• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGUPAHAN PADA OIL AND GAS COMPANY (STUDI KASUS PADA HESS (INDONESIA – PANGKAH) LIMITED, JAKARTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGUPAHAN PADA OIL AND GAS COMPANY (STUDI KASUS PADA HESS (INDONESIA – PANGKAH) LIMITED, JAKARTA)"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

JAKARTA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

INDAH SANJAYA

NIM: F 1305579

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGUPAHAN

PADA OIL AND GAS COMPANY

(STUDI KASUS PADA HESS (INDONESIA – PANGKAH) LIMITED, JAKARTA)

Disusun oleh:

INDAH SANJAYA

NIM: F 1305579

Telah disetujui Pembimbing

Pada Tanggal : 2010

Pembimbing

Dra. Falikhatun, M.Si., Ak NIP. 19681117 199403 2 002

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PADA OIL AND GAS COMPANY

(STUDI KASUS PADA HESS (INDONESIA – PANGKAH) LIMITED, JAKARTA)

Disusun oleh:

INDAH SANJAYA

NIM: F 1305579

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji :

Pada Tanggal : ……….

Ketua Tim Penguji : Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc, Ph.D.,Ak

NIP. 19650918 199203 2 002

Sekretaris : Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak

NIP. 19661028 199203 1 001

Anggota : Dra. Falikhatun, M.Si., Ak

NIP. 19681117 199403 2 002

………

………. ………

……….

……….

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

melimpahkan karunianya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis sistem informasi

akuntansi pengupahan pada oil and gas company (studi kasus pada hess (indonesia –

pangkah) limited, Jakarta)” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun guna

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syamsul Hadi, Sp.Kj selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi di institusi

ini;

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com. Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta;

3. Dra.Falikhatun,M.Si.,Ak selaku Dosen Pembimbing atas segala informasi,

arahan, bimbingan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini;

4. Teman-teman kerja pada PT.Hess Indonesia Limited atas semua bantuan dan

kerjasamanya.

5. Teman-teman jurusan akuntansi fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta atas semua bantuannya.

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

D. Dokumen ... 15

E. Catatan Akuntansi ... 18

F. Prosedur Pengupahan ... 19

BAB III METODA PENELITIAN ... 21

A. Objek Penelitian ... 21

B. Desain Penelitian... 21

C. Data dan Sumber Data ... 22

D. Metoda Pengumpulan Data ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Prosedur Pengupahan ... 29

B. Evaluasi Prosedur Pengupahan ... 30

B. Kelemahan ... 44

C. Kelebihan ... 45

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

Lampiran 1 Observasi SPI Pengupahan

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

(STUDI KASUS PADA HESS (INDONESIA – PANGKAH) LIMITED, JAKARTA)

INDAH SANJAYA NIM: F 1305579

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap sistem informasi akuntansi pengupahan yang sesuai dengan karakter perusahaan HESS

(Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta.

Penelitian ini merupakan studi kasus di HESS (Indonesia-Pangkah) Limited

Jakarta. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif

dengan cara membandingkan antara sistem informasi akuntansi pengupahan sesungguhnya yang diterapkan pada perusahaan tersebut dengan teori tentang sistem informasi akuntansi pengupahan yang baik berdasarkan literature yang menjadi acuan penulis.

Meskipun terdapat beberapa kelemahan dalam sistem informasi akuntansi

pengupahan pada HESS (Indonesia-Pangkah) Limited, namun demikian secara

keseluruhan penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi pengupahan dan sistem

pengendalian inetern pengupahan pada HESS (Indonesia-Pangkah) Limited telah

dilakukan dengan baik.

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

INDAH SANJAYA

NIM: F 1305579

This research analyzing information about payment system of HESS (Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta.

This Research is a case study in HESS (Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta. Analysis used in this research is comparability analysis by comparing between information system real payment system at the company with the theory about proper payment system.

Though there are some weakness in information system of payment at HESS (Indonesia-Pangkah) Limited, but writer conclude that information system of payment system of HESS ( Indonesia-Pangkah) Limited have been executed well.

(12)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi informasi dalam bisnis

meningkatkan proses globalisasi. Dunia bisnis akan sangat terpengaruh

dengan pentingnya peran sistem informasi tersebut. Dalam pengambilan

sebuah keputusan, manajemen sebaiknya perlu mempertimbangkan informasi

yang relevan, dapat dipercaya, dan jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh

para karyawan dengan hasil yang memuaskan. Informasi-informasi tersebut

dapat diperoleh dari sistem yang telah diterapkan perusahaan, maka sangat

dibutuhkan suatu sistem informasi yang tepat dalam peran pengambilan

keputusan agar keputusan yang diambil berguna bagi para pemakainya

(Saraswati, 2007).

Salah satu sistem informasi penting yang dibutuhkan oleh pihak

manajemen adalah sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi

dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting untuk kelangsungan

perusahaan tersebut. Maka, sistem informasi yang dibuat di suatu perusahaan

harus efektif, informatif, dan akurat. Artinya, sistem informasi tersebut harus

dapat menyediakan informasi yang berkualitas bagi pihak-pihak yang

membutuhkan, harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bias, harus jelas

mencerminkan maksud dan tujuan agar mudah dipahami serta berguna bagi

semua pihak yang berkepentingan (Damayanti, 2005).

(13)

commit to user

Sistem informasi akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan

dengan siklus-siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada

dua perusahaan yang identik, tetapi sebagian besar mengalami jenis kejadian

ekonomi yang serupa. Kejadian-kejadian itu menghasilkan transaksi-transaksi

yang dapat dikelompokkan menjadi empat siklus, yaitu: siklus pendapatan,

siklus pengeluaran, siklus produksi, dan siklus keuangan (Bodnar dan

Hopwood , 2000).

Sistem informasi berkembang selama masa hidup suatu perusahaan.

Artinya, suatu sistem informasi yang baru akan menggantikan sistem yang

sedang digunakan jika tidak memadai lagi. Karena setiap sistem informasi

mempunyai siklus hidup tertentu, maka pengembangan sistem merupakan

suatu kegiatan bersiklus, hal ini dikemukakan oleh Joseph W Wilkinson dalam

Saraswati (2007).

Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu alat dalam

pengendalian biaya, terutama biaya operasional. Informasi yang dihasilkan

oleh sistem, sudah tersaring oleh internal check yang terbentuk oleh

serangkaian prosedur serta formulir pendukungnya, sehingga merupakan

serangkaian alat pengendalian yang baik. Penghematan biaya operasional

dilakukan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan yang juga sangat

berperan pada keberhasilan manajemen perusahaan dalam mencari

keuntungan, sehingga untuk mengatasi masalah pemborosan biaya tersebut

banyak cara yang digunakan oleh manajemen, diantaranya melalui anggaran

(14)

commit to user

Santika (2005) menyatakan bahwa salah satu penentu keberhasilan

pengelolaan aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannnya adalah aspek

tenaga kerja. Manajemen harus dapat menjaga hubungan baik dengan

karyawan agar aktivitas operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

Perusahaan memberikan balas jasa kepada karyawannya berupa upah. Aspek

pengupahan merupakan aspek penting bagi perusahaan karena akan

berpengaruh terhadap kegiatan operasional perusahaan. Sistem pengupahan

berkaitan dengan kepentingan dua pihak yaitu kepentingan manajemen dan

kepentingan maising-maising individu.

