• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG BIJI DURIAN LOKAL (Durio Zibhetinuss L) DENGAN METODE AKSELERASI PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG BIJI DURIAN LOKAL (Durio Zibhetinuss L) DENGAN METODE AKSELERASI PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG BIJI DURIAN LOKAL

(Durio Zibhetinuss L) DENGAN METODE AKSELERASI PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

Ade Heri Mulyati, M.Si, Diana Widiastuti, M.Sc, Lely Monica Oktaviani

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor

ABSTRACT

Indonesia is a tropical country which is rich in varieties of fruits, the famous one is local varieties of durian (Durio Zibethinuss L). The content of starch in the kernels of durian is high enough so that it can be processed into flour which have high economic value and potential product diversification of wheat flour. Durian kernel flour has physical characteristic brownish white colour with soft texture and odorless. Chemical characteristic water contain 10,78%, ash content 4,45%, protein content 8,97%, fat content 0,52% and carbohydrate 75,27%. Microbiology characteristic total plate count 4,2 x 103 colony/gram, mold 10 colony/gram, Eschericia coli <3 APM/gram, and Bacillus cereus <100 colony /gram. For shelf life testing,

moisture initial 0,1213% and moisture critical 0,1607% with slope isothermis moisture sorption curve 0,255. From BET (Brunaurer-Enmet-Teller) curve moisture content which give maximum shelf life is 2,80% water content. Shelf life durian seed powder in LDPE plastic packaging is 134 days, in HDPE plastic packaging is 230 days, and PP plastic packaging 536 days.

Keywords : Durian seed flour, ASLT, Shelf life, Isoterm Moisture Sorption

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan varietas buah-buahan, salah satunya adalah buah yang dijuluki The king

of fruits yaitu buah durian (Durio

zibethinuss) yang termasuk kedalam

keluarga Bombacaceae. (Djaeni dan Prasetyaningrum., 2010). Sebelum dapat dikonsumsi, tepung biji durian harus melalui

serangkaian uji untuk memastikan kualitas dan kelayakan sebagai produk diversifikasi tepung terigu. Parameter yang diuji adalah analisis fisik, analisis kimia, analisis mikrobiologi dan umur simpan tepung biji durian untuk menentukan tanggal kadaluarsa. Dari pencantuman waktu kadaluarsa tersebut maka konsumen mendapat informasi tentang

(2)

batas waktu penggunaan produk tersebut.Produsen dan distributor produk juga memperoleh manfaat dari ketersediaan informasi mengenai umur simpan ini (Larasati, 2013). Pendugaan umur simpan merupakan salah satu cara untuk mengetahui tingkat ketahanan produk selama masa penyimpanan. Melalui pendugaan umur simpan, dapat diketahui berapa lama suatu produk dapat disimpan sebelum mengalami penurunan mutu hingga titik kritisnya.Penilaian tentang umur simpan dapat dilakukan pada kondisi dipercepat (Accelerated Shelf Life Testing) yang selanjutnya dapat memprediksi umur simpan yang sebenarnya. Penentuan umur simpan dengan kondisi dipercepat melingkupi beberapa metode, yang paling umum digunakan dalam dunia industri pangan adalah metode Arrhenius dan metode kadar air kritis. Metode kadar air kritis secara umum digunakan untuk produk pangan dengan titik kritis kerenyahan, penggumpalan, dan kerusakan pangan berdasarkan aktivitas airnya. Salah satu hal yang paling berpengaruh terhadap lamanya umur simpan produk adalah kemasan produk, maka dalam penelitian ini akan dilakukan perbandingan umur simpan tepung biji durian dengan beberapa jenis kemasan plastik yang umum digunakan

yaitu jenis plastik high density polyethylene (HDPE), low density polyethylene (LDPE), dan Polypropilene (PP).

TINJAUAN PUSTAKA

Durian adalah buah yang termasuk kedalam suku Bombacaceae sp genus durio yang hanya terdapat pada daerah tropis. Indonesia dan negara asia tenggara lainnya yang beriklim tropis merupakan tempat yang sangat baik untuk pembudidayaan durian sehingga durian amat populer di Indonesia.

