• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VIII

PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)

Banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dimodelkan dalam persamaan diferensial. Untuk menyelesaikan masalah tersebut kita perlu menyelesaikan pula persamaan diferensialnya. Dalam bab ini persamaan diferensial yang diberikan dibatasi pada persamaan diferensial tingkat satu khususnya sampai pada persamaan diferensial eksak.

TIK : Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan persamaan diferensial yang diberikan.

8.1. Pengertian Persamaan Diferensial

Secara matematis, ersamaan diferensial (PD) adalah persamaan yang memuat hasil bagi diferensial atau didalamnya terdapat turunan-turunan. Secara fisis, persamaan diferensial adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara turunan (derivatif) dari satu variabel tak bebas terhadap satu/lebih variabel bebas.

Banyak permasalahan dalam berbagai bidang teknik, fisika maupun bidang – bidang kehayatan yang dapat dimodelkan ke dalam bentuk persamaan diferensial. Berikut diberikan beberapa contoh fenomena di alam yang dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial.

Fenomena Persamaan Diferensial

Peluruhan zat radioaktif dt km

dm, dengan m = massa zat, t = waktu, dan k adalah konstanta pembanding

Hukum Newton tentang

gerak F  m 2

2

dt s

d , dengan F  gaya, m  massa benda, s  jarak, dan t = waktu.

Model logistik menurut

Verhulst

a bP

P

dt

dP  , dengan P  besar populasi, t  waktu, dan a, b konstanta.

Laju perubahan tekanan

uap suatu zat T

kP dT

dP , dengan P  tekanan uap dan T  suhu.

Model ayunan (bandul)

sederhana 2 0

2

 

sin

l g dt

d , dengan   sudut perpindahan bandul, g  konstanta gravitasi, dan l  panjang tali bandul

Berdasarkan banyaknya variabel bebas, persamaan diferensial dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Persamaan Diferensial Biasa, yaitu persamaan diferensial yang mengandung hanya satu variabel bebas

Contoh : 1. kx dx dy

2. y3y2sinx

(2)

3. y y1 x

2. Persamaan diferensial parsial, yaitu persamaan diferensial yang mengandung lebih dari satu variabel bebas.

Contoh : 1.

z y y x x y

 

 

2.  0

 

z

y x z x

z .

Beberapa istilah penting dalam PD :

Tingkat (Orde) suatu PD adalah tingkat turunan tertinggi yang muncul dalam PD tersebut.

Derajat (degree) suatu PD adalah pangkat dari turunan orde tertinggi jika PD tersebut ditulis sebagai polinomial dalam turunan.

Contoh :

1. kx

dx

dy  PD tingkat 1 derajat 1

2. y3y2sinx PD tingkat 2 derajat 1 3. y(y)2y PD tingkat 3 derajat 1 4. y y1x PD tingkat 2 derajat 2

Suatu persamaan yang tidak lagi memuat turunan dan memenuhi suatu persamaan diferensial disebut penyelesaian atau selesaian persamaan diferensial.

Contoh : Persamaan yx2xC merupakan selesaian dari PD: yy2 x 3 sebab 1

2 

x

y dan y2 sehingga yy(2x1)22x3.

Penyelesaian suatu persamaan diferensial dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial (PUPD) adalah selesaian PD yang masih memuat konstanta penting (konstanta sebarang).

b. Penyelesaian Partikulir/Khusus Persamaan Diferensial (PPPD/PKPD) adalah selesaian PD yang diperoleh dari PUPD dengan mengganti konstanta penting dengan konstanta yang memenuhi syarat awal atau syarat batas yang diberikan.

Contoh : PD 2 0

2

dxy

d ditulis 0

 

dx dy dx

d sehingga dx

dx d dy0

 

 .

Jika kedua ruas diintegralkan, diperoleh dx dx

d dy

0 sehingga dydxC1.

Persamaan terakhir diubah bentuk menjadi dyC1dx .

Dengan mengintegralkan kembali kedua ruas diperoleh PUPD : yC1xC2, dengan C1 dan C2 konstanta sebarang. Jika diberikan syarat awal dan syarat batas pada PD tersebut misalnya y  1 untuk x  0 dan y  4 untuk x  1, maka diperoleh C1 = 3 dan C2 = 1, sehingga

(3)

Jenis PD yang akan dibahas di sini adalah PD tingkat satu derajat satu yang meliputi PD terpisah, PD tak terpisah tetapi dapat dipisahkan, PD homogen, serta PD eksak.

8.2. PD Terpisah :

Bentuk umum : f(x) dx + g(y) dy = 0.

Cara menyelesaikan adalah dengan mengintegralkan kedua ruas terhadap variabel yang muncul dalam diferensialnya masing-masing.

Contoh: Selesaikan PD 1. x3dx + (y+1)dy = 0 2. ex dx + 0

1 

dy e

e

y y

Penyelesaian :

1. x3dx + (y+1)dy = 0

x3dx

(y1)dy

0dx

1 2

4 1

2 1 4

1x(y)C atau x42(y1)2C

2. ex dx + 0 1 

dy e

e

y y

e dx

eye dy

dx

y

x 0

1

ex + C

e ) e ( d

y y

 

11

ex + ln (ey + 1) = C

8.3. PD yang Dapat Dipisahkan

Bentuk umum : f(x).g(y)dxp(x).q(y)dy0

PD di atas bukan PD terpisah, tetapi dapat dipisahkan dengan cara membagi kedua ruas persamaan dengan g(y).p(x) sehingga diperoleh PD terpisah.

Contoh : Selesaikan :

1. x2(y1)dxy2(x1)dy0 2. 4xdyydxx2dy

Penyelesaian :

1. x2(y1)dxy2(x1)dy0 1 0

1

2 2

 

  dy

y dx y x

x

1 0 1 1 1

1

1 2

2

 

 

dy

y dx y x

x

(4)

1 0 1 1 1 1

1 1

1 

 

dy

y ) y )(

y dx ( x

) x )(

x (

1 0 1 1 1

1 1 

 

 

]dy

y y [ dx x ] x [

1 0 1 1 1

1 1 

 

 

[x x ]dx [y y ]dy

C

| y

| ln ) y (

| x

| ln ) x

(     1  1

2 1 1 2 1

1 2 2

2. 4xdyydxx2dy 0 4xx2)dyydx(

0 4x)dyydx(

x

4 0

 

) x ( x

dx y

dy

x B x A ) x (

x   

 4

4 1

A(4 – x) + Bx = 1 x = 0  4A = 1  A =

4 1

x = 4  4B = 1  B = 4 1

x B x A ) x (

x   

 4

4

1 =

4 1

x 1 +

4 1

x

 4

1

4 0

dyy x( dxx)

ln |y| + 4

1

1xdx + 41

41xdx = C

ln |y| + 4

1 ln |x| – 4

1 ln |4 – x| = C

8.5. PD Homogen

PD: M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 disebut PD homogen, jika M(x,y) dan N(x,y) masing-masing merupakan fungsi homogen berderajat sama.

f(x,y) disebut fungsi homogen derajat n, jika f(x, y) = nf(x,y) Contoh:

Tentukan apakah fungsi di bawah ini homogen.

1. f(x,y) = x4 – x3y

2. f(x,y) = x2 + sin x cos y Penyelesaian

(5)

f(x,y) = (x)4 – (x)3 (y) = 4x4 - 3x3.y = 4x4 - 4x3y = 4 (x4 - x3y)

Jadi f(x,y) merupakan fungsi homogen derajat 4.

2. Sebagai latihan

Penyelesaian PD homogen adalah dengan substitusi : y = vx, sehingga akan menjadi PD terpisah dalam variabel v dan x.

Contoh :

Selesaikan PD (x3 + y3) dx + 3xy2 dy = 0 Penyelesaian :

(x3 + y3) dx – 3xy2 dy = 0

M(x,y) = x3 + y3, N(x,y) = 3xy2 masing-masing merupakan fungsi homogen berderajat 3, jadi PD di atas merupakan PD homogen.

Substitusi y = vx  dy = v.dx + x.dv, maka PD menjadi (x3 + v3x3) dx + 3xv2x2 (v dx + x dv) = 0

x3(1 + v3) dx + 3x3v3 dx + 3x4v2 dv = 0 (1 + v3) dx + 3v3 dx + 3xv2 dv = 0 (1 + 4v3) dx + 3xv2 dv = 0

Kedua ruas dibagi dengan (1 + 4v3). x sehingga menjadi 0

4 1

3

3 2

dv

v v x dx

v C ) v ( d x

dx

3

3

4 1

4 1 4 1

C ) v ln(

x

ln  14 3  4

1

C ] x) ( y ln[

x

ln  14 3  4

1

8.6. PD Eksak

PD berbentuk M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 disebut PD Eksak, jika

x N y M

 

 .

Penyelesaian PD eksak:

Misalkan penyelesaiannya berbentuk : F(x,y) = C (C=konstanta) Jika diambil turunan totalnya, maka

dF = x F

dx + y F

dy = 0

Berdasarkan bentuk umum PD eksak, maka diperoleh M = x F

 dan N = y F

 .