Novarita (2006) menyebutkan bahwa sumber daya manusia merupakan

hal yang penting dalam menjalankan semua aktivitas perusahaan. Perusahaan

memberikan upah sebagai bentuk penghargaan terhadap karyawan. Sistem

pengupahan dalam perusahaan membutuhkan mekanisme pengendalian intern

yang baik untuk menghindari kemungkinan penyimpangan dalam perusahaan.

Pengendalian internal yang memadai dalam perusahaan akan membantu

manajemen menjaga keamanan harta perusahaan dan dapat mencegah

eksalahan dan penggelapan yang dapat merugikan perusahaan.

Amir (2003) mengungkapkan bahwa upah mempunyai arti sebagai

penghargaan perusahaan terhadap tenage kerja yang dasar pembayarannya

telah ditentukan sebelumnya. Upah merupakan unsur biaya yang besar

sehingga memperlukan ketelitian dalam penempatan, penggolongan,

pencatatan dan pembayaran. Untuk menghindari kekeliruan dalam semua

(15)

commit to user

mekanisme pengendalian intern yang memadai. Tujuan pengendalain internal

sistem pengupahan ini adalah menghindari terjadinya kesalahan serta

meminimalisir terjadinya kemungkinan kecurangan.

Menurut Santika (2005), upah merupakan unsur biaya yang relatif

besar bagi perusahaan jika dibandingkan dengan unsur biaya lainnya.

Pengeluaran untuk upah merupakan salah satu unsur yang mudah untuk

menjadi kecurangan atau penggelapan dengan berbagai cara misalnya dengan

memperbesar pengeluarakn kas atau dengan membuat kwitansi fiktif. Oleh

karena itu diperlukan mekanisme pengendalian internal yang baik berkaitan

dengan pengupahan untuk menghindari berbagai potensi kecurangan berkaitan

dengan sistem pengupahan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih

mendalam tentang sistem informasi akuntansi pengupahan yang bertujuan

untuk menghasilkan informasi yang akurat mengenai sistem pengupahan,

yang berkaitan dengan pengendalian biaya operasional perusahaan. Penulis

memilih perusahaan HESS (Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta sebagai

obyek penelitian, karena perusahaan tersebut sedang berkembang sehingga

membutuhkan review tentang sistem pengupahan yang ada untuk mengetahui

kesesuain antara standar sistem pengupahan dengan yang dipraktikkan pada

HESS (Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta. Oleh karena itu, penulis mencoba

mengangkat permasalahan ini sebagai bahasan dalam penulisan skripsi ini,

(16)

commit to user

dipakai perusahaan HESS (Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta mampu

membantu manajemen dalam upaya pengendalian biaya upah.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah pernyataan yang jelas, tepat, dan singkat

mengenai pertanyaan atau isu yang akan diselidiki untuk menemukan

jawaban atau pemecahannya (Sekaran, 2006). Rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah prosedur sistem informasi akuntansi pengupahan yang

diterapkan oleh HESS (Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta?

2. Apakah prosedur sistem informasi akuntansi pengupahan di dalam

prosedur sudah memadai?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

a). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang prosedur sistem

informasi akuntansi pengupahan pada HESS (Indonesia-Pangkah) Limited

Jakarta.

b). Untuk memberikan usulan perbaikan terhadap sistem informasi akuntansi

pengupahan yang sesuai dengan karakter perusahaan HESS

(17)

commit to user D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai

berikut:

1. Bagi bidang akademik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

khasanah dan memperkaya pengetahuan dalam bidang sistem informasi

akuntansi pengupahan.

2. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai masukan untuk memperbaiki sistem yang ada sehingga kelemahan

dapat diperbaiki.

3. Bagi penelitian lainnya, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai

kerangka kerja dalam perumusan masalah untuk penelitian lebih lanjut.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan yang akan diteliti, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan metode penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tinjauan pustaka dan landasan teori yang mendukung

permasalahan dalam penelitian ini, yang berisikan mengenai

pengertian sistem informasi akuntansi, sistem informasi akuntansi

(18)

commit to user

sistem informasi akuntansi pengupahan dengan pengendalian

biaya upah.

BAB III : METODOLOGI PENILITIAN

Berisi mengenai sejarah umum, struktur organisasi perusahaan,

kegiatan utama perusahaan HESS (Indonesia-Pangkah) Limited

Jakarta serta metodologi yang digunakan penulis untuk

menganalisis data yang telah diperoleh selama penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang analisis system informasi pengupahan khususnya

dalam rangka pengendalian biaya operasional pada HESS

(Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta.

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dari hasil analisis data pada bab IV dan diikuti

(19)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi

a. Sistem.

Pada sebuah perusahaan, sistem informasi akuntansi berperan

sangat penting untuk membantu dalam menentukan metode yang

digunakan untuk mengumpulkan, mengklasifikasi, dan mengolah

semua transaksi keuangan perusahaan sehingga dapat menjadi

informasi yang berguna bagi pihak manajemen. Untuk memahami

suatu sistem informasi akuntansi, perlu terlebih dahulu mengerti arti

sistem itu sendiri. Berbagai definisi mengenai sistem banyak

dikemukakan oleh para ahli, yaitu:

Menurut Hartono (2000) mendefinisikan sistem adalah suatu

jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. W. Gerrard Cole dalam

Saraswati (2007) mendefinisikan sistem sebagai suatu kerangka dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai

dengan skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan

atau fungsi utama perusahaan.

Steven A Moscow dalam Saraswati (2007) sistem adalah suatu

kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian-bagian (disebut subsistem)

(20)

commit to user

yang saling berkaitan dengan tujuan utuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Mulyadi (2001), sistem adalah sekelompok elemen yang erat

hubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama

untuk mencapai tujuan tertentu. Bodnar dan Hoopwood (2000)

mendefinisikan sistem sebagai kumpulan sumber daya yang

berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara menyeluruh

penulis dapat menyimpulkan definisi dari sistem adalah suatu kesatuan

dari bagian-bagian yang saling berinteraksi yang berfungsi

bersama-sama untuk mencapai tujuannya.

b. Informasi.

Menurut Hartono (2000) mendefinisikan informasi adalah data

yang berguna, yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk

mengambil keputusan yang tepat. Wilkinson dalam Damayanti (2005)

informasi merupakan suatu pengetahuan yang berarti dan berguna bagi

seseorang yang mengharapkannya. Bodnar dan Hopwood (2000)

menyatakan bahwa informasi adalah data yang berguna yang diolah

sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Secara menyeluruh penulis dapat menyimpulkan definisi dari

informasi adalah merupakan hasil dari suatu proses pengolahan data,

yang sudah tersusun dengan baik, dan mempunyai arti bagi yang

menerimanya sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan oleh manajemen.

(21)

commit to user

Menurut Hartono (2000) mendefinisikan akuntansi adalah

merupakan proses pencatatan, pengelompokan, perangkuman, dan

pelaporan dari kegiatan transaksi perusahaan. Akuntansi dapat

didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi

dan kondisi perusahaan Niswonger dalam Damayanti (2005).

