• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUBSEKTOR FABRIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUBSEKTOR FABRIKASI"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN

SUBSEKTOR FABRIKASI

Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual dan/atau Las Gas (Metal)

LOG. OO05.012.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA LUAR NEGERI

(BBPLKLN) – CEVEST BEKASI

(2)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN

SUBSEKTOR FABRIKASI

Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual dan/atau Las Gas (Metal)

LOG. OO05.012.01

BUKU KERJA

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA LUAR NEGERI

(BBPLKLN) – CEVEST BEKASI

Jl. Guntur Raya No.1 Bekasi 17144, Telepon:021-8841147, Fax: 021-884116

(3)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN

SUBSEKTOR FABRIKASI

Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual dan/atau Las Gas (Metal)

LOG. OO05.012.01

BUKU PENILAIAN

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA LUAR NEGERI

(BBPLKLN) – CEVEST BEKASI

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi.

Dalam rangka menerapkan pelatihan berbasis kompetensi tersebut diperlukan adanya standar kompetensi kerja sebagai acuan yang diuraikan lebih rinci ke dalam program, kurikulum dan silabus serta modul pelatihan.

Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi Melakukan rutinitas pengelasan menggunakan Las Busur Manual dan atau Las Gas (Las Gas CO2) dengan kode unit.

LOG.OO05.012.01. Modul pelatihan berbasis kompetensi terdiri dari 3 buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana buku yang satu dengan yang lainnya saling mengisi dan melengkapi, sehingga dapat digunakan untuk membantu pelatih dan peserta pelatihan untuk saling berinteraksi.

Demikian modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual dan / atau Las Gas (Metal), sektor Logam Mesin sub sektor Fabrikasi ini kami susun, semoga bermanfaat untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.

Bekasi, ... 2009 KEPALA BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN

KERJA LUAR NEGERI – CEVEST BEKASI

Drs. Edy Dawud, M.Si NIP. 19570228 197903 1 002

(6)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --- 1

DAFTAR ISI --- 2

BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) --- 3

A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) --- 3

B. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) --- 7

BAB II URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN --- 9

A. Syarat Pengelasan --- 9

B. Persiapan Materi Untuk Pengelasan --- 13

C. Mengeset Mesin Las --- 16

BAB III MATERI PELATIHAN MELAKUKAN RUTINITAS PENGELASAN MENGGUNAKAN LAS BUSUR MANUAL DAN ATAU LAS GAS (LAS GAS CO2) --- 20

A. Metode Penggunaan Mesin Las CO2 --- 20

B Butt Welding --- 21

C. Hal Penting pada saat Pengelasan --- 23

D. Cacat-cacat Las --- 27

BAB IV SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI --- 28

TIM PENYUSUN --- 29

(7)

BAB I

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) A. STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)

KODE UNIT : LOG.OO05.012.01

JUDUL UNIT : Melakukan rutinitas pengelasan menggunakan Las Busur Manual dan / atau Las Gas (Metal)

DESKRIPSI UNIT : Unit ini menggambarkan kegiatan melakukan proses pengelasan menggunakan las listrik atau gas yang meliputi proses dalam menentukan persyaratan atau epesifikasi pekerjaan, menyiapkan material, mengeset mesin las dan elektroda sesuai spesifikasi manufaktur serta melaksanakan proses pengelasan secara rutin berdasarkan prosedur operasi standar

Persyaratan pendahuluan:

LOG.OO 02.012.01: Melaksanakan perhitungan matematika LOG.OO.05.028.01: Bukaan/bentangan geometri

LOG.OO 09.002.01: Membaca gambar teknik

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

01. Menentukan Persyaratan Pengelasan

1.1. Persyaratan Pengelasan ditentukan berdasarkan spesifikasi pekerjaan

1.2. Lokasi dan ukuran pengelasan ditentukan berdasarkan prosedur operasi standar dan spesifikasi pekerjaan pengelasan.

02. Menyiapkan material untuk pengelasan

2.1. Material dibersihkan dan disiapkan dengan menggunakan perkakas dan teknik yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

03. Mengeset mesin las, elektroda dan atau kawat

las

3.1 Mesin las diset dengan benar sesuai dengan spesifikasi manufaktur dan/atau spesifikasi di tempat kerja.

3.2 Elektroda dan/atau kawat las ditentukan dengan benar sesuai dengan spesifikasi manufaktur dan/atau spesifikasi di tempat kerja.

04. Melaksanakan rutinitas pengelasan

4.1 Pengelasan dilakukan dengan aman dan sesuai dengan prosedur.

4.2 Mesin las dibersihkan sesuai dengan prosedur operasi standar.

(8)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual

BATASAN VARIABEL

Rutinitas dalam unit ini ditujukan untuk penerapan dalam fabrikasi atau pemeliharaan lingkungan dimana pengelasan tidak diharuskan unyuk memenuhi standar tujuan umum atau kode-kode setaranya, peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dan/atau persyaratan lisensi. Pengelasan biasanya dilakukan pada baja ber karbon rendah dan baja giling. Persiapan material minimum dan umumnya terbatas pada pembersihan dengan menggunakan kikir dan gerinda. Apabila pengelasan harus memenuhi standar tujuan mum atau kode-kode setaranya, peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dan/atau persyaratan lisensi, maka sebaiknya memilih Unit LOG.OO05.01 (Mengelas dengan proses las busur metal manual) dan/atau LOG.OO05.017.01 (Mengelas dengan proses las gas metal). Unit ini sebaiknya tidak dipilih apabila Unit LOG.OO05.021.01 (Mengelas dengan proses las oksi-asetilen) telah dipilih.

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian

Unit ini sebaiknya dinilai pada lokasi kerja, di luar lokasi kerja atau kombinasi keduanya. Kompetensi dalam unit ini ditunjukkan oleh individu yang bekerja sendiri atau bekerja dalam sat tim/kelompok. Lingkungan penilaian tidak boleh merugikan peserta.

1. Kondisi Penilaian :

Peserta akan disediakan semua perkakas, perlengkapan, material dan dokumentasi yang diperlukan. Peserta diijinkan untuk mengacu pada dokmen-dokumen tersebut.

2.1 Prosedur tempat kerja yang relevan

2.2 Spesifikasi manufaktur dan produk yang relevan

2.3 Kode-kode, standar-standar, manual dan referensi yang relevan.

2.4 Peserta akan diminta untuk :

2.4.1 secara lisan atau dengan cara-cara komunikasi lain, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penilai.

2.4.2 menyebutkan kolega-kolega/rekan kerja yang dapat dihubung untuk mendapatkan bukti kecakapan apabila diperlukan.

2.4.3 menunjukkan bukti sertifikat/penghargaan pelatihan-pelatihan di luar kerja yang berhubungan dengan unit, penilai harus yakin bahwa peserta tersebut dapat melakukan secara cakap dan konsisten seluruh elemen-elemen unit ini seperti yang telah ditetapkan dalam kriteria-kriteria, termasuk pengetahuan yang diperlukan.

(9)

2. Aspek kritis :

Unit ini dapat bersama dengan unit lain mengenai keselamatan (safety), kualitas, komunikasi, penanganan material, pencatatan dan pelaporan yang berhubungan dengan rutinitas pengelasan manual atau unit-unit lain yang membutuhkan penerapan ketrampilan dan pengetahuan yang dicakup oleh unit ini. Kompetensi dalam unit ini tidak dapat dinyatakan hingga semua unit yang diwajibkan telah dipenuhi.

3. Catatan khusus:

Selama penilaian setiap individu akan :

4.1 Selalu menunjukkan praktek kerja yang aman

4.2 Memberikan informasi tentang proses, kejadian, atau tugas-tugas yang dilaksanakan untuk menjamin lingkungan kerja yang aman dan efisien.

