• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DATA

4.1 Analisis Aspek Teknis

Bagan alur kerja di Dies Manufacturing Division, PT. Astra Honda Motor adalah sebagai berikut, dijelaskan pula pada tahap mana saja fungsi dan peranan

software CAD/CAM/CAE :

`

Tahap persiapan :

- Data/gambar 3D produk sepeda motor dari HRST - Cek kesesuaian data 3D dengan software Unigraphics - Cek kelengkapan administrasi

Tahap desain mold & dies :

- Pembuatan 3D mold/dies berdasarkan data 3D produk - Desain mold & dies dengan software Unigraphics

- Analisa aliran material dengan software Mold Flow & Magmasoft

(2)

Tahap pembuatan program CAM untuk mesin CNC berdasarkan

data 3D mold/dies :

- Buat program CAM dengan software Unigraphics & Delcam

- Simulasi program CAM dengan software Vericut

Analisa, QC & Perbaikan

Tahap Trial Product

Tahap produksi/machining komponen mold & dies : - Milling

- EDM - Setting

(3)

Gambar 4.1 Alur Kerja Dies Manufacturing Division

Komposisi pengerjaan mold dan dies adalah 50% dikerjakan secara inplant dan 50% dikerjakan secara outplant (sub-contractor).

Keberadaan software CAD/CAM/CAE di setiap tahapan kerja sangatlah penting, karenanya jika lisensi software CAD/CAM/CAE tidak diperpanjang berakibat keseluruhan pengerjaan mold dan dies harus dikerjakan secara outplant.

Data lisensi software CAD/CAM/CAE yang tersedia sampai akhir tahun 2009 beserta fungsi dan harga perpanjangan lisensinya dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Data Lisensi Software

Software Unit Fungsi Harga/unit

(Rp) Total (Rp)

Unigraphics 19 - check kesesuaian data

3D 51,578,943 980,000,000

- design mold & dies

- pembuatan program

CAM

Delcam 1 - pembuatan program

CAM 35,000,000 35,000,000

Vericut 1 - simulasi program CAM 35,000,000 35,000,000

Magmasoft 1 - analisa aliran material 175,000,000 175,000,000

Mold Flow 1 - analisa aliran material 175,000,000 175,000,000

1,400,000,000

(4)

4.2 Analisis Aspek Hukum

PT. Astra Honda Motor menjalankan bisnisnya secara legal dalam segala aspek, antara lain dengan memenuhi ketentuan undang-undang di Indonesia yaitu Undang-Undang Tentang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 membeli dan memakai

software original termasuk diantaranya software CAD/CAM.CAE dalam setiap

komputer yang dipakai di area kerja perusahaan. Pemakaian software tanpa lisensi bukanlah suatu pilihan, karena dapat mengakibatkan perusahaan dituntut secara hukum oleh pemilik hak cipta/lisensi.

Kutipan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 :

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk

itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

14. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang

Hak Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak

Ciptaannya atau produk Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu.

(5)

Bagian Pertama : Fungsi dan Sifat Hak Cipta

Pasal 2

(1) Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak

Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang

timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa

mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

(2) Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan

Program Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau

melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan Ciptaan

tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.

BAB V LISENSI

Pasal 45

(1) Pemegang Hak Cipta berhak memberikan Lisensi kepda pihak lain

berdasarkan surat perjanjian Lisensi untuk melaksanakan perbuatan

sebagaimana dimaksud Pasal 2.

(2) Kecuali diperjanjikan lain, lingkup Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (2)

berlangsung selama jangka waktu Lisensi diberikan dan berlaku untuk

(6)

(3) Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan perbuatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan kewajiban pemberian royalti

kepada Pemegang Hak Cipta oleh penerima Lisensi.

(4) Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada Pemegang Hak Cipta oleh

penerima Lisensi adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan

berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi.

4.3 Analisis Aspek Pemasaran

4.3.1 Data Jumlah Produksi Sepeda Motor Honda

Jumlah produksi sepeda motor untuk 10 (sepuluh) tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Jumlah Produksi Motor Tahunan

Tahun Jumlah Produksi Satuan 2000 488,888 unit 2001 940,000 Unit 2002 1,460,000 Unit 2003 1,570,000 Unit 2004 2,037,000 Unit 2005 2,652,000 Unit 2006 2,350,000 Unit 2007 2,138,000 Unit 2008 2,874,576 Unit 2009 2,710,575 Unit

(7)

Sumber data : PT. AHM, Jakarta

4.3.2 Peramalan Volume Produksi Motor Periode Yang Akan Datang

Metode yang digunakan untuk meramalkan volume produksi tahun yang akan datang adalah metode trend linier, dengan menggunakan data produksi tahun 2003 sampai dengan tahun 2009.