Bodnar dan Hopwood (2000) menyatakan bahwa akuntansi

sebagai suatu informasi, sebagai suatu sistem informasi,

mengidentifikasikan, mengumpulkan dan mengkomunikasikan

informasi ekonomi mengenai suatu entitas untuk orang banyak. Secara

menyeluruh penulis dapat menyimpulkan definisi dari akuntansi

adalah suatu sistem informasi yang mencatat data ekonomi,

memprosesnya, dan menganalisis data.

d. Sistem Informasi Akuntansi.

Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang

diatur untuk mengubah data menjadi informasi Bodnar dan Hopwood

(2000). Sistem informasi akuntansi merupakan satu kesatuan struktur

didalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis, yang menggunakan

sumber daya fisik, dan komponen lainnya untuk merubah data

ekonomi ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan untuk

memenuhi informasi dari berbagai macam pengguna Wilkinson dalam

(22)

commit to user

Barry E Cushing dalam Saraswati (2007) sistem informasi

akuntansi adalah kumpulan dari sumber-sumber daya manusia dan

modal dalam suatu organisasi, yang bertugas untuk menyiapkan

informasi luar dan informasi lainnya yang diperoleh dari kegiatan

pengumpulan dan pengolahan data transaksi. Sistem informasi

akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,

menggolongkan, mengolah, menganalisis, dan mengkomunikasikan

informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan

kepada pihak-pihak luar dengan pihak-pihak dalam perusahaan.

B. Pengupahan.

Pada perusahaan manufaktur, pembayaran pada kayawan biasanya

dibagi menjadi dua golongan, yaitu: upah. Sistem akuntansi penggajian

digunakan untuk melaksanakan penghitungan dan pembayaran gaji

karyawan yang dibayarkan tiap bulan, sedangkan sistem akuntansi

pengupahan digunakan untuk melaksanakan penghitungan dan

pembayaran upah bagi karyawan berdasarkan hari, jam kerja atau jumlah

satuan produk yang dihasilkan (Mulyadi, 2001).

Definisi upah pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pada

pasal 1 ayat 30 menyebutkan bahwa upah adalah hak pekerja atau buruh

yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari

pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan

(23)

commit to user

perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan

keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan

dilakukan.

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1999 tentang perlindungan

upah, mendefinisikan upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari

pengusaha kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah

atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang

ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan

dan dibayar atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha (pemberi

kerja) dan pekerja, termasuk tunjangan baik untuk pekerjaan sendiri

maupun keluarganya.

Peraturan Menteri Nomor 3 Tahun 1996 tentang pemutusan

hubungan kerja memberikan definisi yang lebih detail tentang upah yang

mencakup upah pokok, adalah segala tunjangan berkala dan teratur, harga

pembelian dari satu yang diberikan kepada pekerja pengganti untuk

perumahan yang diberikan cuma-cuma dan pengganti untuk pengobatan

dan perawatan kesehatan.

C. Fungsi Terkait.

Menurut Mulyadi (2001) fungsi yang terkait dalam sistem pengupahan

terdiri atas:

(24)

commit to user

Sumber daya terpenting suatu organisasi adalah sumber daya

manusia, yaitu orang-orang yang memberikan tenaga, bakat,

kreatifitas, dan usaha mereka kepada organisasi. Tanpa orang-orang

yang cakap, organisasi dan manajemen akan gagal mencapai

tujuannya. Oleh karena itu, perusahaan harus menyusun fungsi

manajemen yang berkenaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Fungsi kepegawaian bertanggung jawab untuk mencari

karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan

karyawan baru, membuat keputuasan tarif upah karyawan, kenaikan

pangkat dan golongan, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.

b. Fungsi Pencatatan Waktu.

Fungsi pencatatan waktu dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

pencatatan waktu hadir dan pencatatan waktu kerja. Yang dimaksud

dengan pencatatan waktu hadir adalah pengumpulan data mengenai

jam hadir karyawan dalam suatu periode pembayaran dan

kadang-kadang juga mengenai tarif upah untuk pekerja yang dilakukan,

sedangkan pencatatan waktu kerja adalah mencatat jam kerja

sesungguhnya yang digunakan oleh karyawan setiap pekerjaaan dan

departemen.

Fungsi pencatatan waktu bertanggung jawab

menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan

(25)

commit to user

kerja berguna untuk mengumpulkan data untuk membuat daftar upah

serta untuk membuat distribusi.

c. Fungsi Pembuat Daftar Upah.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar upah yang

berisikan penghasilan bruto, yang menjadi hak dan berbagai potongan

yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran

upah kepada fungsi akuntansi bila pembuatan bukti kas keluar yang

dipakai sebagai dasar pembayaran upah karyawan.

d. Fungsi Akuntansi.

Pada sistem akuntansi pengupahan, fungsi akuntansi

bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam

hubungan dengan pembayaran upah karyawan, misalnya hutang upah

karyawan, hutang pajak, dan hutang dana pensiun. Pada struktur

organisasi, fungsi akuntansi yang menggunakan sistem informasi

akuntansi pengupahan, berada dibagian hutang, bagian kartu biaya,

dan bagian jurnal.

Pada bagian hutang berfungsi mencatat hutang yang dalam

sistem informasi akuntansi pengupahan bertanggung jawab untuk

memproses pembayaran upah karyawan. Bagian ini menerbitkan bukti

kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi pembayar upah

karyawan. Bagian kartu biaya memegang fungsi akuntansi biaya yang

(26)

commit to user

pokok produk atau kartu biaya berdasarkan rekap daftar upah serta

kartu jam kerja

e. Fungsi Keuangan.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek pembayaran

upah, menggunakan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut

kemudian dimasukkan ke dalam amplop upah setiap karyawan, untuk

selanjutnya di bagikan kepada karyawan yang berhak. Pada struktur

organisasi fungsi keuangan berada dibagian kasa.

D. Dokumen.

Dokumen yang digunakan oleh sistem informasi akuntansi pengupahan

adalah:

a. Dokumen Pendukung Perubahan Upah.

Dokumen-dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi

kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan seperti surat keputusan pengangkatan karyawan baru,

kenaikan pangkat, perubahan tarif upah, penurunan pangkat,

pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing), pemindahan, dan

lain sebagainya. Tembusan dokumen-dokumen ini dikirimkan kepada

fungsi pembuat daftar upah untuk kepentingan pembuatan daftar

upah.

(27)

commit to user

Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk

mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir

karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa dapat pula berbentuk

kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu.

c. Kartu Jam Kerja.

Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang

dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung guna mengerjakan pesanan

tertentu. Dokumen ini diisi oleh mandor pabrik dan diserahkan ke

fungsi pembuat daftar upah untuk kemudian dibandingkan dengan

kartu jam hadir sebelum digunakan untuk distribusi biaya upah

langsung kepada setiap jenis produk atau pesanan. Catatan waktu kerja

ini hanya diperlukan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan

pesanan. Pada perusahaan ini, diperlukan info tentang biaya tenaga

kerja pabrik untuk setiap pesanan yang diproduksi. Pada perusahaan

yang berproduksi masal, karyawan pabrik mengerjakan pekerjaaan

yang sama dari hari ke hari, sehingga tidak diperlukan data untuk

melakukan distribusi biaya tenaga kerja langsung pabrik. Semua biaya

tenaga kerja langsung dalam perusahaan ini dibebankan langsung

kepada produksi yang sama.

d. Daftar Daftar Upah.