Gambar 1. Durian Kultivar Lokal (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Biji durian mengandung kadar karbohidrat dan pati yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku tepung yang dapat menjadi produk substitusi pangan (Magdalena, 2010).

Floros dan Gnanasekharan (1993) menyatakan umur simpan produk pangan dapat diduga dan kemudian ditetapkan waktu kadaluarsanya dengan menggunakan

(3)

dua konsep studi penyimpanan produk pangan yaitu dengan Extended Storage

Studies (ESS) dan Accelerated Storage Studies (ASS).

ESS yang sering juga disebut sebagai metode konvensional adalah penentuan tanggal kadaluarsa dengan jalan menyimpan suatu seri produk pada kondisi normal sehari-hari dan dilakukan pengamatan terhadap penurunan mutunya hingga mencapai tingkat mutu kadaluarsa. Pendugaan umur simpan produk dilakukan dengan mengamati produk selama penyimpanan sampai terjadi perubahan yang tidak dapat lagi diterima oleh konsumen.Selama penyimpanan dan distribusi, produk pangan terbuka pada kondisi lingkungan. Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, kandungan oksigen, dan cahaya dapat memicu beberapa reaksi yang dapat menyebabkan penurunan mutu produk tersebut.Sebagai konsekuensi dari mekanisme tersebut, produk pangan dapat ditolak oleh konsumen, atau dapat

membahayakan orang yang

mengkonsumsinya. Oleh karena itu, pemahaman yang baik terhadap reaksi-reaksi yang dapat menyebabkan penurunan mutu produk pangan menempati prioritas untuk pengembangan prosedur spesifik guna

mengevaluasi umur simpan produk pangan.Perubahan secara kimiawi, fisik, dan mikrobial merupakan penyebab pada penurunan mutu produk pangan (Susiwi, 2009).

Air yang terkandung dalam bahan pangan, apabila terikat kuat dengan komponen bukan air, lebih sukar digunakan baik untuk aktivitas mikrobiologis maupun aktivitas kimia hidrolik. Kadar air dan aktivitas air sangat berpengaruh dalam menentukan masa simpan dari makanan, karena faktor-faktor ini akan mempengaruhi sifat-sifat fisik (kekerasan dan kekeringan) dan sifat-sifat fisiko-kimia, perubahan-perubahan kimia, kerusakan mikrobiologis dan perubahan enzimatis terutama pada makanan yang tidak diolah (Labuza, 1985). Selama penyimpanan akan terjadinya proses penyerapan uap air dari lingkungan yang menyebabkan produk tepung akan menggumpal. Air yang mempercepat proses reaksi deteriorasi adalah air yang bebas, karena dapat mempercepat terjadinya reaksi enzimatis, reaksi kimia, dan tumbuhnya mikroorganisme pada makanan. Oleh karena itu, air bebas ini merupakan parameter absolut dalam keterkaitannya untuk mempengaruhi umur simpan. Dapat dikatakan, merupakan penentu parameter kerusakan pangan. Kadar air dan water

(4)

activity ( ᵄᵆ) adalah faktor eksternal yang

sangat penting selain temperature yang mempengaruhi kecepatan reaksi deteriorasi produk makanan.Water activity menjelaskan derajat keterikatan air antara air yang terkandung dalam makanan dan kemampuannya untuk bereaksi sebagai pelarut dan berpartisipasi dalam reaksi kimia (Labuza, 1980b).

Penentuan umur simpan metode kadar air kritis dapat dilakukan dengan penentuan isotermis sorpsi air (ISA), yaitu kurva hubungan antara RH udara penyimpanan dan kadar air kesetimbangan pada produk dibiarkan mencapai kesetimbangan selama penyimpanan, RH udara penyimpanan dapat diatur dengan menyeimbangkan udara dengan menggunakan larutan garam jenuh yang sesuai (Hariyadi, 2006).

