• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Temuan dan Pembahasan 4.1.Gambaran Umum Responden Penelitian Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden Total Total 100,0 Total 100.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. Temuan dan Pembahasan 4.1.Gambaran Umum Responden Penelitian Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden Total Total 100,0 Total 100."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

4. Temuan dan Pembahasan

4.1.Gambaran Umum Responden Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran umum responden dapat dikemukakan seperti tampak pada tabel 4.1. berikut :

Tabel 4.1.

Gambaran Umum Responden

Keterangan Kriteria Jumlah

Responden

Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki 4 57.14

Perempuan 3 42.86 Total 7 100.00 Usia ≤ 50 tahun 4 57.14 > 50 tahun 3 42.86 Total 7 100,0 Pendidikan SMA 3 42.86 Akhir D3 1 14.29 S1 2 28.57 S2 1 14.29 Total 7 100.00 Asal Fraksi PD 1 14.29

(Sesuai Abjad) PDIP 1 14.29

PG 2 28.57

PKPI 1 14.29

PKS 1 14.29

PPP 1 14.29

Total 7 100.00

Jabatan di DPRD Anggota Komisi 4 57.13

Kota Salatiga Ketua Komisi 1 14.29

Wakil Ketua 1 14.29

Sekretaris Komisi 1 14.29

Total 7 100.00

Sumber: Data primer, 2013.

Secara umum, responden penelitian ini dibagi menurut jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, da asal fraksi/partai. Dari total 7 orang anggota komisi II DPRD Kota Salatiga, yang bersedia dan tidak berhalangan untuk mengikuti penelitian ini adalah sebanyak 7 orang yang didominasi oleh responden berjenis kelamin laki-laki (57.14%), berusia di bawah 50 tahun (57,14%). Dilihat dari pendidikan akhir dan lama menjabat responden, pendidikan tertinggi adalah S2 namun didominasi oleh orang yang berpendidikan SMA (42,86%). Hasil Pemilu 2009 yang menetapkan bahwa terdapat 4 parpol besar yang mempunyai jumlah perwakilan sama besar sejumlah 2 orang , yaitu partai GOLKAR.

(2)

4.2.Penilaian Responden terhadap Kegunaan (Usefulness) laporan yang disajikan oleh Pemerintah Kota Salatiga

Berdasarkan penilaian responden terhadap kegunaan (usefulness) laporan keuangan dalam 12 konteks keputusan secara rinci dapat dikemukakan dalam tabel 4.2. berikut :

Tabel 4.2.

Penilaian Responden Terhadap Kegunaan (Usefulness) Laporan Keuangan pada 12 Konteks Keputusan

Konteks Keputusan Neraca LRA LAK LTRPB

1 Menilai kinerja Pemkot 1 7 1 4

2 Menilai kinerja Program 0 5 0 4

3 Menilai efektivitas Pemkot dalam pengelolaan barang/ jasa

0 4 1 4

4 Menilai efisiensi Pemkot dalam pengelolaan barang/ jasa

1 4 0 2

5 Untuk membantu mengelola aset dan liabilitas (kewajiban) Pemkot

7 0 0 0

6 Untuk membantu Pemkot memenuhi kewajiban akuntabilitas

4 6 4 5

7 Untuk keputusan alokasi sumber daya Pemkot

0 5 0 5

8 Untuk keputusan belanja modal Pemkot yang besar nilainya

5 0 1 3

9 Untuk mengevaluasi keputusan alokasi sumber daya Pemkot

2 4 0 5

10 Untuk menilai kebutuhan sumber daya masa depan Pemkot

6 7 4 6

11 Untuk mengidentifikasi harga pokok barang dan jasa yang disediakan Pemkot

0 0 0 7

12 Untuk menilai kebutuhan arus kas Pemkot 0 0 7 0 Sumber: Data Primer, 2013

4.2.1. Analisis Terhadap Kegunaan Neraca pada 12 Konteks Keputusan

Melihat hasil temuan tabel 4.2. di atas, dapat dilihat bahwa sebagian responden anggota komisi II DPRD menilai neraca tidak berguna untuk sebagian besar konteks keputusan. Dari 12 konteks keputusan yang ada sebagian besar responden menganggap neraca berguna hanya pada 4 konteks keputusan.

