ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEBIJAKAN
PEMBERIAN KREDIT BANK SYARIAH
Studi Kasus pada Nasabah Pembiayaan di Bank Rakyat Indonesia Syariah,
Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
PUTRI SARIDA DEWI NIM : 022214144
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ABSTRAK
ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT BANK SYARIAH
Studi Kasus Pada Bank Indonesia Syariah, Yogyakarta
Putri Sarida Dewi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui karakteristik respondens Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta, (2) untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut pembiayaan Bank Rakyat Indonesia Syariah.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan
wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah Multiattribute Attitude Model.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) karakteristik responden : berjenis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Dalam perjalanan
selanjutnya bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang atau
kredit.
Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat
adalah meyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang disebut
dengan alokasi dana atau kredit pada bank konvensional dan disebut dengan
pembiayaan pada bank syariah.
Di Indonesia ada 2 macam sistem perbankan yang berlaku yaitu : (1)
Bank dengan sistem konvensional dan (2) Bank dengan sistem syariah atau
disebut dengan Bank Syariah. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah
tidak dikenal istilah bunga dalam memberikan jasa kepada penyimpan
maupun peminjam. Di bank ini, jasa yang diberikan disesuaikan dengan
prinsip syariah sesuai dengan hukum Islam. Yang dimaksud dengan prinsip
syariah Islam adalah bank yang beroperasi mengikuti suruhan dan menjauhi
larangan yang tercantum dalam Al-Quran dan Hadist yaitu menjauhi
praktik-praktik yang mengandung unsur riba dan mengikuti praktik-praktik-praktik-praktik usaha
ada sebelumnya sebagaimana yang diperingatkan dalam Surat Al-Baqarah
ayat 275 s.d. 281 dan Surat Al-Imran ayat 130 s.d. 131.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 275 berbunyi :
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lentaran (tekanan) penyakit gila“.
Dan pada surat Al-Imran ayat 130yang berbunyi :
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”.
Adanya bank syariah diharapkan dapat memberikan sumbangan
terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan
yang dikeluarkan oleh Bank Syariah. Keunggulan bank syariah terletak pada
bagi hasil yang melandasi sistem operasionalnya.
Keberadaan perbankan syariah telah mendapat tempat tersendiri di
dunia perbankan di Indonesia. Undang-undang Perbankan Nomor 7 Tahun
1992 yang disempurnakan dalam revisi Undang-undang Nomor 10 tahun
1998, mengakui keberadaan bank syariah yang beroperasi dengan prinsip bagi
hasil.
Adopsi perbankan syariah dalam sistem perbankan nasional bukanlah
semata-mata mengakomodasi kepentingan penduduk Indonesia yang
keunggulan atau manfaat lebih dari perbankan syariah dalam menjembatani
perekonomian.
Dalam Bank konvensional maupun Bank Syariah ada istilah kebijakan
kredit. Kebijakan kredit ini merupakan salah satu faktor yang menentukan
tingkat volume piutang. Kebijakan kredit selain menetapkan standar-standar
peminjam kredit yang memenuhi syarat, juga menetapkan syarat pembayaran
dan pemberian kredit . Dengan semakin besar proporsi kredit yang
dikeluarkan maka memperbesar pula jumlah investasi dalam piutang, makin
besar jumlah piutang, berarti juga memperbesar “profitabilitas” jika piutang
tersebut dapat dibayarkan. Jadi jelaslah bahwa bank harus tepat dalam
menentukan kebijakan kredit sehingga peminjam kredit dapat menerima dan
memanfaatkan kemudahan kredit setidaknya kecil resikonya bagi bank.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap
kebijakan pemberian kredit yang diberikan oleh bank Syariah. Dengan
diketahui sikap konsumen, maka bank semakin mempunyai arah dalam
menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dalam perkreditan. Dari
hasil penelitian tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mencapai tujuan bank. Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS SIKAP
KONSUMEN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT BANK
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan:
1. Bagaimanakah karakteristik responden pembiayaan Bank Syariah ?
2. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap kebijakan kredit Bank Syariah?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:
a. Konsumen
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen (orang yang sedang
mengambil kredit pada Bank Rakyat Indonesia pada bulan Februari 2003
sampai dengan bulan Januari2007.
b. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil untuk penelitian
sebanyak 100 responden.
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai maksud dan tujuan , yaitu:
1. Untuk mengetahui karakteristik nasabah pembiayaan Bank Syariah
2. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan pemberian kredit
Bank Syariah.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pelengkap wacana atau
referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Bagi pihak perusahaan / Bank Syariah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam perkreditan
bank syariah.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan tentang
kebijakan pemberian kredit pada bank Syariah.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian
dan sistematika penelitian.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menguraikan pengertian pemasaran, konsep pemasaran,
perilaku konsumen, sikap konsumen, pengertian bank, kebijakan
kredit, pengertian bank syariah, sistem bagi hasil, dan
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
dan objek penelitian, data yang dikumpulkan, metode
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan Bank Rakyat Indonesia Syariah
Yogyakarta dalam pemberian kredit..
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang analisis data yang diperoleh dari hasil
kuesioner yang diberikan peneliti kepada responden.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian dan saran-saran yang diberikan penulis sehubungan
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis akan menguraikan teori-teori yang akan digunakan
sebagai landasan yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan.
Teori-teori yang dijadikan landasan penelitian ini adalah pengertian pemasaran, konsep
pemasaran, perilaku konsumen, sikap konsumen, pengertian bank, kebijakan
pemberian kredit, pengertian bank syariah, sistem bagi hasil dan
pembiayaan-pembiayaan di bank syariah. Penulis juga akan menjelaskan tentang pengertian
bank, bank syariah, pembiayaan, tujuan, peranan, sistem bagi hasil dan fungsi
pembiayaan serta macam-macam pembiayaan. Dalam bab ini, penulis akan
menguraikan konsep-konsep diatas sebagai berikut.
A. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu bentuk kegiatan yang paling penting
bagi dunia usaha dalam mencapai tujuannya, yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup, mengembangkan, menang dalam bersaing dan untuk
mendapatkan laba setinggi-tingginya. Dengan adanya pemasaran bagi
konsumen sendiri juga dapat dengan bebas menentukan apa yang diinginkan
dan dibutuhkannya. Untuk memahami arti pemasaran secara lebih jelas,
1. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2004:7 )
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan
pihak-pihak lain.
