• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANGKUMAN MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

Pertemuan ke I sampai VIII

(SUWARDJONO – TEORI AKUNTANSI,

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN EDISI KE TIGA)

Pertemuan ke IX sampai XIV

(WILLIAM R SCOTT - FINANCIAL ACCOUNTING THEORY, 7TH EDITION)

Dosen Pengampu :

Prof., Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak.

Disusun oleh :

Muhammad Zamroni (F0313065)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENDAHULUAN

Pada dasarnya penerapan praktik akuntansi yang diterapkan di suatu negara adalah bentuk output/hasil dari perekaysaan dan pengembangan guna mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Bila ditelusuri lebih lanjut, praktik akuntansi saat ini telah dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor ekonomi, politik dan sosial, lingkungan, dan lain-lain. Hal inilah yang mempengaruhi dinamika praktik akuntansi yang diterapkan dalam suatu negara tertentu yang apabila dibandingkan tidak dapat disamakan dengan bentuk praktik akuntansi di negara yang lain.

Karya tulis yang telah saya buat ini adalah merupakan kumpulan materi perkuliahan Teori Akuntansi dengan buku acuan utama karya Suwardjono terbitan buku tahun 2013 dengan judul Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Selain itu dipadukan pula dengn buku karya William R Scott yang berjudul Financial Accounting Theory 7th edition yang merupakan kelanjuan dari sesi perkuliahan Teori Akuntansi ini.

Berdasarkan pada buku Suwardjono, teori akuntansi dikembangkan menuju dua bentuk orientasi yaitu orientasi positif dan orientasi normatif. Di dalam buku ini lebih mengacu pada orientasi normatif dengan arah penalaran yang membangun dan mengembangkan sistem pelaporan keuangan yang diterapkan dalam suatu wilayah atau negara. Konten yang ada pada buku ini lebih banyak membahas mengenai pembentukan teori akuntansi secara pokok dengan bersumber pada aktivitas perekayasaan pelaporan keuangan sebagai landasan atau tema pembentukan teori tersebut. Sedangkan aktivitas perekayasaan merupakan suatu proses pemikiran atau penalaran secara logis guna memilih, menentukan dan menerapkan berbagai konsep, metode, teknik, teknologi, dan pendekatan secara praktis maupun teoritis guna mencapai tujuan sosial ekonomik tertentu.

Buku Teori Akuntansi karya Suwardjono memuat 13 bab yang saling terkait dan konsisten dalam konsep yang dituliskan. Bab 1 menjelaskan tentang pengertian akuntansi dari

(3)

perspektif seni, sains dan teknologi sehingga layak digunakan di dalam teori akuntansi. Berkaitan juga pada bab 2 tentang penalaran yang menjadi pokok pikiran utama dari seluruh materi yang ada di dalam buku. Dilanjutnkan dengan bab 3 yang menjelaskan bagaimana proses perekayasaan pelaporan keuangan dilakukan dan bagaimana struktur akuntansi yang diterapkan. Untuk memperluas pemahaman maka bab 4 lah yang melengkapi konsep pemagaman tersebut dengan gambaran tentang proses perekyasaan pelaporan keuangan di Amerika yang ujung tombaknya menghasilkan Conceptual Framework (kerangka kerja konseptual). Diikuti pada bab 5 yang menjelaskan mengenai konsep dasar yang menjadi basis penalaran dalam merekayasa suatu sitem pelaporan keuangan, selanjutnya setelah mengetahui konsep-konsep secara mendasar pada peaporan keuangan. Pembahasan materi yang berfokus pada elemen-elemen laporan keuangan telah dimuat dari bab 6 sampai bab 11, setelah mengetahui dan memahami elemen-elemen tersebut, maka selanjutnya dapat menentukan rerangka konseptual hingga akhirnya menjadi sumber informasi yang dapat disajikan dalam pelaporan keuangan yang tercantum di dalam bab 12. Terakhir sebagai penutup yakni bab 13 membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan harga guna menunjukkan keterpautan, koherensi atau relevansi rerangka akuntansi pokok yang berbasis historical cost dengan asumsi kestabilan daya beli dan nilai barang yang tersedia di pasar.

Apabila didiskripsikan secara skematis, maka buku Teori Akuntansi karya Suwardjono dapat memuat materi-materi sebagai berikut :

(4)

B

a

b

I

I

K

o

n

se

p

Pe

n

a

la

ra

n

B

a

b

I

I

K

o

n

se

p

Pe

n

a

la

ra

n

Bab III Proses

Perekayasaan dan

truktur Akuntansi

Bab III Proses

Perekayasaan dan

truktur Akuntansi

Bab IV Proses

Perekayasaan di

Amerika

Bab IV Proses

Perekayasaan di

Amerika

Conceptual

Framework

Conceptual

Framework

Bab V Konsep Dasar

Bab V Konsep Dasar

Bab VI-XI

Elemen-elemen dalam

Statement Keuangan

Statement Keuangan

Statement Keuangan

Pada sesi perkuliahan selanjutnya digunakan referensi buku yang kedua yakni financial accounting theory, karya William R Scott. Berdasarkan buku ini menjelaskan tentang metodologi dan praktik akuntansi, yang mengharuskan badan pembuat standar untuk selalu memastikan bahwa standar akuntansi yang telah dibuat bisa menjadi lebih efisien terhadap kinerja ekonomi. Tujuan dari pembahasan buku ini adalah untuk memberikan kesadaran tentang analisis kritis terhadap standar akuntansi yang berjalan saat ini beserta lingkungan pelaporannya, yang dipecah menjadi dua kepentingan pengguna laporan keuangan yakni pihak eksternal (investor) dan manager perusahaan itu sendiri.

