KIMIA ORGANIK 3
Kuliah 4
SENYAWA BIFUNGSIONAL
Komponen utama dalam lemon adalah limonena, suatu senyawa bifungsional
SENYAWA BIFUNGSIONAL ?
HO
limonen
HOOC-COOH Asam oksalat, banyak terdapat pada rubbarb
HOOC-CH2-COOH
Asam malonat, bersumber dari apel
HOOC-CH2CH2-COOH
Asam suksinat, bersumber dari kuning sawo
kolesterol
Senyawa bifungsional adalah senyawa yang tersusun dari dua atau lebih gugus fungional.
.
O
H H5C6
Sinamaldehida, kompenen utama minyak kayumanis
SENYAWA BIFUNGSIONAL DALAM
SINTESIS/BIOSINTESIS
Dalam berbagai reaksi sintesis yang terjadi di laboratorium atau
reaksi sintesis yang terjadi di alam (biosintesis), sering kali
melibatkan senyawa yang mengandung gugus fungsi lebih dari satu.
Sebagai contoh, reaksi pembentukan cincin, pada sintesis berbagai
senyawa steroid, sering dilakukan melalui anulasi cincin robinson.
Reaksi ini menggunakan senyawa ,-karbonil tak jenuh yang
mengandung dua gugus fungsi yaitu gugus karbonil dan ikatan rangkap dua yang berposisi pada karbon dari gugus karbonil.
COOC2H5 O C6H5 O C6H5 C6H5 O C6H5 COOC2H5 karbonil ikatan rangkap dua
SIFAT SENYAWA BIFUNGSIONAL DG
DUA GUGUS BERDEKATAN
Pada banyak kasus bersifat seperti senyawa monofungsional
terkait, tetapi pada kasus lain dapat menyebabkan perubahan pada sifat fisika dan kimia, khususnya pada saat jarak antara dua gugus fungsi itu berdekatan.
Sebagai contoh senyawa alkena memiliki sifat yang berbeda
dengan senyawa ,-karbonil tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap dua karbon-karbon dan juga gugus fungsi karbonil.
Ikatan rangkap dua pada senyawa ,-karbonil tak jenuh akan
mengalami reaksi adisi nukleofil sedangkan ikatan rangkap dua pada senyawa alkena hanya akan mengalami reaksi adisi dengan elektrofil.
O
(alkena) (- karbonil tak jenuh)
adisi elektrofil
adisi nukleofil
Senyawa berikatan rangkap yang terkonjugasi dengan gugus amina,
akan menjadi suatu nukleofil kuat yang akan bereaksi dengan elektrofil seperti alkil halida.
Jadi dalam beberapa kasus, sifat kimia suatu gugus fungsi dapat
sangat berubah karena keberadaan gugus fungsi kedua.
E
+ E O Nu -O -Nu R X NR2 NR 2 RSIFAT SENYAWA BIFUNGSIONAL DG
DUA GUGUS BERDEKATAN
Dalam beberapa kasus, keberadaan gugus fungsi kedua dapat
mengubah laju reaksi. Senyawa monofungsional alkil halida (propil bromida), bereaksi sangat lambat dengan air menghasilkan
senyawa alkohol. Tetapi kecepatan reaksinya berubah dengan
kehadiran gugus fungsi kedua, yaitu ikatan rangkap dua. Senyawa 3-bromo-1-propena (allilbromida) yang memiliki ikatan rangkap dua dan gugus fungsi halida bereaksi cepat dengan air.
Reaksi allilbromida tsb berlangsung melalui mekanisme SN1.
Dapat berlangsung cepat karena karbokation yang terbentuk lebih stabil.
SIFAT SENYAWA BIFUNGSIONAL DG
DUA GUGUS BERDEKATAN
Br Br
H
2O
OHHBr
H
2O
OHHBr
lambat
cepat
SIFAT SENYAWA BIFUNGSIONAL DG DUA
GUGUS BERJAUHAN
Pada beberapa kasus, ketika dua gugus fungsi terpisahkan secara jauh,
ternyata kedua gugus fungsi tersebut masih dapat berinteraksi satu dengan yang lainnya :
Terjadi reaksi intramolekuler antara kedua gugus fungsi. Sebagai
contoh, senyawa diketon yang dapat mengalami reaksi kondensasi aldol dan senyawa diester yang mengalami kondensasi Claisen membentuk senyawa siklik pada kondisi basa.
O O NaOH O OC2H5 O O OC2H5 NaOC2H5 O O OC2H5
Terjadi reaksi intermolekuler antara dua gugus fungsi yang
terdapat pada molekul yang berlainan, sehingga terbentuk senyawa polimer. Sebagai contoh senyawa asam hidroksil karboksilat dan senyawa amida siklik di bawah ini bereaksi intermolekuler
membentuk senyawa poliester dan poliamida.
SIFAT SENYAWA BIFUNGSIONAL DG DUA
GUGUS BERJAUHAN
HO CH2 OH O 10 H+ O CH2 O 10 n poliester N O H N CH2 O 5 n poliamida HKLASIFIKASI SENYAWA BIFUNGSIONAL
Senyawa bifungsional diklasifikasikan berdasarkan jenis gugusfungsi dan posisi kedua gugus fungsi
Berdasarkan Jenis Gugus fungsional: sejenis dan berbeda jenis Berdasarkan posisi kedua gugus fungsi: Posisi antara dua gugus
fungsi dapat bersebelahan (1,2 atau α), terhalang oleh satu atom C (1,3 atau β), terhalang oleh dua atom C (1,4 atau γ), atau terhalang oleh lebih dari dua atom C
OH
O
1
2
(
)
3
4
(
)
KLASIFIKASI SENYAWA BIFUNGSIONAL
Gugus fungsional sejenis
1,2- 1,3- 1,4-OH OH OH 1,2- 1,3- 1,4-OH OH OH NH2 NH2 NH2 1,2- 1,3- 1,4-NH2 NH2 NH2 O O O 2-) O O O 3-) 4-) Diena Diamina
Diol Dion (dikarbonil)
HO OH O HO OH O HO OH O 2-) O O O 3-) 4-) Dikarboksil
KLASIFIKASI SENYAWA BIFUNGSIONAL
OH OH OH 2-) O O O 3-) 4-) NH2 NH2 NH2 2-) O O O 3-) 4-)Senyawa Karbonil tak jenuh (enon) Senyawa Hidroksi-karbonil Senyawa Amino-karbonil keten2-) O O O 3-) 4-)
TATANAMA SENYAWA BIFUNGSIONAL
Untuk senyawa yang mengandung dua gugus fungsi yang identik,
senyawa tersebut diberinama sama dengan senyawa monofungsionalnya, dan diberi tambahan awalan di.
untuk senyawa yang mengandung dua gugus fungsi yang berbeda
maka salah satu gugus fungsi menjadi “awalan” dan gugus fungsi lainya menjadi “akhiran”. Gugus fungsi yang menjadi “akhiran” merupakan gugus fungsi dengan prioritas gugus fungsi paling tinggi, sedangkan gugus fungsi dengan prioritas lebih rendah menjadi “awalan”. Untuk menunjukan posisi dari gugus fungsi, dapat digunakan penomoran dengan menggunakan angka (1,2,3, dst) atau menggunakan huruf latin (, , , , dst).