2. Pengertian pemasaran menurut Basu Swastha ( 2002:10)
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
B. Konsep Pemasaran
1. Menurut Basu Swastha (2002:17)
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
2. Menurut Philip Kotler (2004:21)
Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian sasaran
organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif
Jadi dapat disimpulkan konsep pemasaran adalah sebuah falsafah
bisnis yang mengatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen dalam
menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada
pasar sasaran yang telah terpilih secara lebih efektif dari para pesaing
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Faktor pemuas kebutuhan konsumen sangat penting untuk
tercapainya salah satu tujuan perusahaan. Dalam konsep pemasaran terdapat
3 unsur penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran ( Basu
Swastha 2002:18), yaitu:
1. Orientasi konsumen
Untuk memenuhi kepuasan yang harus diperhatikan dalam orientasi
pada konsumen adalah :
a) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani
dan dipenuhi.
b) Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam
penjualannya.
c) Menentukan produk dan program pemasarannya.
d) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai,
menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
e) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau
2. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
Setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung
dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan
konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.
3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
Laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha
perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen.
Untuk memberikan kepuasan tersebut, peusahaan dapat menyediakan
atau menjual barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.
C. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen mempunyai peran dalam membentuk perilaku
seseorang, sehingga sering digunakan untuk menilai efektifitas kegiatan
pemasaran. Oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu definisi dari
perilaku konsumen tersebut. Adapaun definisi dari perilaku konsumen
adalah sebagai berikut:
1. Menurut Basu Swasta dan T Hani Handoko (1997 :10)
“ Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan
jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan
2. Menurut Amirullah (2002:3):
“ Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan nyata individu
(konsumen) yang dipengarui oleh faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya
(eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan menggunakan
barang-barang yang diinginkannya.
D. Sikap
Sikap mempunyai peranan yang paling penting dalam pemasaran
sehingga menjadi titik pusat perhatian dalam pemasaran. Seseorang memiliki
sikap dalam memberikan penilaian terhadap objek atau produk yang
dihadapinya. Menurut Syaifuddin (1988:9) sikap merupakan respon evaluatif
yang dapat berupa respon positif maupun respon negatif, sedangkan menurut
Engel (1994:5) sikap adalah suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan
orang berespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan.
Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap
adalah suatu evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan orang
berespon secara konsisten terhadap suatu objek, gagasan ataupun alternatif.
Sikap konsumen didasarkan pada pandangan terhadap produk dan
proses belajar, baik dari pengalaman atau dari yang lainnya. Dalam
pemasaran, perlu dipelajari keadaan jiwa dan cara berpikir dari sikap
seseorang yang kemudian diharapkan dapat digunakan dalam menentukan
1. Karakteristik Sikap
Sikap mempunyai karakteristik penting, (Syaifuddin, 1988: 9) yaitu :
1) Sikap mempunyai arah
Sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui atau tidak
menyetujui, mendukung atau tidak mendukung terhadap suatu objek.
Seseorang mempunyai sikap mendukung terhadap suatu objek.
Seseorang berarti mempunyai sikap yang terarah positif terhadap
sikap mendukung. Begitu juga sebaliknya jika seseorang yang tidak
mendukung sikap berarti mempunyai sikap yang arahnya negatif
terhadap objek yang bersangkutan.
2) Sikap mempunyai intensitas
Intensitas atau kekuatan sikap pada setiap orang belum tentu sama.
Dua orang yang sama-sama mempunyai sikap terhadap sesuatu,
mungkin tidak sama intensitasnya dalam arti yang satu bersikap
positif sedangkan yang lain bersikap negatif.
3) Sikap mempunyai keluasan
Keluasan sikap menunjukkan pada luas tidaknya cakupan aspek
obyek sikap yang disetujui atau tidak oleh seseorang. Seseorang dapat
mempunyai sikap positif terhadap semua aspek yang ada pada obyek
sikap.
4) Sikap mempunyai konsistensi
Konsistensi sikap ditujukan oleh kesesuaian antara pernyataan sikap
sikap. Konsistensi sikap juga ditunjukkan oleh tidak adanya
kebimbangan dalam bersikap.
5) Sikap mempunyai spontanitas
Sikap dikatakan mempunyai spontanitas bila sikap dinyatakan tanpa
perlu mengadakan pengungkapan atau desakan agar subyek
menyatakan sikapnya. Hal ini tampak dengan pernyataan saja atau
dengan peralatan terhadap indikator sikap dimana subjek mempunyai
kesempatan untuk menyatakan sikap.
2. Komponen Sikap
Sikap mempunyai tiga komponen, yaitu : komponen kognitif, komponen
afektif, dan komponen perilaku (Thomas C. Kinner dan James R. Taylor,
1998:304 ) adalah :
1) Komponen kognitif
Komponen kognitif adalah komponen yang mencakup keyakinan atau
kepercayaan seseorang terhadap produk seperti daya tarik produk atau
jasa, kecepatan dan lain sebagainya.
2) Komponen Afektif
Komponen Afektif merupakan perasaan atau tanggapan seseorang
terhadap suatu produk atau jasa misalnya produk itu bagus atau
produk itu jelek.
3) Komponen Perilaku
Komponen perilaku adalah komponen yang merupakan respon atau
E. Pengertian Bank
Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
November 1998, pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
F. Kebijakan Kredit
Sebelum membahas tentang kebijakan kredit, perlu diketahui bahwa
penyaluran dana dalam Bank Konvensional disebut dengan kredit,sedangkan
dalam Bank Syariah sendiri istilah kredit dikenal dengan pembiayaan. Dalam
kredit ada istilah bunga sedangkan dalam pembiayaan sendiri disebut dengan
bagi hasil.
Istilah kredit berasal dari Yunani (credere) yang berarti kepercayan
(truth/faith). Untuk menunjang kegiatan perkreditan agar berjalan lancar,
maka diperlukan suatu peraturan-peraturan yang ditetapkan terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan perkreditan itu berlangsung. Rangkaian peraturan ini
disebut dengan kebijakan kredit ( Muljono, 1987:17 ).
Menurut Muljono ( 1987:18) dalam menetapkan kebijakan kredit, ada
3 asas yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) Asas likuiditas
Asas likuiditas adalah asas yang mengharuskan bank untuk tetap
2) Asas Solvabilitas
Dalam mengatur kebijakan kredit, bank harus pandai-pandai
mengatur penanaman dana, karena usaha pokok perbankan adalah
menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk
kredit.
3) Asas rentabilitas
Sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu
mengharapkan untuk memperoleh laba untuk mempertahankan
eksistensinya maupun untuk keperluan pengembangan.
Tujuan penetapan kebijakan kredit menurut Muljono (1987:19)
adalah :
(1) Untuk penyediaan sarana penjagaan atau pengamanan terhadap aset
bank dan dana yang disimpan oleh nasabah, maksudnya agar dana
yang telah disimpan ke bank tersebut dapat dikembangkan sehingga
dapat memperoleh laba yang optimal.