(3)

Untuk keputusan membantu mengelola aset dan liabilitas (kewajiban) Pemkot, semua responden menilai neraca berguna untuk konteks keputusan tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu responden berikut ini:

“dalam neraca sudah tercantum akun-akun aset, kewajiban dan ekuitas sehingga neraca dapat mewakilinya.”

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan responden sudah menganggap neraca berguna dalam konteks keputusan tersebut. Selain itu, sebagian besar responden juga menilai neraca berguna dalam konteks keputusan membantu Pemkot memenuhi kewajiban akuntabilitas, keputusan belanja modal Pemkot yang besar nilainya, dan menilai kebutuhan sumber daya masa depan Pemkot. Setelah ditanyakan lebih lanjut melalui wawancara, responden menilai bahwa neraca mampu mewakili ketiga konteks keputusan tersebut. Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu (PP No.71 Tahun 2010).

4.2.2. Analisis Terhadap Kegunaan LRA pada 12 Konteks Keputusan

Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat diketahui bahwa LRA cenderung dinilai berguna untuk sebagian besar konteks keputusan oleh para responden. Dari 12 konteks keputusan, hanya 4 konteks keputusan yang dinilai tidak berguna dalam LRA. Konteks keputusan yang tidak berguna ini antara lain membantu mengelola aset dan liabilitas (kewajiban), keputusan belanja modal yang besar nilainya, mengidentifikasi harga pokok barang dan jasa yang disediakan, dan menilai kebutuhan arus kas.

Dalam hal ini ketika peneliti melakukan wawancara terhadap responden salah satunya untuk konteks keputusan dalam menilai efektifitas dan efisiensi Pemkot dalam pengelolaan barang/jasa, responden menilai LRA berguna karena terlihat dari belanja operasional untuk menilai efektifitasnya dan terlihat efisiensi Pemkot dalam penyediaan barang atau jasa dalam akun sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA). Hal ini tercermin dari struktur Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA) (PP No.71 Tahun 2010).

(4)

4.2.3. Analisis Terhadap Kegunaan LRA pada 12 Konteks Keputusan

Hasil analisis tabel di atas menyatakan bahwa dari sebagian besar konteks keputusan responden menilai LAK tidak berguna. Responden dalam hal ini anggota Komisi II DPRD Kota Salatiga, sebagian besar menilai LAK berguna hanya pada konteks keputusan untuk membantu Pemkot memenuhi kewajiban akuntabilitas, menilai kebutuhan sumber daya masa depan Pemkot, dan untuk menilai kebutuhan arus kas Pemkot. Terkait dengan kegunaan LAK, setelah ditanyakan lebih lanjut melalui wawancara beberapa responden menilai LAK lebih berguna dalam 3 konteks keputusan tersebut karena dalam LAK bisa terlihat bagaimana arus kas masuk dan keluar selain itu LAK juga digunakan untuk acuan masa depan dan digunakan sebagai pertanggungjawaban. Informasi arus kas bermanfaat bagi pemakai laporan keuangn karena menyediakan dasar taksiran kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas, dan kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut (Bastian, 2006).

4.2.4. Analisis Terhadap Kegunaan LTRPB pada 12 Konteks Keputusan

Berdasarkan hasil analisis tabel di atas dapat dilihat secara keseluruhan hampir sebagian besar responden menilai bahwa LTRPB berguna dalam sebagian besar konteks keputusan yang ditanyakan. Namun terdapat 4 konteks keputusan yang dinilai oleh responden tidak berguna yaitu dalam menilai efisiensi Pemkot dalam pengelolaan barang/jasa, membantu mengelola aset dan liabilitas (kewajiban) Pemkot, keputusan belanja modal Pemkot yang besar nilainya dan menilai kebutuhan arus kas Pemkot.

