• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN LABORATORIUM VIRTUAL DAN LABORATORIUM REAL TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN LABORATORIUM VIRTUAL DAN LABORATORIUM REAL TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ABSTRAK

Erwina Amalia, J. A. NIM 8106142005. Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual dan Laboratorium Real Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga. Tesis. Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.

(4)

ABSTRACT

Erwina Amalia, J. A. NIM 8106142005. The influence of a Virtual Laboratory and the Real Laboratory of the Scientific Attitude and Student Learning outcomes On the subject of Buffers. Thesis. Chemical Education Post Graduate. State University Of Medan. 2012.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Labotatorium Virtual dan Laboratorium

Real Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pokok

Bahasan Larutan Penyangga”.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat selesai berkat bantuan berbagai

pihak, untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si sebagai dosen

pembimbing I dan Ibu Dr. Retni Dwi Suyanti, M.Si sebagai dosen pembimbing II

yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Manihar

Situmorang, M.Sc., Ph. D., Bapak Dr. Mahmud, M.Sc., dan Bapak Dr. Simson

Tarigan, M.Pd sebagai narasumber yang telah banyak memberikan masukan dan

saran-saran untuk perbaikan dalam penyusunan tesis ini.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala

Sekolah SMA Swasta Panca Budi, Medam yaitu Bapak Ir. Tumiran, M. Pd yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang

bersangkutan. Kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah, guru-guru, para observer,

dan para pegawai yang telah banyak membantu penulis selama melakukan

penelitian di SMA Swasta Panca Budi Medan sehingga penelitian tesis ini dapat

berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Serta kepada seluruh siswa kelas XI IPA

yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orangtua tercinta,

Ayahanda Ir. Arden Hasibuan serta Ibunda Tri Yuni S yang telah memberikan

dukungan moral dan materil, yang senantiasa mendoakan dan mendorong penulis

untuk menyelesaikan tesis ini tepat waktu. Tidak lupa penulis ucapkan terima

(6)

dan Artona Erionata Arnas Hasibuan yang telah banyak membantu dan selalu

memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang

telah banyak memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini,

untuk Hery Purnama, Dewi Syafriani, Juli Yanti Panjaitan, Afrida Epa Yanti, Erna

Helena, Fitria Angra Susanna dan seluruh rekan-rekan perkuliahan prodi

pendidikan kimia angkatan XVIII. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu dalam tulisan ini yang telah memberikan

bantuannya dalam penulisan tesis ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

tesis ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan. Penulis

telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis ini,

namun penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis

berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang

membacanya, khususnya dalam dunia pendidikan.

Medan, Juni 2012 Penulis,

(7)

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Hasil Belajar 8

2.1.2. Sikap Ilmiah Siswa 9

2.1.3. Pembelajaran Berbasis Masalah 12

2.1.3.1 Konsep Dasar dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

12

2.1.3.2 Tahapan-tahapan Dalam SPBM 13

2.1.3.3 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah

14

2.1.4 Laboratorium Real dan Laboratorium Virtual 15

2.2. Kerangka Berpikir 21

2.3. Hipotesis Penelitian 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24 3.2. Populasi dan Sampel 24

3.3. Jenis dan Desain Penelitian 24

3.4. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian 25 3.4.1. Prosedur Sebelum Dilakukan Penelitian 25 3.4.2. Prosedur Pada Saat Dilakukan Penelitian 26 3.4.3. Prosedur Setelah Dilakukan Penelitian 26

3.5. Teknik Pengumpulan Data 28

3.6. Instrumen 28

(8)

ii

3.6.2. Lembar Tes Hasil Belajar Siswa 30 3.7. Uji Coba Instrumen 30 3.7.1. Uji Uji Validitas Butir Soal 31 3.7.2. 3.7.3. 3.7.4. 3.8. 3.8.1. 3.8.2. Uji Reliabilitas Indeks Kesukaran Daya Beda

Teknik Analisa Data Analisa Secara Deskriptif Analisa Secara Inferensial

31 32 33 34 34 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Instrumen Penelitian 36

