• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, Kemampuan Menulis Surat Bisnis menggunakan bantuan Textbausteine

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, Kemampuan Menulis Surat Bisnis menggunakan bantuan Textbausteine"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS WIRTSCHAFTSDEUTSCH DENGAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT

BISNIS MENGGUNAKAN BANTUAN TEXTBAUSTEINE Nova Novia Risnawati, Mery Dahlia Hutabarat, Putrasulung Baginda

Dalam mata kuliah Deutsch für spezelle Verwendung II mahasiswa bahasa Jerman memiliki kesulitan dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Texbausteinen. Mahasiswa kesulitan untuk memahami pola-pola kalimat yang tersedia dalam menyusun surat bisnis sesuai dengan perintah yang tertera dalam latihan tersebut. Pola-pola kalimat tersebut merupakan bahasa jerman dalam bidang ekonomi (Wirtschaftsdeutsch). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch dengan kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VII Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman kelas A sejumlah 30 orang. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif-analitik dengan menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan ini hubungan antara kedua variabel tergolong pada kategori rendah. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti bahwa rata-rata nilai dari kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch adalah 56,67. Sedangkan tingkat kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine sudah mencapai nilai maksimal. Nilai tetinggi yang diraih adalah 100 dengan rata-rata nilai 67,17. Ada 2 orang yang mendapatkan nilai 100. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Textbausteine sangat membantu terhadap keterampilan menulis surat bisnis. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman seseorang dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine diantaranya adalah kurangnya mempelajari Redemittel untuk surat. Jika seseorang kurang mengetahui jenis Redemittel untuk surat, maka mereka akan kesulitan untuk menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar mahasiswa melakukan penenlitian yang sama dengan variabel berbeda. Mahasiswa seharusnya lebih sering menulis surat bisnin dan mempelajari Redemittel surat.

Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, Kemampuan Menulis Surat Bisnis menggunakan bantuan Textbausteine

(2)

Dalam mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II mahasiswa belajar menulis surat bisnis. Berdasarkan pengamatan penulis, mahasiswa memiliki kesulitan dalam menulis surat bisnis dengan menggunakan bantuan Textbausteine. Textsbausteine adalah pola-pola kalimat baku yang digunakan untuk menulis surat-surat bisnis yang standar, contohnya dalam pembukaan menjawab surat permintaan (Anfrage) “Wir danken für Ihre Anfrage vom……… (Datum)”. Pada latihan menulis surat bisnis berdasarkan pola-pola kalimat yang tersedia “Brief nach Texbausteinen” mahasiswa harus mampu memahami pola-pola kalimat yang tersedia dalam menyusun surat bisnis sesuai dengan perintah yang tertera dalam latihan tersebut. Contohnya menulis surat keluhan ‘Reklamation’ karena barang yang dikirim rusak atau tidak sesuai dengan pemesanan, membalas surat penawaran ‘eine Anfrage beantworten’ atau menulis surat konfirmasi kunjungan ‘Besuchsbestätigung’. Kemudian mereka harus mencocokkan kalimat yang tersedia dengan jawaban yang dibutuhkan, namun demikian kebanyakan kalimat-kalimat tersebut banyak yang tidak sesuai dengan jawaban. Selain itu, mahasiswa juga tidak hanya menyusun urutan kata yang telah tersedia, tetapi juga memformulasikan sendiri kalimat dengan kata kunci yang ada pada soal. Textsbausteine merupakan bagian dari Wirtschaftsdeutsch atau pola kalimat-kalimat bahasa Jerman dalam bidang ekonomi. Dalam pembelajaran Deutsch für spezielle Verwendung II, mahasiswa belajar empat keterampilan selain keterampilan menulis surat bisnis, yaitu membaca (Lesen), dan menyimak (Hören). Dalam pembelajaran membaca, mahasiswa belajar membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch.