LTRPB dianggap lebih berguna dalam sebagian besar konteks keputusan terutama memperhatikan hasil yang ingin dicapai dan sumber daya keuangan. Dalam pencapaian tujuan akan meliputi bagaimana organisasi sektor publik mencapai sasaran programnya dan mengalokasikan sumber daya (Bastian, 2006). Sehingga peneliti menyimpulkan LTRPB berguna untuk sebagian besar 12 konteks keputusan.

4.3. Perbandingan Hasil Persepsi Responden yang Dibedakan Menurut Atribut Pendidikan Terakhir

Berdasarkan penilaian responden terhadap kegunaan (usefulness) laporan keuangan dalam 12 konteks keputusan, secara rinci dapat dikemukakan dalam tabel 4.3. berikut :

(5)

Tabel 4.3.

Penilaian Responden Terhadap Kegunaan Laporan Keuangan pada 12 Konteks Keputusan Menurut Atribut Pendidikan Terakhir

Konteks Keputusan

Neraca LRA LAK LTRPB

PT Non PT PT Non PT PT Non PT PT Non PT

1 Menilai kinerja Pemkot 0 1 3 4 0 1 1 3

2 Menilai kinerja Program 0 0 3 2 0 0 1 3

3 Menilai efektivitas Pemkot dalam pengelolaan barang/ jasa

0 0 2 2 1 0 2 2

4 Menilai efisiensi Pemkot dalam pengelolaan barang/ jasa

1 0 1 3 0 0 1 1

5 Untuk membantu mengelola aset dan liabilitas (kewajiban) Pemkot

3 4 0 0 0 0 0 0

6 Untuk membantu Pemkot dalam memenuhi kewajiban akuntabilitas

2 2 3 3 2 2 2 3

7 Untuk keputusan alokasi sumber daya Pemkot 0 0 2 3 0 0 3 2 8 Untuk keputusan belanja modal Pemkot yang

besar nilainya

2 3 0 0 1 0 2 1

9 Untuk mengevaluasi keputusan alokasi sumber daya Pemkot

0 2 3 1 0 0 3 2

10 Untuk menilai kebutuhan sumber daya masa depan Pemkot

2 4 3 4 3 1 3 3

11 Untuk mengidentifikasi harga pokok barang dan jasa yang disediakan Pemkot

0 0 0 0 0 0 3 4

12 Untuk menilai kebutuhan arus kas Pemkot 0 0 0 0 3 4 0 0 Sumber: Data Primer, 2013

Selain membandingkan secara keseluruhan, data yang telah di dapat dari penelitian ini juga dapat dibandingkan dengan data atribut. Peneliti mengambil dari data demografis responden yaitu pendidikan terakhir responden. Pendidikan terakhir dibagi menjadi dua kelompok Perguruan Tinggi (PT) terdiri dari S1 (2 orang) dan S2 (1 orang) dan non PT terdiri dari SMA (3 orang) dan D3 (1 orang). Dari tabel 4.3. jika dilihat secara keseluruhan tingkat pendidikan responden rata-rata tidak begitu berpengaruh pada penilaian responden dalam kuesioner 12 konteks keputusan. Responden menilai LRA dan LTRPB lebih berguna dalam sebagian besar konteks keputusan. Seperti yang dikemukakan oleh responden yang berpendidikan PT dalam menilai LRA dan LTRPB untuk menilai kinerja program sebagai berikut:

“Dari laporan realisasi anggaran dapat dilihat apakah program yang sudah direncanakan pemerintah kota sudah tercapai atau belum dari nilai yang dianggarkan. Misalnya program pembangunan SD atau SMP dari dana subsidi sudah benar-benar terserap atau belum, apa manfaat dari pembangunan

(6)

tersebut, apakah dengan input yang sudah dilaksanakan menghasilkan output dan outcome yang tercapai.”