Peramalan volume produksi periode yang akan datang adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Peramalan Volume Produksi Motor Periode Yang Akan Datang

Tahun Permintaan (P) D PD 2003 1,570,000 -3 9 -4,710,000 2004 2,037,000 -2 4 -4,074,000 2005 2,652,000 -1 1 -2,652,000 2006 2,350,000 0 0 0 2007 2,138,000 1 1 2,138,000 2008 2,874,576 2 4 5,749,152 2009 2,710,575 3 9 8,131,725 n=7 16,332,151 0 28 4,582,877 Persamaan : Y = a + b (x) a = ∑P / n = 16.332.151 / 7 = 2.333.164,43 b = ∑PD / ∑D² = 4.582.877 / 28 = 163.674,18

(8)

Dari hasil pengolahan diatas, hasil peramalan produksi untuk periode yang akan datang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Hasil Peramalan Produksi Motor Yang Akan Datang

Tahun a b x Jumlah Produksi

(Y) Satuan 2010 2333164.43 163674.2 4 2,987,862 unit 2011 2333164.43 163674.2 5 3,151,536 unit 2012 2333164.43 163674.2 6 3,315,210 unit 2013 2333164.43 163674.2 7 3,478,884 unit 2014 2333164.43 163674.2 8 3,642,559 unit

4.3.3 Rencana Tipe Produksi Motor Honda 5 Tahun Kedepan

Diasumsikan tipe motor yang diproduksi hanya tipe cub dan skutik saja. Tabel 4.5 Rencana Tipe Produksi Motor Honda 5 Tahun Kedepan

Tahun Produksi

2010 2011 2012 2013 2014 Tipe Cub A B C D E

Tipe Skutik V W X Y Z

4.3.4 Data Jumlah Kebutuhan Mold & Dies

Data kebutuhan mold dan dies untuk produksi motor tahun 2003-2009 adalah sebagai berikut :

(9)

Tabel 4.6 Jumlah Kebutuhan Mold Produksi Motor Tahun 2003-2009

Tahun Produksi Motor (unit) Mold (unit) Dies (unit) 2003 1,570,000 16 43 2004 2,037,000 21 56 2005 2,652,000 28 73 2006 2,350,000 25 65 2007 2,138,000 23 60 2008 2,874,576 31 81 2009 2,710,575 30 77

Sumber data : PT. AHM, Jakarta

4.3.5 Peramalan Kebutuhan Mold & Dies Produksi Periode Yang Akan Datang Metode yang digunakan untuk meramalkan volume kebutuhan mold dan dies tahun yang akan datang adalah metode trend linier, dengan menggunakan data produksi tahun 2003 sampai dengan tahun 2009.

Perhitungan volume produksi periode yang akan datang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Mold Periode Yang Akan Datang

Tahun Permintaan (P) D PD

2003 32 -3 9 -96

2004 42 -2 4 -84

2005 56 -1 1 -56

(10)

2007 46 1 1 46 2008 62 2 4 124 2009 60 3 9 180 n=7 348 0 28 114 Persamaan : Y = a + b (x) a = ∑P / n = 348 / 7 = 49.71428571 b = ∑PD / ∑D² = 114 / 28 = 4.071429

Tabel 4.8 Hasil Peramalan Kebutuhan Mold Yang Akan Datang

Tahun a b x Jumlah Produksi

(Y) Satuan 2010 49.71428571 4.071429 4 66 unit 2011 49.71428571 4.071429 5 71 unit 2012 49.71428571 4.071429 6 75 unit 2013 49.71428571 4.071429 7 79 unit 2014 49.71428571 4.071429 8 83 unit

Tabel 4.9 Perhitungan Kebutuhan Dies Periode Yang Akan Datang

Tahun Permintaan (P) D PD

2003 86 -3 9 -258

2004 112 -2 4 -224

(11)

2006 130 0 0 0 2007 120 1 1 120 2008 162 2 4 324 2009 154 3 9 462 n=7 910 0 28 278 Persamaan : Y = a + b (x) a = ∑P / n = 910 / 7 = 130 b = ∑PD / ∑D² = 278 / 28 = 9.928571