Misalkan  x F

dx =  M dx

(6)

F(x,y) =

x

Mdx + (y), dengan (y) adalah fungsi sebarang yang akan dicari dengan cara menyamakan turunan F(x,y) terhadap y dengan N(x,y), yaitu

y F

 = ( Mdx) y

x

+ ’(y) = N(x,y)

Contoh :

Carilah SUPD dari PD :

1. (4x3y3 – 2xy) dx + (3x4y2 – x2) dy = 0 2. (2x3 + 3y) dx + (3x + y – 1) dy = 0 Penyelesaian :

1. (4x3y3 – 2xy) dx + (3x4y2 – x2) dy = 0 M(x,y) = 4x3y3 – 2xy  x y x

y

M 12 3 22

N(x,y) = 3x4y2 – x2x y x x

N 12 3 2 2

PD di atas adalah PD eksak.

Penyelesaian berbentuk F(x,y) = C1

Misalkan x F

= M(x,y) = 4x3y3 – 2xy

F(x,y) = ( x y xy)dx x y x y (y)

x

4 3 32 4 3 2

x y x '(y) y

F   

4 2 2

3

N(x,y) = 3x4y2 – x2 Karena

y F

= N(x,y), maka diperoleh ’(y) = 0, sehingga (y) = C2.

Jadi penyelesaiannya adalah 3x4y2x2C2C1 atau 3x4y2x2C dengan C = C1-C2.

2. (2x3 + 3y) dx + (3x + y – 1) dy = 0 M(x,y) = 2x3 + 3y  3

y M

N(x,y) = 3x + y – 1  3

x N

PD di atas adalah PD eksak.

Penyelesaian berbentuk F(x,y) = C1

Misalkan y F

= N(x,y) = 3x + y – 1

F(x,y) =

(3xy1)dy3xy21y2y(x)

(7)

) x ( ' x y

F  

 3 , sedangkan M(x,y) = 2x3 + 3y

Karena x F

= M(x,y), maka diperoleh ’(x) = 2x3, sehingga (x) = 4 2 1x .

Jadi penyelesaiannya PD eksak di atas adalah xyy2y 2

3 1 + 4

2

1x = C.

Soal Latihan

Untuk soal no. 1-6, selesaikan PD di bawah ini

1. x(y )

y dx

dy

3 4

 

2. (1 + x3) dy – x2y dx = 0

3. (2x + 3y) dy + (3x + 2y) dx = 0 4. (1 + 2 y

x

e ) dx + 2 y

x

e (1 – 2 y

x) dy = 0

5. (y2

xy2

e + 4x3) dx + (2xy

xy2

e – 3y2)dy = 0 6. (x3 + xy2 + x2) dx + x2y dy = 0

7. Diketahui banyaknya obat berkurang dengan laju tetap. Jika banyaknya obat semula adalah 100 ml dan setelah 4 jam obat yang tersisa 90 ml, maka tentukan saat obat habis terserap (untuk kasus ini kinetika obat dikatakan mengikuti reaksi orde ke nol).

8. Diketahui banyaknya obat berkurang dengan laju sebanding dengan banyaknya obat yang tersisa. Jika banyaknya obat semula adalah 100 ml dan diketahui waktu paruh obat adalah 4 jam, tentukan:

a. waktu obat tinggal 10 ml b. pernahkah obat habis terserap ?

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk umum persamaan diferensial eksak orde satu dengan empat peubah :.. Penelitian ini membahas tentang penyelesaian umum dari persamaan

Klasifikasi Persamaan Diferensial  Menyusun Persamaan Diferensial  Persamaan Diferensial Peubah Terpisah  Persamaan Diferensial Koefisien Fungsi Homogen 

Tujuan dari penulisan skripsi ini dengan judul Persamaan Diferensial Bessel dan Penerapannya adalah mengetahui penyelesaian Persamaan Diferensial Bessel dengan metode deret kuasa

Metode penyelesaian tersebut dilakukan dengan mengubah persamaan diferensial Hill yang merupakan persamaan diferensial linear homogen orde dua ke bentuk sistem persamaan

1. Tentukan banyaknya konstanta sebarang atau angka penting primitif yang diketahui. Hasil akhirnya adalah persamaan yang diminta jika dalam persamaan tersebut tidak

Metode penyelesaian tersebut dilakukan dengan mengubah persamaan diferensial Hill yang merupakan persamaan diferensial linear homogen orde dua ke bentuk sistem persamaan

Penerapan dari Persamaan Diferensial Bessel dalam penyelesaian Persamaan Diferensial Linear homogen orde kedua dengan koefisien variabel dapat ditemukan ke pada getaran yaitu

Tuliskan persamaan diferensial pada soal dalam bentuk umum persamaan bernoulli, untuk mendapatkan n yang tepat,