Hal yang kurang lebih sama juga diungkapkan oleh responden yang berpendidikan non PT sebagai berikut:

“Dalam laporan target dan realisasi pendapatan dan belanja dan laporan realisasi anggaran akan terlihat program-program yang sudah direncanakan harus sudah benar-benar direalisasikan dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan”.

Tercermin dari percakapan di atas peneliti menyimpulkan meski dalam penilaian kuesioner responden menilai hal yang sama tetapi setelah ditanyakan lebih lanjut melalaui wawancara responden yang memiliki latar belakang pendidikan PT lebih mampu menjabarkan secara baik dibandingkan dengan responden non PT yang hanya menjabarkan secara umum.

Neraca hanya berguna pada sebagian kecil konteks keputusan. Meskipun semua responden PT dan non PT menilai hal yang sama bahwa Neraca berguna dalam membantu Pemkot mengelola aset dan liabilitas tetapi setelah ditanyakan melalui wawancara perbedaan tingkat pendidikan menjadi terlihat. Seperti dalam wawancara terhadap responden PT berikut ini:

“dalam neraca dapat dilihat berbagai macam aset-aset dan kewajiban yang ditanggung oleh pemerintah kota (pemkot). Yang sering terjadi, banyak tatanan aset yang dimiliki pemkot berupa aset tanah yang belu berserifikat, kemudian seperti apa kemanan yang akan dilakukan guna melindungi aset kota, dan mengawasi manfaat tanah bengkok yang disewakan.”

Sedikit berbeda dengan yang dikemukakan oleh responden non PT yang hanya menjabarkan poin-poinnya saja sebagai berikut:

“karena dalam neraca sudah tercantum akun-akun aset, kewajiban dan ekuitas sehingga neraca dapat mewakilinya.”

Ditinjau dari kedua percakapan diatas peneliti menyimpulkan maka terlihat perbedaan tingkat pendidikan meskipun kedua wawancara resebut mempunyai makna yang sama yaitu neraca berguna dalam membantu Pemkot mengelola aset dan liabilitas. Hal ini sesuai dengan kegunaan neraca yaitu neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu (Tanjung, 2012).

(7)

Berdasarkan tabel 4.3. di atas responden PT dan non PT menilai LAK juga berguna hanya untuk sebagian kecil konteks keputusan. Hal yang membedakan dari tingkat pendidikan adalah ketika dilakukan wawancara lebih lanjut. Salah satunya dalam menilai kegunaan LAK untuk konteks keputusan menilai kebutuhan arus kas Pemkot. Responden PT mengungkapkan sebagai berikut:

“pada laporan arus kas kita bisa melihat berapa arus kas masuk, arus kas keluar, dan arus kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.”

Sedangkan responden non PT mengatakan sebagai berikut: “laporan arus kas akan terlihat perputaran kas.”

Dapat disimpulkan responden dengan latar belakang pendidikan PT memiliki pengetahuan yang lebih tentang penjabaran kegunaan LAK dalam menilai kebutuhan arus kas Pemkot.

Secara keseluruhan peneliti menyimpulkan rata-rata responden PT dan non PT menilai kegunaan laporan keuangan dalam 12 konteks keputusan sama yaitu laporan keuangan belum sepenuhnya berguna untuk 12 konteks keputusan. Laporan keuangan yang dianggap berguna untuk sebagian besar konteks keputusan yaitu LRA dan LTRPB. Sedangkan Neraca dan LAK hanya berguna untuk beberapa bagian kecil konteks keputusan. Meskipun ada beberapa responden PT dan non PT yang menilai semua laporan keuangan berguna untuk membantu Pemkot dalam memenuhi kewajiban akuntabilitas dan untuk menilai kebutuhan sumber daya masa depan Pemkot. Hal yang membedakannya mengenai latar belakang pendidikan responden adalah saat peneliti menanyakan lebih lanjut dengan melakukan wawancara terhadap responden. Dari hasil wawancara tersebeut sebagian besar responden PT dianggap lebih mampu memahami dan menjabarkan kegunaan laporan keuangan dibandingkan dengan responden dengan latar pendidikan non PT.

(8)

4.4. Penilaian Responden terhadap Keterpahaman (Understandability) Laporan yang disajikan oleh Pemerintah Kota Salatiga

Berdasarkan penilaian responden responden terhadap keterpahaman (Understandability) laporan yang disajikan oleh Pemerintah Kota Salatiga, secara rinci dapat dikemukakan dalam tabel 4.4. berikut :

Tabel 4.4.

Penilaian Responden terhadap Keterpahaman (Understandability) Laporan yang disajikan oleh Pemerintah Kota Salatiga

No. Keterpahaman (Understandability) Laporan yang disajikan oleh

Pemerintah Kota Salatiga

STS TS S SS

F % F % F % F %

1 Neraca mudah dipahami oleh anggota Komisi II Ekonomi dan Keuangan DPRD

0 0 1 14,3 6 85,7 0 0

2 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mudah dipahami oleh anggota Komisi II Ekonomi dan Keuangan DPRD

0 0 0 0 7 100 0 0

3 Laporan Arus Kas mudah dipahami oleh anggota Komisi II Ekonomi dan Keuangan DPRD.

0 0 1 14,3 6 85,7 0 0

4 Laporan Target dan Realisasi Pendapatan dan Belanja mudah dipahami oleh anggota Komisi II Ekonomi dan Keuangan DPRD

0 0 0 0 7 100 0 0

Sumber: Data primer, 2013.

Berdasarkan hasil temuan di atas, peneliti menyimpulkan keterpahaman (understandability) anggota komisi II DPRD Kota Salatiga hampir seluruh responden memahami laporan keuangan tersebut. Meskipun hanya ada satu responden yang kurang memahami mengenai Neraca dan LAK. Seperti yang dinyatakan oleh responden dengan latar belakang pendidikan PT yang menyatakan bahwa:

“dewan mampu memahami laporan-laporan keuangan tersebut dan juga dibuatnya laporan keuangan tersebut melewati proses pemeriksaan baik dari inspektorat maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dan juga sebelum RAPBD sudah diajukan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara) KUAPPAS yang menjelaskan tentang program kerja beserta plafón anggarannya dan juga dewan sudah diberitahu program kerja tersebut layak atau tidak.”

(9)

Sedangkan satu orang responden yang kurang memahami Neraca dan LAK dengan latar belakang pendidikan non PT mengungkapkan:

menurut saya pribadi kurang mengerti dan memahami Neraca dan LAK.”

Perbedaan persepsi dari responden ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan yang berbeda yang pada dasarnya latar belakang pendidikan seseorang mempengaruhi pengetahuan orang tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang penulis jelaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dalam bentuk skripsi dan mengambil penelitian di lingkungan kerja Dinas Koperasi, UKM,

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menjawab item pertanyaan P1 dengan jawaban Sangat Tidak Setuju adalah 1 orang, yang menjawab

Dari data di atas dapat diketahui bahwa 28,1% responden yang sudah memakai jasa layanan Lippo Telecom lebih dari 12 bulan mengalami ketidakpuasan pada dimensi reliability dan

Hasil wawancara yang dilakukan, beberapa responden juga berpendapat bahwa pelaksanaan VE harus dilakukan dengan sistem dan teknik yang baik sesuai dengan kondisi yang dihadapi

Tegangan keluaran realisasi Dari hasil simulasi komputasi dan realisasi dilaboratorium, sistem yang didesain untuk mendapatkan tegangan rendah tetapi memiliki arus

[r]

Warga sinaan Sosial yang ada di UPTD Pungai Sejahtera Binjai terdiri dari para gelandangan dan pengemis yang dirazia Satpol Pamong Praja dan orang- orang yang rentan terhadap

Dan dilihat dari hasil kuesioner, diketahui bahwa variabel Disiplin Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Pelayanan Masyarakat se-Kecamatan Tuntang,