Tabel 4.10 Hasil Peramalan Kebutuhan Dies Yang Akan Datang

Tahun a b x Jumlah Produksi

(Y) Satuan 2010 130 9.928571 4 170 unit 2011 130 9.928571 5 180 unit 2012 130 9.928571 6 190 unit 2013 130 9.928571 7 200 unit 2014 130 9.928571 8 210 unit

4.4 Analisis Aspek Finansial

Untuk melakukan perhitungan NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of

Return), Payback Period diperlukan data proyeksi kebutuhan dan harga mold dan

(12)

harga mold dan dies yang dikerjakan secara inplant dan outplant dapat dilihat dalam Lampiran 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8.

4.4.1 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant

Tabel 4.11 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2010

Th 2010

Inplant Outplant Total

Mold (unit) 33 33 66

Dies (unit) 85 85 170

Total Harga Mold (Rp) 16,324,000,000 17,929,000,000

Total Harga Dies (Rp) 32,327,500,000 35,490,000,000

Total Harga Mold & Dies

(Rp) 48,651,500,000 53,419,000,000

Saving (Rp) 4,767,500,000

Tabel 4.12 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2011

Th 2011

Inplant Outplant Total

Mold (unit) 35 36 71

Dies (unit) 90 90 180

Total Harga Mold (Rp) 16,478,440,000 22,237,950,000

Total Harga Dies (Rp) 31,991,025,000 39,422,250,000

Total Harga Mold & Dies

(Rp) 48,469,465,000 61,660,200,000

(13)

Tabel 4.13 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2012

Th 2012

Inplant Outplant Total

Mold (unit) 37 38 75

Dies (unit) 95 95 190

Total Harga Mold (Rp) 19,742,992,500 24,596,775,000

Total Harga Dies (Rp) 35,495,171,250 43,747,200,000

Total Harga Mold & Dies

(Rp) 55,238,163,750 68,343,975,000

Saving (Rp) 13,105,811,250

Tabel 4.14 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2013

Th 2013

Inplant Outplant Total

Mold (unit) 39 40 79

Dies (unit) 100 100 200

Total Harga Mold (Rp) 21,843,446,625 27,192,611,250

Total Harga Dies (Rp) 39,254,292,000 48,452,394,375

Total Harga Mold & Dies

(Rp) 61,097,738,625 75,645,005,625

(14)

Tabel 4.15 Proyeksi Kebutuhan Dan Harga Mold & Dies Inplant & Outplant Tahun 2014

Th 2014

Inplant Outplant Total Mold (unit) 41 42 83

Dies (unit) 105 105 210

Total Harga Mold (Rp) 24,266,945,588 30,168,865,125

Total Harga Dies (Rp) 43,295,175,000 53,494,430,063

Total Harga Mold & Dies

(Rp) 67,562,120,588 83,663,295,188

Saving (Rp) 16,101,174,600

Berikut ini ditentukan batasan-batasan untuk menghitung analisa kelayakan ekonomis :

- Faktor diskon memakai WACC (Weighted Average Cost of Capital) sebesar l5%. Dalam hal ini besarnya nilai WACC telah ditentukan oleh PT. Astra International selaku induk perusahaan PT. Astra Honda Motor.

- N (periode) = 5 tahun.

- Investasi inisial = Rp 1.400.000.000,00 - Nilai sisa = 0

4.4.2 Perhitungan Payback Period

Analisis ini mencoba mengukur seberapa cepat titik impas atau investasi bisa kembali. Satuan yang dipakai adalah satuan waktu. Jika payback period lebih pendek dari yang ditentukan maka investasi dinyatakan layak/menguntungkan.

(15)

Sebagai dasar yang dipakai untuk menghitung adalah aliran kas, perhitungan analisis untuk investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE adalah sebagai berikut :

T = 1.400.000.000 / 4.767.500.000 = 0.293654955 tahun

= 4 bulan

Dari perhitungan diketahui payback period (masa pemulihan modal) adalah selama 4 bulan, yang berarti lebih pendek daripada usia ekonomis investasi/proyek (5 tahun). Maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE layak.

4.4.3 Perhitungan Net Present Value (NPV)

Investasi untuk pembelian lisensi software CAD/CAM/CAE adalah Rp 1.400.000.000,00. Sedangkan arus kas dihitung dari selisih (increment) antara harga

mold dan dies jika dikerjakan secara inplant dan outplant dengan komposisi

50%-50% (lisensi software CAD/CAM/CAE diperpanjang) dengan jika dikerjakan secara

outplant dengan komposisi 100% (lisensi software CAD/CAM/CAE tidak

diperpanjang, Lampiran 9, 10, 11).

Tabel 4.16 Perhitungan Present Value

Tahun

Operasi Arus Kas (Rp)

Discount Factor (i/WACC=15%) Present Value (Rp) 0 -1,400,000,000 1 -1,400,000,000 1 4,767,500,000 0.869565217 4,145,652,172 2 11,248,235,000 0.756143667 8,505,281,660 3 12,670,323,750 0.657516232 8,330,943,530

(16)

4 13,534,345,125 0.571753246 7,738,305,758

5 15,037,606,631 0.497176735 7,476,348,167

Net Present Value 34,796,531,287

Dari perhitungan diatas, dengan faktor diskon 15% (WACC), maka diperoleh

Net Present Value untuk perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE adalah

sebesar Rp 34.796.531.287,00. Dengan demikian karena nilai sekarang di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi atau NPV-nya positif (NPV>0), maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE tersebut layak/menguntungkan sehingga bisa diterima.

4.4.4 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskon (discount rate) yang

menyamakan nilai sekarang dari aliran kas yang akan terjadi (PV inflows) dengan nilai sekarang aliran kas keluar mula-mula (PV investment cost) atau dapat juga dinyatakan sebagai tingkat diskon dimana NPV = 0. Mencari IRR dilakukan dengan prosedur coba-coba (trial and error).

NPV = 0 = -1.400.000.000 + 4.767.500.000 + 11.248.235.000 + 12.670.323.750 (1 + IRR)¹ (1 + IRR)² (1 + IRR)³ + 13.534.345.125 + 15.037.606.631

(17)

Dari prosedur coba-coba, didapat IRR = 431.52 %. Maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE layak, karena memenuhi syarat IRR ≥ MARR ( WACC = 15 %).

4.4.5 Perhitungan Return On Investment (ROI)

ROI = TotalBiaya TotalBiaya at TotalManfa − = = 23.85466521

Dari perhitungan, diperoleh nilai ROI = 23.85466521 (bernilai positif). Maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE layak.

4.4.6 Perhitungan Profitability Index PI = TPV / Io

= Rp 34.796.531.287 / Rp 1.400.000.000 = 24.85466521

Dari perhitungan,diperoleh nilai Profitability Index = 24.85466521 lebih besar dari 1 ( PI > 1 ). Maka investasi perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE layak.

Rp 34.796.531.287 – Rp1.400.000.000 Rp 1.400.000.000

Gambar

Gambar 4.1 Alur Kerja Dies Manufacturing Division
Tabel 4.2 Jumlah Produksi Motor Tahunan
Tabel 4.4 Hasil Peramalan Produksi Motor Yang Akan Datang
Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Mold Periode Yang Akan Datang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam meramalkan penjualan energi listrik Provinsi Sumatera Utara dapat menggunakan metode peramalan smoothing eksponensial ganda dengan metode linier satu

Pada data produksi yang dikumpulkan saat penelitian berlangsung, maka langkah selanjutnya adalah melakukan peramalan produksi untuk 1 tahun mendatang.. Dalam melakukan

Sedangkan jika dilihat dari hasil nilai peramalan pada tahun 2012 yang terdapat pada Tabel 4.5, maka metode regresi ganda lebih akurat dalam meramalkan produksi

Berdasarkan data perusahaan yang telah didapatkan selama rentang waktu satu tahun mulai dari Januari sampai Desember 2018, maka metode peramalan yang

Komponen selanjutnya adalah Cetakan part (Dies), Secara harfiahnya Dies disebut juga dengan nama cetakan press, dimana dies merupakan salah satu komponen yang penting

XXXX menetapkan sejumlah kriteria yang digunakan perusahaan dalam menentukan pemasok sensor, knock control, yaitu kriteria waktu pengembangan dan persiapan peralatan produksi,

Berikut adalah hasil dari perhitungan peramalan permintaan produk Flexible Packaging vegeta dengan menggunakan metode Exponential Smoothing dan perhitungan kesalahan peramalan

• Analisa MTBF ini digunakan untuk memperkirakan kecenderungan kapan Dies akan mengalami kerusakan, sehingga bisa dilakukan kegiatan preventive maintenance misalnya