• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN

MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN

SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII

IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh

Intan Siti Muharomah NIM. 1104366

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Oleh

Intan Siti Muharomah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Intan Siti Muharomah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

(3)
(4)
(5)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Intan Siti Muharomah 1104366

Pembimbing : M. Arief Ramdhany, S.S, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan menjelaskan guru dan motivasi belajar terhadap tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung. Penelitian ini dilaksanakan dengan jenis penelitian deskriptif verifikatif. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket untuk keterampilan menjelaskan guru dan motivasi belajar, serta soal tes untuk tingkat pemahaman siswa yang disebar kepada 125 siswa yang menjadi sampel. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi linier multipel adalah keterampilan menjelaskan guru bernilai (+) sebesar 0,143, ini menunjukkan bahwa keterampilan menjelaskan guru searah dengan tingkat pemahaman siswa. Begitu pula dengan motivasi belajar bernilai (+) 0,042, hal ini menunjukkan motivasi belajar searah dengan tingkat pemahaman siswa. Berdasarkan uji F diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 67,272 > 3,071 ini menunjukkan bahwa regresi berarti.

Sedangkan hasil pengujian hipotesis keterampilan menjelaskan guru diperoleh thitung = 8,337 dan ttabel = 1,980 maka thitung > ttabel (8,337 > 1,980), artinya bahwa

keterampilan menjelaskan guru berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi. Hasil pengujian hipotesis motivasi belajar diperoleh thitung = 2,148 dan ttabel = 1,980 maka thitung > ttabel (2,148 > 1,980),

artinya bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi.

(6)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE OF TEACHER’S EXPLAINING SKILLS AND

LEARNING MOTIVATION TO STUDENTS COMPREHENSION LEVEL ON ACCOUNTING SUBJECT CLASS XII IPS AT SMA NEGERI 10

BANDUNG

Intan Siti Muharomah 1104366

Counselor : M. Arief Ramdhany, S.S, S.Pd, M.Pd

ABSTRACT

This research is aimed at finding out the influence of teacher’s explaining

skills and learning motivation to students comprehension level on accounting subject class XII IPS at SMA Negeri 10 Bandung. This research was conducted with descriptive research verification. Technique used in taking sample is simple random sampling. The data is collected through distributing questionnaire for

teacher’s explaining skills and learning motivation then question test for students

comprehension which distributed to 125 students, who became sample. The result

obtained from this study using multiple regression analysis is the teacher’s

explaining skills is positive (+) of 0,143, this indicates that the direction of

teacher’s explaining skills and students comprehension level. As well as the learning motivation is positive (+) of 0,042, this indicates that the direction of learning motivation and students comprehension level. Obtained by the F test Fstat

> Ftable, which is 67,272 > 1,980 this indicates that that the regression is

significant. Where as the result of the teachers explaining skills hypothesis test resulted on the number of tstat = 8,337 and ttable = 1,980 then tstat > ttable (8,337 >

1,980), there is teacher’s explaining skills is influencing students comprehension level on accounting subject. The result of the learning motivation hypothesis test resulted on the number of tstat= 2,148 and ttable = 1,980 then tstat > ttable (2,148 >

1,980). Therefore, there is learning motivation is influencing students comprehension level on accounting subject.

(7)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Fungsi Motivasi... 5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar... 6. Indikator Motivasi Belajar... G. Konsep Pemahaman... H. Karakteristik Pembelajaran Akuntansi di SMA... I. Hasil Penelitian Terdahulu... J. Kerangka Pemikiran... K. Hipotesis Penelitian... BAB III METODE PENELITIAN... A. Desain Penelitian... B. Operasionalisasi Variabel... C. Populasi dan Sampel... 1. Populasi... 2. Sampel... D. Teknik Pengumpulan Data... E. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian... 1. Uji Reliabilitas... 2. Uji Validitas... 3. Uji Taraf Kesukaran... 4. Uji Daya Pembeda... F. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 1. Uji Asumsi Klasik... a. Uji Normalitas... b. Uji Linearitas... c. Uji Multikolinieritas... d. Uji Heterokedastisitas... 2. Analisis Regresi Linier Multipel... 3. Pengujian Hipotesis...

a. Uji F (Uji Keberartian Regresi)... b. Uji t... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

(9)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Identitas Sekolah... 2. Sejarah Singkat Perkembangan Sekolah... 3. Visi dan Misi SMA Negeri 10 Bandung... B. Deskripsi Hasil Penelitian... 1. Gambaran Umum Responden... 2. Deskripsi Variabel Keterampilan Menjelaskan Guru... a. Deskripsi Umum Variabel Keterampilan Menjelaskan Guru.... b. Deskripsi Setiap Indikator Keterampilan Menjelaskan Guru.... 3. Deskripsi Variabel Motivasi Belajar... a. Deskripsi Umum Motivasi Belajar... b. Deskripsi Setiap Indikator Motivasi Belajar... 4. Deskripsi Variabel Tingkat Pemahaman Siswa... a. Deskripsi Setiap Indikator Tingkat Pemahaman Siswa... b. Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa... C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 1. Teknik Analisis Data...

a. Uji Asumsi Klasik... 1) Uji Normalitas... 2) Uji Linearitas... 3) Uji Multikolinieritas... 4) Uji Heterokedastisitas... b. Analisis Regresi Linier Multipel... 2. Pengujian Hipotesis Penelitian...