Gambar 2. Kurva Isotermis Sorpsi Air (Sumber :Hariyadi, 2006)

Untuk mengetahui keberterimaan data pendugaan umur simpan, digunakan beberapa model persamaan sorpsi isotermis telah banyak dikembangkan oleh para ahli baik secara teoritis, semi teoritis maupun empiris.Model-model matematika tersebut tidak dapat menggambarkan keseluruhan kurva sorpsi isotermis dan hanya dapat memprediksi kurva sorpsi isotermis salah satu dari ketiga daerah sorpsi isotermis. Tujuan penggunaan kurva sorpsi isotermis tersebut untuk mendapatkan kemulusan kurva yang tinggi maka model-model persamaan yang sederhana dan lebih sedikit jumlah parameternya akan lebih cocok digunakan (Labuza, 1985). Terdapat 5 persamaan yang umum digunakan untuk menentukan keberterimaan data, yaitu model Henderson, Chen-Clayton, Oswin, Hasley, dan Caurie. Persamaan-persamaan tersebut kemudian di uji ketetapannya dengan menghitung nilai MRD.Jika nilai MRD < 5 maka model sorpsi isotermis tersebut dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau sangat tepat.Jika model sorpsi isotermis dengan 5 < MRD < 10 maka model tersebut agak tepat meggambarkan keadaan sebenarnya dan jika

(5)

MRD > 10 maka model tersebut tidak tepat menggambarkan kondisi sebenarnya.

Pengemas yang baik dan sesuai standar dalam industri pangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk membatasi dan mengendalikan pengaruh kondisi lingkungan terhadap produk sampai batas tertentu.Persyaratan dan spesifikasi wadah atau pembungkus berbeda menurut jenis bahan hasil industri dan tujuan utamanya. Pada umumnya tujuan pengemasan adalah memelihara aseptabilitas bahan pangan misalnya warna, tekstur dan cita rasa ; dan memelihara nilai gizinya selama transportasi dan distribusi (Ketaren, 1986). Plastik yang umum digunakan dalam pengemasan tepung secara tradisional adalah plastik jenis polypropylene, high density

polyethylene, dan low density polyethylene.

Menurut Syarief dan Irawati (1988) sifat-sifat baik yang dimiliki PE, antara lain memiliki permeabilitas uap air dan air rendah, mudah dikelim panas, fleksibel, dapat digunakan untuk penyimpanan beku (-50oC), transparan (LDPE) dan sedikit buram

(HDPE), dan dapat digunakan sebagai bahan laminasi dengan bahan lain. Sedangkan kelemahan dari plastik polietilen

permeabilitas oksigen yang lebih tinggi dibandingkan PP dan metalized plastic, dan tidak tahan terhadap minyak (untuk jenis LDPE). Polipropilen mempunyai sifat tingkat kekakuan baik, kuat, dan transparan pada bentuk film, tahan terhadap panas, relative sulit ditembus uap air, akan tetapi mudah sekali ditembus oleh gas. Polipropilen baru akan meleleh pada suhu 1620C sehingga dapat digunakan sebagai

kemasan kantong yang tahan terhadap proses pemanasan suhu tinggi seperti sterilisasi. Sifat tahan terhadap suhu tinggi membawa konsekuensi menjadi sulit direkatkan dengan menggunakan panas. Permeabilitas bahan kemasan perlu diketahui untuk menentukan umur simpan suatu bahan yang dikemas dan kriteria kemunduran mutu bahan yang dikemas, karena dengan diketahuinya permeabilitas bahan kemasan maka dapat dihitung jumlah uap air yang masuk dalam jangka waktu tertentu.

BAHAN DAN METODE

Penelitian diawali dengan sampling biji durian dari pohon durian kultivar lokal di daerah Kecamatan Jasinga, Bogor, Jawa Barat dan daerah Sibolga, Sumatera Utara. Setelah dilakukan sampling, durian dideterminasi dan kemudian limbah biji

(6)

durian dikumpulkan untuk disortir. Proses pembuatan tepung biji durian menggunakan dua jenis perlakuan yaitu cara basah dengan pemisahan pati biji durian dan cara kering dengan melakukan penggilingan secara langsung setelah dikeringkan, yang kemudian dianalisis dengan parameter fisik dengan analisis organoleptik uji hedonik, parameter kimia dengan analisis proksimat, dan parameter mikrobiologi dan penentuan umur simpannya dengan menggunakan metode kadar air kritis (Labuza) dengan variasi kemasan plastik high density polyethylene, low density polyethylene dan polypropilene.