Berdasarkan hal tersebut, diduga kesulitan mahasiswa dalam menulis surat bisnis dengan menggunakan bantuan Textbausteine dikarenakan kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch mahasiswa yang masih rendah. Wirtschaftsdeutsch merupakan bahasa Jerman dalam bidang ekonomi. Para mahasiswa memiliki kesulitan untuk memahami teks Wirtschaftsdeutsch karena dalam teks tersebut kata-kata yang digunakan bukanlah kosakata bahasa Jerman

(3)

dalam kehidupan sehari-hari (Deutsch im Alltag), misalnya Rabatt, Skonto, Lieferung, Messerabatt dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang mengenai hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Wirtschaftsdeutsch dengan Kemampuan Menulis Surat Menggunakan Bantuan Textbausteine.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch mahasiswa semester VII, (2) untuk mengetahui kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine mahasiswa semester VII serta (3) untuk mengetahui hubungan kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch dengan kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine mahasiswa semester VII.

Kajian Pustaka

1. Hakikat Membaca

Definisi membaca menurut Westhof (1997: 85) dalam Nöstlinger (2009:6) adalah “Lesen ist ein interaktiver Prozess, bei dem der Leser bzw. die Leserin mit den jeweils eigenen Erwartungen, Einstellungen und Vorerfahrungen auf Signale des Textes reagiert.” Kutipan ini bermakna ‘membaca adalah proses interaktif di mana pembaca berdasarkan harapan, sikap dan pengetahuan awal member reaksi terhadap tanda-tanda teks’.

Menurut Finochiaro dan Bonomo (1973:119) definisi membaca yaitu “reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written material”. Dalam bahasa Indonesia maknanya ‘membaca adalah proses membawa pendapat serta memperoleh pendapat yang terkandung dalam bahasa tulis’.

Ehlers (1992:4) “Lesen ist eine Verstehenstätigkeit, die darauf zielt, sinnvolle Zusammenhänge zu bilden. Sie wird auf der einen Seite gesteuert von dem Text und seiner Struktur auf der anderen Seite von dem Leser, der sein Vorwissen, seine Erfahrung, seine Neigungen und sein Interesse an einen Text heranträgt.” Menurut Ehlers ‘membaca adalah suatu kegiatan pemahaman yang

(4)

bertujuan untuk membentuk hubungan-hubungan yang bermakna. Pemahaman ini di satu sisi dipengaruhi oleh teks dan strukturnya, di sisi lain dipengaruhi oleh pembaca itu sendiri. Pengaruh tersebut berupa pengetahuan awal, pengalaman, kecenderungan dan minat yang dimilikinya.‘

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, membaca merupakan proses interaktif yang dipengaruhi oleh masing-masing sikap, pengetahuan awal serta minat yang dimiliki.

Dari beberapa kutipan terdahulu dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pesan dari penulis serta melibatkan beberapa faktor, yakni: pengetahuan awal, pengalaman, serta kemampuan memahami struktur.

2. Jenis dan Tujuan Membaca

Membaca memiliki beberapa jenis. Para ahli mengelompokkan jenis membaca berdasarkan pada tujuan membaca. Tujuan membaca yaitu untuk mendapatkan informasi yang terdapat dalam suatu teks.

Westhoff (1997:5) mengemukakan pendapat tentang manfaat membaca: Im Fremdsprachenunterricht kann das Lesen von Texten ganz unterschiedliche Funktionen haben. Man kann zum Beispiel Texte lesen (lassen), damit die Lernenden die fremde Sprache besser kennen und genieβen lernen oder damit sie ganz bestimmte Informationen über Land und Leute erhalten oder einen bestimmten Autor kennen lernen.

Maksud dari pernyataan di atas adalah ‘dalam pembelajaran bahasa asing, membaca banyak teks dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Contohnya seorang pembelajar membaca teks agar pembelajar mengenal bahasa asing tersebut lebih baik dan belajar menikmatinya, atau agar pembelajar memperoleh informasi tentang negara dan manusianya atau berkenalan dengan penulis tertentu.‘

Esselborn (2003:290) menuturkan tentang jenis-jenis membaca berdasarkan tujuan membaca sebagai berikut:

Formen des Lesens sind:

1. Intensives Lesen (detailliertes Lesen, receptive reading, totales studierendes Lesen)

(5)

2. Kursorisches Lesen (extensives Lesen: Westhoff, skimming:Pugh)

3. Selegierendes Lesen (selektives, suchendes Lesen, scanning search reading)

4. Orientierendes Lesen (globales Lesen)

Kutipan diatas menjelaskan bahwa jenis-jenis membaca terdiri atas: 1. ‘ Membaca intensif (membaca detail, membaca reseptif, membaca total) 2. Membaca sekilas (membaca ekstensif menurut Westhoff, membaca sekilas

atau cepat menurut Pugh)