Bab XII dan Bab XIII (Alternatif Akuntansi &

(5)

Pada kondisi yang ideal akan memunculkan pada sebuah situasi dimana akan diterapkannya akuntansi berbasis nilai. Hal tersebut sepanjang diterapkan akan memunculkan pada kondisi asimetri informasi, ada 2 aspek yang melatarbelakangi asimetri informasi yakni adverse selection dan moral hazard. Kedua aspek tersebut secara terpisah akan diidentifikasikan berdasarkan pengguna laporan keuangan. Pada investor, adverse selection adalah sebuah masalah yang membutuhkan adanya keputusan investasi rasional sedangkan moral hazard merupakan masalah yang membutuhkan identifikasi pada solusi memotivasi dan evaluasi kinerja manajemen. Dari problem tersebut, akan menimbulkan sebuah reaksi dari kedua kepentingan tersebut dimana pihak investor akan menimbulkan reaksi akuntansi berupa kemanfaatan keputusan dan pengungkapan penuh sedangkan reaksi akuntansi dari manajer adalah informasi yang benar/tepat vs informasi yang sensitif. Dari kedua reaksi tersebut maka dibutuhkan sebuah mediasi diantara 2 kepentingan pengguna laporan keuangan yakni berupa mediasi standar setting yang akan mengidentifikasikan keduanya apa saja permasalahan yang terjadi dan alternatif solusi yang bisa diterapkan pada keduanya.

Ada 4 komponen dasar yang dibahas pada buku ini yakni :

1. Topik tentang kondisi Ideal, yang dijelaskan secara tuntas pada bab 2 yang berjudul akuntansi dibawah kondisi ideal

2. Topik tentang pemilihan sulit (adverse selection) yakni yang dijelaskan pada bab : a. Bab 3 yang berjudul pendekatan kemanfaatan keputusan untuk pelaporan

keuangan.

b. Bab 4 yang menjelaskan tentang pasar sekuritas efisien

c. Bab 5 yang menjelaskan tentan perspektif informasi pada kemanfaatan keputusan d. Bab 6 yang menjelaskan tentang perspektif pengukuran pada kemanfaatan

keputusan.

e. Bab 7 yang menjelaskan tentang aplikasi perspektif pengukuran

f. Dan bab 8 yang menjelaskan tentang konsekuensi ekonomik dan teori akuntansi positif.

3. Topik tentang penyimpangan moral (moral hazard) ada 3 bab yang terkait yakni : a. Bab 9 tentang suatu analisis konflik

(6)

4. Topik yang terakhit adalah penyusunan standar, dimana ada 2 bab yang akan mengupas tentang topik ini yakni :

a. Bab 12 yang menjelaskan tentang penyusunan standard an isu ekonomik serta b. Bab 13 yang menjelaskan tentang penyusunan standar, isu politik

Untuk merealisasikan aktivitas atau praktik akuntansi yang baik dan benar, tidaklah cukup apabila hanya mempelajari akuntansi secara praktik saja. Sebab pada dasarnya dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai asumsi dasar, gagasan, konsep, penjelasan, dan sebagainya, yang seluruhnya telah saling berkaitan di dalam teori akuntansi. Unsur yang terdapat pada teori akuntansi sendiri adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik akuntansi bisa terjadi. Ada berbagai problematika atau masalah yang dikandung di dalamnya. Permasalahan ini membutuhkan penyelesaian agar bisa menemukan solusi yang tepat untuk menangani permasalshan-permasalahan tersebut, sebab tidak cukup hanya dengan mengandalkan pengalaman saja, namun untuk mencapai praktik akuntansi yang baik dan sehat, maka dalam menyelesaikan masalah juga diperlukan landasan teori yang sehat dan baik pula.

Namun, tidak semua solusi yang ditawarkan guna menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam Teori akuntansi bisa tuntas terselesaikan. Namun setidaknya dengan mempelajari teori akuntansi secara komprehensif mampu menjembatani berbagai keterbatasan pengalaman dan kemampuan praktis dalam menyelesaikan masalah. Teori akuntansi mampu membuat orang atau kelompok bisa memperhatikan jenis-jenis permasalahan melalui perspektif pandangan yang lebih luas dan terinci, sehingga bisa menyatukan kesepakatan mengenai solusi yang akan diterapkan guna menyelesaikan suatu permasalahan. Dan bila tanpa teori yang melandasinya maka tidaklah mustahil bila praktik akuntansi yang baik dan sehat bisa dipastikan tidak akan terealisasi.

(7)

TEORI AKUNTANSI PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN EDISI KE TIGA

SUWARDJONO

TEORI

AKUNTAN

SI

Akuntansi

Seni

Sains

Teknologi

Teori

BAB I PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Arti Penting Teori Akuntansi

(8)

Teori akuntansi adalah komponen terpenting dalam praktik akuntansi. Dinamisnya praktik akuntansi didominasi oleh perlakuannya dalam menghadapi berbagai masalah praktis dan professional (Kam (1990) dalam Suwardjono, 2013: 2). Pemahaman secara komprehensif oleh para praktisi dan lemabaga penyusun standar akan sangat memdukung pengembangan dan perbaikan standar akuntansi menuju praktik yang baik dan sehat. Teori akuntansi menjadi dasar penyelesaian masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara etika dan ilmiah.

Pengertian Akuntansi

Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan didefinisikan sebagai berikut: Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Dalam arti sempit,akuntansi didefinisikan sebagai proses, fungsi atau praktik sebagai berikut: Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan (APB Statement No.4 dalam Suwardjono, 2013: 10)

(9)

Ilmua sosial : mempelajari gejala sosial/ manusia Akuntansi

Sains Teknologi

Penjelasan ilmiah dengan metode ilmiah induktif atau empiris

Teori atau penjelasan ilmiah sebagai generalisasiRerangka konseptual sebagai justifikasi dan kebijakan

Pertimbangan logis dengan pertimbanagn nilai Perekayasaan sikasi atau suatu sistem pelaporan

Taksonomi

Pengertian akuntansi

Pengertian teori akuntansi

Hasil

Akuntansi Sebagai Seni, Sains, atau Teknologi

Dimulainya pengembangan teori akuntansi dianggap mulai ada sejak seseorang yang hendak memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Adapun yang dimaksud dengan akuntansi disebut sebagai seni yakni cara penerapannya, bukan sifatnya. Apabila akuntansi dipandang sebagai Sains, maka akan banyak yang membahas tentang gejala akuntansi. Akuntansi bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip umum guna menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk

(10)

akuntansi tidak mempunyai karakteristik sebagai sains, malainkan akuntansi masuk ke dalam bidang pengetahuan teknologi, sehingga akuntansi dapat didefinisikan sebagai “rekayasaan informasi dan pengendalian keuangan.”