(2) Sebagai dasar pedoman kerja dalam menghadapi perkembangan
perekonomian khususnya yang menyangkut kegiatan perbankan,
maksudnya sebagai unit perekonomian sudah tentu tidak dapat
melepaskan diri dari setiap perkembangan yang terjadi pada kegiatan
perekonomian disekelilingnya.
(3) Sebagai pedoman bagi para pejabat kredit bank yang bersangkutan
dalam melaksanakan tugasnya, maksudnya agar dalam mengelola
G. Pengertian Bank Syariah
Tim Pengembangan Perbankan Syariah (2003:5) mendefinisikan
Syariah menurut bahasa Arab yang berarti “ jalan menuju air “. Dalam
konteks agama, syariah berarti jalan yang membawa seseorang menuju
kehidupan yang lebih baik.
Dalam bukunya, Muhamad mengemukakan bahwa Bank Syariah
adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya
dikembangkan berlandaskan pada Al Quran dan hadist Nabi (Muhamad
2004:1). Bank Syariah sebagaimana halnya dengan bank konvensional, perlu
memperhatikan aspek-aspek manajemen dalam hal penggunaan dana, yaitu
dalam mengumpulkan dana ataupun dalam menyalurkan dana. (Muhamad
2002:249)
H. Sistem Bagi Hasil Bank Syariah
1) Pengertian sistem bagi hasil
Menurut Muhamad (2004:3) pengertian sistem bagi hasil yaitu
pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah
kepada lembaga keuangan dan atau diberikan oleh lembaga keuangan
kepada nasabah.
2) Prinsip Bagi Hasil Bank Syariah
Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi. Prinsip bagi
a) Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang
diperoleh.
b) Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan
jumlah pendapatan
c) Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
d) Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan.
Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak
I. Proses Administrasi Pembiayaan
Pembiayaan yang diberikan bank syariah kepada nasabahnya akan
berjalan baik, jika proses administrasi dilakukan dengan tertib. Untuk itu, ada
beberapa tahap administrasi yang harus dilalui dalam proses pembiayaan di
bank di bank syariah ( Muhammad 2005:48) yaitu :
(1) Penerimaan keputusan
Penerimaan keputusan ini dapat diperoleh dari kantor pusat, kantor
wilayah atau kantor cabang yang bersangkutan.
(2) Penerusan kepada nasabah pemohon
(a) Macam keputusan
Ditolak atau Disetujui
(b) Penyampaian kepada nasabah
Atas permohonan yang ditolak, keputusan ini diberitahukan
permohonannya disetujui, maka tahap selanjutnya dibuatkan surat
persetujuan yang memuat berbagai persyaratan.
(3) Penandatanganan akad
Apabila atas surat persetujuan tersebut nasabah pemohon
menyanggupinya, maka pemohon melakukan penandatanganan akad
dihadapan pejabat atau petugas bank.
J. Jaminan atau Agunan
1). Pengertian Jaminan atau Agunan
Menurut Undang-undang perbankan tahun 1998 pasal 1 tentang
perbankan, agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah
atau debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
2) Kegunaan dari jaminan ( Suyatno, 2003:88)
(1) Memberikan hak dan kekuasaan pada bank untuk mendapatkan
pelunasan dengan barang-barang jaminan tersebut bila debitur
melakukan cedera janji, yaitu tidak membayar kembali hutangnya
yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
(2) Menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk
membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan
usahanya atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau
perusahaannya dapat dicegah atau sekurang-kurangnya
(3) Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian
kredit, khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan
syarat-syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan
yang telah dijaminkan kepada bank
K. Pelayanan Pelanggan
Dalam pelaksanaannya, bank meyadari besarnya persaingan yang
terjadi dalam dunia perbankan semakin meningkat dewasa ini. Pelayanan
atau service telah menjadi kunci bagi keberhasilan dalam memenangkan
persaingan bagi masing-masing bank. Oleh sebab itu harus diterapkan
kualitas pelayanan yang menjadi modal utama sebuah bank untuk diterima
dalam masyarakat.
Pada prinsipnya pemberian pelayanan yang unggul dapat dilihat dari
tiga kunci (Tjiptono,1997:128). Pertama, kemampuan memahami kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Kedua, pengembangan database yang lebih akurat
daripada pesaing (mencakup data kebutuhan dan keinginan setiap segmen
pelanggan dan perubahan kondisi persaingan). Ketiga, pemanfaatan
informasi-informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu kerangka
strategik.
Tentunya pemberian pelayanan harus dapat dikelola dengan baik agar
dapat menumbuhkan loyalitas terhadap pelanggan yang dalam hal ini adalah
L. Pembiayaan-pembiayaan Dalam Bank Syariah
Penyaluran dana dalam Bank Konvensional dikenal dengan istilah
pinjaman atau kredit, sedangkan pada Bank Syariah dikenal dengan istilah
pembiayaan, namun pada prinsipnya adalah sama yaitu penyaluran dana dari
bank kepada masyarakat.
a) Pengertian Pembiayaan
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998, pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau kegiatan
pembiayaan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah,
antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),
pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual
beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau
pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan
(ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
b) Macam-macam pembiayaan
Menurut Perwataatmaja dan Antonio (1992:21) ada tujuh macam
pembiayaan, yaitu :
1) Pembiayaan Mudharabah
praktik-praktik investasi atas dasar bagi hasil Al Mudharabah yaitu
suatu perjanjian usaha antar pemilik modal dengan pengusaha,
dimana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang
diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha.
Hasil usaha bersama ini ditandatangani yang dituangkan dalam
bentuk nisbah.
(a) Landasan dasar syariah dari investasi bagi hasil Al Mudharabah
sama dengan landasan dasar tabungan dan deposito Mudharabah.
Dalam Surat Al Muzammil ayat 20 yang artinya :
“ Dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian
karunia Allah.”
(b) Tatacara bagi hasil usaha nasabah penerima pembiayaan investasi
Al Mudharabah dengan Bank Syariah :
(1) Bank menyediakan 100 % pembiayaan suatu proyek usaha.
(2) Pengusaha mengelola proyek usaha tanpa campur tangan bank
namun bank mempunyai hak untuk tindak lanjut dan
pengawasan.
(3) Bank dan pengusaha sepakat melalui negoisasi tentang porsi
(4) Apabila terjadi kerugian bank akan menanggung kerugian
sebesar pembiayaan yang disediakan sedang pengusaha
menanggung kerugian tenaga, waktu, managerial skill serta
kehilangan nisbah keuntungan bagi hail yang akan
diperolehnya.