Dokumen ini berisi jumlah upah bruto setiap karyawan

dikurangi potongan-potongan berupa PPh 21, hutang karyawan iuran

(28)

commit to user

e. Rekap Daftar Rekap Darftar Upah.

Dokumen ini merupakan ringkasan upah setiap departemen

yang dibuat daftar upah. Pada perusahaan yang produksinya

berdasarkan pesanan, rekap daftar upah dibuat untuk membebankan

upah langsung dalam hubungannya dengan produk pesanan yang

bersangkutan. Distribusi biaya tenaga kerja ini dilakukan oleh fungsi

akuntansi biaya dengan dasar rekap daftar upah.

f. Surat Pernyataan Upah.

Dokumen ini disusun oleh pembuat daftar upah bersamaan

dengan pembuatan daftar upah dalam kegiatan yang terpisah dari

pembuat daftar upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan setiap

karyawan beserta potongan yang menjadi beban setiap karyawan.

g. Amplop Upah.

Uang upah karyawan diserahkan kepada karyawan dalam

amplop upah. Pada halaman muka amplop upah setiap karyawan

berisi informasi mengenai karyawan, nomor identitas karyawan, dan

jumlah upah bersih yang diterima dalam bulan tertentu.

h. Bukti Kas Keluar.

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang

dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan info

(29)

commit to user E. Catatan Akuntansi.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan upah, adalah:

a. Jurnal Umum.

Pada pencatatan upah ini, jurnalnya digunakan untuk mencatat

distribusi biaya tenaga kerja kedalam setiap departemen dalam

perusahaan.

b. Kartu Harga Pokok Produk.

Kartu ini digunakan mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung

dan biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen dalam

perusahaan. Sumber informasi untuk mencatat dalam kartu biaya ini

adalah bukti memorial.

c. Kartu Penghasilan Karyawan.

Kartu ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai

potongan yang diterima oleh setiap karyawan. Informasi dalam kartu

penghasilan ini dipakai sebagai dasar perhitungan PPh pasal 21 yang

menjadi beban setiap karyawan. Disamping itu, kartu penghasilan

karyawan ini digunakan sebagai tanda terima upah karyawan, dengan

ditanda tanganinya kartu tersebut oleh karyawan yang bersangkutan.

Dengan tanda tangan pada kartu penghasilan karyawan ini, setiap

karyawan hanya mengetahui upahnya sendiri, sehingga rahasia

penghasilan karyawan lainnya tidak dapat diketahui oleh karyawan

lainnya.

(30)

commit to user F. Prosedur Pengupahan.

Menurut James.A Hall dalam Saraswati (2007) prosedur umum yang

dilakukan dalam sistem pengupahan adalah sebagai berikut:

a. Prosedur Pendataan Karyawan.

Berdasarkan permintaan akan tenaga kerja oleh pejabat

dibagian operasional yang membutuhkan, bagian operasional merekrut

pegawai baru sesuai dengan persyaratan yang diperlukan. Pemanfaatan

tenaga kerja tersebut harus sesuai dengan beban kerjanya. Bagian

personalia akan mempersiapkan arsip (file) karyawan baru serta kartu

hadir atau menambahkan nama-nama pegawai baru ke dalam daftar

absensi karyawan. Informasi baru ini akan segera disampaikan ke

bagian uapah, untuk dimasukkan ke dalam daftar upah.

b. Prosedur Pencatatatan Waktu Hadir.

Adanya kartu hadir atau absensi, karyawan masuk ke tempat

kerjanya dapat diketahui. Kegiatan pegawai bagian operasional ini

misalnya lapangan, akan dimonitor melalaui kartu kerja yang akan

diawasi serta diketahui oleh pengawas lapangan atau pimpro.

c. Prosedur Pencatatan Waktu Kerja.

Pada setiap akhir jam atau akhir periode upah, petugas

personalia akan mengumpulkan kartu hadir atau daftar absensi serta

kartu kerja yang telah diketahui oleh pengawas. Untuk bagian

operasional atau lapangan, antara kartu hadir dengan kartu kerja

(31)

commit to user

tersebut diserahkan ke masing-masing bagian yang memerlukan kartu

hadir kebagian personalia dan kartu kerja diserahkan kebagian

akuntansi biaya untuk alokasi biaya dan pembukuaan.

d. Prosedur Pembuatan Daftar Upah.

Bagian upah melakukan perhitungan upah berdasarkan kartu

hadir atau daftar absensi dari personalia serta data kepegawaian berupa

besar upah setiap karyawan berdasarkan hasil tersebut dibuat

pembayaran upah.

e. Prosedur Distribusi Upah.

Pembayaran upah dilaksanakan oleh bagian keuangan (kasir)

setelah pengeluaran untuk pembayaran upah disetujui oleh pejabat

yang berwenang. Ada kemungkinan bahwa pembayaran upah

dilakukan melalui rekening khusus bank. Untuk itu salah satu copy

daftar upah dipakai sebagai lampiran persiapan check untuk

pembayaran upah yang akan ditransfer ke rekening khusus di bank,

Pada saat terjadi transfer tersebut, pembayaran upah dibukukan.

f. Prosedur Pembayaran Upah.

Distribusi beban upah dari daftar pembayaran atas utang upah

(pada penggunaan rekening khusus) dibukukan dibagian akuntansi

informasi tentang biaya upah secara terinci akan terlihat pada

(32)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Penelitian.

Penelitian ini merupakan studi kasus di HESS (Indonesia-Pangkah)

Limited Jakarta. Obyek penelitian yang akan disajikan oleh penulis disini

adalah sistem pengupahan yang diberikan kepada tenaga kerja asing

(expatriate) yang bekerja di Hess (Indonesia-Pangkah) Limited. Dimana

tenaga kerja asing yang bekerja di Hess (Indonesia-Pangkah) Limited

memiliki status yang berbeda, yaitu ada yang permanen staf (direct hire)

dan juga tenaga kerja asing yang dipekerjakan melalui pihak ketiga (third

party contractors). Tenaga kerja asing permanen mendapatkan tunjangan

berupa rumah dan mobil, dalam pemberian tunjangan tersebut harus

mengacu kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh BPMIGAS untuk

tujuan cost recovery. Permasalahan timbul ketika tunjangan yang

diberikan diluar ketentuan yang sudah ditetapkan oleh BPMIGAS.

Penelitian ini berfokus pada analisis sistem informasi akuntansi

pengupahan.

B. Desain Penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi

kasus. Sularso (2003) mendeskripsikan tujuan penelitian pada dasarnya

adalah untuk pengembangan teori dan penjelasan masalah. Nazir

(33)

commit to user

Muhammad dalam Purwanto (2005) mendefinisikan tujuan studi kasus

adalah untuk memberikan gambaran mendetail tentang latar belakang,

sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun atas dari

individu yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu

hal yang bersifat umum. Studi kasus dilakukan pada HESS

(Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta.

Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara melakukan peninjauan langsung ke objek penelitian yaitu

HESS (Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta untuk memperoleh data,

dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Kemudian data-data yang sudah ada akan digunakan untuk

menganalisis sistem informasi akuntansi pengupahan. Data-data tersebut

dianalisis dengan cara membandingkan dengan teori-teori mengenai

sistem informasi akuntansi pengupahan sebagai landasan dalam penelitian.