Akuntansi Sebagai Seni, Sains, atau Teknologi

Pada awalnya pengembangan, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan karena orang yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Yang dimaksud dengan akuntansi dikatakan sebagai seni adalah cara menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan. Bila akuntansi dipandang sebagai Sains, akuntansi akan banyak membahas gejala akuntansi. Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan kebenaran penjelasan (teori). Akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat sebagai sains, karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “rekayasaan informasi dan pengendalian keuangan.” (Suwardjono, 2013: 15)

Teori Akuntansi Semantik, Sintaktik, dan Pragmatik

Teori akuntansi semantika menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut (Suwardjono, 2013: 30). Sedangkan Teori akuntansi sintaktik merupakan suatu teori yang berorientasi pada pembahasan masalah-masalah mengenai bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-elemen kauangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan (Suwardjono, 2013: 31). Dan yang terakhir, berdasarkan pada (Suwardjono: 2013:

(11)

Keluaran Proses

Masukan

32), teori akuntansi pragmatik lebih dipusatkan perhatiannya pada perubahan perilaku pemakai laporan sebagai dampak dari pengaruh informasi yang tersedia.

Aspek Pendekatan Penalaran

Menurut Suwardjono di dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 34, Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pertanyaan atau penjelasan. Pendekatan penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyatan umum yang disepakati (disebut premis ) ke pernyatan khusus sebagai simpulan ( konklusi ). Sebaliknya, penalaran induktif adalah negasi dari penalaran deduktif. Secara istilah, menurut Suwardjono dalam Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 35, penalaran ini dimulai dari suatu suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus yang dijelaskan.

BAB II

(12)

Definisi Penalaran

Apabila didefinisikan kata penalaran, maka statement yang dapat diketahui yakni adalah proses berpikir logis dan sistematis guna membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi (Mickerson (1986) dalam Suwardjon, 2013: 41).

Unsur dan Struktur Penalaran

Berikut ini adalah struktur dan proses penalaran di bangun atas dasar tiga konsep penting yaitu:

1. Asersi

Merupakan suatu pernyataan (pada umumnya adalah positif) yang menegaskan bahwa sesuatu ( misalnya teori) adalah benar (Suwardjono, 2013: 42). Asersi dapat di klasifikasi menjadi asumsi, hipotesis dan pernyataan fakta. Jenis asersi itu sebagai berikut :

a. Asumsi adalah asersi yang di yakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau menunjukan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang orang bersedia untuk menerima sebagai benar untuk keperluan diskusi atau debat . b. Hipotesis adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak di ketahui atau di

yakini bahwa asersi tersebut dapat di uji kebenarannya.

c. Pernyataan fakta adalah asersi yang bukti tentang kebenarannya di yakini sangat kuat atau bahkan tidak dapat di bantah.

Berdasarkan jensi asersi tersebut, maka asersi dapat berfungsi sebagai pembuat remis dan pembuat konkluksi (Suwardjono, 2013: 52). Pembuat remis (Peremis) merupakan asersi yang diterapkan guna mendorong dicetuskannya suatu konkluksi. Turunan dari serangkaian asersi adalah konklusi.

(13)

Secara istilah, keyakinan merupakan tingkat kebersediaan seseorang untuk menerima bahwa suatu pernyataan atau teori mengenai suatu fenomena atau gejala adalah benar. (Suwardjon, 2013: 42). Berikut ini properitas keyakinan yang perlu disadari dalam beragumen: keadabenaran, bukan pendapat, bertingkat Keyakinan, berbias, bermuatan nilai, berkekuatan, veridical, berketertempaan.

3. Argumen

Secara istilah, argumen merupakan serangkaian aseri beserta keterkaitan (atikulasi) dan inferensi atau penyimpulan yang di gunakan untuk mendukung suatu keyakinan. Argumen dapat diklasifikasikan menjadi sebagi berikut:

a. Argument deduktif.

Argument deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang di sepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan konkluksi. b. Argument induktif.

Penalaran ini berawal dari sutu pernyataan atau ke adaan yang khusus dengan pernyataan umum yang merupakan generealisasi dari ke adaan khusus tersebut. Bedanya dengan argument deduktif yang merupakan argument logis sedangkan argument induktif bersifat sebagi argumen ada benarnya.

Strategem. Strategem adalah pendekatan atau cara-cara untuk

mempengaruhi keyakinan orang dengan cara selain mengajukan argument yang valid atau masuk akal (Suwardjono, 2013: 72). Beberapa jenis stratagem antara lain: persusasi tak langsung, membidik orangnya, menyampingkan masalah, misrepresentasi, imbauan cacah, imbauan autoritas, imbauan tradisi, dilemma semu, dan imbauan emosi

Kecohan. Kecohan adalah jenis argument yang cenderung untuk mengajak

kita bahkan mungkin jika itu salah (Caderblom dan Paulsen (1986) dalam Suwardjono, 2013: 72)

Salah Nalar adapun yang dimaksud salah nalar yakni: menegaskan

konsekuen, menyangkal pentaksaan, perampatan lebih, parisilitas, pembuktian dengan analogi, perancuan ditariknya suatu kesimpulan.

(14)

BAB III

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Penulis telah mengungkapkan bahwa teori akuntansi dimaknai sebagai penalaran logis adalah sebaga pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa secara nasional berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono, 2005). Aplikasi dari pengetahuan perekayasaan inilah yang menjadi pelaporan keuangan nasional. Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk pengendalian alokasi sumber daya secara otomatis dengan diterapkannya Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk mengendalikan alokasi sumber daya secara automatis dengan mempengaruhi perilaku pengambil keputusan ekonomik yang dominan melalui informasi keuangan. penyediaan laporan keuangan harus dilakukan dengan cara tertentu berupa prinsip akuntansi yang diterima secara umum agar pengendalian yang dilakukan bisa dilakukan secara otomatis melalui sistem pengendalian yang tersedia..

(15)

Menurut Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 101, definisi Perekayasaan Akuntansi erupakan suatu pemikiran logis dan objektif untuk membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk mencapai tujuan negara

Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif

Terdapat beberapa aspek di dalam proses perekayasaan pelaporan keuangan yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu rerangka akuntansi, aspek-aspek tersebut diantaranya adalah pernyataan prostulat yang menggambarkan unit usaha-usaha, pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan, evaluasi kebutuhan informasi pemakai laporan, penentuan atau pemilihan yang dilaporkan, evaluasi tentang pengukuran, pengembanagan pernyataan umum, perancangbangunan struktur informasi akuntansi (Hendriksen 1982 dalam Suwardjono, 2013: 104).