2) Pembiayaan Musyarakah
(a) Praktik-praktik investasi atas dasar bagi hasil Al Musyarakah yaitu
suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal
untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek, dimana
masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan, atau
menggugurkan haknya dalam manajemen proyek. Keuntungan
dari hasil usaha bersama ini dapat dibagikan baik menurut
proporsi penyertaan modal masing-masing maupun sesuai dengan
kesepakatan bersama. Manakala terjadi kerugian, kewajiban
hanya terbatas sampai batas modal masing-masing.
(b) Landasan syariah dari investasi bagi hasil Al Musyarakah terdapat
dalam Al Quran dan Hadist.
(1) Al Quran
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berkongsi itu sebagian mereka berbuat kezaliman kepada
sebagian yang lain kecuali orang-orang yang beriman dan
(3) Hadist
Dalam Hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh
bahwa Risulullah telah bersabda : “ Allah telah berkata :’ Saya
menyertai dua pihak yang sedang berkongsi selama salah satu
dari keduanya tidak mengkhianati yang lain, seandainya
berkhianat maka saya keluar dari penyertaan tersebut’.”
(HR.Abu Daud, menurut Hakim Hadist ini Shahih)
(4) Tatacara bagi hasil usaha nasabah penerima pembiayaan
investasi Al Musyarakah dengan Bank Syariah :
i. Bank dapat memberikan fasilitas pembiayaan suatu proyek
yang dianggap feasible berdasarkan prinsip Al Musyarakah.
ii. Dalam skema pembiayaan ini bank dengan nasabah atau
nasabah-nasabahnya menyetujui untuk memberikan
kontribusi pembiayaan sesuai dengan proporsi yang telah
disepakati bersama.
iii. Semua pihak termasuk bank mempunyai hak untuk
berpartisipasi dalam manajemen perusahaan. Demikian juga
semua pihak berhak untuk menggugurkan hak tersebut.
iv. Semua pihak melalui suatu negosiasi menyetujui nisbah
pembiayaan keuntungan usaha. Besarnya nisbah
pembiayaan ini tidak semestinya harus sesuai dengan
v. Seandainya terjadi kerugian dalam usaha maka
masing-masing tidak bertanggung jawab kecuali sebatas besar
penyertaan modalnya.
3) Pembiayaan Murabahah
(a) Praktik-praktik pembiayaan perdagangan atas dasar Al
Murabahah berarti pembelian barang dengan pembayaran
ditangguhkan. Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang
diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan
produksi.
(b) Landasan syariah pembiayaan Al Murabahah terdapat dalam Al
Quran dan Hadist.
(1) Al Quran
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba“.(QS : Al Baqarah :275)
(2) Hadist
Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rosululloh bersabda ,
“Tiga hal didalamnya terdapat keberkatan : jual beli sacara
tangguh, mudharabah, dan mencampur gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah, bukan unutk dijual.”(H.R.
Ibnu Majah)
(1) Syarat-syarat Murabahah
(b) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang
ditetapkan.
(c) Kontrak harus bebas dari riba.
(d) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli jika
terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.
(e) Penjual harus menyampaikan semua hal yang
berkaitan dengan pembelian, misalnya jika
pembelian dilakukan secara berhutang.
4) Pembiayaan Al Bai Bitsaman Ajil
(a) Praktik-praktik pembiayaan perdagangan atas dasar Al Bai
Bitsaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayaran
cicilan. Pembiayaan Al Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan
yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan
kebutuhan barang modal.
(b) Landasan syariah pembiayaan Al Bai Bitsaman Ajil terdapat
dalam Al Quran dan Hadist.
(1) Al Quran
“ Hai orang-orang beriman janganlah kamu makan hak
sesamamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara
(2) Hadist
Dari Suhaib r.a. bahwa Rosululloh saw bersabda tiga perkara
didalamnya terdapat keberkatan: jual beli sacara tangguh,
mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk
keperluan rumah, bukan untuk dijual.”(H.R. Ibnu Majah)
(3) Bentuk dan sifat pembiayaan Al Bai Bitsaman Ajil yang
dilakukan oleh Bank Syariah :
(a)Bank mengangkat nasabah sebagai agen bank
(b)Nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen bank melakukan
pembelian barang modal atas nama bank
(c)Bank menjual barang modal tersebut kepada nasabah
dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan
bank.
(d)Nasabah membeli barang modal tersebut dan
pembayarannya dilakukan secara mencicil untuk jangka
waktu yang telah disetui bersama.
5) Pembiayaan Ijarah
(a) Praktik-praktik pembiayaan pengadaan barang atas dasar Al
Ijarah adalah pemberian kesempatan kepada penyewa untuk
mengambil kemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu
tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama.
(b) Landasan syariah dari pembiayaan ijarah terdapat dalam Al
(1) Al Quran
“ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata ; Wahai
Bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja dengan kita
karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu
ambil untuk bekerja adalah yang kuat dan dapat dipercaya ”.
( Al Qashash)
(2) Sunnah
Dari Ibnu umar r.a. bahwa Rosullah SAW telah bersabda :
Berikanlah upah (sewa) buruh itu sebelum kering
keringatnya. (HR.Ibn Majah)
6) Pembiayaan Bai Takjiri
i) Praktik-praktik pembiayaan pengadaan barang atas dasar bai
takjiri atau sewa beli adalah suatu kontrak sewa yang diakhiri
dengan penjualan. Pembayaran sewa dalam kontrak ini telah
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian
daripadanya merupakan pembelian terhadap barang secara
berangsur.
ii) Landasan syariah dari pembiayaan pengadaan barang atas
dasar bai takjiri pada dasarnya sama dengan Al Ijarah.
7) Pembiayaan Al Qardhul Hasan
i) Praktik-praktik pemberian pinjaman tunai atas dasar Al Qardhul
kewajiban sosial semata dimana peminjam tidak dituntut untuk
mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.
ii) Landasan syariah pemberian pinjaman tunai Al Qardhul Hasan :
(1) Al Quran
“ Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.
“(QS. Al Baqarah:24)
(2) Dari Ibnu Mas’ud r.a Rosulullah saw bersabda : “ Tidakkah
seorang muslim meminjamkan dua kali kecuali sama
baginya dengan memberi sekali”. (Hadist terdapat dalam
sahih Ibnu Hibban).
iii) Bentuk dan sifat pemberian tunai Al Qardhul Hasan yang
dilakukan oleh Bank Syariah.
Pada dasarnya pinjaman Al Qardhul Hasan diberikan kepada :
(1) Mereka yang memerlukan pinjaman konsumtif jangka
pendek untuk tujuan-tujuan yang sangat urgent.