(10)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Daftar Nilai UTS Mata Pelajaran Akuntansi SMA Negeri 10 Bandung Periode Semester Ganjil 2014/2015... Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel... Tabel 3.2. Data Jumlah Siswa... Tabel 3.3. Jumlah Sampel Tiap Kelas... Tabel 3.4. Penilaian Skala Numerik... Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan Menjelaskan Guru... Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar... Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Tingkat Pemahaman Siswa... Tabel 3.8. Validitas Item Instrumen Keterampilan Menjelaskan Guru... Tabel 3.9. Validitas Item Instrumen Motivasi Belajar... Tabel 3.10. Uji Validitas Item Soal Tes Tingkat Pemahaman Siswa... Tabel 3.11. Uji Taraf Kesukaran Item Soal Tes Tingkat Pemahaman Siswa.... Tabel 3.12. Uji Daya Pembeda Item Soal Tes Tingkat Pemahaman Siswa... Tabel 4.1. Responden Penelitian Berdasarkan Nomor Absen Siswa... Tabel 4.2. Kriteria Interpretasi Siswa... Tabel 4.3. Jawaban Responden Terhadap Variabel Keterampilan

Menjelaskan Guru... Tabel 4.4. Tingkat Keterampilan Guru dalam Menjelaskan Istilah-Istilah

Baru... Tabel 4.5. Tingkat Keterampilan Guru dalam Menggunakan Bahasa dan

Kalimat yang Jelas... Tabel 4.6. Tingkat Keterampilan Guru dalam Menghindari Penggunaan

Kata yang Tidak Perlu... Tabel 4.7. Tingkat Keterampilan Guru dalam Penggunaan Contoh yang

Jelas, Relevan dan Konkrit... Tabel 4.8. Tingkat Keterampilan Guru dalam Penggunaan Contoh yang

(11)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Positif dan Negatif... Tabel 4.9. Tingkat Keterampilan Guru dalam Penggunaan Contoh dengan

Kuantitas yang Cukup...

Tabel 4.10. Tingkat Keterampilan Guru dalam Pengorganisasian Materi yang Logis serta dengan Rangkaian yang Jelas dan Sistematis... Tabel 4.11. Tingkat Keterampilan Guru dalam Pengorganisasian Materi

dengan Pola yang Tepat dalam Pemberian Tugas... Tabel 4.12. Tingkat Keterampilan Guru dalam Penggunaan Variasi Suara... Tabel 4.13. Tingkat Keterampilan Guru dalam Variasi Gerak Tubuh... Tabel 4.14. Tingkat Keterampilan Guru dalam Memberikan Kesempatan

Bertanya... Tabel 4.15. Tingkat Keterampilan Guru dalam Memahami Ekspresi dari

Sikap Siswa... Tabel 4.16. Jawaban Responden terhadap Variabel Motivasi Belajar... Tabel 4.17. Durasi Kegiatan... Tabel 4.18. Frekuensi Kegiatan... Tabel 4.19. Persistensi... Tabel 4.20. Tingkatan Aspirasi... Tabel 4.21. Tingkatan Kualifikasi Prestasi... Tabel 4.22. Arah Sikap terhadap Sasaran Kegiatan... Tabel 4.23. Devosi dan Pengorbanan... Tabel 4.24. Ketabahan, Keuletan, dan Kemampuan... Tabel 4.25. Penjabaran Indikator Pemahaman... Tabel 4.26. Indikator Kemampuan Menerjemahkan... Tabel 4.27. Indikator Kemampuan Menafsirkan... Tabel 4.28. Indikator Kemampuan Mengekstrapolasi (Menyimpulkan)... Tabel 4.29. Menafsirkan Persamaan Dasar Akuntansi... Tabel 4.30. Menerjemahkan Pengertian Perusahaan Dagang... Tabel 4.31. Menyebutkan Perusahaan yang Bergerak di Bidang Perdagangan.. Tabel 4.32. Menafsirkan Syarat Pembayaran... Tabel 4.33. Menyebutkan Akun Khusus yang Bersaldo Normal Debit... Tabel 4.34. Menafsirkan Analisis Transaksi...

(12)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.35. Menerjemahkan Pengertian Jurnal Khusus... Tabel 4.36. Menyebutkan Jenis Jurnal yang Tidak Termasuk dalam Jurnal

Khusus... Tabel 4.37. Menerjemahkan Pengertian Jurnal Penjualan... Tabel 4.38. Mencatat Transaksi pada Jurnal Pembelian... Tabel 4.39. Mencatat Transaksi pada Jurnal Pengeluaran Kas... Tabel 4.40. Mencatat Transaksi pada Jurnal Penjualan... Tabel 4.41. Mencatat Transaksi pada Jurnal Penerimaan Kas... Tabel 4.42. Menerjemahkan Pengertian Buku Besar Pembantu... Tabel 4.43. Menyebutkan Jenis-Jenis Buku Besar Pembantu... Tabel 4.44. Menafsirkan Akun yang Akan Diposting pada Buku Besar... Tabel 4.45. Menentukan Rumus Perhitungan Harga Pokok Penjualan... Tabel 4.46. Menghitung Harga Pokok Penjualan... Tabel 4.47. Jawaban Responden terhadap Variabel Tingkat Pemahaman

Siswa... Tabel 4.48. Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa... Tabel 4.49. Uji Normalitas... Tabel 4.50. Tabel Linearity Keterampilan Menjelaskan Guru... Tabel 4.51. Tabel Linearity Motivasi Belajar... Tabel 4.52. Tabel Coefficients Multikolinieritas... Tabel 4.53. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linear Multipel... Tabel 4.54. ANOVA... Tabel 4.55. Tabel Coefficient Uji t...

(13)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran... Gambar 2.2. Hubungan Variabel... Gambar 4.1. Scatterplots regresi untuk heterokedastisitas...

(14)

1

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi ini. Melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi sumber daya yang berkualitas sehingga mampu untuk bersaing dengan manusia lainnya dalam kehidupan di era global. Indonesia memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah yang tidak dimiliki oleh negara lainnya. Namun hal tersebut akan sia-sia apabila Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengelola kekayaan-kekayaan sumber daya yang dimiliki. Tentunya hal ini akan berpengaruh pada tingkat kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan dapat melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang tentunya dapat membangun suatu negara untuk mencapai tujuan yang diharapkan, baik dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa maupun meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(15)

2

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan di sekolah tidak akan pernah lepas dari proses belajar mengajar yang akan membentuk manusia menjadi pribadi yang berwawasan luas. Dalam suatu proses belajar mengajar hal yang sangat penting adalah bagaimana meningkatkan motivasi dan mengarahkan siswa untuk belajar. Proses belajar mengajar ini dapat dikatakan berhasil jika guru mampu mengorganisir kegiatan belajar dengan baik dan adanya suatu ukuran yang menunjukkan prestasi siswa yang dilakukan melalui evaluasi yang mencakup penilaian dan pengukuran terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil prestasi belajar siswa itu dapat berupa nilai Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), hingga cakupan yang lebih luas yaitu Ujian Nasional (UN). Dari Prestasi belajar tersebut dapat dilihat apakah siswa yang bersangkutan telah mencapai hasil yang baik dan sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah atau belum.

Dalam semua proses pembelajaran di sekolah, prestasi belajar merupakan suatu ukuran untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. Aspek kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran tersebut. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya yang tidak hanya berfokus pada mengetahui atau mengingat suatu materi pelajaran tetapi juga harus memahami materi pelajaran tersebut dengan tujuan prestasi belajar yang di dapat akan maksimal. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan kembali sesuatu dengan menggunakan kata - kata sendiri, dapat menyimpulkan atau menginterpretasikan sesuatu dan sebagainya. Menurut Bloom (1956) (dalam Arikunto, 2012:130) pemahaman termasuk dalam klasifikasi ranah kognitif level dua setelah pengetahuan. Jika siswa memiliki pemahaman yang baik maka ia mampu mengungkapkan kembali suatu materi dengan menggunakan kata – kata sendiri dan dapat mengaplikasikannya.

(16)

3

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dalam mata pelajaran akuntansi.

Tabel 1.1

Daftar Nilai UTS Mata Pelajaran Akuntansi

SMA Negeri 10 Bandung Periode Semester Ganjil 2014/2015

No Kelas Jumlah

Siswa

Nilai < KKM

(persentase)

Nilai > KKM

(persentase)

1. XII IPS 1 36 Orang 22 Siswa (61,11%) 14 Siswa (38,89%)

2. XII IPS 2 35 Orang 23 Siswa (65,71%) 12 Siswa (34,29%)

3. XII IPS 3 36 Orang 14 Siswa (38,39%) 22 Siswa (61,11%)

4. XII IPS 4 36 Orang 14 Siswa (38,89%) 22 Siswa (61,11%)

5. XII IPS 5 39 Orang 15 Siswa (38,46%) 24 Siswa (61,54%)

Jumlah

Keseluruhan 182 Orang 88 Siswa (48,35%) 94 Siswa (51,65%)

Sumber: SMA Negeri 10 Bandung ( data diolah)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai Ujian Tengah Semester mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 10 Bandung tahun pelajaran 2014/2015 menunjukkan masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun KKM yang ditetapkan oleh SMA Negeri 10 Bandung untuk mata pelajaran akuntansi adalah 75. Persentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 94 siswa atau 51,65%, sedangkan persentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 88 siswa atau 48,35%. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai di atas KKM. Prestasi belajar yang cukup baik ini tidak merata, karena masih terdapat dua kelas dengan siswa yang paling banyak mendapat nilai di bawah KKM yaitu kelas XII IPS 1 dan kelas XII IPS 2.

(17)

4

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut, karena kita ketahui bahwa materi dalam silabus tiap semester yang harus diberikan kepada siswa sangat banyak tetapi waktu yang tersedia relatif singkat. Sedangkan dalam mata pelajaran akuntansi ini siswa ditekankan memiliki keterampilan dalam menyusun jurnal-jurnal dan laporan keuangan serta memahami siklus akuntansi dalam satu periode.

Apabila siswa tidak dapat memahami suatu materi akuntansi, maka ia akan sulit untuk memahami materi akuntansi selanjutnya, karena akuntansi merupakan sebuah siklus. Ketika siswa akan melanjutkan materi ke tahap selanjutnya maka ia harus menguasai dan memahami materi akuntansi sebelumnya. Jika pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akuntansi ini kurang optimal, maka tujuan dari pembelajaran tidak dapat tercapai. Begitu juga dengan prestasi belajar siswa tidak akan tercapai sesuai dengan harapan. Apabila prestasi belajar siswa tidak tercapai dengan baik maka secara luas hal ini pun akan berdampak pada rendahnya mutu lulusan yang dihasilkan.

Prestasi belajar tidak hanya ditunjukkan dengan nilai yang didapat oleh siswa tetapi juga dilihat dari pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran yang diterimanya pada saat proses pembelajaran. Menurut Syah (2003:217) bahwa jenis prestasi meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimana ranah kognitif meliputi pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa pemahaman merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dan ranah kognitif ini merupakan salah satu jenis dalam prestasi belajar.

(18)

5

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari suatu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan dapat diukur melalui tes tertentu. Pemahaman merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dimana ranah kognitif ini merupakan salah satu jenis dalam prestasi belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan bagian dari prestasi belajar. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor eksternal yaitu berasal dari luar siswa.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut menurut Purwanto (2007:45) diantaranya:

1. Faktor yang berasal dalam diri (faktor internal) : keadaan fisik, intelegensi siswa, psikologi siswa seperti sikap, minat, bakat, dan motivasi siswa, kebiasaan dan cara belajar, konsep diri dan sebagainya.

2. Faktor yang berasal dari luar (faktor eksternal) : faktor keluarga, kemampuan guru mengajar, penggunaan media pembelajaran, sumber dan bahan pelajaran dan sebagainya.

3. Faktor pendekatan belajar: strategi dan metode belajar siswa untuk mempelajari materi pelajaran.

Dari beberapa faktor tersebut yang menjadi fokus pada penelitian ini dalam mengidentifikasi rendahnya pemahaman siswa adalah motivasi belajar yang berasal dari faktor internal dan kemampuan guru mengajar yang berasal dari faktor eksternal.

(19)

6

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak memiliki motivasi belajar tidak akan melakukan aktivitas belajar. Ketika siswa tersebut tidak melakukan aktivitas belajar maka akan sangat sulit sekali untuk memahami materi pembelajaran yang kemudian berimbas pada pencapaian prestasi belajar.

Selain motivasi belajar terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu kemampuan guru mengajar. Cara mengajar guru yang baik akan menciptakan pembelajaran yang baik begitu pun sebaliknya. Hal ini dapat menggambarkan keadaan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Jika guru mempunyai kompetensi yang baik maka prestasi belajar siswa dapat berubah menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Biggs (1991) (dalam Syah, 2003:67) Teaching for Learning: The View from Cognitive Psychology, mengenai belajar dan hasil belajar, bahwa:

Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya adalah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai.

Seorang guru dapat dikatakan terampil dalam mengajar apabila memenuhi komponen-komponen dalam keterampilan dasar mengajar. Komponen keterampilan dasar mengajar yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah keterampilan guru dalam menjelaskan pelajaran. Keterampilan menjelaskan guru menurut Marno & Idris (2010:95) merupakan “aktivitas mengajar yang tidak dapat dihindari guru. Penjelasan diperlukan karena tidak terdapat dalam buku, sehingga guru harus menuturkan secara lisan.”

(20)

7

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keberhasilan belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi karena kita ketahui bahwa mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang baru dipelajari oleh siswa sehingga disini guru dituntut untuk benar-benar memiliki kemampuan dalam menjelaskan dengan baik sehingga konsep-konsep dasar akuntansi akan dapat dipahami oleh siswa dengan baik.

Menurut Hasibuan & Moedjiono (2012:71) komponen keterampilan menjelaskan meliputi:

1. Kejelasan guru dalam menyampaikan materi 2. Pemberian contoh dan ilustrasi

3. Pengorganisasian materi 4. Memberikan penekanan 5. Memberikan balikan

Apabila guru memiliki keterampilan menjelaskan yang baik maka materi yang akan diberikan pun dapat tersampaikan dan siswa pun dapat menerima materi yang disampaikan tersebut dengan baik. Ketika siswa dapat menerima materi yang disampaikan guru maka itu akan meningkatkan pemahaman siswa.

Berdasarkan paparan permasalahan diatas peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian lebih jauh terhadap fenomena yang telah diuraikan di atas dengan judul “Pengaruh Keterampilan Menjelaskan Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung.”

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran keterampilan menjelaskan guru dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung.

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung.

(21)

8

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimana pengaruh keterampilan menjelaskan guru terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung.

5. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung.

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran jelas mengenai pengaruh keterampilan menjelaskan guru dan motivasi belajar terhadap tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran keterampilan menjelaskan guru pada mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung.

3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung.

4. Untuk mengetahui pengaruh keterampilan menjelaskan guru terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung.

(22)

9

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian di bidang ilmu pendidikan akuntansi khususnya mengenai pengaruh keterampilan menjelaskan dan motivasi belajar terhadap tingkat pemahaman siswa. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai kajian lebih lanjut untuk penelitian berikutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ataupun pendapat mengenai keterampilan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran di kelas dan gambaran motivasi siswa sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa di SMA Negeri 10 Bandung.

b. Bagi Peneliti

(23)

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang disusun sedemikian rupa dalam suatu penelitian, sehingga dapat menjawab dan menguji rumusan masalah maupun hipotesis penelitian yang diajukan secara akurat. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verivikatif dengan pendekatan kuantitatif dan ditunjang oleh studi kepustakaan atau menggunakan literatur yang relevan dengan kajian penelitian.

Menurut Riduwan (2010:217) “metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data”.

Adapun menurut Sugiyono (2008:11) mengungkapkan mengenai penelitian deskriptif dan verifikatif sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel maupun lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Sedangkan metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai keterampilan menjelaskan guru, motivasi belajar dan tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dan informasi yang di dapat dari responden dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner.

B. Operasionalisasi Variabel

(24)

41

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian tersebut. Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian adalah:

a. Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel yang akan mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat dua varibel independen yaitu:

1) Keterampilan menjelaskan guru ( )

Keterampilan menjelaskan guru adalah kemampuan atau kecakapan guru dalam mengorganisasikan materi pembelajaran sehingga siswa dapat mengerti dan memahami apa yang dijelaskan oleh guru tersebut dengan baik.

2) Motivasi Belajar (

Motivasi belajar adalah suatu dorongan/daya penggerak yang berasal dari dalam diri siswa dalam kegiatan belajar yang menimbulkan perubahan tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan.

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah tingkat pemahaman siswa pada materi pelajaran akuntansi. Berikut adalah operasionalisasi variabel penelitian:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala No

Item Keterampilan

Menjelaskan Guru ( )

Kejelasan Bahasa 1. Menjelaskan istilah-istilah baru

4. Jelas, relevan dan konkrit

5. Positif dan negatif

(25)

42

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Kuantitas yang cukup Pengorganisasian 7. Logis serta dengan

rangkaian yang jelas dan sistematis

8. Pola yang tepat dalam pemberian tugas

Interval 9-12

Penekanan 9. Penggunaan variasi suara

10.Gerak tubuh

Interval 13-14

Balikan 11.Kesempatan bertanya 12.Ekspresi dari sikap

dapat dilihat

6. Arah Sikap terhadap Sasaran Kegiatan (like or dislike, positif atau negatif)

Interval 8

7. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan

(26)

43

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk

Nilai tes siswa (dengan memberikan soal akuntansi yang disusun berdasarkan pemahaman menurut Bloom)

Interval 1-18

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2002:57) (dalam Riduwan, 2010:54) mengemukakan

bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun menurut Riduwan (2010:55) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan

dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”.

Berdasarkan penjelasan di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung sebanyak 182 siswa. Berikut data rincian jumlah siswa tiap kelas:

(27)

44

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sampel

Arikunto (1998:117) (dalam Riduwan 2010:56) mengatakan bahwa

“Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang

diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil

sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”.

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Simple Random Sampling. Menurut Riduwan (2010:58)

Simple Random Sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)

dalam anggota populasi tersebut”. Pengambilan sampel untuk jumlah siswa

yang akan diteliti menggunakan rumus sebagai berikut:

(Riduwan, 2010:65) Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

= Presisi yang ditetapkan (5%)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampelnya adalah sebagai berikut:

(

(28)

45

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah menetukan jumlah sampel maka langkah selanjutnya adalah menentukan sampel setiap kelas secara proporsional dengan menggunakan rumus berikut:

(Riduwan, 2010:66) Keterangan:

= Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya

= Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung untuk setiap kelas jumlah sampelnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Tiap Kelas

No. Kelas Jumlah Siswa Sampel

1. XII IPS 1 36 siswa

2. XII IPS 2 35 siswa

3. XII IPS 3 36 siswa

4. XII IPS 4 36 siswa

5. XII IPS 5 39 siswa

Jumlah 182 Siswa 125 Siswa

Sumber: Data Diolah

Sampel yang terpilih akan menerima angket dengan diundi terlebih dahulu. Berikut prosedur pengambilan sampel secara acak:

a. Sediakan kerangka sampel tiap kelas. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka sampel adalah daftar absen siswa tiap kelas.

(29)

46

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tulis nomor absen masing-masing siswa tiap kelas pada kertas, gulung kertas tersebut dan masukan ke dalam gelas lalu tutup gelas tersebut. d. Kocoklah gelas tersebut sampai gulungan kertas keluar satu per satu

sampai diperoleh jumlah sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Riduwan (2010:97) “Metode pengumpulan data ialah teknik atau

cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mempelajari keadaan objek yang sedang diteliti dengan cara mempelajari dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar siswa kelas XII IPS pada mata pelajaran akuntansi. Data mengenai prestasi belajar siswa ini digunakan sebagai data awal untuk melanjutkan penelitian.

2. Angket

Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang berisikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Selain itu menurut Riduwan (2010:99) mengatakan bahwa

“angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna”.

Angket yang digunakan untuk meneliti keterampilan menjelaskan guru dan motivasi belajar dalam penelitian ini merupakan angket yang bersifat tertutup. Menurut Riduwan (2010:100) menyatakan bahwa:

(30)

47

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, responden hanya menjawab pertanyaan maupun pernyataan yang diajukan pada pilihan yang sudah ditetapkan dengan cara memberikan tanda checklist () pada pilihan jawaban tersebut. Angket tertutup ini menggunakan skala numerik (numerical scale), yaitu skala yang menggunakan pilihan jawaban berupa angka. Angka tersebut dimulai dari angka 1 yang menunjukkan penilaian terendah sampai dengan angka 5 yang menunjukkan penilaian tertinggi. Berikut adalah contoh format penilaian skala numerik:

Tabel 3.4

Penilaian Skala Numerik

No Item Skor

5 4 3 2 1

Keterangan:

 Angka 5 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif tertinggi  Angka 4 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif tinggi  Angka 3 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif sedang  Angka 2 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif rendah  Angka 1 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif terendah

Adapun pada pembuatan angket mengenai tingkat pemahaman siswa mengacu pada proses kognitif dalam kategori pemahaman dengan memberikan soal materi akuntansi yang berbentuk tes pilihan ganda dan dikembangkan berdasarkan indikator pemahaman.

Untuk mengukur pemahaman siswa menggunakan analisis skala interval.

Menurut Riduwan (2010:84) “skala interval adalah skala yang menujukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama”.

(31)

48

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bobot nilai yang diberikan pada tiap butir soal yang dijawab benar adalah 1 dan bobot nilai yang diberikan pada tiap butir soal yang dijawab salah adalah 0.

Penyebaran angket dilakukan kepada siswa kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung. Sebelum dilakukan penyebaran, peneliti melakukan uji coba angket yang diberikan kepada responden diluar sampel untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari pertanyaan-pertanyaan dalam angket tersebut. Selanjutnya pertanyaan yang telah dinyatakan valid dan reliabel akan diujikan pada sampel, sedangkan yang tidak valid dan reliabel akan dihilangkan.

E. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2002:154) bahwa “reliabilitas adalah suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik”. Oleh karena itu suatu tes dapat

dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi atau reliabel apabila dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menguji instrumen penelitian ini digunakan rumus alpha. Adapun langkah-langkah dalam pengujian reliabilitas dalam instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Langkah pertama: mencari varian skor tiap item

(

(Riduwan, 2010:125) Keterangan:

= Varian skor tiap item = Jumlah kuadrat tiap

(32)

49

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Langkah kedua: Menentukan Varian total

(

(Riduwan, 2010:126) Keterangan:

= Varian total

= Jumlah kuadrat X total ( = JumlahX total dikuadratkan N = Jumlah responden

 Langkah ketiga: Menghitung reliabilitas instrumen dengan nilai Alpha dengan rumus:

( )

(Arikunto, 2012:122)

Keterangan:

= Nilai reliabilitas

n = Jumlah item

∑ = Jumlah varian skor tiap item = Varian total

kemudian dibandingkan dengan rumus :

1. Jika berarti reliabel 2. Jika berarti tidak reliabel

(Riduwan, 2010:128)

Sedangkan untuk menguji reliabilitas soal tes tingkat pemahaman siswa yang berbentuk pilihan ganda menggunakan metode belah dua (split-half method) dengan pembelahan awal akhir. Menurut Arikunto (2009:93)

(33)

50

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

awal dan item-item akhir yaitu separuh jumlah pada nomor-nomor awal dan

akhir”.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menganalisis butir soal, item yang dijawab benar diberi nilai 1 sedangkan item jawaban salah diberi nilai 0. Selanjutnya adalah melakukan pembelahan jumlah item. Kemudian hasilnya dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Pada saat pembelahan dan mengkorelasikan dua belahan, baru

diketahui reliabilitas separuh tes. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes dapat menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu sebagai berikut:

(

(Arikunto, 2012:107) Keterangan:

⁄ ⁄ = korelasi antara skor-skor setiap belahan kelas = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Dalam pengujian reliabilitas, peneliti menggunakan software IBM SPSS V 20 for windows. Berikut merupakan hasil perhitungan uji reliabilitas

tersebut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan Menjelaskan Guru

Variabel Keteangan

Keterampilan Menjelaskan Guru 0,905 0,361 Reliabel

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel 3.5 di atas, yang diperoleh dengan

(34)

51

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar

Variabel Keteangan

Motivasi Belajar 0,841 0,361 Reliabel

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, yang diperoleh dengan

menggunakan rumus alpha adalah sebesar 0,841. Sedangkan yang diperoleh dari 30 responden dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0,361. Karena > , maka item pernyataan dalam angket tersebut dinyatakan reliabel sehinga dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Tingkat Pemahaman Siswa

Variabel Keteangan

Tes Tingkat Pemahaman 0,851 0,361 Reliabel

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel 3.7 di atas, yang diperoleh dengan

menggunakan metode split-half dengan rumus Spearman Brown adalah sebesar 0,851. Sedangkan yang diperoleh dari 30 responden dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0,361. Karena > , maka item pernyataan dalam angket tersebut dinyatakan reliabel sehinga dapat digunakan dalam penelitian.

2. Uji Validitas

Menurut Arikunto (1995:63-69) (dalam Riduwan, 2010:109)

(35)

52

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ( (

√ ( } ( }

(Arikunto, 2012:87)

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan X = Skor tiap item Y = Skor total item

N = Jumlah responden uji coba

Setelah diperoleh nilai kemudian dikonsultasikan dengan nilai

dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian instrumen dapat

dikatakan valid dengan ketentuan, jika:

berarti valid, sebaliknya

berarti tidak valid

(Riduwan, 2010:110)

a. Uji Validitas Item Instrumen Keterampilan Menjelaskan Guru

Dalam menguji validitas instrumen untuk mengukur variabel keterampilan menjelaskan guru ( ), peneliti menggunakan rumus product moment dengan bantuan software IBM SPSS V 20 for windows.

Uji validitas instrumen yang dilakukan peneliti adalah dengan cara mengujicobakan instrumen kepada 30 orang responden diluar sampel dengan jumlah 20 item pernyataan. Berikut adalah hasil uji validitas instrumen untuk variabel keterampilan menjelaskan guru:

Tabel 3.8

Validitas Item Instrumen Keterampilan Menjelaskan Guru No

Item Keterangan

No.

(36)

53

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 0,804 0,361 Valid 11 0,816 0,361 Valid 2 0,806 0,361 Valid 12 0,656 0,361 Valid 3 0,543 0,361 Valid 13 0,702 0,361 Valid 4 0,755 0,361 Valid 14 0,614 0,361 Valid 5 0,644 0,361 Valid 15 0,373 0,361 Valid 6 0,524 0,361 Valid 16 0,410 0,361 Valid 7 0,762 0,361 Valid 17 0,466 0,361 Valid 8 0,649 0,361 Valid 18 0,418 0,361 Valid 9 0,332 0,361 Tidak Valid 19 0,384 0,361 Valid 10 0,648 0,361 Valid 20 0,355 0,361 Tidak Valid Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan penghitungan tersebut, dapat dilihat bahwa dari 20 item pernyataan yang diujikan kepada 30 responden, sebanyak 18 item pernyataan yang dinyatakan valid dan terdapat 2 item pernyataan yang dinyatakan tidak valid yaitu item 9 dan 20. Pernyataan yang tidak valid akan dihilangkan karena tidak dapat dipergunakan sebagai instrumen penelitian.

b. Uji Validitas Item Instrumen Motivasi Belajar

Hal yang sama dilakukan dalam menguji validitas instrumen untuk mengukur varibel motivasi belajar ( ), dimana peneliti menggunakan rumus product moment dengan bantuan software IBM SPSS V 20 for windows. Uji validitas instrumen yang dilakukan peneliti

adalah dengan cara mengujicobakan instrumen kepada 30 orang responden diluar sampel dengan jumlah 13 item pertanyaan. Berikut adalah hasil uji validitas instrumen untuk variabel keterampilan menjelaskan guru:

Tabel 3.9

Validitas Item Instrumen Motivasi Belajar No.

Item Keterangan

1 0,478 0,361 Valid

2 0,491 0,361 Valid

3 0,634 0,361 Valid

4 0,731 0,361 Valid

(37)

54

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 0,578 0,361 Valid

7 0,641 0,361 Valid

8 0,720 0,361 Valid

9 0,516 0,361 Valid

10 0,647 0,361 Valid

11 0,481 0,361 Valid

12 0,724 0,361 Valid

13 0,420 0,361 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan penghitungan tersebut, dapat dilihat bahwa dari 13 item pernyataan yang diujikan kepada 30 responden, sebanyak 13 item pernyataan yang dinyatakan valid sehingga seluruh item pernyataan dalam instrumen tersebut dapat dipergunakan dalam penelitian.

c. Uji Validitas Soal Tes Tingkat Pemahaman Siswa

Untuk tes tingkat pemahaman siswa mengenai materi akuntansi yang berbentuk pilihan ganda, peneliti juga melakukan uji coba untuk memenuhi kriteria validitas soal. Sama halnya yang dilakukan pada pengujian validitas instrumen diatas, dalam menguji validitas soal tes tingkat pemahaman siswa dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Setelah didapat, kemudian dibandingkan dengan . Peneliti menggunakan software IBM SPSS V 20 for windows untuk menguji validitas soat tes pemahaman. Berikut adalah

hasil uji validitas soal tes tingkat pemahaman siswa:

Tabel 3.10 Uji Validitas

Item Soal Tes Tingkat Pemahaman Siswa No.

Item Keterangan

1 0,429 0,361 Valid

2 0,484 0,361 Valid

3 0,544 0,361 Valid

4 -0,088 0,361 Tidak Valid

5 0,574 0,361 Valid

6 0,125 0,361 Tidak Valid

(38)

55

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 0,383 0,361 Valid

9 0,509 0,361 Valid

10 0,589 0,361 Valid

11 0,439 0,361 Valid

12 0,590 0,361 Valid

13 0,409 0,361 Valid

14 0,362 0,361 Valid

15 0,560 0,361 Valid

16 0,561 0,361 Valid

17 0,408 0,361 Valid

18 0,451 0,361 Valid

19 0,408 0,361 Valid

20 0,423 0,361 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Soal Tes

Berdasarkan perhitungan validitas, dapat dilihat bahwa dari 20 item soal tes pemahaman yang diujikan kepada 30 responden, sebanyak 18 item soal dinyatakan valid. Sedangkan 2 item soal lainnya dinyatakan tidak valid yaitu item 4 dan 6. Item soal yang tidak valid akan dihilangkan karena tidak dapat dipergunakan sebagai instrumen penelitian.

3. Uji Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan soal yang tidak terlalu sulit. Dalam membuat soal yang akan diberikan pada siswa harus memperhatikan taraf kesukaran dari soal tersebut. Apakah soal tersebut tergolong dalam soal mudah, sedang atau sukar. Untuk mengetahui taraf kesukaran butir soal tersebut dapat menggunaka rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2012:223)

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

(39)

56

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifiksikan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto, 2012:225) Dalam menguji taraf kesukaran, peneliti menggunakan program microsoft excel 2007. Berikut merupakan hasil uji taraf kesukaran soal tes

tingkat pemahaman siswa:

Tabel 3.11

Uji Taraf Kesukaran Item Soal Tes Tingkat Pemahaman Siswa No.

Item Taraf

Kesukaran Keterangan No.

Item Taraf

Kesukaran Keterangan

1 0,80 Mudah 11 0,33 Sedang

2 0,77 Mudah 12 0,70 Sedang

3 0,50 Sedang 13 0,67 Sedang

4 0,87 Mudah 14 0,63 Sedang

5 0,63 Sedang 15 0,30 Sukar

6 0,57 Sedang 16 0,43 Sedang

7 0,67 Sedang 17 0,80 Mudah

8 0,73 Mudah 18 0,57 Sedang

9 0,83 Mudah 19 0,80 Mudah

10 0,67 Sedang 20 0,60 Sedang

Sumber: Uji Coba Soal Tes

Berdasarkan perhitungan uji taraf kesukaran tersebut, terdapat 7 item soal dengan kriteria mudah, 12 item soal dengan kriteria sedang, dan 1 item soal dengan kriteria sukar.

4. Uji Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2012:226) “daya pembeda soal adalah

(40)

57

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rendah)”. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi (D).

Cara menentukan daya pembeda dilakukan dengan cara mengelompokan kelompok kecil (kurang dari 100 orang) dan kelompok besar (lebih dari 100 orang).

1) Kelompok kecil

Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes dideretkan mulai dari skor teratas sampai skor terbawah, lalu dibagi dua.

2) Kelompok besar

Mengingat biaya dan waktu untuk menganalisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas ( ) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah ( ).

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2012:228) Dimana:

= Banyaknya peserta kelompok atas = Banyaknya peserta kelompok bawah

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks kesukaran)

(41)

58

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Klasifikasi daya pembeda:

D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,21 – 0,40 = cukup D = 0,41 – 0,70 = baik D = 0,71 – 1,00 = baik sekali

D = negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nila D negatif sebaiknya dibuang.

(Arikunto, 2012:232)

Dalam menentukan daya pembeda soal, peneliti menggunakan program. Berikut adalah hasil perhitungan daya pembeda soal tes tingkat pemahaman siswa:

Tabel 3.12

Uji Daya Pembeda Item Soal Tes Tingkat Pemahaman Siswa No.

Item Daya

Pembeda Keterangan No.

Item Daya

Pembeda Keterangan

1 0,40 Cukup 11 0,40 Cukup

2 0,33 Cukup 12 0,47 Baik

3 0,33 Cukup 13 0,40 Cukup

4 -0,13 Jelek 14 0,33 Cukup

5 0,47 Baik 15 0,47 Baik

6 -0,07 Jelek 16 0,47 Baik

7 0,27 Cukup 17 0,27 Cukup

8 0,40 Cukup 18 0,47 Baik

9 0,33 Cukup 19 0,27 Cukup

10 0,53 Baik 20 0,27 Cukup

Sumber: Hasil Uji Coba Soal Tes

(42)

59

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Apabila suatu data berdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan perhitungan statistik parametik. Dan jika data tersebut tidak berdistribusi normal maka dalam pengujian hipotesis menggunakan perhitungan non parametik. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data akan menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software IBM SPSS V 20 for

windows.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian linearitas dalam penelitian ini menggunakan Linearity dan Deviation from Linearity dalam tabel ANOVA. Kriteria pengujiannya

adalah sebagai berikut:

Jika Fhitung≤ Ftabel artinya data berpola linier.

Jika Fhitung> Ftabel artinya data berpola tidak linier.

c. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah keadaan dimana ketika variabel-variabel bebasnya saling berkorelasi. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan korelasi yang kuat antarvariabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.

(43)

60

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan software IBM SPSS V20 for windows. Jika nilai TV > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas atau tidak. Jika variasi di sekitar persamaan regresi bernilai sama (konstan) untuk semua variabel-variabel bebas maka disebut dengan homokedastisitas, dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang dikatakan baik adalah ketika terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara melihat adanya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan program SPSS, dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisisnya menurut Ghozali (2013:139) adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Analisis Regresi Linier Multipel

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi multipel, karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Analisis regresi multipel menurut Sudjana (2003: 69) adalah

“hubungan antara sebuah peubah tak bebas dan dua buah atau lebih peubah

bebas dalam bentuk regresi”. Persamaan regresi ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

̂

(44)

61

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

̂ = Variabel Y (Tingkat Pemahaman Siswa) = Konstanta

= Koefisien regresi

= Keterampilan Menjelaskan Guru = Motivasi Belajar

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Menurut Sudjana (2003:90) uji keberartian regresi linier multipel ini dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang diamati. Rumus yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

( ( (

(Sudjana, 2003 : 91) Keterangan:

JK (Reg) = ...+ JK (S) = ∑ (

Setelah mencari nilai , maka selanjutnya adalah membandingkan dengan dengan taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Adapun kaidah kriteria pengujiannya adalah:

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya regresi berarti.

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya regresi tidak

(45)

62

Intan Siti Muharomah, 2015

PENGARUH KETERAMPILAN MENJELASKAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 10 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang ditimbulkan variabel-variabel bebas secara terpisah terhadap variabel terikat. Dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

1) H0:β1 = 0, Keterampilan menjelaskan guru tidak berpengaruh terhadap

tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi.

H1:β1 ≠ 0, Keterampilan menjelaskan guru berpengaruh terhadap tingkat

pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi.

2) H0:β2 = 0, Motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap tingkat

pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi.

H1:β2 ≠ 0, Motivasi belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman

siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Adapun rumus yang digunakan dalam uji t ini adalah sebgai berikut:

(Sudjana, 2003 : 31) Keterangan:

b = koefisien regresi

= standar deviasi dari variabel independen

Pengujian dilakukan dengan membandingkan dengan . Kriteria uji:

 Jika nilai thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel maka ditolak, artinya

keterampilan menjelaskan guru atau motivasi belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa.

 Jika nilai - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka diterima, artinya

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa
Tabel 3.3 Jumlah Sampel Tiap Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH TEMPERATUR PEMBAKARAN DALAM PEMBUATAN ABU DARI KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca Linn cv. ‘Saba’) SEBAGAI SUMBER ALKALI.. dibuat sebagai kelengkapan persyaratan

Penelitian ini diawali dengan pirolisis untuk diperoleh abu kulit buah pisang kepok (Musa paradisiaca Linn cv.. Kandungan kalium pada abu diekstraksi dengan

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan dalam. pengumpulan data

Diffusion bonding : Mono filament diperkuat AMCs terutama dihasilkan oleh ikatan difusi (foil-serat-foil) rute atau oleh penguapan lapisan yang relatif tebal dari

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan angket. Dengan empat teknik pengumpulan data yang digunakan

A Peringatan Hari Kartini Di Pemerintah Kota Yogayakarta Launching Bank Buku Perpustakaan Kota. Pemkot Siap Hadapi

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,

Hasil studi pendahuluan penelitian menunjukkan: (1) perilaku tiga tokoh arif kontemporer sesuai dengan perilaku orang arif klasik, (2) ajaran mereka dikelompokkan ke dalam