Siapa Perekayasa

Proses di dalam perekayasaan bukan merupakan upaya perseorangan, melainkan upaya dari tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan kekuatan politik.

Aspek Semantik dalam Perekayasaan

Dari segi aspek semantik, perekayasaan pelaporan keuangan merupakan suatu proses dalam memilih dan menyimbolkan objek fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek statemen keuangan (Suwardjono, 2013:107)

Rerangka Konseptual

Menurut FASB, “SFAC No. 2, rerangka konseptual adalah a coherent system of

(16)

Model

Terdapat 4 komponen penting dalam model rerangka konseptual yang dikembangkan FASB, yaitu :

1. Tujuan pelaporan keuangan. 2. Kriteria kualitas informasi.

3. Elemen-elemen statemen keuangan. 4. Pengukuran dan pengakuan.

Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. FASB menuangkan empat komponen tersebut kedalam beberapa dokumen resmi berupa SFAC (Statement of Financial Accounting Concept)

Rerangka konseptual versi IASC

Rerangka konseptual versi IASC (International Accounting Standard Committee) disebut Framework for the Preparation and of Financial Statement atau oleh IAI diterjemahkan sebagai “Kerangka Dasar Penyususnan dan Penyajian Laporan Keuangan”. Tujuh komponen penting dalam rerangka konseptual IASC, antara lain:

a. The objective of financial statement b. Underlying assumptions

c. Qualitative Characteristic of Financial Statement d. The elements of financial statements

e. Recognition of the elements of financial statements f. Measurement of the elements of financial statement

g. Concepts of capital maintenance and the determination of profit

Prinsip Akuntansi

Segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda, dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan (Suwardjono, 2013: 122)

(17)

Konsep, prinsip, metoda, teknik, dll; yang sengaja dipilih dan diberlakukan dalam suatu lingkungan atau negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi (pernyataan) untuk dijadikan pedoman utama praktik akuntansi. (Suwardjono, 2013: 122)

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

Suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi, yuridis, teoritis, dan praktis (Suwardjono, 2013: 122). Beberapa versi PABU sebagai rerangka pedoman antara lain :

1. PABU versi APB (Accounting Principle Board)

PABU dalam versi ini terdiri dari landasan konseptual seperti dalam rerangka konseptual versi FASB dan GAAP yang disebut landasan operasional atau praktik yang terdiri dari prinsip mendasar, prinsip operasi umum, dan prinsip terinci.

2. PABU versi Rubin

Menganalogi tingkat keautoratifan yang membentuk suatu hirarki dengan suatu bentuk bangunan rumah. PABU versi Rubin menggambarkan PABU sebagai rerangka pedoman yang dideskripsikan oleh AICPA dalam SAS No 43.

3. PABU versi SAS No. 69

Menggambarkan GAAP sebagai dua hierarki paralel, satu untuk entitas nonkepemerintahan dan yang lain untuk entitas kepemerintahan.

4. PABU versi SPAP

Merupakan PABU yang diambil dari SAS No. 69, tetapi hanya diambil untuk entitas nonkepemerintahan (bisnis dan nonbisnis).

Struktur Akuntansi

Untuk praktik akuntansi dalam negara, Struktur Akuntansi menggambarkan pihak-pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan informasi keuangan dan saling-hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. Pihak-pihak yang

(18)

terlibat meliputi individual dan institusi, misalnya penyusunan standar, badan pembina pasar modal, perusahaan sebagai entitas.

Selain menggambarkan pengertian akuntansi secara luas dan sempit, struktur juga mempunyai beberapa manfaat seperangkat pengetahuan akuntansi, profesi yang ditawarkan, dan fungsi auditor dalam praktik akuntansi.

BAB IV

RERANGKA KONSEPTUAL- SUATU MODEL

Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB yang diwujudkan dalam seperangkat pernyataan resmi yang disebut Statement of Financial

Accounting Concepts.

Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Tujuan pelaporan menentukan konsep – konsep dan prinsip – prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan.

(19)

Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan / motivasi masing – masing individual di dalamnya (Suwardjo, 2013: 148)

Tujuan Bersama

Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. (Suwardjono, 2013: 149)

Tujuan Kelompok Dominan

Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari kelompok yang dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam pengambilan keputusan atau tindakan dari semua anggota masyarakat. untuk mempengaruhi kegiatan social (Suwardjono, 2013: 150)

Tujuan Pelaporan Keuangan FSAB

Tujuan pelaporan keuangan menurut FASB pada tiga aspek landasan pikiran, antara lain: 1. Ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hokum, politis, dan social tempat akuntansi

diterapkan

2. Dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisme pelaporan keuangan

3. Memerlukan suatu focus untuk menghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan internasionalnya.

Karakteristik dan keterbatasan informasi

(20)

1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau ekonomi secara keseluruhan

2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada penghitungan yang sifatnya lebih pasti

3. Sebagian besar merefleksi pengaruh kejadian transaksi yang telah terjadi ( histories ) 4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang

mengambil keputusan tentang badan usaha

5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos sehingga pertimbangan kos – manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan

Tujuan Pelaporan Entitas Non – Bisnis Tujuan Utama ( Primary Objectives ):

Pelaporan keuangan organisasi non - bisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut

Karakteristik Kualitatif Informasi

FASB merumuskan kualitas spesifik dalam dua kategori yaitu primer (primary) beserta unsur-unsurnya (ingredients), dan sekunder (secondary/interactive). Karakteristik SFAC no.2 yaitu:

(21)

Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No 1 dan SFAC No 4) Kriteria Kualitas Informasi (SFAC No 2)

Pengukuran dan Pengakuan (SFAC No 5 dan SFAC No 7)

Elemen statemen Keuangan (SFAC No 6) Memenuhi kriteria pengakuan

Media pelaporan keuangan lainnya

Informasi lain-lain

Catatan statemen keuangan

Informasi pelengkap

Statemen keuangan

Pengukuran Dan Pengakuan

Pengertian pengukuran dan pengakuan menurut Suwardjono, yaitu: Pengukuran

Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur ( jumlah rupiah ) yang akan diletakkan pada suatu objek ( elemen atau pos ) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribute objek tersebut. Pengakuan

Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan.