(2) Para pengusaha (kecil) yang kekurangan dana tapi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu suatu penelitian terhadap
suatu objek yang populasinya tidak terbatas yaitu pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah Yogyakarta. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang
sikap konsumen terhadap kebijkan pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia
Syariah Yogyakarta. Kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada bank
syariah tersebut yang diteliti, jadi tidak bisa berlaku untuk bank lain atau
objek lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta
Jl. KH Ahmad Dahlan No 89 Yogyakarta.
Waktu : Bulan Februari 2007 s/d Maret 2007
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah responden yang mengambil kredit
pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta pada Februari 2003
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah sikap konsumen terhadap kebijakan
pemberian kredit yang ditawarkan Bank Rakyat Indonesia Syariah
Yogyakarta, yaitu meliputi sistem yang digunakan dan kemudahan yang
diberikan.
D. Data Yang dikumpulkan
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner
mengenai sikap responden terhadap pemberian kredit yang ditawarkan
oleh Bank Rakyat Indonesia SyariahYogyakarta.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari studi pustaka dan informasi lain yang berkaitan
dengan penelitian.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini
bersifat tertutup dalam arti bahwa pihak peneliti telah menyediakan
alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban sehingga
2. Interview, yaitu metode pengumpulan data melalui wawancara yang
langsung ditujukan pada pihak bank syariah sehubungan dengan kegiatan
pemberian kredit.
F. Definisi Operasional
1. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang terhadap
suatu objek atau gagasan. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah tentang baik buruk yang dirasakan oleh peminjam mengenai
kebijakan kredit pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta.
2. Konsumen
Yang dimaksud konsumen dalam penelitian ini adalah orang yang
mengambil kredit Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta pada bulan
Februari 2003 sampai bulan Januari 2007.
3. Kebijakan Kredit
Kebijakan kredit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prosedur
atau syarat dalam pengajuan kredit yang ditentukan oleh Bank Rakyat
Indonesia Syariah Yogyakarta.
4. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip
G. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel
1. Populasi , yaitu peminjam yang sedang mengambil kredit pada Bank
Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta pada Februari 2003 sampai Januari
2007.
2. Sampel yaitu sebagian atau wakil dari keseluruhan peminjam yang
sedang atau telah mengambil kredit sebanyak 100 orang sampel dengan
rumus Budiyuwono (1996:155).
p = kemungkinan terbesar sukses Z = standar error
E = kesalahan yang dapat diterima
Agar lebih jelas perhitungan dijabarkan sebagai berikut :
Sebagai contoh atribut yang diharapkan kemungkinan terbesar sukses
50% = 0,5 , standar kesalahan 10%, dengan tingkat kepercayaan 95% =
Hasil dari perhitungan tersebut 96,04 dan dibulatkan menjadi 100 untuk
memudakan peneliti dalam pembagian kuesioner.
3. Metode Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik convenience sampling, yaitu pemilihan unit sampel dilaksanakan
dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang telah ditetapkan
sebelumnya (Simamora, 2004:207). Dalam penelitian ini ditetapkan
syarat bahwa konsumen adalah orang yang sedang mengambil kredit pada
Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta sebanyak 100 orang yang
perhitungnnya telah dijabarkan di halaman sebelumnya. Responden
tersebut diharapkan dapat mewakili karakteristik dari populasi. Peneliti
menetapkan sebanyak 100 orang responden yang dapat dikatakan
representatif untuk dilakukan dalam penelitian.
H. Teknik Pengukuran Data
Untuk mengukur tanggapan peminjam terhadap jasa kredit yang
ditawarkan, penulis menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu
peminjam yang sedang atau telah mengambil kredit pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah Yogyakarta. Kuesioner yang diberikan bersifat tertutup
dan alternatif jawaban yang disediakan adalah :
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
5. Sangat Tidak Setuju
Karena data tersebut masih dalam bentuk data kualitatif maka
pengukuran harus dikuantitatifkan dengan langkah skoring, dengan
menggunakan Skala Likert, maka skor terhadap alternatif jawaban
responden setiap item pertanyaan sebagai berikut :
Skor Alternatif Jawaban
Uji validitas yaitu tingkat ketepatan pengunaan alat pengukur terhadap
suatu gejala untuk menguji tingkat validitas masing-masing item pada
kuesioner dengan menggunakan teknik korelasi “Product Moment” yang
rumusnya sebagai berikut (Husein Umar, 2005:133)
Keterangan :
rXY : koefisien korelasi product moment
X : Nilai atau skor dari variabel
Y : Nilai atau skor dari total variabel
XY : Jumlah hasil kali antara x dan y
N : Banyaknya sampel yang diuji coba
Untuk menentukan apakah instrumen itu valid atau tidak valid maka
ketentuannya adalah sebagai berikut :
Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
pengukuran memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan
pengukuran pada subjek yang sama, atau suatu instrument cukup reliable
atau dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik Alpha Cronbach.
Keterangan :
Rumus Varian yang digunakan :
n
X : nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir
pertanyaan)
Untuk menentukan apakah instrument itu reliable atau tidak
digunakan ketentuan sebagai berikut :
Jika r hitung > r tabel, maka instrument dikatakan reliabel.
J. Metode Analisis Data
1. Analisis Persentase
Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah mengenai
karakteristik responden. Hal-hal yang akan dianalisis yaitu jenis kelamin,
usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, lama mengambil kredit, dan
faktor utama mengambil kredit. Persentase ini akan dihitung dengan rumus:
Nx : Jumlah yang diambil
N : Jumlah total
2. Analisis dengan Multiattribut Attitude Model
Dalam menyelesaikan masalah kedua yaitu bagaimana sikap
konsumen terhadap pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia Syariah
Yogyakarta digunakan analisis Multiattribute Attitude Model. (Engel,
1994 : 353). Rumus yang digunakan adalah:
Ab =
∑
Ab : Sikap responden secara keseluruhan terhadap suatu objek
Wi : Bobot rata-rata yang diberikan responden terhadap atribut i
Ii : Nilai ideal rata-rata konsumen pada atribut i
n : Jumlah atribut yang dipertimbangkan
Langkah-langkah yang dilakukan guna mengukur sikap konsumen
terhadap pemberian kredit Bank Tabungan Syariah adalah :
a. Menentukan urutan atribut yang dipertimbangkan konsumen
dalam melakukan keputusan pengambilan kredit.