Pengukuran Kadar Air Awal (Moisture Initial, Mi)

Penentuan kadar air ini menggunakan prinsip gravimetri dengan cara mengeringkan cawan dalam oven bersuhu kurang lebih 105oC selama satu jam.

Kemudian didinginkan dalam desikator selama kurang lebih 15 menit dan ditimbang (W1). Sejumlah 2 gram sampel (W2) dalam

cawan dimasukkan dalam oven bersuhu 105oC selama tiga jam sampai mencapai

berat konstan. Cawan yang berisi sampel didinginkan dalam desikator lalu ditimbang (W3). Kadar air awal dihitung dengan rumus:

KA Mi = 1+ᵄ2 − ᵄ3/ (ᵄ3−ᵄ1) = g H2O/g

solid

Pengukuran Kadar Air Kritis (Moisture Critical, Mc)

Kadar air kritis adalah kadar air pada saat produk sudah tidak memenuhi kriteria penerimaan (rusak secara bentuk fisik). Produk yang disimpan pada suhu 25 oC an

RH 75% NaCl jenuh diamati setiap 24 jam sampai produk tersebut menggumpal (ditolak oleh panelis). Kemudian kadar air produk tersebut diukur dengan menggunakan cara yang sama dengan pengukuran kadar air awal.Kemudian kadar air kritis dihitung dengan rumus:

KA Mc = 1+ᵄ2 − ᵄ3 / (ᵄ3−ᵄ1) g H2O/g

solid

Penentuan Kadar Air Kesetimbangan (Me)

Disiapkan chamber vakum terlebih dahulu yang telah diisi dengan larutan garam yang telah dijenuhkan selama 24 jam, garam yang digunakan adalah NaOH,MgCl2, KI,

(7)

NaCl, KCl, BaCl2 yang mewakili berbagai

kondisi RH.Sebelum dimasukan ke dalam chamber vakum, sampel diukur beratnya.Sampel yang telah ditimbang kemudian dimasukan ke dalam chamber vakum sedemikian rupa sehingga sampel dan larutan tidak saling bersentuhan. Selama penyimpanan sampel ditimbang secara periodik hingga mencapai berat konstan. Sampel yang telah mencapai berat konstan dianalisis kadar airnya. Rumusnya adalah sebagai berikut :

KA Me = 1+ᵄ2 − ᵄ3/ (ᵄ3−ᵄ1) = g H2O/g

solid

Penentuan Model Sorpsi Isotermis

Nilai kadar air kesetimbangan (Moisture Equilibrium, Me) bersama dengan aw, dimasukkan dalam model persamaan sorpsi isothermis Chen Clayton, Henderson, Hasley, Caurie, dan Oswin. Kelima model persamaan sorpsi isothermis dievaluasi nilai Mean Relative Deviation (MRD).Jika nilai MRD <5 maka model sorpsi isothermis tersebut dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau sangat tepat.Jika 5<MRD<10 maka model tersebut agak tepat meggambarkan keadaan sebenarnya dan jika

MRD>10 maka model tersebut tidak tepat menggambarkan kondisi sebenarnya.