(22)

BAB V KONSEP DASAR

Konsep dasar pada umumnya, merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakterisitik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.

Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI )

Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC, antara lain :

1. Basic akrual ( accrual basis ) 2. Usaha berlanjut ( going concern )

Kesatuan Usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.

(23)

Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik. Dimana akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis.

Persamaan Akuntansi

Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat, system akuntansi harus di organisasi atas dasar persamaan akuntansi.

Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya

Arti Penting Laporan Periodik

Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk terus maju dan berkembang. Untuk mengetahui seberapa maju dan berkembangnya perusahaan yang dijalankan, maka perusahaan tersebut harus membuat laporan mengenai perusahaan secara periodik. Jika perusahaan tidak membuat laporan secara periodik, maka sulit untuk menentukan keputusan lebih lanjut.

Keterbatasan Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian hak eksternal dan manajemen. Lebih dari itu, walaupun segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam. Pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data non akuntansi dan akan diwawancarai dengan hal – hal yang sangat kualitatif dan subjektif.

(24)

Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Dan jika tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan berapa besarnya nilai tambahan tersebut, maka nilai tambah ini akan terealisasi kalau produk telah terjual dan asset ( kos ) baru masuk ke dalam kesatuan usaha.

Asas Akrual atau Himpun

Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul dikarenakan penggunan sumber ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut (Suwardjono, 2013: 237)

Pengakuan Hak Milik Pribadi

Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonomik atau asset. Karena pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan. Salah satu bentuk perlindungan adalah adanya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain.

Konservatisma

(25)

BAB VI ASET Pengertian

FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No 6, prg 25):

Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a perticular entity as a result of past transactions or events.

(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)

Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai berikut:

An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.

Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard Board (AASB) mendefinisi aset sebagai berikut:

Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting entity as a result of past transaction or other past events.

Berdasar uraian diatas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:

1. Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti

(26)

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas.

3. Timbul akibat transaksi masa lalu

Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset.

Pengukuran

Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran (measureability) manfaat ekonomik yang akan datang. Yang dimaksud pengukuran di sini adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya, yang akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut (Suwardjono, 2013:2 60)

Penilaian

Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan (Suwardjono, 2013: 274).

FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai berikut:

a. Historical cost.

b. Current (replacement) cost. c. Current market value.

d. Net realizable valueyang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.

(27)

Pengakuan

Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempebgaruhi aset. Disamping memenuhi definisi aset, kriteria keterukuran, keberpautan, dan keterandalan harus dipenuhi pula (Suwardjono, 2013: 287)

Penyajian

Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:

a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformatakun atau di bagian atas dalam neraca berformat laporan.

b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.

c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling lancar dicantumkan pada urutan pertama.

d. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan (misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.

BAB VII KEWAJIBAN Pengertian Kewajiban

FASB mendifinisikan kewajiban dalam kerangka konseptual sebagai berikut :

Kewajiban merupakan pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau

(28)

menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.

Karakteristik Utama Kewajiban

Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu: 1. Pengorbanan Manfaat Ekonomik

2. Keharusan Sekarang

3. Akibat Transaksi Masa Lalu

Karakteristik Pendukung Kewajiban

1. Melibatkan pembayaran kas 2. Identitas terbayar jelas

3. Berkekuatan hukum atau dapat dipaksakan secara hukum (legally enforceable)

Pengakuan

Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Kam (hlm 119-120) mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban yaitu ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisme, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan keterukuran nilai kewajiban. Keempat kaidah tersebut dapat memberikan petunjuk tentang adanya bukti teknis untuk mengakui kewajiban.

Pengukuran

Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan pengukuran aset, dan pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah dengan penghargaan sepakatan dalam transaksi-transaksi dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan suau kewajiban merefleksi nilai setara

(29)

tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya (Suwardjono, 2013: 321)

Penilaian

Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi, dengan kata lain penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Atribut pengukuran menurut FASB adalah nilai pasar sekarang, nilai pelunasan neto, dan Nilai diskunan aliran kas masa datang. Penilaian dalam tahap penelusuran adalah Penilaian kewajiban setiap saat dalam perioda dari saat pengakuan sampai pelunasan.

Pelunasan

Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha untuk memenuhi kewajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal usaha sehingga tia bebas dari kewajiban tersebut. pelunasan biasanya merupakan pemenuhan secara langsung kepada pihak yang berpiutang (Suwardjono, 2013: 328)

Penyajian

Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan kelancarannya sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah (a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau (b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.

(30)

BAB VIII PENDAPATAN Pengertian

Berbagai sumber mamaknai pendapatan kurang kebih sama walaupun dengan variasi yang berbeda. Dalam SFAC No. 6 FASB mendefinisikan pendapatan dan untung sebagai berikut :

Revenues are inflows or other enhancements of asset of an entity or setlements of its liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods, rendering service, or other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations (prg 78).

Gains are increasea in equity (net assets) from peripheral or incedental transaction of an entity and from all other transaction and other events and circumstances affecting the entity except those that result from revenues or invesment by owners (prg 82).

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan dari IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income) sebagai berikut: Income is increase in economic benefits during the accounting period

(31)

in the form inflows or enhancement of assets or decreases of liabilities that result in increase in equity, other than those relating to equity participants (hlm. 17).

The definition of income acompasses both revenue and gains. Revenue arises on the course of the ordinary activitiesof an enterprise and is referred to by a variety of different names including sales, fees, interests, dividends, royalties, and rents (hlm. 18).

Gains represent other items that meet the definition of income and may, or may not, arise in the course of the ordinary activities of an enterprise. Gaints represent increase in economic benefit and as such are no different in nature from revenues. Hense, they are not regarded as constituting a separate element in this framework (hlm. 18).

Karakteristik Pendapatan

1. Kenaikan Asset

2. Operasi Utama Berlanjut

3. Pelunasan, Penurunan, atau Pengurangan Kewajiban 4. Suatu entitas

5. Produk perusahaan 6. Pertukaran produk

7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk 8. Untung

Pengakuan Pendapatan

Pendapatan sebagai produk perusahaan tidak mengisyaratkan berapa jumlahnya dan berapa harus dicatat tetapi lebih mengisyaratkan berapa jumlahnya dan kapan harus dicatat tetapi lebih mengisyaratkan bahwa pendapatan memang ada atau terwujud, definisi tersebut lebih (Suwardjono, 2013: 392).