b. Menentukan Wi (bobot rata-rata atribut) dengan rumus :
nilai masing-masing atribut
Wi = __________________________ X 100 jumlah nilai atribut
c. Menentukan skala sikap dalam bentuk skor mulai dari angka 1
sampai 5 seperti berikut ini :
Sikap Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
d. Menghitung Ideal dan belief untuk masing-masing atribut
(1) Ideal : suatu kondisi yang diharapkan konsumen
terhadap atribut
Nilai ideal = skor x ∑ absolut responden ideal
Nilai rata-rata ideal = ……
Nilai belief rata-rata= ……
onden
Atribut I Ii1 Xi1 X
Atribut II Ii2 Xi2 X
Atribut III Ii3 Xi3 X
Atribut IV Ii4 Xi4 X
f. Menghitung secara keseluruhan sikap konsumen dengan
memasukkan data yang telah dihitung ke dalam rumus
Multiattribute Attitude Model (Engel 1994:353)
g Menghitung Skala Sikap dengan rumus yang diadaptasi dari
rumus Multiattribute Attitude Model (Engel 1994:353) :
(1) Menghitung selisih minimum nilai sikap konsumen
| 5 – 5 | x 100 = 0
Keterangan :
AbSB= Selisih minimum nilai sikap konsumen yang
mengindikasikan kebijakan kredit Sangat Baik
(SB)
Ii = Nilai Ideal tertinggi seandainya semua responden
menjawab Sangat Setuju yang diberi skor 5.
Xi = Nilai belief tertinggi seandainya semuan responden
menjawab Sangat Setuju yang diberi skor 5.
Wi = Bobot keseluruhan atribut konsumen
(2) Menghitung selisih maksimum nilai sikap konsumen
| Ii – Xi | x Wi = AbSTB
| 5 – 1 | x 100 = 400
Keterangan :
AbSTB = Selisih maksimum nilai sikap konsumen yang
mengindikasikan kebijakan kredit Sangat Tidak
Baik (STB)
Ii = Nilai Ideal Tertinggi seandainya semua
responden menjawab Sangat Setuju (SS) yang
Xi = Nilai belief terendah seandainya semua
responden menjawab Sangat Tidak Setuju
(STS) yang diberi skor 1.
Wi = Bobot keseluruhan atribut untuk konsumen.
h. Menentukan Interval dalam Skala Sikap
Interval tersebut digunakan untuk mengartikan nilai sikap
konsumen (Ab) yang masih bersifat kuantitatif menjadi
kualitatif. Interval dalam Skala Sikap dapat digambarkan
sebagai berikut :
0 80 160 240 320 400
Keterangan :
0 - <80 = Sangat Baik
80 - <160 =Baik
160 - <240 = Ragu-ragu
240 – <320 = Tidak Baik
320-<400 = Sangat Tidak Baik
Apabila skala semakin ke kiri atau mendekati nol maka sikap
setiap konsumen atau nasabah secara keseluruhan semakin baik.
semakin ke kanan atau mendekati 400 maka sikap konsumen atau
nasabah pembiayaan secara keseluruhan sangat tidak baik.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan oleh Raden
Aria Wiraatmaja di Purwokerto Jawa Tengah dengan Hulp-en Spaarbank der
Islandsche Besruurs Abtenaren ( Bank bantuan dan simpanan milik kaum
priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi)). Berdirinya tanggal 16
Desember 1895 yang selanjutnya dipringati sebagai hari lahirnya BRI.
Pada periode setelah kemerdekan RI pemerintah mengeluarkan
peraturan No.1 Tahun 1945 yang menyebutkan “Bank Rakyat Indonesia
adalah sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia :. Dengan
adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948
kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan mulai aktif kembali
setelah perjanjian Renville pada tahun1949 yang kemudian berubah nama
menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada masa itu melalui PERPU
NO.41 Tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
merupakan leburan dari BRI, Bank Tani Nelayan, dan Nederlandsche
Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres)
No 09 Tahun 1965 BKTN di integrasi ke dalam Bank Indonesia dengan
Setelah berjalan selama sebulan keluarlah Penpres no. 17 Tahun 1965
tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia
(BNI) . Dalam ketentuan baru ini Bank Indonesia urusan Tani dan Nelayan
(eks BKTN) diintegrasikan dengan nama bank Negara Indonesia Unit II
bidang Rural, sedang NHM menjadi Bank Negara Indonesia Unit II bidang
ekspor impor.
Berdasarkan UU No. 14 Tahun 1967 tentang UU Pokok Perbankan
dan UU No. 13 Tahun 1968 tentang UU Bank Sentral, yang intinya
mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank
Negara Indonesia Unit II bidang Rural Ekspor Impor dipisahkan
masing-masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor
Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan UU No.21 Tahun 1968
menetapkan kembali tugas-tugas pokok Ban Rakyat Indonesia sebagai bank
umum. Berdasarkan UU Perbankan No 7 tahun 1992 dan Peraturan
Pemerintah RI No.21 Tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT Bank
Rakyat Indonesia (persero) yang kepemilikan sepenuhnya ada di pemerintah
sejak 1 Agustus 1992.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang berdiri sejak 1895 yang
didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang masih tetap
konsisten. Fokus dengan pemberian fasilitas kredit kepada golongan
pengusaha kecil. Seiring dengan perkembangan di dunia perbankan yang
semakin pesat Bank Rakyat Indonesia memiliki dua unit usaha dengan sistem
Dengan adanya perkembangan di dunia perbankan maka bank rakyat
Indonesia membuka unit syariah di beberapa daerah termasuk Daerah
Istimewa Yogyakarta pada tanggal 3 Januari 2003 dibukalah kantor unit kas
kegiatan perbankan dengan sistem operasinya berdasarkan syariah, adapun
lokasinya di Jalan KHA. Dahlan No 89 Kelurahan Notoprajan, Kecamatan
Ngampilan, DIY 55224, Telp (0274) 411221.
B. Landasan Hukum Bank Rakyat Indonesia Syariah
a. UU No. 7 Tahun 1992, yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998
b. UU No.23 Tahun 1997 tentang Bank Indonesia
c. PBI no. 4/ PBI/ 2002, tanggal 27 Maret 2002 tentang perubahan kegiatan
usaha bank umum konvensional menjadi bank umum berdasarkan prinsip
syariah oleh bank umum konvensional.
d. RUPS luar biasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) tanggal 7 Desember
2001
e. SK DIR BRI No. Kep : S.75 DIR/ PPP/ 12/ 2001, tanggal 7 Desember
2001.
C. Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia Syariah
1. Visi Bank Rakyat Indonesia Syariah
Visi Bank Rakyat Indonesia Syariah adalah melaksanakan perbankan
2. Misi Bank Rakyat Indonesia Syariah
a. Pemberdayaan ekonomi ummat dengan melaksanakan bisnis perbankan
syariah yang mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan
menengah.
b Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
D. Struktur Organisasi dan Tugas Karyawan Bank Rakyat Indonesia Syariah
a. Struktur Organisasi
Tujuan perusahaan akan tercapai jika ada kerjasama dan
pembagian tugas yang jelas antar bagian dalam perusahaan. Struktur
organisasi menunjukkan gambaran secara skematis tentang pola tugas,
wewenang, tanggung jawab, serta keterkaitan hubungan antar bagian di
dalam perusahaan. Adapun struktur Bank Rakyat Indonesia Syariah
Berikut adalah nama-nama yang mengisi formasi jabatan di Bank Rakyat
Indonesia Syariah cabang Yogyakarta :
1) Pemimpin Cabang : Muhammad Khudori
2) Ass Manajer Operasional : Sukartidjo, SE
3) Account Officer : Riyanto, SE
4) Funding Officer : Marsana, SE
5) SPV. Adm. Pembiayaan
(1) Adm. Pembiayaan : Yuniati, B. Sc
(2) Portofolio : Dian Samto, SH
6) Fungsi Aku/Lap
(1) F. Arsip/verifikasi : Lasiyah Oktaviani, SE
(2) F. Laporan : Lasiyah Oktaviani, SE
(3) F. !F&Poska : Lasiyah Oktaviani, SE
(4) F. Operator : Sukemi
7) SPV Pelayanan
(1) Fungsi Teller : Ulfah Dwi A, SE
(2) F. Unit Pelayanan Nasabah : Arief Wijaya, S. Hut
(3) F. Payment Point : M. Budiono, SE
8) Fungsi Entry Data : Arief Wijaya, S. Hut
9) SPV Pelayanan Interen
(1) F Sekretariat : Joko Trianggono, SE
(2)F SDM : Joko Trianggono, SE
(4) Satpam : Supardi, Anang TW, Sukarman, Purnanto
(5) Sopir : Nanang Wahyu S
(6) Pramubakti : Rahmat
b. Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai
berikut :
1). Tugas dan Tanggung jawab Pimpinan Cabang adalah :
(1) Membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja dibawahnya
untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
(2) Memfungsikan semua unit kerja dibawahnya dan pekerja
binaannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan
startegi yang telah ditetapkan guna mewujudkan pelayanan yang
sebaik-baiknya bagi nasabah.
(3) Melaksanakan koordinasi dengan instansi atau pihak terkait atas
pelaksanaan usaha kanca syariah dan unit kerja dibawahnya untuk
menjamin pelayanan perbankan yang tepat sasaran dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
(4) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku dalam rangka mendukung bisnis kanca.
2) Tugas dan Tanggung Jawab Asisten Manajer Operasional
(1) Memastikan bahwa tidak terjadi transaksi (kecuali ATM) dalam
kurun waktu setelah close system pada hari kerja sebelumnya
sampai dengan awal hari kerja berikutnya guna menjamin tidak
(2) Mengesahkan dalam sistem dan menandatangani bukti kas atas
transaksi tunai, kliring, pemindahbukuan yang ada dalam batas
wewenangnya guna memastikan kebenaran dan keamanan
transaksi yang dilakukan.
(3) Memelihara dan kerjakan register serta penyimpanan surat
berharga serta kuitansi payment point untuk memastikan
keamanannya.
3) Tugas dan Tanggung Jawab Account Officer/ Pemasaran Pembiayaan :
(1) Membuat Rencana Pemasaran Tahunan pembiayaan atas sektor
yang dikelolanya guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
(2) Mempersiapkan dan melaksanakan rencana tas account yang
menjadi tanggung jawabnya dan menetapkan prioritas pembinaan
atas account yang dikelolanya untuk mencapai portofolio
pembiayaan yang berkembang, sehat dan menguntungkan.
(3) Mengelola account yang sesuai batas-batas yang ditetapkan untuk
mencapai pendapatan yang optimal bagi Kanca Syariah.
4) Tugas dan Tanggung Jawab Funding Officer / Pemasaran Dana
(1) Menyusun Rencana pemasaran Tahunan berdasarkan target yang
telah ditetapkan oleh Pemimpin Cabang sebagai pedoman
kerjanya.
(2) Menyusun rencana kerja tiga bulanan dan bulanan berdasarkan
rencana kerja tahunan yang telah ditetapkan oleh atasannya
hasil penjualan yang dicapai setiap akhir bulan, triwulan, dan
tahunan.
5) Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor Administrasi Pembiayaan
(1) Tugas dan Tanggung Jawab Administrasi Pembiayaan
a) Menerima, meneliti, dan mencatat setiap permohonan
pembiayaan sesuai dengan Pasar Sasaran, Kriteria Risiko
Diterima serta Kriteria Nasabah Dilayani guna menjamin
pembiayaan yang sehat, menghasilkan dan
menguntungkan.
b) Menyiapkan dan mengisi Formulir Pengawasan/
Koordinator Administrasi Pembiayaan atas setiap
permohonan pembiayaan dalam rangka monitoring
penyelesaian pemberian pembiayaan oleh pejabat
pembiayaan ini.
(2) Tugas dan Wewenang Fungsi Portofolio
a) Memelihara dan kerjakan data portofolio pembiayaan.
b) Menyajikan informasi pembiayaan yang diperlukan oleh
Pejabat Lini Pembiayaan.
6) Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor Pelayanan
(1) Teller
(a) Melakukan tambahan kas agar kelancaran pelayanan kepada
(b) Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokkan dengan
tanda setorannya guna memastikan kebenaran transaksi dan
keaslian uang yang diterima.
(2) Unit Pelayanan Nasabah
(a) Memberikan informasi kepada nasabah atau calon nasabah
mengenai produk Syariah BRI guna menunjang pemasaran
produk Syariah BRI.
(b) Memberikan informasi saldo simpanan, transfer maupun
pembiayaan bagi nasabah yang memerlukan guna
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.
(3) Payment Point
(a) Melayani aplikasi pembukuan rekening simpanan bagi calon
nasabah BRI guna menunjang bisnis BRI dan memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.
(b) Meneliti kelengkapan persyaratan pembukaan rekening
simpanan untuk mengamankan pihak perbankan.
7) Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor Pelayanan Interen
(1) Sekretariat
Tugas dan Tanggung Jawab kesekretaritan yaitu mengatur lalu
lintas komunikasi dalam rangka menjaga efektifitas komunikasi
(2) Sumber Daya Manusia
Tugas dan Tanggung Jawab bagian Sumber Daya Manusia
adalah mengkoordinasi pembagian kerja sopir, pramubakti, satpam,
secara efektif dan efisien untuk memperlancar operasioanal Kantor
Cabang Syariah.