C. Data dan Sumber Data

Pada penelitian ini diperlukan adanya data-data dari HESS

(Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta yang dapat membantu peneliti, yang

nantinya akan disusun dan diolah untuk memperkuat analisis. Data yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang

diperoleh secara langsung dari pihak perusahaan melalui wawancara,

kemudian diolah dan disimpulkan. Adapun data-data yang akan digunakan

(34)

commit to user

Limited Jakarta, struktur organisasi, sumber daya manusia, sumber dan

prosedur yang dipakai dalam sistem informasi akuntansi pengupahan, dan

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi

pengupahanHESS (Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta.

D. Metode Pengumpulan Data.

Data yang akan dikumpulkan untuk kepentingan penelitian ini

diperoleh dengan melakukan:

a. Metode observasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan pengamatan langsung pada aktivitas yang diteliti. Pengamatan

akan dilakukan secara langsung pada bagian yang terkait, yaitu bagian

usaha, bagian keuangan, dan bagian akuntansi.

b. Metode wawancara atau interview, yaitu metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan berdialog langsung dengan pihak-pihak yang

berhubungan dengan objek penelitian.

c. Pengumpulan dokumen, merupakan pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen yang

dimiliki HESS (Indonesia-Pangkah) Limited Jakarta yang berhubungan

dengan sistem informasi akuntansi pengupahan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

(35)

commit to user

pengupahan sesungguhnya yang diterapkan pada perusahaan tersebut

dengan teori tentang sistem informasi akuntansi pengupahan yang baik

berdasarkan literature yang menjadi acuan penulis.

Analisis dilakukan secara manual dengan terlebih dahulu membuat

cek list berkaitan dengan sistem informasi akuntansi dan pengendalian

pengupahan. Cek list tersebut sebagai dasar dalam menilai pelaksanaan

sistem informasi akuntansi. Cek list dibuat berdasarkan kerangka teori

sistem pengupahan mengacu pada Mulyadi (2001). Menurut Mulyadi

(2001) sistem pengupahan terdiri dari jaringan prosedur berikut:

1. Prosedur pencatatan waktu hadir.

Prosedur pencatatan waktu hadir. Prosedur ini bertujuan untuk

mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini

diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar

hadir pada pintu masuk kantor administrasi. Pencatatan waktu hadir dapat

menggunakan daftar hadir biasa, yang karyawan harus menandatanganinya

setiap hadir dan pulang dari perusahan atau dapat menggunakan kartu

hadir (berupa clok card) yang diisi secara otomatis dengan menggunakan

mesin pencatat waktu (time recorder mechine).

2. Prosedur pencatatan waktu kerja.

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan,

pencatatan waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang bekerja di fungsi

produksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan kepada produk

(36)

commit to user

waktu kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja

langsung kepada produk yang diproduksi.

3. Prosedur pembuatan daftar upah.

Dalam prosedur ini fungsi pembuat daftar upah membuat daftar

upah karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar upah

adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan, daftar

upah bulan sebelumnya dan daftar hadir.

4. Prosedur distribusi biaya upah.

Dalam prosedur ini, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada

departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi

tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan

harga pokok produk.

5. Prosedur pembayaran upah

Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dam fungsi keuangan.

Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluran kas kepada fungsi

keuangan untuk menulis cek guna pembayaran upah. Fungsi keuangan

kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukkan uang ke

dalam amplop upah dilakukan oleh juru bayar.

Selain melakukan perbandingan sistem informasi akuntansi

pengupahan sesungguhnya yang diterapkan pada perusahaan dengan teori

tentang sistem informasi akuntansi pengupahan, penulis juga akan

melakukan review terhadap sistem pengendalian intern pengupahan

(37)

commit to user

mencapai tujuan perusahaan apabila manajemen tidak dapat

mengendalikannya. Untuk itu dalam menjalankan sistem akuntansi

pengupahan diperlukan pengendalian intern. Pengendalian intern yang

baik dan memadai harus terdiri dari beberapa unsur yang saling

mendukung dan sama pentingnya dalam satuan usaha pengendalian intern.

Jika terdapat kelemahan dalam suatu unsur dapat mengakibatkan

terhambatnya tujuan dari pengendalian intern tersebut.

Mulyadi (2001) menyatakan bahwa unsur-unsur pengendalian

intern upah adalah sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional

secara tegas

Dalam sistem akuntansi upah untuk pengendalian intern perlu

memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas. Adapun fungsi

yang harus dipisahkan adalah: 1). Fungsi pembuatan daftar upah harus

terpisah dari fungsi pembayaran upah; 2). Fungsi pencatatan waktu

hadir harus terpisah dari fungsi operasi.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan

biaya (fungsi otorisasi).

Wewenang dan prosedur pencatatan yang dilakukan untuk

(38)

commit to user

b. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar upah harus

memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan

perusahaan yang ditandatangani oleh direktur utama.

c. Setiap perubahan upah karyawan karena perubahan pangkat,

perubahan tarif upah, tambahan keluarga harus didasarkan

pada surat keputusan direktur keuangan.

d. Setiap potongan atas upah karyawan selain dari pajak

penghasilan karyawan harus didasarkan surat potongan upah

yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.

e. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen

karyawan yang bersangkutan.

f. Daftar upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.

g. Bukti kas keluar untuk pembayaran upah harus diotorisasi oleh

fungsi akuntansi.

h. Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi

dengan daftar upah karyawan.

i. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja

diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi biaya.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi.

Adapun praktek sehat yang dilakukan dalam sistem akuntansi

(39)

commit to user

a. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja

sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi

biaya tenaga kerja langsung.

b. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu

harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu.

c. Pembuatan daftar upah harus diverifikasi kebenaran dan

ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi keuangan

sebelum dilakukan pembayaran.

d. Penghitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi

dengan catatan penghasilan karyawan.

e. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat

daftar upah.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Ketiga unsur di atas dapat menciptakan dan mendorong praktek

yang sehat jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan

jujur. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidangnya akan mampu

(40)

commit to user BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Pengupahan

PT. Hess (Indonesia-Pangkah) memiliki dua kategori karyawan, yaitu :

1. expatriate

a. permanent staff : sifat gaji bulanan

b. direct contract : sifat gaji harian (daily rate)

c. third party contractor : biasanya hanya short term period.

2. National

a. permanent staff : sifat gaji bulanan

b. direct contract : sifat gaji bulanan

c. third party contractor : untuk short term period, biasanya 3 atau 6

bulan.

Secara umum sistem pengupahan PT.Hess Indonesia untuk sistem pengupahan

untuk tipe karyawan expatriate direct contract dan national direct contract

adalah sebagai berikut.

1. Daftar hadir karyawan dicatat melalui sebuah sistem terkomputerisasi

menggunakan sistem e-card karyawan.

2. E-card berisikan bar kode yang menunjukkan indentitas karyawan

yang akan dibaca oleh sistem komputer.

3. Selain itu, pegawai juga mengisi daftar hadir secara manual.

4. E-card digunakan untuk membuka pintu kantor.

(41)

commit to user

5. Scaning bar kode dalam e-card akan masuk dalam timesheet

kepegawaian dimana dalam sistem komputer akan terindentifikasi

nama pegawai, hari, tanggal dan waktu masuk pegawai yang

bersangkutan.

6. Pembacaan oleh sistem komputer telah meliputi identitas karyawan

secara lengkap termasuk nama, jabatan dan tingkat upah.