(32)

Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan dan realisasi pendapatan.

a. Pembentukan Pendapatan (Earning Process) b. Realisasi Pendapatan

Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu :

1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya.

2. Penguatan atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan diperolehnya aset lancar.

Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan koonfirmasi proses penghimpunan dana.

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesei diproduksi dan penjualan benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan kata lain, pendapatan belum dapat dikatakan ada dan diakui sebelum ada penjualan yang nyata. FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83):

a. Terealisasi atau cukup pasti terealisasi b. Terbentuk atau terhak

Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama proses produksi ini adalah :

1. Akresi: Yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau prose alamiah lainnya. 2. Apresiasi: Yaitu, selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (atau nilai

(33)

3. Penghematan Kos: Penghematan kos sering dikenal dengan potongan pembelian.

Masalah pengakuan saat penjualan : a. Kembalian dan potongan tunai b. Kos purna-jual

c. Kerugian piutang d. Transaksi penjualan e. Pada saat kas terkumpul f. Saat Pengakuan Penjualan Jasa

Penyajian

Masalah penyajian berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah memisahkan antara pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar biasa dan cara menuangkannya dalam statemen laba rugi (Suwardjono, 2013: 393)

BAB IX BIAYA Pengertian

(34)

Expenses are outflows or other using up of assets or incurrence of liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations (prg.80);

Losses are decreases in equities (net assets) from peripheral or incidental transactions of an entity and from all other transactions and other event and circumstances affecting the entity except those that result from expenses or distribution to owners (prg.83).

APB juga mendefinisi biaya sebagai kebalikan pendapatan sebagai berikut (APBN statement No. 4, prg. 134):

Expenses – gross decreases in assets or gross increases in liabilities recognized and measured in conformity with generally accepted accounting principles that result from those types of profit-directed activities of an enterprise that can change owners’ equity.

Dari berbagai sumber di atas dan sebagai lawan dari pendapatan, terdapat dua karakteristik penting yang melekat pada makna biaya yaitu:

1. Aliran keluar atau penurunan asset

2. Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus Karakteristik pendukung adalah berikut ini:

1. Penurunan Aset

2. Operasi Utama yang Menerus 3. Kenaikan Kewajiban

4. Penurunan Ekuitas 5. Aliran Fisis atau Moneter 6. Rugi

(35)

Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyakut masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nilai asset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan telah dipenuhi. Tidak seperti pendapatan atau untung, biaya dan rugi tidak mengalami masalah pembentukan dan realisasi (Suwardjon, 2013: 407)

Kriteria Pengakuan

Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut dipenuhi (SFAC No. 5, prg. 85):

a. Konsumsi manfaat (consumption of benefits).

b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of future benefits)

Penyajian Biaya

Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan sarana untuk itu adalah statemen laba-rugi. Penyajian elemen pendapatan, untung, biaya, dan rugi bergantung pada konsep tentang apa saja yang membentuk laba (Suwardono, 2013: 450)

BAB X LABA (INCOME) Pengertian Laba

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. (IAI, 1994 paragraph. 70).

(36)

Tujuan pelaporan laba diharapkan dapat digunakan antara lain :

 Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi

 Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen  Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak

 Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara

 Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public  Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang

 Dasar kompensasi dan pembagian bonus

 Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan  Dasar pembagian dividen

Makna Laba

Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut :

 Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas. Entitas dapat berupa perorangan/individual, kelompok individual, institusi, badan, lembaga, atau perusahaan

 Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir

 Perubahan dapat dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

Kapital disini berbeda dengan modal. Pengertian kapital dalam konteks laba akuntansi meliputi:

 Kapital bagi badan usaha atau manajemen yang menguasai sumber ekonomi ini (fisis atau finansial) adalah aset

 Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat utang, misalnya obligasi) adalah utang.

 Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat saham) adalah ekuitas.

(37)

Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian.

Jenis Kapital :

1. Kapital Finansial 2. Kapital Fisis

Skala Pengukuran:

1. Skala Nominal 2. Skala Daya Beli

Dasar atau Atribut pengukuran:

1. Kos Historis 2. Kos sekarang

Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi antara lain :  Entitas usaha bersama

 Entitas usaha atau bisnis  Entitas investor

 Entitas pemilik

 Entitas pemilik residual  Entitas pengendali  Entitas dana

Penyajian Laba

Walaupun teori entitas yang dibahas diatas berkaitan dengan masalah penyajian, masalah lebih difokuskan pada masalah konseptual tentang apa yang disebut laba. Masalah konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-pos transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik (transaksi modal). Pos-pos operasi

(38)

dalam arti luas (transaksi nonpemilik) pada umumnya dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas (Suwardjono, 2013: 509).

BAB XI EKUITAS

Dalam kerangka dasar Standart Akuntansi Keuangan (2002) misalnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mandefinisi ekuitas sebagai berikut :

“Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”. Godfrey, Hodgson,dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar criteria sebagai berikut:

a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim b. Hak penggunaan aset dalam operasi

c. Substansi ekonomik perjanjian

(39)

Tujuan Penyajian Ekuitas

Informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah :

1. Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.

2. Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan modal setoran kepada pemegang saham.

3. Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.

Modal Setoran Dan Laba Ditahan

Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan demikian untuk mengukur seluiruh hak pemegang saham atas asset, laba ditahan harus digabungkan dengan modal setoran (Suwardjono, 2013: 516).

(40)

Tujuan utama dari perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat transaksi operasi. (Suwardjono, 2013: 520). Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoretisnya adalah:

1. Pemesanan saham

2. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar.

3. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar, 4. Dividen saham.

5. Hak beli saham, Opsi saham. Waran. 6. Saham treasuri.

Perubahan Laba Ditahan

Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam satu periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu :

1. Penyesuaian periode-lalu.

2. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya. 3. Pengaruh perubahan akuntansi.

4. Kuasi-reorganisasi.

Penyajian Modal Pemegang Saham

Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan yang mengalami defisit dan dalm kondisi perusahaan dilikuidasi.

Perincian Laba Ditahan

Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar :

(41)

1. Perincian atas dasar sumber.

2. Perincian atas dasar tujuan penggunaan.

BAB XII

PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETATIF Konsep Pengungkapan

Terdapat beberapa sumber yang mengemukakan pengertian pengungkapan, diantaranya adalah Evans (2003). Dia menyatakan bahwa pengertian dari pengungkapan adalah Penyediaan informasi dalam statemen keuangan termasuk statemen keuangan itu sendiri, catatan atas statemen keuangan, dan pengungkapan tambahan yang berkaitan dengan statemen keuangan.