3. Membaca selektif (membaca apa yang dicari, membaca cepat) 4. Membaca secara terarah (membaca global)’.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan pembagian jenis-jenis membaca terbagi menjadi membaca selektif, sekilas, ekstensif dan intensif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa memahami suatu bacaan diperlukan kegiatan membaca secara ekstensif dan intensif. Jika membaca dengan tujuan hanya untuk menangkap informasi secara sekilas dalam waktu yang singkat atau cepat, maka pembaca dapat membaca secara ekstensif, yang di dalamnya termasuk kegiatan membaca sekilas dan global. Akan tetapi, jika membaca dengan tujuan ingin lebih memahami isi bahkan sampai membuat komentar setelah membaca teks, maka pembaca harus membaca secara intensif, yang di dalamnya termasuk membaca pemahaman dan rinci agar dapat menemukan informasi secara terperinci.

Menurut peneliti, jenis membaca yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jenis membaca pemahaman yang termasuk ke dalam jenis membaca intensif.

3. Membaca Pemahaman

Christ dan Legutke (1996:42) mengemukakan pendapat mereka mengenai pemahaman dalam pembelajaran bahasa. Mereka menyatakan bahwa:

(6)

Verstehen ist immer auf das Ganze der fremden Sprache gerichtet. Sprachrezeption ist aktive Tätigkeit, um Sprache zum Verstehen und Äuβern zu benutzen. Verstehen heiβt Hören-Sehen und Lesen; dazu gehören kommunikative Arbeitstechniken, um zunächst global, häufig selektiv und seltener deteilliert zu verstehen.

Maksud dari penyataan di atas adalah ‘pemahaman selalu ditujukan pada keseluruhan bahasa asing. Bahasa merupakan suatu kegiatan aktif untuk mengerti sesuatu. Memahami dalam kegiatan pembelajaran bahasa asing meliputi menyimak dan membaca, termasuk suatu teknik dalam memahami secara global, selektif ataupun yang jarang seperti memahami secara detail’.

Abidin (2010:127) menyebutkan bahwa membaca pemahaman diartikan sebagai serangkaian proses yang dilakukan pembaca untuk menemukan informasi dan memahami informasi yang terkandung dalam sebuah teks bacaan.

Dalam kegiatan membaca diharapkan seseorang dapat menyerap informasi yang terdapat di dalamnya. Untuk menyerap informasi yang terdapat di dalamnya, tentunya seseorang harus mampu memahami isi teks yang dibacanya. Seperti yang dikemukakan oleh Ehlers (1992:8) “um einen Text zu verstehen, muss ein Leser die Wirklichkeitszusammenfassung erfassen. Dazu braucht er wiederum ein Wissen über die Sprache, über Texte und über die Welt (Hintergrundwissen und Kontextwissen).”

Kutipan di atas bermakna:

‘Memahami suatu teks, pembaca harus menyusun kesimpulan dari hal-hal yang berhubungan dengan kenyataan. Untuk itu pembaca memerlukan pengetahuan tentang bahasa, tentang teks dan pengetahuan tentang dunia (pengetahuan umum dan pengetahuan tentang konteks)’.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika pembaca ingin memahami suatu teks maka pembaca harus memahami konteks kalimat yang tersusun oleh setiap kata dan mengerti aspek-aspek pengetahuan yang terkandung dalam suatu teks. Jika pembaca dapat memahami isi teks tersebut maka pembaca

(7)

dapat mendapatkan informasi-informasi yang tersirat dalam teks bacaan yang dibacanya.

4. Pengertian Teks Wirtschaftsdeutsch

Menurut Kridalaksana (2008:238) teks adalah satuan bahasa terlengkap yang bersifat abstrak. Sedangkan menurut Wahrig-Burfeind (2008-1471) definisi teks yaitu “folge von Wörtern, die eine sprachliche Äuβerung in einer aktuellen (geschichtlichen.) Situation darstellt”. Kutipan diatas bermakna ‘rangkaian kata-kata yang menggambarkan satu ujaran bahasa dalam situasi yang aktual’.

Dari kedua definisi teks diatas pada dasarnya saling melengkapi satu sama lainnya dan saling berhubungan.

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah teks Wirtschaftsdeutsch. Wirtschaftsdeutsch merupakan bahasa Jerman dalam bidang ekonomi. Definisi dari Wirschaftsdeutsch adalah sebagai berikut :

Burger dalam Hutabarat (2009:63) berpendapat bahwa :

Die Sprache der Wirtschaft ist ein m.E. starkes Argument dafür, polyleksikalische Termine als ein Teil der Phraseolgie aufzupassen. Denn es scheint mir sehr schwierig, wenn nicht unmöglich, in der Sprachverwendung die im stärksten Sinne terminologisch definieren von den generell und vage verwendeten Ausdrücken abzugrenzen.

Selanjutnya Hutabarat (2009:63) menerjemahkan kutipan di atas sebagai berikut: ‘Suatu argumen untuk menyimpulkan istilah-istilah yang polileksikal sebagai satu bagian dari fraseologi karena tampaknya sangat sulit, dan juga tidak mungkin untuk membatasi ujaran-ujaran terminologis yang digunakan dalam bahasa Jerman tema umum (BJTU) dengan yang digunakan dalam bahasa Jerman bidang ekonomi (BJBE)’.

Berdasarkan kutipan di atas bahasa Jerman bidang ekonomi memiliki istilah-istilah yang polileksikal, sehingga tidak mungkin maknanya disamakan dengan bahasa Jerman tema umum. Maka dengan demikian berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teks Wirschaftsdeutsch adalah rangkaian kata-kata, kalimat serta paragraf yang bersifat abstrak yang berkaitan dengan bahasa Jerman bidang ekonomi.

(8)

5. Hakikat Menulis

Definisi menulis menurut Jugen Broch Haus (2003) “schreiben ist das Anbringen von Schriftzeichen eines Schriftsystems auf einer mehr oder weniger dauerhaften Unterlage zum Zweck der Kommunikation, heute auch die Aufzeichnung von Daten”. Kutipan ini bermakna ‘Menulis adalah penyampaian dari tanda tertulis sebuah sistem penulisan pada secarik kertas atau lebih yang bertujuan untuk berkomunikasi, masa sekarang digunakan untuk mencatat data-data’.

Dalam mempelajari suatu bahasa, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki. Kroll (2008) dalam www.digilib.itb.ac.id mengemukakan “writing is frequently a difficult skill for any language user, wich is to stay that writing presents a fairly challenging task for both native and nonnative speakers.” Kutipan ini bermakna ‘Menulis adalah keterampilan yang sulit untuk berbagai pengguna bahasa, dapat dikatakan bahwa menulis memberikan tugas menantang kepada penutur asli maupun yang bukan penutur asli’. Jadi dapat dikatakan bahwa menulis merupakan keterampilan yang sulit dikuasai baik oleh orang yang menggunakan bahasa itu sehari-hari maupun oleh orang yang mempelajari bahasa tersebut.’

Sedangkan menurut Mc Crimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) dalam situs www.wawan-junaidi.blogspot.com mengungkapkan pengertian menulis sebagai kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa menulis berperan penting dalam mengungkapkan suatu ide atau gagasan sehingga pembaca dapat memahaminya. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang penting karena dengan menulis seseorang dapat menyampaikan ide atau gagasannya kepada

(9)

orang lain serta keterampilan menulis dapat mendokumentasikan ide-ide, dokumen-dokumen resmi, surat, dll.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks, Jung (1992:92) menyatakan “schreiben ist eine höchst komplexe Fertigkeit, die eine sprachliche und gedankliche Tätigkeit, bei geleichzeitiger Kenntnis im Bereich des Wortschatzes, der Grammatik, der Textkontruktion und dem jeweiligen thematischen Bereich verlangt”. Menurut Jung (1992:92), ‘keterampilan menulis adalah keterampilan yang kompleks, yang menuntut sekaligus kemampuan berbahasa dan berpikir serta pengetahuan dalam bidang kosakata, tata bahasa, konstruksi teks dan tema pada bidang masing-masing’.

Proses menulis lebih rinci dikemukakan oleh Flower dan Hayes yang dikutip Olson dalam Amalputra (2005:47) sebagai berikut:

Menulis berada di antara kegiatan-kegiatan mental manusia yang paling kompleks. Untuk menghasilkan sebuah tulisan, penulis harus membuka ingatannya untuk menetapkan apa yang diketahuinya, mengulangi informasi yang telah dibangkitkan itu dan menerjemahkannya dalam bentuk ucapan dalam (inner-speech) atau secara tertulis, mengatur ide-ide pokok, melihat kembali secara keseluruhan untuk menemukan fokus, menyusun krangka struktural (kebahasaan) untuk mengkomunikasikan berita/pesan yang dimaksud, mengalihkan jaringan pemikiran ini ke dalam bentuk karangan tertulis dan mengevaluasi hasilnya.

Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan yang kompleks artinya pada saat bersamaan penulis menggunakan faktor-faktor internalnya. Dari beberapa faktor internal di antaranya pengetahuan yang beasal dari pemahaman membaca.

6. Menulis Bahasa Jerman Bidang Ekonomi (Geschäftskorrespondenz) Dalam dunia perbisnisan menulis surat kepada mitra usaha untuk bekerja sama atau menawarkan barang pada perusahaan lain adalah suatu hal yang biasa. Surat dianggap sebagai kebutuhan utama karena melalui surat, para pebisnis dapat menjalin kerjasama dengan pebisnis lainnya.

Surat bisnis merupakan salah satu jenis surat formal. Dalam situs http://www.tecchannel.de dijelaskan bahwa :

(10)

Ein Geschäftsbrief ist jedes Dokument, dass ein Unternehmer zur Förderung seines Unternehmenszwecks versendet. Das umfasst:

Angebotsschreiben

Annahmeerklärungen

Bestellscheine

Rechnungen

Bestätigungsschreiben

Sämtliche Korrespondenz mit (End)-Kunden und Lieferanten.

’Surat bisnis adalah setiap dokumen yang dikirim oleh pengusaha untuk mendukung tujuan perusahaannya. Surat bisnis mencakup: surat penawaran, akseptasi, surat pemesanan, surat tagihan, surat konfirmasi dan semua korespondensi dengan pelanggan dan distributor.’

Secara umum, definisi dan pengertian surat bisnis adalah surat yang digunakan oleh pengusaha, lembaga organisasi atau institusi yang menyampaikan pesan-pesan bisnis secara tertulis kepada pihak lain dengan cara pengiriman surat via pos, faksmilie, telepon ataupun lewat jalur internet.

Contoh-contoh surat bisnis sangat beragam jumlahnya. Dalam mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II dipelajari jenis-jenissurat bisnis, antara lain eine Bitte, eine Anfrage, eine Angebot, eine Bestellung, eine Lieferung, eine Reklamation und eine Zahlung.

Schmitz dan Scheiner (1994:3) menjelaskan terdapat jenis-jenis surat bisnis yang digunakan sesuai kebutuhan para penggunanya, antara lain: a) die Bitte, b) die Anfrage, c) das Angebot, d) die Bestellung, e) die Lieferung, f) die Mӓngelrüge (Reklamation), g) die Zahlung.

7. Brief nach Textbausteinen

Dalam mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II dipelajari dua jenis surat yaitu Brief nach Textbausteinen dan Brief nach Stichwörtern. Brief nach Textbausteinen merupakan surat yang disusun berdasarkan sekumpulan pola kalimat yang telah tersedia sedangkan Brief nach Stichwörtern merupakan surat yang disusun berdasarkan kata kunci yang telah tersedia.

(11)

Menurut Duden, dem Deutschen Wörterbuch (2007) sind Textbausteine im Voraus formulierten Text, der einem Textautomaten eingegeben wird. Textbausteine adalah teks yang telah dirumuskan sebelumnya, yang dapat diambil dari aplikasi pengolahan teks. Textbausteine biasanya digunakan oleh sekretaris untuk membalas surat yang telah diterima oleh perusahaan.

Textbausteine dapat dikatakan sebagai teks yang telah dirumuskan sebelumnya, teks tersebut diformulasikan sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya hanya tinggal menyisipkan atau menyempurnakan teks tersebut dengan isi yang sesuai dengan surat yang harus dibahas. Textbausteine biasanya digunakan oleh sekretaris untuk membalas surat yang diterima oleh perusahaan. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Textbausteine adalah pola kalimat yang tersedia untuk membantu para penulis menulis surat bisnis yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang tercantum dalam perihal (Betreff).

8. Mata Kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II

Dalam Struktur Kurikulum Program Sarjana UPI (2011) Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) adalah mata kuliah yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ahli bidang studi. Mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung I dan Deutsch für spezielle Verwendung II merupakan mata kuliah yang bersifat wajib.

Mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II ini bertujuan agar mahasiswa mampu berkomunikasi baik secara tertulis maupun lisan dalam bahasa Jerman bidang ekonomi dan bisnis tingkat lanjutan. (Hutabarat, 2011).

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian.

(12)

Penelitian ini melibatkan Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 mahasiswa kelas A semester VII jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam mengumpulkan data-data penelitian, langkah-langkah yang dilakukan adalah penulis melakukan persiapan-persiapan yang diawali dengan penyusunan proposal. Pada tahap kedua dilakukan pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dimaksud dalam penelitian ini berupa tes kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch dan kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Texbausteinen. Tahap selanjutnya atau tahap ketiga adalah tahap analisis data dengan menghitung nilai dari data yang terkumpul. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah menyusun laporan hasil penelitian berdasarkan data yang sebelumnya telah dianalisis kemudian menarik kesimpulan dari data yang telah terkumpul dan dianalisis.

Hasil Penenlitian

Pada bab pembahasan ini, penulis akan menjabarkan hasil penelitian. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dilihat pengaruh kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch terhadap kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen rendah, namun demikian kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch sebagai variabel X memiliki kontribusi terhadap kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen sebagai variabel Y walaupun hanya 8 %.

Untuk tes kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, siswa memiliki rata-rata nilai 56,67 sedangkan rata-rata untuk nilai untuk kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen adalah 67,17.

Peneliti melakukan penghitungan analisis data, dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch (variabel X) dan kemampuan menulis surat bisnis

(13)

menggunakan bantuan Textbausteinen (variabel Y) tidak signifikan, kedua variabel tersebut memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,28. Nilai koefisien korelasi tersebut termasuk pada kategori sangat rendah. Dari nilai koefisien korelasi dapat diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 8 %. Ini berarti bahwa kemampuan membaca membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch memberikan kontribusi yang sangat rendah dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen. Berdasarkan hasil penghitungan analisis data dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut tidak signifikan.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat diketahui bahwa terdapat faktor-faktor lan yang mempengaruhi seseorang dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti bahwa rata-rata nilai dari kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch adalah 56,67. Sedangkan tingkat kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine sudah mencapai nilai maksimal. Nilai tetinggi yang diraih adalah 100 dengan rata-rata nilai 67,17. Ada 2 orang yang mendapatkan nilai 100. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Textbausteine sangat membantu terhadap keterampilan menulis surat bisnis. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman seseorang dalam menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine diantaranya adalah kurangnya mempelajari Redemittel untuk surat. Jika seseorang kurang mengetahui jenis Redemittel untuk surat, maka mereka akan kesulitan untuk menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine.

Simpulan

Berdasarkan analisis data penelitian tentang hasil tes mahasiswa semester VII Jurusan Pendidkan Bahasa Jerman FPBS UPI tahun ajaran 2012/2013 memiliki tingkat kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch yang variatif. Hal ini terlihat dari hasil kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch yang berkisar antara 35-75. Rata-rata dari hasil tes yang didapatkan oleh mahasiswa tersebut adalah 56,67. Sedangkan tingkat kemampuan

(14)

menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen mahasiswa sudah mencapai nilai maksimal. Nilai tertinggi yang diraih adalah 100, sedangkan nilai terendah adalah 30 dengan rata-rata nilai 67,17.

Terdapat hubungan antara kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch dan kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteinen meskipun terbilang rendah karena hanya mencapai persentasi 8% . Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks berbahasa Jerman, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut, pertama meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftdeutsch, mahasiswa sebaiknya lebih meningkatkan penguasaan kosakata dan tata bahasa serta non kebahasaan lainnya. Kedua, meningkatkan kemampuan menulis surat bisnis , mahasiswa sebaiknya lebih sering membaca artikel yang bertema ekonomi dan mengerjakan latihan tata bahasanya.

***

Daftar Pustaka

Abidin, Yunus. (2010). Strategi Membaca. Bandung: Rizqi Press.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Amalputra, Lucky Herliawan. Y. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis Argumentasi. Journal Bahasa dan Sastra.

Christ, Herbert. / Legutke, Michael. (1996). Fremde Texte Verstehen. Tübingen: Gunter Narr Verlag.

_______, Duden, Deutsches Universal Wörterbuch A-Z. (2007). Mannheim: Duden Verlag.

(15)

Esselborn, Karl. (2003). Handbuch interkulturelle Germanistik. Stuttgart: Verlag J. B Metzler.

Grellet, Françoise. (1993). Developing Reading Skills Cambridge. University Press.

_______, Jugend Brock Haus. (2003). Mannheim: Bibliografis Institut und F.A Brock Haus AG.

Halim, Amran., Burhan, Jazir dan Al Rasjid, Haroen. (1982). Ujian Bahasa. Jakarta: Wira Nurbakti.

Hutabarat, Mery Dahlia. (2009). Frasa Verba Tipe Funktionverbgefüge dan Frasa Verba Tipe Frakseoleksemis dalam Bahasa Jerman Bidang Ekonomi. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung: tidak diterbitkan.

Hutabarat, Mery Dahlia. (1995). Pengaruh Advance Organizer dan Pengetahuan Landeskunde terhadap Hasil Membaca Pemahaman teks Orisinil Bahasa Jerman. Tesis Program Pascasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta. Jakarta: tidak diterbitkan.

Hutabarat, Mery Dahlia. (2011). Silabus Deutsch für spezielle Verwendung II. Jurusan pendidikan Bahasa Jerman. Universitas Pendidikan Indonesia.

Jung, U.O.H. (1992). Praktische Handreichung für Fremdsprachlehrer. Frankfurt am Mein: Verlag Peter Lang GmbH.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Malyono, Jufry. (2011). Hakikat dan Pengertian Membaca [Online]. Tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2011/11/hakikat-dan-pengertian-membaca.html

Nöstlinger, Christine. (2009). Arbeit mit literarischen Texten im DaF Unterricht. Diplomarbeit Masaryk Universitas Bruenn. Bruenn: tidak diterbitkan.

(16)

Nurhayati, Mira. (2009). Hubungan antara Minat Membaca Teks Bahasa Jerman dan Keterampilan Menulis Teks Bahasa Jerman Mahasiswa Semester VI Program Pendidikan bahasa Jerman FPBS UPI. Universitas Pendidkan Indonesia.

Nurhayani, Nuki. (2007). Penerapan Metode Interaktif dalam Keterampilan Berbahasa Jerman. Journal Pendidikan Bahasa Asing. Bandung: Fokus.

Rampillon, Ute. (1985). Forum Sprache Lerntechniken im Fremdsprachenunterricht. Jerman: Max Hueber Verlag.

Schmitz, Werner / Scheiner Dieter. (1994). Ihr Schreiben vom……… .München: Verlag für Deutsch.

Wahrig - Burfeind, Renate. (2006). Wahrig, Deutsche Wörterbuch. München: Wissen Media Verlag.

Westhoff, Gerard. (1997). Fertigkeit Lesen. Berlin: Langenscheidt.

www.digilib.itb.ac.id

www.wawan-junaidi.blogspot.com http://www.tecchannel.de

Referensi

Dokumen terkait

Antar Pelaku dan Antar sektor dalam Rangka Pengembangan Kawasan Transmigrasl. Belanja lasa

Pengguna Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong, Alamat lalan Raden Karna Desa Muara Ketayu Kecamatan Amen Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Baranglasa untuk

Titik berat Symposium IGCP507 adalah diskusi dan presentasi sebagian hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli anggota IGCP dari berbagai negara, yang berfokus pada

Penelitian yang dilakukan pada skripsi yang berjudul “Asas Kepentingan Nasional Dalam Perdagangan Luar Negeri Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

Oleh karena tingginya prevalensi diabetes mellitus dan tingginya risiko penyakit arteri koroner (aterosklerosis koroner) sebagai komplikasi,dan mengambarkan bagaimana

Proses sintering dalam pembuatan magnet permanen berbasis NdFeB adalah salah satu hal terpenting yang dapat mempengaruhi sifat dan kualitas magnet permanen yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui kebutuhan petani melalui kegiatan penyuluh PNS, swasta, swadaya, (2) mengetahui peran penyuluh pertanian

mengidentifikasi dari region mana asal dari setiap input antara dan input primer yang digunakan dalam proses produksi.. Efek umpan