7. Record data dalam timesheet komputer akan menjadi dasar dalam

pembayaran upah pegawai.

8. Bagian personalia akan melakukan pengecekan antara manual

kehadiran dengan ouput timesheet komputer.

9. Khusus untuk overtime (lembur), sistem pencatatan kehadiran hanya

dilakukan secara manual sehingga timesheet untuk lembur tidak

masuk dalam sistem komputer.

10.Persetujuan dari manajer personalia akan menjadi dasar bagi

departemen keuangan keuangan untuk melakukan pembayaran

terhadap upah karyawan.

B. Evaluasi Prosedur Pengupahan

Analisis dan evaluasi ini dilakukan terhadap uraian tertulis dan bagan

alir (flowchart) yang telah dibuat yaitu mengenai pemisahan tanggungjawab

fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang

memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan perusahaan dan

(42)

commit to user

Evaluasi sistem pengupahan PT. Hess (Indonesia-Pangkah) meliputi

beberapa tahap analisis sebagai berikut.

1. Aspek Fungsi dalam organisasi

a. Fungsi daftar upah telah terpisah dari fungsi keuangan

Identifikasi :

1). fungsi pembuat daftar upah merupakan fungsi akuntansi, yang

bertanggung jawab atas penghitungan penghasilan setiap

karyawan terpisah dari fungsi pembayaran.

2). Fungsi pembayar upah bertanggungjawab atas permbayaran upah

Penilaian :

1). Baik

2). Fungsi pembuatan daftar upah harus terpisah dari fungsi

pembayaran upah. Dalam sistem akuntansi pengupahan, fungsi

personalia bertanggung jawab atas tersedianya berbagai informasi

operasi, seperti nama karyawan, jumlah karyawan, pangkat,

jumlah tanggungan keluarga, tarif upah, dan berbagai tarif

kesejahteraan karyawan. Informasi operasi ini dipakai sebagai

dasar untuk menghasilkan informasi akuntansi berupa upah yang

disajikan dalam daftar upah, yang selanjutnya digunakan untuk

dasar pembayaran upah kepada karyawan. Dengan dipisahkannya

dua fungsi tersebut, hasil penghitungan upah yang dilakukan oleh

(43)

commit to user

oleh fungsi keuangan, sebelum upah dibayarkan kepada karyawan

yang berhak.

b. Fungsi pencatatan waktu hadir telah terpisah dari fungsi operasi

Identifikasi

1). Fungsi personalia bertanggungjawab atas tersedinya informasi

akan data karyawan.

2). Fungsi operasi seperi fungsi produksi dan teknik tidak boleh

menjalankan fungsi pencatatan waktu hadir

Penilaian

1). Baik

2). Telah ada pemisahan fungsi antara pencatat waktu hadir dengan

fungsi operasional. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan

kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai

dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung. Pemasukan kartu jam

hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi

pencatat waktu. Pembuatan daftar upah harus diverifikasi

kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi

sebelum dilakukan pembayaran. Penghitungan pajak penghasilan

karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan.

Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat

daftar upah.

(44)

commit to user

a. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar upah telah

memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan

yang ditandatangani oleh direktur utama.

Identifikasi

1). Daftar upah dibuat berdasarkan surat keputusan pengangkatan

karyawan

2). Fungsi otorisasi dari direktur utama

Penilaian

1). Baik

2). Karena pembayaran upah didasarkan dokumen daftar upah, maka

perlu dilakukan pengawasan terhadap nama karyawan yang

dimasukkan ke dalam daftar upah. Untuk menghindari

pembayaran upah kepada karyawan yang tidak berhak, setiap

pencatatan nama karyawan dalam daftar upah harus mendapat

otorisasi oleh berwenang. Setiap orang yang namanya tercantum

dalam daftar upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan

sebagai karyawan perusahaan ditandatangani oleh manajemen

puncak (misalnya Direktur Utama). Dengan sistem pengendalian

intern ini dapat dihindari terjadinya pembayaran upah kepada

(45)

commit to user

b. Setiap perubahan upah karyawan karena perubahan pangkat,

perubahan tarif dan tambahan karyawan telah didasarkan surat

keputusan direktur keuangan.

Identifikasi

1). Fungsi otorisasi dan pengawasan oleh direktur keuangan

terhadap perubahan jumlah upah yang dibayarkan perusahaan

Penilaian

1). Baik

2). Untuk menjamin keandalan data upah karyawan, perubahan

unsur yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung penghasilan

karyawan harus diotorisasi oleh yang berwenang. Dengan

demikan setiap perubahan upah karyawan karena perubahan

pangkat, perubahan tarif upah, serta tambahan keluarga harus

didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan.

c. Setiap potongan atas upah selain dari pajak penghasilan karyawan

telah didasarkan atas surat potongan upah yang diotorisasi oleh fungsi

kepegawaian

Identifikasi

1). Fungsi otorisasi dan pengawasan oleh fungsi kepegawaian

berkaitan dengan potonagn upah

Penilaian

(46)

commit to user

2). Setiap potongan atas upah karyawan selain dari pajak

penghasilan karyawan harus didasarkan surat upah yang di

otorisasi fungsi kepegawaian. Setiap data yang dipakai sebagai

dasar penambahan upah karyawan harus diotorisasi oleh yang

berwenang (Direktur Utama dan Direktur Keuangan). Agar data

upah yang tercantum dalam daftar upah dapat diandalkan. Di lain

pihak, setiap pengurangan terhadap penghasilan karyawan harus

pula mendapat otorisasi dari yang berwenang. Oleh itu tidak

setiap fungsi dapat melakukan pemotongan atas upah yang

mempengaruhi hak karyawan, tanpa mendapat otorisasi dari

fungsi kepegawaian

d. Kartu jam hadir telah diotorisasi oleh fungsi pencatatan waktu

Identifikasi

1). Fungsi otorisasi dan pengawasan kartu jam hadir

Penilaian

1). Tidak ditemukan

2). Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.

karena jam merupakan salah satu dasar untuk penentuan

penghasilan karyawan, maka data hadir setiap karyawan harus

diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu agar supaya valid sebagai

dasar penghitungan upah dan untuk keperluan yang lain. Dalam

(47)

e-commit to user

card kartu hadir yang berfungsi untuk membuka pintu tempat

kerja. Pembacaan e-card oleh mesin sekaligus sebagai tanda

absensi. Namun dalam parktiknya sering ada pegawai yang lupa

tidak membawa kartu hadir dan pintu dibukan oleh sekuriti.

Sehingga pengawasan terhadap absensi tergolong lemah.

e. Perintah melakukan lembur telah diotorisasi oleh kepala departemen

yang bersangkutan

Identifikasi

1). Fungsi otorisasi dan pengawasan terhadap jam kerja lembur

Penilaian

1). Baik

2). Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen

karyawan yang bersangkutan. upah lembur dibayarkan kepada

karyawan yang bekerja di luar jam kerja reguler, dengan tarif

upah yang lebih tinggi dari tarif upah untuk jam reguler. Untuk

menjamin bahwa pekerjaan lembur memang diperlukan oleh

perusahaan, maka setiap kerja lembur harus diotorisasi oleh

kepala departemen karyawan yang bersangkutan. Dengan

sistem otorisasi ini, perusahaan menjamin hanya akan

membayarkan upah lembur bagi pekerjaan yang memang tidak

(48)

commit to user

f. Daftar upah telah diotorisasi oleh fungsi personalia.