1,3-pentadiena 1 2 3 4 5 O O 1 2 3 4 5 6 7 2,5-heptadion OH OH 1 2 3 4 2,3-pentadiol 5 1 2 3
URUTAN PRIORITAS TATANAMA
Gugus fungsi Awalan Akhiran -COOH -SO3H -COOR -SO3R -COCl -CONH2 -CN -CHO -C=O -OH -SH -NH2 -OR -SR -Cl -NO2 karboksil- sulfo- alkoksikarbonil- alkoksisulfonil- kloroformil karbamoil- siano-
okso- (atau formil-) okso- hidroksi- merkapto- amino- alkoksi- alkiltio- kloro- nitro- asam –oat asam –esulfonat -oat -esulfonat -oil klorida -amida -enitril -al -on -ol -etiol -amina - - - -
O CH3 O
H3C O
keton ester (prioritas lebih tinggi)
1 2 3 4 5 metil nama : metil-5-oksoheksanoat bukan : 4-metoksikarbonil-2-heksanon NH2 OH
hidroksil (prioritas lebih tinggi) amino 1 2 3 4 5 nama : 5-amino-2-pentanol bukan : 4-hidroksil-1-pentanamina 1 2
Conjugated and Nonconjugated
Dienes
Compounds can have more than one double or triple
bond
If they are separated by only one single bond they are
conjugated and their orbitals interact
The
conjugated diene 1,3-butadiene
has properties
that are very different from those of the
Multiple bond relationships
Cumulated, conjugated or isolated
Conjugated (and to a lesser extent cumulated) bonds
have special properties
The conjugated case is particuarly important and will be
discussed here
H2C C CH2
O N
Preparation and Stability of
Conjugated Dienes
Typically by elimination in allylic halide
Specific industrial processes for large scale
production of commodities by catalytic
dehydrogenation and dehydration
Measuring Stability
Conjugated dienes are more stable than
nonconjugated based on heats of hydrogenation
Hydrogenating 1,3-butadiene takes up 16 kJ/mol
14.2 Molecular Orbital Description
of 1,3-Butadiene
Carbocations from Conjugated
Dienes
Addition of H
+leads to delocalized secondary allylic
Products of Addition to Delocalized
Carbocation
Nucleophile can add to either cationic site
The transition states for the two possible products are
Kinetic and Thermodynamic
Control
Addition to a conjugated diene at or below room
temperature normally leads to a mixture of products in
which the 1,2 adduct predominates over the 1,4
adduct
At higher temperature, product ratio changes and 1,4
Kinetic vs. Thermodynamic
Control of Reactions
The Diels-Alder Cycloaddition
Reaction
Conjugate dienes can combine with alkenes to form
six-membered cyclic compounds
The formation of the ring involves no intermediate
(concerted formation of two bonds)
Discovered by Otto Paul Hermann Diels and Kurt
Generalized View of the
Diels-Alder Reaction
In 1965, Woodward and Hoffman showed this shown
to be an example of the general class of pericyclic
reactions
Electron demand
electron-rich + electron-rich Cl Cl Cl Cl Cl Clelectron-rich + electron-poor electron-poor + electron-rich O O O electron-poor + electron-poor Cl Cl Cl Cl Cl Cl
("normal" electron demand) (reverse electron demand) slow or N/R slowor N/R CN CN + + + +
Dienophiles
The alkene component is called a dienophile
C=C is conjugated to an electron withdrawing group,
such as C=O or C
N
Stereospecificity of the Diels-Alder
Reaction
The reaction is stereospecific, maintaining relative
CN CN + CN CN H H or H H CN CN ?
Regiochemistry of the Diels-Alder
Reaction
Reactants align to produce endo (rather than exo)
Conformations of Dienes in the
Diels-Alder Reaction
The relative positions of the two double bonds in the
diene are the “cis” or “trans” two each other about the
single bond (being in a plane maximizes overlap)
These conformations are called s-cis and s-trans
(“s”
stands for “single bond”)
Dienes react in the s-cis conformation in the
Not all Dienes React
No!
But:
N + Cl Cl Cl Cl Cl Cl + Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl Cl+ CN CN CN CN Cl Cl Cl Cl Cl Cl + Cl Cl Cl Cl Cl Cl heat N CH3 NC N CN H3C same as N H3C CN
Alkynes as dienophiles, intramolecular
cases, reverse (or “retro”) D.-A. rxns
Diene Polymers: Natural and
Synthetic Rubber
Conjugated dienes can be polymerized
The initiator for the reaction can be a radical, or an
acid
Polymerization: 1,4 addition of growing chain to
Natural Rubber
A material from latex, in plant sap
In rubber repeating unit has 5 carbons and Z
stereochemistry of all C=C
Gutta-Percha is natural material with E in all C=C
Looks as if it is the head-to-tail polymer of isoprene
Vulcanization
Natural and synthetic rubbers are too soft to be used
in products
Charles Goodyear discovered heating with small
amount of sulfur produces strong material
Sulfur forms bridges between hydrocarbon chains
Synthetic Rubber
Chemical polymerization of isoprene does not
produce rubber (stereochemistry is not controlled)