisis deskriptif terhadap perbedaan karakteristik demografi antara kelompok kasus dan kontrol ditampilkan dalam bentuk tabel. Analisis inferensial dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square untuk menilai perbedaan tekanan darah dan tingkat kesadaran terhadap pasien Stroke Iskemik Akut dan Stroke Hemoragik Akut. Semua data dimasukkan ke komputer dan dilakukan analisa statistik menggunakan software Stastitical Package for Social Science (SPSS).
- Untuk mengetahui tekanan darah pasien stroke iskemik akut dan stroke hemoragik akut disajikan dengan frekuensi deskripsi statistik
- Untuk mengetahui perbedaan rerata tekanan darah Stroke Iskemik Akut dan Stroke Hemoragik Akut digunakan uji T independent
- Untuk mengetahui tingkat kesadaran Stroke Iskemik Akut dan Stroke Hemoragik Akut disajikan dengan frekuensi deskripsi statistik
- Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesadaran Stroke Iskemik Akut dan Stroke Hemoragik Akut digunakan uji Chi Square
19
4.6 Definisi Operasional Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur Tekanan Darah Tekanan Darah
yang didapat di rekam medis
Observasi Rekam Medis
-Rendah -Normal -Tinggi
Ordinal
Tingkat Kesadaran
Tingkat Kesadaran yang didapat di rekam medis
Observasi Rekam Medis
-Sadar -Tidak sadar
Ordinal
Stroke Iskemik Akut
Diagnosa SIA dengan onset ≤ 7 hari yang didapat di rekam medis
Observasi Rekam Medis
-SIA -Bukan SIA
Nominal
Stroke Hemoragik Akut
Diagnosa SHA dengan onset ≤ 7 hari yang didapat di rekam medis
Observasi Rekam Medis
-SHA -Bukan SHA
Nominal
21
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai November 2016 di RS Haji Adam Malik Medan, sampel pada penelitian ini adalah pasien Stroke Iskemik Akut Dewasa (> 18 tahun) yang sadar dan tidak sadar, dan pasien Stroke Hemoragik Akut Dewasa (> 18 tahun) yang sadar dan tidak sadar. Sampel diperoleh dari rekam medis dan didapatkan total 70 sampel dimana 35 sampel (50%) berasal dari pasien Stroke Iskemik Akut sedangkan 35 sampel lainnya (50%) berasal dari pasien Stroke Hemoragik Akut.
Berdasarkan Tabel 5.1, dari 35 pasien stroke iskemik akut terdapat 16 pasien (45,7%) berjenis kelamin laki-laki dan 19 pasien (54,3%) berjenis kelamin perempuan.
Sedangkan dari 35 pasien stroke hemoragik akut terdapat 19 pasien (54,3%) berjenis kelamin laki-laki dan 16 pasien (45,7%) berjenis kelamin perempuan.
Pada kelompok umur, dari 35 pasien stroke iskemik akut terdapat 4 pasien (11,4%) dengan umur 43 sampai 45 tahun, 5 pasien (14,3%) dengan umur 46 sampai 48 tahun, 13 pasien (37,1%) dengan umur 49 sampai 51 tahun, 8 pasien (22,9%) dengan umur 52 sampai 54 tahun, 3 pasien (8,6%) dengan umur 55 sampai 57 tahun, serta 2 pasien (5,7%) dengan umur 58 sampai 60 tahun. Sedangkan dari 35 pasien stroke hemoragik akut terdapat 5 pasien (14,3%) dengan umur 46 sampai 48 tahun, 5 pasien (14,3%) dengan umur 49 sampai 51 tahun, 8 pasien (22,9%) dengan umur 52 sampai 54 tahun, 6 pasien (17,1%) dengan umur 55 sampai 57 tahun, 10 pasien (28,6%) dengan umur 58 sampai 60 tahun, serta 1 pasien (2,9%) dengan umur 61 sampai 63 tahun.
Dari kelompok tekanan darah, dari 35 sampel pasien Stroke Iskemik Akut terdapat 9 pasien (25,8%) dengan tekanan darah sistolik normal, 9 pasien (25,8%)
22
Tabel 5.1. Karakteristik Pasien SIA dan SHA
Karakteristik Frekuensi (%)
SIA SHA
Jenis Kelamin
Laki-Laki 16 (45,7%) 19 (54,3%)
Perempuan 19 (54,3%) 16 (45,7%)
Umur
43 – 45 4 (11,4%) -
46 – 48 5 (14,3%) 5 (14,3%)
49 – 51 13 (37,1%) 5 (14,3%)
52 – 54 8 (22,9%) 8 (22,9%)
55 – 57 3 (8,6%) 6 (17,1%)
58 – 60 2 (5,7%) 10 (28,6%)
61 – 63 - 1 (2,9%)
Tekanan Darah Sistol
Normal 9 (25,8%) 3 (8,7%)
Pre Hipertensi 9 (25,8%) 3 (8,7%)
Hipertensi Grade 1 6 (17%) 4 (11,4%)
Hipertensi Grade 2 11 (31,5%) 25 (71,6%)
Tekanan Darah Diastol
Normal 9 (25,8%) 3 (8,7%)
Pre Hipertensi 8 (22,9%) 6 (17%)
Hipertensi Grade 1 9 (25,8%) 2 (5,7%)
Hipertensi Grade 2 9 (25,8%) 24 (68,7%)
Tingkat Kesadaran
Kompos Mentis 21 (60%) 14 (40%)
Apatis 5 (14,3%) 7 (20%)
Somnolen 6 (17,1%) 7 (20%)
Sopor 2 (5,7%) 7 (20%)
Koma 1 (2,9%) -
dengan tekanan darah sistolik pre-hipertensi, 6 pasien (17%) dengan tekanan darah sistolik hipertensi grade I, dan 11 pasien (31,5%) dengan tekanan darah sistolik hipertensi grade II. Sedangkan tekanan darah diastolik pada 35 sampel pasien Stroke
23
Iskemik Akut, didapatkan 9 pasien (25,8%) dengan tekanan darah diastolik normal, 8 pasien (22,9%) dengan tekanan darah diastolik pre-hipertensi, 9 pasien (25,8%) dengan tekanan darah diastolik hipertensi grade I, dan 9 pasien (25,8%) dengan tekanan darah diastolik hipertensi grade II.
Sedangkan dari 35 sampel pasien Stroke Hemoragik Akut terdapat 3 pasien (8,7%) dengan tekanan darah sistolik normal, 3 pasien (8,7%) dengan tekanan darah sistolik pre-hipertensi, 4 pasien (11,4%) dengan tekanan darah sistolik hipertensi grade I, dan 25 pasien (71,6%) dengan tekanan darah sistolik hipertensi grade II. Sedangkan tekanan darah diastolik pada 35 sampel pasien Stroke Hemoragik Akut, didapatkan 3 pasien (8,7%) dengan tekanan darah diastolic normal, 6 pasien (17%) dengan tekanan darah diastolik pre-hipertensi, 2 pasien (5,7%) dengan tekanan darah diastolik hipertensi grade I, dan 24 pasien (68,7%) dengan tekanan darah diastolik hipertensi grade II.
Didapatkan juga bahwa rata-rata tekanan darah sistolik pasien Stroke Iskemik Akut sebesar 140,57 mmHg dengan nilai modus sebesar 130 mmHg, nilai minimum sebesar 70 mmHg, dan nilai maksimum sebesar 240 mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik pada pasien Stroke Iskemik Akut sebesar 85,71 mmHg dengan nilai modus sebesar 90 mmHg, nilai minimum sebesar 50 mmHg, dan nilai maksimum sebesar 140 mmHg. Pada tekanan darah pasien Stroke Hemorgik Akut, didapatkan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 177,43 mmHg dengan nilai modus sebesar 200 mmHg, nilai minimum sebesar 80 mmHg, dan nilai maksimum sebesar 300 mmHg.
Sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik pada pasien Stroke Hemoragik Akut sebesar 102,29 mmHg dengan nilai modus sebesar 100 mmHg, nilai minimum sebesar 60 mmHg, dan nilai maksimum sebesar 180 mmHg.
Pada tingkat kesadaran kelompok, dari 35 pasien stroke iskemik akut terdapat 21 pasien (60%) dengan tingkat kesadaran kompos mentis, 5 pasien (14,3%) dengan tingkat kesadaran apatis, 6 pasien (17,1%) dengan tingkat kesadaran somnolen, 2 pasien (5,7%) dengan tingkat kesadaran sopor, serta 1 pasien (2,9%) dengan tingkat kesadaran koma. Sedangkan dari 35 pasien stroke hemoragik akut terdapat 14 pasien
24
(40%) dengan tingkat kesadaran kompos mentis, 7 pasien (20%) dengan tingkat kesadaran apatis, 7 pasien (20%) dengan tingkat kesadaran somnolen, dan 7 pasien (20%) dengan tingkat kesadaran sopor.
Tabel 5.2. Hasil Perhitungan Perbedaan Tekanan Darah Pasien SIA dengan SHA Rata-Rata TD
Sistolik
p value Rata-Rata TD Diastolik
p value
SIA 140,57 < 0,001 85,71 0,001
SHA 177,43 102,29
Dari hasil uji t-independen tekanan darah sistolik, diperoleh p value sebesar <
0.001 sehingga didapatkan hasil adanya perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik pasien stroke iskemik akut dengan pasien stroke hemoragik akut.
sedangkan pada uji t-independen tekanan darah diastolik, diperoleh p value sebesar 0,001 sehingga didapatkan hasil adanya perbedaan yang bermakna antara tekanan darah diastolik pasien stroke iskemik akut dengan pasien stroke hemoragik akut.
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan Perbedaan Tingkat Kesadaran Pada Pasien SIA dan SHA
Tingkat Kesadaran
p value Kesadaran Normal Penurunan Kesadaran
SIA 21 (30%) 14 (20%) 0,094
SHA 14 (20%) 21 (30%)
Dari data diatas didapatkan bahwa dari total 35 pasien stroke iskemik akut terdapat 21 pasien dengan tingkat kesadaran normal dan terdapat 14 pasien dengan penurunan kesadaran. Sedangkan dari total 35 pasien stroke hemoragik akut terdapat 14 pasien dengan tingkat kesadaran normal dan terdapat 21 pasien dengan penurunan kesadaran. lalu dengan perhitungan Chi Square diperoleh p value sebesar 0,094 sehingga didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan antara tingkat kesadaran pasien stroke iskemik akut dengan pasien stroke hemoragik akut.
25
5.2 Pembahasan
Menurut hasil data rekam medis, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara tekanan darah pasien stroke iskemik akut dengan pasien stroke hemoragik akut.
pada pasien stroke hemoragik akut didapatkan tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien stroke iskemik akut (TD sistolik SHA vs SIA = 300-80 mmHg vs 240-70 mmHg, TD diastolik SHA vs SIA = 180-60 mmHg vs 140-50 mmHg). hal ini sesuai dengan penelitian Chi-Hung Liu, yang menunjukkan bahwa pasien stroke hemoragik memiliki tekanan darah sistolik yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien stroke iskemik (IS vs. HS: 152,2 ± 23.5 vs. 157,0 ± 30,8 mmHg, p = 0,01) dan tekanan darah diastolik yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien stroke iskemik (IS vs. HS: 85,5 ± 13,6 vs. 88,2 ± 18,4 mmHg, p = 0,02).17 Hal ini bisa terjadi karena salah satu faktor resiko yang paling sering terjadi pada pasien stroke hemoragik adalah hipertensi yang tidak terkontrol.18 Namun, pada kedua kelompok terjadi peningkatan tekanan darah, dimana pada pasien stroke iskemik akut didapatkan nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 140,57 mmHg (Hipertensi Grade 1) dan tekanan darah diastolik sebesar 85,71 mmHg (Pre-Hipertensi) serta pada pasien stroke hemoragik akut didapatkan nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 177,43 mmHg (Hipertensi Grade 2) dan tekanan darah diastolik sebesar 102,29 mmHg (Hipertensi Grade 2). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Helene Nordahl, bahwa hipertensi dapat meningkatkan kejadian penyakit stroke iskemik maupun stroke hemoragik.19 Hal ini dapat dibuktikan karena tekanan darah yang tinggi merupakan suatu proses awal terbentuknya trombus, emboli, atau rupturnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke iskemik maupun stroke hemoragik.20
Berdasarkan hasil dari tingkat kesadaran pasien stroke iskemik akut dan stroke hemoragik akut, didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesadaran pasien stroke iskemik akut dengan pasien stroke hemoragik akut (p
= 0,094). hal ini bertentangan dengan hasil dari penelitian di Vietnam yang dilakukan oleh David L Tirschwell, bahwa karakteristik pasien disana menunjukkan adanya perbedaan gangguan kesadaran pada pasien stroke iskemik dengan pasien stroke
26
hemoragik, dimana pada pasien stroke hemoragik lebih banyak yang mengalami gangguan kesadaran dibandingkan dengan pasien stroke iskemik (p = < 0,001).21 Hal yang sama juga ditemukan pada penelitan yang dilakukan di Surabaya, dimana terdapat perbedaan tingkat kesadaran yang signifikan antara pasien stroke iskemik dengan stroke hemoragik, dimana pasien stroke hemoragik lebih banyak yang mengalami penurunan kesadaran dibandingkan dengan pasien stroke iskemik (p = < 0,001). Hal ini sesuai karena pada pasien stroke hemoragik terjadi ruptur pembuluh darah di otak sehingga terjadi penggumpalan darah yang menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial. peningkatan tekanan intra kranial akan menyebabkan penekanan pada substansio retikularis diensefalon yang mengakibatkan penurunan kesadaran lebih cepat.22
26
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Didapatkan tekanan darah sistolik rata-rata sebesar 140,57mmHg dan tekanan darah diastolik rata-rata sebesar 85,71mmHg pada pasien Stroke Iskemik Akut serta tekanan darah sistolik rata-rata sebesar 177,43mmHg dan tekanan darah diastolik rata-rata sebesar 102,29mmHg pada pasien Stroke Hemoragik Akut.
2. Didapatkan perbedaan bermakna antara tekanan darah sistolik pada pasien Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemoragik Akut, dimana tekanan darah sistolik Stroke Hemoragik Akut lebih tinggi Stroke Iskemik Akut (p = < 0,001).
3. Didapatkan perbedaan bermakna antara tekanan darah diastolik pada pasien Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemoragik Akut, dimana tekanan darah diastolik Stroke Hemoragik Akut lebih tinggi dibandingkan Stroke Iskemik Akut (p = 0,001).
4. Tidak didapatkan perbedaan antara tingkat kesadaran pada pasien Stroke Iskemik Akut dengan Stroke Hemoragik Akut (p = 0,09).
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis mengusulkan beberapa saran sebagai berikut :
1. Penelitian ini dapat diperbaiki dan dilanjutkan dengan jumlah sampel yang lebih banyak.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang faktor risiko terjadinya stroke untuk melihat tekanan darah dan tingkat kesadaran yang lebih pasti.
3. Perlu adanya pembenahan dan pencatatan terhadap kelengkapan data rekam medis agar kedepannya tidak kesulitan dalam melakukan penelitian.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Truelsen, T. Begg, S. Mathers, C. The Global Burden of Cerebrovascular Disease.
2000. diunduh dari: http://www.who.int/healthinfo/statistics/bod_cerebrovascu lardiseasestroke.pdf [Akses 02/05/2016]
2. Yayasan Stroke Indonesia. Sekilas Tentang Stroke. 2011. Diunduh dari : http://www.yastroki.or.id/file/strokesekilas.pdf [Akses 17/04/2016]
3. Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, dkk. Heart Disease and Stroke Statistics-2013 Update. Circulation. 2013;127:e6-e245.
4. Kementrian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Jantung. 2014. Diunduh dari : http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodat in-jantung.pdf [Akses 15/04/2016]
5. Truelsen T, Piechowski-Jóźwiak B, Bonita R, dkk. Stroke incidence and prevalence in Europe: a review of available data. Eur J Neurol. 2006;13(6):581- 98.
6. McManus M, Liebeskind DS. Blood Pressure in Acute Ischemic Stroke. J Clin Neurol. 2016;12(2):137-146.
7. Weiss A, Beloosesky Y, Majadla R, dkk. Blood pressure monitroring in the assessment of old patients with acute stroke. International Journal of Stroke.
2011;6:182-186.
8. Sandset EC, Jusufovic M, Sandset PM, dkk. Effects of Blood Pressure-Lowering Treatment in Different Subtypes of Acute Ischemic Stroke. Stroke. 2015;46:877- 879.
9. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guidline Stroke. 2011. Diunduh dari: https://xa.yimg.com/kq/groups/86434799/647282694/name/Guideline-Strok e-2011.pdf [Akses 16/04/2016]
10. Aprilia M, Wreksoatmodjo BR. Pemeriksaan Neurologis pada Kesadaran Menurun. CDK-233. 2015;42(10):780-786.
28
11. Misbach J. Stroke, Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen, Edisi Pertama.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 1999.
12. National Stroke Association. Preventing a Stroke. 2014. Diunduh dari:
http://www.stroke.org/understand-stroke/preventing-stroke [Akses 18/04/2016]
13. Sacco RI, Kasner SE, Broderick JP, dkk. An Update Definition of Stroke for the 21st Century: A Statement for Healthcare Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke; 44:2064-2089.
14. National Institute of Neurogical Disorders and Stroke. Diunduh dari:
http://www.ninds.nih.gov/disorders/stroke/preventing_stroke.htm#Warning%20Si gns [Akses 18/04/2016]
15. Setiyohadi B, Subekti I. Pemeriksaan Fisis Umum dan Kulit. dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
2014. p129-153.
16. Sitorus F, Ranakusuma TAS. Penyakit Serebrovaskular. dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2014.
p1555-1566.
17. Liu CH, Wei YC, Lin JR, et al. Initial blood pressure is associated with stroke severity and is predictive of admission cost and one-year outcome in different stroke subtypes: a SRICHS registry study. BMC Neurology. 2016;16:27.
18. American Heart Association. Types of Stroke. Diunduh dari:
http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/TypesofStroke/Ty pes-of-Stroke_UCM_308531_SubHomePage.jsp# [Akses 07/12/2016]
19. Nordahl H, Osler M, Frederiksen BL, dkk. Combined Effects of Socioeconomic Position, Smoking, and Hypertension on Risk of Ischemic and Hemorrhagic Stroke. Stroke. 2014;45:2582-2587.
20. Setiyohadi B, Subekti I. Strok dan Penatalaksanaannya Oleh Internis. dalam:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2014. p892-893.
29
21. Tirschwell DL, Ton TGN, Ly KA, dkk. A prospective cohort study of stroke characteristics, care, and mortality in a hospital stroke registry in Vietnam. al.
BMC Neurology. 2012;12:150
22. Bahrudin M. Model Diagnostik Stroke Berdasarkan Gejala Klinis. Jurnal Saintika Medika. 2012;83-91.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Febrinka Ananda Sitepu
Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 26 Februari 1996 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Sei Kuala No. 8 Medan
Riwayat Pendidikan : 1. TK Dharma Wanita Medan ( 1999 – 2001 ) 2. SD Dharma Wanita Medan ( 2001 – 2007 ) 3. SMPN 1 Medan ( 2007 – 2010 )
4. SMA Harapan 1 Medan ( 2010 – 2013 ) 5. Fakultas Kedokteran USU ( 2013 – sekarang ) Riwayat Pelatihan : Pengabdian Masyarakat SCOPH PEMA FK USU
2016
Riwayat Organisasi : Anggota Pendidikan & Pelatihan SCOPH PEMA FK USU 2015-2016.
LAMPIRAN
DATA INDUK HASIL PENELITIAN Jenis
Kelamin SIA
Sistolik SIA
Diastolik SIA
TK SIA Sistolik SHA
Diastolik SHA
TK SHA Jenis Jelamin
SHA
Umur
Laki-Laki 130 70 Compos
Mentis
200 120 Compos
Mentis
Laki-Laki 53
Laki-Laki 130 100 Apatis 120 60 Apatis Perempuan 47
Laki-Laki 120 70 Compos
Mentis
220 120 Sopor Laki-Laki 58
Perempuan 90 70 Apatis 200 100 Compos
Mentis
Perempuan 46
Perempuan 140 80 Compos
Mentis
200 110 Apatis Laki-Laki 50
Perempuan 170 100 Compos
Mentis
170 100 Compos
Mentis
Laki-Laki 50 Laki-Laki 190 100 Compos
Mentis
140 80 Somnolen Laki-Laki 51
Perempuan 200 110 Sopor 150 120 Apatis Laki-Laki 53
Perempuan 170 100 Compos
Mentis
140 80 Compos
Mentis
Laki-Laki 55
Perempuan 120 80 Compos
Mentis
130 80 Compos
Mentis
Perempuan 48
Laki-Laki 100 90 Compos
Mentis
180 100 Apatis Perempuan 57
Laki-Laki 110 80 Compos
Mentis
160 90 Compos
Mentis
Perempuan 58
Laki-Laki 140 90 Compos
Mentis
140 90 Apatis Laki-Laki 49
Perempuan 70 50 Koma 160 100 Somnolen Perempuan 53
Perempuan 240 140 Somnolen 190 120 Compos
Mentis
Laki-Laki 58
Laki-Laki 110 60 Somnolen 200 100 Apatis Laki-Laki 57
Perempuan 150 90 Compos
Mentis
200 110 Compos
Mentis
Laki-Laki 60
Laki-Laki 130 90 Compos
Mentis
200 120 Apatis Laki-Laki 54
Laki-Laki 130 90 Compos
Mentis
100 70 Sopor Perempuan 55
Laki-Laki 110 90 Somnolen 170 80 Sopor Perempuan 63
Laki-Laki 160 70 Compos
Mentis
230 110 Compos
Mentis
Laki-Laki 54
Perempuan 190 90 Apatis 190 100 Somnolen Perempuan 54
Perempuan 160 80 Somnolen 110 80 Compos
Mentis
Laki-Laki 60
Laki-Laki 120 80 Somnolen 260 180 Sopor Laki-Laki 52
Perempuan 130 90 Compos Mentis
180 120 Somnolen Perempuan 54 Perempuan 100 70 Somnolen 220 120 Somnolen Laki-Laki 57
Perempuan 100 70 Compos
Mentis
80 60 Sopor Laki-Laki 58
Laki-Laki 110 70 Compos
Mentis
220 100 Sopor Laki-Laki 48
Laki-Laki 150 80 Compos
Mentis
300 120 Sopor Laki-Laki 59
Perempuan 180 100 Apatis 180 100 Compos
Mentis
Perempuan 49
Perempuan 140 80 Sopor 200 140 Somnolen Perempuan 59
Laki-Laki 130 90 Compos
Mentis
170 100 Compos
Mentis
Perempuan 58
Perempuan 160 100 Compos
Mentis
130 80 Compos
Mentis
Perempuan 57
Perempuan 200 100 Apatis 200 120 Somnolen Perempuan 48
Perempuan 140 80 Compos
Mentis
170 100 Compos
Mentis
Perempuan 59
LAMPIRAN
DATA OUPUT HASIL ANALISIS Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori *
TKN 70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%
Kategori * TKN Crosstabulation TKN
Total Kesadaran
Normal
Penurunan Kesadaran
Kategori SIA Count 21 14 35
% within
Kategori 60.0% 40.0% 100.0%
% within TKN 60.0% 40.0% 50.0%
% of Total 30.0% 20.0% 50.0%
SHA Count 14 21 35
% within
Kategori 40.0% 60.0% 100.0%
% within TKN 40.0% 60.0% 50.0%
% of Total 20.0% 30.0% 50.0%
Total Count 35 35 70
% within
Kategori 50.0% 50.0% 100.0%
% within TKN 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic Significance
(2-sided)
Exact Sig. (2- sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 2.800a 1 .094
Continuity Correctionb 2.057 1 .151
Likelihood Ratio 2.819 1 .093
Fisher's Exact Test .151 .076
Linear-by-Linear
Association 2.760 1 .097
N of Valid Cases 70
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Asymptotic Standardized
Errora
Approximate Tb
Approximate Significance Interval by
Interval
Pearson's R
.200 .117 1.683 .097c
Ordinal by Ordinal
Spearman
Correlation .200 .117 1.683 .097c
N of Valid Cases 70
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
LAMPIRAN