Identifikasi

1). Fungsi otorisasi dan pengawasan oleh bagian personalia

Penilaian

1). Baik

2). Daftar upah merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar

pembayaran upah kepada karyawan yang berhak. Oleh karena

itu daftar upah ini harus diotorisasi oleh kepala fungsi

personalia yang menunjukkan bahwa:

a). Karyawan yang tercantum dalam daftar upah adalah

karyawan yang diangkat menurut surat keputusan pejabat

yang berwenang.

b). Tarif upah yang dipakai sebagai dasar penghitungan upah

adalah tarif yang berlaku sesuai dengan surat keputusan

pejabat yang berwenang.

c). Data yang dipakai sebagai dasar penghitungan upah

karyawan telah diotorisasi oleh yang berwenang.

d). Perkalian dan penjumlahan yang tercantum dalam daftar

upah telah dicek ketelitiannya.

g. Bukti kas keluar untuk pembayaran upah telah diotorisasi oleh fungsi

akuntansi

Identifikasi

(49)

commit to user

Penilaian

1). Baik

2). Bukti kas keluar merupakan perintah kepada fungsi keuangan

untuk mengeluarkan sejumlah uang, pada tanggal, dan untuk

keperluan seperti yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Dokumen ini diisi oleh fungsi akuntansi (Bagian utang) setelah

fungsi ini melakukan verifikasi terhadap informasi yang

tercantum dalam dafrar upah. Bukti kas keluar harus diotorisasi

oleh Kepala Departemen Akuntansi Keuangan atau pejabat

yang lebih tinggi.

3. Prosedur Pencatatan

a. Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasikan

dengan daftar upah karyawan.

Identifikasi

a). Fungsi otorisasi pengeluaran kas perusahaan

Penilaian

1). Baik

2). Kartu penghasilan karyawan diselenggarakan oleh fungsi

pembuat daftar upah untuk mengumpulkan semua penghasilan

yang diperoleh masingmasing karyawan selama jangka waktu

setahun. Informasi yang dicantumkan dalam kartu penghasilan

(50)

commit to user

penghasilan yang menjadi kewajiban setiap karyawan.

Dokumen yang merupakan sumber pencatatan ke dalam kartu

penghasilan karyawan adalah daftar upah. Oleh karena itu,

untuk mengecek ketelitian data yang dicantumkan dalam kartu

penghasilan karyawan, sistem pengendalian intern mewajibkan

diadakannya rekonsiliasi antara perubahan data yang tercantum

dalam kartu penghasilan karyawan dengan daftar upah.

b. Tarif upah yang telah dicantumkan dalam kartu jam kerja telah

diverifikasi tingkat ketelitiannya oleh fungsi akuntansi

Identifikasi

1). Fungsi verifikasi oleh bagian akuntansi

Penilaian

1). Baik

2). Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi

ketelitiannya fungsi akuntansi biaya. Fungsi akuntansi biaya

bertanggung jawab atas distribusi langsung ke dalam kartu harga

pokok produk pesanan yang menggunakan tenaga langsung yang

bersangkutan. Distribusi upah langsung tersebut dilakukan

berdasar data yang dikumpulkan dalam kartu jam kerja. Sebelum

upah yang tercantum kartu jam kerja dipakai sebagai dasar

(51)

commit to user

bersangkutan, data tarif upah yang dipakai sebagai pengali

penghitungan upah harus diverifikasi oleh fungsi akuntansi biaya

4. Praktik yang sehat

a. Kartu jam hadir telah dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum

kartu terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja

langsung.

Identifikasi

1). Fungsi verifikasi alokasi biaya tenaga kerja langsung

Penilaian

1). Baik

2). Jam hadir merekam jumlah jam setiap karyawan berada di

perusahaan, sedangkan jam kerja merinci penggunaan jam hadir

setiap karyawan. Dengan kata lain kartu kerja digunakan untuk

mempertanggungjawabkan penggunaan waktu hadir karyawan.

Kartu jam kerja ini merupakan dasar untuk melakukan distribusi

biaya tenaga langsung kepada pesanan yang menggunakan

tenaga kerja langsung. Untuk men ketelitian data yang tercantum

dalam kartu jam kerja, fungsi pembuat daftar upah harus

membandingkan data jam yang tercantum dalam kartu jam hadir

(52)

commit to user

b. Pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatatan waktu telah

diawasi oleh fungsi pencatatan waktu.

Identifikasi

1). Fungsi pengawasan pencatatan

Penilaian

1). Tidak ditemukan

2). Untuk menjamin keandalan data jam hadir yang direkap dalam

kartu jam hadir harus dilakukan pengawasan terhadap pemasukan

kartu jam ke dalam mesin pencatat waktu. Dengan diawasinya

perekaman jam hadir karyawan oleh fungsi pencatat waktu dapat

dihindari perekaman jam hadir oleh karyawan tidak benar-benar

hadir di perusahaan. Dalam sistem Hess Company absensi

dilakukan secara komputerisasi dimana setiap karyawan

memiliki kartu hadir. Kartu hadir digunakan untuk membuka

pibntu tempat kerja sekaligus mesin membaca sebagai daftar

hadir.Namun sistem ini tanpa pengawasan sehingga ketika

karyawan lupa tidak membawa kartu maka bisa meminta bantuan

sekuriti untuk membukakannya. Sehingga ada potensi terjadinya

ketidaktepatan dalam pencatatan waktu hadir yang bisa

berdampak pada pembayana upah meskipun sistem telah

(53)

commit to user

c. Pembuatan daftar upah telah diverifikasi kebenaran dan ketelitian

pertihungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran.

Identifikasi

1). Fungsi pengawasan pembuatan daftar upah

Penilaian

1). Baik

2). Pembuatan daftar upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitij

perhitungannya oleh fungsi akuntansi keuangan sebelum

dilakukan pemba dalam struktur organisasi. Fungsi akuntansi

keuangan berada di tangan Bagian Utang, di bawah Departemen

Akuntansi. Sebelum membuat bukti keluar sebagai perintah

untuk pembuatan cek pembayaran upah, fungi akuntansi

keuangan harus melakukan verifikasi kebenaran dan ketelitian

perhitunmgan upah yang tercantum dalam daftar upah yang

dibuat oleh fungsi pembuat daftar upah. Dengan demikian unsur

sistem pengendalian intern ini menjadi bukti kas keluar dibuat

atas dasar dokumen pendukung yang andal.

d. Perhitungan pajak penghasilan karyawan telah direkonsiliasikan

dengan catatan penghasilan karyawan

Identifikasi

1). Fungsi pengawasan perhitungan pajak penghasilan karyawan

(54)

commit to user

1). Baik .