4.3 Mempertanggungjawabkan kualitas pekerjaannya.

4.4 Selalu merencanakan tugas-tugas dan meninjau kembali persyaratan- persyaratan suatu tugas apabila diperlukan.

4.5 Melakukan seluruh tugas sesuai dengan prosedur operasi standar.

4.6 Melakukan seluruh tugas sesuai dengan spesifikasinya.

4.7 Menggunakan cara-cara, praktek-praktek, proses-proses teknik dan prosedur di tem[at kerja, tugas-tugas diselesaikan dalam jangka waktu yang layak sehubungan dengan aktivitas-aktivitas khusus di tempat kerja.

5. Pedoman Penilaian:

5.1 Amati bahwa seluruh spesifikasi dan gambar yang berhubungan dikumpulkan sesuai dengan prosedur di tempat kerja.

5.2 Pastikan bahwa pekerjaan pengelasan dapat diidentifikasi, spesifik pengelasan dapat diidentifikasi.

5.3 Amati bahwa material yang akan dilas dibersihkan dan disiapkan dengan menggunakan perkakas dan teknik yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

5.4 Pastikan bahwa penyiapan material yang dibutuhkan sebelum pengelasan.dapat diidentifikasi. Perkakas dan teknik yang tepat untuk penyiapan material untuk pengelasan dapat diidentifikasi.

5.5 Amati bahwa mesin las diset berdasarkan prosedur operasi standar.

5.6 Pastikan bahwa pengesetan yang tepat untuk suatu tugas yang diberikan dan peralatan dan elektroda yang diginakan dapat diidentifikasi.

5.7 Pastikan bahwa penggunaan berbagai macam elektroda dapat ditunjukkan. Elektroda yang tepat untuk suatu tugas yang diberikan dapat diidentifikasi.

5.8 Amati bahwa seluruh pengelasan dilakukan dengan aman dan sesuai dengan prosedur operasi standar.

5.9 Pastikan bahwa bahaya yang berhubungan dengan proses pengelasan dapat diidentifikasi. Peralatan pengaman yang tepat bagi pengelas dapat

(10)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual

diidentifikasi. Persyaratan ventilasi/pengeluaran udarayang tepat dapat diidentifikasi.

5.10 Amati bahwa seluruh mesin las dibersihkan menurut spesifikasi dan sesusi dengan prosedur operasi standar.

5.11 Pastikan bahwa persyaratan pembersihan mesin las dapat diidentifikasi.

Perkakas/peralatan yang tepat untuk membersihkan mesin las dapat diidentifikasi.

Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat

1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1

2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi -

3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2

4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok -

5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika 1

6 Memecahkan masalah 1

7 Menggunakan teknologi 2

(11)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual dan/atau Las Gas (Metal)

Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 7 dari 29

B. SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)

Judul Unit Kompetensi : Melakukan rutinitas pengelasan menggunakan Las Busur Manual dan / atau Las Gas (metal) Kode Unit Kompetensi : LOG.OO05.012.01

Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini menggambarkan kegiatan melakukan proses pengelasan menggunakan las listrik atau gas yang meliputi proses dalam menentukan persyaratan atau epesifikasi pekerjaan, menyiapkan material, mengeset mesin las dan elektroda sesuai spesifikasi manufaktur serta melaksanakan proses pengelasan secara rutin berdasarkan prosedur operasi standar

Perkiraan Waktu Pelatihan : 24 Jp @ 45 Menit Tabel Silabus Unit Kompetensi :

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Perkiraan

Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 01. Menentukan

Persyaratan Pengelasan

1.1. Persyaratan Pengelasan ditentukan berdasarkan spesifikasi pekerjaan

1.2. Lokasi dan ukuran pengelasan ditentukan berdasarkan prosedur operasi standar dan spesifikasi pekerjaan pengelasan.

Dapat menyebutkan syarat-syarat pekerjaan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan

Dapat menjelaskan serta menentukan lokasi dan ukuran pengelasan sesuai dengan prosedur operasi standar.

Teori menggambar Matematika Peralatan kerja Teori bahan pelat

Melakukan penggambaran di atas permukaan pelat Menggunakan peralatan

tangan dan mesin Menghitung luas bentangan

Cermat Teliti Tekun Sopan/ santun

4 12

02. Menyiapkan material untuk pengelasan

2.1. Material dibersihkan dan disiapkan dengan menggunakan perkakas dan teknik yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

Dapat menjelaskan cara dan melakukan pembersihan material menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai berdasarkan prosedur operasi standar.

03. Mengeset mesin las, elektroda dan atau kawat las

3.1. Mesin las diset dengan benar sesuai dengan spesifikasi manufaktur dan/atau spesifikasi di

tempat kerja.

3.2. Elektroda dan/atau kawat las ditentukan dengan benar sesuai dengan spesifikasi manufaktur dan/atau spesifikasi di tempat kerja.

Dapat mengeset mesin las sesuai dengan spesifikasi dan prosedur operasi standar.

Dapat menjelaskan dan mengidentifikasikan elektroda/kawat las dengan benar sesuai dengan spesifikasi manufaktur atau spesifikasi di tempat kerja.

(12)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual dan/atau Las Gas (Metal)

Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 8 dari 29

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Perkiraan

Waktu Pelatihan Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 04. Melaksanakan

rutinitas pengelasan

4.1.Pengelasan dilakukan dengan aman dan sesuai dengan prosedur.

4.2.Mesin las dibersihkan sesuai dengan prosedur operasi standar.

• Dapat melakukan pengelasan dengan mengikuti syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja dan sesuai dengan prosedur

• Dapat menjelaskan cara dan melakukan pembersihan mesin las sesuai prosedur operasi standar.

(13)

BAB II

URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN

A. SYARAT-SYARAT PENGELASAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengelasan adalah : input voltase ke mesin las, arus pengelasan, voltase busur nyala, jarak tip ke logam yang dilas, sudut pengelasan, arah pengelasan, volume aliran gas pelindung dan kecepatan pengelasan.

Angka untuk pengaturan arus pengelasan, voltase busur las dan volume gas pelindung dapat dilhat pada tabel 1.

(1) Arus Pengelasan

Arus pengelasan berpengaruh terhadap kedalaman penembusan pada logam yang dilas, kecepatan dimana kawat las mencair, kestabilan busur nyala dan jumlah percikan las.

Bila arus pengelasan diperbesar maka penembusan, tinggi pengelasan dan lebar bead juga menjadi besar.

Tabel 1. Hubungan antara Diameter kawat las, tebal pelat dan arus pengelasan.

Tebal Pelat (mm)

Dia.kawat (mm)

0.6 0.8 1.0 1.2 1.6 2.3 3.2

0.6 20 - 30 A 30 - 40 A 40 - 50 A 50 - 60 A

0.8 40 - 50 A 50 - 60 A 60 - 90 A 100-120 A

0.9 60 - 90 A 100-120 A 120-150 A

Lebar Bead Tinggi

Pengelasan

Penembusan

Gb.4. Penembusan, tinggi pengelasan

(14)

(2) Tegangan (voltase) Busur Nyala

Hasil Pengelasan yang baik tergantung pada panjang busur nyala yang sesuai.

Panjang busur nyala ditentukan oleh tegangan busur nyala tersebut. Bila tegangan busur nyala diatur dengan benar maka akan terdengar suara desisan ringan yang kontinyu dari area pengelasan.

Referensi :

Panjang busur nyala akan konstan bila kecepatan mencairnya kawat las dan kecepatan jalannya kawat las sama. Karenanya, bila kecepatan jalannya kawat las lambat, maka busur nyala akan menjadi panjang dan sebaliknya bila kecepatan jalannya kawat las cepat, maka busur nyala akan menjadi pendek. Dengan demikian, panjang busur nyala bukan hanya dipengaruhi oleh voltase busur nyala saja, tetapi juga oleh kecepatan jalannya kawat las.

Bila voltase busur nyala tinggi, panjang busur akan bertambah, penembusan menjadi dangkal dan bead menjadi lebar dan datar.

Bila voltase busur nyala rendah, panjang busur nyala akan berkurang, penembusan menjadi dalam dan bead sempit serta berbentuk setengan bulat.