Siapa yang Dituju

Rerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan ditujukan terutama untuk mereka. Informasi yang diungkapkan untuk kepentingan publik secara umum harus dilindungi dan dilayani, dan juga informasi kualitatif juga dituntut disediakan, sehingga pengungkapan cenderung meluas.

Fungsi atau Tujuan Pengungkapan

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yag dipandang peru untukmencapai tujuan pelaporankeuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Pengungkapan dapat dibagi menjadi beberapa tujuan,

(42)

yaitu: tujuan melindungi, tujuan informatif, dan tuuan ebuthan khusus (SUwardjono, 2013: 580)

Kendala Pengungkapan

Epstein dan Pava dalam Evans (2003) menghasilkan temuan yang dapat menjadi pertimbangan penyusun standar untuk menentukan tingkat pengungkapan yang sebenarnya tidak perlu diungkapkan sebagai berikut:

a. Investor mendasarkan keputusan investasinya dalam perspektif jangka panjang b. Pengaruh pialang terhadap keputusan makin berkurang

c. Pemegang saham berkeyakinan bahwa laporan tahunan makin bermanfaat disbanding sebelumnya

d. Laporan arus kas lebih penting bagi para pemakai daripada laporan laba rugi e. Pendapat auditor makin bermanfaat disbanding sebelumnya

f. Diskusi dan analisis manajemen kurang bermanfaat

Pengungkapan Sukarela

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Teori signaling melandasi pengungkapan sukarela ini (Suwardjono, 2013: 583).

Motode Pengungkapan

Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis informasi disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan beserta informasi lain yang berpaut. Motode ini biasanya ditentkan secara spesifik dalam standar akuntansi atau peraturan lain.

Sarana Interpretif

Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran praktis untuk menambah kebermanfaatan dan keberpautan informasi akuntansi yang disajikan melalui

(43)

media statemen keuangan. Sarana interpretif dalam tataran praktis mengandung pengertian bahwa butir-butir pengungkapan telah diakui sesuai dengan standar akuntansi yang mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan itu sendiri (Suwardjono, 2013: 601)

Revisi Kos Fasilitas Fisis

Dalam beberapa hal khusus, penilain kembali fasilitas fisis yang berakibat revisi terhadap kos tercatat tidak dapat dihindari. Beberpa hal khusus yang menghendaki penilaian kembali adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan akan dibeli sehingga terjadi penggantian hak milik atau perubahan entitas yang menghendaki pencatatan aset pada nilai perusahaan baru berdiri

2. Kuasi reorganisasi untuk penyerapan deficit

3. Penggadaian aset yang menghendaki penilaian untuk menentukan nilai gadai 4. Peraturan pemerintah yang mengharuskan revaluasi

5. Terjadinya musibah yang menghendaki penilaian untuk menentukan jumlah ganti rugi/asuransi

6. Penilaian aset untuk keperluan penentuan nilai asuransi aset 7. Penentuan nilai aset untuk keperluan pajak.

Pengurangan Nilai Buku Fasiitas Fisis

Berkaitan dengan revisi kos fasiitas fisis adaah pengurangan atau penghapusan sebagian kos atau nilai buku karena alasan teknis atau ekonomik tertentu dan bukan semata-mata karena penurunan harga ata devaluasi. Pengurangan dapat dilakukan kalau suatu kondisi menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan asset untuk mendatangkan laba atau kas di masa datang (Suwardjono, 2013: 610).

BAB XIII

(44)

Masalah Akuntansi

Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur dan pemertahanan kapital (Suwardjono, 2013: 620).

a. Masalah Penilaian

Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.

b. Masalah Unit Pengukur

Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan nilai unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi suatu negara.

c. Masalah Pemertahanan Kapital

Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran. Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.

Pos-Pos Moneter Dan Non-Moneter

Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.

Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi

(45)

daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan daya beli berubah.

Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.

Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir perioda.

Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter dengan untung atau rugi penahanan (Suwardjono, 2013: 623)

Perubahan Harga

Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang / jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan / keluaran). Berdasarkan karakteristik perubahan harga ada tiga jenis, yaitu:

1. Perubahan Harga Umum

Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang

(46)

atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara (Suwardjono, 2013: 626).

2. Perubahan Harga Spesifik

Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun pasar keluaran. Perubahan harga spesifik terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat (Suwardjono, 2013: 632)

3. Perubahan Harga Relatif

Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan (Suwardjono, 2013: 634)

Daya Beli Konstan

Merupakan salah satu sarana guna mempertahankan kapital atas dasar daya beli. Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan (Suwardjono, 2013: 637). Dengan daya beli sebagai basis pengukuran diharapkan perusahaan mampu mempertahankan sumber ekonomik untuk membeli barang dan jasa, dalam suatu kondisi perekonomian tertentu. Dalam mengatasi masalah penilaian diatasi dengan akuntansi kos sekarang dan berbagai variannya. Masalah unit pengukur diatasi dengan akuntansi daya beli konstan dengan berbagai variasinya dan akuntansi hibrida mengatasi dua jenis masalah tersebut. Secara khusus, berbagai model akuntansi ditawarkan untuk mengatasi masalah perubahan harga . tiap model merupakan hasil interaksi antar tiga faktor penentu laba dalam konsteks perubahan harga, yaitu dasar penilaian, definisi kapital dan skala pengukuran.

(47)

Akuntansi Kos Sekarang

Bersumber pada Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 641 adapun tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu periode dengan cara mempertahankan awal kapital. Akuntansi kos sekarang digunakan sebagai dasar. Ada dua perbedaan yang tampak,yaitu: Pertama, laba akan terbagi menjadi dua komponen yaitu laba akibat kegiatan operasi perusahaan dan laba akibat kegiatan menahan kapital fisis. Kedua, untung / rugi yang belum terrealisasi akibat penahanan aset dimasukkan dalam statemen laba-laba.

Hybrid Accounting

Bersumber pada Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi jilid 2013 halaman 651, definisi akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak stabil sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah penilaian.