MRD = 100 / . ( ᵄᵅ−ᵄᵅᵅ )/ ᵄᵅ . ∑ᵅᵅ=1

Keterangan :

Mi = Kadar air percobaan

Mpi = Kadar air hasil perhitungan

n = Jumlah data

Penentuan Permeabilitas Kemasan Terhadap Uap Air

Silica gel dimasukkan dalam cawan WVP lalukemudian ditutup dengan kemasan yang akan ditentukan permeabilitasnya terhadap uap air. Silica gel beserta cawan dan yang telah ditutup kemasan kemudian ditimbang untuk mengetahui berat awal dan selanjutnya dimasukkan dalam toples tertutup yang berisi larutan NaCl. Penentuan permeabilitas kemasan ini dilakukan pada suhu 28oC dan RH 75,62%. Untuk mengatur

RH ruangan dalam toples agar mencapai 75,62% maka digunakan larutan NaCl. Untuk menghitung permeabilitas kemasan, maka digunakan rumus (Labuza, 1985):

(8)

k/x = permeabilitas kemasan (g H2O/hari.m2.mmHg)

ΔW/ΔӨ= Slope (g H2O /hari )

A = Luas penampang kemasan (m2)

P out = Tekanan uap air pada suhu penyimpanan x RH (mmHg).

Penentuan Kadar Air Lapis Tunggal BET Data yang didapat dari penentuan kurva ISL adalah awdan kadar air seimbang. Untuk menentukan kadar air lapis tunggal BET diperlukan data aw / (1-aw) M. Selanjutnya dibuat kurva regresi linier dengan aw sebagai sumbu X dan aw/ (1-aw) M sebagi sumbu Y. Dari kurva tersebut didapat persamaan garis lurus. Kadar air lapis tunggal BET ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Mo = Kadar air lapis tunggal BET, % berat kering (db)

I = Intersep kurva regresi linier S = Slope kurva regresi linier

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Fisik Tepung Biji Durian Karakteristik fisik tepung biji durian yang dibuat dengan cara basah dan cara kering tersaji pada tabel 1

Tabel 1. Karakteristik Fisik Tepung Biji Durian

Parameter Satuan

Hasil Cara Basah Cara

Kering Rendemen % 26,23 38,46 Warna - Putih kekuningan Putih kecokelatan

Tekstur - Halus Halus

Bau - Berbau

sedikit asam

Tidak berbau

Sumber : Data primer hasil penelitian (2015) Karakteristik Kimia Tepung Biji Durian

Karakteristik kimia tepung biji durian yang dibuat dengan cara basah dan cara kering tersaji pada tabel 2. Karakteristik fisik, kimia, dan mikrobiologi mengacu kepada SNI tepung terigu yaitu SNI 01-3751-2009.

Tabel 2. Karakteristik Kimia Tepung Biji Durian Parameter Satuan Hasil Cara Basah Cara Kering Air % 13.42 10.78 Abu % 4.44 4.45 Protein % 9.08 8.97

(9)

Lemak % 0.55 0.52 Karbohidrat % 72.49 75.27 Sumber : Data primer hasil penelitian (2015) Karakteristik Mikrobiologi Tepung Biji Durian

Tabel 3. Karakteristik Mikrobiologi Tepung Biji Durian Parameter Satuan Hasil Cara Basah Cara Kering Angka Lempeng Total Koloni/g 6.4 x 103 4.2 x 103 Kapang Koloni/g 5.0 X 10 10 Eschericia coli APM/g 3 <3 Bacillus cereus Koloni/g <100 <100

Sumber : Data primer hasil penelitian (2015)

Pendugaan Umur Simpan Tepung Biji Durian

Pendugaan umur simpan produk tepung biji durian yang dihitung melalui persamaan Labuza (1985) adalah umur simpan pada penyimpanan RH 78%. Penentuan umur simpan dilakukan pada produk tepung biji durian yang memiliki karakteristik terbaik dan diduga memiliki

Berdasarkan hasil pengujian karakteristik fisik, kimia, dan mikrobiologi dapat disimpulkan bahwa tepung biji durian yang diolah dengan cara kering memiliki karateristik lebih baik. Berikut merupakan kadar air awal dan kadar air kritis pada RH 78% tepung biji durian.