2). Dalam sistem pemungutan pajak penghasilan dan upah

karyawan, perusahaan ditunjuk oleh pemerintah sebagai wajib

pungut pajak penghasilan yang menjadi kewajiban karyawan,

yang dikenal dengan PPh Pasal 21. Seperti telah disebutkan di

atas, PPh Pasal 21 ini dihitung oleh perusahaan berdasarkan

data penghasilan karyawan setahun yang dikumpulkan dalam

kartu penghasilan karyawan. Ketelixian dan keandalan data

pajak penghasilan karyawan yang harus dipotongkan dari upah

karyawan, dan besacnya utang pajak penghasilan karyawan

yang harus disetor oleh perusahaan ke Kas Negara dapat di

verifikasi dengan melakukan rekonsiliasi perhitungan pajak

penghasilan setiap karyawan dengan catatan penghasilan

karyawan yang tercantum dalam kartu penghasilan karyawan

yang bersangkutan.

e. Catatan penghasilan karyawan telah disimpan oleh fungsi pembuat

daftar upah

Identifikasi

1). Fungsi penyimpanan dokumen

Penilaian

(55)

commit to user

2). Kartu penghasilan karyawan selain berfungsi sebagai catatan

penghasilan yang diterima karyawan selama setahun, juga

berfungsi sebagai tanda telah diterimanya upah oleh karyawan

yang berhak. Oleh karena itu dalam sistem pengupahan setelah

diisi data upah karyawan oleh fungsi pembuat daftar upah

kemudian dikirimkan ke fungsi keuangan untuk dimintakan

tanda tangan karyawan yang bersangkutan sebagai tanda terima

uang upah. Setelah ditandatangani oleh karyawan yang

bersangkutan, kartu penghasilan karyawan ini disimpan kembali

oleh fungsi pembuat daftar upah ke dalam arsip menurut abjad

nama karyawan.

B. Kelemahan

Hasil review terhadap prosedur pengendalian intern menunjukkan

bahwa setiap tahap pada sistem pengupahan Hess (Indonesia-Pangkah)

Limited telah sesuai dengan prosedur sistem pengupahan yang ditetapkan.

Namun demikian penulis masih menemui beberapa kelemahan antara lain :

1. Kartu jam hadir tidak diotorisasi oleh fungsi pencatatan waktu, karena

sistem pencatatan kehadiran karywan dilakukan dengan otomatisasi

komputer. Fungsi pencatatn waktu hadir secara manual tidak ada karena

sistem telah terkomputerisasi. Sistem ini rawan kesalahan terutama ketika

(56)

commit to user

kacaunya data tentang daftar hadir karyawan. Padahal data tesebut akan

dijadikan dasar untuk membayar upah karyawan.

2. Pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatatan waktu tidak

diawasi oleh fungsi pencatatan waktu. Hal ini dikarenakan proses

pencatatan dilakukan secara komputerisasi dengan e-card. Setiap

karyawan akan diberikan e-card yang berfungsi untuk membuka pintu

tempat kerja masing-masing pegawai yang sekaligus sebagai catatan

absensi. Namun dalam praktiknya banyak karyawan yang e-card

ketinggalan sehingga meminta bantuan sekuriti perusahaan untuk

membuka pintu. Hal tersebut menunjukan adanya sistem pengawasan

terhadap daftar hadir karyawan yang akan dijadikan dasar pembayaran

upah.

3. Untuk overtime, employee bisa melakukan overtime tanpa approval

dari supervisor, dan todak ada pengawasan jam kerja overtime

employee tersebut sampai jam berapa sehingga bisa saja employee

melakukan kecurangan dengan jam kerja overtime untuk mendapatkan

upah lebih.

C. Kelebihan

Disamping kelemhan yang ada, terdapat juga beberapa kelebihan,

antara lain:

1. Secara umum penulis menilai sistem pengendalian intern pengupahan

(57)

commit to user

2. Meskipun terhdapat faktor kelemahan dari sisi manusia, namun sistem

yang disusun secara komputer untuk merecord daftar hadir karyawan

penulis nilai sudah termasuk canggih dan memiliki tingkat ketelitian

dan keakuratan data yang tinggi.

3. Penggunakan e-card sebagai sekuriti pembuka pintu tempat kerja

sekaligus sebagai kartu daftar hadir adalah sistem yang baik dalam

rangka pengendalian intern pengupahan. Namun hendaknya tetap ada

pengawasan secara manual untuk mengawasi data hadir karyawan dan

(58)

commit to user BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang prosedur sistem

informasi akuntansi pengupahan pada HESS (Indonesia-Pangkah) Limited

Jakarta. Hasil review terhadap sistem pengendalain intern pengupahan pada

HESS (Indonesia-Pangkah) Limited menunjukan bahwa setiap tahap dalam

sistem pengupahan telah dilakukan dengan baik dan memadai. Meskipun

demikian, dalam review yang penulis lakukan penulis menemui beberapa

kekurangan, antara lain.

1. Kartu jam hadir tidak diotorisasi oleh fungsi pencatatan waktu, karena

sistem pencatatan kehadiran karywan dilakukan dengan otomatisasi

komputer.

2. Pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatatan waktu tidak

diawasi oleh fungsi pencatatan waktu. Hal ini dikarenakan proses

pencatatan dilakukan secara komputerisasi dengan e-card

Meskipun terdapat beberapa kelemahan dalam sistem informasi

akuntansi pengupahan pada HESS (Indonesia-Pangkah) Limited, namun

demikian secara keseluruhan penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi

pengupahan dan sistem pengendalian intern pengupahan pada HESS

(Indonesia-Pangkah) Limited telah dilakukan dengan baik.

(59)

commit to user B. Saran

Dari beberapa kekeurangan yang penulis temukan pada sistem

pengendalain intern pengupahan pada HESS (Indonesia-Pangkah) Limited,

beberapa saran yang penulis ajukan antara lain.

1. Perlunya pengawasan secara manual untuk mengawasi data hadir

karyawan dan sekaligus untuk menilai kinerja karyawan. Hal ini

diperlukan karena ada beberapa karyawan yang lupa tidak membawa

e-card sehingga pintu dibukakan oleh petugas sekuriti. Padahal e-card

juga berfungsi sebagai absensi untuk daftar hadir karyawan. Oleh

karena itu pengawasan secara manual diperlukan untuk menilai

keakuratan daftar hadir dan penilaian terhadap karyawan yang sering

lupa tidak membawa e-card.

2. Perusahaan perlu memastikan bahwa sistem komputer telah berjalan

dengan baik Hal ini penting agar data yang ada di dalam sistem

komputer aman serta memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Hal ini

dikarenakan daftar hadir yang terkomputerisasi rawan akan gangguan

hecker, virus dan gangguan teknis komputer lainnya yang dapat

berpotensi mengganggu keamanan data hadir karyawan. Padahal daftar

hadir karyawan merupakan dasar perusahaan dalam membayat upah

karyawan. Oleh karena itu penulis menyarankan agar perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau orang lain sesuai haknya atas kewajiban yang telah di lakukan.Tentang keadilan Allah SWT berfirman dalam

Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi

4 8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 8:39

Model yang dihasilkan dapat dikategorikan klasifikasi yang sangat baik karena pada pengukuran kinerja kriteria information gain, gain ratio dan gini index memiliki nilai

Kepala daerah adalah pimpinan lembaga yang melaksanakan peraturan perundangan. Dalam wujud konkritnya, lembaga pelaksana kebijakan daerah adalah

The research of meniran ( phyllanthus fraternus) powder supplementation on different concentrations in albino mice diet on their growth performance and health

Dengan menggunakan teknik SLAM ( Simultaneous Localization dan Mapping) maka lingkungan dari kandang akan dipetakan ke dalam bentuk 3D, sehingga pengunjung dapat

Sesuai ket sdr di atas bahwa yang membuat berita acara laporan kemajuan fisik pekerjaan peningkatan jalan adalah SUPRI atas perintah sdr, sedangkan