(3) Logistik
Tugas dan Tanggung Jawab bagian logistik adalah memenuhi
kebutuhan logistik kepada pekerja sesuai kebutuhan untuk
kelancaran Kantor Cabang Syariah.
8) Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor Akuntansi/ Laporan
(1) Verifikasi/ Arsip
Tugas dan Tanggung Jawab bagian verifikasi/ Arsip yaitu
meneliti kebenaran dokumen sumber dengan pembukuan serta
kebenaran sistem komputer pembukuan atas setiap transaksi
keuangan yang terjadi di Kanca.
(2) Laporan
Tugas dan Tanggung Jawab bagian Laporan yaitu
menyiapkan laporan-laporan yang diperlukan baik oleh intern
maupun ekstern BRI Syariah.
(3) 1F dan Pos Terbuka ( Rekonsiliasi)
Tugas dan Tanggung Jawab bagian 1F dan Pos Terbuka
( Rekonsiliasi) yaitu memelihara nota-nota masuk dan nota keluar
(4) Operator
Tugas dan Tanggung Jawab bagian Operator yaitu
melakukan open dan close system terhadap sistem komputer
Kantor Cabang.
E. Produk-Produk Bank Rakyat Indonesia Syariah
1. Produk penghimpun/ Pengerahan Dana Masyarakat
a. Produk Penghimpun Dana dengan akad Giro Wa’diah
Giro Wadi’ah adalah sarana penyimpanan dana dengan
pengelolaan berdasarkan prinsip al-wa’diah dengan penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan media cek atau bilyet giro.
b. Produk penghimpun Dana dengan Akad Mudharabah
a) Tabungan Mudharabah
Merupakan simpanan pihak ketiga atau mayarakat pada bank yang
dapat diambil sesuai dengan ketentuan dan syarat yang telah
ditentukan oleh Bank dengan mendapatkan bagi hasil atas
keuntungan bank sesuai dengan kesepakatan bersama. Setoran
pertama minimal Rp 25.000,00 dan nisbah 46:54 (nasabah:bank)
b) Deposito Mudharabah
Merupakan simpanan pihak ketiga atau masyarakat pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai jangka
waktu deposito yang telah disepakati antara nasabah dengan
bersama. Setoran pertama minimal Rp 2.500.000,00 dengan nisbah
bagi hasil:
1) Deposito 1-2 bulan, nisbah bagi hasil 58 : 42
2) Deposito 3 bulan, nisbah bagi hasil 59 : 41
3) Deposito 6 bulan, nisbah bagi hasil 60 : 40
4) Deposito 7-24 bulan, nisbah bagi hasil 58 :42
c. Tabungan Haji
Tabungan haji ini diperuntukkan bagi nasabah yang akan
melaksanakan haji, dimana bank akan mendaftarkan nasabah jika
simpanannya telah mencapai Rp 20.000.000,00.
2 Produk pembiayaan/ Penyaluran Dana Masyarakat
Pembiayaan adalah fasilitas penyediaan dana dari bank untuk memenuhi
kebutuhan umat baik yang bersifat produktif maupun konsumtif.
a. Pembiayaan dengan akad jual beli
Jual atau beli adalah proses pemindahan hak milik barang/
asset dengan mempergunakan uang sebagai media tukar, yang terdiri
dari :
(a)Ba’I al Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam Ba’I al
Murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia
beli dan menetukan suatu tingkat keuntungan sebagai
(b) Ba’I as-salam adalah proses jual beli, pembayarannya dilakukan
dimuka sedangkan barangnya diserahkan dikemudian hari.
(c) Ba’I al-Istishna adalah akad jual beli antara pemesan dengan
pemerima pesanan dengan spesifikasi (jenis, macam, ukuran, dan
jumlah) sedangkan harga barang pesanan dan pembayaran
disepakati di awal akad (di muka, cicilan, dibelakang).
b. Pembiayaan dengan akad al-Ijarah
Al-Ijarah adalah pemindahan hak guna atas barang atau jasa
melalui pembayaran upah, sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.
c. Pembiayaan dengan akad Syirkah
(a) Pembiayaan al-Musyarakah adalah akad yang terjadi diantara
para pemilik modal (mitra musyarakah) yang menggabungkan
modal dan melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan
dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan
sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal.
(b) Pembiayaan al- Mudharabah adalah perjanjian antara bank
dengan pengusaha dimana bank membiayai keseluruahn usaha
yang dikelola pihak pengusaha sedang pihak bank tidak ikut
campur dalam usaha tersebut, baik dalam bentuk manajemen
maupun dalam segi pemasaran. Adapun proporsi bagi hasilnya
3. Jasa Perbankan
a. Al-Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai
pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal
yang diwakilkan. Wakalah dalam implikasi perbankan terjadi apabila
nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakilkan dirinya
dalam melakukan pekerjaaan jasa tertentu, seperti pembukaan L/C,
inkaso dan transfer uang.
b. Al-Kafalah adalah jamina yang diberikan oleh penaggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab
seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab
orang lain sebagai jaminan.
c. Al- Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam praktek
perbankan syariah fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu
supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan usahanya.
Bank mendapat ganti biaya atau jasa pemindahan piutang.
d. Ar-Rahn adalah semacam jaminan hutang atau gadai. Rahn bertujuan
untuk memberi jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan.
e. As-Sharf adalah akad jual beli suatu valuta dengan valuta
F. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan di Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta
1. Persyaratan untuk Pegawai Berpenghasilan tetap
a. Surat Perjanjian Kerjasama antara BRI Syariah dengan instansi yang
bersangkutan (formulir dari BRI Syariah).
b. Kolektif minimal 5 orang
c. Asli SK pertama, terakhir, TASPEN beserta fotocopy 2 lembar.
d. Surat Permohonan Pembiayaan (formulir dari BRI Syariah)
e. Foto copy KTP, Surat Nikah, Kartu Keluarga (suami istri) 2 lembar,
sharing dana sendiri minimal 30%
f. Slip gaji bulanan, NPWP (Pembiayaan 100juta atau lebih)
g. Foto suami istri (4x6) 2 lembar
h. Memiliki agunan atau jaminan dan foto copy 2 lembar disertai denah
rumah dan lokasi agunan.
2. Persyaratan Untuk Wiraswasta
a. Memiliki usaha yang sudah jalan minimal selama 2 tahun
b. Memiliki agunan/jaminan serta foto copy 2 lembar disertai denah
rumah dan lokasi agunan.
c. Sharing dana sendiri minimal 30%
d. Surat Permohonan Pembiayaan (formulir dari BRI Syariah)
e. Surat Keterangan Usaha (pembiayaan Rp 50-99 juta)
f. Foto copy KTP, Surat Nikah, Kartu Keluarga (suami istri) 2 lembar