Kadar Air Awal dan Kadar Air Kritis Tabel 4.Kadar Air Awal (Mi) dan Kadar Air Kritis (Mc)

Parameter Satuan Hasil Moisture initial (Mi) % (dry based) 0.1213 Moisture critical (Mc) % (dry based) 0.1607

Sumber : Data primer hasil penelitian (2015) Kadar Air Kesetimbangan Pada Berbagai Kondisi RH

Tabel 6. Kadar Air Kesetimbangan Pada Berbagai Kondisi Aw Garam Jenuh RH Aw Kadar Air (% wet based) Kadar Air (% dry based) NaOH 6.9 0.069 4.4382 0.0464 MgCl2 32.4 0.324 7.4843 0.0809 KI 69 0.690 11.3943 0.1286 NaCl 75.5 0.755 13.8462 0.1607 KCl 84 0.840 18.5341 0.2275 BaCl2 90.3 0.903 23.4764 0.3068

(10)

Sumber : Data primer hasil penelitian (2015) Kurva Isotermis Sorpsi Air

Gambar 1.Kurva Isotermis Sorpsi Air Model Kurva Isotermis Sorpsi Air

Untuk menilai keberterimaan data pendugaan umur simpan ini, maka hasil analisis yaitu kurva isotermis sorpsi air dimasukkan kedalam beberapa model persamaan matematis yaitu dari Hasley, Chen-Clayton, Henderson, Caurie dan Oswin. Persamaan yang memiliki nilai paling kecil adalah persamaan Hasley dengan nilai mean relative deviation sebesar 6,45 yang berarti bahwa umur simpan yang didapatkan hampir sesuai dengan nilai umur simpan yang sebenarnya.

Gambar 2.Kurva Isotermis Sorpsi Air (Hasley)

Penentuan Kadar Air Lapis Tunggal BET Kadar air lapis tunggal dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Brunauer-Ermet-Teller (BET). Untuk mengetahui kadar air lapis tunggal BET tepung biji durian, dibuat kurva regresi linear yang menghubungkan antara aw dengan [aw /(1- aw)M]. Jika data Slope dan Intersep tersebut dimasukkan dalam rumus, maka didapatkan kadar air lapis tunggal dari tepung biji durian sebesar 2,80% (dry based).

Apabila ditinjau berdasarkan daerah isotermisnya, air lapis tunggal tepung biji durian tersebut berada dalam daerah IL-1dimana air bersifat ionik.

Gambar 3.Kurva Brunauer-Ermet-Teller (BET)

(11)

Penentuan Permeabilitas Kemasan Terhadap Uap Air

Permeabilitas uap air kemasan (k/x) adalah kecepatan atau laju transmisi adanya perbedaan unit tekanan uap air antara permukaan produk dengan lingkungannya pada suhu dan kelembaban tertentu.

Tabel 8. Permeabilitas Kemasan Terhadap Uap Air Pada RH 75,5% dan T = 280C

Kemasan Slope WVTR(k/x) (gH2O/harim2 mmHg) LDPE 0.0001029 1,098681334 HDPE 0.0000600 0,640897445 PP 0.0000257 0,274670334

Pendugaan Umur Simpan Tepung Biji Durian

Tabel 9. Umur Simpan Tepung Biji Durian Dengan Berbagai Kemasan Plastik

Jenis kemasan k/x Umur Simpan (Hari) LDPE 1,098681334 134 HDPE 0,640897445 230 PP 0,274670334 536

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Karakteristik kimia pada tepung biji durian cara kering dengan kadar air

10,78%, kadar abu 4,45%, kadar lemak 0,52%, kadar protein 8,97%, dan kadar karbohidrat (by difference) 75,27%, dengan hasil analisis karakteristik mikrobiologi angka lempeng total 4.2 x 103 koloni/gram, kapang 10 koloni/gram, Eschericia coli<3 APM/gram, dan

Bacillus cereus<100 koloni/gram . Pada

tepung biji durian cara basah didapatkan kadar air 13,42%, kadar abu 4,46%, kadar lemak 0,55%, kadar protein 9,08%, dan kadar karbohidrat (by difference) 72,49%, dengan hasil analisis karakteristik mikrobiologi angka lempeng total 6.4 x 103koloni/gram, kapang 5.0 x

10 koloni/gram, Eschericia coli 3 APM/gram, dan Bacillus cereus<100 koloni/gram.