4.1.1. Hasil Uji Validitas 36

4.1.2. Hasil Uji Tingkat Kesukaran 37

4.1.3. Hasil Uji Daya Pembeda 38

4.1.4. Hasil Uji Reliabilitas 39

4.2. Deskripsi Data Penelitian 40

4.2.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa 40

4.2.2 Deskripsi Data Sikap Ilmiah Siswa 42

4.3. Uji Persyaratan Analisis 42

4.3.1. Hasil Uji Normalitas 42

4.3.2. Hasil Uji Homogenitas 42

4.4. Hasil Uji Hipotesis 43

4.5. Temuan Penelitian 48

4.6. Diskusi Temuan Penelitian 49

4.7. Keterbatasan Penelitian 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan 54

5.2. Saran 54

(9)

v

DAFTAR GAMBAR

[image:9.595.105.505.148.624.2]

Halaman

Gambar 2.1. Tampilan laboratorium virtual pada pokok bahasan Larutan Penyangga pada kelas eksperimen II yang diajarkan dengan Problem Based Learning yang diintegrasikan dengan virtual lab.

19

Gambar 3.1. Bagan alur penelitian mulai dari pemilihan populasi, sampel, pengumpulan data sikap ilmiah dan hasil belajar siswa, analisis data, dan penyusunan laporan hasil penelitian

(10)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas

Eksperimen I (Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Laboratorium Real)

58

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas

Eksperimen I (Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Laboratorium Virtual)

81

Lampiran 3. Instrumen Tes HasilBelajar 104

Lampiran 4. Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa 108

Lampiran 5. Materi 111

Lampiran 6. Validitas Soal Instrumen Tes Hasil Belajar 119

Lampiran 7. Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Tes Hasil Belajar 120

Lampiran 8. Daya Pembeda Soal Instrumen Test Hasil Belajar 121

Lampiran 9. Reliabilitas Instrumen Test Hasil Belajar 122

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Test Hasil Belajar

123

Lampiran 11. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen Lab. Real 124

Lampiran 12. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen Lab. Virtual 126

Lampiran 13. Data Skor Gain Hasil Belajar Siswa 128

Lampiran 14. Data Sikap Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen Lab. Real 130

Lampiran 15. Data Sikap Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen Lab. Virtual

131

Lampiran 16. Perhitungan Analisis Ranah Kognitif 132

Lampiran 17. Perhitungan Uji Normalitas 134

(11)

vii

Lampiran 19. Perhitungan Uji Hipotesis Anova Dua Jalur dengan General Linear Model Univariate

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, perubahan

materi, serta energi yang menyertainya (Depdiknas, 2004). Lingkup pembelajaran kimia tidak

hanya terbatas pada penggunaan ataupun penurunan rumus saja, melainkan merupakan

produk dari sekumpulan fakta, teori, prinsip, dan hukum yang diperoleh yang dikembangkan

berdasarkan serangkaian kegiatan (proses) yang mencari jawaban atas apa, mengapa dan

bagaimana. Secara garis besar kimia mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan

kimia sebagai produk. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri

atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedangkan kimia sebagai

proses meliputi keteampilan-keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk

memperoleh dan mengembangkan produk kimia. Hal tersebut berarti dalam pembelajaran

kimia tidak cukup hanya melalui aspek kognitifnya saja, aspek afektif (sikap ilmiah) dan

psikomotorik (unjuk kerja) mutlak dilibatkan

Keterampilan proses IPA meliputi keterampilan-keterampilan: mengamati,

menafsirkan pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep,

merencanakan penelitian dan berkomunikasi (Dahar, 1986). Kegiatan laboratorium yang

dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah praktikum merupakan komponen yang sangat

penting dan tak terpisahkan dari pengajaran IPA pada umumnya dan kimia pada khususnya.

Sebagian besar pokok bahasan kimia memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan

wawasan melalui penerapan metode praktikum, ada kira-kira 20 judul praktikum kimia yang

idealnya dilakukan atau diamati oleh siswa selama mereka belajar kimia di SMA (Jahro,

2009).

Larutan penyangga merupakan salah satu pokok bahasan yang memerlukan penguatan

pemahaman siswa melalui penerapan metode praktikum. Hal ini dapat dilihat dalam salah

satu indikator pencapaian yaitu menganalisis larutan penyangga dan bukan larutan penyangga

melalui percobaan. Kompetensi dasar dalam pokok bahasan ini yaitu mendeskripsikan larutan

penyangga dan peranan larutan penyangga pada makhluk hidup. Karakteristik dari materi

larutan penyangga ini meliputi: bersifat abstrak (reaksi asam basa), bersifat pemahaman

konsep (sifat larutan penyangga), bersifat riil dan Aplikatif (peranan larutan penyangga).

Sehingga dalam pengajarannya membutuhkan pengajaran yang nyata agar konsep yang astrak

(13)

2

Metode praktikum merupakan penerapan dari kerja ilmiah dalam pengajaran. Hasil

dari penerapan metode praktikum selain dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat

menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Metode praktikum memiliki beberapa keunggulan,

diantaranya: mengurangi bahaya verbalisme (ceramah) dalam proses pembelajaran, memberi

peluang lebih besar kepada siswa untuk melatih daya nalar, imajinasi dan berpikir rasional

dalam mencari kebenaran, melatih siswa menerapkan sikap dan metode ilmiah dalam

menghadapi segala persoalan sehingga tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang belum

pasti kebenarannya serta menjadikan siswa lebih aktif berfikir dan berbuat dalam berusaha

mencari kebenaran atau bukti dari suatu teori yang dipelajarinya (Roestiyah, 2008). Dari hasil

penelitian ditemukan jika 87,8% siswa mengungkapkan pendalaman materi kimia dapat

diperoleh melalui pelaksanaan kegiatan praktikum dan 89,3% siswa sepakat bahwa kegiatan

praktikum dapat membantu meningkatkan pemahaman materi kimia yang dipelajarinya

(Jahro, 2009). Tidak hanya pada tingkat SMA, pelaksanaan praktikum juga dapat

memberikan hasil yang lebih baik terhadap peningkatan daya serap mahasiswa terhadap

materi yang dipraktikumkan. Selain peningkatan dalam hasil belajar pelaksanaan praktikum

juga dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa (Nugraha, 2001;Subagyo, 2009).

Pada kenyataannya tidak semua guru-guru kimia melaksanakan praktikum dalam

proses pembelajarannya. Dari 29 SMA yang disurvei dikota Medan dan sekitarnya

menunjukkan 65,5% SMA telah memiliki laboratorium tapi kegiatan praktikumnya belum

berlangsung sesuai yang diharapkan baik kuantitas maupun kualitasnya (Jahro, 2010). Fakta

lain membuktikan bahwa dibeberapa sekolah pelaksanaan metode pengajaran dengan

praktikum sulit untuk dilakukan bahkan pelaksanaannya sering dihilangkan karena: tidak

adanya laboratorium kimia, berbagi dengan laboratorium fisika dan biologi, ketidakamanan

di laboratorium karena bahan kimia berbahaya, kelas yang ramai, kurangnya waktu,

kekurangan bahan, Biaya peralatan, serta ketidak mampuan guru menggunakan laboratorium

secara efektif dan sikap negatif mereka terhadap aplikasi laboratorium (Eralp, 2009).

Hal ini juga dipertegas oleh Rusfranti ketiadaan sarana dan keinginan guru dewasa

ini untuk melakukan percobaan-percobaan dalam rangka memaksimalkan peran

laboratorium, menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas pembelajaran kimia yang yang

tercermin dari kemampuan praktikum siswa (Rusfranti, 2007). Selain itu rendahnya kualitas

fisik sekolah misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya

rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap.

(14)

3

bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki

perpustakaan, tidak memiliki laboratorium menjadi faktor pendukung.

Dampak perkembangan IPTEK terhadap proses pembelajaran adalah diperkaya

sumber belajar dan media pembelajaran. Media pembelajaran yang mengikuti perkembangan

IPTEK saat ini adalah Pembelajaran Berbantuan Komputer. Seperti yang dikutip

Padmanthara, media komputer dimanfaatkan dalam pembelajaran karena memberikan

keuntungan-keuntungan yang tidak dimiliki oleh media pembelajaran lainnya yaitu

kemampuan komputer untuk berinteraksi secara individu dengan siswa (Padmanthara, 2007).

Berkembangnya teknologi informasi di sekitar siswa jelas akan mempengaruhi kualitas

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru saat ini. Oleh karenanya instrument pembelajaran

yang dikembangkan haruslah sesuai dengan minat mereka saat ini dan sejalan dengan

perkembangan teknologi terkini agar siswa akrab dan terbiasa dengan perkembangan

teknologi tersebut. Salah satu aplikasi media komputer yang dapat digunakan adalah system

pembelajaran secara virtual dalam bentuk laboratorium virtual (virtual laboratory).

Media pembelajaran virtual lab ini dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran

di kelas, sebagai penuntun praktikum di laboratorium dan dapat digunakan dirumah bahkan

dimana saja siswa berada. Sehingga proses belajar siswa dapat tumbuh tidak saja saat siswa

berada disekolah (membelajarkan siswa) dengan tidak mengurangi essensi keilmiahan

eksperimen tersebut. Berdasarkan hasil penelitian didapat jika terdapat pengaruh penggunaan

laboratorium virtual terhadap prestasi belajar siswa (Rohmadi, 2008). Hal ini selaras dengan

hasil temuan dari Yusnita bahwa pengaruh penerapan virtual lab pada pokok bahasan

termokimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa (YUsnita, 2011). Senada dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hafni yaitu virtual lab dapat meningkatkan hasil belajar kimia

siswa pada pokok bahasan laju reaksi (Hafni, 2010). Laboratorium virtual juga dapat

digunakan sebagai sarana pembelajaran jarak jauh bagi siswa (Dalgarno, 2009). Stimulus

gambar dan kata dapat membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas mengingat,

mengenali, menghubungkan fakta dan konsep. Dengan adanya media laboratorium virtual

diharapkan siswa lebih mudah untuk mengingat dan memahami materi pembelajaran karena

dengan adanya media gambar dapat merangsang kerja otak dan menyimpan lebih lama

(Denim, 1995).

Dalam penelitian ini peneliti menawarkan suatu inovasi yaitu dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran Problem Based Learning yang diintegrasikan dengan virtual lab

dengan harapan dapat mengatasi permasalahan diatas. Problem Based Learning (disingkat

(15)

4

kepada siswa karena PBL memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi

mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang

dihadapi melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa memiliki keterampilan untuk

memecahkan masalah. Dalam PBL perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek

kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal

akan problema yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa

untuk berpikir kritis, analis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternative pemecahan

masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah

(Sanjaya, 2008). Sehingga tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran akan tercapai, yaitu

meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas penulis mencoba untuk

menerapkan laboratorium virtual dalam suatu judul penelitian yaitu: “Pengaruh

Penggunaan Laboratorium Virtual dan Laboratorium Real terhadap Sikap Ilmiah Siswa dan Hasil Belajar Kimia SMA Pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah semua guru menerapkan metode praktikum dalam pembelajaran kimia?

2. Apakah semua sekolah sudah memiliki laboratorium?

3. Apakah semua sekolah sudah memanfaatkan penggunaan praktikum dalam

pembelajaran?

4. Apakah strategi yang diterapkan guru dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa?

5. Apakah penggunaan laboratorium riil dengan pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan hasil belajar siswa?

6. Apakah penggunaan laboratorium riil dengan pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan sikap ilmiah siswa?

7. Apakah penggunaan laboratorium virtual dengan pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan hasil belajar siswa?

8. Apakah penggunaan laboratorium virtual dengan pembelajaran berbasis masalah dapat

(16)

5

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dalam identifikasi masalah diatas, maka

penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL)

2. Media computer yang digunakan adalah virtual Lab dalam bentuk flash player

3. Pokok bahasan larutan penyangga hanya dibatasi tentang larutan penyangga, pH larutan

penyangga dan fungsi larutan penyangga.

4. Hasil belajar yang dilihat adalah pada aspek kognitif dan psikomotorik. Aspek kognitif

meliputi aspek kognitif Bloom dan aspek belajar afektif yang dilihat adalah sikap ilmiah

siswa.

5. Sikap ilmiah yang diteliti yaitu sikap ingin tahu, terbuka, disiplin, kritis, dan objektif

1.4. Rumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini

maka dibuat rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang diajarkan dengan

PBL yang diintegrasikan dengan laboratorium real dengan kelompok siswa yang

diajarkan dengan PBL yang diintegrasikan dengan laboratorium virtual?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa dengan tingkat sikap ilmiah tinggi,

sedang dan rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran praktikum dengan tingkatan sikap

ilmiah dalam mempengaruhi hasil belajar siswa?

4. Aspek kognitif manakah yang terkembangkan melalui kedua model praktikum tersebut?

1.5. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelompok siswa yang

diajarkan dengan PBL yang diintegrasikan dengan laboratorium real dengan kelompok

siswa yang diajarkan dengan PBL yang diintegrasikan dengan laboratorium virtual.

2. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa dengan tingkat

sikap ilmiah tinggi, sedang dan rendah.

3. Untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara model pembelajaran praktikum dengan

(17)

6

4. Untuk mengetahui aspek kognitif manakah yang terkembangkan melalui kedua model

praktikum tersebut.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar lebih menarik, efektif, efisien, dan

interaktif dalam usaha meningkatkan hasil belajar, khususnya dengan kegiatan

laboratorium.

2. Sebagai bahan masukkan bagi semua guru dan calon guru khususnya guru kimia untuk

lebih memperhatikan pentingnya laboratorium sebagai upaya untuk mencapai hasil

belajar yang lebih baik.

3. Lebih lanjut manfaat penelitian ini sebagai informasi dan bahan acuan bagi guru,

pengembang lembaga pendidikan, dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih

dalam tentang Laboratorium virtual kimia.

1.7. Definisi Oprasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami suatu variable yang

ada pada penelitian ini, maka perlu diberi defenisi operasional. Adapun defenisi operasional

dari penelitian ini adalah:

1. Laboratorium real (laboratorium nyata) merupakan tempat untuk melaksanakan

eksperimen. Laboratorium real (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana

siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari. Dalam laboratorium real siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri

atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau

proses sesuatu (Dzamarah dan Zain, 2002).

2. Konsep interaktif dalam pembelajaran selain dengan laboratorium nyata juga digunakan

media berbasis komputer. Dalam hal ini penggunaan komputer di aplikasikan dalam

bentuk virtual lab (Laboratorium virtual). Laboratorium virtual adalah suatu bentuk simulasi computer yang sangat bermanfaat ketika eksperimen real tidak mungkin

dilakukan karena terlalu mahal atau terlalu berbahaya untuk dilakukan. Dalam hal ini

virtual lab yang digunakan adalah “Penentuan Larutan Penyangga” dengan perangkat

(18)

7

3. Sikap ilmiah adalah sikap yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPA dan

merupakan sikap yang dimiliki oleh ilmuwan (Karhami, 2000). Aspek sikap ilmiah siswa

yang diamati dalam penelitian ini meliputi: sikap ingin tahu, terbuka, disiplin, kritis, dan

objektif

4. Hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar

seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam

belajar (Slameto, 1993).. Hasil belajar siswa dinyatakan dalam bentuk skor gain yang

diperoleh dari uji tes sebelum pembelajaran (pretes) dan uji tes setelah pembelajaran

(postes).

5. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH setelah penambahan

(19)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arends & Richards, I., (2007), Classroom Instruction And Management, McGrawHill, New York.

Arifin, M., (2001), Kegiatan Praktikum Terintegrasi untuk Meningkatkan Keterampilan Pedagogi Calon Guru, Mimbar Pendidikan, 3:55 – 60.

Arikunto, S., (2008), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Brotowidjoyo, M. D., (2002), Penulisan Karangan Ilmiah (Ed. Ke-2), Akademika Pressindo, Jakarta.

Dalgarno, B., (2009), Effectivenes Of A Virtual Laboratory As A Preparatory Resource For Distance Education Chemistry Students, Elsevier, Computer and education journal, 53: 853 – 865.

Dahar, R.W., (1986), Pengelolaan Pengajaran Kimia, Karunika, Jakarta.

Dahar, R.W., (1989), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.

Denim, S., (1995), Media Komunikasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Depdiknas, (2005), Standar Nasional Pendidikan, Depdiknas, Jakarta.

Dick, W., and Carey, L., (1996). The Systematic Design of Instruction. 4th edition, Longman: New York.

Eralp, A., (2009), Developing An Interactive Virtual Chemistry Laboratory Enriched With Constructivist Learning Activities For Secondary Schools, Procedia Social and Behavioral Sciences, 1: 1895 – 1898

Hafni, N., (2010), Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual Dibandingkan dengan Laboratorium Riil Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Tesis, Program Pascasarjana Unimed, Medan.

Haryanto, A.G., (2000), Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Jahro, I.S., (2009), Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Ilmu Kimia Disekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia. 1(1): 20 – 26.

Johnstone, (2000), Concept Mapping in Problem Based Learning: a Cautary Tale, Chemistry Research and Practice, 2: 84-95.

(20)

56

Karhami, (2000), Sikap IImlah sebagal Wahana Pengembangan Unsur Budi Peketri: Kajian Melalui sudut Pandang PengaJaran IPA, Portal InformasiPendidikan di Indonesia. Depdiknas, Jakarta.

Kronberg, J. R., and Griffin, M. S., (2000), Analysis Problem-a Means To Developing student’s Critical Thinking Skills, Journal of College Science Teaching, 2: 348-352

Miarso, Y., (2007), Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Kencana Prenada, Jakarta.

Natawidjaya, R., (1986), Penyusunan Instrumen Penelitian, IKIP Bandung Press, Bandung.

Nugraha, A. W., (2005), Penerapan Pendekatan Proses IPA pada Praktikum Kimia Fisika II Jurusan Kimia FMIPA UNIMED Melalui Kegiatan Praktikum Terpadu, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 11(2):107 – 112.

Padmanthara, S., (2007), Pembelajaran Berbantuan Komputer dan Manfaat Sebagai Media Pembelajaran, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 11(2): 130-142.

Purba, M., (2010), KIMIA 2 Untuk Kelas XI SMA, Erlangga, Jakarta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed ke-3, Balai Pustaka, Jakarta.

Rachmawati, M., dan Johari, J. M. C., (2009), Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI, Esis, Jakarta.

Rohmadi, N., (2008), Pengaruh Pembelajaran Fisika Menggunakan Lab Virtual Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa,

http://www.scribd.com/doc/32113533/Pembelajaran-fisika-menggunakan-lab-virtual

Roestiyah, N.K., (1990), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Nasution, S.R., (2007), Pembuatan Media Interaktif Berbasis Komputer dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Tesis, Program Pascasarjana Unimed, Medan.

Sadirman, A.M., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sagala, S., (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV. Alfabeta, Bandung.

Salirawati, D., (2006), Penerapan Metode Belajar Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation) Pada Praktikum Kimia Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mahasisw, Tesis, Program Pascasarjana UNY, Yogyakarta.

(21)

57

Saputra, A., (2011), Kumpulan Animasi Flash Gratis Untuk Media Pembelajaran Kimia

SMA. http://adisaputrabtm.wordpress.com

Saptono, R., (2003), Is problem based learning (PBL) a better approach for engineering education? CAFEO-21 (21st Conference of the Asian Federation of Engineering Organization), Yogyakarta.

Slameto, (2003), Teori Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, PT Rineka Cipta, Salatiga

Subagyo, dkk., (2009), Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(1):60-66.

Sudarman, (2007), PBL:Suatu Model Pembelajaran Untuk Memgembangkan Dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2(2): 68-73.

Sudzana, N., dan Rivai, (2001), Media Pengajaran, Sinar Baru Algesindo, Jakarta.

Sungur, S., Tekkaya, C,. dan Geban, O., (2006), Improving Achievment Through Problem-based Learning, Journal Based Education, 40(4): 155-160

Supranata, S., (2004), Analisa Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Suradijono, SHR., (2004), Problem-based learning: Apa dan bagaimana? Makalah Seminar. Penumbuhan Inovasi Sistem Pembelajaran: Pendekatan Problem-Based Learning berbasis ICT (Information and Communication Technology), Yogyakarta.

Sutresna, N., (1999), Kimia Untuk SMU Kelas III, Grafindo, Bandung.

Suyanti, R.D., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Yurnani, H., (2010), Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi, Tabularasa. 7(2): 95-104).

Yusnita, S. 2011. Pengaruh Penerapan Virtual dan Riil Lab Berbasis Cooperative Learnig Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Termokimia, Tesis, Program Pascasarjana Unimed, Medan.

Zebua, S.R., (2010), Pengaruh Media eXe Learning Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Tesis, Program Pascasarjana Unimed, Medan.

Gambar

Gambar 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran TGT (Team

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terintegrasi pendidikan

Pengembangan model pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kreativitas siswa dan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) untuk mengetahui rata-rata hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan (CTL) dengan media macromedia

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara model PBL menggunakan real lab dan PBL menggunakan virtual Chemlab terhadap hasil belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar aspek kognitif pada siswa yang diajar menggunakan metode inquiry terbimbing yang didukung dengan kegiatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar aspek kognitif pada siswa yang diajar menggunakan metode inquiry terbimbing yang didukung dengan kegiatan