rssN
t4t2
-
1026
'/o[ume
12
!,[omar
l Aprit
2A12
lsolasi, ldentifikasi
dan Uji Resistensi
Antibiotika
Pengukuran Kadar
Fibrinogen
Sebagai
Petanda
lnflamasi
Pola
Gangguan Pendengaran
di Poliklinik
THT-KL
Gambaran
Pola
Makan
dan Status Gizi Mahasiswa
KKS
UjiAktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella
Tatalaksana
Hipertensi Pulmonal
pada
Anak
Pengendalian
lnfeksi
Nosokomial
di
Ruang
ICU
Rumah
Sakit
Analisis
Molekuler
Genom
Virus
Hepatitis
C
-rssN
t4t2 -1026
re*g
ffi
Jurnal
Kedokteran
Syiah
Kuala
Volume l2 Nomor
I
April20l2Hall-62
Daftar Isi
Petunjuk Penulisan
Artikel
Penelitianl.
Isolasi, Identifikasi DanUji
Resistensi AntibiotikaMikroorganisme
|
-
6dari Sputum Penderita Batuk Kronis Azwar dan Liza Salawati
2.
Pengukuran Kadar Fibrinogen Sebagai Petanda Inflamasi Sistemik padaPasien
7-
15Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Yunita Arliny
3.
Pola Gangguan Pendengaran di Poliklinik Telinga HidungTenggorok
16-
22Kepala Leher (THT-KL) RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Berdasarkan Audiometri
Teuku Husni dan Thursina
4.
Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Mahasiswa KuliahKlinik
Senior
23-30
(KKS) di Bagian Obsgyn RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Husnah
5.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kelopak BungaRosella
3l
-
36(Hibiscus sabdarilfa L.) Terhadap StreptococcLts pyogenes Secara
in
VitroYoo Soo
Ji,
Nova Dian Lestari dan Tristia RinandaTinjauan Kepustakaan
6.
Tatalaksana Hiperlensi Pulmonal padaAnak
37,46
Herlina Dimiati dan Poppy Indriasari
7
.
Pengendalian Infeksi Nosokomial di Ruang Intensive Care Unit RumahSakit
47-
52Liza Salawati
8.
Analisis Molekuler Genom Virus Hepatitis C Serta Peranannyadalam
53-
51 Patogenesis InfeksiTristia Rinanda
9.
KonjungtivitisVernal
58-
62-Arwar dan Liza. Salawati, Isolasi, Identifikasi dan Uii Resistensi Antibiotika
ISOLASI,
IDEI\TIFIKASI
DAN UJI
RESISTENSI
ANTIBIOTIKA
MIKROORGANISME DARI
SPUTUM
PENDERITA BATUK KRONIS
Azwar
danLiza
Salawati
Abstrak. Pemeriksaan sputum secara bakteriologik sangat penting dalarn diagnosis etiologi berbagai penyakit pernafasan. Selain pemeriksaan berdasarkan wama, bau dan adanya darah,
namun
juga
terhadappola
perhrmbuhannya sehingga dapat mengungkapkan adanya mikroorganisme penyebab batuk kronis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis mikroorganisrne dalam spufum penderita batuk kronis dan menentukan jenis mikroorganisme resisten antibiotika.Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan April sampai Desember 2010, di Laboratorium
Mikrobiologi Rurnah Sakit Umurn Daerah dr. Zainoel Abidin. Penelitian ini dilakukan dengan
metode pengamatan langsung terhadap hasil kultur dan identifikasi mikroorgar.risn-re yang
meliputi isolasi rnikroorganisme dan identifikasi mikroorganisrne baik secara makroskopis
maupun mikroskopis. Identifikasi mikroskopis dilakukan melalui pewaranaan Gram, pewamaan BTA dan identifikasi lanjut. Sarrpel sputum dikultur dalam media Nutrient Agar (NA), media Mac Agar Conkey (MAC), media Agar Darah (AD), media Sabouraud Dextrose
lgar
(SDA) dengan menggores (streak), lalu diinkubasi pada suhu 370c selama24
jarn, kemudian mikroorganislte yang tumbuh dilakukan kultur sekunder untuk mendapatkan isolatmumi, pewarnaan Gram
dan
identifikasi lanjut melaluiuji
katalase danuji
koagulase. Selanjutnya dilakukan uji resistensi mikroorganisme terhadap berbagai jenis antibiotika.Hasil pemeriksaan pada 100 sampel diperoleh bahwa, 66%o merupakan BTA
(+)
dengan persentase pada pria yaitu 12,730 dan pada wanita yaittt, 27,72Yo. Dari hasil isolasi tersebutjuga diidentifikasi 33% bakteri patogen yaiat Klebsiella pneumoniae 27,5o/o, Staphylococcus aureus 22,250 , Acfuetobacter l5Yo, Pseudomonas aeroginosa 12,5oA, Streptococcus sp 10Yo,
Streptococcus viridans 5Yo, Enterobacter 2,5oh, Klebsiella ozaenae 2,5%o dan Staph1,l6g6s.rtt sp 2,5Yo. (JKS 2012; 1: 1 - 6)
Kata Kunci : Batuk kronik, BTA, resistensi
Abstract. Bacteriological examination of spntum is very important in the etiologic diagnosis of
respiratory diseases. In addition to examination by color and presence
of
blood, butal soon itsgrowth pattern so as to reveal the presence of microorganisrns that cause chronic cough. The
purpose of this sfudy was to determine the types to microorganisms in patients with chronic cough and sputum determine the type of antibiotic resistant microorganisrns.
The research was conducted from April to December 2010, at the Laboratory of Microbiology
Zainal Abidin Hospital. The research was carried out by the method of direct observation of
the culture and identification of microorganisms that includes microorganism isolation and
identification
of
microorganisms, both macroscopically and microscopically. Microscopicidentification was done through Gram
staining, BTA
staining and identification moreinformation. Spuflrrn samples was culfure Nutrient
lgar
(NA), Mac Conkey Agar (MAC),Agar Blood (AD), Sabouraud Dextrose Agar (SDA) to (streak), and then incubated at 3J"C,
for 24 hours, then the microorganisms growing secondary cultures taken
to
obtain pureisolates, Gram staining and identification in fonnation
by
the catalase test and coagulaselest. Test was then perfomed resistance of microorganisms to various antibiotics.Test results on 100 samples obtained that, 660/o were sputum smear (+) with the percentage of
72.73% in men and in womenis27.72o/o. From the results of isolation were also identified
33%o of pathogenic bacteria that was 275% Klebsiella pneumoniae, StaphylococcLrs aureus
22.25yo, of Acittetobacter l5o/o, Pseudotnonas aeroginosa 12.5%, Streptococcus sp 10o/o,5o/o
Streptococcus viridans, Enterobacter 2.5 %,2.5Yo ozaenae klebsiella and Staphylococcuss sp
2,5 %. (JKS 2012; 1: 1 - 6)
Kelr p6v7t; Chronic cough, sputum smeor, resistonce Azwar adalah Do.sen Bagian llmu Kesehatan Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,
Liza Salawati adalah Dosen Bagian Ilntu
Universitas Syiah Kualo Bcmda Aceh
THT-KL Fakultas Kedokteran Uni,-ersitas Sviah
Pendahuluan
Saluran
pernafasan merupakan
gerbangutama tempat
mikroorganisme memasukitubuh dan
mengakibatkaninfeksi.
Salahsatu akibat infeksi oleh
mikroorganisme terhadap saluran pernafasanailalah
batukkronis,
yaitu
batuk yang berlangsung lebihdari tiga minggu.2
Batuk
sebenarnya adalah suatu cara yang penting bagi tubuhuntuk
membersihkan
tenggorokan
dansaluran
pernafasan.
Tetapi batuk
yang
berlebihan
dapat
berarti
bahwa
kita
mempunyai suatu gangguan atau penyakit.
Bakteri, virus, fungi dan parasit merupakan
mikroorganisme
penyebabinfeksil,
salahsatunya adalah
infeksi
saluran penafasan.Banyak
infeksi
saluran
pemafasan
danparu-paru
diawali
dengan
batuk.2 Pemeriksaan sputum secara bakteriologik/mikrobiologik
penting
dalam
diagnosisetiologi
berbagai
penyakit
pernafasan.Warna,
bau dan
adanya darah merupakanpetunjuk berharga.
Pemeriksaan
secaramikroskopik dapat
menmgetahui organisme penyebab infeksi.3Masalah penelitian
adalah
"Jenismikroorganisme
dan
mikroorganismeyang
resisten terhadap antibiotika
darisputum
penderita
batuk kronis
di LaboratoriumMikrobiologi
Rumah SakitUmum Daerah
Dr.
ZainoelAbidin".
Tujuan
penelitian
adalah :a.
Untuk
mengetahui
berbagai
jenismikroorganisme
dalam
sputum penderita batuk kronis.b. Untuk
mengetahui
jenismikroorganisme
yang
resisten terhadap antibiotikaManfaat
penelitian
Memberi infonnasi
tentang
polamikroorganisme yang menyebabkan batuk
kronis melalui
kultur
dan mengetahui jenismikroorganisme
resisten
terhadapantibiotika.
Hasil
penelitian
dapatdigunakan sebagai pedoman
dalampengobatan,
perawatan
atau
tindakanlainnya
terhadap
penderita
dan
sebagaibahan masukan kepada para
klinisi
dalarnmengambil kebijakan lebih lanjut. Metode
Penelitian
Penelitian dilaksanakan bulan
April
sampaiNovember
2010 di
LaboratoriumMikrobiologi
Rumah SakitUmum
Daerahdr.
Zainoel
Abidin.
Spufum
penderitabatuk
kronis
diperoleh
dari
Ruang RawatInap dan Rawat Jalan Paru yang
dikirim
keLab. Mikrobiologi Rumah Sakit
Umum Daerah dr. ZainoelAbidin.
Sampel adalah penderita batuk kronis yang datang kePoli
Paru dan yang dirawat
di
Ruang
Paru.Pengambilan
sampel
dilakukan
secaranonprobability
sampling dengan
teknikhtota
sampling denganjumlah l00
sampel.Sputum
ditampung/dikumpulkan
dalampot
dahak
yang
bermulut
lebar,berpenampang
6
cm
atau
lebih
dengantutup
berulir, tidak
mudah pecah dan tidakbocor.
Pemeriksaan sputum menggunakantiga
spesimenyaitu
dahak Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS),yang dikumpulkan
dalamdua
hari
kunjungan
yang
berurutan.Spesimen
dahak
yang
baik
untukpemeriksaan
adalah
berwarna
kuningkehijau-hijauan (mukopurulen),
kental, dengan volume 3-5 ml.Penelitian
dilakukan
dengan
metodeobservasi laboratorium
atau
pengamatanlangsung terhadap
hasil kultur
danidentifikasi
mikroorganisme
dari
sputumpenderita
batuk kronis
yang
meliputi
isolasi
mikroorganisme
dan
identifikasi
mikroorganisme
melalui
pewarnaan Gram danidentifikasi
lanjut.Hasil
dan Pembahasan1.
PewarnaanBTA
Dari
100 BP berupa sputum yang diperolehdari
RuangRawat
Inap
dan Rawat
Jalanyang
dikirim
ke Lab.Mikrobiologi
RumahSakit
Umum
DaerahDr.
Zainoel
Abidin
diperoleh
BTA
(+;
sebanyak66
sampelsputum
(66%),
sementara
sisanyasebanyak
33
sampel (33%)
merupakanuji
Resistensi AntibiotikaTabel 1. Hasil Pewamaan
BTA
BrA
(-)
BTA
(+)Jumlah
PersentaseJumlah
Persentase34% 66%
Tabel2.
HasilBTA
Positif Berdasarkan Jenis KelaminJenis
kelamin Jumlah Persentase
BTA
(+) Pria WanitaTOTAL
48 18 66 72,730A 27,2lYo 100%Dari
66
sampel
BTA (+)
menunjukkan bahwa persentaseBTA
positif
lebih banyakditemukan
padajenis
kelamin
pria
yaitul2,73yo
dibandingkan
padajenis
kelaminwanita yaitu
27,27Yo(Table
2). Hal
ini
mungkin
disebabkan
karena
pria
lebihbanyak
yang
merokok
dibandingkanwanita, dimana merokok merupakan
faktor
resiko terinfeksi
dengan M.tnberculosis.basil
Hasil
PewarnaanGram
Dari
100 BP berupa sputum, diperoleh hasilpewarraan
Gram
(+)
sebanyak16
sampel(16%).
Sementaraitu
bakteri
gram
(-)
ditemukan sebanyak
84
sampel
(54%)(Tabel 3). Tabel 3. Hasil Pewarnaan Gram
Hasil Pewarnaan Gram Jumlah BP o//o
Gram (+) Gram (-)
TOTAL
16 84 100 r6% 84% 100%2.
Hasil
IsolasiMikroorganisme
Hasil
isolasi
mikroorganismedari
sputumpenderita
batuk kronis yang diterima
diLaboratorium
Mikrobiologi
Rumah
SakitUmum
DaerahDr.
ZainoelAbidin
Banda Aceh diperlihatkan padaTabel4.
Tabel4.
Hasil IsolasiMi
isme dari Sputum Penderita Batuk KronisMikroorganisme Jumlah
BP
%Bakteri patogen
Bakteri non patogen Jamur
Bakteri patogen
*
jamur
Tidak Turnbuh Total 24 10 4 1
6l
t00 24%t0%
4%t%
61% 1000Table
4 di
atas rnenunjukkan bahwa dari 100 BP berupa sputum yang diperoleh dariRuang Rawat
Inap
dan Rawat Jalan Paruyang
dikirim
ke Lab.Mikrobiologi
RumahSakit Umum
DaerahDr.
ZatnoelAbidin,
terisolasi bakteri patogen sebanyak
24
BP(24%)
danbakteri non
patogen sebanyaki0
BP
(I0%),
sedangkanjamur
hanyaterisolasi
dari
4
BP
(4%),
sementara itu terisolasibakteri
patogen yang bercampur denganjamur
dari
I
BP(1%)
dan terdapat61 BP
(61%) yang
tidak
terdapat perrumbuhan mikroorgan i sme.JURNAL KEDOKTEL4N SYIAH KUALA Vohtme I2 Nontor I April 2012
Tabel 5. Perbandingan isolasi mikrorganisme dari sputum
BTA
(+)
danBTA
(-) Sputum yangTerisolasi
BTA
TOTAL
POSITIF
NEGATIF
JUMLAH
Bakteri patogen
Bakteri non patogen Jamur Tidak Tumbuh
TOTAL
I 4 2 s9 66t%
4%l%
s9% 66% 23 6 J 2 34 23% 6% 3% ao/ L ,/O 34% 24 10 56t
100 24% r0% 4% 6loA t00%Bila
dilihat
jumlah
bakteri
yang terisolasidari
sputum dengan
BTA positif
dannegatif maka bakteri patogen lebih banyak
terisolasi
dari
sputumBTA
negatif
yaitu23o/o, dari sputum
BTA positif
hanya
lo/oyang terisolasi bakteri patogen. Sedangkan
kultur
BP yang tidak terdapat pertumbuhan denganBTA positif yaitu
59%
danBTA
negative 2oh. Jamur lebih banyak terisolasi
dari
sputurnBTA
negatifyaitu
3Yo(Tabel
5 ). Hasilini
menunjukkan bahwaBTA
(+) umumnyatumbuh
murni
tanpa campuran dengan bakteri patogens.
Hasil
Identifikasi Bakteri
Hasil
identifikasi bakteri patogen
yangditernukan
dari
sputum
penderita
batukkronis dapat
dilihat
padaTabel6
di bawah. Tabel 6. Hasilldentifikasi
BakteriNama Bakteri Jumlah Isolat
Genus Mycobacterium Klebsiella pneumonia Staphylococcus aureLs Streptococus sp Steptococus
viridians
Staphylococctts sp AcinetobacterPse udo mo n as aero gi n osa
Enterobacter Klebsiella ozaenae
TOTAL
66ll
9 4 2 I 6 5 1 1 106 62%t0%
8% 4% 2% 1o,/ L/O 6% 5% 1%t%
t00% Table 6di
atas terlihat bahwa bakteri yangditemukan
dari
sputum
penderita
batukkronis paling banyak
adalahdari
genus Mycob acterium 620/o, kemudian Klebsiella
pneumoniae 10Yo, Staphylococcus aureus
8yo,
Acinetobacter
6yo,
Pseudomonasaeroginosa
syo,
Streptococcus
sp
4yo,Streptococctts
viridans
2Yo, Enterobacterl%o,
Klebsiella
ozaenae
l%
dan Staphylococcus sp l%o .Hasil
Uji
SensitivitasAntibiotika
Hasil
uji
sensitivitas
memperlihatkanbahwa Klebsiella
pneumoniae memiliki
tingkat
resistensi
terbanyak
dibandingbakteri lainnya, dengan resistensi terbanyak
terhadap
Ampicillin,
Gentamicin,
danCiprofloxacin.
Klebsiella
pneurnoniaemengalami
tingkat
sensitivitasyang
lebihtinggi
terhadap
MEM dan
CRO.Sedangkan Staphylococctts
aureus
yangmerupakan bakteri dengan tingkat resistensi
tertinggi
kedua
memiliki
efektivitas
yangbaik
terhadap
CRO dan
CXM.
Tabeltersebut
juga
memperlihatkan
bahwaKlebsiella
pneumoniae
masih
sensitifterhadap
CAZ
sebanyak
8
isolat
dari
9isolat yang
diuji,
CTX
7 isolatdari
10 isolatuji
masih
sensitive,CXM
6
isolat dari
9-Arwar dan Liza Salawati, Isolasi, Identifikasi dan Uji Resistensi Antibiotika
dari 11
isolat
uji
masih
sensitive.Staphylococcus aureus ditemukan
5
isolatdari
8
isolat
uji
merupakanMRSA
yaitusudah resisten
terhadap Oxacilline
(OX). Acinetobacter maslh sensitif terhadapCAZ
sebanyak
2
isolat
dari4
isolat yang diuji,
terhadap
MEM
masih sensitive sebanyak 2isolat
dari 4 isolat yangdiuji,
Pseudomonasaeroginosa ditemukan
3 isolat
dan4
isolatuji
sudah resisten terhadap
CTX
dan
2isolat
dari
3
isolat
uji
sudah
resisten terhadapMEM.
Kesimpulan
Dari
hasil penelitianini
dapat disimpulkanbahwa:
1.
Dalam
sputum penderitabatuk
kronisditemukan
BTA (+)
lebih
banyak dariBTA
(-)
yaituBTA
(+)
sebanyak 66Y,dan
BTA
(-)
sebanyak 34o/o dimanaBTA
(+)
lebih banyak ditemukan padapria yaitu
72,73oh dibandingkan padayaitLr 27 ,2704.
2.
Genus
Mycobacterium
merupakanbakteri
terbanyakyang terisolasi
dari spufum penderita batuk kronik.3.
Dalam
sputum penderitabatuk
kronisditemukan
bakteri Gram
(-)
lebihbanyak
dari
Gram
(+)
yaitu
bakteriGram
(-)
sebanyak 84Yodan
bakteriGram
(+)
sebanyak 160/o .4.
Dalam
sputum penderitabatuk
kronisdapat diisolasi bakteri patogen, bakteri
non-patogen dan
jamur yaitu
bakteripathogen sebanyak
24
oA, bakteri nonpatogen
l0
o
, sedangkanjamur hanya4yo,
sementaraitu
terisolasi
bakteri patogen yang bercampur denganjamur
lYo,
dan sputum
yang tidak
tumbuhmikroorganisme sebany ak 6 loh.
5.
Dalam
sputum penderitabatuk
kronis yang mengandungBTA
(+)
umumnyatidak
ditemukan
bakteri
pathogen,hanya 7 o/o dan sputum
BTA
(+)
yangterisolasi
bakteri
pathogen
lain. Sementaradari
sputumBTA (-)
dapatdiisolasi bakteri
patogen
sebanyak 26%.6.
Spesies
bakteri
patogen
yangditemukan
dalam
sputum
BTA(-)
penderitabatuk kronis paling
banyakadalah
Klebsiella
pneumoniae 27,5ohkemudian disusul
denganStaphylococcus
aLtreus
22,25Yo,Acinetobacter
l5oA,
Pseudomonasaeroginosa
l2,5yo,
Streptococcus spl0oA,
Streptococcus
viridans
5oA,Enterobacter
2,5o,
Klebsiellaozaenae 2,5Yo dan Staphylococcus sp 2,5o4
7.
Klebsiella pneumoniae masih sensitive terhadapCAZ
sebanyak 8 isolat dari 9isolat yang
diuji, CTXT
isolatdari
10isolat
uji
masih
sensitive,
CXM
6isolat
dari 9
isolatuji
masih sensitive,MEM
9
isolatdari
11 isolatuji
masih sensitive.8.
Staphylococcus aurerzsditemukan
5isolat
dari
8
isolat
uji
merupakanMRSA yaitu
sudah resisten terhadapOX
9.
Pseudomonas aeroginosa ditemukan 3isolat
dari
4
isolat
uji
sudah resisten terhadapCTX
dan 2 isolat dari 3 isolatuji
sudah resisten terhadapMEM.
Saran
1.
Dilakukan penelitian
lebih
lanjutdengan
pengambilan
sputum
3
kali
(sPS).
2.
Kepada
para
klinisi
disarankan untukmenggunakan hasil penelitian
ini
dalampemberian
antibiotik
secara
empiris kepada penderitabatuk
kronis
denganBTA
negatif.3.
Kepada
organisasi
profesi
tekaitdisarankan
untuk
memasukkanpemeriksaan
kultur
sputum
dan
uji
sensitifitas
ke dalam
protappemeriksaan
sputum penderita
batukkronis.
Daftar
Pustaka1.
Wash, T.Declan. 1989.Kapita
Selekta Penyakit dan Terapi. Diterjemahkan oleh Caroline Wijaya. EGC, Jakarta.4.
5.
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Yolume I2 Nomor I April 2012
2.
Anonymous. 2006. Berawaldari
batuk. http://kunci-kesehatan.Blogspot.Com
ITanggal akses: 12 februari 2008.
3.
Anonimous, 2002. Batuk.http : I I w artablo g. com/index. php ? Option:
Comnewsf-eeds&task:View&feedid:3 97
&Itemid:7.
Tanggal
akses:12 februari2008.
Wash, T.Declan. 1989.
Kapita
Selekta Penyakit dan Terapi. Diterjernahkan oleh Caroline Wijaya. EGC, Jakarta.Waluyo,
Lud.
2007.
Mikroorganisme. http://ummpress.Umm.ac.id/detail. php?Id_buku_best 21.
Tanggal akses:13februari 2008.
Ticrncy,
LawrcnceM.,
Stcphcnj.
Mc Pheedan
MaxineA.
Papadakis. 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam.Edisil.
Terjemahan dariCunent Medical
Diagnosis
andTreatment. oleh, Abdulah Gofir. Salemba Medika, Jakarta.
Anonymous,
2008.
Batuk
Pada
anak, http ://id.wikipedia. org/wiki/B ahrk.Tanggal akses:13 Februari 2008.
Hadioetomo,
R.S.
1990.
MikroboilogiDasar
Dalam
Praktek.
Teknik
danProsedur
Dasar
Laboratorium.
P.T.Gramedia, Jakarta.
Masofa. 2008. Mikloogranisme, Bakteri
dan
Virus.http://masofa.wordpress.com/2008 I 02 I 0 5 lmiroorgani sme_bakteri_
dan_vinrs/.
Tanggal akses:22
Februari 2008.Gibson,
J.
M.
1996.Mikrobiologi
danPatologi
Modem
Untuk
Perawat. Terjemahandan Modern
Microbiologyand
Pathologifor
Nurses,oleh
Soma Prasada. EGC, Jakarta.Shulman,
S.T,
I.P.
Phair dan
H.
M. Sommers, 1994. Dasar Biologi dan KlinisPenyakit
Infeksi.
Edisi
keempat.Terjemahan
dari The
Biologic
andClinical Basis of Infektions Diseases, oleh Samik Wahab, Gadjah Mada Universitas
Press, Yogyakarla. 6. 7 8. 9. 10. 11. 6