2. Umur simpan tepung biji durian yang dikemas dalam kemasan LDPE adalah 134 hari, pada kemasan HDPE adalah 230 hari dan pada kemasan PP adalah 536 hari.

Saran

Perlunya dilakukan analisis umur simpan dengan metode lainnya, yaitu dengan metode ESS atau dengan ASLT metode Arrhenius.

(12)

Djaeni, Moh dan A, Prasetyaningrum. 2010.

Kelayakan Biji Durian Sebagai Bahan Pangan Alternatif : Aspek Nutrisi dan Teknoekonomi. Riptek, volume 4 No

I1 Hal 37-45. Semarang

Floros, J.D. and V. Gnanasekharan. 1993.

Shelf life prediction of packaged foods: chemichal, biological, physical, and nutritional aspects. G. Chlaralambous

Elsevier Publication , London

Hariyadi, P. 2006. Handout dan Modul

Pendugaan dan Penentuan Umur Simpan Produk Pangan. SEAFAST

Center/ Departemen ITP, FATETA, IPB, Bogor.

Larasati, Annisa Sita. 2013. Pendugaan

Umur Simpan Tepung Lidah Buaya Dengan Metode Kadar Air Kritis.

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Magdalena, Kristiana, dkk. 2010. Pengaruh

Imbangan Tepung Biji Durian dengan Daging Babi Terhadap Sifat Fisik dan

Akseptabilitas Naget Bumbu

Andaliman. Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran. Bandung. Labuza, T.P. and M.K. Schmidl. 1985.

Accelerated shelf life testing of foods.

Food Technology.

Labuza, T.P., 1980b, The effect of water

activity on reaction kinetics of food deterioration, Food Technology 34:36.

Syarief, Rizal Dan Anies Irawati, 1988.

Pengetahuan Bahan Untuk Industri

Pertanian. Mediyatama Sarana

Prakasa. Jakarta.

Susiwi. 2009. Penentuan Kadaluwarsa

Produk Pangan. Jurusan Pendidikan

Kimia Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Gambar

Gambar 1. Durian Kultivar Lokal (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Gambar 2. Kurva Isotermis Sorpsi Air (Sumber :Hariyadi, 2006)
Tabel 2. Karakteristik Kimia Tepung Biji Durian Parameter Satuan Hasil Cara Basah Cara Kering Air % 13.42 10.78 Abu % 4.44 4.45 Protein % 9.08 8.97
Tabel 6. Kadar Air Kesetimbangan Pada Berbagai Kondisi Aw Garam Jenuh RH Aw KadarAir (% wet based) KadarAir (% drybased) NaOH 6.9 0.069 4.4382 0.0464 MgCl 2 32.4 0.324 7.4843 0.0809 KI 69 0.690 11.3943 0.1286 NaCl 75.5 0.755 13.8462 0.1607 KCl 84 0.840 18.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bersama siapakah Jean Heri Dunant mendapatkan Nobel Perdamian yang pertamaA. Apa pekerjaan Jean

Responden masyarakat Kota Semarang menilai bahwa apabila dilakukan daur ulang terhadap barang-barang elektronik yang sudah tidak dipakai atau yang rusak, hal tersebut

Ketiga personal identity, dimensi ini menyajikan perihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam

Dari tabel juga terlihat keunggulan yang dimiliki oleh sistem baru yang berbasis web, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah permohonan jauh lebih

Sirkulasi Politik Transaksional DANA SEBAGAI BASIS KEMENANGA N SOLIDITAS PARTAI POLITIK KURANG KAMPANYE TRANSAKSIONAL KOMPETISI TIDAK IMBANG HASIL PEMILU YANG

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara berencana menyelenggarakan Pelatihan Penulisan

Dan yang terakhir, seorang penjual kertas, memberikan selembar kertas besar kepada si nenek, yang lalu oleh si nenek dibentangkan di atas sumur yang baru saja digali di

Sebagai tindak lanjut hasil Desk Evaluasi Proposal Baru Penelitian Kompetitif Nasional Tahun 2015, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal