• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon T1 462010005 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon T1 462010005 BAB IV"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Partisipan Penelitian

Gambaran umum partisipan terlihat dari tabel distribusi frekuensi.Distribusi frekuensi juga digunakan untuk memaparkan persentase untuk memperjelas penyebaran gambaran umum partisipan.

Partisipan penelitian seluruhnya berjumlah 37 partisipan.Gambaran umum partisipan penelitian berisi tentang karakteristik jenis kelamin.Berikut rangkuman mengenai gambaran umum partisipan.

4.2. Pelaksanaan Penelitian

(2)

35

Partisipan yang diteliti adalah partisipan dengan usia lanjut (Lansia) dengan umur sesuai kriteria inklusi penelitian ini, yakni 60 tahun sampai 65 tahun. Sebelum penelitian ini dimulai, peneliti mendatangi partisipan dan keluarganya untuk memperkenalkan nama dan institusi. Peneliti memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan peneliti melakukan penelitian kepada pasien dan sekaligus meminta ijin partisipasi untuk berperan serta dalam penelitian ini dengan mengisi kuisioner yang disebarkan kepada mereka. Peneliti mendampingi partisipan dalam proses pengisian kuisioner dengan maksud agar selama pengisian kuisioner ada pernyataan yang tidak dimengerti oleh partisipan peneliti bisa memberikan penjelasan..

Setelah pengisian kuisioner selesai peneliti mengecek kembali kuisioner yang diisi oleh partisipan.Dari kuisioner yang disebar, semuanya terkumpul kembali dan semuanya di pakai dalam penelitian ini.

4.3. Karakteristik Partisipan

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Partisipan di Panti Jompo Inakaka Ambon

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 17 45,95%

Perempuan 20 54,05%

(3)

36

Berdasarkan penelitian dan hasil distribusi frekuensi didapatkan bahwa jumlah partisipan laki-laki sebanyak 17 partisipan (45,95%) dan jumlah partisipan perempuan sebanyak 20 partisipan (54,05%).

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Partisipan di Panti Jompo Inakaka Ambon

Tingkat Pendidikan

Frekuensi Persentase

SD 10 27,02%

SMP 5 13,51%

SMA 4 10,81%

D3 6 16,21%

S1 12 32,45%

Total 37 100%

Berdasarkan penelitian dan hasil distribusi frekuensi

didapatkanbahwa jumlah partisipan berdasarkan

penggolongan tingkat pendidikan SD sebanyak 10 partisipan (27,02%), SMP sebanyak 5 partisipan (13,51%), SMA sebanyak 4 partisipan (10,81), D3 sebanyak 6 partisipan (16,21%) dan S1 sebanyak 12 partisipan (32,45%).

Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi UsiaPartisipan di Panti Jompo Inakaka Ambon

Usia Frekuensi Persentase

60-65 tahun 27 72,97 %

65-70 tahun 10 27,03 %

(4)

37

Berdasarkan penelitian dan hasil distribusi frekuensi didapatkan bahwa jumlah partisipan berdasarkan usia 55 – 65 tahun sebanyak 27 partisipan (72,97%), usia 65-70 tahun sebanyak 10 partisipan (27,03%).

4.5. Hasil Penelitian 4.4.1. Uji Normalitas

Uji asumsi dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat untuk melakukan analisis dengan teknik korelasi

Pearson Product Moment.

Pengujian uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil uji Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan menghadapi kematian

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Normal Parametersa Mean 30.32 57.30

Std. Deviation 12.559 21.026

Most Extreme Differences Absolute .207 .157

Positive .207 .140

Negative -.184 -.157

Kolmogorov-Smirnov Z 1.257 .957

Asymp. Sig. (2-tailed) .085 .319

(5)

38

dukungan sosial keluarga memiliki nilai K-S-Z sebesar 1,257 dengan nilai probabilitas (p) atau nilai signifikansi sebesar 0,085 (p > 0.05). Oleh karena nilai signifikansi p>0,05, maka distribusi data dukungan social keluarga berdistribusi normal. Hal ini juga terjadi pada variabel kecemasan menghadapi kematian yang memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,957 dengan nilai probabilitas (p) atau nilai signifikansi sebesar 0,319. Dengan demikian, data kecemasan menghadapi kematian juga berdistribusi normal.

4.4.2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk menguji integritas hubungan data yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas berhubungan dengan variabel terikat atau tidak. Untuk perhitungannya, uji lineritas dilakukan dengan menggunakan SPSS seri 16.0 for windowsyang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kecemasan Menghadapi Kematian

(6)

39 n *

Dukunga n Sosial

Deviation from Linearity 6704.877 15 446.992 1.047 .454

Within

Groups 8541.472 20 427.074

Total 15915.730 36

Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,047 dengan sig.= 0,454 (p>0,05) yang menunjukkan hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematian adalah linear.

4.4.3. Analisis Korelasi

Perhitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan SPSS seri 16.0 for windows. Hasil korelasi antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematiandapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6. Hasil Uji KorelasiDukungan Sosial Keluarga Dengan Kecemasan Menghadapi Kematian

Pearson Correlation 1 .605**

Sig. (2-tailed) .000

N 37 37

Dukungan Sosial Pearson Correlation .605** 1

(7)

40

Pearson Correlation 1 .605**

Sig. (2-tailed) .000

N 37 37

Dukungan Sosial Pearson Correlation .605** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 37 37

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi pada tabel 1.3 di atas, diperoleh koefisien korelasi antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematian sebesar 0,605 dengan signifikan = 0,000 (p<0,05).

4.5. Pembahasan Penelitian

(8)

41

diperoleh hasil, rata-rata responden mengatakan bahwa kecemasan menghadapi kematiansangat tinggi. Hal ini terbukti dari 13 responden (35,14%) yang mengatakan kecemasan menghadapi kematian dalam kategori sangat tinggi, 14 responden (37,84%) mengatakan kecemasan menghadapi kematian dalam kategori tinggi, 1 responden (2,70%) mengatakan kecemasan menghadapi kematiandalam kategori kurang,dan 9 responden (24,32%) mengatakan mengatakan kecemasan menghadapi kematian dalam kategori sangat kurang.

UJI DESKRIPTIF STATISTIK Descriptive Statistics

N

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Dukungan Sosial

37

15

57

21.32

12.559

Kecemasan

Kematian

37

20

80

57.30

21.026

Valid N (listwise)

37

1. Kategorisasi Skala Dukungan Sosial Keluarga

(9)

42

(empat). Maka skor maksimum yang diperoleh dengan cara mengkalikan skor tertinggi dengan jumlah soal, yaitu: 4 x 15 item valid = 60 dan skor minimum yang diperoleh dengan cara mengkalikan skor terendah dengan jumlah soal, yaitu 1 x 15 item valid = 15. Dengan adanya skor tertinggi, skor terendah dan banyaknya kategori, maka dapat dihitung lebar interval dengan rumus sebagai berikut :

Skor tertinggi-skor terendah

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikemukakan normakategorisasi dukungan sosial keluargapada tabel berikut:

Keterangan: x = dukungan sosial keluarga

(10)

43

Folonsen dan Beehr (dalam Komalasari, 2006) juga mengungkapkan bahwa dukungan sosial dapat secara efektif mengurangi stres yang dialami individu terlebih lagi pada individu yang mengalami sakit kronis. Johnson dan Johnson (dalam Ermayanti & Abdullah,2011) juga mengemukakan bahwa dukungan sosial adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada individu dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental, meningkatkan rasa percaya diri, doa, semangat atau dorongan, nasihat serta sebuah penerimaan.

2. Kategorisasi Skala Kecemasan Menghadapi Kematian

(11)

44

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikemukakan normakategorisasikecemasan menghadapi kematianpada tabel berikut:

Keterangan: x = kecemasan menghadapi kematian

Berdasarkan pada tabelanalisa korelasi, diperoleh koefisien korelasi antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematian sebesar 0,605 dengan signifikan = 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi kematian pada lansia.

Dukungan sosial bagi lanjut usia sangat penting, karena dukungan sosial keluarga dapat menjadi arti bagi lansia yang

(12)

45

tinggal di panti bahwa mereka masih bagian dari keluarganya serta dukungan sosial keluarga dapat menjadi kekuatan fisik bagi lansia. Selain itu dukungan sosial keluarga akan sangat efektif jika dukungan diberikan secara terus menerus kepada lansia.

Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Safitri(2006), yang menyatakan bahwa sumbangan variabel persepsi

kematian terhadap penurunan tingkat kecemasan

menghadapi kematian pada subjek penelitian sebesar 15,9%. Hal ini sekaligus menunjukkan keberadaan faktor-faktor lain

yang mempengaruhi tingkat kecemasan menghadapi

Gambar

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Partisipan
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Dukungan Sosial
Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas Dukungan Sosial Keluarga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa data diperoleh hasil kecemasan menghadapi kematian antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan nilai p = 0.372 dengan p &gt;0.05, artinya

Tempat yang diharapkan dalam proses menghadapi kematian, partisipan ingin meninggal di panti saja tetapi ada partisipan yang lain mengatakan ingin meninggal

judul “ Perbedaan Tingkat Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia Ditinjau dari Jenis Kelamin ”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Proses berpikir demikian ini menyebabkan lansia mengalami kecemasan dalam menghadapi kematian yang berupa ketakutan melihat mayat atau orang mati, ketakutan saat listrik sedang

Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia. Berdasarkan pengertian dari Sarafino&amp; Smith (2011) tentang

Kesiapan lansia dalam menghadapi kematian dipengaruhi oleh faktor pengertian mengenai kematian, pengalaman kehilangan, tempat yang diinginkan ketika menghadapi kematian,

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang rendah antara psychological well being dengan kecemasan dalam menghadapi kematian pada lansia di Panti Sosial

Hasil analisa data diperoleh hasil kecemasan menghadapi kematian antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan nilai p = 0.372 dengan p &gt;0.05,