Karena panjang busur tergantung pada besar voltase, voltase yang terlalu tonggi akan menyebabkan busur nyala yangterlalu panjang dan menambah banyak percikan las.

Bunyi yang terputus-putus serta tidak ada busur nyala menandakan voltase yang terlalu rendah.

(3) Jarak Tip ke Base Metal ( Logam yang dilas )

Jarak tip ke base metal juga merupakan factor penting untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik Jarak standarnya adalah 8 - 15 mm.

Bila jarak ini terlalu panjang, maka kawat las yang keluar dari ujung gun terlalu panjang dan akan mengalami pemanasan awal yang memperbesar kecepatan mencairnya kawat tersebut.

Lagi pula pengaruh gas pelindung akan menjadi berkurang.

Volt tinggi panjang

Volt sedang sedang pendek

Volt. rendah

Gb.5. Voltase Busur Nyala dan Bentuk Bead

(15)

Bila jarak ini terlalu pendek, kaka akan sulit untuk melihat kemajuan pengelasan karena terhalang dbelakang ujung gun.

Gb. 6. Jarak Tip ke Base Metal

(4) Kemiringan Gun dan Arah Pengelasan

Terdapat dua cara pengelasan dengan las CO2, Mengelas dengan arah maju dan mengelas dengan arah mundur. Mengelas dengan arah maju maka penembusan akan menjadi dangkal dan bentuk bead datar. Jika mengelas dengan arah mundur, penembusan menjadi dalam dan lebih banyak logam akan terkumpul. sudut gun untuk kedua cara pengelasan adalah antara 10 dan 30 derajat.

(5) Volume Aliran Gas Pelindung

Aliran gas yang tepat merupakan hak esensial untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik. Bila volume gas terlalu besar, maka gas tersebut akan mengalir secara berputar dan akan mengurangi efektifitas pelindung. Bila gas tidak cukup, pengaruh pelindung juga berkurang. Pengaturan dapat dilakukan

10º-30º

Arah pengelasan

Gerakan Maju

10º-30º

Arah pengelasan

Gerakan Mundur

Gb.7 .Kemiringan Torch dan arah pengelasan Jarak Tip Panjang Kawat las

Kontact Tip

Jarak Tip ke Base Metal

8 - 15 mm

(16)

kecepatan pengelasan dan daerah sekitar tempat pengelasan(lingkungan).

Volume aliran gas standar adalah 21.594 - 24.662 cc per menit.

(6) Kecepatan Pengelasan

Bila juru las mengelas dengan cepat, penembusannya dalam dan lebar bead akan berkurang, dan berbentuk kubah. Bila kecepatan pengelasan ditambah, akan terjadi undercutting. Pengelasan yang dilakukan dengan kecepatan yeng terlalu rendah akan dapat berakibat pelat menjadi bolong. Biasanya kecepatan pengelasan ditentukan oleh tebal pelat yang dilas dan atau voltase mesin las.

Tabel 2. Tebal Pelat dan kecepatan Pengelasan

Tebal Pelat (mm)

Kecepatan Pengelasan (cm/mnt)

0.8 100 - 115

1.0 100

1.2 90 - 100

1.6 80 - 85

Gb. 8. Undercut

(17)

B. PERSIAPAN MATERIAL UNTUK PENGELASAN

1. MEMBERSIHKAN PERMUKAAN PELAT

Materi/bahan yang akan dilas harus dipersiapkan sedemikian rupa hinggan terbebas dari kotoran dan debu. Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan peralatan yang dikhususkan untuk maksud tersebut. Pelat baja yang akan dilas dibersihkan dari lapisan korosi dengan menggunakan kikir kasar atau dengan kertas ampelas yang kasan (No.100), atau sikat baja. Yakinkan kedua permukaan kontak terbebas dari karat dan kotoran lainnya yang dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan las.

2. MEMBUAT KAMPUH

Untuk pelat dengan ketebalan sampai dengan 3 mm tidak perlu dibuatkan kampuh las, sedangkan pelat dengan tebal di atas 3 mm harus dibuatkan kampuh dengan sudut 30o Tujuannya adalah untuk dapat menghasilkan sambungan yang kokoh.

Kampuh pada pinggiran pelat dibuat menggunakan kikir kasar atau bisa juga dengan menggunakan grinda tangan. Permukaan sambungan kedua pelat bise dibuatkan kampuh atau tidak perlu dibuatkan kampuh, tergantung dari spesifikasi pengelasan yang ditentukan.

30o

(18)

3. JENIS-JENIS SAMBUNGAN KAMPUH

2. KAMPUH V

2. KAMPUH 1/2 V

3. KAMPUH I

4. KAMPUH U

5. KAMPUH 1/2 U

2 - 3 mm

Dia. Elektroda

(19)

4. SUDUT SAMBUNGAN

Karena sifat logam yang memuai bila dipanaskan dan akan menyusut kurang dari ukuran semula, maka lempengan pelat yang akan disambung harus dibuat kemiringan dengan sudut kurang lebih 3o. Pada saat kedua logam dilas maka panas akan menyebabkan kedua lempeng logam akan memuai sehingga sudut akan membesar lebih dari 3o, dan akan kembali lebih kecil dari ukuran semula setelah dingin hingga sambungan kedua pelat menjadi rata.

5. LAS SEMENTARA

Las sementara dilakukan pada kedua ujung sambungan lempengan pelat dengan maksud agar kedua pelat tidak bergeser ada saat dlakukan pengelasan. Las sementara ini dapat dilakukan di beberapa tempat sepanjang permukaan sambungan antara kedua pelat, tergantung pada panjangnya sambungan/pelat.

+/- 3o

Las sementara

(20)

C. MENGESET MESIN LAS - MESIN LAS (CO2) 1. PRINSIP DAN KARAKTERISTIK

Las Co2 adalah jenis las busur nyala yang digunakan untuk mengelas pelat- pelat tipis sampai tebal. Metode pengelasan ini menggunakan kawat las sebagai elektroda yang dijalankan secara otomatis dengan kecepatan yang konstan.

Terjadi busur nyala antara logam yang dilas dengan kawat las dan panas yang dihasilkan dari busur nyala itu mencairkan kawat las dan logam yang dilas hingga menyambung logam yang dilas menjadi satu. Karena kawat las dijalankan secara otomatis dengan kecepatan tertentu yang tetap, metode ini juga disebut las busurnyala semi otomatis. Sepanjang proses pengelasan, gas CO2 melindungi hasil pengelasan dari bersinggungan dengan atmosfeer dan mencegah terjadinya oksidasi pada logam yang dilas.

Gb.1 Prinsip Pengelasan.

Las CO2 menggunakan metode busur hubungan singkat yang mana tetesan logam cair ditempatkan ke base metal. Untuk mengelas pelat-pelat tipis seperti pelat panel mobil dapat menyebabkan pelat mengalami ketegangan, berlobang dan melengkung. Untuk menghindari masalah ini, diperlukan untuk membatasi jumlah panas disekitar tempat pengelasan. Metode busur hubungan singkat menggunakan kawat las yang sangat tipis, arus pengelasan dan voltase pengelasan yang rendah. Dengan menggunakan teknik ini, jumlah panas yang masuk ke pelat yang dilas dijaga sampai minimum dan penembusannya dangkal. Perubahan busur hubungan pendek dapat dilihat pada gambar 2 dibawah. Ujung kawat mencair karena panas busur nyala dan berbentuk tetesan, dimana akan terjadi kontak dengan logam dasar yang

menimbulkan hubungan singkat. Bila ini terjadi, arus listrik yang besar akan mengalir melalui logam tersebut dan bagian yang menetes akan putus karena gaya jepit (pinch force), yang kemudian menimbulkan kembali busur nyala.

Tabung Gas CO2

Kawat Las

Power Supply

Rigi-rigi Gas CO2 Kawat Las

Nosel

(21)

Gb.2 Metode Busur hubungan singkat Karakteristik

• Melengkung dan tembus pada pelat tipis dapat diminimalkan

• Tidak memerlukan keahlian khusus untuk menghasilkan pengelasan yang baik

• Temperatur disekitar logam yang mencair rendah yang memungkinkan pengelasan cepat dengan penembusan penuh.

• Hanya terdapat sedikit kotoran las hingga tidak memerlukan kegiatan membersihkan kotoran las.

• Bila mengelas di tempat terbuka, jumlah gas CO2 akan bertambah melebihi batas yang ditentukan, konsekuensinya Las CO2 harus dilakukan di tempat yang terlindung.

Referensi :

Las CO2 sering disebut juga Las MIG.

Sebenarnya, Las MIG (Metal Inert Gas) menggunakan inert gas seperti gas argon atau gas helium sebagai gas pelindung. Karena gas CO2 bukanlah inert gas murni, maka lebih cocok bila disebut las MAG (Metal Active Gas).

Sekalipun demkian, banyak juru las dapat menggunakan gas CO2 atau gas argon hanya dengan menukarkan tabung gas dan regulatornya. Untruk alasan ini, banyak yang mengatakan las CO2 sebagai las MIG.

2. KONSTRUKSI MESIN LAS CO2

Mesin las terdiri dari sebuah gun, suatu mekanisme penggerak kawat las, system supply gas pelindung, dan system supply arus pengelasan. Beberapa jenis mesin las yang lain dapat dirancang dengan menggabungkan berbagai kompnen. Salah satu jenis mesin las CO2 da[pat dilihat pada gb. 4 dibawah.

Waktu A

r u s

Busur hidup Busur hidup

Hub.

singkat

(22)

(1) Perlengkapan Supply Gas Pelindung

Perlengkapan ini mengantarkan gas pelindung dari tabung gas ke gun.

Regulator mereduksi gas yang bertekanan tinggi yang tersimpan pada tabung gas menjadi tekanan dengan kecepatan alir yang tetap. Aliran gas pelindung diatur oleh sebuah katup elektromagnetik.

(2) Mekanisme penggerak kawat las

Mekanisme ini menggerakkan kawat las ke gun. Kawat las diarahkan ke area pengelasan dan dijalankan dengan kecepatan yang sesuai dengan arus pengelasan, Voltase dan kecepatan pengelasan.

(3) Gun

Gun terdiri dari sebuah lobang Nosel untuk aliran gas pelindung dan dan suatu conduct welding current ke kawat las (contact tip) untuk menimbulkan busur nyala.

Gb.3. Konstruksi Mesin Las CO2

(23)

(4) Arus Pengelasan

Arus listrik dialirkan melalui sebuah transformer untuk menimbulkan busur nyala. Transformer merubah tegangan 200 - 240 V AC menjadi 25 - 40 V DC.

Unit control dan regulator pengatur arus dibuat secara manual semi conductor.

Signal dikirim melalui swit pada gun untuk mengoperasikan control penggerak kawat las, supply arus pengelasan dan aliran gas pelindung. Busur nyala akan terjaga pada panjang yang tetap bila kecepatan kawat las dan saat mulai dan berhanti dari juru las sesuai dengan arus dan tegangan pengelasan yang sudah diatur.

(24)

BAB III

MELAKSANAKAN RUTINITAS PENGELASAN

A. METODE PENGGUNAAN MESIN LAS CO2

Penanganan peralatan las yang sesuai merupakan unsur yang esensial dalam keberhasilan pengelasan. Berikut beberapa petunjuk penaganan perlengkapan las.

Menghidupkan Busur Nyala

Tempatkan ujung gun dekat pada base metal. Bila switch pada gun ditekan, kawat las akan bergerak keluar dari tip bersamaan dengan mengalirnya gas pelindung.

Dekatkan ujung kawat las ke base metal dan hidupkan busur nyala.

Catatan : Bila jarak antara tip dan base metal diperpendek, lebih mudah untuk menghasilkan busur nyala.

Bila ujung kawat telah berbentuk bulat besar maka akan sulit untuk menghidupkan busur nyala, dengan demikian segeralah memotong ujung kawat tersebut dengan menggunakan pemotong kawat.

Gb. 10. Ujung kawat yang membulat harus dipotong.

Gb. 9. Menghidupkan Busur Nyala

(25)

Perlakuan terhadap percikan las

Bersihkan percikan las yang menempel pada bagian dalam ujung nosel, bila terdapat banyak percikan di ujung nosel maka aliran gas pelindung akan terganggu yang data mengakibatkan hasil pengelasan tidak baik.

Percikan las pada tip akan menyebabkan jalannya kawat las tidak normal. Bila switch penggerak kawat las di tekan dan jalannya kawat las tersendat-sendat, maka kawat las tersebut akan menjadi bengkok dan terkumpun didalam mesin.

Gunakan alat yang tepat untuk membuang percikan las dari tip dan periksa apakah gerakan kawat las telah lancar.

Kontak Tip

Untuk menjamin stabilnya Busur las, maka tip yang telah rusak harus segera diganti. Untuk menjaga aliran arus listrik dan kestabilan busur las, tip harus dikencangkan dengan baik.

B. BUTT WELDING

Dua potong pelat dirapatkan sisi dan sisi kemudian dilas menjadi satu sambungan yang kontinyu.

1. Las Sementara

Las cantum digunakan sepanjang himpitan sisi-sisi pelat untuk mengikat pelat-pelat tersebut menjadi satu dan untuk mencegah pelat melengkung.

Panjang jarak antara satu titik las dengan titik las lainnya tergantung pada ketebalan pelat yang dilas. Biasanya 15 - 30 kali tebal pelat.

Percikan Las

Gb.11. Percikan las yang menghalangi aliran gas pelindung

Gb. 12. Kontak Tip Harus.diganti Baik

(26)

2. Las Tetap

Pegang gun dengan kencang agar tidak bergoyang pada saat mengelas.

Mengelas dengan arah maju, gerakkan torch secara kontinyu dengan kecepatan tetap, lihat pada bead yang terjadi. Kemiringan gun dijaga pada sudut 10˚ - 15˚ untuk mendapatkan bentuk rigi-rigi las , lurus dan pelindung yang baik. Jaga jarak antara tip dan base metal serta sudut gun yang benar.

Bila hasil pengelasan tidak baik, masalahnya mungkin pada kawat las yang terlalu panjang. Bila masalahnya seperti di atas, penembusannya tidaklah sempurna. Untuk penembusan yang tepat dan hasil pengelasan yang lebih baik, tempatkan gun lebih dekat ke base metal.

15 - 30 t

Gb. 13. Las Sementara

10˚ - 15˚

Gb. 14. Arah gerakan dan sudut Gun

(27)

C. HAL PENTING PADA SAAT PENGELASAN

Perhatikan cairan pelat, kawat las serta bentuk bead. pada saat yang sama, yakinkan bahwa ujung kawat las tidak keluar dari garis sambungan pelat.

Bila pengelasan panjang, sebaiknya dilas ikat di beberapa tempat untuk mencegah pelat melengkung. Gambar dibawah memperlihatkan bagaimana menghidupkan busur nyala dengan jarak yang pendek kedepan dari titik dimana pengelasan berakhir dan dengan segera gerakkan gun ke titik dimana rigi-rigi las akan dimulai.

Lebar dan tinggi rigi-rigi las harus sama pada setiap tempat.

Bila tidak mencapai hasil seperti yang diinginkan dengan cara di atas, mungkin disebabkan oleh jarak tip dengan base metal yang terlalu panjang. Penembusan akan berkurang dengan bertambahnya jarak antara tip dengan base metal.

Cobalah menempatkan tip gun pada berbagai jarak dengan base metal hingga mendapatkan jarak yang sesuai dengan hasil pengelasan yang diinginkan.

Penembusan yang kurang akan menyebabkan pelat-pelat akan terlepas kembali bila dikerjakan akhir dengan gerinda. Penembusan yang baik adalah seperti gambar 17b, dimana mudah untuk dikerjakan lanjut dengan gerinda. Sedangkan pada gambar 17c. penembusannya baik namun terlalu banyak penumpukan pada bead sehingga menyulitkan pada saat penyelesaian dengan gerinda.

Gb. 17. Bentuk Penampang Rigi-rigi las.

Gb.15. Perhatikan kawah yg. terjadi. Gb.16. Lapisan rigi-rigi las 1 2

3

1 2

3

Tidak Baik Baik Tidak Baik

(a) (b) (c)

(28)

Gerakan gun yang terlalu lambat akan menyebabkan hasil pengelasan yang kurang baik (sekalipun jalan kawat las konstan).

Kecepatan gun yang terlalu lambat akan menyebabkan logam yang dilas mencair, sebaliknya, kecepatan gun yang terlalu cepat akan menyebabkan penembusan yang dangkal dan hasil pengelasan yang tidak kuat.

Gb. 18. Kecepatan gerakan gun dan bentuk rigi-rigi las

Sekalipun pada saat mengelas dihasilkan rigi-rigi las yang baik, dapat terjadi bahwa pelat melengkung bila pengelasan dimulai pada atau dekat dengan ujung pelat (lihat gambar 19a. dibawah). Karenanya, untuk mencegah terjadinya pelat melengkung, maka panas harus disebarkan dengan pola pengelasan seperti pada gambar 19b.

Bila Pengelasan dilakukan dari sisi pelat, panas akan menyebabkan pelat melengkung. Pengelasan sebaiknya dilakukan dalam garis lurus secara random dan pergerakan kea rah bagian pelat yang paling dingin.

Terlalu Lambat Baik Terlalu Cepat

Pelat mencair/berlobang Penembusan Baik Penembusan Dangkal

1 3

4 2

5 6

(a) (b)

Gb. 19. Mencegah pelat melengkung

(29)

3. MENGELAS PELAT TIPIS

Kita telah mambahas tentang Butt Weld pada pelat-pelat tebal. Namun demikian, metode ini tidak dapat digunakan secara efektif pada pengelasan pelat tipis. untuk itu seorang juru las harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengelas pelat tipis.

Metode menggunakan switch gun

Bila pengelasan dilakukan secara kontinyu pada pelat tipis, kemungkinan besar akan terjadi pelat berlobang. Karenanya pelat-pelat tipis sampai dengan 0.8 mm harus dilas secara terputus-putus atau berenteng.

Irama Pengelasan dan Posisi arah Gun

Kombinasi dari sudut gun dengan teknik pengelasan yang benar memungkinkan juru las untuk menghasilkan rigi-rigi las yang baik. Metode pengelasan mundur dapat digunakan karena mudah untuk mengarahkan gun pada bead.

Arah Gun

Las Kontinyu Las Terputus

Gb.20. Mengelas dg. metode switch gun

Gun diarahkan pada ujung Bead bead akan berbentuk datar

Gun diarahkan pada ujung Bead bead akan berbentuk cembung

Gb. 21. Arah Gun

(30)

Irama Pengelasan

Segera pindah ke posisi berikut tanpa menunggu bead dingin. Bead berbentuk datar dan penembusan dalam.

Pindah ke posisi berikut setelah bead dingin. Bead berbentuk cembung dan penembusan dangkal

Gb. 22. Irama Pengelasan Diameter kawah dan bead akan

bertambah jika gun ditahan lama pada posisi yang sama.

berbentuk datar dg. penembusanBead dalam

Diameter kawah dan bead akan kecil jika gun tidak lama ditahan pada posisi yang sama. Bead berbentuk cembung dg. penembusan dangkal

(31)

D. CACAT-CACAT LAS

Cacat pada hasil pengelasan dan penyebabnya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah. Teknik pengelasan yang sesuai akan menghasilkan pengelasan yang baik. Bila terdapat cacat pada hasil pengelasan, ubahlah cara pengelasan sedemikian untuk memperbaiki cacat tersebut.

Tabel 3 : Teknik Pengelasan

Jenis Kerusakan Penampilan Kemungkinan Penyebab

Runcing dan berpori

• Kotoran / karat pada base metal

• Kotoran / karat pada kawat las

• Pelindung tidak sempurna (nosel tersumbat, angin atau volume aliran gas pelindung terlalu rendah.

• Pendinginan terlalu cepat

• Busur nyala terlalu panjang

Overlap

• Busur Nyala Terlalu panjang

• Sudut gun tidak sesuai

• Kecepatan pengelasan terlalu tinggi

Undercut

• Kecepatan pengelasan terlalu rendah

• Busur nyala terlalu pendek

Penembusan tidak sempurna

• Arus las terlalu rendah

• Busur nyala terlalu panjang

• Ujung kawat las tidak segaris dengan bagian pelat yang akan dilas

Percikan berlebihan

• Busur nyala terlalu panjang

• Pelat berkarat

• Sudut gun terlalu besar

Lebar bead tidak sama

• Lobang kontak tip rusak, kawat las tidak lancar

• Gun tidak stabil (goyang) selama pengelasan

Pelat berlobang

• Arus pengelasan terlalu tinggi

• Jarak antara pelat-pelat yang dilas terlalu besar

• Keceopatan Pengelasan terlalu rendah

• Jarak gun ke base metal terlalu dekat

Runcing Berpori

(32)

BAB IV

SUMBER-SUMBER LAIN

YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN 1. Daftar Pustaka

1.

2.

3.

4.

2. Buku Referensi 1.

2.

3.

4.

B. DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan

1. 1. Mesin Las GO2 dan kelangkapannya 2.

3.

4.

5. Dst Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan

1. Pelat baja 2. Gas CO2 3.

4.

5.

(33)

TIM PENYUSUN

No. Nama Institusi Keterangan

1. Pattinama BAL, S.IP BBPLKLN CEVEST Bekasi Instruktur 2. Yoyo Sugiantoyo, A.Md BBPLKLN CEVEST Bekasi Instruktur 3. Istiyono, S.Pd BBPLKLN CEVEST Bekasi Instruktur

4. Muzaini, ST BBPLKLN CEVEST Bekasi Instruktur

5. Asmal Junun, S.Pd BBPLKLN CEVEST Bekasi Instruktur 6.

7.

8.

9.

10.

(34)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

DAFTAR ISI

BAB I TUGAS TEORI

A. Teori I --- 3 1. Perintah Tugas I --- 3 2. Waktu Penyelesaian Tugas --- 3 3. Soal --- 3 4. Lembar Evaluasi Tugas I --- 7 B. Tugas Teori II

1. Perintah Tugas II --- 8 2. Waktu Penyelesaian Tugas --- 8 3. Soal --- 8 4. Lembar Evaluasi Tugas II --- 10 BAB II TUGAS PRAKTIK --- 11 A. Tugas Praktik I --- 11 1. Nama Tugas --- 11 2. Waktu Penyelasaian Tugas Praktik I --- 11 3. Tujuan Tugas Praktik I --- 11 4. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan --- 11 5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja --- 11 6. Instruksi Kerja --- 12 7. Gambar Kerja --- 12 8. Daftar cek Unjuk Kerja Tugas IKeselamatan dan Kesehatan Kerja --- 13

B. Tugas Praktik II --- 14 1. Nama Tugas --- 14 2. Waktu Penyelasaian Tugas Praktik II --- 14 3. Tujuan Tugas Praktik I --- 14 4. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan --- 14 5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja --- 14 6. Instruksi Kerja --- 14 7. Gambar Kerja --- 15 8. Daftar cek Unjuk Kerja Tugas IKeselamatan dan Kesehatan Kerja --- 16 C. Tugas Praktik III --- 17 1. Nama Tugas --- 17 2. Waktu Penyelasaian Tugas Praktik III --- 17 3. Tujuan Tugas Praktik III --- 17 4. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan --- 17 5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja --- 17 6. Instruksi Kerja --- 17 7. Gambar Kerja --- 18 8. Daftar cek Unjuk Kerja Tugas --- 19

(35)

D. Tugas Praktik IV --- 20 1. Nama Tugas --- 20 2. Waktu Penyelasaian Tugas Praktik IV --- 20 3. Tujuan Tugas Praktik IV --- 20 4. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan --- 20 5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja --- 20 6. Instruksi Kerja --- 20 7. Gambar Kerja --- 21 8. Daftar cek Unjuk Kerja Tugas --- 22

(36)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

BAB I TUGAS TEORI

A. TUGAS TEORI I

1. Perintah Tugas I : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

2. Waktu Penyelesaian Tugas I : 1 JP @ 45 Mnt.

3. Soal Tugas I :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengelasan adalah :.

2. Jelaskan tentang arus pengelasan pada pengelasan dengan Las CO2.

3. elaskan tentang voltase busur nyala !

4. Jelaskan jarak standar tip ke benda kerja !.

(37)

5. Jelaskan tentang arah pengelasan Las CO2

6. Jelaskan tentang sudut gun pada waktu melakukan pengelasan !

7. Apa yang dimaksud dengan gas pelindung dan apa fungsinya. Jelaskan !

8. Apa yang terjadi bila aliran volume gas pelindung terlalu besar. Jelaskan !

9. Jelaskan ! apa yang terjadi bila aliran volume gas pelindung terlalu kecil.

(38)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

10. Faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam mengatur volume gas pelindung. Jelaskan !

11. Jelaskan berapa besar standar aliran volume gas pelindung dalam pengelasan dengan las CO2 .

12. Jelaskan tentang kecepatan pengelasan !

13. Jelaskan apa yang terjadi bila kecepatan pengelasan terlalu tinggi.

14. Jelaskan apa yang terjadi bila kecepatan pengelasan terlalu rendah.

(39)

15. Faktor apa saja yang menentukan kecepatan pengelasan. Jelaskan !

16. Jelaskan tentang konstruksi mesin las CO2 !

17. Jelaskan fungsi dari perlengkapan supply gas pelindung !

18. Jelaskan prinsip pengelasan Las CO2 !

19. Jelaskan cara menghidupkan busur nyala !

20. Jelaskan cara mengatasi percikan las yang menempel pada tip !

(40)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

4. Lembar Evaluasi Tugas I :

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

No. Benar Salah No. Benar Salah

1. 11.

2. 12.

3. 13.

4. 14.

5. 15.

6. 16.

7. 17.

8. 18.

9. 19.

10. 20.

Apakah semua pertanyaan Tugas Teori I dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan ?

YA TIDAK

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA ... ...

PENILAI ... ...

Catatan Penilai :

(41)

B. TUGAS TEORI II

1. Perintah Tugas II : Beri tanda silang pada “B” bila Pernyataan Benar dan pada “S”

bila salah 2. Waktu Penyelesaian Tugas II : 1 JP @ 45 Mnt.

3. Soal Tugas II :

1. B - S Permukaan Pelat yang kotor / berkorosi akan mengurangi kekuatan hasil pengelasan.

2. B - S Pembersihan permukaan pelat dilakukan dengan tujuan agar gas pelindung dapat bekerja lebih efektif.

3. B - S Tujuan pembuatan kampuh pada pelat tipis adalah agar diperoleh hasil pengelasan yang lebih baik.

4. B - S Kampuh pada pelat tebal mempunyai sudut 30o

5. B - S` Sudut kampuh ditentukan oleh tebalnya pelat yang akan disambung.

6. B - S Sudut sambungan antara dua pelat yang disambung dibuat dengan maksud agar pelat rata setelah disambung.

7. B - S Las Co2 adalah jenis las busur nyala yang digunakan untk mengelas pelat-pelat tipis sampai tebal.

8. B - S Kawat las sebagai elektroda dijalankan secara manual dengan kecepatan yang konstan.

9. B - S Sepanjang proses pengelasan, gas CO melindungi hasil pengelasan dari bersinggungan dengan atmosfeer.

10. B - S Dengan mengatur jumlah panas dari elektroda maka mesin las CO2 efektif untuk mengelas pelat tipis maupun tebal.

11. B - S Percikan las pada tip akan menyebabkan jalannya kawat las tidak normal.

12. B - S Busur nyala akan lebih mudah dihidupkan bila jarak antara tip dan benda kerja lebih panjang.

13. B - S Ujung kawat las yang berbentuk bulat menandakan bahwa penyetelan pengelasan telah sesuai.

(42)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

14. B - S Untuk menjamin stabilnya Busur las, maka tip yang telah rusak harus segera diganti.

15. B - S Untuk menjag aliran arus listrik dan kestabilan busur las, tip harus agak dilonggarkan.

16. B - S Las sementara dibuat untuk menahan benda kerja tidak berubah selama dilakukan pengelasan.

17. B - S Las sementara dapat dibuat pada selang jarak tertentu sepanjang garis pengelasan antara kedua pelat.

18. B - S Kemiringan gun dijaga pada sudut 10˚ - 15˚ untuk mendapatkan bentuk rigi-rigi las lurus dan pelindung yang baik.

19. B - S Kecepatan gun yang terlalu lambat akan menyebabkan logam yang dilas mencair,

20. B - S kecepatan gun yang terlalu cepat akan menyebabkan penembusan yang dangkal dan hasil pengelasan yang lebih baik

(43)

4. Lembar Evaluasi Tugas II :

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

No. Benar Salah No. Benar Salah

1. 11.

2. 12.

3. 13.

4. 14.

5. 15.

6. 16.

7. 17.

8. 18.

9. 19.

10. 20.

Apakah semua pertanyaan Tugas Teori II dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan ?

YA TIDAK

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA ... ...

PENILAI ... ...

Catatan Penilai :

(44)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

BAB II TUGAS PRAKTIK

A. TUGAS PRAKTIK I

1. Nama Tugas I : Membuat rigi-rigi Las 2. Waktu Penyelesaian Tugas I : 4 JP @ 45 mnt.

3. Tujuan Tugas I :

Setelah menyelesaikan tugas I pada peserta mampu

1. Melakukan pekerjaan mengeset mesin las sesuai Prosedur standar 2. Menyiapkan peralatan yang digunakan pada pekerjaan pengelasan 3. Menyiapkan benda kerja yang akan dilas.

4. Melakukan pengelasan pada permukaan pelat

5. Membereskan mesin las dan perkakas setelah selesai digunakan.

5. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan :

No. Nama Barang Spesifikasi Keterangan

A. Peralatan/Mesin

1. Mesin Las CO2 dan kelengkapannya 2. Regulator Gas CO2

3. Perlengkapan K3 B. Bahan

1. Pelat baja lunak 200 x 100 x 3 mm 2 lbr

2. Gas CO2

3. Elektroda Dia. 1.2 mm

4.

6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja:

Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilkaukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah:

- Pakai alat perlindungan diri.

- Tempatkan peralatan pada tempat yang semestinya dan jangan sampai mengganggu pekerjaan.

- Bekerjalah sesuai dengan SOP.

6. Instruksi Kerja Tugas I : Lakukan pengesetan mesin Las menurut SOP

Lakukan pengelasan membuat rigi-rigi Las sesuai dengan Petunjuk

(45)

7. Gambar Kerja :

200

100 Arah Pengelasan

1

2

3

4

(46)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

8. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas I :

No. Langkah Kerja/

Aktivitas Yang Dilakukan

Cecklist Ya Tidak 1. Memeriksa kebocoran Gas pelindung

2. Memeriksa Tekanan aliran gas pelindung 3. Memeriksa kelancaran jalannya kawat las 4. Memeriksa Tip

5. Menyiapkan Benda kerja sesuai SOP 6. Menyiapkan peralatan kerja

7. Menyiapkan area kerja

8. Menggunakan alat keselamatan kerja 9. Menghidupkan mesin

10. Melakukan pekerjaan pengelasan 11. Memeriksa hasil pengelasan 12. Mematikan mesin

13. Menutup aliran gas pelindung 14. Membereskan area kerja

15. Mengembalikan peralatan pada tempatnya.

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA ... ...

PENILAI ... ...

Catatan Penilai :

(47)

B. TUGAS PRAKTIK II

1. Nama Tugas II : Menyambung Pelat 2. Waktu Penyelesaian Tugas II : 8 JP @ 45 mnt.

3. Tujuan Tugas II :

Setelah menyelesaikan tugas I pada peserta mampu

1. Melakukan pekerjaan mengeset mesin las sesuai Prosedur standar 2. Menyiapkan peralatan yang digunakan pada pekerjaan pengelasan 3. Menyiapkan benda kerja yang akan dilas.

4. Melakukan pengelasan penyambungan pelat

5. Membereskan mesin las dan perkakas setelah selesai digunakan.

4. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan :

No. Nama Barang Spesifikasi Keterangan

A. Peralatan/Mesin

1. Mesin Las CO2 dan kelengkapannya 2. Regulator Gas CO2

3. Perlengkapan K3 B. Bahan

1. Pelat baja lunak 200 x 100 x 3 mm 2 lbr

2. Gas CO2

3. Elektroda Dia. 1.2 mm

4.

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja:

Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilkaukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah:

a. Pakai alat perlindungan diri.

b. Tempatkan peralatan pada tempat yang semestinya dan jangan sampai mengganggu pekerjaan.

c. Bekerjalah sesuai dengan SOP.

(48)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

6. Instruksi Kerja Tugas II : Lakukan pengesetan mesin Las menurut SOP

Lakukan pengelasan menyambung pelat sesuai dengan Petunjuk

7. Gambar Kerja :

Arah Pengelasan 2 mm

Las sementara

(49)

8. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas II :

No. Langkah Kerja/

Aktivitas Yang Dilakukan

Cecklist Ya Tidak 16. Memeriksa kebocoran Gas pelindung

17. Memeriksa Tekanan aliran gas pelindung 18. Memeriksa kelancaran jalannya kawat las 19. Memeriksa Tip

20. Menyiapkan Benda kerja sesuai SOP 21. Menyiapkan peralatan kerja

22. Menyiapkan area kerja

23. Menggunakan alat keselamatan kerja 24. Menghidupkan mesin

25. Melakukan pekerjaan pengelasan 26. Memeriksa hasil pengelasan 27. Mematikan mesin

28. Menutup aliran gas pelindung 29. Membereskan area kerja

30. Mengembalikan peralatan pada tempatnya.

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA ... ...

PENILAI ... ...

Catatan Penilai :

(50)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

C. TUGAS PRAKTIK III

1. Nama Tugas III : Las Sudut Posisi 1F 2. Waktu Penyelesaian Tugas III : 8 JP @ 45 mnt.

3. Tujuan Tugas III :

Setelah menyelesaikan tugas I pada peserta mampu

a. Melakukan pekerjaan mengeset mesin las sesuai Prosedur standar b. Menyiapkan peralatan yang digunakan pada pekerjaan pengelasan c. Menyiapkan benda kerja yang akan dilas.

d. Melakukan pengelasan penyambungan pelat

e. Membereskan mesin las dan perkakas setelah selesai digunakan.

4.Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan :

No. Nama Barang Spesifikasi Keterangan

A. Peralatan/Mesin

1. Mesin Las CO2 dan kelengkapannya 2. Regulator Gas CO2

3. Perlengkapan K3 B. Bahan

1. Pelat baja lunak 200 x 100 x 3 mm 2 lbr

2. Gas CO2

3. Elektroda Dia. 1.2 mm

4.

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja:

Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilkaukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah:

a. Pakai alat perlindungan diri.

b. Tempatkan peralatan pada tempat yang semestinya dan jangan sampai mengganggu pekerjaan.

c. Bekerjalah sesuai dengan SOP.

6. Instruksi Kerja Tugas IV :

Lakukan pengesetan mesin Las menurut SOP

Lakukan pengelasan menyambung pelat sesuai dengan Petunjuk

(51)

3.7. Gambar Kerja :

(52)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

3.8. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas III :

No. Langkah Kerja/

Aktivitas Yang Dilakukan

Cecklist Ya Tidak 1. Memeriksa kebocoran Gas pelindung

2. Memeriksa Tekanan aliran gas pelindung 3. Memeriksa kelancaran jalannya kawat las 4. Memeriksa Tip

5. Menyiapkan Benda kerja sesuai SOP 6. Menyiapkan peralatan kerja

7. Menyiapkan area kerja

8. Menggunakan alat keselamatan kerja 9. Menghidupkan mesin

10. Melakukan pekerjaan pengelasan 11. Memeriksa hasil pengelasan 12. Mematikan mesin

13. Menutup aliran gas pelindung 14. Membereskan area kerja

15. Mengembalikan peralatan pada tempatnya.

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA ... ...

PENILAI ... ...

Catatan Penilai :

(53)

D. TUGAS PRAKTIK IV

1. Nama Tugas IV : Las Sudut Posisi 2F 2. Waktu Penyelesaian Tugas IV : 8 JP @ 45 mnt.

3. Tujuan Tugas IV :

Setelah menyelesaikan tugas I pada peserta mampu

• Melakukan pekerjaan mengeset mesin las sesuai Prosedur standar

• Menyiapkan peralatan yang digunakan pada pekerjaan pengelasan

• Menyiapkan benda kerja yang akan dilas.

• Melakukan pengelasan penyambungan pelat

• Membereskan mesin las dan perkakas setelah selesai digunakan.

4. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan :

No. Nama Barang Spesifikasi Keterangan

A. Peralatan/Mesin

1. Mesin Las CO2 dan kelengkapannya 2. Regulator Gas CO2

3. Perlengkapan K3 B. Bahan

1. Pelat baja lunak 200 x 100 x 3 mm 2 lbr

2. Gas CO2

3. Elektroda Dia. 1.2 mm

4.

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja:

Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilkaukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah:

- Pakai alat perlindungan diri.

- Tempatkan peralatan pada tempat yang semestinya dan jangan sampai mengganggu pekerjaan.

- Bekerjalah sesuai dengan SOP.

6. Instruksi Kerja Tugas III : - Lakukan pengesetan mesin Las menurut SOP

- Lakukan pengelasan menyambung pelat sesuai dengan Petunjuk

(54)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

7. Gambar Kerja :

8.

(55)

8. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas III :

No. Langkah Kerja/

Aktivitas Yang Dilakukan

Cecklist Ya Tidak 1. Memeriksa kebocoran Gas pelindung

2. Memeriksa Tekanan aliran gas pelindung 3. Memeriksa kelancaran jalannya kawat las 4. Memeriksa Tip

5. Menyiapkan Benda kerja sesuai SOP 6. Menyiapkan peralatan kerja

7. Menyiapkan area kerja

8. Menggunakan alat keselamatan kerja 9. Menghidupkan mesin

10. Melakukan pekerjaan pengelasan 11. Memeriksa hasil pengelasan 12. Mematikan mesin

13. Menutup aliran gas pelindung 14. Membereskan area kerja

15. Mengembalikan peralatan pada tempatnya.

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA ... ...

PENILAI ... ...

Catatan Penilai :

(56)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI --- 2

BAB I PENILAIAN TEORI --- 3

A. Kunci jawaban tugas teori I --- 3

B. Kunci jawaban tugas teori II --- 6

BAB II PENILAIAN PRAKTEK --- 9

1. Lembar Penilaian Praktek I --- 9

2. Lembar Penilaian Praktek II --- 10

3. Lembar Penilaian Praktek III --- 11

4. Lembar Penilaian Praktek IV --- 12

BAB III REKAPITULASI TUGAS --- 13

BAB IV CHECKLIST INDIKATOR UNJUK KERJA --- 14

(57)

BAB I

PENILAIAN TEORI A. Kunci Jawaban Tugas Teori I

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengelasan adalah :.

Jawab : input voltase ke mesin las, arus pengelasan, voltase busur nyala, jarak tip ke logam yang dilas, sudut pengelasan, arah pengelasan, volume aliran gas pelindung dan kecepatan pengelasan.

2. Jelaskan tentang arus pengelasan pada pengelasan dengan Las CO2.

Jawab : Arus pengelasan berpengaruh terhadap kedalaman penembusan pada logam yang dilas, kecepatan dimana kawat las mencair, kestabilan busur nyala dan jumlah percikan las.

Bila arus pengelasan diperbesar maka penembusan, tinggi pengelasan dan lebar bead juga menjadi besar.

3. Jelaskan tentang voltase busur nyala !

Jawab : Panjang busur nyala ditentukan oleh tegangan busur nyala tersebut. Bila tegangan busur nyala diatur dengan benar maka akan terdengar suara desisan ringan yang kontinyu dari area pengelasan.

4. Jelaskan jarak standar tip ke benda kerja !.

Jawab : Jarak tip ke base metal juga merupakan factor penting untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik Jarak standarnya adalah 8 - 15 mm. Bila jarak ini terlalu panjang, maka kawat las yang keluar dari ujung gun terlalu panjang dan akan mengalami pemanasan awal yang memperbesar kecepatan mencairnya kawat tersebut. Lagi pula pengaruh gas pelindung akan menjadi berkurang. Bila jarak ini terlalu pendek, kaka akan sulit untuk melihat kemajuan pengelasan karena terhalang dbelakang ujung gun.

5. Jelaskan tentang arah pengelasan Las CO2

Jawab : Terdapat dua cara pengelasan dengan las CO2, Mengelas dengan arah maju dan mengelas dengan arah mundur. Mengelas dengan arah maju maka penembusan akan menjadi dangkal dan bentuk bead datar. Jika mengelas dengan arah mundur,

(58)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

penembusan menjadi dalam dan lebih banyak logam akan terkumpul.

6. Jelaskan tentang sudut gun pada waktu melakukan pengelasan !

Jawab : sudut gun untuk kedua cara pengelasan adalah antara 10 dan 30 derajat.

7. Apa yang dimaksud dengan gas pelindung dan apa fungsinya. Jelaskan ! Jawab : Gas pelindung adalah gas yang digunakan pada system

pengelasan CO2 yang berfungsi untuk melindungi cairan logam las dari bersentuhan dengan udara sekitar pada saat proses pengelasan. Aliran gas yang tepat merupakan hak esensial untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik.

8. Apa yang terjadi bila aliran volume gas pelindung terlalu besar. Jelaskan ! Jawab : Bila volume gas terlalu besar, maka gas tersebut akan mengalir

secara berputar dan akan mengurangi efektifitas pelindung.

9. Jelaskan ! apa yang terjadi bila aliran volume gas pelindung terlalu kecil.

Jawab : Bila gas tidak cukup, pengaruh pelindung juga berkurang.

10. Faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam mengatur volume gas pelindung. Jelaskan !

Jawab : Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam mengatur volume gas pelindung adalah : jarak antara nosel dengan base metal, arus pengelasan, kecepatan pengelasan dan daerah sekitar tempat pengelasan(lingkungan).

11. Jelaskan berapa besar standar aliran volume gas pelindung dalam pengelasan dengan las CO2 .

Jawab : Volume aliran gas standar adalah 21.594 - 24.662 cc per menit.

(59)

12. Jelaskan tentang kecepatan pengelasan !

Jawab : Kecepatan pengelasan adalah perbandingan antara jarak dan waktu pengelasan dimana jarak pengelasan diukur dalam sentimeter sedangkan waktu dalam menit.

13. Jelaskan apa yang terjadi bila kecepatan pengelasan terlalu tinggi.

Jawab : akan terjadi undercutting

14. Jelaskan apa yang terjadi bila kecepatan pengelasan terlalu rendah.

Jawab : kecepatan yeng terlalu rendah akan dapat berakibat pelat menjadi bolong.

15. Faktor apa saja yang menentukan kecepatan pengelasan. Jelaskan ! Jawab : kecepatan pengelasan ditentukan oleh tebal pelat yang dilas dan

atau voltase mesin las.

16. Jelaskan tentang konstruksi mesin las CO2 !

Jawab : Mesin las terdiri dari sebuah gun, suatu mekanisme penggerak kawat las, system supply gas pelindung, dan system supply arus pengelasan. Beberapa jenis mesin las yang lain dapat dirancang dengan menggabungkan berbagai kompnen. Salah satu jenis mesin las CO2 da[pat dilihat pada gb. 4 dibawah.

17. Jelaskan fungsi dari perlengkapan supply gas pelindung !

Jawab : Perlengkapan ini mengantarkan gas pelindung dari tabung gas ke gun. Regulator mereduksi gas yang bertekanan tinggi yang tersimpan pada tabung gas menjadi tekanan dengan kecepatan alir yang tetap. Aliran gas pelindung diatur oleh sebuah katup elektromagnetik.

18. Jelaskan prinsip pengelasan Las CO2 !

Jawab : Las Co2 adalah jenis las busur nyala yang digunakan untuk mengelas pelat-pelat tipis sampai tebal. Metode pengelasan ini menggunakan kawat las sebagai elektroda yang dijalankan secara otomatis dengan kecepatan yang konstan. Terjadi busur

(60)

Judul Modul: Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur

nyala antara logam yang dilas dengan kawat las dan panas yang dihasilkan dari busur nyala itu mencairkan kawat las dan logam yang dilas hingga menyambung logam yang dilas menjadi satu. Karena kawat las dijalankan secara otomatis dengan kecepatan tertentu yang tetap, metode ini juga disebut las busurnyala semi otomatis. Sepanjang proses pengelasan, gas CO2 melindungi hasil pengelasan dari bersinggungan dengan atmosfeer dan mencegah terjadinya oksidasi pada logam yang dilas.

19. Jelaskan cara menghidupkan busur nyala !

Jawab : Tempatkan ujung gun dekat pada base metal. Bila switch pada gun ditekan, kawat las akan bergerak keluar dari tip bersamaan dengan mengalirnya gas pelindung. Dekatkan ujung kawat las ke base metal dan hidupkan busur nyala.

20. Jelaskan cara mengatasi percikan las yang menempel pada tip !

Jawab : Bersihkan percikan las yang menempel pada bagian dalam ujung nosel, bila terdapat banyak percikan di ujung nosel maka aliran gas pelindung akan terganggu yang data mengakibatkan hasil pengelasan tidak baik. Gunakan alat yang tepat untuk membuang percikan las dari tip dan periksa apakah gerakan kawat las telah lancar.

Gambar

Tabel 1. Hubungan antara Diameter kawat las, tebal pelat dan arus pengelasan.
Tabel 2. Tebal Pelat dan kecepatan Pengelasan
Tabel   3        :  Teknik Pengelasan

Referensi

Dokumen terkait

Empat orang anggota PDP cabang Kabupaten Jayawijaya, yang telah dijatuhi hukuman penjara selama empat tahun pada tahun 2000, masih tetap berada dalam tahanan kota di Wamena.. Mereka

Pentingnya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan supaya dapat menimbulkan reaksi bagi para pelaku pasar modal dipengaruhi oleh profitabilitas (Baridwan, 2004:5),

Kerupuk Nokasa (Kerupuk Non Kolesterol Dan Bercita Rasa) sebagai Produk Modern Makanan Tradisional yang Berdaya Saing Tinggi dan Ladang Usaha adalah salah satu bentuk inovasi

1) berkas B-1 KWK Pemohon yang diambil oleh Pemohon dari Kantor Termohon, dan telah berada dalam penguasaan Pemohon hingga acara pembuktian dilaksanakan dan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi pelatihan vokasi juru sembelih halal dapat dianalisa dengan empat aspek evaluasi yang saling terikat dan berpengaruh

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan teknik estimasi yang

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Tiba saatnya pada penerbitan Surat Keputusan (SK) Pendirian Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Tentang Izin Pendirian Sekolah Tinggi Fiqh Syeikh Nawawi Tanara