(48)

FINANCIAL ACCOUNTING THEORY 7TH EDITION

WILLIAM R SCOTT

BAB I INTRODUCTION

Pada kondisi yang ideal akan memunculkan pada sebuah situasi dimana akan diterapkannya

akuntansi berbasis nilai. Hal tersebut sepanjang diterapkan akan memunculkan pada kondisi asimetri informasi, ada 2 aspek yang melatarbelakangi asimetri informasi yakni adverse selection dan moral

(49)

tersebut secara terpisah akan diidentifikasikan berdasarkan pengguna laporan keuangan. Pada investor, adverse selection adalah sebuah masalah yang membutuhkan adanya keputusan investasi rasional sedangkan moral hazard merupakan masalah yang membutuhkan identifikasi pada solusi memotivasi dan evaluasi kinerja manajemen. Dari problem tersebut, akan menimbulkan sebuah reaksi dari kedua kepentingan tersebut dimana pihak investor akan menimbulkan reaksi akuntansi berupa kemanfaatan keputusan dan pengungkapan penuh sedangkan reaksi akuntansi dari manajer adalah informasi yang benar/tepat vs informasi yang sensitif. Dari kedua reaksi tersebut maka dibutuhkan sebuah mediasi diantara 2 kepentingan pengguna laporan keuangan yakni berupa mediasi standar setting yang akan mengidentifikasikan keduanya apa saja permasalahan yang terjadi dan alternatif solusi yang bisa diterapkan pada keduanya.

Asimetri Informasi

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Agency

Theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan pemilik

(prinsipal).

Adverse Selection

Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar.

Moral Hazard

Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya

(50)

pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar.

BAB II

AKUNTANSI DIBAWAH KONDISI IDEAL

Ada 2 kondisi pada akuntansi berbasis nilai yakni kondisi ideal dan kondisi non ideal. Kedua kondisi tersebut tidak dapat dipisahkan sehingga memerlukan

Definisi Kondisi Ideal

Menurut Scott (2006) yang dimaksud kondisi ideal adalah suatu perekonomian yang dicirikan oleh pasar sempurna dan lengkap, atau tidak adanya asimetri informasi dan halangan-halangan lainnya bagi operasi pasar yang wajar dan efisien. Kondisi tersebut juga disebut ‘first-best’. Pada kondisi ideal, nilai pasar aset dan kewajiban dpt menjadi ukuran tak langsung nilai perusahaan. Karakteristik kondisi ideal dalam kepastian (certainty) adalah arus kas masa depan dan tingkat bunga bebas risiko dipublikasi dan pasti. Model nilai sekarang

(51)

(present value model) menyediakan informasi yang relevan sepenuhnya kepada pengguna laporan keuangan. Dalam konteks ini informasi yang relevan didefinisikan sebagai informasi mengenai prospek ekonomi perusahaan di masa depan, terutama terkait dengan dividen, arus kas, dan profitabilitas.

Akuntansi Kondisi Ideal

Laporan keuangan dapat menghasilkan informasi yang relevan sekaligus reliabel. Laba bersih dapat dihitung dari perkalian tingkat bunga dengan nilai tunai awal aktiva yang disebut juga accretion of discount. Karena kondisi ideal, maka laba bersih ini akan sebesar laba yang terealisir yang disebut ex post net income (atau realized net income). Walaupun laba dapat dihitung dengan sempurna, informasi laba bersih dalam laporan rugi laba tidak memiliki peran karena laba bersih sudah dapat ditentukan dari necara.

Nilai pasar aktiva akan sama dengan nilai tunai aktiva tersebut. Dalam kondisi ideal akan selalu terjadi harga ekuilibrium antara nilai pasar dan nilai tunai, karena itu proses arbitrage tidak bisa terjadi. Kebijakan dividen tidak relevan (dividend irrelevancy) karena apabila investor menerima dividen dan menginvestasikannya dengan tingkat bunga yang sama, maka hasilnya akan sama dengan apabila dividen tersebut tidak diambil. Nilai tunai bagi investor akan sama saja.

Dalam kondisi ideal juga dikenal first best. First best adalah tidak ada asimetri informasi. Berikutnya ada istilah second best, yaitu ada asimetri informasi, jadi lebih realistik. Kondisi ideal tidak mungkin terjadi. Karena itu, kondisi ideal hanya berfungsi sebagai benchmark. Dalam kondisi ideal, capital maintenance (laba merupakan perbedaan dua neraca berurutan) cocok digunakan. Kondisi ideal dengan ketidakpastian (uncertainty) memiliki karakteristik:

a. Tingkat suku bunga diketahui.

b. Kondisi ekonomi (state) dipublikasi dan lengkap. c. Probabilitas terjadinya kondisi ekonomi diketahui. d. Realisasi kondisi ekonomi dapat diobservasi

Logika Model PV di bawah ketidakpastian digunakan (spt kepastian) kecuali nilai pasar didasarkan pd arus kas harapan, yang menganggap investor netral risiko. Dalam kondisi ideal dengan

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini mempelajari pengetahuan dan pemahaman mengenai teori – teori komunikasi memahami bagaimana teori ditemukan, dikonstruksikan, dan kemudian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah dengan sistem kooperatif benar-benar dapat meningkatkan kinerja mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Akuntansi di STIE

Adapun tujuan pengembangan teori akuntansi adalah untuk memahami praktik akuntansi yang saat ini dilakukan, kemudian mempelajari kelemahan dan kekurangan dari

Dalam mempelajari dan menilai teori akuntansi maka pendekatan yang digunakan adalah dengan menggolongkan berdasarkan asumsi yang digunakannya, bagaimana teori itu dirumuskan

Teori akuntansi di definisikan sebagai alasan yang logis dalam bentuk suatu set prinsip yang luas yang memberikan kerangka umum dari rujukan dimana prinsip akuntansi dapat dinilai,

Mampu menguasai konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu akuntansi yang meliputi antara lain, akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi keperilakuan, auditing,

Tujuan Penulisan Buku Pada kondisi ideal, Akuntansi dapat menunjukkan arus kas dan probabilitas suatu perusahaan, akan tetapi pada kenyataannya terdapat suatu kejadian yang disebut

Akuntansi Sains Teknologi Pengertian Akuntansi Ilmu sosial: mempelajari gejala sosial/manusia Penjelasan ilmiah dengan metoda ilmiah induktif/empiris Teori atau